Anda di halaman 1dari 129

AGAMA-AGAMA SUKU,

HINDU & BUDDHA


MANUSIA
Roh
Jiwa
Tubuh
J

Intuisi
Pengertian Agama Dunia
 Didasarkan pada Penyataan Umum

Ciptaan Ciptaan illah


Akal
Perasaan
Pengalaman
 Agama Suku disebut juga agama
primitif
Robert desria sri krista reagen

 Tugas agama suku membuat makalah


 Membuat makalah tentang Budaya Nias dengan ketentuan
sebagai berikut:
 1,5 spasi; 12 font; A4; 5-8 lembar; times new roman

 Bab 1: pendahuluan
 Bab 2 : isi
 Bab 3 : kesimpulan, pandangan kelompok
WORLD VIEW Agama Suku
 Kosmos: dunia dan manusia pertama memiliki hubungan
horizontal yang terbatas.
 Tuhan: kekuatan/kekuasaan dunia ini hanya dapat diri mana
 Manusia: bersanak saudara dengan binatang yang adalah
mati, manusia adalah yang pertama dalam suatu grup
 Keadaan manusia
 Keselamatan: membuat suatu tradisi2
 Aturan
 Jalan hidup
Asumsi Dasar
1. Alkitab Sebagai Norma Utama

Alkitab adalah Firman Allah yang merupakan


sumber kebenaran mutlak dan lengkap
mengenai penciptaan, Allah, manusia, kematian
dan sebagainya (2 Tim 3:16; 1 Tim 2:5; 1 Yoh
4:1, 6-8; 2 Yoh. 6-7;Yoh 1:1). Manusia diciptakan
sesuai dengan rupa Allah sehingga tidak ada teori
yang dapat menggagalkan hal ini.
Jadi, dimanakah letak agama suku?
2. Maksud dan Tujuan Studi
a. Untuk mengetahui konsepsi-
konsepsi dalam agama suku supaya
dapat melakukan pelayanan
kesaksian dalam arah memberitakan
Injil yang menyelamatkan.
b. Untuk menemukan titik kontak
dalam konsepsi agama suku
supaya dapat menentukan
pendekatan yang kontekstual
untuk memberitakan Injil
3. Sikap Dalam Studi

 Motivasi Mengasihi
 Kasih Yang Tulus
 EmpatiYang Murni
4. Obyek Studi

Gejala-gejala adanya kepercayaan


tertentu dalam bentuk upacara,
perintah, larangan atau kebiasaan
yang dapat digolongkan sebagai
sesuatu yang berasal dari
kepercayaan agama suku
Sifat Gejala Agama Suku :
 Etikanya relatif dan subjektif
 Pemahamannya tentang yang ilah
adalah pantheistis dan kosmologis
 Tokoh-tokoh andalannya bersifat
misterius dan kharismatis
 Alat dan syarat ibadah bernuansa
simbolis dan magis
ELENKTIK

Istilah ‘elenktik’ berasal dari bahasa


Yunani elleggw yang berarti
membantah, meyakinkan tentang
kesalahan.
Elenktik adalah usaha untuk
membantah kepercayaan yang salah
dan meyakinkan terhadap kepercayaan
yangbenar
Bagaimana Sikap yang
seharusnya???????
Sikap toleransi namun bukan berarti
membiarkan orang lain berjalan ke
jalan yang menuju kebinasaan
Sikap yang lebih arif tetapi tidak
kompromi
Membutuhkan pertolongan Roh
Kudus
Alur Penguraian Elenktik:

• Mencari apa yang dipercayai dengan kebenaran Alkitab


1

• Menunjukkan perkembangan penyelewengan dari


kebenaran
2

• Memberikan tuntunan untuk membawa mereka yang


tersesat menuju dan sampai kepada kebenaran yang hakiki
3
TEORI ASAL MULA
AGAMA SUKU

1. Pandangan dari Alkitab


Akibat dari kesombongan kelompok manusia
“sekampung” (Kej.11), Allah mencerai-beraikan
manusia. Masing-masing dengan sisi konsep
monotheismenya mengembara memenuhi bumi
dalam kelompok-kelompok Homogen dan
mengembangkan agamanya hanya berdasarkan
Penyataan Umum (alam dan intuisinya)
Indikasi penyelewengan dari monotheisme
penyembahYahweh yang paling rentan adalah
penyembahan berhala (Ul.18:9-22; Hakim-hakim;
Yes.40:18-20; Hosea) yang merupakan bahaya
bagi penganut monotheisme (1 Kor.8:4, 10:19-20, 1
Yoh.5:19-21) robert, desria, sri, crista, reagen

Monoteisme Politeisme
NIAS

B.
Herbertasljojaojsaosijdasjdiajsidjaisjdiajsdjasdjasdjasdjasdjasdjasj
dasjdasjdasdjaisjaosijaisjdasjasijaisjaisjdiajsiajsajsajdasjaijsiasjiajsd
iasjdiajsidjasjdaisjdaisjdaisjdiasidajsdiasddddddddddddddddddd
ddddddddddddddddddddddddddddjjjjdjjjjjjjjjjjjjjjjjjjasdasd
Menciptakan teori Dualisme yang menganggap
bahwa terjadi keterbalikan dalam menilai mimpi.
Dia menyimpulkan bahwa pemujaan roh orang
mati adalah suatu kenyataan, sedangkan manusia
hidup dianggap sebagai khayalan.
Mimpi adalah kenyataan; kenyataan adalah maya
(shadow of self)
C. Edward Burnett Taylor (1832-1920)
Mengharosilkan Teori Rasionalisme Terbatas,
memperkirakan bahwa gejala alam yang
mengejutkan dan menakutkan telah merangsang
manusia mencari penyebabnya. Jika tidak
menemukan rasionalisasinya maka dibuat
manipulasi dan spekulasi dalam rasionalisme
dengan mengandaikan bahwa ada kekuatan-
kekuatan yang berpribadi sebagai
pelaku/penyebab peristiwa tersebut.
A. Carverth Re
roRoororor dalah unsur
pemersatu utama masyarakat homogen. Dalam
hal ini yang paling berperan adalah sang despot
(pemimpin kharismatik). Kesatuan/kesepakatan
warga adalah pokok penting, bukan ajarannya.
Pelanggaran terhadap kesepakatan, maka akan
dikucilkan bahkan dibinasakan.
B. Emil Durkeim
Durkeim mencetuskan ide tentang jiwa dan mana
memengaruhi setiap individu dalam suku yang
masih tertutup. Secara kolektif, mereka
beranggapan bahwa ada “jiwa bersama/jiwa
masyarakat” yang mempersatukan mereka.
“Jiwa” itu dianggap lebih kuat dari perbedaan
mereka secara fisik.
Don Richardson menyebutkan bahwa sisa-sisa
monotheisme meliputi seluruh dunia. Goresan
dari agama rakyat di dunia ini diresapi oleh
gagasan-gagasan yang bersifat monotheistic. Hal
inilah yang diabaikan oleh para penyusun teori-
teori asal-usul agama dengan hanya mendasarkan
pada ilmunya yang sederhana dan mengabaikan
keutuhan ilmu pengetahuan.
Lessa & Voght menilai bahwa agama suku hanya
dapat dispekulasi dan tidak akan pernah
ditemukan asal usulnya. Sebagai suatu spekulasi,
maka unsur manipulasi sangat kuat perannya.
Robert Brow berpendapat bahwa:
a. Agama yang paling primitif di dunia ini adalah monotheisme
b. Agama berkembang melalui pengaruh suku Aria yang
menyembah Allah dengan berbagai nama (Henotheisme)
c. Henotheisme berubah menjadi politeisme dimana nama-nama
itu dipribadikan secara terpisah dengan yang lainnya
BAGAIMANA TANGGAPAN
KITA???????
Secara kronologis, sumber agama adalah
berdasarkan Penyataan Umum dari Sang
Pencipta. Mendahului dan melampaui segala
pemikiran keagamaan (dan segala bentuk usaha
rekonstruksinya) dalam diri setiap manusia ada
roh yang dari Allah (Kej.2:7).
Pernyataan Tertulianus yang dikutip oleh Honig,
bahwa jauh di dalam nyawa itu hiduplah
kesaksian yang tiada terbinasakan. Pada kondisi
minimal itulah manusia meraba-raba untuk
menemukan Allah yang sejati. Secara sederhana,
kegagalan itu dialami oleh penganut agama suku
dengan penalarannya yang terbatas.
Para ahli psikologi, sosiologi dan antropologi
yang dalam hikmatnya yang duniawi
mengabaikan hikmat yang dari atas
PERISTILAHAN DALAM
AGAMA SUKU

Animisme
 Dari kata Anima yang berarti nyawa
 Menunjuk pada adanya pribadi yang tidak
kelihatan yang dianggap berkuasa
 Animus tertinggi adalah yang disebut “Yang
Terdahulu”
 Animisme mengandaikan adanya kepercayaan serba
roh
Dinamisme
 BahasaYunani yaitu dynamis yang artinya kekuasaan, kekuatan
atau khasiat
 Kemampuan atau kuasa secara aktif
 Kepercayaan kepada suatu daya kekuatan atau kekuasaan yang
dianggap keramat dan tak berpribadi, yang mana kuasa itu
dapat berfungsi positif maupun negatif
 Kepercayaan yang bertujuan memanfaatkan kuasa gaib yang
bebas sekaligus menghindari pengaruh negatifnya
 Timbul dari rasa takjub, takut, dan perasaan bahwa dirinya
kecil sebagai manusia dan perasaan bergantung kepada daya-
daya kekuatan sekeliling mereka
Mithos
 Berasal dari kata muqox (mutos) yang artinya cerita suci
 Cerita yang bermula dan beredar terus menerus dalam suatu
komunitas suku yang biasanya relatif masih homogen
 Penalaran tentang penyebab adanya sesuatu, seorang tokoh,
kondisi tertentu atau kebiasaan tertentu dalam suku
SIKLUS MITOS
Simbol
 Alkitab banyak menggunakan simbol (tindakan
simbolis) Namun Alkitab juga meningatkan supaya
tidak terjadi simbolisme (Rm. 2:29, 1 Kor.11:23-25)
 Dalam agama dunia, simbol menjadi berhala yang di
dalamnya dipercayai ada kuasa gaib, sehingga simbol
dijadikan objek pemujaan
Mana
 Dari bahasa Polynesia yang berarti kuasa gaib yang
menembus segala sesuatu yang terfokus kepada
pribadi, tempat atau benda tertentu. (Magi)
 Mana merupakan aktualisasi kepercayaan dinamisme.
 Magic dalam agama suku adalah suatu cara berpikir
dan suatu cara hidup yang lebih tinggi daripada yang
dilakukan ahli sihir
Shaman
 Dari bahasa suku Siberia yang artinya adalah seorang dukun
yang dengan cara extase/ trance/ kesurupan membuat
keajaiban
 Sinonim dari shaman adalah dukun, chilan (dari bahasa Indian
Maya) dengan tekanan sebagai peramal, kepala adat, dan
bermuara pada pengertian imam
 Perkembangan peradaban kemudian menempatkan shaman
menjadi imam, yaitu tokoh yang secara fngsional dan
structural mempunyai monopoli di bidang agama
Tabu
 Dalam bahasa Polynesia, berarti tentang suatu objek, tempat,
orang atau keadaan yang mempunyai karakter suci atau
berbahaya
 Dua sisi tabu, yaitu:
1. Sebagai sesuatu yang harus dihindari karena bila
diperlakukan dengan sembarangan maka dapat
mendatangkan celaka
2. Untuk menghindarkan bencana harus dibuat suatu
tindakan upacara penyelamatan
Omen
 Isyarat alam tentang sesuatu yang akan terjadi, kepercayaan
atas hal-hal tertentu sebagai pertanda keberuntungan atau
kerugian
 Empat jenis Omen dalam hal membedakan objeknya, yaitu
alam semesta, benda tertentu, binatang tertentu, diri
manusia
Totemisme
 Totemisme adalah kepercayaan adanya hubungan khusus
antara serumpun suku dengan jenis binatang tertentu
 Seringkali maknanya menjadi kepercayaan bahwa adanya
kesamaan itu merupakan “bukti” bahwa suku tertentu masih
bersaudara dengan binatang tertentu
 Cat: Istilah nagual merupakan satu binatang suci untuk satu
orang
TUGAS HARIAN

1. BUATLAH URAIAN TENTANG SISTEM


KEPERCAYAAN AGAMA SUKU TERTENTU
2. BUATLAH URAIAN SALAH SATU
BENTUK UPACARA RITUAL AGAMA
SUKU TERSEBUT!
Flores

I. Tokoh-tokoh ilah
A. Ilah Tertinggi
Ilah tertinggi dalam suku Flores adalah Mori
Karaeng pada suku Manggarai, namun dalam doa-
doa mereka dipakai nama Bapa atas – Ibu bawah/
Lelaki atas – Perempuan bawah/ Bapa – Ibu/
Matahari – Bulan. Pada suku Ngada disebut dengan
Dewa/ Dewa langit dan Nitu/ Dewa bumi. Bagi
suku Flores Tengah disebut Lera –Wulan (Matahari
– Bulan) sebagai pria danTana-Ekan (Bumi) yang
dianggap sebagai hasil penjadian, yaitu perempuan.
B. Ilah lainnya
Suku Flores juga meyakini bahwa
ada kepercayaan terhadap “tokoh-
tokoh di seberang sana” sebagai
penguasa alam di luar wilayah
hunian manusia, yang terdiri dari:
Naga Golo, Darat, Roh jahat.
II. Mithos Penjadian Alam
Mitos penjadian alam, tiap suku dalam rumpun suku
Flores mempunyai mithosnya masing-masing, antara
lain:
 Suku Riung
Semula ada seorang wanita yang bernama Te’ze
Sebagai “ibu alam” yang kejatuhan bunga dari pohon
di atasnya sehingga ia hamil dan melahirkan anak
laki-laki bernama Lena yang kemudian menjadi
suaminya sendiri dan kemudian perkawinan ibu dan
anak ini menurunkan leluhur suku ini. Dengan
mengorbankan dua anaknya, yaitu Rakau dan Ruat
yang darahnya dipercikkan ke seluruh ladang,
sedangkan daging dan tulangnya dijadikan pupuk.
Lena berhasil bercocok tanam.
 Suku Manggarai
Sesudah Mori Karaeng membuat alam, ternyata
jarak langit dan bumi sangat dekat, sehingga bumi
Terlalu panas. Maka dibuatlah serumpun bambu
Yang menghasilkan sepasang manusia dan seekor
anjing. Manusia pertama memotong bambu itu
untuk membuat rumahnya, kemudian anjingnya
menggigit rotan yang mengikat bumi dengan langit
sehingga keduanga menjauh. Sebagai
terimakasihnya maka manusia memelihara anjing
(hal ini dijadikan penalaran asal mula manusia
memelihara anjing).
 Suku Flores Tengah
Suku ini memiliki mithosnya sendiri,
dimana semula Tana-Ekan penuh
dengan air. Karena perintah Lera-
Wulan, air surut dan muncullah bumi
yang kemudian dihuni oleh Sem dan
Ma yang dijadikan sebagai asal
semua manusia. (band. Kisah Nuh
yang juga memiliki anak bernama
Sem)
III. Konsep tentang manusia
Suku Manggarai meyakini bahwa jiwa manusia
berasal dari Mori Karaeng, sehingga jiwa dapat
lepas dari manusia, bahkan seolah dianggap
sebagai kawan atau saudara manusia itu sendiri.
Ada yang membedakan dua jenis jiwa, yaitu
manar (daya hidup atau kecakapan) dan Maeng
(yang diberikan oleh Karaeng waktu dalam
kandungan ibunya, sehingga jika ia meninggalkan
tubuh maka orang tersebut akan mati). Maeng dapat
meninggalkan tubuh dalam bentuk binatang untuk
mengembara pada waktu mimpi.
IV. Konsep tentang kematian
Bila seseorang mati, perlu diadakan
pesta kematian pada hari kelima.
Jiwa yang baik bersatu dengan Lera-
Wulan, sedangkan jiwa yang jahat
Ke alam bawah menunggu sampai
pesta kematian yang diadakan
untuknya mencukupi untuk naik ke
alam atas.
LATAR BELAKANG
LAHIRNYA AGAMA HINDU
 Istilah Hindu seringkali
dikaitkan dengan India.
 Akar kata “hindu” mengandung
3 pengertian, yaitu:
1. Wilayah
2. Bangsa
3. Agama
Penduduk mayoritas India
adalah bangsa Dravida
yang adalah penduduk
asli dan bangsa Arya yang
merupakan pengembara/
pendatang yang akhirnya
menetap.
BANGSA DRAVIDA
 Berdasarkan penggalian di
Mohenyo Daro dan Harappa:
Sudah memiliki peradaban yang
tinggi dengan memiliki kota-kota
yang besar, jalan-jalan yang besar
Telah membuat kapal-kapal
untuk perdagangan
Hidup dari pertanian dan cinta
damai
Bersifat matriakhal dan tidak
mengenal kasta
Memiliki ciri fisik Hamitein
Dewa utama: dewa Varuna (dewa
air/lautan), dan dewa Agni
(dewa api)
BANGSA ARYA
Bangsa yang senang
mengembara (nomaden) yang
kemudian menetap di anak
benua India k.l. tahun 1500
BC.
Hidup sebagai peternak dan
ahli dalam berperang
Memiliki ciri fisik Yafetitein
Bahasa mereka menjadi cikal
bakal bahasa Sansekerta
Dewa tertinggi adalah dewa
Surya (dewa matahari) dan
dewa Indra (dewa perang)
AGAMA HINDU
 Merupakan percampuran
kepercayaan agama-agama suku di
kawasan anak benua India,
terutama kedua suku bangsa yang
dominan, yaitu Dravida dan Arya.
 Kepercayaan kepada para dewa
yang bersifat panteistik menjadi
dasar utama agama Hindu dan tata
masyarakat dengan sistem
kastanya.
TAHAP-TAHAP
AGAMA HINDU
1. AGAMA WEDA
“Weda” dari kata ‘wid’ yang artinya
‘tahu’ . Weda adalah wahyu Brahma
kepada para rsi dalam bentuk
mantera-mantera yang disusun
sebagai puji-pujian.
Pengetahuan yang tertinggi disebut
“sruti” (apa yang didengar) dari para
dewa, yang disebut juga sebagai
“nafas” dewa tertinggai.
Dewa adalah manifestasi atas alam dan
gejala-gejalanya yang
dipersonifikasikan sebagai oknum
tertinggi.
Dalam proses pengumpulan pujian itu
muncul pengalaman ekstatik
Kumpulan Mantera tersebut
dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:
a. Rig Weda: Syair pengundang
dewa yang berisi puji-pujian
terhadap alam dan gejala-
gejala alam. Pemeran
penting adalah ‘Hotr”
b. Sama Weda: meningkatnya puji-
pujian menjadi mantra dengan
diberi notasi (chanting) menjadi
nyanyian. Lalu diperkenalkan
kepada umat dalam upacara-
upacara persembahan kurban oleh
“Udgatr” (imam yang ahli menyanyi)
dengan menggunakan instrumen
musik.
c. Yajur Weda: syair yang dinyayikan
disertai yantra dianggap dapat
memengaruhi para dewa, yang mana
kekuatan gaib dapat mengubah
kurban yang disajikan menjadi
makanan kesukaan dewa. Melalui
yajur (mantra), dewa dipaksa
mengabulkan permintaan. Pada
masa ini kekuasaan Brahmana lebih
tinggi dari pada dewa.
d. Atharwa Weda: penggunaan mantra
memuncak sehingga memunculkan
praktek sihir, tenung, santet yang
bermula dari para brahmana yang
memanfaatkan fungsi roh jahat.
Kekuatan imam bukan pada kurban
melainkan kepiawaiannya mengatur
kesakralan upacara untuk memperkuat
tekanan kepada dewa supaya
mengabulkan permintaan sang
brahmana
2. AGAMA BRAHMAN
Ciri-ciri:
a. Korban mendapat peran utama dalam keagamaan
b. Para imam merupakan golongan tertinggi yang
paling berkuasa
c. Munculnya ‘kastanisasi’ bagi para pemeluk agama
Hindu
d. Terjadinya perubahan kedudukan dan peran para
dewa
e. Adanya sutra-sutra
1. Korban dianggap memiliki daya magis yang dapat
memaksa dewa untuk menolong manusia juga untuk
memperoleh kekuasaan atas seluruh dunia. Manusia
dapat menjadi tuhan atas dunia
2. Para imam yang adalah golongan Brahmana menjadi
sangat menentukan hidup manusia
3. Para penganut agama Hindu digolongkan menjadi
beberapa kasta, yaitu Brahmana, Ksatria, Waisya,
Syudra, Pariya
4. Manusia memiliki 4 tingkatan hidup yang disebut
asrama: Brahmacarya, Grahstha, Wanaprastha,
Sannyasa
 ASRAMA: konsep sosial yang di dalamnya ada
peratutan-peraturan dan tindakan tindakan yang
sesuai dengan kastanya.

1. Brahmacarya: tahap menjadi murid (dwija)


Syarat: Diterima melalui upacara pada usia 12
Tahun (lahir kedua kali).
Tanggungjawab: Ia belajar kitab Weda Samhita,
melayani api suci, menggembalakan ternak
guru atau mengemis.
2. Grhastha: tahap menjadi kepala keluarga

Syarat: menikah dan mempunyai anak-


sebanyak-banyaknya (khususnya anak laki-laki)

Tanggungjawab: berkorban, bersedekah dan


mempelajari Weda.
3. Wanaprastha: tahap pertapa

Syarat: Harus meninggalkan anak cucunya pergi


ke hutan

Tanggungjawab: Mempelajari kitab-kitab


Aranyaka dan merenungkan korban-korban rohani
4. Sannyasa: tahap hidup penyangkalan

Syarat: hidup meninggalkan segala sesuatu,


mengembara, hidup tanpa rumah, sebagai
pengemis tanpa milik

Tanggungjawab: mempelajari kitab-kitab


Upanisad
3. AGAMA UPANISAD
 Ajarannya disusun oleh para pertapa yang
berada di hutan.
 Ajarannya bersifat monisme idealistis yang
mengembalikan segala sesuatu kepada satu azas.
 Brahman adalah atman. Brahman sebagai azas alam
semesta sedangkan atman azas manusia.
 Hidup manusia pada saat sekarang dan pada
kehidupan yang selanjutnya ditentukan oleh Karma.
Segala sesuatu ditaklukkan oleh karma, baik dewa,
manusia maupun binatang.
REINKARNASI
 Dari bahasa Latin, yaitu: re artinya ‘lagi’ dan
incarnere dari dua kata latin: in dan caro yang berarti
‘dalam daging’
 Arti secara harafiah: kembali dalam daging
 Goeffrey Parrinder:
Reinkarnasi adalah keyakinan bahwa jiwa atau
suatu kekuatan keluar sesudah kematian dan
masuk ke tubuh lain.
 Istilah-istilah lain dari reinkarnasi:
Perpindahan, metampsikosis, pelingenepis dan
kelahiran kembali.
 Ajaran:
1. Impersonal (advaita) oleh Shankara
seorang filsuf India terkemuka di abad ke-8
“Tidak ada yang dua” (semuanya satu) yang
menganut panteisme dimana Tuhan
(Brahman adalah segala sesuatu dan segala
sesuatunya adalah Tuhan (Brahman)
2. Personal (vishishtadvaita) oleh
Ramanuja seorang filsuf India
terkemuka di abad ke-11
“Beda tetapi tidak beda”. Tuhan
adalah suatu pribadi dan dunia
serta manusia adalah ‘tubuh’
Tuhan. Panteistik (segalanya di
dalam Tuhan dan Tuhan lebih
daripada dunia). Dunia adalah
satu aspek dari Tuhan.
 Unsur-unsur dalam Reinkarnasi:
1. Jiva atau jivatman (jiwa)
dimasukkan ke dalam ‘badan
wadag’ (tubuh). Jika badan mati,
jiwa (tubuh halus) tetap hidup dan
berpindah ke tubuh kasar yang
lain.
2. Karma yang berarti perbuatan,
kelakuan, tindakan. (menuai
sesuai dengan perbuatan)
3. Samsara: roda reinkarnasi
Lahir hidup mati

4. Moksha: pembebasan yang berarti tidak lagi


mengalami reinkarnasi karena telah mencapai
kesempurnaan batin dalam keadaan ilahi.
ALIRAN-ALIRAN KEAGAMAAN
A. MAZHAB WISNU
 Menyembah dewa Wisnu dan avatara-avataranya
 Lebih mengutamakan Bhakti daripada Jnana

B. MAZHAB SIWA
 Siwa sebagai dewa tertinggi
 Jnana dianggap sebagai jalan kelepasan
C. MAZHAB SAKTA
 Penyembah tenaga ilahi Tuhan
(Sakti)
 Yang populer aspek Ibu-ilahi
dan dewi yang mengerikan
AGAMA HINDU PADA MASA
AGAMA BUDDHA
 Merupakan masa krisis politik,
bangsa-bangsa asing masuk ke India.
 Kepercayaan kepada dewa tidak ada
lagi sehingga terjadi kemerosotan
moral.
 Muncul atheistik (agama Jain dan
Buddha) dan aliran falsafah, yaitu
Samkhya dan Yoga
1. Samkhya
 Ajarannya: dua asas utama, yaitu purusa
(asas rohani) dan prakrti (asas bendani)
a. Prakrti adalah rupa pertama dari segala
yang ada, yang mengandung 3
tenaga/daya, yaitu: sattwa, rajas dan
tamas
b. Purusa berfungsi sebagai penonton yang
melihat segala gerak-gerik tubuh
manusia.
c. Tubuh manusia terdiri dari tubuh
halus (alat kejiwaan dan perasaan)
dan tubuh kasar
d. Tubuh halus terikat pada purusa dan
purusa terikat pada prakrti.
e. Samkhya adalah salah satu ajaran
kelepasan
2. Yoga
 Ajarannya memiliki ciri khas, yaitu
8 tingkat peniadaan rintangan, yang
dibagi menjadi 4, yaitu:
a. Persiapan etis
b. Persiapan badani
c. Merenungkan
d. Samadhi
Agama Hindu Di Indonesia
a. Pada Permulaan
 Di Kutai (Kalimantan Tengah): Raja
Mulawarman
 Di Jawa Barat: Raja Purnawarman
b. Di Jawa Tengah
 Situs candi Prambanan (candi Lara
Jonggrang)
 Menggambarkan Mahameru, yaitu gunung
tempat kediaman para dewa sekaligus untuk
pemakaman para raja. (Raja adalah titisan
dewa)
c. Di Jawa Timur
 Dimulai tahun 929 s.d awal abad ke-16.
Dibagi dalam tiga zaman, yaitu:
1. Zaman mPu Sindok Hingga Erlangga (929-
1042)
a. Siwa sebagai dewa tertinggi yang
diidentikkan dengan Zat yang Mutlak,
yang transenden.
b. Masyarakat mulai menghasilkan
kepustakaan dalam bahasa Jawa Kuno,
namun cukup dipengaruhi oleh bahasa
Sanskrta.
2. Zaman Kerajaan Kediri dan Singhasari
(1042-1292)
 Raja dipandang sebagai titisan Wisnu
 Menggunakan kepustakaan ‘Kakawin’
yang ditulis para pujangga istana
sebagai pemujaan raja, yang juga dapat
dipakai sebagai alat untuk bersekutu
dengan dewa
3. Zaman Kerajaan Majapahit (1293-1528)
 Sebagai puncak sinkritisme dari 3
aliran yang hidup berdampingan;
agama Siwa, Wisnu dan Buddha
Mahayana
 Jinatwa dan Siwatattwa adalah satu
menjadi Siwa-Buddha-tattwa (hakekat
Siwa dan Buddha adalah satu)
HINDUISME PADA MASA KINI

Populasi Hindu di dunia lebih dari


800 juta jiwa dan berada di lebih dari
160 negara. 80% tinggal di India. Di
Britania sekitar 1.200.000 orang sejak
akhir tahun 1960-an dan Sekitar 800.000
umat Hindu tinggal di Amerika Serikat.
Namun komunitas-komunitas kecil
penganut agama Hindu juga ditemukan di
seluruh Eropa.
BUDDHA
LAHIRNYA AGAMA
BUDDHA
 WULF METZ: “Buddha, by this
interpretation, was a reformer
with a similar relationship to
Hinduism as that which Luther
had to Roman Catholicism...
Gautama struggled with the
question of how to be freed
from the misery of endless
rebirths”
 ROBERT BROW: “Situasi ‘dunia
beradab’ antara abad ke-6 sM s/d
ke-2 sM terjadi revolusi
kebudayaan yang menentang
hegemoni dan dominasi
kelompok imam. Muncul
gerakan-gerakan filsafat dan
agama di berbagai bagian dunia”
Kesimpulan: buddha
adalah suatu
pencerahan dari
agama Hindu yang
lahir sebagai
dampak/akibat dari
hegemoni kaum
Brahmana.
SIDDHARTA GAUTAMA
 Lahir : tahun 563 sM
 Nama Ayah: Raja
Suddhodana
 Nama Ibu: Ratu Maya
 Tempat dibesarkan: Kota
Kapilawastu (sekarang di
sekitar Nepal)
 Agama: Hindu
Proses Sejarah
 Kelahiran:
Ratu Maya bermimpi diangkat dan
dibawa ke gunung Himalaya. Ia
dimandikan dan dikenakan
pakaian sorgawi. Sang Buddha
yang menyerupai gajah membawa
teratai putih dan berputar-
putar mengitari permsaisuri
sebanyak tiga kali.
Kemudian masuk ke dalam rahim
Kandungan ratu Maya melalui pinggang
kanan. Kemudian para Brahmana
meramalkan bahwa permaisuri akan
melahirkan seorang putera yang jika tidak
menjadi raja, akan menjadi seorang
buddha. Mengenai kelahiran calon
isterinya, calon murid, calon pelayan, calon
kendaraan dan tumbuhnya pohon bodhi
sudah dinyatakan sebelumnya melalui
mimpi.
 Masa sebelum menjadi Budha:
Hidup dalam kesenangan dan
Kemewahan yang melimpah.
ayahnya hendak menjauhkan
Siddharta dari pemikiran
menjadi pemimpin agama.
Namun ia lebih tertarik dengan
hidup pertapaan.
 Perjalanan Cengkerama:
1. Seorang yang sangat tua
2. Orang yang kurus dan sakit
serta lemah
3. Jenazah yang diangkut dan
dikuburkan
4. Seorang petapa yang sedang
memandang ke bawah, serius,
terhormat, menguasai diri dan
mengenakan jubah dengan
membawa tempurung derma.
 Pada waktu Siddharta berusia
30 tahun, ia duduk di bawah
pohon bodh gaya (bodhi) untuk
mendapatkan pencerahan.
 Adanya cobaan dari Mara
(iblis) dengan berbagai cara.
Pencerahan yang
dicapai:
1. Pengetahuan tentang
kehidupannya
terdahulu
2. Ia menjadi mahatahu
3. Pengetahuan tentang
awal segala kejahatan
Siddharta dipanggil tiga
kali oleh Dewa tertinggi,
Brahma supaya
membantu orang lain
menerima pencerahan.
Panggilan itu dijalankan
selama 44 tahun, dan
murid pertmanya adalah
kelima teman petapanya.
Kematiannya:
Wafat pada usia yang ke-
80. tubunhya dibakar,
namun hanya daging dan
kulitnya yang menjadi
abu, sedangkan tlang-
tulangnya menjadi
rebutan
para pengikutnya.
HISTORISITAS
E Senart (1875):
Cerita tentang Siddharta
Gautama adalah suatu
mite tentang matahari.
H. Oldenberg (1881):
Buddha benar-benar ada
HISTORISITAS
H. Kern:
Buddha memang pernah
ada, namun ceritanya
diliputi oleh suatu mite
tentang matahari
HISTORISITAS
Kesimpulan:
Hidup Siddharta
Gautama sebagai
pribadi tidak dianggap
penting. Yang penting
adalah idenya
AJARAN DASAR
1. EMPAT
KESUNYATAAN
MULIA
2. DELAPAN JALAN
UTAMA
1. EMPAT KESUNYATAAN
MULIA
 DUKHA
 ALASAN DUKHA
 JALAN KELUAR DARI
DUKHA DAN PENDERITAAN
 JALAN KELUAR DARI
DUKHA ADALAH DELAPAN
JALAN UTAMA
2. DELAPAN JALAN UTAMA
 PANDANGAN YANG BENAR
 ARAH YANG BENAR
 BERBICARA YANG BENAR
 BERSIKAP YANG BENAR
 MATA PENCAHARIAN YANG BENAR
 KETETAPAN HATI UNTUK MELAKUKAN
YANG BENAR
 PIKIRAN YANG BENAR
 KONTEMPLASI YANG BENAR
AJARAN PANCASILA

 Dilarang membunuh atau merusak


benda yang hidup
 Tidak boleh mengambil barang yang
tidak diberikan kepadanya (mencuri)
 Tidak boleh menyalahgunakan seks
 Tidak boleh menggunakan kata-kata
yang tidak pantas (bohong, maki,
menyebar rumor, gosip)
 Tidak boleh menggunakan obat
terlarang, minuman keras (alkohol)
Kitab Suci
 Kitab Suci Theravada:
1. Vinaya Pitaka (berbicara mengenai
Sangha)
2. Sutta Pitaka (berbagai macam
ceramah Budha)
3. Abhimdhamma Pitaka (berisi analisis
ajaran Budha)
 Kitab Suci Mahayana:
1. Pali Canon dan beberapa kitab
tambahan, misalnya Vimalakirti Sutra
PERKEMBANGAN AGAMA BUDDHA
 TAHAP PERTAMA (abad ke-6 sM s.d ke-
3 sM) ditandai dengan 2 Muktamar
besar:
1. Rajgraha (383 sM), yaitu 100 tahun
setelah sang Buddha wafat.
Pemimpinnya disebut Kasyapa dengan
2 orang kunci yang adalah murid sang
Buddha, yaitu Upala (wianaya pitaka)
dan Ananda (sutra)
2. Waisali (283 sM) yang mana para
rahib melakukan sepuluh
penyimpangan karena
bertentangan dengan Dharma.
Terjadi perpecahan antara
Sthawirawada dan Mahasamghika
yang menjadi cikal bakal dua
aliran besar dalam agama Buddha
yaitu Hinayana dan Mahayana.
 TAHAP KEDUA (abad ke-3 sM s.d ke-2
sM): pada tahun 269 sM-233 sM, Asoka
memerintah dan agama Buddha
berkembang pesat, namun merupakan
zaman perselisihan dan perpecahan.
Pada zaman pemerintahan raja Kaniska
diadakan Muktamar di Jalandhara yang
justru mempertegas perpecahan antara
Mahayana dan Hinayana.
 MAZHAB-MAZHAB POKOK
DALAM AGAMA BUDDHA
1. HINAYANA: Theravada (di Langka,
Birma dan Muangthai),
Sarwastiwada (Mathura,
Gandhara, Kashmir)
2. MAHAYANA: Madhyamika,
Yogacara, Tantara
BUDDHA DI AUSTRALIA DAN DI BARAT
1. Theravada: raja Asoka mendesak
penganut buddha mencari jalan
guna menyangkal gagasan
pembauran, yang banyak menembus
sekolah filsafat Buddha, karena
masuknya orang yang berpengaruh
dan kaya ke universitas-biara.
2. Mahayana: paling banyak
tersebar di dunia (Cina,
Mongolia, Tibet, Vietnam, Jepang
dan Australia). Aliran ini
memiliki daya tarik kepercayaan
yang didasarkan pada
pemahaman ideal akan
bodhisattva (orang kudus)
3. Zen: tersebar ke Cina, Jepang,
Amerika Serikat, Australia, pada
dasarnya dianggap sebagai jalan
paling ‘langsung’ menuju
pencerahan sempurna. Zen
merupakan aliran dari Mahayana
 NIRWANA (Nibbana)
Di dalam agama Buddha ajaran kelepasan
diungkapkan dengan bermacam-macam ungkapan
sebagai umpamanya: wimoksa, yang paling dikenal
adalah istilahNirwana artinya pemadaman atau
pendinginan. Maksdunya yang padam, tiada lagi
yaitu apinya. Jadi, dalam hal ini menurut Buddha
bahwa di dalam Nirwana itu tidak ada lagi apinya.
Sedangkan maksud dari dingin ialah hilangnya
panasnya.Yang dipadamkan adalah keinginan; api
nafsu, kebencian dan sebagainya.
Nirwana dibedakan dalam dua macam,
yaitu :
 Upadhisesa adalah status orang yang sudah
mendapat kelepasan atau Nirwana, tetapi yang
hidup lahirnya masih terus berjalan.
 Anupadhisesa adalah status orang yang mendapat
kelepasan, yang hidup lahirnya sudah tak ada lagi.
Jadi nirwana dalam anupadhisesa ini hanya bisa
dicapai sesudah mati.
 NERAKA (Niraya)
Di alam neraka ini yang dijumpai adalah
jeritan, tangisan dan rintihan yang
memilukan, sebagai akibat dari pembayaran
hutang-hutang akusala karma (perbuatan-
perbuatan jahat), yang pernah diperbuat
sebelumnya. Maka akan dibuang dialami
duggati (alam derita), yaitu di neraka.
Delapan jenis neraka:
 Sanjiva
Makhluk apapun juga yang terlahirkan di alam
neraka ini, akan merasakan penderitaan yang
luar biasa, sebagai akibat dari karma buruk
yang dimilikinya. Di alam ini, makhluk-
makhluknya dipotong-potong menjadi
kepingan-kepingan yang tiada akhirnya.
 Kalasuta
Benang hitam. Makhluk apapun juga yang
terlahirkan di alam neraka ini, akan merasakan
penderitaan yang luar biasa, sebagai akibat dari
karma buruk, yang dimilikinya. Makhluk makhluk
yg terlahirkan di alam ini, tubuhnya dijelujuri
(dijahit) dengan benang hitam dan dipukuli,
dengan beliung sampai sisa-sisa akusala karma
(perbuatan- perbuatan jahat) nya habis, barulah
terbebaskan dari derita ini.
 Sanghata
Neraka penghancur. Makhluk apapun juga yang
ditumimbal lahirkan di alam neraka ini, akan
merasakan penderitaan yang luar biasa, sebagai
akibat dari karma buruk, yang dimilikinya.
Makhluk yg terlahirkan di alam ini, akan
merasakan terpaan/ terjangan benda-benda keras,
mis : batu karang dari empat penjuru angin, ke
arah tubuhnya tanpa henti-hentinya. Semuanya ini
akan berakhir, jika akusala karmanya telah
terlunasi.
 Roruva
Daerah tertarus. Makhluk apapun juga yang
ditumimbal lahirkan di alam neraka ini, akan
merasakan penderitaan yang luar biasa, sebagai akibat
dari karma buruk, yang dimilikinya. Makhluk makhluk
yg terlahirkan di alam ini, akan merasakan masuknya
nyala api dan asap ke tubuh, melalui sembilan lubang
mis : telinga, hidung, mulut dan lain lain serta
membakar di dalamnya. Dan pada akhirnya akan
menimbulkan keperihan yang luar biasa. Derita ini
akan berakhir, jika sisa-sisa akusala karmanya telah
habis.
 Maha roruva
Daerah tertarus yang besar. Makhluk apapun juga yang
ditumimbal lahirkan di alam neraka ini, akan merasakan
penderitaan yang luar biasa, sebagai akibat dari karma buruk,
yang dimilikinya. Makhluk-makhluk yang dilahirkan di alam
neraka ini, juga akan merasakan penderitaan yang luar biasa
 Tapana
Pembakar. Makhluk apapun juga yang ditumimbal lahirkan di
alam ini, akan merasakan penderitaan yang luar biasa, sebagai
akibat dari karma buruk yang dimilikinya. Makhluk makhluk
yang terlahirkan di alam ini, tubuhnya akan dibakar dengan
tangan terikat di tiang besi yang panas dan lantainya menyala-
nyala, diiringi dengan adanya api yang besar sekali.
 Patapa
Pembakaran yang hebat. Makhluk apapun juga yang
ditumimbal lahirkan di alam neraka ini akan merasakan
penderitaan yang luar biasa akibat dari karma buruk yang
dimilikinya. Makhluk-makhluk yg terlahirkan di alam ini,
akan di dera penderitaan yang luar biasa dan juga akan
berakhir.
 Avici
Tanpa penghentian. Makhluk apapun juga yang ditumimbal
lahirkan di alam neraka ini, akan merasakan penderitaan
yang luar biasa, sebagai akibat dari karma buruk, yang
dimilikinya. Makhluk-makhluk yg terlahirkan di alam ini,
akan selalu merasakan serangan api dari segala sisi, yang
tanpa hentinya.
SPRING TEMPLE BUDDHA
LAYKYUN SETKYAR
USHIKU DAIBUTSU
GUANYIN STATUE
GRAND BUDDHA AT LING SHAN
Tuhan Yesus

Anda mungkin juga menyukai