MAKALAH
BRAHMAVIDYA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
Oleh :
I MADE WISNU ADI WIRYAWAN
NIM 044411764
3.1 Simpulan
Pikiran manusia yang terbatas tidak akan bisa mencapai sesuatu yang tidak terbatas.
Maka diperlukan suatu media/bentuk yang bisa menghubungkan atau memusatkan pikiran
manusia kepada pribadi yang dipuja (Brahman/Tuhan). Maka dari itu dalam agama Hindu
dikenal istilah Saguna Brahman dan Nirgunam Brahman. Saguna artinya memiliki atribut
sehingga Saguna Brahman adalah Tuhan yang mempunyai nama, bentuk dan atribut lainnya.
Sedangkan Nirgunam artinya tanpa atribut sehingga Nirgunam Brahman adalah Tuhan
merupakan jiwa suci yang tidak mempunyai bentuk, tidak punya nama, ataupun atribut
lainnya. Untuk lebih mudahnya, seseorang yang memuja Tuhan sebagai Saguna Brahman
akan cenderung untuk melakukan pemujaan kepada Dewa-Dewi dan memusatkan pikiran
pada pribadi Dewa yang disembah. Sedangkan seseorang yang memuja Tuhan sebagai
Nirgunam Brahman tidak akan mempersonifikasikan lagi pribadi Beliau karena sudah
mencapai tahap pencerahan tertinggi untuk bisa mamahami dan merasakan kehadiran
Brahman.
Seseorang yang tingkat spiritualitasnya masih rendah akan membutuhkan media
dalam pemujaannya. Sehingga kebanyakan orang akan memuja Beliau sebagai pribadi yang
mempunyai bentuk dan dibuatkanlah simbol baik berupa arca, relief ataupun gambar. Dalam
sarana upacaranya memakai persembahan apakah banten, buah atau makanan, maupun
kurban. Sedangkan bagi mereka yang sudah mempunyai tingkat spiritual tinggi, tidak akan
memerlukan media apapun karena dia sudah bisa merasakan kehadiran Tuhan sebagai
nirguna brahman dan akan mempersembahkan dirinya sendiri. Mempersembahkan diri
sendiri dalam hal ini bukan berarti melakukan tindakan bunuh diri demi mempersembahkan
nyawanya kepada Tuhan atau berperang atas nama Tuhan. Melainkan melepaskan semua
ikatan duniawi. memutuskan semua hubungan/tidak bergantung lagi dengan siapapun, tidak
mempunyai nafsu ataupun ambisi apapun, hanya berserah dan selalu memuja Beliau sampai
tercapai tujuannya yaitu Moksa.
DAFTAR PUSTAKA