MOTIVASI
A. Pengertian Motivasi
adalah suatu dorongan yang menjadi dasar semangat seseorang untuk melakukan sesuatu untuk
mencapai tujuan tertentu.
Menurut Maslow, manusia akan didorong untuk emmenuhi kebutuhan yang paling kuat
sesuai waktu, keadaan dan pengalaman yang bersangkutan mengikuti suatu hirarki. Dalam
tingkatan ini, kebutuhan pertama yang harus dipenuhi terlebih dahulu adalah kebutuhan fisiologi,
seperti balas jasa, istirahat, dan sebagainya. Setelah kebutuhan pertama dipuaskan, kebutuhan
yang lebih tinggi berikutnya akan menjadi kebutuhan utama, yakni kebutuhan akan keamanan dan
rasa aman. Kebutuhan ketiga akan muncul setelah kebutuhan kedua terpuaskan. Proses ini
berjalan terus sampai terpenuhinya kebutuhan aktualisasi diri, dimana manajemen dapat
memberikan insentif untuk memotivasi hubungan kerja sama, kewibawaan pribadi serta rasa
tanggung jawab untuk mencapai hasil prestasi yang tinggi dari karyawan.
Teori pengharapan menyatakan bahwa perilaku kerja karyawan dapat dijelaskan dengan
kenyataan: para karyawan menentukan terlebih dahulu apa perilaku mereka yang dapat
dijalankan dan nilai yang diperkirakan sebagai hasil-hasil alternatif dari perilakunya.
Sebagai contoh, bila seseorang karyawan mengharapkan bahwa menyelesaikan pekerjaan
pada waktunya akan memperoleh penghargaan, maka dia akan dimotivasi untuk
memenuhi sasaran tersebut.
2) Pembentukan perilaku
Jadi, perilaku (tanggapan) individu terhadap suatu situasi atau kejadian (stimulus) adalah
penyebab konsekuensi tertentu. Bila konsekuensi itu positif, individu akan memberikan
tanggapan sama terhadap situasi yang sama, tetapi bila konsekuensi tidak menyenangkan
individu akan cenderung mengubah perilakunya untuk menghindarkan dari konsekuensi
tersebut.
Hal ini memberikan petunjuk bila manajer akan mengubah perilaku bawahan, dia harus
mengubah konsekuensi dari perilaku tersebut. Sebagai contoh, seorang karyawan yang
sering datang terlambat dapat dimotivasi agar datang tepat pada waktunya (pengubahan
perilaku), dengan memberikan penghargaan untuk kedatangan yang tepat. Keterlambatan
juga dapat dihentikan dengan pernyataan celaan yang keras. Namun penelitian
menunjukkan bahwa pada umumnya lebih efektif dengan memberikan penghargaan atas
perilaku yang diinginkan dibanding hukuman bagi perilaku yang tidak diinginkan.
Ada empat teknik yang dapat dipergunakan manajer untuk mengubah perilaku bawahan:
1. Penguatan positif, bisa penguat primer seperti minuman atau makanan yang
memuaskan kebutuhan-kebutuhan biologis, ataupun penguat sekunder seperti
penghargaan berujud hadiah, promosi dan uang
2. Penguatan negatif , di mana individu akan mempelajari perilaku yang membawa
konsekuensi tidak menyenangkan dan kemudian menghindari perilaku tersebut
dimasa, mendatang (avoidance learning)
3. Pemadaman, dilakukan dengan peniadaan penguatan
4. Hukuman, melalui mana manajer mencoba untuk mengubah perilaku bawahan yang
tidak tepat dengan pemberian konsekuensi-konsekuensi negatif.
Model pengharapan ini menyajikan sejumlah implikasi bagi manajer tentang bagaimana
seharusnya memotivasi bawahan dan juga implikasi bagi organisasi. Seperti yang
diutarakan oleh Nadler dan Lawler), implikasi implikasi model tersebut bagi manajer
mencakup:
1. Pemberian penghargaan yang sesuai dengan kebutuhan bawahan.
2. Penentuan prestasi yang diinginkan.
3. Pembuatan tingkat prestasi yang dapat dicapai.
4. Penghubungan penghargaan dengan prestasi.
5. Penganalisaan faktor-faktor apa yang bersifat berlawanan dengan efektivitas
penghargaan.
6. Penentuan penghargaan yang mencukupi atau memadai.
4) Teori keadilan
Teori ini mengemukakan bahwa orang akan selalu cenderung membandingkan antara
masukan-masukan yang mereka berikan pada pekerjaannya dalam bentuk
pendidikan, pengalaman, latihan dan usaha,
hasilhasil (penghargaan-penghargaan) yang mereka terima, seperti juga mereka
membandingkan balas jasa yang diterima karyawan lain dengan yang diterima
dirinya untuk pekerjaan yang sama.
Faktor kunci bagi manajer adalah mengetahui apakah ketidakadilan dirasakan. Bagi
manajer, teori keadilan memberikan implikasi bahwa penghargaan sebagai motivasi kerja
harus diberikan sesuai yang dirasa adil oleh individu-individu yang bersangkutan.
Pernyataan di atas menggambarkan bahwa motivasi adalah lebih inklusif dari sekedar aplikasi
berbagai peralatan atau cara tertentu untuk mendorong peningkatan keluaran. Motivasi adalah
juga filsafat, atau pandangan hidup yang dibentuk berdasar kebutuhan dan keinginan karyawan.
Jadi, penting diperhatikan oleh manajer bahwa teori-teori motivasi harus digunakan secara
bijaksana.
~ RAMPUNG! ~