Anda di halaman 1dari 6

AKTUALISASI AJARAN BRAHMAWIDYA DALAM KEHIDUPAN SOSIAL

KEAGAMAAN HINDU DI ERA DIGITAL


MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Hindu

Disusun oleh :
NYOMAN AYU RADINA CINTA SALVIA
NIM : 045238287

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ DENPASAR
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam ajaran Hindu, konsep mengenai Tuhan telah lama berkembang dan ajaran ketuhan
dalam ajaran agama Hindu dikenal dengan nama Brahmawidya. Brahmawidya terdiri atas
kata brahma dan widya. Brahman berasal dari bahasa Sanskerta dengan akar kata brh yang
artinya berkembang, timbul kemana-mana, besar. Karena kata besar belum memenuhi syarat
untuk mengungkapkan dimensinya, maka kata brahman berarti yang bebas dari segala
bentuk batasan. Widya berasal dari akat kata vid yang berarti pengetahuan. Jadi, dapat
disumpulkan bahwa Brahmawidya berarti pengetahuan mengenai sumber yang tidak
terlampaui, bebas, dan sumber penyebab terjadinya alam semesta beserta isinya.
Pengetahuan tentang ketuhanan dalam ajaran agama Hindu bersumber pada Weda, baik
Weda Sruti atau Wahyu Tuhan yang didengarkan langsung oleh Maharsi maupun dari Weda
Smrti yang ditulis berdasarkan ingatan Maharsi.

1.2 Rumusan Masalah


 Apa saja konsep ketuhanan yang tertuang dalam Weda?
 Bagaimana konsep ketuhanan di era digital?

1.3 Tujuan Masalah


 Untuk mengenali apa itu ajaran Brahmawidya di era digital.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Ketuhanan Dalam Weda


Konsep ketuhanan yang tertuang dalam ajaran Hindu, yaitu weda, adalah konsep Tuhan yang
transenden dan imanen. Konsep Tuhan yang transenden atau Nirguna Brahman adalah konsep
tuhan yang menjadi sumber dari segala sumber kehidupan yang tidak dapat diwujudkan dan
tidak boleh digambarkan karena manusia sebagai makhluk yang terbatas sehingga tidak mampu
memahami Tuhan yang tidak terbatas.
Konsep yang kedua adalah Tuhan yang imanen atau Sagunam Brahman yaitu konsep Tuhan
yang dapat dipahami oleh umat manusia karena Tuhan memiliki wujud , yaitu wujud para dewa
dan umat Hindu yang awam juga memahami-Nya dalam wujud arca para dewa.

2.2 Konsep Ketuhanan Di Era Digital


Di era digital banyak membawa pengaruh terhadap sudut pandang keagamaan. Dan di era saat
ini, teknologi digital sudah menjadi kebutuhan pokok semua kalangan. Dengan mudah kita dapat
mencari hal yang kita perlukan, tapi kita harus lebih hati-hati dan bersikap bijaksana dalam
menggunakannya. Kemudahan ini dapat diakses kapan dan dimana saja. Perkembangan internet
banyak mempengaruhi kehidupan manusia. Semua aspek pada akhirnya mau tidak mau harus
bisa beradaptasi dengan perkembangan tersebut agar dapat bertahan dan tidak ketinggalan
zaman. Dengan mudahnya akses internet, belajar agama pun bisa menjadi lebih mudah.

Belajar agama bisa dengan mudah dan secara otodidak dilakukan dimanapun. Sehingga banyak
dari mereka yang belajar dengan otodidak dan tidak di dampingi oleh guru banyak yang tersesat
atau salah menafsirkan arti atau istilah-istilah yang ada. Salah satunya adalah E-learning atau
yang sering disebut dengan pembelajaran secara online yang digunakan oleh sekolah-sekolah
dan perguruan tinggi salah satunya Universitas Terbuka dan Media yang banyak digunakan oleh
umat manusia, seperti sosial media belakangan ini banyak sekali tontonan tentang fenomena
kerauhan, baik itu anak muda maupun orang tua. Seolah-olah itu adalah hal yang membuat
dirinya terlihat istimewa dari yang lainnya. Tak hanya itu sering pula mereka melakukan
kekerasan dengan dalih kerauhan. Dengan demikian, perlunya pemahaman tentang beragama
yang bijak dan cerdas. Kecerdasan yang dimaksudkan adalah bagaimana orang beragama
memfungsikan akalnya dalam menginterpretasikan ilmu-ilmu agama dan bagaimana
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Seperti bersyukur dan menyadari bahwa Tuhan
selalu ada dalam setiap nafas kehidupan. Dari bangun pagi hingga tidur, baik bekerja maupun
makan, sedih, senang selalu ada Tuhan.
Brahmawidya atau ilmu ke Tuhan adalah ilmu tertinggi dari semua ilmu. Brahmawidya adalah
ilmu mutlak adalah dia yang akan mengetahui segalanya dan penuh pengetahuan. Dia yang akan
memiliki pengalaman langsung.

Disebutkan dalam kitab Bhagavadgita bab IX 9.2 bahwa :

Raja-vidya-raja guhyam
Pavitram idam uttamam
Pratyaksavagamam dharmyam
Su-sukham kartum avyayam

artinya :
Pengetahuan ini adalah raja pendidikan, yang paling rahasia diantara segala rahasia. Inilah
pengetahuan yang paling murni, pengetahuan ini adalah kesempurnaan dharma karena
memungkinkan seseorang melihat sang diri secara langsung melalui keinsafan. Pengetahuan ini
kekal dan dilaksanakan dengan riang.
BAB III

PENUTUP

Dapat disimpulkan dari pembahasan diatas adalah, bahwa ajaran Brahmawidya memang harus
diimplementasikan oleh umat Hindu dalam kehidupan sehari-hari agar dapat menambah
keyakinan terhadap ajaran agama Hindu dan menumbuhkan rasa bakti kepada Tuhan. Di dalam
era digital diperlukan untuk mengingatkan diri bahwa setiap manusia mempunyai batasan dalam
semua hal dan kekurangan. Selalu menyertakan Tuhan dalam segala kegiatan, tidak menjadi
sombong dan tetap mawas diri dan tetap menyadari bahwa Tuhan adalah sumber ilmu
pengetahuan dan segala yang ada di dunia ini.

Karena secerdas apapun manusia pasti memiliki kekurangan, seperti para ahli farmasi yang dapat
menciptakan berbagai macam obat-obatan. Tetapi tidak paham bagaimana terciptanya tanaman
sebagai bahan dari obat-obatan. Atau siapakah yang menciptakan tanaman tersebut? Para
Ilmuwan banyak yang melakukan percobaan tentang cloning makanan, seperti buah dan sayur.
Saat ini sudah dijual bebas sayur bunga kol yang berwarna ungu, semangka yang manis dan tidak
memiliki biji. Mungkin bisa dijawab dengan adanya petani yang menanam. Tetapi dari mana kah
bibit itu berasal? Tanah yang digunakan untuk menanam, air yang digunakan untuk menyiram
tanaman, sinar matahari yang diperlukan tanaman untuk berfotosintesis, bagaimana sebuah
tanaman bisa menghasilkan oksigen di siang hari sedangkan pada malam hari menghasilkan
karbondioksida? Walaupun paham dan tahu, ilmu manusia tidak akan pernah bisa menjangkau
ilmu pengetahuan sebesar ini. Oleh karena itu manusia harus menyadari ajaran Brahmawidya
bahwa Tuhan yang maha mengetahui segalanya. Agar tetap bisa menjalankan hidup dijalan
Dharma diantara segala arus globalisasi yang semakin deras serta dapat menyaring informasi
yang ada di sosial media.
DAFTAR PUSTAKA

Subawa, Putu. 2020. Konsep Pendidikan Dalam Aajaran Agama Hindu Di Era Digital Volume 4.

Merliana, Ni Putu Eka. 2019. Peranan Sradha dan Bhakti Dalam Menangkal Pengaruh Negatif
Media Sosial. Institut Agama Hindu Negeri Tampung Penyang Palangka Raya.

Sudiani, Ni Nyoman, Untung Suhardi, Sukirno Hadi Raharjo. 2022. Pendidikan Agama Hindu
(BMP) Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai