Anda di halaman 1dari 9

TUGAS TUTORIAL ONLINE 1

MATA KULIAH

AGAMA HINDU

OLEH :

NAMA : I MADE SUARTA YANA

NIM : 044409657

PRODI : MANAGEMEN

UPBJJ-UT : DENPASAR

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TERBUKA
2022
“AKTUALISASI AJARAN BRAHMAWIDYA DALAM KEHIDUPAN
SOSIAL KEAGAMAAN HINDU DI ERA DIGITAL”

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mempelajari Ketuhanan sebagaimana diungkapkan dalam kitab Brahma


Sutra I.I.I., merupakan hal yang penting, karena dinyatakan sebagai jalan yang
dapat mengantar manusia kepada kesempurnaan sampai kepada moksa.
BrahmaWidya adalah cabang pengetahuan kitab suci yang diperoleh
terutama melalui studi Upanishad, Brahma Stra, dan Bhagavad Gita. Berasal dari
kata sansekerta brahma dan vidyā, brahman adalah jenis kelamin netral dari akar
kata bentuk brih yang berarti besar. Karena kata besar belum memenuhi syarat
untuk mengungkapkan dimensinya, maka kita harus memahami bahwa kata
brahman berarti yang bebas dari segala bentuk batasan. Vidya berasal dari akar kata
vid, yang berarti mengetahui, maka kata vidya berarti pengetahuan. Oleh karena itu
Brahma Vidya berarti pengetahuan tentang apa yang bebas dari segala bentuk
batasan. Brahmawidya adalah pengetahuan spiritual Yang Mutlak. Theologi atau
Brahma Vidya adalah ilmu tentang Tuhan. Theos (bhs.Yunani) berarti Tuhan
dan Logos (Bhs. Yunani) berarti Ilmu.Perlunya belajar Ketuhanan adalah untuk
mengerti dan memahami tentang Tuhan agar dapat dihindari pengertian yang salah
sejauh mungkin tentang pengertian Tuhan yang dibedakan dari hal yang bukan
Tuhan.Masalah Ketuhanan inilah yang akan dibahas berturut-turut dalam uraian
berikut untuk mendapatkan gambarang yang jelas tentang pengertian, konsep,
serta metode penghayatan tentang Tuhan sebagaimana dapat kita lihat sepanjang
sejarah pertumbuhan agama Hindu.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat diangkat dari makalah ini adalah:

 Bagaimana konsep Brahma Widya?

 Bagaimana cara penghayatan Brahma Widya?

 Bagaimana cara pemujaan Brahma Widya?

 Apa saja sarana pemujaan Brahma Widya?


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Brahma Widya


Kedudukan Brahma Widya (ilmu pengetahuan tentang kesejatian
Brahman atau Ida Sang Hyang Widhi Waça) dalam agama Hindu adalah
sangat mendasar dan urgen. Dalam pustaka Brahma Sutra I.1.1 diuraikan
bahwa jalan untuk mencapai moksah atau nirwana adalah dengan
mengenal Brahman/Ida Sang Hyang Widhi Waça secara tepat dan
baik.Apabila ditinjau secara etimologi, Brahma Widya berarti ilmu yang
mempelajari tentang kesejatian Brahman atau Ida Sang Hyang Widhi
Waça dalam segala aspek-Nya. Guna memahami “keberadaan” beliau serta
segala sesuatu tentang-Nya, satu-satunya jalan yang harus ditempuh adalah
dengan mendalami pustaka-pustaka suci.Pernyataan
“Sāstrayonitwat” (Brahma Sutra I.1.3) menegaskan bahwa “Pustaka Suci
Weda dan Sastra Agama”-lah yang merupakan sumber utama untuk dapat
memahami-Nya. Pernyataan itulah yang menjadi pegangan teguh dan
diyakini tanpa reserve oleh setiap pribadi Hindu, karena kenyataannya
memang tidak dapat dibantah.

2.2 Penghayatan Brahma Widya


Berbagai model yang dapat dilihat dalam kehidupan beragama
untuk menghayati dan menunjukkan rasa bhakti dari setiap kelompok
keyakinan kepada yang diyakini sebagai kausa prima. Berikut ini adalah
beberapa model yang panghayatan terhadap Brahman atau Ida Sang Hyang
Widhi Wasa :
1. Animisme
Model keyakinan dalam Animisme adalah bahwa setiap yang ada di
alam raya ini adalah mempunyai jiwa/roh.Roh adalah wujud non fisik
yang senantiasa hidup sepanjang alam raya ini ada.Demikian juga
bahwa setiap satu kesatuan wilayah ada roh yang bertanggung jawab,
melindungi, menata dan mengatur wilayah tersebut.
Karena roh sifatnya permanen, maka setiap orang wajib dan sangat
menghormati roh leluhurnya serta roh para tokoh yang ada di
lingkungannya. Mereka (para roh leluhur) diyakini senantiasa akan
menuntun, membimbing dan mengarahkan para keturunannya (sang
prati-sentana) sehingga menemukan kebahagiaan hidup.
2. Dynamisme
Merupakan suatu keyakinan akan adanya roh-roh suci, benda-benda
dan tempat-tempat sakral. Bahwa segala sesuatu yang ada di alam ini
adalah berjiwa (memiliki kekuatan).Di atas segala jiwa, ada “jiwa
tertinggi/jiwa utama”. Dari keyakinan akan adanya roh-roh suci dan
benda-benda serta tempat-tempat sakral ini, memunculkan adanya
aktivitas perawatan terhadap benda-benda tersebut dan perawatan
terhadap tempat-tempat khusus di masing-masing wilayah.
3. Polytheisme
Suatu keyakinan yang mengakui adanya banyak tuhan, dimana
masing- masing tuhan mempunyai sifat sendiri-sendiri. Penganut
Polytheisme dalam memuja tuhan sering dan pasti melakukan
perpindahan dari satu tuhan ke tuhan yang lain apabila yang
bersangkutan beralih profesi. Oleh Max Muller (pemimpin kaum
missionaris Jerman), karena kebingungannya dalam memahami
konsep-konsep pemikiran pada pustaka suci Reg Weda, model
demikian disebut Kathenoisme. 
4. Monotheisme
Model ini menekankan akan adanya keyakinan terhadap satu tuhan.
Keyakinan model ini dapat dibedakan menjadi dua macam yang
antara satu dengan yang lain sangat bertolak belakang, yakni:
a. M onotheisme Absolut .
Model ini bercirikan:

• Tuhan berwujud tunggal dan bersifat personal/individu


serta memiliki jenis kelamin laki-laki.
• Dalam pemujaan selalu dituakan, harus dipuja dengan
sebutan bapak, tidak
 boleh dipuja sebagai: kakak, teman, adik, ibu, dan sejenisnya.

• Memiliki tempat sendiri, yaitu sorga. Ia dapat pergi kemana-


mana tetapi tempat tinggal yang tetap adalah sorga.
• Merupakan raja yang berkuasa penuh atas sorga dan dunia;
juga penguasa atas segala takdir.
• Raja ini harus selalu disembah dan dipuja. Manusia harus
sering dan taat menyembah dan menghormatinya sehingga
sang raja menjadi puas, dan manusia harus senantiasa takut
kepadanya.
• Manusia harus hanya menyembahnya, tidak boleh
menyembah yang lain. Apabila menyembah yang lain, berarti
penghianatan terhadap kerajaan-Nya. Bila hal ini terjadi,
maka tuhan akan menghukum dan menjebloskannya ke
neraka.
• Tuhan mempunyai musuh/saingan abadi yakni
Setan/Kuasa Kegelapan.  Karena itu akan selalu terjadi
persaingan antara kedua kekuatan tersebut dalam
memperebutkan manusia. Apabila manusia mau dikuasai oleh
setan, maka tuhan akan murka dan pada akhirnya manusia
akan dijebloskan ke neraka abadi.
• Kehendak tuhan di sorga, agar diketahui oleh manusia, maka
dikirim para rasul. Manusia harus menuruti kehendak
tersebut, apabila menentang atau menyimpang, maka akan
dijebloskan ke neraka.
b. M onotheisme Non Absolut.
Model ini menunjukkan ciri-ciri:
• Tuhan adalah tunggal, tetapi boleh dipuja dalam banyak nama
serta boleh diposisikan sebagai ayah, ibu, guru, pemimpin,
teman, kekasih, kakak, dan sejenisnya.

• Tuhan yang tunggal memiliki berbagai manifestasi atau


perwujudan. Fungsi perwujudan adalah agar para
penyembahnya dapat menghayati keberadaan beliau.

• Tuhan tidak menentukan segalanya, beliau hanya menguasai


beberapa takdir saja, seperti: umur planet, gerakan alam,
pertumbuhan mahluk, dsb.
• Tuhan tidak mempunyai musuh abadi, juga tidak murka
apabila manusia melakukan penyimpangan. Tuhan hanya
memantulkan apa adanya seperti apa yang dilakukan mahluk
ciptaannya (ibarat cermin).anusia menjadi baik atau jahat,
cerdas atau bodoh, kaya atau miskin, dan sejenisnya
tergantung dari dirinya sendiri. Bukan karena rayuan setan,
cobaan dari tuhan, bukan pula karena takdir tuhan.
• Manusia masuk sorga atau jatuh ke dalam neraka juga karena
dirinya sendiri,bukan karena hukuman dari tuhan.

• Tuhan mengayomi seluruh ciptaannya dengan penuh kasih


sayang. Beliau bersifat netral ibarat cermin datar
memantulkan setiap bayangan yang ada di depannya.
5. Pantheisme
Konsepsi ketuhanan pada model ini menyatakan bahwa jiwa yang
terdapat pada setiap mahluk pada akhirnya akan kembali kepada tuhan
(manunggaling kawula lan Gusti). Selain itu, tuhan juga mau
mengambil perwujudan dalam berbagai bentuk duniawi, bukan saja
sebagai manusia, tetapi juga sebagai manusia setengah binatang,
sebagai binatang, bahkan sebagai tumbuh-tumbuhan.
Ada tiga macam perwujudan umum yang dipakai oleh tuhan, seperti:
a. Anthrophomorphes; tuhan mengambil wujud sebagai manusia super,
yakni manusia dengan berbagai kelebihan/keistimewaan, seperti:
sangat sakti, dapat memurti, melakukan hal-hal diluar
kemampuan manusia biasa, dsb.
b. Semi Anthrophomorphes; tuhan mengambil wujud setengah atau
sebagian manusia sebagian binatang, seperti: Narasimha, Ganeça,
dsb.
c. Unanthrophomorphes; tuhan mengambil wujud penuh sebagai
binatang atau sebagai tumbuh-tumbuhan, seperti: Kurma Awatara,
Matsya Awatara, Soma, dsb.
6. Henotheisme
Model ini menyatakan bahwa dewa yang banyak itu adalah tunggal
adanya, dan yang tunggal itu adalah banyak adanya.
Ciri-ciri dari konsep model ini adalah:
Tuhan ada pada posisi: paling tinggi, paling mulia, paling utama dan
seluruh alam beserta isinya menyatu dengannya.

2.3 Implementasi Brahma Vidya

Pemujaan kepada Sang Hyang WIdhi dalam Teologi Hindu/Brahma Widya


dilakukan dengan dua model, yakni:
1. Trancendental (Nirguna Brahma)
Dalam Nirguna Brahma,Sang Hyang Widhi dipuja/dihayati dalam
posisi “acintya rupa” atau bisa dikatakan diluar dari kemampuan pikir
manusia.
2. Immanen (Saguna Brahma)
Dalam Saguna Brahma Sang Hyang Widhi dipuja/dihayati dalam
posisi berwujud sehingga dapat dijangkau oleh rasa atau daya pikir
manusia.Sebagai ajaran Teologi Hindu/Brahma Widya dibahas tentang
Tuhan Yang Maha Esa, ciptaanNya, termasuk manusia dan alam
semesta.
"Agama Hindu adalah agama politheisme yang menyembah
banyak Tuhan?". Hal ini sering saya dengar dari saudara beda agama
yang mungkin belum mengerti tentang konsep ketuhanan dalam
Hindu. Dengan demikian maka sering muncul pemikiran yang
cenderung merendahkan karena ketidakjelasan Tuhan mana
sebenarnya yang disembah. Padahal sebenarnya Hindu bukanlah
agama monotheisme, politheisme, atheisme ataupun lainnya. Konsep
agama Hindu adalah Panteisme yaitu agama universal (satu Tuhan
untuk semuanya).Kenapa Agama Hindu disebut Panteisme? Memang
terdapat perbedaan dalam proses tata cara penyembahan dan bahkan
perbedaan nama Beliau yang disembah sesuai dengan alirannya tetapi
sebenarnya mereka tetap menyembah satu Tuhan yang disebut
Brahman/Ida Sang Hyang Widhi Wasa dikarenakan Beliau
mempunyai banyak gelar seperti yang disebutkan oleh sloka-sloka
berikut:
"Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangruwa" yang artinya
berbeda-beda tetapi tetap satu, tidak ada Dharma/Tuhan yang lainnya.
"Ekam Sat Wiprah Bahuda Wadhanti" artinya Tuhan hanya satu, tetapi
para resi bijaksana menyebut Beliau dengan banyak nama.
Berbeda dengan monotheisme yang hanya menyembah satu Tuhan,
tetapi sayangnya hanya berpihak pada satu kelompok saja, sedangkan
kelompok lain adalah kaum musuh yang harus dibasmi. Atau paham
politheisme yang jelas-jelas menunjukkan perbedaan dan
penyembahan berhala.
Dewa berasal dari kata "Div" yang artinya sinar suci dari
Tuhan/Ida Sang Hyang Widhi. Dewa adalah belahan dari Tuhan yang
mana sebenarnya sama dengan mahluk lainnya termasuk manusia yang
merupakan percikan terkecil dari Beliau karena Beliau adalah sumber
dari segala kehidupan hanya saja Dewa berbentuk Sarira/roh/atma
yang mempunyai sifat dan kemahakuasaan yang hampir sama dengan
Tuhan. Diantara nama Dewa-Dewa yang ada hanya ketiga dewa yang
mempunyai sifat yang mendekati sama dengan Tuhan diantaranya
Dewa Brahma, Dewa Wisnu dan Dewa Siwa sehingga ketiga dewa
tersebut dijadikan dewa tertinggi dalam agama Hindu yang disebut Tri
Murti.
Filsafat merupakan ilmu pengetahuan yang sangat luas
cakupannya.Filsafat Hindu (darsana) merupakan proses rasionalisasi
(pembuktian berdasarkan fakta) dari agama dan merupakan bagian
integral dari agama Hindu yang tidak bisa dipisah-pisahkan.Filsafat
Hindu sering kali dianggap Atman sentris, artinya semuanya dimulai
dari Atman dan akhirnya berakhir pada Atman.
Filsafat hindu bukan hanya merupakan spekulasi atau dugaan
belaka, namun ia memiliki nilai yang amat luhur, mulia, khas dan
sistematis yang didasarkan oleh pengalaman spiritual mistis. Sad
darsana yang merupakan 6 sistem filsafat hindu, sarana pengajaran
yang benar atau cara pembuktian kebenaran. Adapun bagian-bagian
dari Sad Darsana adalah :

• Nyaya, pendirinya adalah Gotama dan penekanan ajarannya ialah


pada aspek logika.
• Waisasika, pendirinya ialah Kanada dan penekanan
ajarannya pada pengetahuan yang dapat menuntun seseorang
untuk merealisasikan sang diri.
• Samkhya, menurut tradisi pendirinya adalah Kapita. Penekanan
ajarannya ialah tentang proses perkembangan dan terjadinya alam
semesta.
• Yoga, pendirinya adalah Patanjali dan penekanan ajarannya adalah
pada pengendalian jasmani dan pikiran untuk mencapai Samadhi.
• Mimamsa (Purwa-Mimamsa), pendirinya ialah Jaimini dengan
penekanan ajarannya pada pelaksanaan ritual dan susila menurut
konsep weda.
• Wedanta (Uttara-Mimamsa), kata ini berarti akhir Weda. Wedanta
merupakan puncak dari filsafat Hindu. Pendirinya ialah Sankara,
Ramanuja, dan Madhwa. Penekanan ajarannya adalah pada hubungan
Atama dengan Brahma dan tentang kelepasan.
BAB III
PENUTUP

Jadi dapat disimpulkan bahwa Hindu tidak menganut paham monotheisme,


politeisme, atheisme tetapi panteisme yang bersifat universal sehingga Hindu bisa
menyatu dengan unsur daerah manapun tanpa adanya perselisihan sehingga
penyebaran agama Hindu tidak pernah sekalipun dilakukan melalui kekerasan.
Hindu tetap menyembah satu Tuhan yang disebut Brahman/Ida Sang Hyang Widhi
hanya saja karena sifat dan kemahakuasaan Beliau sangat sulit untuk bisa dipahami
akal manusia yang masih sangat terbatas sehingga manusia lebih cenderung untuk
menyembah Dewa-Dewa yang sebenarnya sama artinya dengan dengan
menyembah Tuhan.
Fungsi para dewa adalah untuk mengatur jalannya roda kehidupan baik dalam
penciptaan, perjalanan waktu, dan peleburan serta proses setelah kematian. Mereka
juga membantu makluk lainnya termasuk manusia untuk bisa mengerti konsep
ketuhanan dan mengatur tatatan hidup manusia. Sehingga secara tidak langsung
mereka adalah wakil dari Tuhan yang mengatur segala kehidupan sesuai dengan
tugasNya masing-masing dan juga sebagai penghubung antara Tuhan dengan
ciptaanNya. Dengan kata lain apabila manusia melakukan persembahan kepada
salah satu dewa maka sama artinya mereka menyembah Tuhan dan dewa lainnya
karena mereka semua adalah satu tetapi berbeda karena fungsinya. Sama halnya
dengan kita sendiri, dengan menjaga diri sendiri dan menghormati orang lain
artinya juga kita menjaga dan menghormati Tuhan karena Tuhan juga bersemayam
dalam diri manusia.
Pokok-pokok keimanan dalam agama Hindu dapat dibagi menjadi lima
bagian disebut Panca Sraddha terdiri dari brahman,atman,karmaphala,punarbhawa
dan moksa. Ada Sembilan cara bhakti atau bertakwa kepada Ida Sang Hyang Widhi
yang biasa disebut Navavidha bhakti. Bagian- bagian dari Navavidha bhakti yaitu:
Srawanam, Kirtanam, Smaranam, Padasevanam, Arcanam, Vandanam, Dasya,
Sakhya, Atmanivedanam.
DAFTAR PUSTAKA

Sudiani, Ni Nyoman, Untung Suhardi, dan Sukirno H.R. (2020) Pendidikan Agama
Hindu. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

http://erepo.unud.ac.id/id/eprint/5433/1/27734bb073a3dc8e522e92db3f6b1e7f.pdf

https://stahnmpukuturan.ac.id/jurnal/index.php/genta/article/view/1243

http://tugasinternetkampus.blogspot.co.id/2011/07/theologi-hindu-brahma-
vidya.html

http://sejarahharirayahindu.blogspot.co.id/2012/05/brahma-widya.html
http:filsafat-hindu.blogspot.co.id/2014/11/konsep-ketuhanan-dalam-agama-
hindu.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai