01
Dalam agama-agama yang maju kedua jenis sikap itu menjadi iman kepada Tuhan yang maha Rahim
dan Hakim yang Maha Adil. Orang-orang mencari wajah tuhan dengan khusuk sebagai sumber segala
kebaikan dan bertakwa kepada-Nya bila mereka dikejar rasa bersalah karena melanggar hukumnya. Bila
sikap kasih dan takwa seimbang, saling melengkapi (wedih asih) dan keduanya diarahkan pada tuhan
pribadi yang baik dan adil, maka terdapatlah theism dan monotheism.
Namun dengan menjauhkan manusia dari lingkup insani, maka manusia terbawah oleh
kecenderungan hati untuk menjadi dekat dengan yang gaib. Mengibaratkan Tuhan sebagai badan alamiah
seperti Matahari, Bulan atau Bumi (mitologi alam) atau menghayalkan sebagai penghuni pohon, batu dan
sebagainya sehingga setiap realitas yang ada dianggap mepunyai jiwa (animism), fenetisme menganggap
kekuatan gaib itu terdapat dalam tanda-tanda buatan tangan manusia.
Politheisme, beranggapan bahwa tuhan itu banyak jumlahnya, pantheisme mengajarkan bahwa
seluruh realitas, seluruh alam ini adalah Tuhan. Animisme, Politheisme, Fentheisme, pentheisme,
merupakan penyimpangan dari monotheisme. (Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa, materi kuliah jarak
jauh (KJJ) Prog. S-2 dan D-2, STIE – Pastoral Malang);
10 sepember 2018
UNSUR-UNSUR IMAN
02
BAB II
1. Dasar Antropologis
berdasarkan penelitian para antropolog, dikatakan bahwa, agama muncul bersamaan dengan
munculnya homo sapiens. homo jenis ini adalah yang mudah dibandingkan dengan jenis homo
lainnya.
Disebut juga homo erectus artinya: manusia yang berjalan tegak. Homo sapiens juga artinya
cerdas
Para antropolog mengatakan bahwa sejak saat itu, agama mulai memainkan peranan yang
sangat penting, olrh karena itu diberi kedudukan yang sentral dalam kehidupan beragama.
3. relasi yang sejati antara manusia dan ILAHI berdaya menimbulkan integrasi ( penyatuan )
yang haromis dari semua kesanggupan insani
4. setiap manusia mengalami yang ILAHI sebagai nilai yang tertinggi dan absolut. Pleh karena
itu yang ILAHI dialami sebagai yang memberi jawaban yang sejati akan semua kerinduan
hati manusia yang paling terdalam akan nilai-nilai kebahagiaan.
5. Bagi setiap orang. Keyakinan religious menjadi “The Habbitual Center Of His Person
Energy” (William James)
PENDIDIKAN AGAMA PEMAHAMAN TENTANG AGAMA SECARA UMUM
Bahwa keyakinan agama menjadi daya dorong untuk melibatkan diri secara total dalam
kehidupan. Justru karena itu juga keyakinan agama mempengaruhi cara pandang seseorang
terhadap kehidupan, manusia, terhadap dunia, waktu, kerja, masa depan, penderitaan,
kematian, dll.
2. Dasar Historis
Kita tidak akan dapat memahami secara baik sepanjang sejarah umat manusia. Agama telah pula
memainkan peranannya dan menunjukan kekuatannya sebagai pencipta dan pemberi arah pada
sejarah umat manusia.