Disusun oleh
Made Pitriani
Dosen Pengampu
Ni made anggreni,S.Ag.,M.pd
Ada aspek Tuhan yang mutlak yang biasa disebut sebagai “Brahman”
yang berarti besar tak terbatas. Dia adalah Ketakterbatasan itu sendiri. Namun,
Dia juga bersifat immanen pada segala yang tercipta.1 Kata Brahman berarti
“rohani.” Tuhan bersifat rohani, dan sinar dari badan rohani disebut brahmajyoti.2
Widhi, Tuhan yang maha kuasa (Brahman) yang turun kedunia di kala umat
manusia dilanda keruntuhan pegangan hidup dan kehancuran moral. Sri Krishna
mengajarkan manusia untuk bekerja, sebab bekerja adalah sama dengan tindakan
hukum. Berehenti bekerja adalah melawan tindakan hukum alam. Disiplin kerja
adalah bekerja ditunjukan kepada hukum alam itu sendiri. Hukum alam dalam
agama Hindu adalah Brahman. Brahman adalah Tuhan Yang Maha Esa.
Berbakti kepada Brahman, Hyang Widhi atau Tuhan Yang Maha Esa
adalah disiplin hidup manusia yang paling utama. Kerja apapun yang dilakukan
manusia tanpa disiplin hidup berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa , semuanya
akan sia-sia.3 Karna Brahman adalah sebab adanya dunia material ini. Brahman
1
Syafieh, “Tuhan Dalam Perspektif Al-Qur‟an” Jurnal At-Tibyan, Vol. 1 No. 1 Januari-
Juni 2016, h. 148
2 Brahmajyoti adalah sinar atau cahaya dari panacaran Ida Sang Hyang Widhi (Brahman)
atau Tuhan yang maha Esa. lihat Swami Prapuphada, Bhagavad Gita Menurut Asli Nya, h. 20
3 Nyoman S. Pendit, “Aspek-Aspek Agama Hindu: Seputar Weda dan Kebajikan”
51
yang tidak tampak itu berada dalam segala sesuatu yang digambarkan seperti
Brahman yang dicapai oleh mereka yang melalui jalan para dewa tak dapat
Tertinggi meliputi segalanya, sebagai sang Diri batin bagi semuanya. Brahman
seperti itu tak dapat dicapai, sebab Dia merupakan sang Diri dari setiap orang.
Apa yang disebut sebagai realisasi Brahman Tertinggi tiada lain adalah pelepasan
kebodohan tentang-Nya.
Dalam Reg Weda dijelaskan bahwa Tuhan itu satu, dari segala sesuatu
yang belum ada, namun beliau telah ada. Tuhan (Brahman) itu tidak bisa dikenali
wujud dan bentuk seperti apa. Kemudian beliau berkehendak ingin menciptakan,
yang pertama kali diciptakan oleh beliau adalah wujud nya sendiri yang disebut
Dewa Brahma, Dewa Wisnu dan Dewa Siwa. Jadi sesungguhnya ketiga Dewa ini
Pada pernyataan sloka diatas, bahwasanya asal mula dewa-dewa yang ada
di dalam kepercayaan Agama Hindu itu dari yang satu, yaitu Brahman. Walaupun
Tuhan mewujudkan diri dalam berbagai macam rupa dan bentuk, tetapi Tuhan
Hyang Widhi adalah Brahman, Tuhan yang Tidak berwujud dalam alam
dalam menciptakan alam semesta beserta segala isinya.7 ada perbedaan antara
God dan Godhead seperti perbedaan langit dan bumi. God disini adalah Tuhan
Trinitas atau yang biasanya dikenal dalam Hindu (Tri Murti). Sedangkan Godhead
adalah asal usul dari God. Dalam tradisi Adwaita Vedanta, Godhead ini disebut
dengan Brahman, atau yang lebih tepat lagi disebut dengan Nirguna Brahman,
pembedaan dari subyek, obyek dan kegiatan pengenalan, maka Ia tak dapat
dianggap sebagai bersifat personal.10 Bagian terkecil dari Brahman adalah atma
bersemayam kedalam tubuh setiap makhluk, untuk menjiwai badan rokh, sehingga
kelihatan ada kehidupan di alam semesta ini.11 Sifat atma ini bisa dirasakan
manusia ini suci, seperti halnya sifat-sifat Paramatman, Tuhan Yang Maha Esa,
jiwa dari seluruh alam semesta. Atma adalah subyek yang tetap ada di tengah-
Untuk menyadari diri sebagai Atma secara sempurna dan mutlak, maka
terlebih dahulu kita harus menghancurkan semua ilusi pikiran maya.13 Tahap
pengahancuran semua ilusi dalam atma dengan mutlak disebut dengan nirvikalpa
samadhi. Tingkat nirvikalpa samadhi hanya dapat dicapai melalui latihan rohani
yang intensif dan atas karunia Tuhan. Sebagai roh, manusia tampak lemah,
sebagai obyek kelahiran dan kematian, tetapi dengan bimbingan alam, melalui
Brahman.14
Bila Atma meninggalkan badan, maka makhluk itu akan mati. Atma yang
hasil perbuatan di dunia ini. Karena Atma tidak akan selalu kembali ke asalnya,
yaitu Paramatma.15 Setiap makhluk hidup terdiri dari dua unsur; yaitu unsur
jasmani dan unsur rohani. Tujuan hidup utama umat Hindu adalah untuk
Atma dan Brahman yang disebut Moksa. Untuk melepas diri dari dunia maya
Manusia akan merasa bahagia setalah Atmanya kembali dalam keadaan suci dan
sebagai Brahman yang tidak bersifat pribadi dapat dicapai oleh orang yang berada
di dalam tenaga rendah Tuhan, tetapi Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa tidak
adalah aspek yang sangat mutlak, dalam Bhagavad Gita Krishna pun menyatakan
Tuhan (Brahman) adalah yang satu dan tiada duanya. Namun Brahman memiliki
pribadi hanya dengan cara hidup bersama guru kerohanian dan membaktikan diri
untuk Brahman dan tidak berhubungan suami isteri sama sekali. Dengan cara itu
sesuatu yang satu dan tidak berbeda, yang tetap statis dan dinamis dan merupakan
prinsip mutlak yang menggaris bawahi jagat raya. “Brahman adalah Ia yang kata-
katanya tidak dapat diungkapakan, dan yang mana tidak dapat digapai oleh
Brahman bukanlah objek doa, tetapi objek meditasi dan pengetahuan yang tidak
Tuhan yang Tak Terpikirkan (Acintya) sebagai apapun Sungguh sangat sulit
suci Hindu dengan lugas menggambarkan wilayah Tuhan yang Nirguna Brahman
(Bhagavadgita X.2,XII.5).
dapat dilihat yang berasal dari Brahman. Ini menyatakan bahwa jagat raya terlahir
Dalam konsep Nirguna Brahman, ada aspek yang harus diketahui tentang sosok
Tuhan yang transdental atau impersona, zat yang menciptakan dari ketidak adaan.
kekuatan prakerti. Beliau maha besar, Beliau mampu mengisi ruang yang sekecil
apapun namun juga Beliau mampu memenuhi jagad raya, Beliau berada di mana-
mana dan Maha mengetahui segalanya.20 Dalam Bhagavad Gita sendiri dikatakan
Pada pernyataan sloka diatas, Tuhan memiliki wilayah yang tidak bisa
dijangkau oleh manusia. Bahkan para resi sekalipun tidak mengetahui sosok
Tuhan yang (Transendental), Tuhan yang tidak beratribut dan tidak memiliki sifat.
Sangat sulit untuk membayangkan bagaimana pemujaan kepada Tuhan yang tak
terbayangkan.
oleh kekuatan panca indra, beliau Maha Pencipta, Maha Kuasa, mengatur alam
semesta dengan kodrat kemaha kuasaan-Nya. Beliau tiada awal, pertengahan dan
akhir, sering juga disebut “hana tan hana” wujud yang ada namun tiada.21
Sebab apapun yang kita kenal didunia ini adalah terbatas. sehingga tak
dapat menjadi karakteristik Brahman yang tak terbatas. Sesuatu yang terbatas
tidak bisa mendefinisikan sesuatu yang tak terbatas. Disamping itu naskah tak
dapat memberi batasan kepada Brahman, sebab kemutlakannya lebih dari pada
yang lain. Dengan mempertimbangkan bahwa dunia yang kita alami tak dapat
maka Brahman dikenal sebagai neti-neti yang berarti bukan ini bukan itu. Dipihak
sumber dari segala sesuatu. Terhadap pernyataan Upanisad ini Sankara23 memberi
penjelasan, bahwa Brahman memiliki dua wujud yaitu Para Brahman dan Apara
Brahman. Para Brahman adalah perwujudan Brahman yang absolut tanpa sifat,
tanpa bentuk, tanpa perbedaan dan tanpa perubahan. Dalam wujud seperti itu
Tuhan disebut Nirguna Brahman. Tuhan dalam sifat Nirguna Brahman tidak
didukung dengan maya, tanpa pencipta, pemelihara dan pelebur alam semesta.
terhadap Tuhan.24
sesuatu. Ia sosok yang tidak dilahirkan dan tidak bisa di beri batasan dengan sifat-
sifat tertentu. Brahman adalah penyebab adanya dunia ini dan semua mahkluk
yang merupakan dasar konsep Trimurti.25 Saguna Brahman disebut juga Tuhan
dalam bentuk yang imanen. Tuhan dalam bentuk yang imanen berarti Tuhan
dalam sifatnya yang terjangkau oleh akal pikiran manusia. Sesuatu yang ada
dalam alam imanen berarti sesuatu yang ada dalam alam pikiran yang dapat
diketahui. Tuhan yang imanen disebut juga sebagai Tuhan yang berpribadi
Perbedaan antara Tuhan dan dewa bisa di lihat dari kata „god‟ yang digunakan
untuk menyebut Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan istilah „demigod‟ digunakan
untuk menyebut dewa. kata demi adalah awalan bahasa latin yang berarti
„setengah, sebagian‟. jadi, kata demigod arti harfiahnya adalah „setengah Tuhan‟
atau „sebagian Tuhan‟. ini untuk menunjukan bahwa dewa adalah makhluk-
makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki sifat dan kemampuan „setengah‟ atau
yang ada dalam kepercayaan Agama Hindu merupakan bentuk manifestasi atau
Tiga wujud dari Sang Hyang Widhi adalah Brahma, Wisnu, dan juga Siwa.
Ketiga dewa Trimurti berhubungan langsung dengan tiga guna dalam permainan
Siwa melambangkan tammas (lamban dan nafsu), dan Brahma berdiri antara
keduanya ini dan melambangkan sifat rajas (dinamis, keras dan rajin).28
a. Brahma
Salah satu dari manifestasi utama Tuhan yang maha Esa adalah Brahma,
Tuhan Yang Maha Kuasa sebagai pencipta alam semesta beserta isinya. Brahma
Trimurti, sebagai dewa pencipta alam semesta. Mitologi tentang Brahma muncul
pertama kali dan berkembang pada jaman Brahmana. Brahma dianggap sebagai
perwujudan dari Brahman, jiwa tertinggi yang abadi dan muncul dengan
sendirinya.29
memiliki empat wajah, dan juga merupakan dewa yang memiliki empat tangan. Ia
Empat wajah melambangkaan pengetahuan dari keempat Veda (Rg Veda, Sama
Veda, Yajur Veda dan Athrva Veda). ini adalah bagian paling penting dalam diri
Brahma. Sehingga empat wajah memiliki maakna baahwa Brahma adalah sumber
b. Visnu
manifestasi Tuhan yang Maha Esa memelihara jagat raya dan segala isinya. Ia
yang menghidupkan segalanya. Visnu adalah salah satu devata yang sangat
penting dipuja di dalam Veda. Ia memasuki setiap obyek makhluk hidup dan
meliputi segalanya.31 Dewa Visnu melambangkan aspek kenyataan yang Mutlak
(Brahman dalam Upanisad) yang memelihara dan menjaga semua benda dan
mahkota, dua anting, sebuah kalung bunga (mala), pada lehernya. Ia memiliki
tubuh yang biru dan memakai pakaian berwarna kuning. Empat tangan
melambangkan empat arah dan menandakan bahwa Dewa ada dimana-mana dan
selalu ada. Dua tangan di depan melambangkan kegaiatan dari dewa yang dapat
dilihat dalam dunia fisik dan dua tangan di belakang melambangkan aktifitas
pikiran dan intelek. Bagian samping melambangkan aktifitas hati yaitu cinta,
c. Siva
Hyang Siva adalah Tuhan Maha Esa sebagai pelebur kembali alam
semesta dan segala isinya.33 Siwa dianggap memiliki tanggung jawab besar
melambangkan intisari dari semua benda dan makhluk di dunia. Abu pada tubuh
teologi Saguna Brahman masih ada rasa enggan untuk mengeksplisitkan Tuhan
yang pribadi sebagai Tuhan yang paling mutlak, Dikarenakan ada paham yang
menyatakan bahwasnya Tuhan itu memiliki wilayah nya sendiri yang tidak bisa
Dengan demikiaan teologi Tuhan yang Maha Kuasa atau objek yang
sifat-sifat tertentu yang ada pada-Nya (Saguna). Sehingga dapat bertemu dengan
Tetapi pada kenyataannya Agama Hindu hanya mengenal satu Tuhan. Di dalam
Bhagavad Gita pun telah dijelaskan melalui beberapa sloka yang menyatakan
Tuhan itu satu, tidak ada dua nya tidak bisa dilukiskan dan tidak bisa di
gambarkan. Ia adalah Ida Sang Hyang Widhi atau Brahman. Ketika Brahman
ingin menciptkan alam ini dia mengambil bagian dalam proses terjadinya
semesta ini beserta isinya maka hasil ciptaan nya akan dipelihara dan dijaga.
Ketika Tuhan berhasil memelihara dan menjaga hasil ciptaan nya maka ia disebut
Wisnu. Setelah berlangsung nya kehidupan yang ada di alam ini, maka Tuhan
ingin mengambil kembali hasil ciptaan nya untuk diperbaharui, ketika Tuhan
mengambil kembali hasil ciptaan nya maka Ia diberi sebutan Siwa. Jadi
sesungguhnya ketiga dewa ini berasal dari yang satu yaitu Brahman.37 Konsep
mengenal banyak dewa tetapi pada dasarnya dewa-dewa yang banyak ini adalah
yang tunggal.38
Ada beberapa jalan yang bisa ditempuh untuk mendekatkan diri dengan
Tuhan yang pertama dengan jalan Bhakti Yoga. Bhakti yoga adalah jalan menuju
Tuhan dengan mengedepankan rasa cinta yang tulus, pemujaan dengan ikhlas dan
menyerahkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Di dalam Bhagavad Gita
Krishna mengatakan ada banyak cara untuk mencapai Tuhan yaitu dengan
Yang kedua dengan menempuh jalan Karma Yoga, atau dengan jalan perbuatan.
Seperti bekerja, tetapi yang ditekankan dalam ajaran karma yoga ini adalah
keuntungan pribadi. Pengabdian ini ditujukan hanya untuk Brahman dengan rasa
ikhlas dan tulus. Dan yang selanjutnyaa adalah jalan Jnana Yoga. Penekanan
pengetahuan nya tentang Brahman dan bisa menginsafi diri atman yang ada
didalam diri kita, karena didalam diri manusia ada bagian dari percikan Brahman.
seperti yang dijelaskan di dalam Atharva Veda yaitu (Ayam Atma Brahman) Atma
adalah Brahman. Dikarenakan tujuan akhir umat Hindu adalah bersatu kembali
ketekunan untuk mengejerkan nya. Karena pelaksanaan nya tidak bisa di lakukan
hanya dengan beberapa kali saja. Perlu kesabaran dan niat yang besar untuk
menjalani nya. Salah satu nilai filosofis yang ada di dalam Bhagavad Gita
Tuhan dalam setiap doanya, maka tujuan itu akan tercapai. Maka begitu juga
dengan penerapan ajaran yoga ini. Ketika seseorang bisa menjalani dengan tekun
dan fokus ajaran-ajaran yoga ini maka tujuan untuk mencapai kepada Brahman
akan terjadi.41
Brahman adalah aspek yang tidak terjangkau oleh akal pikiran manusia,
karna keberadaan nya yang tidak bisa di tangkap oleh penglihatan fisik. Dengan
ingin mengetahui Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa adalah tujuan utama
Pada dasarnya agama Hindu hanya mengenal satu Tuhan yaitu Sang
Hyang Widhi atau Brahman. Jadi sangat salah ketika ada yang berpendapat
Penganut Hindu tetap pecaya kepada yang satu, yang tunggal dan tidak berwujud.
Dewa-dewa di dalam agama Hindu dipecayai sebagai bentuk dari manifestasi atau
perwujudan Ida Sang Hyang Widhi yang ingin mengambil peranan dalam
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bhagavad Gita adalah dialog spiritual antara Sri Krishna (Inkarnasi Tuhan
dalam agama Hindu) dan Arjuna (salah satu dari pahlawan dalam Mahabarata).
Yang Mutlak, dan jalan untuk mencapai kepada yang satu, yaitu Brahman.
Bhagavad Gita tergolong dalam kitab Sruti atau Pancama Veda (Veda yang
dipaparkan dalam beberapa bab yang ada di dalam Bhagavad Gita. Agama Hindu
mengajarkan tentang keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa. Terdapat dua
konsep ketuhanan dalam agama Hindu yang cukup dikenal yaitu Nirguna
tentang sosok Tuhan yang tanpa wujud, dan Tuhan dalam bentuk pribadi.
yang ada di dalam Bhagavad Gita dan Veda yang menyatakan bahwasanya Tuhan
itu satu dan tiada duanya. Disamping itu juga penulis mencari informasi dengan
66
57
Beberapa kitab yang ada di dalam agama Hindu seperti Brahma Sutra, dan
Upanishad juga menegaskan tentang Tuhan Yang Maha Esa sebagai sosok yang
paling mutlak, tidak terbayangkan oleh pikiran manusia dan tidak teridentifikasi
keberadaannya. Sosok Tuhan yang seperti ini dibahas dalam teologi Nirguna
Barhman, yang mana Tuhan dalam wilayah Nirguna Brahman tidak bersifat dan
sosok yang Maha Tinggi, Maha Agung dan tidak terbatas diluar alam ini.
dan dipuja. Seperti dewa yang cukup dikenal yaitu dewa Brahma, dewa Wisnu,
dan dewa Siwa. Ketiga dewa ini disebut Trimurti. Dewa yang ada didalam
kepercayaan Hindu bukan lah sosok yang paling tinggi, sebab dewa-dewa ini
adalah bentuk manifestasi dari Tuhan Yang Maha Esa atau Brahman. Tuhan
mewujudkan diri nya ketika ingin menciptakan alam ini maka Ia diberi sebutan
Brahma, setelah Ia berhasil menciptkan alam ini maka Ia ingin menjaga dan
mempelihara hasil ciptaan nya maka Ia diberi sebutan Wisnu, dan ketika hasil
ciptaan nya ingin di ambil kembali maka Ia diberi sebutan Siwa. Sesungguh dewa-
dewa yag banyak ini adalah yang satu atau tunggal. Bagian ini adalah wilayah dari
teologi Saguna Brahman, yang mana Tuhan mewujudkan diri nya ketika ingin
mengambil peran dalam alam material ini sehingga sifat beliau bisa dibayangkan
tentang hakikat Tuhan yang tidak berwujud. Kedua, Bhagavad Gita juga
menjelaskan bagaimana jalan untuk mencapai Tuhan Yang Maha Esa melalui
memiliki paham ketuhanan yang bersifat monoteisme atau percaya kepada Tuhan
B. Saran-Saran
Ada beberapa saran yang dapat penulis sampaikan dari hasil penelitian ini
yaitu :
1. Untuk para penulis selanjutnya yang ingin mengkaji tentang agama lain,
nya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Referensi Buku :
Anwar Ali, dan Tp, Tono. Ilmu Perbandingan Agama dan Filsafat, Bandung: CV
Pustaka Setia, 2005.
Hadiwijono Harun. Agama Hindu dan Budha, Jakarta: PT BPK Gunung Mulia,
2009.
Hamzah, Amir. Bhagawad-Gita, Jakarta : Dian Rakyat, 1992.
Imron, Ali. Sejarah Terlengkap Agama-Agama Dunia Dari Masa Klasik Hingga
Modern, Yogyakarta: IRCISoD, 2015.
69