Anda di halaman 1dari 5

Akulturasi pada seni musik terlihat pada musik qasidah dan gamelan pada saat upacara Grebeg Maulud.

Di bidang seni tari terlihat pada tari Seudati yg diiringi sholawat nabi, kesenian Debus yg diawali dengan membaca Al Quran yg brkembang di Banten, Aceh dan Minangkabau

SENI MUSIK
QASIDAH
Seni qasidah pun biasa dipergunakan pada acara Marhaban, yaitu acara menyambut kelahiran bayi serta pada acara cukuran bayi yang berumur 40 hari, dan pada hari besar Islam lainnya.

Berbeda dengan jenis-jenis musik dan lagu yang tumbuh dalam budaya Indonesia, qasidah merupakan kesenian yang diapresiasi oleh kalangan ulama dan pesantren. Dimana dalam hal berkesenian, kalangan ulama dan pesantren dapat dikatakan kurang menerima jenis kesenian lainnnya, bahkan cenderung mengharamkan. Sehingga dengan kondisi seperti ini dapat dipahami jika kesenian qasidah lebih banyak berkembang pada masyarakat yang memiliki ciri budaya Islam yang kental seperti di pesantren-pesantren. Dalam hal ini di Propinsi Banten dengan ciri budaya pesantren yang masih kental, maka kesenian qasidah dapat hidup dan terus bertahan dari waktu ke waktu.

Dari segi isi syair lagu-lagu pada seni qasidah, para ulama membuat batasan, bahwa lagu qasidah haruslah mengandung pesan-pesan sebagai berikut:

Mendorong keimanan kepada Allah dan Hari Akhir; Mendorong orang untuk beribadah dan taat terhadap Allah serta Rasulnya. Mendorong orang untuk berbuat kebajikan dan menjauhi mashiyat. Mendorong orang untuk bertindak amar maruf dan nahyi munkar. Mendorong orang agar memiliki etos kerja tinggi dan berjiwa patriotis. Mendorong orang agar menjauhi gaya hidup mewah serta berbuat riya. Tidak menampilkan pornografi maupun porno-aksi dan menggugat syahwat. Tidak menampilkan syair yang cengeng sehingga membuat orang malas bekerj a.

Qasidah sebagai salah satu bentuk kesenian dapat bertahan sejak mulai berkembang di daerah ini hingga sekarang

Maksud dan fungsi Qasidah

Kesenian qasidah diadakan dengan maksud untuk memberikan hiburan musik danSeniman muslim berkreasi dengan maksud tertentu, seperti sebagai berikut:

Rekreatif atau hiburan. Menyemarakkam hari-hari besar Islam. Dawah Islam.

GAMELAN
Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan gong. Istilah gamelan merujuk pada instrumennya / alatnya, yang mana merupakan satu kesatuan utuh yang diwujudkan dan dibunyikan bersama. Kata Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa gamelyang berarti memukul / menabuh, diikuti akhiran an yang menjadikannya kata benda. Orkes gamelan kebanyakan terdapat di pulau Jawa, Madura, Bali, dan Lombok di Indonesia dalam berbagai jenis ukuran dan bentuk ensembel. Di Bali dan Lombok saat ini, dan di Jawa lewat abad ke18, istilah gong lebih dianggap sinonim dengan gamelan.

Sunan yg menggunakan gamelan untuk dakwah:

Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim)

Bonang, sederetan gong kecil diletakkan horisontal.

Sunan Bonang adalah putra Sunan Ampel, dan merupakan keturunan ke-23 dari Nabi Muhammad. Ia adalah putra Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila, putri adipati Tuban bernama Arya Teja.

Sunan Bonang banyak berdakwah melalui kesenian untuk menarik penduduk Jawa agar memeluk agama Islam. Ia dikatakan sebagai penggubah suluk Wijil dan tembang Tombo Ati, yang masih sering dinyanyikan orang. Pembaharuannya pada gamelan Jawa ialah dengan memasukkan rebab danbonang, yang sering dihubungkan dengan namanya. Universitas Leiden menyimpan sebuah karya sastra bahasa Jawa bernama Het Boek van Bonang atau Buku Bonang. Menurut G.W.J. Drewes, itu bukan karya Sunan Bonang namun mungkin saja mengandung ajarannya. Sunan Bonang diperkirakan wafat pada tahun 1525.

Sunan Drajat
Sunan Drajat adalah putra Sunan Ampel, dan merupakan keturunan ke-23 dari Nabi Muhammad. Ia adalah putra Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila, putri adipati Tuban bernama Arya Teja. Sunan Drajat banyak berdakwah kepada masyarakat kebanyakan. Ia menekankan kedermawanan, kerja keras, dan peningkatan kemakmuran masyarakat, sebagai pengamalan dari agama Islam. Pesantren Sunan Drajat dijalankan secara mandiri sebagai wilayah perdikan, bertempat di Desa Drajat, Kecamatan Paciran, Lamongan. Tembang macapat Pangkurdisebutkan sebagai ciptaannya. Gamelan Singomengkok peninggalannya terdapat di Musium Daerah Sunan Drajat, Lamongan. Sunan Drajat diperkirakan wafat wafat pada 1522.

GREBEG MAULUD Grebeg Maulud merupakan puncak acara dari perayaan upacara sekaten. Intisari dari grebeg maulud adalah menghormati kehadiran nabi Muhammad SAW melalui tanggal kelahiran beliau dan memetik suri teladan kehidupan beliau serta menyiarkan agama Islam. Proses menyiarkan agama Islam tersebut juga tetap mematuhi undang-undang atau peraturan Kasultanan Demak untuk menyelenggarakan perayaan dan keramaian selama tujuh hari berturut-turut. Perayaan juga diisi konsep dari Sunan Kalijaga untuk memperdengarkan gamelan di pelataran Masjid Besar yang masih tetap dilaksanakan. (Hadipikarta, 1925: 59). Grebeg mulud yang terpenting adalah: Grebeg Maulud Dal Setiap delapan tahun sekali Kasultanan Yogyakarta menyelenggarakan Grebeg Maulud Dal, yang mana Dal disini adalah nama dalah satu tahun jawa Islam yang terdiri atas delapan tahun yang disebut dengan windu. Menurut tradisi perhitungan tarikh jawa Islam, nabi Muhammad SAW dilahirkan pada hari Senin Pon tanggal 12 Maulud tahun Dal. Bertolak dari keinginan untuk merayakan hari kelahiran nabi Muhammad SAW, maka penyelenggaraan Grebeg Maulud Dal setiap delapan tahun sekali dilaksanakan secara mewah dan penuh kemegahan. Dalam prosesi perayaan grebeg maulud dal kehadiran sultan di Masjid Besar selain untuk melaksanakan kegiatan religius yang bersifat keislaman juga melakukan acara simbolis yang tidak berkaitan dengan ajaran agama Islam yang berupa upacara menendang batu bata ( jejak boto ) di sebuah pintu terbuka di pagar tembok bagian selatan Masjid Besar. Kegiatan ini melambangkan rakyat pada zaman Kesultanan Demak secara resmi telah meninggalkan animisme/kepercayaan tradisional setempat untuk kemudian memeluk agama Islam.

SENI TARI

Kata seudati

berasal dari bahasa Arab syahadati atausyahadatain , yang

berarti kesaksian atau pengakuan. Selain itu, ada pula yang mengatakan bahwa kata seudati berasal dari kata seurasi yang berarti harmonis atau kompak. Seudati mulai dikembangkan sejak agama Islam masuk ke Aceh. Penganjur Islam memanfaatkan tarian ini sebagai media dakwah untuk mengembangkan ajaran agama Islam. Tarian ini cukup berkembang di Aceh Utara, Pidie dan Aceh Timur. Tarian ini dibawakan dengan mengisahkan pelbagai macam masalah yang terjadi agar masyarakat tahu bagaimana memecahkan suatu persoalan secara bersama. Pada mulanya tarian seudati diketahui sebagai tarian pesisir yang disebutratoh atau ratoih, yang artinya menceritakan, diperagakan untuk mengawali permainan sabung ayam, atau diperagakan untuk bersuka ria ketika musim panen tiba pada malam bulan purnama.

Anda mungkin juga menyukai