Anda di halaman 1dari 4

Nama : I Nyoman Widdya Sutiawan

NIM : 045346462
Prodi : Manajemen

I. PENDAHUUAN
Perkembangan kemajuan zaman yang disertai dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang kehidupan, akhirnya membuka pola
interaksi antar masyarakat dari berbagai latar belakang. Demikian pula globalisasi
yang ditandai oleh kemajuan dalam bidang industri, investasi, informasi dan
individualisasi akan memberi peluang dan sangat memungkinkan jaringan
informasi dan komunikasi akan semakin terbuka. Hal ini menciptakan jarak dan
batas-batas kebudayaan bangsa-bangsa di dunia semakin kabur dan mendorong
semakin cepat terwujudnya bumi ini sebagai sebuah desa dunia. Dalam hal ini
kapitalisme dan materialisme telah secara nyata super aktif memainkan perannya
dan menggeser konsentrasi nilai-nilai kemanusiaan dan ketuhanan ke arah netral
yang gersang tak bertuan. Selanjutnya hal ini, juga akan memberikan dampak
negatif terhadap perkembangan sosial budaya masyarakat dan penurunan
kepercayaan terhadap sradha agama.
Sebagaimana dijelaskan oleh Sukarma dalam Dharmasmrti Volume II
(2004:110) bahwa peningkatan kebutuhan hidup yang diiringi oleh peningkatan
pendapatan akan berpengaruh secara signifikan pada pola hidup masyarakat yang
cenderung hedonis dan konsumeristis. Pola hidup ini, jika tidak disertai dengan
peningkatan pendapatan yang memadai cenderung akan memicu tindakan kriminal
dan praktek-praktek premanisme dalam berbagai dimensi dan skalanya. Di samping
itu kekeliruan pemahaman terhadap adat, budaya dan agama-akibat dari pergeseran
orientasi serta terjadinya dekadensi moral yang sangat akut akan melahirkan
generasi yang amoral dan kontra produktif terhadap pembangunan yang holistik.
Akhirnya, pengertian dan pemahaman tentang jati diri dan integritas diri sebagai
umat Hindu semakin jauh dari arti dan maknanya yang sesungguhnya.
Dalam ilmu agama khususnya dalam bidang brahmavidya atau yang dalam
agama lain disebut dengan teologi dikenal berbagai ajaran (isme) yang oleh Panitya
Tujuh Belas dijelaskan sebagai paham yang menggambarkan hubungan
kepercayaan manusia dengan Tuhan, seperti monoteisme, politeisme, panteisme,
monisme, dan henoteisme, Isme artinya kepercayaan atau ajaran. Imam Suprayogo
dan Tobroni, mengatakan bahwa monoteisme adalah paham yang berpendapat
Tuhan itu hanya satu, Esa, tunggal, dan tak terbilang. Politeisme adalah paham yang
mengimani, menyembah, dan memuja banyak Tuhan. Di dalamnya terdapat
animisme, dinamisme, dan paganisme yang intinya berpendapat bahwa ada
penguasa-penguasa lain di dunia ini selain Tuhan yang berupa benda-benda alam,
roh-roh halus, dewa-dewa, makhluk halus, bahkan manusia. Menurut Rahardjo
(dalam Imam Suprayogo dan Tobroni, bahwa henoteisme adalah paham yang
mengkonsentrasikan diri pada Tuhan yang tunggal, tetapi dalam mitos.masih
mengakui adanya Tuhan-Tuhan lain. Menurut Bagus teologi (brahmavidya) adalah
ilmu tentang Tuhan. Sesungguhnya brahmavidya merupakan bagian dari metafisika
yang menyelidiki hal eksistensi menurut aspek dari prinsipnya yang terakhir suatu
prinsip yang luput dari indrawi tunggal. Objeknya adalah Tuhan: eksistensi-Nya,
esensi-Nya, dan aktivitas-Nya. Dikatakan pula jelaslah bahwa ilmu tentang Tuhan
tidak memberikan pengetahuan tentang Tuhan yang dalam setiap hal sama dengan
pengetahuan yang diperoleh dari ilmu tentang objek-objek pengalaman inderawi
sehari-hari. Pernyataan-pernyataan tentang Tuhan tidak memberikan suatu
pengetahuan yang memadai tentang Dia, tetapi semata-mata pengetahuan yang
bersifat analogis.

II. PEMBAHASAN
Kedudukan Brahma Widya (ilmu pengetahuan tentang kesejatian Brahman atau
Ida Sang Hyang Widhi Waça) dalam agama Hindu adalah sangat mendasar dan
urgen. Dalam pustaka Brahma Sutra I.1.1 diuraikan bahwa jalan untuk mencapai
moksah atau nirwana adalah dengan mengenal Brahman/Ida Sang Hyang Widhi
Waça secara tepat dan baik.Apabila ditinjau secara etimologi, Brahma Widya
berarti ilmu yang mempelajari tentang kesejatian Brahman atau Ida Sang Hyang
Widhi Waça dalam segala aspek-Nya. Guna memahami “keberadaan” beliau serta
segala sesuatu tentang-Nya, satusatunya jalan yang harus ditempuh adalah dengan
mendalami pustaka-pustaka suci.Pernyataan “Sāstrayonitwat” (Brahma Sutra I.1.3)
menegaskan bahwa “Pustaka Suci Weda dan Sastra Agama”-lah yang merupakan
sumber utama untuk dapat memahami-Nya. Pernyataan itulah yang menjadi
pegangan teguh dan diyakini tanpa reserve oleh setiap pribadi Hindu, karena
kenyataannya memang tidak dapat dibantah.
Pada era digital pendidikan spiritual, moral, dan etika merupakan hal yang
sangat mendasar dalam kehidupan baik sebagai pribadi, keluarga, masyarakat,
bangsa dan negara. Pengamalan ajaran agama bagi seseorang, akan tercermin dalam
berperilakunya. Semakin arif dan bijaksana perilaku seseorang, maka orang
tersebut akan dinilai semakin tinggi. Karena telah mengamalkan ajaran agama
dengan baik, sebab tidak ada artinya mengerti atau memahami ajaran agama, bila
tidak diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk dapat mengamalkan ajaran
agama dengan baik, seseorang hendaknya melaksanakan berbagai petunjuk atau
petuah yang diajarkan oleh ajaran agama. Ajaran Agama Hindu bersumber pada
kitab suci Veda yang merupakan wahyu Tuhan Yang Maha Esa. Bila seseorang
secara mantap mengikuti semua ajaran agama yang bersumber pada Veda, maka ia
akan memperoleh kesejahteraan, ketentraman, kedamaian, dan kebahagiaan di
dalam hidupnya. Ajaran agama merupakan pembimbing kehidupan spiritual, moral,
dan etika bagi umat manusia. Kita sebagai mahasiswa harus mengetahui bahwa
kehidupan di dunia ini tidak selamanya senang, tenang, tentram, damai, dan
bahagia. Demikian pula sebaliknya, tidak selamanya susah atau menderita. Banyak
duri dan rintangan yang mesti dihadapi. Konsep Brahmavidya ini dapat juga
dibangun dengan jalan bhakti. Di dalam ajaran Agama Hindu kita mengenal empat
jalan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, yakni melalui: bhakti
marga (jalan kebhaktian), karmamarga (jalan perbuatan), jnana marga (jalan
pengetahuan kerohanian), dan yoga marga (jalan Yoga atau menghubungkan diri
kepada-Nya). Diantara jalan-jalan itu, Bhakti Marga merupakan jalan yang paling
mudah dilaksanakan oleh umat manusia. Berbagai bentuk pelaksanaan bhakti
marga, maka melaksanakan Tri Sandhya, sembahyang, dan berdoa merupakan jalan
yang sederhana dan mudah dilaksanakan oleh setiap orang. Tentunya, juga
membuat berbagai upacara persembahan, pembangunan tempat pemujaan, dan
berbagai simbol keagamaan yang pada intinya adalah untuk meningkatkan sraddha
dan bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sabda Tuhan Yang Maha Esa dalam
kitab suci Veda secara tegas menyatakan bahwa siapa saja yang senantiasa sujud
dan bhakti kepada-Nya, akan diberikan apa saja yang diperlukan, akan dilindungi-
Nya apa saja yang dimiliki oleh seseorang. Bila kita senantiasa berdoa mendekatkan
diri, maka ketentraman jiwa, kesejahteraan, dan kebahagiaan akan dapat
diwujudkan. Bhakti itu adalah yajna, yakni pengorbanan yang tulus dengan
landasan kesucian hati dan berseminya kasih sayang. Di dalam Bhagavadgita (VII.
16-17) kita jumpai penjelasan tentang empat macam orang yang berusaha
mendekatkan diri, berbhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa, mereka itu adalah:
orang yang sengsara, yang mengejar kekayaan, yang mengejar ilmu pengetahuan,
dan orang yang berbudi luhur. Di antara ke empat macam orang tersebut, maka
orang yang berbudi luhur dinyatakan yang paling mulia karena, orang yang berbudi
pekerti luhur sepenuhnya menyerahkan diri kepada-Nya, Penyerahan diri secara
total kepadaNya disebut prapatti, demikianlah bhaktiprapatti mengandung makna
bhakti yang murni, sebab mereka telah merasakan dalam kebhaktiannya itu, ia
berada dalam lindungan-Nya. Bila kita bhakti dan menyerahkan diri sepenuh hati,
maka Tuhan Yang Maha Esa hadir di hadapan kita.
III. PENUTUP
Brahmavidya adalah pengetahuan tentang Ketuhanan dalam Agama
Hindu,pemahaman tentang Tuhan itu penting dan perlu karena dengan mengenal
Tuhan secara tepat dan baik dapat mengantarkan kepada jalan kesempurnaan
sampai kepada moksa.
Pada era digital pendidikan spiritual, moral, dan etika merupakan hal yang
sangat mendasar dalam kehidupan baik sebagai pribadi, keluarga, masyarakat,
bangsa dan negara. Pengamalan ajaran agama bagi seseorang, akan tercermin dalam
berperilakunya. Semakin arif dan bijaksana perilaku seseorang, maka orang
tersebut akan dinilai semakin tinggi. Karena telah mengamalkan ajaran agama
dengan baik, sebab tidak ada artinya mengerti atau memahami ajaran agama, bila
tidak diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk dapat mengamalkan ajaran
agama dengan baik, seseorang hendaknya melaksanakan berbagai petunjuk atau
petuah yang diajarkan oleh ajaran agama. Ajaran Agama Hindu bersumber pada
kitab suci Veda yang merupakan wahyu Tuhan Yang Maha Esa.
DAFTAR PUSTAKA
Sukarma, I Wayan. 2009. Brahmavidya dalam buana khosa.
https://phdi.or.id/artikel.php?id=brahmavidya-dalam-bhuana-kosa. Diakses pada
29 Oktober 2022.
NN. 2014.Brahmavidya. file:///C:/Users/user/Downloads/243190084-Brahma-
Widya.pdf. Diakses pada 29 Oktober 2022.
Sujana. 2021. Brahmavidya dalam membangun sraddha dan bakti.
https://www.studocu.com/id/document/universitas-terbuka/pemrograman-
berbasis-web/503583911-makalah-agama/36949734/download/503583911-
makalah-agama.pdf. Diakses pada 29 Oktober 2022.

Anda mungkin juga menyukai