Anda di halaman 1dari 8

“Aktualisasi Ajaran Brahmawidya Dalam Kehidupan

Sosial Keagamaan Hindu Di Era Digital”

OLEH :

NAMA : Gede Andi Lukhena Ramadani


NIM : 044410192
PRODI : Ilmu Komunasi
UPBJJ : DENPASAR
MATKUL : AGAMA HINDU
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan Agama merupakan kewajiban bagi semua umat manusia. Pendidikan
Agma Hindu tentunya akan selalu mengalami perkembangan dan perbaikan sesuai
dengan perkembangan di segala bidang kehidupan. Perubahan dan perbaikan dalam
bidang Ketuhanan ini meliputi berbagai komponen yang terlibat di dalamnya. M
emasuki masa era digitalisasi, bangsa Indonesia tidak mati-matinya selalu melakukan
pembangunan disegala bidang kehidupan baik pembangunan material maupun spiritual
termasuk di dalamnya sumber daya manusia akan ketaqwaannya terhadap Tuhan, salah
satu faktor yang menunjang pembangunan atau peningkatan sumber daya manusia yaitu
melalui pendidikan agama ditengah era digitalisasi ini. Sebagaimana mempelajari
tentang Ketuhanan yang telah dituangkan dalam kitab suci Braha Sutra dinyatakan
sebagaimana jalan yang dapat mengantar manusia kepada kesempurnaan sampai kepada
moksa.
Theologi atau Brahmavidya adalah ilmu tentang tuhan. Thoes (bahasa yunani) berarti
ilmu. Konsep ketuhanan penting untuk dipelajari agar mengerti dan memahami tentang
Tuhan sehingga dapat dihindari pengertian yang salah sejauh mungkin dengan
pengertian Tuhan dibedakan dari hal yang bukan Tuhan.
Masalah inilah yang nantinya akan dibahas dengan tujuan untuk mendapatkan
gambaran mengenai pengertian, konsep, pemahaman, sumber-sumber dan
implementasi ajaran Brahmavidya dalam kehidupan sehari-hari di era digitalalisasi
ini.

A. RUMUSAN MASLAH
1) Bagaimana Uraian-uraian Brahmavidya mengenai Sradha dan Bhakti dan
implementasi di lingkungan sekitar?
2) Bagaimana penerapan Brahmavidya didalam kehidupan sehari-hari?
3) Apa yang sebaiknya kita lakukan sebagai generasi muda atau milenial dalam
mempertahankan nilai-nilai keagamaan di era digitalisasi dan modernisasi ini?

B. TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui ajaran Brahmavidya mengenai Sradha dan Bhakti serta
penerapannya.
2. Untuk mengatahui apakah penting ajaran Brahmavidya dilakukan dalam
kehidupan seharai-hari ditengah era digitalisasi ini.
3. Untuk meningkatkan pengetahuan serta moral generasi muda terkhususnya yang
beragama hindu untuk erus menjaga nilai-nilai ketaqwaan dan keagamaan yang
telah ada sejak nenek moyang kita ditengah era digitalisasi ini.

C. MANFAAT
Adapun maanfaat dari penulisan makalah ini antara lain agar kita dapat menambah
pengetahuan serta wawasan sebagai pembacanya mengenai penerapan ajaran
Brahmavidya didalam kehidupan sehari-hari di era digitalisasi ini melalui apa yang
tentunya tertuang dalam kitab suci.

BAB II
PEMBAHASAN

A. AJARAN BRAHMAVIDYA (TEOLOGI) DALAM


MEMBANGUN SRADHA DAN BHAKTI
Teologi (brahmavidya) adalah ilmu tentang Tuhan. Sesungguhnya brahmavidya
merupakan bagian dari metafisika yang menyelidiki hal eksistensi menurut aspek
dari prinsipnya yang terakhir suatu prinsip yang luput dari indrawi tunggal.
Objeknya adalah Tuhan: eksistensi-Nya, esensi-Nya, dan aktivitas-Nya. Dikatakan
pula jelaslah bahwa ilmu tentang Tuhan tidak memberikan pengetahuan tentang
Tuhan yang dalam setiap hal sama dengan pengetahuan yang diperoleh dari ilmu
tentang objek-objek pengalaman inderawi sehari-hari. Pernyataan-pernyataan
tentang Tuhan tidak memberikan suatu pengetahuan yang memadai tentang Dia,
tetapi semata-mata pengetahuan yang bersifat analogis.. Di dalam konsep
Brahmavidya (teologi), pandangan tentangTuhan Yang Maha Esa dapat dijumpai
beraneka macam, seperti:

1. Polytheisme, yaitu keyakinan terhadap adanya banyak Tuhan (wujud Tuhan


berbeda- beda sesuai dengan keyakinan manusia).
2. Natural Polytheisme, yaitu keyakinan terhadap adanya banyak Tuhan sebagai
penguasa berbagai aspek alam, misalnya: Tuhan, matahari, angin, bulan,
dansebagainya.
3. Henotheisme atau Kathenoisme: keyakinan atau teori kepercayaan ini
diungkapkanoleh F. Max Muller ketika ia mempelajari kitab suci Veda.
Sebelumnya iamengajukan teori Natural Polytheisme seperti tersebut di atas.
Yang dimaksud denganHenotheisme atau Kathenoisme adalah keyakinan
terhadap adanya Deva yangtertinggi yang pada suatu masa akan digantikan oleh
Deva yang lain sebagai Devatertinggi. Hal ini dijumpai dalam Rgveda, pada
suatu masa Deva Agni menempatikedudukan tertinggi, tetapi pada masa
berikutnya, Deva itu digantikan oleh DevaIndra, Vayu atau Surya. Dalam
perkembangan selanjutnya, terutama pada kitab-kitab Purana Deva-Deva
tersebut di atas diambilah fungsinya dan digantikan oleh Deva-Deva Tri Murti.
Deva Agni digantikan oleh Brahma, Indra-Vayu digantikan oleh Visnu dan
Surya digantikan oleh Siva. Demikian pula misalnya Devi Saraswati adalah
Devi kebijaksanaan dan Devi sungai dalam Veda kemudian menjadi sakti
DevaBrahma dalam kitab-kitab Itihasa dan Purana. Juga deva Visnu yang sangat
sedikitdisebut dalam kitab Veda, tetapi mempunyai peranan yang sangat besar
dalam kitab-kitab Purana (Srimad Bhagavatam atau Bhagavata Purana.

4. Pantheisme, yaitu keyakinan bahwa di mana-mana serba Tuhan atau setiap


aspek alam digambarkan dikuasai oleh Tuhan.

5. Monotheisme, yaitu keyakinan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa (Tuhan
YangSatu). Keyakinan ini dibedakan atas monotheisme transcendent, yaitu
keyakinan yangmemandang Tuhan Yang Maha Esa berada jauh di luar ciptaan
Nya. Tuhan YangMaha Esa maha luhur, tidak terjangkau oleh akal pikiran
manusia; dan monotheismeimmanent, yaitu keyakinan yang memandang bahwa
Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta alam semesta dan segala isinya, tetapi
Tuhan Yang Maha Esa itu berada diluar dan sekaligus di dalam ciptaanNya. Hal
ini dapat diibaratkan dengan sebuah gelas yang penuh berisi air, kemudian
sebagian air tumpah, ternyata keadaan air dalam gelas tidak berubah.

6. Monisme, yaitu keyakinan terhadap adanya Ke-Esa-an Tuhan Yang Maha Esa
merupakan hakikat alam semesta. Esa dalam segala. Segalanya berada di dalam
yangEsa. Sebuah kalimat Brhadaranyaka Upanisad, menyatakan: satvam
khalvidamBrahman, artinya segalanya adalah Tuhan Yang Maha Esa.
Demikianlah berbagai pandangan tentang Brahmavidya (teologi) yang dikaji
melalui pendekatan historis danfilosofis.Penelusuran konsep ajaran Ketuhanan
(Brahmavidya/teologi) yang ada dalam Veda inimengandung ajaran fllsafat
Ketuhanan yang sangat tinggi. Hal ini pula menunjukkan bahwa bagaimana
alam pikiran umat manusia yang sangat terbatas, tidak dapat menjangkau
yangMaha Besar dan Maha Tinggi itu dan dinyatakan bahwa semua DevaDeva
itu sesu

Implementasi Brahmavidya dalam kitab suci tentang Sradha dan Bhakti terhadap
kehidupan sekitar :
1) Polytheisme – Natural Polytheisme – Widhi Tattwa – Bhakti Marga
a. Kita percaya dengan adanya Tri Murti, yaitu :
- Dewa Brahmana (Sang pencipta )
- Dewa Wisnu (Sang pemelihara )
- Dewa Siwa (Sang pelebur , Mengembalikan ke aslanya)
b. Kita percaya dengan adanya , yaitu :
- Dewa Agni ( Dewa Api)
- Dewa Bayu (Dewa Angina tau Udara)
- Dewa Baruna (Dewa Kelautan) - Dewa Surya (Dewa Matahari) -
Dan masih banya lagi .
c. Karena kita yakin akan adanya Tuhan maka dari itu kita memuja-Nya
d. Kepada Tuhan kita menyerahkan diri dan memohon perlindungan,serta
petunjuk-petunjuk-Nya agar kita menemukan jalan terang dalam menjalani
hidup.
e. Melaksanakan tri sandya dan yadnya sesa serta menghaturkan canang dan
banten
B. Penerapan Agama Hindu mengenai Brahmavidya didalam
kehidupan sehari-hari
Secara Tattwa Sastra Suci Veda sebagai landasan kehidupan beragama
Hindu banyak memberikan Pengetahuan yang begitu luas dalam berbagai
bidang termasuk sebagai materi dalam membentuk anak suputra dalam
pendidikan Pasraman. Konsep Catur Marga dapat dijadikan model yang ideal
untuk mengembangkan potensi anak misalnya diajarkan membuat sajen kecil,
dan belajar menghaturkannya. Disamping ada kegiatan di Pura seorang anak
diajak ungtuk ikut Ngayah. Dalam membantu pekerjaan orang Tua dapat pula
seorang anak berlatih diajak kesawah atau berkebun langsung agar memiliki
pengetahuan dan pengalaman langsung. Lain halnya dengan Swadharma orang
tua sebagai pelukis, membuat kerajinan patung dan sebagainya anak akan dapat
tumbuh kreativitasnya dengan membuat karya-karya yang sejenis.Memahami
ajaran agama dilakukan melalui tahapan, yaitu dari yang sederhana sampai
akhirnya ke tahap yang sempurna. Menurut Mundaka Upanisad I.2.12-13,
pengetahuan Brahma mesti di peroleh dari seorang guru. Seorang guru yang
ingin mengetahui pengetahuan tentang Brahma harus mendekat dengan ghee
ditangan kepada guru yang mengerto Veda. Hanya kepada dia yang mendekat
dengan sikap yang benar, dengan pikiran yang tenang, dan yang sudah mancapai
kedamaian, barulah guru yang mengerti mengajarkan pengetahuan dengan benar
tentang Brahmavidya (Radhakrishman,2008:531)
C. Meningkatkan pengetahuan generasi muda untuk melestarikan
serta menjaga nilai-nilai sosial keagamaan di era digitalisasi ini.

Generasi Hindu pada masa sekarang atau sering dikenal dengan Jaman Now dipengaruhi
oleh perkembangan IPTEK yang sangat maju, bukan saja di perkotaan namun sudah
sampai pada pelosok-pelosok desa. Jadi sudah jelas seseorang yang tidak dapat
menguasai, memanfaatkannya dengan baik untuk kebutuhan hidup seta
mengendalikannya agar tidak menjadi malapetaka bagi kemanusiaan itu sendiri. Lebih
spesifik penguasaan IPTEK diimbangi dengan pengetahuan agama dan ketrampilan
Seni-budaya sebagai hubungan sosial agar tercipta hubungan yang harmonis, karena
dengan IPTEK hidup akan menjadi mudah, dengan Agama yang mengandung tatanan
Nilai etika dan moralitas sebagai suluh Hidup serta mengembangan seni-budaya untuk
memperhalus Jiwa.
Weda memiliki banyak metode dan konsep-konsep terkhusus dalam hal edukasi bagi
generasi muda Hindu baik secara formal aupun nonformal. Secara formal
penyelenggaraan pendidikan telah mengacu pada Kurikulum K13 baik dari tingkat dasar
sampai tinggi telah dirancang dengan penilaian Kongnitif, Afektif dan Psikomotor.
Tentu tidak semua siswa dalam sekolahnya terdapat Guru agama Hindu dan tidak
mendapat pelajaran agama sebagaimana mestinya yang akhirnya diajarkan oleh guru
Hindu yang bukan dari matapelajaran agama disekolah tersebut, bahkan miris jika tidak
diisi maka siswa biasanya keluar ruangan bahkan biasanya diperbolehkan untuk ikut
mendengarkan pelajaran dari agama lain.
Melihat kondisi umat Hindu khususnya diluar Bali belum meratanya akses pendidikan,
salah satu solusi dengan menyelenggarakan pendidikan dengan sistem Pasraman.
Keunggulan Pasraman diantaranya waktu lebih panjang, bahasan materi bisa bervariasi
antara tattwa, susila dan upacara serta dapat melakukan program-program yang
memungkinkan untuk bersentuhan langsung dengan alam maupun masyarakat.

Secara Tattwa Sastra Suci Veda sebagai landasan kehidupan beragama Hindu banyak
memberikan Pengetahuan yang begitu luas dalam berbagai bidang termasuk sebagai
materi dalam membentuk anak suputra dalam pendidikan Pasraman. Konsep Catur
Marga dapat dijadikan model yang ideal untuk mengembangkan potensi anak misalnya
diajarkan membuat sajen kecil, dan belajar menghaturkannya. Disamping ada kegiatan
di Pura seorang anak diajak ungtuk ikut Ngayah. Dalam membantu pekerjaan orang Tua
dapat pula seorang anak berlatih diajak kesawah atau berkebun langsung agar memiliki
pengetahuan dan pengalaman langsung. Lain halnya dengan Swadharma orang tua
sebagai pelukis, membuat kerajinan patung dan sebagainya anak akan dapat tumbuh
kreativitasnya dengan membuat karya-karya yang sejenis.
Masih banyak lagi materi yang dapat dikembangkan Hindu dimanapun berada memiliki
kekhasan tersendiri misalnya Umat Hindu Bali punya banyak jenis tarian dan tabuh baik
yang bersifat sakral maupun profan yang perlu mendapat dukungan dari semua pihak
agar tetap lestarai di abad milenial ini. Dengan teknologi seorang siswa dapat merekam,
mendokumentasikan pelajaran yang diberikan pelatih, atau guru sehingga dapat diulang-
ulang kembali secara mandiri dirumah.
Dengan IPTEK generasi muda Hindu dapat merambah kedunia Wiracarita seperti dua
epos besar Ramayana dan Mahabrarata maupun legenda-legenda lokal yang sarat akan
nilai religi, sosial dan politik yang dapat dikembangakan menjadi filem pendek. Selain
sebagai hiburan didalamnya terdapat banyak ajaran mutiara-mutia Dharma sebagai
bentuk pemahaman dan penghayatan ajaran agama dalam tatanan masyarakat tradisi
milenial ini seperti lembaga adat, subak, banjar (di Bali) atupun didaerah lain sering
disebut Paguyuban, pesemetonan dan sejenisnya.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Konsep Sradha dan Bhakti ini sendiri banyak ditemukan dalam kitab suci
Regveda, Atharvaveda, Brahmasutri, Vedanta Bhagavadgita, dan lain-lain. Ajaran
sradha pada intinya terdiri dari lima keyakinan yang disebut Panca Sradha. Untuk
mendekatkan diri kepda Tuhan Yang Maha Esa, Agama Hindu memberikan kebebasan
kepada umat-Nya untuk menempuh berbagai jalan yang disebut dengan Catur Marga.
Matram-mantram Veda banyak mengungkap tentang Brahmavidya (teologi), yang
pada intinya mengisyaratkan agar manusia yakin dan percaya terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dan segala manifestasi-Nya, karena dengan demikian menusia akan dapat
mencapai tujuan hidupnya, yaitu moksa dan jagaditha , yaitu hidup sejahtera dan
bahagia, atau bahagia secara lahir batin. Di dalam konsep Brahmavidya (teologi) ,
pandangan tentang Tuhan Yang Maha Esa dapat dijumpai beraneka macam, seperti ,
Polytheisme, Natural Polytheisme, Henotheisme, atau Kathenoisme, Pantheisme,
Monotheisme, dan Monisme,
Dan generasi muda yang tumbuh dan berkembang di abad milenial ini sebagai wujud
implementasi dari Bhakti, Karma bahkan Jnananya, maka wajib ikut andil dalam
membuat dan menggunakan IPTEK melalui media-media yang tersedia untuk
menambah wawasan kita dalam menjaga ajaran Brahmavidya dalam persaingan
digitalisasi ini. Terlebih pada masa Brahmacari dituntut kreatif dan guru lebih
berperan sebagai fasilitator dan pentunjuk jalan. Penggunaan media sebagai alat-alat
grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun
kembali informasi visual dan verbal, digunakan untuk menyampaikan pesan atau
informasi khususnya mengenai pengetahuan bharmawidya.
DAFTAR PUSTAKA
BMP MKDU4224/MODUL 3
https://jambi.kemenag.go.id/news/508241/tantangan-di-era-globalisasi-
pembimas-hindu-minta-pemuda-hindu-pertahankan-nilai-agama-hindu.html

Anda mungkin juga menyukai