Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 1 PENDIDIKAN AGAMA HINDU

MAKALAH
BRAHMAVIDYA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

Oleh :
I MADE WISNU ADI WIRYAWAN
NIM 044411764

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


PRODI S1 ILMU HUKUM
UPBJJ-UT DENPASAR
SEMESTER I 2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mempelajari Ketuhanan merupakan hal yang penting, karena dinyatakan sebagai
jalan yang dapat mengantar manusia kepada kesempurnaan sampai kepada moksa.
Theologi atau BrahmaVidya adalah ilmu tentang Tuhan.Theos (bhs.Yunani) berarti
Tuhan dan Logos (Bhs. Yunani) berarti Ilmu. Perlunya belajar Ketuhanan adalah untuk
mengerti dan memahami tentang Tuhan agar dapat dihindari pengertian yang salah sejauh
mungkin tentang pengertian Tuhan yang dibedakan dari hal yang bukan Tuhan.
Konsep ketuhanan dalam Hindu terbagi dalam 2 jenis yaitu Saguna Brahman dan
Nirguna Brahman. Perspektif Nirguna Brahman yang dijadikan objek studi oleh
golongan jñani adalah Tuhan yang tidak boleh dibayangkan, tidak boleh digambarkan
(Donder, 2006: 113). Selanjutnya, konsep Brahmavidyā yang kedua adalah Tuhan yang
imanen atau Sagunam Brahman, yaitu konsep Tuhan. Maksudnya, Tuhan dapat dipahami
oleh umat manusia karena Tuhan dapat dipersonifikasikan dan dapat dimanifestasikan.
Tuhan dalam konsep Sagunam Brahman adalah Tuhan yang memiliki wujud, yaitu wujud
para dewa dan umat Hindu yang awam juga memahami-Nya dalam wujud arca sehingga
umat Hindu, baik di Bali maupun di luar Bali.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang dapat diangkat dari makalah ini adalah:
1. Bagaimana konsep Brahma Widya di era digital ?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Brahmavidya

Kedudukan Brahmavidya (ilmu pengetahuan tentang kesejatian Brahman atau Ida


Sang Hyang Widhi Wasa) dalam agama Hindu adalah sangat mendasar dan urgen. Dalam
pustaka Brahma Sutra I.1.1 diuraikan bahwa jalan untuk mencapai moksah atau nirwana
adalah dengan mengenal Brahman/Ida Sang Hyang Widhi Waa secara tepat dan baik.
Apabila ditinjau secara etimologi kata Brahmavidya terdiri dari kata Brahma yang berarti
Tuhan dan kata vidya yang berarti pengetahuan. Brahmavidya berarti pengetahuan tentang
Tuhan. Kita juga mengenal tentang istilah theologi, yang berasal dari bahasa Yunani, theos,
artinya Tuhan dan logos artinya pengetahuan. Theologi berarti pengetahuan tentang Tuhan.
Jadi, Brahmavidya sama artinya dengan theologi. Hal utama yang dibahas dalam
Brahmavidya adalah konsepsi Ketuhanan dalam Agama Hindu, dengan segala aspeknya baik
ciptaannya meliputi manusia maupun alam semesta.
Brahmavidya atau teologi memiliki objek studi tentang “sesuatu yang ada tetapi
tidak nampak ada sekaligus juga sebagai yang tidak nampak ada tetapi ada”, artinya bahwa
melakukan studi tentang Tuhan secara tepat tanpa kesalahan adalah sesuatu yang tidak
mungkin. Sebagaimana seseorang yang sedang berlayar di samudera, ia hanya mampu
mengira-ngira tentang kedalaman samudera, juga mengira- ngira habitat yang ada di
dalamnya. Tidak ada siapa pun baik kitab suci, para rsi, bahkan para deva sekali pun
mengetahui Tuhan (Bhagavadgita X : 2). Tuhan selamanya adalah misteri.H! Walaupun
demikian, untuk memudahkan umat manusia dalam melaksanakan pemujaan, pengabdian
atau hubungan dengan Tuhan, maka dengan kasih sayang-Nya Tuhan menurunkan penuntun
atau petunjuk berupa ajaran-Nya yang kemudian ditulis oleh para Maharsi menjadi kitab
suci.
Sebagaimana sifat unsur yangmembangun alam semesta ini adalah rwa
bhineda, maka segala yang diciptakan di dunia ini pun termasuk pengetahuan atau ajaran
tentang-Nya diciptakan dalam dua bentuk. Kedua bentuk pengetahuan itu adakah Nirguna
Brahma dan saguna brahma. Pengetahauan Nirguna diperuntukkan bagi yang tidak terikat
dengan kesadaran badan fisik, sedangkan pengetahuan saguna brahma diperuntukkan bagi
yang masih terikat dengan kesadaran badan fisiknya.
Nirguna Brahman adalah Brahman yang bebas dari guna atau segala bentuk aktivitas,
juga disebut para Brahman, Brahman yang tertinggi. Dalam lontar-lontar tattwa biasanya
disebut sebagai Parama Siwa, Nirguna Brahman juga dikatakan Tuhan dalam bentuk
transenden. Dalam KBBI, kata transenden diartikan “di luar segala kesanggupan manusia”
Tuhan dalam bentuk transenden maksudnya ialah Tuhan di luar jangkauan segala
kemampuan daya pikir manusia, untuk membahas dan menelaah secara tuntas dikatakan juga
Tuhan dalam keadaan tanpa sifat, dalam hukumnya yang semula atau “Nirguna Brahma”
disebut juga Sunya. Kemampuan berpikir manusia itu memang terbatas, kalau seandainya
wilayah jangkauan berpikir manusia digambarkan dalam bentuk lingkaran maka keadaan
Tuhan yang transenden, berada di luar di lingkaran itu. Sedangkan Saguna Brahman adalah
Brahman yang sudah terpengaruh maya disebut juga apara Brahman. Dalam lontar-lontar
tattwa di Indonesia biasanya disebut Sada Siva. Saguna Brahman disebut juga Tuhan dalam
bentuk yang imanen. Dalam KBBI kata imanen berarti berada dalam kesadaran atau dalam
akal budi (pikiran). Tuhan dalam bentuk yang imanen berarti Tuhan dalam sifatnya yang
terjangkau akal pikiran manusia. Sesuatu yang ada dalam alam imanen berarti sesuatu yang
ada dalam alam pikiran berarti sesuatu yang dapat diketahui, Tuhan yang imanen, artinya
Tuhan yang dapat diketahui, yang ada dalam ciptaannya. Dalam bahasa lain Tuhan yang
imanen dikatakan juga sebagai Tuhan yang berpribadi (personal god) diketahui dari berbagai
sifat yang ada padanya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

Pikiran manusia yang terbatas tidak akan bisa mencapai sesuatu yang tidak terbatas.
Maka diperlukan suatu media/bentuk yang bisa menghubungkan atau memusatkan pikiran
manusia kepada pribadi yang dipuja (Brahman/Tuhan). Maka dari itu dalam agama Hindu
dikenal istilah Saguna Brahman dan Nirgunam Brahman. Saguna artinya memiliki atribut
sehingga Saguna Brahman adalah Tuhan yang mempunyai nama, bentuk dan atribut lainnya.
Sedangkan Nirgunam artinya tanpa atribut sehingga Nirgunam Brahman adalah Tuhan
merupakan jiwa suci yang tidak mempunyai bentuk, tidak punya nama, ataupun atribut
lainnya. Untuk lebih mudahnya, seseorang yang memuja Tuhan sebagai Saguna Brahman
akan cenderung untuk melakukan pemujaan kepada Dewa-Dewi dan memusatkan pikiran
pada pribadi Dewa yang disembah. Sedangkan seseorang yang memuja Tuhan sebagai
Nirgunam Brahman tidak akan mempersonifikasikan lagi pribadi Beliau karena sudah
mencapai tahap pencerahan tertinggi untuk bisa mamahami dan merasakan kehadiran
Brahman.
Seseorang yang tingkat spiritualitasnya masih rendah akan membutuhkan media
dalam pemujaannya. Sehingga kebanyakan orang akan memuja Beliau sebagai pribadi yang
mempunyai bentuk dan dibuatkanlah simbol baik berupa arca, relief ataupun gambar. Dalam
sarana upacaranya memakai persembahan apakah banten, buah atau makanan, maupun
kurban. Sedangkan bagi mereka yang sudah mempunyai tingkat spiritual tinggi, tidak akan
memerlukan media apapun karena dia sudah bisa merasakan kehadiran Tuhan sebagai
nirguna brahman dan akan mempersembahkan dirinya sendiri. Mempersembahkan diri
sendiri dalam hal ini bukan berarti melakukan tindakan bunuh diri demi mempersembahkan
nyawanya kepada Tuhan atau berperang atas nama Tuhan. Melainkan melepaskan semua
ikatan duniawi. memutuskan semua hubungan/tidak bergantung lagi dengan siapapun, tidak
mempunyai nafsu ataupun ambisi apapun, hanya berserah dan selalu memuja Beliau sampai
tercapai tujuannya yaitu Moksa.
DAFTAR PUSTAKA

Bantas. I Ketut, 2009. Pendidikan Agama Hindu MKDU4224/MODUL 1 Universitas


Terbuka, Jakarta
Donder, I Ketut. 2006. Theologi Kasih Semesta (Kritik Terhadap Epistemologi, Klaim
Kebenaran, Program Misi, Komparasi Dan Konversi, Surabaya : Paramita.

http://filsafat-hindu.blogspot.com/2016/05/saguna-dan-nirguna-brahman.html (diakses pada


tanggal 05/11/2021)
https://pasraman.com/knowledgebase/bab-iv-konsep-saguna-dan-nirguna/ (diakses pada
tanggal 05/11/2021)

Anda mungkin juga menyukai