Anda di halaman 1dari 3

Puisi Kawanku Dan Aku karya Chairil Anwar

Kawanku Dan Aku

Kami sama pejalan larut


Menembus Kabut
Hujan mengucur badan
Berkakuan kapal-kapal di pelabuhan

Darahku mengental pekat. Aku tumpat padaf

Siapa berkata-kata ………?


Kawanku hanya rangka saja
Karma dera mengelucak tenaga

Dia bertanya jam berapa ?

Sudah larut sekali


Hilang tenggelam segala makna
Dan gerak tak punya arti

karya:  Chairil  Anwar


A. Unsurntrinsik Puisi “Kawanku dan Aku”

 Tema
Pada puisi diatas temanya menceritakan tentang kedua manusia yang saling berteman dimana susah
dan senang berbagi bersama dan saling berpegangan tangan, itulah kawan sejati. Ini terlihat pada
baris ke -1, baris ke -2, baris dan ke -8.

Kami sama pejalan laut


Menembus kabut
…………………………………
Karma dera mengelucak tenaga
 Rasa
Sikap Chairil terhadap puisi di atas adalah berani mengambil resiko demi persahabatan. Terlihat
pada baris ke-3

…………………………...
                                 Hujan mengucur badan
 Nada
Menceritakan persahabatan yang sangat erat dan pekat dimana susah, senang, suka duka dirasakan
bersama. Terlihat pada baris ke-4 dan baris   ke-11.

…………………………………………..
Berkakuan kapal-kapal di pelabuhan
……………………………………………
Hilang tenggelam segala makna
……………………………………………
 Amanat
Pesan yang ingin disampaikan Chairil dalam puisi diatas adalah carilah kawan sebanyak-banyaknya
agar kamu dibantu oleh seorang teman dalam keadaan susah dan senang.

 Diksi
Tidak ada yang peling berharga selain seorang kawan sejati yang saling berbagi pemilihan kata
seperti menembus kabut, sudah larut sekali.

 Pengimajian
1. Imajinasi Visual

Kawanku hanya rangka saja


2. Imajinasi Auditif

Hujan mengucur badan


3. Imajinasi Taktil

Darahku mengental pekat. Aku tumpat padat


 Kata-kata Konkrit
  Berkakuan kapal-kapal d pelabuhan
  Kawanku hanya rangka saja
 Gaya Bahasa
a. Eponim

Pahlawan kita adalah kawan sejati


b. Hiperbol

Melindungi dengan adanya bantuan seorang kawan


 Rima
    ………… Pejalan larut (a)     - Kawanku hanya rangka saja
  …………Kabut (a)     - Karma dera mengelucat tenaga
 Irama
Puisi Kawanku dan Aku ini berirama keras karena puisi ini menggambarkan kepedulian yang tegas
Secara singkatnya untuk kesimpulannya
Dalam empat baris pertama sajak ini mencoba menyelaraskan irama bunyi setiap akhir baris,antara
larut dank abut,badan dan pelabuhan.Disini penulis mencoba menceritakan sebuah perjuangan
antara si”aku” dan “temanya” yang dirangkum dalam kata “kami” dengan penuh perjuangan hingga
berkeringat.

Darahku mengalir mengental pekat.Aku tumpat pedat


Siapa berkata-kata…?
Kawanku hanya rangka saja
Karena dera mengelucak tenaga
Dia bertanya jam berapa?Selanjutnya dia menceritakan bagaimana kebekuanalam telah menjadikan
darah menjadi pekat tanpa gerak.Sedangkan temanya sudah tinggal tulang,karena setiap hari haus
menguras tenaga

Sudah larut sekali


Hilang tenggelam segala makna
Dan gerak tak punya arti
Pekerjaan yang telah menguras banyak tenaga,ternyata upah tak seberapa atau hasil yang
didapatkan tidak sesuai harapan.Semua yang dilakukan seperti sia-sia.

Anda mungkin juga menyukai