A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengembangan motivasi berprestasi. Anda
diharapkan mampu untuk :
1.1 Memahami konsep pengembangan diri dalam kewirausahaan
1.2 Memahami teori yang dipergunakan untuk memotivasi diri dalam kewirausahaan
1.3 Memahami proses dalam rangka mengembangkan produktivitas kewirausahaan
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1.1:
PENGEMBANGAN MOTIVASI BERPRESTASI
Motif berprestasi adalah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai
yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi. Prestasi merupakan motivasi utama seorang
wirausahawan sedangkan uang hanyalah cara untuk menghitung pencapaian sasaran atau symbol
prestasi.
Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya
motif tertentu, yaitu motif berprestasi (achievement motive). Menurut Gede Anggan Suhanda
(Suryana, 2003) Motif berprestasi ialah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk
mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi. Faktor dasarnya adalah kebutuhan
yang harus dipenuhi. Seperti yang dikemukakan oleh Maslow (1934) tentang teori motivasi yang
dipengaruhi oleh tingkatan kebutuhan kebutuhan, sesuai dengan tingkatan pemuasannya, yaitu
kebutuhan fisik (physiological needs), kebutuhan akan keamanan (security needs), kebutuhan
harga diri (esteem needs), dan kebutuhan akan aktualisasi diri (self-actualiazation needs). Menurut
Teori Herzberg, ada dua faktor motivasi, yaitu :
Kebutuhan berprestasi wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan sesuatu
yang lebih baik dan lebih efisien dibandingkan sebelumnya. Wirausaha yang memiliki motif
berprestasi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Suryana, 2003) :
1. Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya.
2. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan kegagalan.
3. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.
4. Berani menghadapi resiko dengan penuh perhitungan.
5. Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang (fifty-fifty). Jika tugas yang
diembannya sangat ringan, maka wirausaha merasa kurang tantangan, tetapi ia selalu
menghindari tantangan yang paling sulit yang memungkinkan pencapaian keberhasilan sangat
rendah.
Motivasi (Motivation) berasal dari bahasa latin “movere” yang berarti to move atau
menggerakkan, (Steers and Porter, 1991:5), sedangkan Suriasumantri berpendapat, motivasi
merupakan dorongan, hasrat, atau kebutuhan seseorang. Motif dan motivasi berkaitan erat dengan
penghayatan suatu kebutuhan berperilaku tertentu untuk mencapai tujuan. Motif menghasilkan
mobilisasi energi (semangat) dan menguatkan perilaku seseorang. Secara umum motif sama
dengan drive. Berdasarkan pendekatan regulatoris, Beck (1990: 19) menyatakan “drive” sama
seperti sebuah kendaraan yang mempunyai suatu mekanisme untuk membawa dan mengarahkan
perilaku seseorang. Sejalan dengan itu, berdasarkan teori atribusi Weiner ada dua lokus yang
menjadi penyebab seseorang berhasil atau berprestasi.
1. Lokus penyebab instrinsik mencakup
a. Kemampuan,
b. Usaha, dan
c. Suasana hati (mood), seperti kelelahan dan kesehatan.
Namun, Travers mengatakan bahwa ada dua kategori penting dalam motivasi berprestasi,
yaitu mengharapkan akan sukses dan takut akan kegagalan.
Uraian di atas menunjukkan bahwa setidak-tidaknya ada dua indikator dalam motivasi
berprestasi (tinggi), yaitu kemampuan dan usaha. Namun, bila dibandingkan dengan atribusi
intrinsik dari Wainer, ada tiga indikator motivasi berprestasi tinggi yaitu: kemampuan, usaha, dan
suasana hati (kesehatan). Berdasarkan uraian di atas, hakikat motivasi berprestasi dalam penelitian
ini adalah rangsangan-rangsangan atau daya dorong yang ada dalam diri yang mendasari kita untuk
belajar dan berupaya mencapai prestasi belajar yang diharapkan.
Proaktif :
1. Inisiatif, melakukan sesuatu sebelum diminta atau terdesak oleh keadaan.
2. Asertif, menghadapi masalah secara langsung dengan orang lain. Minta orang lain
mengerjakan yang harus mereka lakukan.
Berorientasi prestasi :
1. Melihat dan bertindak berdasarkan peluang, menangkap peluang khusus untuk memulai bisnis
baru, mencari bantuan keuangan, lahan, ruang kerja dan bimbingan.
2. Orientasi efisiensi, mencari dan menemukan cara baru untuk mengerjakan sesuatu dengan
lebih cepat atau dengan lebih sedikit biaya.
3. Perhatian pada pekerjaan dengan mutu yang tinggi, keinginan untuk menghasilkan atau
menjual produk atau jasa dengan mutu tinggi.
4. Perencanaan yang sistematis, menguraikan pekerjaan yang besar menjadi tugas-tugas atau
sasaran-sasaran kecil, mengantisipasi hambatan dan menilai alternatif.
5. Pemantauan, mengembangkan atau menggunakan prosedur untuk memastikan bahwa
pekerjaan dapat diselesaikan atau sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Komitmen pada orang lain :
1. Komitmen terhadap pekerjaan, melakukan pengorbanan pribadi atau bisnis yang luar biasa
untuk menyelesaikan pekerjaan. Menyinsingkan lengan baju bersama karyawan dan bekerja di
tempat karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan.
2. Menyadari pentingnya dasar-dasar hubungan bisnis, melakukan tindakan agar tetap memiliki
hubungan dekat dengan pelanggan, memandang hubungan pribadi sebagai sumber daya bisnis.
Menempatkan jasa baik jangka panjang diatas keuntungan jangka pendek.
Wirausahawan harus mampu berfikir dan bertindak strategis karena para wirausahawan
yang berhasil mempunyai kemampuan memikirkan apa yang harus dicapai, bagaimana cara
mencapainya, siapa yang mengerjakannya dan kapan waktu pelaksanaannya dengan strategi-
strategi yang tepat. Tindakan-tindakan yang dilakukan wirausahawan mengacu pada rencana
strategis yang telah dibuat. Kriteria yang perlu di perhatikan dalam mendefenisikan sebuah rencana
strategis usaha adalah
Tujuan : apa yang ingin dicapai.
Ruanglingkup : bidang usaha
Kontribusi : bagaimana hubungan masing-masing kegiatan dengan keseluruhan rencana strategis.
Kebutuhan sumber daya : berapa kebutuhan sumber daya manusia dan dana untuk mencapai
sasaran dalam rencana dengan berhasil.
Waktu : jadual dan tenggang waktu yang bagaimana yang dapat memastikan penyelesaian rencana
strategis.
Menurut Rambat & Bakir kewirausahaan akan dipermudah apabila dapat dilakukan :
1. Rentang kendali tetap dipertahankan secara luas
2. Manajer memberikan seluruh visi dan arah strategi sambil mendelegasikan tanggungjawab
dan wewenang inovasi kepada individu yang lebih rendah.
3. Individu dan tim ini diberi kebijakan operasional yang nyata pada saat pengembangan dan
pengujian konsep dan gagasan baru.
4. Komunikasi terbuka, dimana setiap karyawan dapat secara langsung berinteraksi dengan
karyawan lainnya baik secara formal maupun informal pada saat yang tepat.
5. Dengan kata lain, disain struktur organisasi diupayakan agar tidak tersentralisasi dan
formalisasi (dalam pengertian informal) ditingkatkan sejalan dengan pertumbuhan organisasi.
Seorang wirausaha harus memiliki karakter dasar yaitu adanya visi yang jauh kedepan yang
menjadi dasar pendorong perubahan dan karena kemampuan mengkombinasikan berbagai
sumberdaya untuk menndapatkan suatu yang baru. Seorang penulis membuat analogi bahwa
mencari ciri seorang wirausahawan sama dengan mencari bintang mitos. Orang merasa
mengetahui bentuknya, tetapi kalau dicari tidak bisa ditemukan di manapun.
Seorang wirausaha sejati harus memiliki karakter unggulan, Paulus Winarto dalam
bukunya First Step to An Entrepreneur menuliskan lima ciri wirausahawan unggulan sebagai
berikut :
1. Berani mengambil resiko
Artinya berani memulai sesuatu yang serba tidak pasti dan penuh resiko. Namun resiko
telah diperhitungkan dengan cermat.
2. Menyukai tantangan
Segala sesuatu dilihat sebagai tantangan, bukannya masalah. Perubahan yang terjadi justru
mencuatkan semangat menaklukan.
3. Punya daya tahan tinggi
Seorang wirausaha harus banyak akal (bukan akal-akalan) dan tidak mudah putus asa.
4. Punya visi jauh ke depan
Segala yang dilakukan punya tujuan jangka panjang, meskipun dimulai dengan langkah
yang amat kecil.
5. Selalu berusaha memberikan yang terbaik
Seorang wirausaha akan mengarahkan semua potensi yang dimilikinya, termasuk merekrut
orang-orang yang berkompeten.
C. SOAL LATIHAN
1. Jelaskan cirri-ciri wirausaha yang handal sesuai pendapat anda?
2. Seorang wirausaha sejati harus memiliki karakter unggulan, sebutkan lima ciri
wirausahawan unggulan tersebut?
3. Seorang wirausahawan harus mampu berfikir dan bertindak strategis karena para
wirausahawan yang berhasil mempunyai kemampuan memikirkan apa yang harus dicapai,
jelaskan kriteria yang perlu di perhatikan dalam mendefenisikan sebuah rencana strategis
dalam usaha?
D. DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchori, (2011), Kewirausahaan, Bandung: Alfabeta