Anda di halaman 1dari 10

PERTEMUAN 3:

MOTIVASI BERWIRAUSAHA

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Konsep diri dalam berwirausaha, memotivasi diri
dalam berusaha, serta proses dalam dalam rangka mengembangkan produktivitas dalam
berwirausaha. Anda diharapkan mampu:
3. 1. Menjelaskan konsep pengembangan diri dalam kewirausahaan
3. 2. Menjelaskan teori yang dipergunakan untuk memotivasi diri dalam kewirausahaan
3. 3. Menjelaskan proses dalam rangka mengembangkan produktivitas kewirausahaan

B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 3.1:
Konsep Pengembangan Diri dalam Kewirausahaan

Landasan Dan Pengembangan Motivasi Berprestasi


Motif berprestasi adalah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk
mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi. Prestasi merupakan
motivasi utama seorang wirausahawan sedangkan uang hanyalah cara untuk menghitung
pencapaian sasaran atau symbol prestasi.
Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena
adanya
motif tertentu, yaitu motif berprestasi (achievement motive). Menurut Gede Anggan
Suhanda (Suryana, 2003) Motif berprestasi ialah suatu nilai sosial yang menekankan pada
hasrat untuk
mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi. Faktor dasarnya adalah
kebutuhan yang harus dipenuhi. Seperti yang dikemukakan oleh Maslow (1934) tentang
teori motivasi yang dipengaruhi oleh tingkatan kebutuhan kebutuhan, sesuai dengan
tingkatan pemuasannya, yaitu kebutuhan fisik (physiological needs), kebutuhan akan
keamanan (security needs), kebutuhan harga diri (esteem needs), dan kebutuhan akan
aktualisasi diri (selfactualiazation needs). Menurut Teori Herzberg, ada dua faktor
motivasi, yaitu :
1. Faktor Pendorong; Keberhasilan, Pengetahuan, Kreativitas, dan Tanggung Jawab

21
2. Faktor Pemelihara; Lingkungan Kerja, Insentif Kerja, Hubungan Kerja, dan
Keselamatan Kerja
Kebutuhan berprestasi wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan sesuatu
yang lebih baik dan lebih efisien dibandingkan sebelumnya. Wirausaha yang memiliki
motif berprestasi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Suryana, 2003) :
1. Ingin mengatasi sendir i kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada
dirinya.
2. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan
kegagalan.
3. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.
4. Berani menghadapi resiko dengan penuh perhitungan.
5. Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang (fifty-fifty). Jika tugas
yang diembannya sangat ringan, maka wirausaha merasa kurang tantangan, tetapi
ia selalu menghindar i tantangan yang paling sulit yang memungkinkan pencapaian
keberhasilan sangat rendah.
Tujuan Pembelajaran 3.2:
Memotivasi diri dalam Kewirausahaan

Motivasi (Motivation) berasal dari bahasa latin “movere” yang berarti to move atau
menggerakkan, (Steers and Porter, 1991:5), sedangkan Suriasumantri berpendapat,
motivasi merupakan dorongan, hasrat, atau kebutuhan seseorang. Motif dan motivasi
berkaitan erat dengan penghayatan suatu kebutuhan berperilaku tertentu untuk mencapai
tujuan. Motif menghasilkan mobilisasi energi (semangat) dan menguatkan perilaku
seseorang. Secara umum motif sama dengan drive. Berdasarkan pendekatan regulatoris,
Beck (1990: 19) menyatakan “drive” sama seperti sebuah kendaraan yang mempunyai
suatu mekanisme untuk membawa dan mengarahkan perilaku seseorang. Sejalan dengan
itu, berdasarkan teori atribusi Weiner ada dua lokus yang menjadi penyebab seseorang
berhasil atau berprestasi.
1. Lokus penyebab instrinsik mencakup
a. Kemampuan,
b. Usaha, dan
c. Suasana hati (mood), seperti kelelahan dan kesehatan.

2. Lokus penyebab ekstrinsik meliputi


a. Sukar tidaknya tugas,
b. Nasib baik (keberuntungan), dan

22
c. Pertolongan orang lain.

Motivasi berprestasi menurut McClelland mengandung dua aspek, yaitu


1. Mencirikan ketahanan dan suatu ketakutan akan kegagalan
2. Meningkatkan usaha keras yang berguna dan mengharapkan akan keberhasilan.
Namun, Travers mengatakan bahwa ada dua kategori penting dalam motivasi berprestasi,
yaitu mengharapkan akan sukses dan takut akan kegagalan.
Uraian di atas menunjukkan bahwa setidak-tidaknya ada dua indikator dalam
motivasi
berprestasi (tinggi), yaitu kemampuan dan usaha. Namun, bila dibandingkan dengan
atribusi intrinsik dari Wainer, ada tiga indikator motivasi berprestasi tinggi yaitu:
kemampuan, usaha, dan suasana hati (kesehatan). Berdasarkan uraian di atas, hakikat
motivasi berprestasi dalam penelitian ini adalah rangsangan-rangsangan atau daya dorong
yang ada dalam dir i yang mendasari kita untuk belajar dan berupaya mencapai prestasi
belajar yang diharapkan.
Terdapat sembilan karakter pada wirausahawan yang berhasil, yaitu :
Proaktif :
1. Inisiatif, melakukan sesuatu sebelum diminta atau terdesak oleh keadaan.
2. Asertif, menghadapi masalah secara langsung dengan orang lain. Minta orang lain
mengerjakan yang harus mereka lakukan.
Berorientasi prestasi :
1. Melihat dan bertindak berdasarkan peluang, menangkap peluang khusus untuk memulai
bisnis baru, mencari bantuan keuangan, lahan, ruang kerja dan bimbingan.
2. Orientasi efisiensi, mencari dan menemukan cara baru untuk menger jakan sesuatu
dengan lebih cepat atau dengan lebih sedikit biaya.
3. Perhatian pada pekerjaan dengan mutu yang tinggi, keinginan untuk menghasilkan atau
menjual produk atau jasa dengan mutu tinggi.
4. Perencanaan yang sistematis, menguraikan pekerjaan yang besar menjadi tugas-tugas
atau
sasaran-sasaran kecil, mengantisipasi hambatan dan menilai alternatif.
5. Pemantauan, mengembangkan atau menggunakan prosedur untuk memastikan bahwa
pekerjaan dapat diselesaikan atau sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Komitmen pada orang lain :

23
1. Komitmen terhadap pekerjaan, melakukan pengorbanan pribadi atau bisnis yang luar
biasa
untuk menyelesaikan pekerjaan. Menyinsingkan lengan baju bersama karyawan dan beker
ja
di tempat karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan.
2. Menyadari pentingnya dasar-dasar hubungan bisnis, melakukan tindakan agar tetap
memiliki
hubungan dekat dengan pelanggan, memandang hubungan pribadi sebagai sumber daya
bisnis. Menempatkan jasa baik jangka panjang diatas keuntungan jangka pendek.
Kebutuhan berprestasi wirausaha (n’Ach) menurut David C. McClelland terlihat dalam
tindakan yang lebih baik dan lebih ef isien dibanding sebelumnya. Wirausaha yang
memiliki motif berprestasi tinggi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai ber ikut :
a. Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada dir
inya
b. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan
kegagalan.
c. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.
d. Berani menghadapi resiko dengan penuh perhitungan
e. Menyukai tantangan dan melihat secara seimbang, jika tugas yang di embannya
sangat ringan maka wirausaha merasa kurang tantangan tetapi ia selalu
menghindari tantangan yang paling sulit yang memungkinkan pencapaian
keberhasilan sangat rendah.
Tujuan Pembelajaran 3.3:
Tindakan Kreatif dan Inovatif

A. Berfikir dan Bertindak Strategis


Wirausahawan harus mampu berfikir dan bertindak strategis karena para
wirausahawan
yang berhasil mempunyai kemampuan memikirkan apa yang harus dicapai, bagaimana
cara mencapainya, siapa yang mengerjakannya dan kapan waktu pelaksanaannya dengan
strategistrategi
yang tepat. Tindakan-tindakan yang dilakukan wirausahawan mengacu pada rencana
strategis yang telah dibuat. Kriteria yang perlu di perhatikan dalam mendefenisikan sebuah
rencana strategis usaha adalah
Tujuan : apa yang ingin dicapai.
Ruanglingkup : bidang usaha

24
Kontribusi : bagaimana hubungan masing-masing kegiatan dengan keseluruhan rencana
strategis.
Kebutuhan sumber daya : berapa kebutuhan sumber daya manusia dan dana untuk
mencapai
sasaran dalam rencana dengan berhasil.
Waktu : jadual dan tenggang waktu yang bagaimana yang dapat memastikan penyelesaian
rencana strategis.
Menurut Rambat & Bakir kewirausahaan akan dipermudah apabila dapat dilakukan :
1. Rentang kendali tetap dipertahankan secara luas
2. Manajer member ikan seluruh visi dan arah strategi sambil mendelegasikan
tanggungjawab
dan wewenang inovasi kepada individu yang lebih rendah.
3. Individu dan tim ini diberi kebijakan operasional yang nyata pada saat pengembangan
dan
pengujian konsep dan gagasan baru.
4. Komunikasi terbuka, dimana setiap karyawan dapat secara langsung ber interaksi
dengan karyawan lainnya baik secara formal maupun informal pada saat yang tepat.
5. Dengan kata lain, disain struktur organisasi diupayakan agar tidak tersentralisasi dan
formalisasi (dalam pengertian informal) ditingkatkan sejalan dengan pertumbuhan
organisasi.
Seorang wirausaha harus memiliki karakter dasar yaitu adanya visi yang jauh kedepan
yang menjadi dasar pendorong perubahan den karena kemampuan mengkombinasikan
berbagai sumberdaya untuk menndapatkan suatu yang baru. Seorang penulis membuat
analogi bahwa
mencar i ciri seorang wirausahawan sama dengan mencari bintang mitos. Orang merasa
mengetahui bentuknya, tetapi kalau dicari tidak bisa ditemukan di manapun.

B. Kualifikasi Wirausaha Unggul


Wirausahaawan yang unggul memiliki kualifikasi sebagai berikut :
1. Memulai pekerjaan dengan rencana
Pekerjaan yang dilakukan dengan berdasarkan perencanaan akan mampu menghasilkan
pencapaian tujuan yang lebih baik dan efektif. Oleh karena itu wirausaha dalam melakukan
pekerjaannya tidak terlepas dari rencana, baik itu recana jangka pendek, jangka menengah
dan jangka panjang.
2. Memiliki ide-ide kreatif dan inovatif

25
Wirausaha yang unggul memiliki banyak ide-ide kreatif dan inovatif serta mampu
menerapkan ide- ide tersebut dalam sebuah usaha.
3. Berani dan menyenangi tantangan baru
Meskipun mempunyai ide-ide yang banyak kalau tidak diterapkan akan percuma, untuk itu
perlu keberanian untuk menerapkan ide- ide tersebut. Wirausaha yang unggul juga sangat
menyenangi apabila mendapat tantangan-tantangan baru.
Berfikir ke masa depan dan mampu membuat keputusan pada waktu yang tepat. Dalam
membina hubungan wirausaha yang unggul mempunyai pandangan ke masa depan, teman
merupakan mitra ker ja dan karyawan sebagai rekan kerja bagi wirausaha. Dalam
menghadapi tantangan dan perubahan-perubahan dimasa depan wirausaha juga dituntut
untuk dapat berfikir dan menanggapinya secara kritis. Keputusan dibuat pada waktu yang
tepat, sehingga pekerjaan tidak tertunda. Pada umumnya wirausaha yang unggul jika
melihat peluang cepat mengambil keputusan dengan pertimbangan-pertimbangan yang
matang.
4. Menetapkan prioritas dalam usaha yang dijalankan
Bisa mengenali kegiatan-kegiatan yang membutuhkan perhatian.
5. Berusaha meningkatkan pengetahuan dan penguasaan teknologi
Wirausaha yang unggul selalu berusaha untuk meningkatkan ilmu pengetahuannya yaitu
dengan rajin membaca dan menggali pengalaman wirausahawan yang sudah sukses serta
berusaha meningkatkan kemampuan dalam penguasaan teknologi.
6. Ulet dan disiplin pada tugas yang dilakukan
Wirausaha harus pantang menyerah dan melaksanakan tugas dengan disiplin yang tinggi
7. Memiliki misi dan visi yang baik dengan tujuan dan sasaran jelas.
Misi dan visi serta tujuan dan sasaran merupakan factor penentu untuk apa usaha
dilakukan, kemana arah usaha dibawa, kapan melakukan, siapa yang melakukan dan
bagaimana melakukannya. Batasan-batasan ini memperjelas usaha yang akan dilakukan.
Seorang wirausaha sejati harus memiliki karakter unggulan, Paulus Winarto dalam
bukunya First Step to An Entrepreneur menuliskan lima ciri wirausahawan unggulan
sebagai berikut:
1. Berani mengambil resiko
Artinya berani memulai sesuatu yang serba tidak pasti dan penuh resiko. Namun resiko
telah diperhitungkan dengan cermat.
2. Menyukai tantangan
Segala sesuatu dilihat sebagai tantangan, bukannya masalah. Perubahan yang terjadi justru
mencuatkan semangat menaklukan.
3. Punya daya tahan tinggi
26
Seorang wirausaha harus banyak akal (bukan akal-akalan) dan tidak mudah putus asa.
4. Punya visi jauh ke depan
Segala yang dilakukan punya tujuan jangka panjang, meskipun dimulai dengan langkah
yang amat kecil.
5. Selalu berusaha memberikan yang terbaik
Seorang wirausaha akan mengarahkan semua potensi yang dimilikinya, termasuk merekrut
orang-orang yang berkompeten.

Ciri-ciri wirausahawan handal


1. Pertama, percaya diri dan mandiri yang tinggi untuk mencar i penghasilan dan
keuntungan
melalui usaha yang dilaksanakannya.
2. Kedua, mau dan mampu mencari dan menangkap peluang yang menguntungkan dan
memanfaatkannya peluang tersebut.
3. Ketiga, mau dan mampu bekerja keras dan tekun untuk menghasilkan barang dan jasa
yang
lebih tepat dan effisien.
4. Keempat, mau dan mampu berkomunikasi, tawar menawar dan musyawarah dengan
berbagai pihak, terutama kepada pembeli.
5. Kelima, menghadapi hidup dan menangani usaha dengan terencana, jujur, hemat, dan
disiplin.
6. Keenam, mencintai kegiatan usahanya dan perusahaannya secara lugas dan tangguh
tetapi
cukup luwes dalam melindunginnya.
7. Ketujuh, mau dan mampu meningkatkan kapasitas diri sendir i dan kapasitas
perusahaan dengan memanfaatkan dan memotivasi orang lain (leadership/manager ialship)
serta melakukan perluasan dan pengembangan usaha dgn resiko yang moderat.
8. Kedelapan, berusaha mengenal dan mengendalikan lingkungan serta menggalang kerja
sama
yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak yang berkepentingan dgn perusahaan.
Untuk menjadi pengusaha yang sukses seorang dituntut untuk, memenuhi kualif ikasi
sebagai seorang wirausahawan. Pada kenyataannya tidak semua pengusaha adalah
wirausahawan yang memiliki sifat kewirausahaan. Pada umumnya yang dimaksud dengan

27
wirausaha sama dengan wiraswasta atau pengusaha yaitu semua orang yang memiliki
usaha atau melakukan kegiatan usaha untuk memperoleh keuntungan atau komisi.

28
C. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. Jelaskan cirri-ciri wirausaha yang handal sesuai pendapat anda?
2. Seorang wirausaha sejati harus memiliki karakter unggulan, sebutkan lima cir i
wirausahawan unggulan tersebut?
3. Seorang wirausahawan harus mampu berfikir dan bertindak strategis karena para
wirausahawan yang berhasil mempunyai kemampuan memikirkan apa yang harus
dicapai, jelaskan kriteria yang perlu di perhatikan dalam mendefenisikan sebuah
rencana strategis dalam usaha?

29
D. DAFTAR PUSTAKA

1. Alma, Buchori, (2011), Kewirausahaan, Bandung: Alfabeta

30

Anda mungkin juga menyukai