Anda di halaman 1dari 2

Resensi Petjah

Identitas Buku
Judul buku : Petjah
Pengarang : Oda Sekar Ayu
Penerbit : Elex Media Komputindo, Jakarta
Cetakan : Cetakan ke-1
Tahun Terbit : 2017
Tebal buku : 314 halaman
ISBN : 978-602-02959-4

Petjah merupakan novel jenis teen fiction karena menceritakan remaja SMA. Namun,
novel ini tidak hanya mengusung genre percintaan karena terdapat tema persahabatan dan
kekeluargaan di dalamnya. Novel ini merupakan novel debut dari Oda Sekar Ayu.
Nadhira seorang siswa SMA tingkat akhir dari kelas akselerasi. Dia berada di kelas
spesial yang hanya berisi 10 orang, termasuk Dimas. Setahun sekelas dengan Dimas
membuat Nadhira menyukai Dimas dengan segala karisma dan kepintarannya. Akan tetapi,
Nadhira tahu bahwa tatapan mata Dimas terhadap dirinya selalu dingin. Oleh karena itu,
Nadhira lebih banyak diam jika berada dekat Dimas.
Dimas Baron mengetahui sebuah fakta dari kakaknya. Saat pngumuman masuk SMA
setahun yang lalu, Nadira begitu bahagia saat melihat nilai hasil tes. Nadhira bahagia karena
berada di posisi ketiga, sedangkan Dimas berada di posisi keempat. Mungkin sejak saat itu
Dimas mulai menjaga jarak dengan Nadhira dan membuktikan diri dapat melesat ke
peringkat pertama.
Akhirnya, Nadhira mendapatkan hati Dimas. Pada suatu saat Dimas seolah
memandang Nadhira ada dan pandangan Dimas kepada Nadhira berubah. Dimas tak lagi
menatap Nadhira dingin dan mulai mengulurkan tangan untuk berteman kepada Nadhira.
Bahkan, Dimas menjadikan Nadhira sebagai pacarnya. Ada orang lain yang hadir melengkapi
hidup Nadhira, yaitu Biru.
Ambroosius Biru memiliki banyak topeng di kehidupannya. Di sekolah, Biru terkenal
sebagai kakak kelas  yang suka mengganggu siswa baru, suka tawuran, membolos, dan
beberapa perilaku negatif lainnya. Namun, Nadhira justru menemukan sosok yang berbeda
dari Biru, Biru ternyata sama seperti dirinya yang menyukai karya seni, terutama puisi.
Semakin lama hubungan Nadhira dengan Dimas semakin membaik dan
menyenangkan. Begitu pula hubungan Nadhira dan Biru yang mengalami kemajuan. Namun,
semakin Nadhira maju, Biru justru semakin mundur. Biru mulai menyadari bahwa di antara
dirinya dan Nadhira ada sesuatu yang dapat membuat hidup mereka petjah. Biru ternyata
mulai menyukai Nadhira.        
Dalam novel ini penulis sebagian besar menggunakan alur maju dan hanya sedikit
menggunakan alur mundur. Sudut pandang yang digunakan oleh penulis sebagian besar sudut
pandang dari tokoh Nadhira. Bahasa yang digunakan penulis memang berubah-ubah. Penulis
kadang-kadang menggunakan kata aku, saya, dan bahasa gaul gue-elo serta bahasa gaul
lainnya. Namun, pembaca tidak perlu bingung atau takut salah memahami artinya karena
penulis menyertakan catatan kaki.  
Novel ini memiliki tema kuat, alur cerita jelas, karakter tokoh kuat, dan akhir cerita
tidak mudah ditebak. Penulis berhasil menyajikan konflik cerita cukup kompleks untuk
seukuran anak SMA dan memberikan penyelesaian yang baik terhadap konflik tersebut.
Novel ini tidak membuat pembaca jenuh karena banyak rangkaian kata unik sekaligus indah.
Namun, cover novel ini bergambar hujan dan kurang sesuai dengan isi cerita yang sebenarnya
mengungkapkan cinta segitiga. Selain ituditemukan beberapa kesalahan ketikan dalam novel
ini. Akan tetapi, kesalahan itu tidak mengganggu dan masih tahap wajar karena memang
novel ini baru cetakan pertama.
Penulis berhasil membuat pembaca merasakan kembali kehidupan saat-saat remaja.
Jadi pembaca yang ingin bernostalgia masa SMA, disarankan membaca novel ini. Para
remaja sangat layak membaca novel ini. Dengan membaca novel ini, para remaja bisa
mengambil pesan di dalamnya.   

Anda mungkin juga menyukai