Anda di halaman 1dari 16

KAJIAN TEORI

Sesungguhnya manajemen awalnya dikenalkan dalam ilmu ekonomi dan bisnis yang lebih
baik dilakukan secara individual. Begitu juga halnya dengan organisasi. Keberhasilan suatu
program dan tujuan perusahaan tidak lepas dari manjemen yang baik, karena manajemen
merupakan proses yang melibatkan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian yang digunakan untuk mencapai sasaran melalui pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber daya lainnya
(M.Fuad 2003 :92)

Menurut Vennon (1995:109) manajemen dapat diartikan sebagai suatu proses yang terdiri
dari 4 fungsi. Fungsi ini adalah perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pengarahan (directing), dan pengendalian (controlling).

Perencanaan (Planning)
Perencanaan (Planning) mencakup memutuskan suatu arah tindakan. Perencanaan adalah
memutuskan apa yang akan di kerjakan, menetapkan tujuan-tujuan perusahaan, menentukan
strategi dan memilih alternatif arah tindakan (Vernon 1995:110). Perencanaan meliputi
kegiatan-kegiatan berikut :

Menentukan tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang dari perusahaan.
Merumuskan kebijakan-kebijakan,program-program, dan prosedur prosedur.
Mempertimbangkan informasi dan peninjauan kembali tindak lanjutperiodik untuk
menentukan Perubahan perubahan apa saja yang diperlukan

Penggorganisasian (Organizing)
Penggorganisasian (Organizing) adalah cara manajer membagi- membagi pekerjaan yang
akan dikerjakan dan struktur yang harus dikembangkan untuk memastikan bahwa pekerjaan
tersebut diselesaikan dengan tuntas ( Vernon 1995:110).

Pada prinsip- prinsip organisasi yang sederhana memberitahukan kepada seorang manajer
dalam pengorganisasian ia harus mengerjakan hal-hal sebagai berikut :
1. Membagi pekerjaan untuk memungkinkan adanya spesialisasi
2. Mengelompokkan pekerjaan- pekerjaan yang serupa atau saling berkaitan antara yang
satu dengan yang lainnya.
3. Mendelegasikan wewenang kepada kepada para pengawas untuk menjalankan
berbagai sub unit
4. Mengembangkan mekanisme koordinasi untuk melihat bahwa segala sesuatu berjalan
dengan lancar.


Pengarahan (Directing)
Pengarahan (Directing) merupakan pencapaian tujuan-tujuan organisasi dengan memotivasi
dan membimbing bawahan. (Vernon 1995:112)
Pengarahan karyawan yang baik adalah meliputi pengertian mengenai perilaku manusia
dalam pekerjaan. Komunikasi, motivasi dan kepemimpin adalah bagian yang penting bagi
manajer untuk melakukan pengarahan.

Pengendalian(Controlling)
Pengendalian (Controlling) adalah untuk mengukur hasil pelaksanaan terhadap tujuan
tujuan (Vernon 1995:114) .
Keperluan akan pegendalikan muncul dari ketidak sempurnaan yang melekat pada
manusia .
Sesuatu yang direncanakan tidak terjadi secara otomatis, tanpa seseorang yang
menegedalikan yaitu seorang manajer.

Fungsi pengendalian meliputi :
1. Membuat standar perencanaan
2. Membuat jadwal pekerjaan
3. Meninjau kembali biaya biaya
4. Melaksanakan pengawasan
5. Mengambil tindakan kooperatif


















PEMBAHASAN

A. PENDAHULUAN
Apabila kita melihat kehidupan sehari-hari terutama didaerah perkotaan, banyak
aktifitas bisnis yang dilakukan disana. Mulai dari bisnis koran, rental komputer, jualan
beli sapu, masakan Padang, sampai bisnis industri berat. Setiap orang bekerja dengan
motivasi dan keinginan yang berbeda-beda, masing-masing individu memeiliki
kemampuan serta prestasi yang berbeda pula. Kemajemukan ini membuat bisnis menjadi
hidup dan memiliki tingkat persaingan yang tinggi terutama untuk mensukseskan bisnis
yang dijalaninya.
Masing-masing bisnis tersebut memiliki tingkat kesuksesan yang berbeda-beda
pula. Ada perusahaan yang melayani segmen pasar yang kecil tapi meraup kesuksesan
yang begitu besar, dan ada juga perusahaan yang berskala besar tapi kurang sukses
bahkan mengalami kebangkrutan. Sehingga timbul pertanyaan mengapa perusahaan kecil
mampu bertahan hidup dan mengapa perusahaan yang tergolong besar mengalami
kebangkrutan? Jawabannya yaitu berkaitan dengan tingkat efisiensi dan efektivitas.
Ada perbedaan mendasar antara efisiensi dan efektivitas, tapi keduanya berkaitan
dengan manajemen. Perusahaan dengan manajemen yang baik pasti akan mampu meraih
kesuksesan meskipun berada ditengah himpitan kompetisi yang semakin meningkat.
Sebaliknya, perusahaan dengan manajemen yang kurang baik akan mengalami kesulitan
dalam melangkah meskipun sudah didukung oleh berbagai input yang memadai dan
berkualitas, seperti bahan mentah dan penggunaan teknologi.

B. DEFINISI MANAJEMEN
Manajemen adalah proses pencapaian tujuan organisasi melalui tahapan
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian SDM dan sumberdaya
lainnya yang dimiliki organisasi tersebut.
Dari definisi tersebut maka terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan:
Manajemen menuntut adanya suatu penciptaan lingkungan di mana SDM dapat secara
efektif menggunakan sumberdaya lainnya untuk mencapai tujuan organisasi.
Manajer dituntut untuk mengambil keputusan penting guna pencapaian tujuan
organisasi
Dalam pencapaian tujuan tersebut manajer menggunakan sumberdaya manusia yang
ada sebagai sumberdaya yang paling mendasar, artinya sumberdaya diluar
sumberdaya manusia (dana, bahan baku, dan informasi) akan memberikan nilai
manfaat dengan bantuan sumberdaya manusia yang dimiliki.
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, manajer akan dihadapkan pada 5 fungsi
dasar manajemen. Kelima fungsi dasar tersebut adalah fungsi perencanaan,
pengorganisasian, pembentukan staf, pengarahan, dan pengendalian.
Manajer bekerja sama baik dengan individu-individu maupun dnegan kelompok-
kelompok. Masing-masing tugas yang ada dalam organisasi tersebut menuntut adanya
keterampilan dan kesabaran.

C. FUNGSI MANAJEMEN
Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan fungsi manajemen yang berguna untuk menetapkan tujuan
perusahaan dan kemudian menetapkan berbagai bentuk rencana untuk pencapaian
tujuan-tujuan tersebut.
Banyak sekali alasan mengapa manajer membutuhkan perencanaan. Antara lain
karena perencanaan membantu terbentuknya koordinasi yang dibutuhkan dalam
pekerjaan. Disamping itu perencanaan membantu menjamin bahwa beberapa hal akan
dan pasti dilakukan. Perencanaan menunjukkan kepada manajer jika ada beberapa hal
yang belum atau tidak dikerjakan, dan mengapa ada beberapa hal tidak dilakukan dnegan
cara yang benar. Perencanaan juga membantu manajer menentukan siapa yang akan
melakukan tuga stertentu, berapa lama suatu pekerjaan akan selesai, dan sumberdaya apa
saja yang dibutuhkan agar suatu pekerjaan terselesaikan.
Tanpa membedakan visi dan misi, setiap perusahaan pada umumnya memiliki
beberapa kategori tujuan sebagai berikut
Tujuan jangka panjang. Tujuan ini dibuat untuk jangka waktu lebih dari 5 tahun
Tujuan jangka menengah. Tujuan ini dibentuk untuk periode satu sampai dengan
lima tahun.
Tujuan jangka pendek. Tujuan ini dibentuk untuk periode tertentu yaitu untuk
jangka waktu satu tahun dan diterapkan untuk berbagai departmen.
Setelah merumuskan suatu tujuan maka dibuat suatu perencanaan untuk mencapai
tujuan tersebut. Rencana dapt dibagi kedalam 3 level yaitu:
Rencana stategik. Rencana ini berisi tentang pengalokasian sumberdaya, prioritas
perusahaan, dan langkah-langkah yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan srategik.
Rencana ini biasanya disusun oleh dewan direksi dan manajemen puncak.
Rencana taktis. Rencana ini lebih pendek dibandingkan rencana strategik dan
digunakan untuk mengimplementasikan aspek tertentu yang merupakan bagian dari
rencana stratergik perusahaan. Perencanaan ini melibatkan pihak manajemen dan
manajemen tingkat bawah.
Rencana operasional. Rencana ini disusun oleh manajer menengah dan manajer level
bawah dan ditujukan untuk memnuhi tujuan jangka pendek (harian, mingguan, dan
bulanan)

Pengorganisasian (Organizing) dan Pengisisan Staf (Staffing)
Pengorganisasian adalah suatu proses memperoleh dan mengatur sumberdaya
manusia dan sumberdaya fisik lainnya untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan
guna tercapainya tuuan perusahaan. Penentuan hierarki organisasi adalah elemen dasar
dalam fungsi pengorganisasian ini. Seleksi, penempatan, pelatihan, pengembangan, dan
kompensasi adalah elemen-elemen yang membentuk fungsi staffing.
Pengarahan (Directing)
Pengarahan adalah fungsi manajemen yang mengacu pada kepemimpinan,
membangun iklim kerja yang sehat dan dinamis, dan menyediakan kesempatan untuk
munculnya motivasi kerja. Masing-masing manajer harus melihat dan mengamati kinerja
pada bawahannya.
Dalam menjalankan kepemimpinannya, manajer dituntut untuk tidak hanya sekedar
memberikan perintah tetapi lebih dari itu manjer harus mampu memutuskan yang terbaik
agar tujuan tercapai melalui sumberdaya manusia yang dimiliki. Agar tercipta iklim kerja
yang kondusif,maka manajer harus memahami keunikan masing-masing pribadi yang
ada dalam masing-masing kelompok harus menciptakan lingkungan dimana kebutuhan
masing-masing individu akan terpenuhi.
Tentunya semua itu tak lepas dari pentingnya komunikasi yang terbuka. Seorng
mnjer harus mengkomunikasikan harapan perusahaan tentang kinerja tertentu,mau
mendengarkan keluhan bawahan, merespon keinginan bawahan dan memberi masukan
terhadap kinerja mereka. Komunikasi yang terbentuk pun bukan komunikai satu arah
melainkan komunikasi dua arah yang memang bentuk komunikasi yang efektif.manajer
tidak hanya sekedar memberikan masukan tetapi mau mendengarkan keluhan. Begitu
juga sebaliknya, para bawahan hanya mendengarkan berbagai perintah tetapi juga
diberi kesempatan untuk memberikan informasi kepada atasannya.

Pengendalian (controlling)
Fungsi ini berawal dari penetapan standar, kemudian diikuti dengan pengukuran
kinerja untuk melihat apakah standar telah terpenuhi atau belum, menganalisis hasil, dan
terakhir adalah tindakan koreksi jika diperlukan.
Fungsi pengendalian merupakan fungsi yang esensial. pengendalian mencegah
adanya kegagalan dengan cara memonitor kinerja individual, departmen, divisi, dan
kinerja keseluruhan demi kesuksesan organisasi. Dengan kata lain fungsi ini berusaha
untuk mencegah timbulnya masalah, mendefinisikan masalah yang ada jika suatu
masalah timbul, dan kemudian mencari pemecahan masalah tersebut secepat dan
seefektif mungkin.
Proses pengendalian terdiri ata 4 tahapan utama dimana tahapan tersebut pada
dasarnya dapat diterapkan pada siapa saja, item apa saja, dan proses apa saja.
Proses-proses tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan standar untuk mengukur kemajuan pencapaian tujuan
2. Mengukur devisiasi kinerja terhadap standar
3. Menganalisi deviasi terhadap standar
4. Menetapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi deviasi terhadap
standar

D. TINGKATAN ATAU LEVEL MANAJEMEN
Tidak semua manajer memiliki tanggungjawab yang sama terhadap semua
aktivitas. Artinya, masing-masing tingkatan manajerial memiliki tanggungjawab tertentu
yang berbeda satu sama lain.

Manajemen atau manajer pada dasarnya terdiri atas 3 tingkatan utama yaitu:
1. Manajemen puncak (top management)
Manajemen puncak bertanggungjawab terhadap keseluruhan kinerja dan keefektifan.
2. Manajemen tengah (middle management)
Artinya manajemen tengah ditingkatan tengah struktur organisasi menduduki posisi
yang bersifat otonom dan sangat penting.
3. Manajemen lini pertama (first-line management)
Manajemen lini pertama terdiri para manajemen operasional.

E. PERANAN MANAJEMEN
Peranan manajemen adalah sekumpulan perilaku yang diharapkan dilakukan oleh
seseorang sesuai dengan statusnya.
Peranan yang dimainkan oleh seorang manajer pada dasarnya terdiri atas 3 macam, yaitu:
1. Peran Interpersonal
Peran ini erat kaitannya dengan hubungan antara manajer dan orang-orang di
sekitarnya. Peran ini muncul secara langsung dari peran formal berikut otoritas
manajer tersebut.
Peran ini jika dijabarkan akan menyangkut hal-hal sebagai berikut:
Figurehead : kewajiban manajer secara rutin untuk menghadiri acara-acara dan
perayaan-perayaan tertentu sebagai wakil perusahaan.
Leader : manajer berperan sebagai pemimpin untuk memacu motivasi kerja
bawahan, mengurangi konflik, menyediakan umpan balik terhadap
kinerja karyawan, dan mendorong kemajuan kinerja karyawan.
Liaison : manajer berhubungan dengan pihak-pihak di luar atasan dan
bawahannya. Manajer bekerja sama dengan rekan sekerjanya di lain
departemen, karyawan spesialis, karyawan departemen lain, dan
pihak-pihak di luar perusahaan. Singkat kata, manajer membangun
kontak dengan pihak lain.
2. Peran Informasional
Sebagai hasil dari interaksi yang dilakukannya dengan pihak lain baik dari dalam
maupun dari luar perusahaan, manajer umumnya akan memiliki labih banyak
informasi dibandingkan anggota perusahaan lainnya.
Peran-peran yang berkaitan dengan peran informasi itu antara lain:
Monitor : manajer secara berkelanjutan memonitor lingkungan untuk
mengetahui apa yang tengah terjadi. Manajer mengumpulkan
informasi baik secara langsung dengan bertanya, maupun secara
tidak langsung dengan menerima informasi yang tidak
dimintanya.
Disseminator : manajer menyebarkan informasi kepada para bawahannya di
mana informasi itu tidak dapa diperoleh dengan sendirinya oleh
bawahan.
Spokeperson : manajer menjadi orang yang berbicara kepada pihak luar
mewakili unit kerjanya.
3. Peran Pengambil Keputusan
Fokus dari peran ini adalah bagaimana membuat keputusan. Manajer akan
membuat keputusan baik sendiri maupun bekerja sama dengan pihak lain di samping
juga memenuhi keputusan orang lain.
Pengambil keputusan dapat berperan sebagai :
Wirausaha : dalam proses kerjanya, manajer akan dihadapkan pada
berbagai ide dan metode baru dan kreatif yang dapat
digunakan untuk mengembangkan kinerja unit
kerjanya. Dalam peran ini, manajer berusaha
mengembangkan aktivitas tertentu yang mendorong
unit kerjanya untuk menggunakan ide dan metode baru
tersebut.
Pengelola konflik : ketika terjadi permasalahan dalam lingkungan kerjanya
yang ternyata keluar dari kendali, maka manajer harus
mampu menangani permasalahan tersebut.
Pengalokasi sumberdaya : manajer menentukan siapa di dalam unit kerjanya yang
menerima sumberdaya tertentu dan berapa jumlahnya.
Sumberdaya tersebut menyangkut uang,fasilitas,
peralatan, dan akses terhadap waktu manajer.
Negosiator : manajer dituntut untuk melakukan negosiasi, misalnya
dengan pemasok. Manajer memainkan peran ini karena
dia adalah orang yang memiliki informasi lengkap dan
memiliki otoritas untuk negosiasi.

F. KETERAMPILAN MANAJEMEN
Pengertian keterampilan manajerial adalah kemampuan utnuk menggunakan
pengetahuan, perilaku, dan sikap untuk menjalankan suatu tugas.
Keterampilan Teknis
Keterampilan ini menyangkut pengetahuan dan kemampuan manajer unutk
menggunakan berbagai macam proses, prosedur, teknik, alat, dan metode yang
diperlukan untuk memenuhi suatu tuntutan tugas.
Misalnya seorang manajer yang mengepalai departement accounting dituntut untuk
mengetahui dan memahami akuntansi. Manajer departement ini tidak perlu seorang
yang ahli dalam akuntansi, kmelainkan seseorang yang memiliki keterampilan dan
pengetahuan teknis dalam menangani bidang akuntansi, mengorganisasikan tugas,
mengkomunikasikan kebutuhan kelompok, kerja kepada bagian lain, dan mengatasi
masalah yang timbul.
Keterampilan Hubungan Interpersonal
Keterampilan hubugnan interpersonal mengacu pada kemampuan manajer untuk
memimpin, memotivasi, dan berkomunikasi dengan orang-orang disekitarnya agar
tujuan tercapai. Keterampilan ini juga penting dalam berinteraksi dengan atasan dan
orang-orang diluar unit kerja seperti konsumen dan pemasok. Keterampilan ini
merupakan keterampilan yang begitu penting dalam tiap level manajemen.
Keterampilan Konseptual
Keterampilan konseptual mengacu pada kemampuan manajer untuk memandang
organisasi sebagai suatu keseluruhan dan memahami bagaiman masing-masing bagian
berhubungan dan bergantung satu sama lain. Keterampilan konseptual, selain
merupakan keterampilan yang berhubungan dengan ide-ide dan hubungan yang
abstrak, juga menyangkut kemampuan manajer untuk memahami integrasi dan
koordinasi bagian-bagian yang terdapat dalam organisasi termasuk proses dan sistem
yang ada. Manajer memerlukan ketermapilan ini untuk memahami bagaimana faktor-
faktor saling berinteraksi dan saling memahami dampak suatu aktivitas dalam suatu
unit kerja terhadap unit kerja lainnya dalam organisasi tersebut, disamping tentunya
agar mampu menjalankan kelima fungsi manajerial. Keterampilan ini menyangkut
kemampuan mengidentifikasi masalah, mencari alternatif pemecahan masalah,
memilih alternatif pemecahan masalah terbaik dan mengimplementasikan alternatif
terbaik.

Nilai penting ketiga keterampilan manajerial tersebut tergantung pada level
manajemennya.

G. PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan merupakan bagian dari tugas seorang manajer. Seorang
manajer mengambil keputusan secara berkelanjutan. Ketika dia melakukan perencanaan,
pengorganisasian, pembentukan staf, pengarahan, dan pengendalian. Pengambilan
keputusan merupakan proses pengidentifikasian masalah dan kesempatan,
pengembangan alternatif solusi, pemilihan alternatif tebaik, dan pengimplementasian
keputusan. Manajer dituntut untuk melakukan pengambilan keputusan yang rasional.
Pengambilan keputusan bukan merupakan fungsi terpisah dari manajemen
melainkan sebagai bengan penyambung kelima fungsi manajemen. Manajer tiap hari
selalu dihadapkan pada tahapan pengambilan keputusan, baik itu keputusan besar atau
keputusan kecil, misalnya dalam penyusunan anggaran, pembentukan jadwal kerja,
wawancara pelamar kerja, penyesuaian proyek, dan sebagainya.
Proses pengambilan keputusan umumnya terdiri atas tujuh tahapan. Tahapan ini
merupakan tahapan rasional dan logis dan merupakan bagian yang esensial dalam proses
pengambilan keputusan yang tediri dari :
1) Identifikasi masalah dan kesempatan
Tahap awal ini bisa dikatakan sebagai dasar proses pengambilan keputusan. Jika
suatu masalah tidak didefinisikan dengan baik, maka langkah-langkah selanjutnya
dalam proses ini akan didasari oleh poin yang salah.
2) Identifikasi faktor pembatas
Ketika suatu masalah sudah dengan benar didefinisikan, maka langkah-langkah
selanjutnya adalah penentuan faktor pembatas dari masalah itu tersebut. Faktor
pembatas itu sendiri adalah faktor yang membatasi munculnya variasi alternatif
solusi. Salah satu faktor pembatas yang umum ada adalah kendala waktu. Selain
waktu, faktor pembatas lainnya adalah sumberdaya manusia, uang, fasilitas, dan
peralatan.
3) Menentukan alternatif pemecahan yang potensial
Alternatif yang boleh dikembangkan adalah alternatif yang mampu mengeliminasi,
mengoreksi, menetralisasi masalah, dan memaksimumkan kesempatan.
4) Menganalisis alternatif
Dalam tahap ini, manajer harus menetapkan nilai positif dan negatif pada masing-
masing alternatif yang ada. Kemudian dianalisis apakah alternatif-alternatif itu
bergesekan dengan faktor pembatas yang telah diidentifikasikan sebelumnya.
5) Menyeleksi alternatif
Solusi terbaik bisa merupakan solusi tunggal tapi juga bisa berbentuk gabungan
dari beberapa alternatif. Alternatif tunggal atau kombinasi alternatif yang dipilih
merupakan alternatif yang menawarkan kerugian minimum dan keuntungan
maksimum.
6) Mengimplementasikan solusi
Seperti halnya rencana, solusi membutuhkan implementasi yang efektif untuk
menghasilkan sesuatu yang diinginkan, misalnya dengan dukungan program,
kebijakan, prosedur, dan aturan yang tepat.
7) Menetapkan sistem pengendalian dan evaluasi
Setiap pengimplementasian keputusan harus selalu dimonitor dengan suatu sistem
pengendalian dan evaluasi. Sistem ini harus mampu memberikan umpan balik
mengenai sejauh mana keputusan telah diterapkan, apa dan bagaimana hasilnya, dan
penyesuaian apa yang harus dilakukan agar mendapatkan hasil yang diharapkan.

H. TEORI-TEORI MANAJEMEN
Perkembangan manajemen yang sangat cepat melalui studi di perguruan tinggi
memunculkan teori-teori manajemen dari berbagai aliran. Teori-teori itu dapat
dikelompokkan ke dalam enam aliran berikut:
1. Aliran Klasik
Aliran klasik didefinisikan manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen
perhatian dan kemampuan manajemen di arahkan pada penerapan fungsi-fungsi
tersebut.
2. Aliran Perilaku
Aliran ini juga sering disebut aliran manajemen hubungan manusia. Aliran ini
memusatkan kajiannya pada aspek manusia dan perlunya manajemen memahami
manusia. Aliran ini menggunakan disiplin ilmu psikologi dan sosiologi dalam
menerapkan teori-teorinya.
3. Aliran Manajemen Ilmiah
Aliran ini menggunakan ilmu matematika dan ilmu statistika untuk
mengembangkan teori-teorinya. Menurut aliran ini, pendekatan kuantitatif merupakan
sarana utama dan sangat berguna untuk menjelaskan masalah manajemen.
4. Aliran Analisis Sistem
Aliran ini mengfokuskan pemikiran pada masalah yang berhubungan dengan
bidang lain dalam mengembangkan teorinya. Misalnya, bagian kepegawaian
mengatakan bahwa keberhasilan dalam memberi motivasi kepada pegawai akan
meningkatkan keuntungan perusahaan. Menurut aliran ini, memotivasi pegawai akan
dilihat hubungannya dengan kesejahteraan, penggajian, jam kerja, jaminan hari tua
dan faktor lainnya.
5. Aliran Manajemen Berdasarkan Hasil
Aliran manajemen berdasarkan hasil (management by objective) diperkenalkan
pertama kali oleh Peter Drucker pada awal tahun 1950-an. Aliran ini mengfokuskan
pemikiran pada hasil-hasil yang dicapai, bukan pada interaksi kegiatan karyawan.
6. Aliran Manajemen Mutu
Aliran manajemen mutu mengfokuskan pemikiran pada usaha-usaha untuk
mencapai kepuasan pelanggan atau konsumen. Oleh karena itu, fokus utama aliran
manajemen mutu adalah pelanggan, sebagai pihak yang berhak menggatakan apakah
barang atau jasa yang dihasilkan bermutu atau tidak.

I. BIDANG-BIDANG MANAJEMEN
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan, bidang-bidang manajemen itu
dikhususkan berdasarkan tujuan masing-masing. Bidang-bidang manajemen itu antara
lain:
1. Manajemen Produksi
a. Pengertian manajemen produksi
Manajemen Produksi adalah rangkaian kegiatan yang terencana dan terkendali
dalam rangka mengubah input menjadi output dan melakukan evaluasi terhadap
output melalui umpan balik.
b. Perancangan sistem produksi
Ketika merancang sistem produksi, manajemen harus mempertimbangkan
rancangan produk atau jasa, volume produksi, proses produksi, lokasi dan tata
letak, serta rancangan kerja.
1. Rancangan Produk (Jasa)
Rancangan produk dipelajari oleh bagian produksi untuk mengetahui
berbagai aspek yang berkaitan dengan proses produksi. Misalnya, apakah
teknologi yang dimiliki saat ini mampu memproduksi produk yang diusulkan.
Jika tidak memungkinkan, apakah teknologi yang ada harus diganti sebagian
atau seluruhnya.
2. Volume Produksi
Manajemen harus mempertimbangkan kapasitas produksi yang dimiliki.
Misalnya, apakah fasilitas produksi yang dimiliki mampu menghasilkan produk
dalam jumlah yang sesuai dengan yang diharapkan. Kemudian, berapa jumlah
yang diproduksi agar tidak terjadi kelebihan produksi. Kelebihan produksi
berarti menumpuknya persediaan, yang berdampak buruk bagi keuangan
perusahaan.
3. Proses Produksi
Ketika merancang sistem produksi, manajemen harus mempertimbangkan
proses produksi yang paling efisien. Misalnya, apakah proses produksi
memerlukan dukungan teknologi baru, atau cukup hanya dengan memodifikasi
teknologi yang telah ada. Selain masalah efisiensi, proses produksi harus
mampu memenuhi tuntutan dari rancangan produk. Dengan demikian, produk
yang dihasilkan nantinya sesuai dengan yang diharapkan.
4. Lokasi dan Tata Letak
Setelah proses produksi dipilih, langkah selanjutnya adalah merancang
lokasi dan tata letak dari proses produksi. Lokasi dan tata letak didesain
sedemikian rupa sehingga efisien. Misalnya, gudang penyimpanan bahan baku
dan barang jadi sebaiknya berdekatan dengan lokasi proses produksi.
Keputusan lokasi dan tata letak juga harus memperhatikan peraturan-peraturan
yang berlaku. Pemerintah biasanya memiliki peraturan yang berkaitan dengan
lokasi pabrik atau industry.
5. Rancangan Pekerjaan
Tahap akhir dari perancangan sistem produksi adalah menentukan
pembagian kerja, membuat standar kerja, dan sebagiannya. Melalui
perancangan pekerjaan, ditetapkan cara yang terbaik untuk melaksanakan
pekerjaan. Pada tahap ini juga ditentukan para pelaksana dari sistem operasi.
c. Pengendalian sistem produksi
Pengendalian sistem produksi berkaitan dengan dua masalah utama
manajemen operasi, yaitu masalah mutu dan persediaan.
(1) Pengendalian Mutu.
Perusahaan harus dapat menjaga supaya mutu barang tetap terjamin. Usaha
tersebut dapat dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut:
a. Bahan baku atau input yang digunakan harus bermutu. Jika input bermutu,
maka secara umum output juga akan bermutu.
b. Penggunaan teknologi maju untuk menjamin mutu.
c. Penetapan tanggal berlakunya produk. Umumnya, penggunaan produk ada
batas waktunya. Produk yang melampaui batas waktu yang ditetapkan harus
ditarik dari pasar.
d. Pengepakan (pengemasan) yang baik untuk mempertahankan mutu barang
dan menarik perhatian konsumen.
(2) Manajemen Persediaan
Berhasil tidaknya perusahaan menjual barang dalam banyak hal tergantung
dari adanya persediaan. Dalam pemikiran yang sederhana, siapkan saja
persediaan dalam jumlah yang cukup. Persediaan yang cukup besar akan
membutuhkan biaya yang besar pula. Oleh karena itu, harus dipikirkan berpa
jumlah persediaan yang ideal agar perusahaan beroperasi secara efisien dan
efektif. Kejadian yang harus dihindari, bahwa pada saat ada pesanan,
perusahaan tidak mempunyai persediaan barang. Untuk mengantisipasi
kejadian tersebut, perlu ada kerjasama antara bagian persediaan dan bagian
pemasaran. Penanganan yang terbaik adalah dengan menggunakan
perhitungan jumlah persediaan yang efisien (economic order quantity),
peramalan kebutuhan persediaan yang tepat, dan mengontrol persediaan secara
ketat.

2. Manajemen Pemasaran
Menurut Philip Kotler, pemasaran adalah suatu proses sosial dan managerial
dimana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan
inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai.
Dari pengertian pemasaran di atas, manajemen pemasaran diartikan sebagai
kegiatan pengaturan secara optimal dari fungsi pemasaran agar kegiatan pertukaran
atau penyampaian barang dari produsen ke konsumen dapat berjalan lancar dan
memuaskan melalui riset pasar, promosi, pengaturan organisasi pemasaran, sistem
distribusi, dan bagaimana memuaskan pelanggan.
Manajemen pemasaran merupakan salah satu bidang operasional dalam perusahaan
yang harus ditangani dengan sungguh-sungguh. Sebelum suatu produk dipasarkan,
terlebih dahulu diperkirakan atau dipastikan apakah produk tersebut akan laku dijual
atau tidak. Setiap barang yang diproduksi tidak selalu ada yang membeli. Bahkan,
sering terjadi bahwa sebuah produk tidak laku di pasaran akibat tidak sesuai dengan
selera pasar atau konsumen. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan riset pasar
sebelum membuat produk baru.
a. Riset pasar
Pasar merupakan indikator pemberian informasi yang mempengaruhi bidang-
bidang lainnya. Jika salah dalam menafsirkan keadaan pasar bisa berakibat fatal
dalam menentukan kebijakan perusahaan. Dalam riset pasar harus benar-benar
diadakan penelitian dan sedapat mungkin dihindari pengambilan kesimpulan yang
salah. Riset pasar yang dilakukan berbeda untuk setiap jenis pasar. Riset pasar
untuk pasar persaingan monopoli akan berbeda dengan riset pasar untuk pasar
persaingan sempurna.
b. Segmentasi, targeting, dan positioning
Proses pemilihan pasar oleh manajemen pemasaran diawali dari proses
segmentasi. Segmentasi adalah proses identifikasi sekelompok konsumen homogen
yang akan dilayani perusahaan. Misalnya Astra International (ASTRA), yang
merupakan produsen mobil. ASTRA membuat mobil yang ditujukan sebagai
kendaraan rumah tangga dan kendaraan niaga.
Oleh ASTRA, konsumen kendaraan keluarga kemudian dipilah lagi menjadi
beberapa kelompok pasar yang homogen. Misalnya keluarga yang menyukai mobil
sedan dan keluarga yang menyukai minibus. Pengelompokkan segmen pasar ke
dalam beberapa kelompok pasar yang homogen disebut targeting.
Katakanlah ASTRA menargetkan pasar kendaraan keluarga jenis minibus
yang akan dliayani. Proses selanjutnya yang harus dilakukan ASTRA adalah
positioning. Dalam hal ini, misalnya, ASTRA memosisikan kendaraan minibus
yang diproduksinya sebagai kendaraan keluarga jenis minibus yang hemat bahan
bakar.
c. Bauran pemasaran
Terdapat empat unsur penting yang perlu diperhatikan perusahaan dalam
memasarkan produknya kepada konsumen. Keempat unsur tersebut adalah
(1) Produk (Product)
Perusahaan harus mampu mengidentifikasi aspek-aspek apa saja yang
diinginkan oleh konsumen dari suatu produk. Selain aspek fungsional,
konsumen umumnya akan mempertimbangkan aspek lain, misalnya, mutu dan
kemudahan penggunaan dari suatu produk. Singkatnya, perusahaan harus
mampu menawarkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar sasarannya.
(2) Harga (Price)
Harga memainkan peranan penting dalam pemasaran. Mutu produk yang
baik menjadi tidak ada artinya apabila konsumen enggan membeli produk
tersebut karena alasan harga. Oleh karena itu, perusahaan harus
mempertimbangkan daya beli dari konsumen yang menjadi sasarannya.
(3) Promosi (Promotion)
Banyak bukti menunjukkan bahwa keberhasilan produk di pasar ditentukan
oleh aktivitas promosi perusahaan. Penggunaan media promosi, seperti media
elektronik dan cetak, adalah penting untuk menyampaikan pesan tentang
produk.
(4) Distribusi atau Penempatan (Place)
Unsur terakhir ini adalah bauran pemasaran adalah distribusi. Produk yang
baik dengan harga yang wajar dan promosi yang tepat sasaran, menjadi tidak
ada artinya apabila konsumen mengalami kesulitan untuk mendapatkan produk
tersebut. Oleh karena itu, perusahaan memilih saluran distribusi yang sesuai
dengan produk yang dipasarkan.
Keberhasilan pemasaran suatu produk atau jasa tidak tergantung hanya pada
keunggulan salah satu unsur tersebut karena keempat unsur tersebut saling
berkaitan. Keempat unsur pemasaran tersebut dikenal dengan istilah bauran
pemasaran (marketing mix).
d. Kepuasan pelanggan
Pelanggan merupakan raja yang harus dipenuhi kebutuhannya. Pemenuhan
kebutuhan ini mengacu pada kepuasan kebutuhannya.pemenuhan kebutuhan ini
mengacu pada kepuasan konsumen dalam jangka panjang. Memberi kepuasan
pada konsumen dalam jangka panjang bukan hal yang mudah.kepuasan jangka
panjng bukan hal yang mudah.kepuasaan jangka panajang dapat memenuhi dengan
memperhatikan hal-hal berikut :
1. Mutu barang. Barang yang di pasarkan harus memenhi standar mutu yang
sesuai dengan keinginan konsumen.
2. Mudah mendapatkan produk
3. Pelayanan purnjual. Barang yang di jual hrus diikuti penggunaanya. Jika ada
kesulitan dalam pengunaannya maka konsumen harus mendapatkan kepastian
kepada siapa hal itu dilaporkan.misalnya perusahaan mobil PT Astra
Internasional,pemegang merek mobil Toyota di indonesia, Memberi layanan
purnajual demi kepuasan pelanggan. Mereka mempersiapkan teknisi yang dapt
membantu pemakai mobil Toyota jika mereka menemui kesulitan.

3. Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan adalah manajemen yang berhubungan dengan langkah untuk
mendapatkan dana yang dibutuhkan dan bagaimana penggunaannya dalam rangka
mencapai tujuan. Hal-hal yang berkaitan dengan manajemen keuangan adalah
mnajemen sumber dana, manajemen penggunaan dana, dan pengawasan penggunaan
dana.
a. Sumber dana
Manajemen keuangan harus dapat memilih sumber dana yang akan digunakan
dalam perusahaan. Sumber dana itu dapat berasal dari dalam perusahaan dan dari
luar perusahaan.
(1) Dana dari dalam perusahaan.
Perusahaan dapat memperoleh dana dari perusahaan dengan kebijakan
menahan pembagian dividen. Para manajer keuangan harus dapat memberi
argumentasi kepada pemegang saham agar sebagian keuntungan perusahaan
disisihkan untuk memperbesar dana yang sudah ada. Manajer keuangan harus
memberi alasan yang tepat agar rapat umum pemegang saham menyetujui
sebagian laba ditahan untuk meningkatkan aset perusahaan.
(2) Dana dari luar perusahaan.
Perusahaan dapat memperoleh dana dari luar seperti pasar modal, pinjaman
dari bank, dan sumber-sumber lainnya. Dana dari luar perusahaan dapat
berbentuk modal perusahaan dan pinjaman. Jika perusahaan menarik dana
dengan cara menjual saham, dana tersebut menjadi modal sendiri artinya,
jumlah saham yang beredar bertambah banyak.
Pemegang saham adalah pemilik dan mereka berhak mendapat dividen. Di
lain pihak, dana dari luar perusahaan dalam bentuk pinjaman tidak begitu
mempengaruhi kebijakan perusahaan. Konsekuensinya, perusahaan harus
membayar bunga tanpa terikat dengan laba/rugi yang diperoleh perusahaan.
Pemilihan bentuk dana dari luar tergantung dari beberapa pertimbangan, tapi
secara umum kebutuhan aktiva lancar harus menggunakan dana sendiri,
sedangkan investasi sebaiknya menggunakan pinjaman.

b. Penggunaan dana
Dana yang ada pada perusahaan, baik yang bersumber dari dalam perusahaan
maupun dari luar perusahaan harus digunakan sebaik mungkin. Hal ini bertujuan
agar nilai perusahaan semakin meningkat pada masa yang akan datang. Dana itu
dapat digunakan untuk hal-hal berikut.
(1) Penanaman modal jangka pendek.
Penanaman modal jangka pendek diwujudkan dalam usaha-usaha yang
bersifat sementara, seperti pembelian surat berharga, tabungan, dan
penanaman modal lainnya. Karena sifatnya jangka pendek, pembelian surat
berharga harus dalam bentuk yang cepat dijual kembali. Jika dalam bentuk
tabungan di bank, dana tersebut harus dapat dicairkan kapan pun pada saat
dibutuhkan.
(2) Penanaman modal jangka panjang.
Penanaman modal jangka panjang diwujudkan dalam usaha-usaha yang
bersifat permanen, seperti pembangunan gedung bertingkat atau pemberian
pinjaman dengan jangka waktu pengembalian lebih dari satu tahun.
Penanaman modal seperti itu harus dilakukan dengan hati-hati karena jika
terjadi kesalahan akan sulit diperbaiki.
c. Pengawasan penggunaan dana
Dana yang digunakan harus diawasi penggunaannya agar sesuai dengan
rencana dan tujuan yang telah ditetapkan. Kesalahan penggunaan dana dapat
mengakibatkan kerugian pada perusahaan untuk efisiensi dan efektivitas, sebaiknya
perusahaan menetapkan pola penggunaan dana yang disertai pola pengawasannya.

4. Manajemen Personalia
Manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian atas penggadaan tenaga kerja, pengembangan, kompensasi, integrasi,
pemeliharaan, dan pemutusah hubungan kerja dengan SDM untuk mencapai sasaran
perorangan. Hal-hal yang berhubungan dengan manajemen personalia antara lain
sebagai berikut:
a. Penerimaan pegawai
Harus dapat menjaring sumberdaya yang sesuai dengan kebutuhan. Langkah-
langkah yang diperlukan pada penerimaan pegawai adalah sebagai berikut:
(1) Analisis jabatan.
Untuk penerimaan pegawai, terlebih dahulu diadakan analisis jabatan yang
akan diisi. Berdasarkan analisis jabatan akan diketahui kriteria orang yang
akan ditempatkan atau diseleksi.
(2) Seleksi penerimaan pegawai.
Seleksi penerimaan pegawai digunakan untuk memastikan siapa yang
ditunjuk atau tepat untuk mengisi suatu jabatan. Seleksi tersebut harus dapat
menggambarkan kualifikasi calon yang bersangkutan. Setelah berhasil
menentukan orang untuk mengisi suatu jabatan, langkah berikutnya adalah
tahap pelatihan.
(3) Pelatihan dan pendidikan.
Mempersiapkan pegawai untuk mengisi suatu pekerjaan memerlukan proses,
yaitu melalui pelatihan. Pelatihan memungkinkan seseorang memiliki
pengetahuan atau keterampilan untuk menduduki suatu posisi. Setelah
mengikuti pelatihan diharapkan yang bersangkutan mampu bekerja sesuai
dengan tuntutan pekerjaan.

b. Penilaian pegawai
Pegawai sebagai bagian dari perusahaan harus dinilai atas prestasi dan
kemampuannya dalam melakukan pekerjaan. Penilaian harus didasarkan atas sikap
objektif. Seseorang tidak boleh membeda-bedakan orang lain baik karena
hubungan pertemenan maupun saudara. Penilaian baik tidaknya seseorang dalam
melaksanakan pekerjaannya sebaiknya ditentukan oleh kemampuan seseorang
tersebut menjabarkan pekerjaan dalam rangka mencapai tujuan dan dedikasinya
dalam rangka mengemban misi organisasi.
c. Promosi dan mutasi
Setelah mengadakan penilaian atas pegawai yang bersangkutan, ada beberapa
kemungkinan sebagai akibat dari penilaian tersebut.
(1) Pertimbangan untuk memberhentikan.
Tindakan ini terpaksa dilakukan karena yang bersangkutan tidak layak
menjadi pegawai perusahaan tersebut. Layak tidaknya menjadi pegawai
disebabkan oleh beberapa hal berikut.
a. Sering melakukan pelanggaran dengan sengaja.
b. Tidak dapat bekerja sama dengan orang lain.
c. Tidak memiliki kemampuan.
Memberhentikan seseorang harus dengan alasan yang jelas dan masuk akal.
Sebelum diberhentikan, sebaiknya terlebih dahulu diberi peringatan.
(2) Dipindahkan ke lingkup pekerjaan yang lebih sempit.
Tindakan ini dilakukan sebagai akibat kesimpulan penilaian terhadap
seseorang yang dianggap tidak mampu lagi mengisi jabatan lama yang
lingkupnya lebih luas. Sebagai jalan keluar, ia diberi jabatan yang lebih rendah
atau lebih sempit lingkupnya.
(3) Dipindahkan ke jabatan lain.
Tindakan ini dilakukan karena seseorang tidak cocok pada pekerjaannya
yang sekarang, sehingga ia dipindahkan ke pekerjaan baru yang masih satu
level.
(4) Promosi.
Promosi adalah pemberian kepercayaan kepada seseorang untuk menduduki
jabatan yang lebih tinggi. Hal ini merupakan suatu penilaian yang positif untuk
orang yang bersangkutan. Promosi akan memberikan motivasi kepada
seseorang untuk bekerja lebih giat.
d. Motivasi
Menurut George Terry, salah satu fungsi manajemen adalah actuating atau
penggerakan. Penggerakan merupakan suatu langkah dalam organisasi agar
anggota dapat atau mau bekerja dengan maksimal. Untuk bekerja secara maksimal
ia perlu diberi motivasi. Motivasi itu antara lain diberikan dalam bentuk
penghargaan terhadap prestasinya, pujian, kepastian pengembangan diri pada
perusahaan, dan penghargaan bahwa ia adalah pribadi yang diperhitungkan
keberadaannya.

5. Manajemen Administrasi
Manajemen administrasi memberi perhatian pada pemberian layanan dibidang
administrasi, penggunaan alat yang efektif, dan kemudahan pada bidang lain. Untuk
itu diperhatikan hal-hal berikut.
a. Pengadministrasian kegiatan
Kegiatan dalam organisasi besar sangat banyak dan beragam, sehingga perlu
dilengkapi dengan pengadministrasian terpadu. Bentuknya adalah bahwa setiap
bagian masih mempunyai hubungan dengan bagian administrasi, baik menyangkut
data kepegawaian, hubungan keluar, hubungan dengan pemerintah, maupun
hubungan jaringan komputer pusat dengan bagian-bagian lain.
b. Pemakaian alat-alat perkantoran
Pemakaian alat-alat kantor harus efektif dan efisien agar dapat menunjang
kemajuan organisasi. Setiap bagian harus diatur untuk menggunakan berbagai
peralatan yang ada.
c. Pemeliharaan organisasi
Manajemen administrasi harus memikirkan keserasian dan efektivitas
organisasi secara keseluruhan. Berkaitan dengan itu, manajemen administrasi harus
dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan seperti data akuntansi dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Agar dapat menyediakan informasi yang
dibutuhkan, manajemen administrasi juga harus melakukan pengarsipan yang baik.
Arsip harus dikelola sedemikian rupa sehingga setiap orang yang membutuhkan
informasi dapat memperolehnya. Dengan informasi yang lengkap, organisasi dapat
beroperasi dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai