MASYARAKAT DI NUSANTARA
Animisme sudah ada sejak masa prasejarah atau masyarakat primitif. Sistem
kepercayaan pada masa itu, muncul sejak adanya masa berburu dan mengumpulkan
makanan tingkat lanjut atau masa zaman Mesolithikum. Hal ini, bisa dilihat dari
semakin kompleknya upacara penghormatan, penguburan dan pemberian sesajen
terhadap roh-roh tersebut.
Menurut Hangstin dalam Imron, animisme pertama kali dikemukakan oleh
E.B.Tylor bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini semuanya bernyawa (memiliki
roh). Roh-roh tersebut melekat pada manusia yang disebut jiwa, dan ada pula roh yang
tidak melekat pada diri manusia atau terpisah dari badan seperti, lelembut atau hantu,
genderuwo dan lainnya.
Menurut E.B Taylor dalam bukunya primitif kultur mengajukan sebuah teori
(teori serba jiwa), bahwa bentuk kepercayaan asal manusia adalah animisme.
Manusia primitif dapat membedakan antara roh dan badan berupa materi. Badan
dianggap hidup jika roh ada bersamanya, namun ketika roh berpisah dari badan maka
rohlah yang menjadi sumber kehidupan dan aktivitas manusia. Keyakinan ini berlanjut
menjadi takhayul
2. PENGERTIAN ANIMISME
Animisme berasal dari kata anima, anime; dari bahasa latin animus dan bahasa
Yunani avepos dan dalam bahasa sang sanksekerta disebut prana dalam bahasa brani
disebut ruh yang artinya napas atau jiwa. Ia adalah ajaran doktrin tentang realitas jiwa.
Dalam biogis atau psikologis animisme adalah pandangan bahwa pikiran atau jiwa
adalah salah satu elemen immaterial yang bekerja sama dalam tubuh memulai otak dan
sistem saraf.
Dalam filsafat, animisme adalah doktrin yang menepatkan asal mula kehidupan
mental dan fisik dalam suatu energi yang lepas atau sekurang-kurangnya berbeda
dengan jasadnya. Atau, animisnme adalah teori bahwa segala objek-objek alami ini
bernyawa atau berjiwa, mempunyai spirit dan bahwa kehidupan mental dan fisik
bersumber pada nyawa, jiwa atau spirit tadi.
Dinamisme lahir karena adanya naluri beragama yang tertanam dalam jiwa
manusia primitif dan sebagai wujud kebergantungan manusia terhadap daya dan
kekuatan lain yang berada di luar diri mereka. Setiap manusia memiliki rasa butuh dan
harap kepada Dzat lain yang dianggapnya mampu memberikan pertolongan dengan
kekuatan yang dimilikinya.
Selain itu, orang primitif menamakan benda-benda tersebut benda yang bertuah.
Ada 3 kategori yang dimiliki oleh benda bertuah yakni: 1) Benda bertuah karena hasil
pengisian atau sering disebut benda afirmasi. Biasanya berupa batu permata, keris, jimat
dan sebagainya. 2) Benda bertuah hasil penarikan alam gaib. Benda ini merupakan
benda yang diambil dari alam gaib melalui cara bertapa, semadi dan lainnya. 3) Benda
alam yang tercipta dengan sendirinya dan memiliki kekuatan murni dari alam.
4. PENGERTIAN DINAMISME
Dinamisme berasal dari kata yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu dunamos
dan di Inggris menjadi dynamic yang umumnya diterjemahkan dalam bahasa Indonesia
dengan arti: kekuatan, kekuasaan atau khasiat dan dapat juga diterjemahkan dengan
daya.
Sedangkan, secara terminologi Dinamisme adalah kepercayaan kepada sesuatu
daya-kekuatan atau kekuasaan yang keramat dan tidak berpribadi, yang dianggap halus
maupun berjasad, semacam fluidum, yang dapat dimiliki maupun tidak dapat dimiliki
oleh benda, binatang dan manusia. Menurut Nasution dalam Jirhanuddin, Dinamisme
adalah suatu paham bahwa ada benda-benda tertentu yang mempunyai kekuatan gaib
dan berpengaruh pada kehidupan manusia sehari-hari. Menurut Sukardji Dinamisme
adalah suatu ajaran dan perasaan keagamaan tentang adanya daya-daya kesaktian pada
setiap benda untuk jenis-jenis bangsa yang banyak persamaannya. Adapun Honig
berpendapat bahwa dinamisme bahwa sejenis paham dan persamaan keagamaan yang
terjadi diberbagai bagian dunia, pada berjenis-jenis bangsa dan menunjukkan banyak
persamaan-persamaan.
Selain adanya hal yang dipyakini dan yang meyakini, salah satu syarat agama
adalah adanya konsep kepercayaan atau ketuhanan yang membedakannya dari yang
lain. Begitu pula dalam animisme dan dinamisme sebagai sebuah kepercayaan.
Berangkat dari berbagai pengertian di atas, dapat dimunculkan beberapa konsep
sebagaimana berikut:
1) Animisme
Meskipun masih belum diakui sepenuhnya sebagai agama, menurut Tylor ada
empat tahap proses yang dilalui animisme untuk bisa diakui sebagai agama primitif.
Tahap pertama, masyarakat primitif menghayalkan adanya hantu jiwa (Ghost-soul)
orang mati pasti mengunjungi orang hidup. Hantu jiwa inilah yang yang
mengganggu orang-orang yang masih hidup. Tahap kedua, jiwa menampakkan diri.
Tahap ketiga, timbulkepercayaan dalam masyarakat tersebut bahwa segala sesuatu
berjiwa. Tahap keempat, dari yang berjiwa ini ada yang menonjol, seperti pohon
besar atau batu aneh. Akhirnya, yang paling menonjol dari kesemuanya disembah.
2) Dinamisme
b) Binatang-binatang keramat
c) Orang-orang keramat
Contoh kepercayaan dinamisme seperti pada suku lore Jika datang ke Sulawesi
Tengah, kamu akan menemukan banyak peninggalan prasejarah, seperti pembuatan
patung (arca), seni lukis, alat pembuat perunggu, dan seni tari yang dikaitkan dengan
acara ritual pemujaan arwah. Salah satu suku yang masih menganut dinamisme adalah
suku Lore yang ada di Lore Utara. Di daerah ini, kamu akan menemukan lukisan kepala
manusia, buaya, dan lain-lain yang menunjukkan kepercayaan mereka terhadap benda.
Selain itu, kamu akan menemukan patung-patung nenek moyang yang sengaja dibangun
untuk pemujaan.
Ada juga dari Suku Sumba ini berada di Wilayah Kabupaten Sumba Barat dan
Sumba Timur. Salah satu kepercayaan yang dimiliki mereka adalah Marapu.
Kepercayaan ini menganggap bahwa adanya setengah leluhur dan setengah dewa yang
masih hidup pada masyarakat Sumba asli. Kepercayaan Marapu ini menganggap kuda
adalah hewan yang sakral. Bahkan setelah perang, semua orang akan lebih memilih
mendoakan kuda daripada orang yang menungganginya. Mereka menganggap kalau
sang penunggang boleh saja meninggal, namun kuda harus tetap hidup karena hal ini
sebagai penanda dan simbol suku tersebut. Tak hanya dijadikan alat transportasi, kuda
dijadikan sebagai persembahan untuk mengantarkan roh dalam upacara kematian serta
dijadikan mahar perkawinan.
Pada suku jawa, Kejawen adalah sebuah kepercayaan sejak dulu yang dipercaya
suku Jawa dan bangsa lainnya. Sampai saat ini, masih banyak masyarakatnya yang
menjalankan tradisi. Adapun Kejawen memiliki beberapa ritual seperti nyadran, mitoni,
tedhak siten, dan wetonan.
salah satu kepercayaan dinamisme yang masih dilakukan oleh suku Jawa adalah
yaitu wetonan yang mirip seperti ulang tahun. Biasanya wetonan ini dilakukan sesuai
dengan penanggalan kalender Jawa. Percaya atau tidak, menurut suku Jawa jika
melakukan sebuah acara yang tidak sesuai dengan penanggalan tersebut maka hal buruk
bisa terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Animisme
https://id.wikipedia.org/wiki/Dinamisme