Anda di halaman 1dari 6

Akuntansi Pemerintahan

Di Simpang Jalan
Oleh: Revrisond Baswir

Revrlsond Baswir, 'adalah Staf Pengajar pada


Fakultas Ekonomi UGM, serta staf Pengajar dan
staf Ahlipada FakultasEkonomi UGM tahun 1983.
Semasa mahasiswa, disamping aktif menulis di
berbagai media massa juga aktif, dalam berbagai
kegiatan kemahasiswaan, al: Pemimpin Redaksi
Majalah Mahasiswa FE-UGM EQUILIBRIUM, dan
AnggotaBKK-UGM, 1980-1982. Pada tahun 1983
terpilih sebagai Mahasiswa teladan II UGM. Kini, disamping mengajar, juga
menjadipemimpin RedaksiJURNAL EKONOMIDANBISNIS INDONESIA,
FE-UGM, dan aktifsebagai Peneliti pada Pusat Penelitian Pembangunan
Pedesaan dan Kawasan (P3PK)-UGM.

Pendahuluan menyebabkan timbulnya persoalan-


Pengajaran akuntansi di Indonesia persoalan yang semata-mata administratif.
tampaknya telah dengan sengaja dipilah Salah satu contoh persoalan administratif
menjadi duabagian.Bagianpeitamaadalah yangbersumberdaripemilahan pengajaran
pengajaranakutansipemsahaan, Sedaiigkan akutansi itu adalah persoalan penggunaan
bagian kedua adalah pengajaran akutansi gelarkesaijanaanoleh paralulusan STAN.
pemerintahan." Bila pengajaran akutansi ' . Menurut ketentuan yang berlaku,
perusahaan diselenggar^an olehjurusan- pemberian gelarkesaijanaan temyatahanya
jurusan, akutansi pada Perguruan Tinggi boleh dilakukan oleh perguruanrperguruan
Negeri dan Swasta (PTN/PTS), yang tinggiyangbemaungdi bawahDepartemen
bernauhg di bawah pengelolaan Pendidikan dan Kebudayaan. Akibatnya,
Departemen Pendidikan danKebudayaan, karena STAN tidak bemaung di bawah
maka pengajaran akutansi pemerintahan Departemen Pendidikandan Kebudayaan,
diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi' melainkan - di bawah Departemen
Akutansi Negara (STAN), yang bemaung Keuangan, maka ia tidak memiliki otoritas
di bawah pengelolaan Departemen lintuk memberi gelar kesarjanaan kepada
Keuangan. para iulusannya.
Pemilahan pengajaran akuntansi. Hilangnya hak para lulusan STAN
menjadidua bagian ini temyata tidakhanya untuk meny^dang gelar kesarjaan itu,
menyebabkan timbulnya persoalan- secara tidak langsung menimbulkan kesan
persoalan akademik, tapi kemudian juga bahwa hanya mereka yang mempelajari
85
VNISIA, NO. 17 TAHUNXIII TRiWULAN VI -ms

akuntansi perusahaan lah yang berhak keseluruhan kebijakan pengelolaan


menyandanggelarkesaijanaan. Sedangkan • keuangan negara di Indonesia masih
mereka yang mempelajari akutansi didasarkan atas aturan-aturan yang
pemerintahan,tidaklayakmenyebutdirinya terangkum di dalam Undang-Undang
sebagai saijana. Perbendaharaan Indonesia (Indische
Tujuan tulisan ini bukanlah imtuk Comptabiliteit Wet).
mengkaji soalhakkesaijanaanparalulusan Bukti paling nyata bahwa
STAN tersebuL Y^g ingin dikaji di sini pengelolaan keuangan negara Indonesia
adalah mengenai pengajaran akutansi masih di dasaikan atas metode warisan
pemerintahanpadajurusan-jurusanakutansi Belanda adalah pada penggunaan metode
PTN/PTS di Indonesia, tenitama dilihat tata buku tunggal sebagai metode
dari sudut tantangan peikembangan masa pembukuan pemerintah. Metode ini jelas
depan. banyak kelemahannya. Sebagai misal,
Di Simpang Jalan nretode pencatatannya yang bersifat
Persoalan pengajaran akuntansi pembukuan tunggal, menyebabkan
pemerintahan pada jurusan akutansi PTN/ timbulnya kesulitan dalam melakukan
PTS di Indonesia, sebenamya bukan pemerikasaan. Pengecekan Iangsung
merupakan persoalan, baru. Tanpa sebagaimana halnya pada pembukuan
memperhitungkan perkembangan masa. berpasangan, tidakdapatdilakukan (Purba,
depan pun sesungguhnya pengajaran 1988).
akutansi pemerintahanhampirselalu berada Yang lebih memprihatinkan adalah
di simpang jalan. Situasi sulit pengajaran dampak kelemahan metode ini teihadap
akutansi pemerintahan ini tenitama penyusunanPerhitungan Anggaran Negara
bersumber dari hal-hal sebagai berikut; - (PAN). Sifatnya yang tidak lebih sebagai
Pertama, berlanjutnya metode tata buku sekedar catatan uang keluar-masuk
tunggal warisan Belahda sebagai metode bendaharawan, menyebabkan penyusunan
pembiikuanpemerint^. Kedua, beralihnya PAN baru dapatdiselesaikan sekitar3 tahun
orientasi pengajaran akutansrdi Indonesia setelah berakhimya tahun anggaran. Ini
ke Amerika Serikat' (AS), dan ketiga, tentu sangat terlambat. Sehingga PAN
terdapatnya perbedaan yang sangat dalam hal ini tidak lagi relevan untuk
menyolok antara sistem pemerintahan In digunakan sebagai alat evaluasi terhadap
donesia dehgan sistem pemerintahan AS. kineija pemerintah.
Tata Buku Tunggal Dilihat dari sudut pengajaran
Sebagaimana diketahiii, metode akuntansi. pemerintahan, situasi
pengelolaan keuangan negara Indonesia sebagaimana di atas tentu menimbulkan
hingga saat ini masih merupakan warisan masalah. Di satu pihak, penggunaan metode
pemerintahan Belanda. Ini tidak hanya buku tunggal sebagai metode pembukuan
tampak pada wujud metode yang dipakai, pemerintah adalah suatu fakta. Akan tetapi,
akan tetapi juga dapat dilacak secara dengan berbagai kelemahannya, tampaknya
iangsung pada aturan-aturan yang dirasa kurang tepat bila ia dimasukkan
mendasari penggunaan metode tersebuL sebagai bagian dari pengajaran akuntansi
Dengan perkecualian beberapa perbaikan pemerintahaa Bahkan, karena ada yang
parsial yang dilakukan belakangan, secara beranggapan bahwa tata buku bukanlah

36
Revrisond Baswir, Akuntansi Pemerintahan diSimpang Man

akuntansi (Sajihartana, 1992), tampaknya laporan iniem dan laporan akhir tahun.
ia memang tidak sepatutnya disertakan Bila dipeitiatikan secara cermat,
dalam pengajaran akutansi pemerintahan. penyusunan silabus minimal Akuntansi
Oriensi Pengajaran Akutansi Pemerintahan di atas tampaknya sangat
Walaupun pengajaran akuntansi sadar bahwa di satu pihak, Akuntansi Dana
yang berorientasi ke AS baru dilakukan adalah akuntansi pemerintahan AS; sedang
secara besar-besaran sejak dua dekade di pihak lain, Akuntansi Dana tidak atau
belakangan ini, pergeseran orientasi belum diterapkan di Indonesia. Bahwa
pengajaran akutansi Indonesia ke AS Akuntansi Dana tetap dimasukkan sebagai
sebenamya sudah berlangsung sejak tahun bagian dari silabus minimal Akuntansi
1958 (Hadibroto, 1977). Dampak Pemerintahan ini lentu didasarkan atas
pergeseran orientasi ini terutama sangat keyakinanbahwasuatu ketika, pembukuan
; terasakan pada terjadinya pergeseran dari pemerintahan Indonesia akan
metode pembukuan tunggal ke metode diselenggarakan dengan menerapkan
pembukuan berpasangaa metode akutansi dana tersebut.
Dilihat dari sudut pengajaran Yang tampaknya tidak dipikirkan
akutansi pemerintahan, pergeseranorientasi secara cennat dalam penyusunan silabus
' inikemudianjugamenyebabkanmunculnya ini adalah mengenai teijadinyapencampur
' keinginan untuk mengadopsi metode adukkan materi-materi yang berbeda ke
' pembukuan pemerintah AS yang dikenal dalam satu paketpengajaran. Di satu pihak,
sebagai akutansi dana. Bukti kuatnya pembicaraan mengenai pengelolaan
keinginan untuk mengadopsi akutansi dana keuangan negara Indonesia lebih banyak
ini dapatdilihatpadacakupanmateri silabus ditekankan pada aspek pengurusan
minimal Akutansi Pemerintahan, administrasinya. Sedangkan di pihak lain,
sebagaimana digariskan oleh Konsorsium pembahasan mengenai akutansi dana
Ilmu Ekonomi berikut ini: seluruhnya berbicara mengenai metode
(1) Pendahuluan; tujuan akutansi pembukuan. Dengan demikian, anggapan
pemerintahan, ikhtisar ringkas jalannya seolah-olah pengajaran Akuntansi
pengunisan keuangan negara RI, ikhtisar Pemerintahan adalah semacam suatu studi
ringkas dana-dana (funds) yang dimiliki perbandingan, juga sulit untuk diterima.
olehnegara AS sertatujuan/kegunaandana- Sistem Pemerintahan
dana tersebut. Hal lain yang patut dipertanyakan
(2) Siklus Anggaran Negara; penyusunan sehubungan dengan dimasukkannya
dan pengelolaan serta pelaksanaan akuntansi dana sebagai bagian dari
anggaran, pengawasan pelaksanaan pengajaran akutansi pemerintahan adalah
anggaran, proses penerbitan SKO, SPMU mengenai peluang penerapannya di Indo
dan SPJ. nesia. Pertanyaan ini layak diajukan
(3) Pengurusan Keuangan Negara; mengingat terdapatnya perbedaan yang
pengurusan comptabel, administrasi barang, sangat menyolok antara sistem
cara pengadaan dan penjualan barang- pemerintahan Indonesia dengan sistem
barang negara serta proses akutansinya. pemerintahan AS.
(4) Fund Accounting; proses akuntansinya, Di satu pihak, sistem pemerintahan
penutupan buku, proses penyusunan Indonesia bersifat sentralistis. Sedangkan

87
UNISIA. NO. 17 TAHUNXIIITRIWULAN VI -1993

di pihak lain, sistem pemerintahan AS ini akutansi pemerintahan sudah berada di


tentu sangat besar pengaruhnya terhadap simpangjalan,makapefsoalanmenjadikian
pengelolaan keuangan negara masing- kompleks bila diperhatikan pula
masing negara. Karena sistem pemerintahan perkembangan yang tidak akan terjadi di
Indonesia bersifat sentralistik maka masa dep^. Setidak-tidaknya ada dua is
pengelolaan keuangan negaranya pun' sue penting yang perlu dikaji sehubungan
bersifat sentralistik. Di AS, karena tiap-tiap dengan tantangan masa depan pengajaran
tingkat pemerintah bersifat otonom maka akutansi pemerintahan di Indonesia:
pengelolaan keuangannya pun bersifat Pertama, penyusunan Akutansi
otonom pula. ^ Pemerintahan Baru; dan kedua^
Implikasi langsung dari perbedaan peningkatan otonomi daerah dalam
sistem pemerintahan ini terlihatsecarajelas manajemen pemerintahan Indonesia.
pada'tingkat pemerintahan yang dijadikan Akutansi Pemerintahan Baru.
objek bahasan. Dalam membicarakan Sebagaimana diketahui, penyusunan
pengurusan keuangan negara di Indonesia, sistem akutansi pemerintahan bam untuk
tingkat pemerintahan yang menjadi dbjek pemerintah pusat dimulai pada tahun 1982.
bahasan adalah pemerintah pusat. Yang bertindak sel^ penyusiin adalah
Sebaliknya, dalam membicarakan praktik lembaga konsultan SGV dari Pilipiiia.
akuntansi danadi AS, tingkatpemerintahan Setelah cetak bimnya disusun pada tahun
yang menjadi objek bahasan adalah 1987, sejak tahun 1988 sistem akuiitansi
pemerintahan daerah tingkat kot^adya, pemerintahan bam iiii mulai diujicobakan
kabupaten dan bahkan setingkatkecamatan. pada beberapa departemen tertentu di
Pendek kata, t^pa adanya perubah^- beberapapropinsi. Diantaranya adalah pada
perubahah mendasar dalam sistem departemen keuangan, departemen sosial,
pemerintahan dan kebijakan pengelolaan departemen pekerjaan umum dan
keuangan negara Indonesia, kecil peluang departemen perdagangan.
bagi penerapan akutansi dana di Indonesia. Adabeberapa hal menarik yang perlu
Bertitlk tolak dari pembahasan dga untuk dicatat sehubungan dengan sistem
hal di atas, kiranya dapat dilihat bahwa akutansi pemerintahan bam ini.
pengajarah akuntansi pemerintahan selama Pertama, dilihatdarisudutanggapan
ini memangselaliiberadadi simpangjalan. yang dipakai, penyusunan sistem akutansi
Yang cukup mengejutkan adalah bahwa pemerintahan baru ini jelas sekali
dalam kenyataan di lapangan temyata tidak didasarkan pada anggapan bahwa tatanan
sedikit pengajar yang hanya mengajafkan pemerintahan Indonesia di masa depah akan
akutansi dana sebagai mated ajaran akutansi tetap bersifat sentralistis. Itu misalriya
pemerintahannya. Ini tentu sangat tampak pada unit-unit kelembagaan yang
menyimpang dari tujuan pengajaran perlu dibentuk untuk pengoperasiannya
akuntansi yang sebenamya. Sebagai suatu seperti: Kantbr Pusat Akutansi, Unit
paket teknologi, tiap-tiap materi ajaran Akutansi Departemen/Lembaga, Unit
akutansi hams relevan dengah kebutuhan Akutansi Eselon I, Unit Akutansi kantor
praktik. Daerah Satuan Keija, dan Unit Akutansi
Tantangan MasaDepan Proyek.
Bila situasi kekinian pengajaran Kedua, dilihat dari sudutrancangan

88
Revrisond Baswir, Akuntansi Pemerintahan diSimpang Ja!an

sistemnya, akuntansi pemerintah baru in! Ototomi Daerah


merupakan adaptasi darl akutansi Bahwa pemerintahan memiliki tekad
penisahaan terhadap lembaga pemerintah untuk meningkatkan otonomi daerah,
pusat. Itu tidak hanya tampak pada bentuk- kiranya tidak perlu diragukan. Yang
bentuk laporan keuangan maupun menjadi pertanyaan adalahsampai seberapa
klasifikasi rekeningnya, tapi juga pada jauhkah sebenamya otonomi yang akan
konsepkesatuanusahanya. Yang dijadikan diberikan oleh pemerintah pusat kepada
sebagai satuan usaha (entity) dalam sistem unit-unit pemerintah di daerah. Dalam
akutansi pemerintahan baru ini adalah kaitannya dengan pengajaran akuntansi
lembaga pemerintahan pusat itu sendiri pemerintahan, pertanyaan ini sangatrelevan
secara keseluruhan. untuk diajukan dan dicari jawabnya.
Berdasarkankeduahal di atas, dapat Dalam pengajaran akuntansi dana
dilihat bahwa akuntansi pemerintahan sebagaimana berlangsung selama ini,
(pemerintah pusat) Indonesia di masa tampaknya adasemacam keyakinan bahwa
depan, bukanlah sistem akutansi dana tingkat otonomi unit-unit pemerintahan
sebagaimana dipraktikkan di AS. daerah Indonesia di masa depan akan
Kenyataan ini kembali mengundang sampai pada tingkat otonomi yang dicapai
timbulnya pertanyaan mengenai relevansi oleh unit-unit pemerintahan daerah
pengajaran akuntansi dana sebagai bagian sebagaimana di AS saat ini. Berdasarkan
dari mated ajaran akutansi pemerintahan. berbagai kenyataan yang telah
Dengan telah disusunnya sistem dikemukakan sebelumnya, harapan
akuntansi pemerintahan baru, tentu lebih semacam itu tampak masih merupakan hal
relevan bila akutansi pemerintahan baru yang terlalu berlebihan untuk kurun waktu
ini yang dimasukkan sebagai bagian dari saat ini. Dengan demikian, adalah kurang
silabus minimal pengajaran akuntansi relevan bila issue otonomi daerah ini
pemerintahan. Yang agak mengganggu dijadikan sebagai argumen pengajaran
adalah bahwaperkembanganujicobasistem akuntansi dana pada PTN/PTS di Indone
akuntansi pemerintahan baru itu, sia.
tampaknya tidak begitu lancar. Hal lain yang berkaitan dengan
Dilihat dari sudut jangka waktu peningkatan otonomi daerah dan lebih
ujicobanyamakapengujicobaan akuntansi relevan untuk dicermati dari sudut
pemerintah baru itu hingga kini telah pengajaran akuntansi pemerintahan adalah
berlangsungselamaS tahun.Sampaisejauh mengenai penyempumaansistem akuntansi
ini, selain pengujicobaan pada beberapa pemerintahan daerah. Di satu pihak,
departemen sebagaimana telah penyempumaan sistem akuntansi daerah
dikemukakan tadi, belum ada ini adalah suatu kegiatan yang sama sekali
perkembangan lebih lanjut yang dapat lerpisah dari penyempumaan sistem
digunakan sebagai indikasi prospek akuntansi pemerintahanpemerintah pusat
penerapannya. Sebaliknya, Justru ada sebagaimana telah dikemukakan tadi.
indikasi bahwa ada pihak-pihak tertentu Keterpisahan ini tidak hanya
yang memang sengaja mencoba disebabkan oleh berbedanya lembaga
menghambat peneraparmya (Sajihartana, konsultanyangmengeijakannya, melainkan
1992). juga disebabkan oleh berbedanya

• 89
UNISIA, NO. 17TAHUNXIIITRIWULANVI-1993

departemen pemerintahan yang hemat saya, altematif yang paling aman


bertanggung jawab terhadap kegiatan adalah dengan lebih menitik beratkan
penyempumaan tersebut. Bila penyusunan pengajaran akuntansi pemerintahan pada
sistem akuntansi pusat diselenggarakan di sistem yang berlangsung saat ini. Dengan
bawah koordinasi Departemen Keuangan, penekanan sepeiti itu, tentu tidak berarti
maka penyempumaan sistem akuntansi bahwa hal-hal seperti akuntansi dana dan
pemerintah daerah dikoordinasikan oleh akimtansi pemerintahan bam, sama sekali
Departemen Dalam Negeri. tidak diperkenalkan. Akan tetapi, bila
Dipihaklain, bentukpenyempumaan dibandingkan dengan kecendemngan yang
yang diusulkan oleh Redecon hanyalah berlangsung saat ini, pengajaran akuntansi
sekedarkomputerisasi dari sistem yangada. dana dalam hal ini tidak lagi sebagai materi
Penyusunansistemakuntansipemerintahan pokok,tapihanyasebagaimateripelengkap.
daerah yang samasekali bam akandilakukan
setelah komputerisasi dari sistem yang ada
dianggap tidak memadai lagi.
Daftar bacaan
Dengan demikian, bila dilihat dari
sudut bentuk penyempumaan yang
Baswir, Revrisond, Akuntansi Pemerintahan
dilakukan, penyempumaan akuntansi
Indonesia, Yogyakarta, BPFE, 1989.
pemerintah daerah memang tidak banyak
Kosasih, Ruchyat, "Reran Akuntansi
artinya bagi kepentingan pengajaran Pemerintahan di Indonesia", Makalah
akuntansipemerintahan. Yangkiranyalebih
Untuk Seminar Nasional Peranan
penting untuk dicatat bahwa proses
Akuntansi Dalam Dunia Bisnis dan
penyempumaan akuntansi pemerintahan
Pemerintahan, Yogyakarta, 25 - 26
daerah itu, temyata sama sekali dilakukan
Januari 1989.
secara terpisah dari penyusunan sistem , "Pengukuran Pos-pos
akutansi pemerintahan pemerintah pusat.
Dalam Posisi Keuangan Pemerintah,
Kenyataaninijelasmenyebabkantimbulnya
Akuntansi, EdisiKhusus,Januari 1989.
kesulitan untuk memprediksi bentuk
, "Rekomendasi Pembahan
akuntansi pemerintahan Indonesia di masa
depan. Kebijaksanaan dan Prosedur Akuntansi
Pemerintah", Akuntansi, No. 5, Mei
Kesimpulan 1989.
Berdasarkanbeberapapokokpikiran . "Perkiraan-perkiraan Buku
di atas, kiranya memang tidak keliru bila Besar Akuntansi P'emerintah",
dikatakan bahwa pengajaran akuntansi Akuntansi, No. 9, September 1989.
pemerintahan di Indonesia berada di Purba, Laudin, "Penyempumaan Sistem
simpang jalan. Bahkan, bila dilihat dari Akuntansi Pemerintahan", Akuntansi,
sudut jumlah persimpangannya, situasi No. 9, September 1989.
persimpangan yang dihadapi oleh Sajihartana,"PerIunya Akuntansi Pemerintah",
pengajaran akuntansi pemerintahan di Media Indonesia, 27 Juli 1992.
Indonseia bukanlah semata-mata situasi Sulistyo, Arie, F., "Kurikulum Bagi Akuntan
jalan bersimpang dua, melainkan situasi Pemerintah", Akuntansi, No. 6, Juni
jalanbersimpang tiga, atau mungkin lebih. 1987.

90

Anda mungkin juga menyukai