(Bahasa Indonesia)
1. Karya sastra lama yang berbentuk prosa yang mengisahkan kehidupan seputar kerajaan
disebut......
A. Dongeng
B. Hikayat
C. Fabel
D. Fiksi
E. Cerita
A. Orientasi,pemenuhan
B. Tema,alur
C. Event, krisis
D. Latar, reaksi
E. Latar ,krisis
A. Bahasa Melayu
B. Bahasa Jawa
C. Bahasa Sulawesi
D. Bahasa Banjarmasin
E. Bahasa Inggris
4.
Sebermula ada pun yang berjalan itu pertama Maharaja Dandah, kemudian menjadi saya pikir itu
Maharaja Baruang, dan menjadi kepala jalan Maharaja Syahmar dan Raja Perkasa yang menjadi ekor
sekali, dan beberapa pula raja-raja sekalian isi rimba itu berjalan dengan segala rakyat tentaranya
mengirimkan Tuan Syekh Alim di rimba itu serta dengan tempik soraknya. Adalah lakunya seperti
halilintar membelah bumi dari sebab segala raja-raja yang tiada terkira-kira banyaknya itu. Syahdan
maka segala isi rimba yang di tanah itu pun berjeritanlah dan tiadalah berketahuan lagi membawa
dirinya, ada yang ke dalam lubang tanah ada yang di celah-celah batu adanya.
Menilik isinya, kutipan di atas merupakan bagian … dari keseluruhan alur cerita.
a. eksposisi (pengenalan)
b. komplikasi (pertikaian awal)
c. konflik (pertentangan)
d. puncak konflik (klimaks)
e. penyelesaian (falling action)
Maka kata Indera Bangsawan, “Hamba ini tiada bernama dan tiada tahu akan bapak Hamba, karena
diam dalam hutan rimba belantara. Adapun sebabnya hamba kemari ini karena hamba mendengar
khabar anak raja sembilan orang hendak datang membunuh buraksa dan merebut tuan hamba dari
padanya itu, itulah maka hamba datang kemari hendak melihat tamasya anak raja itu. Mengasihani
hamba dan pada bicara akal hamba akan anak raja-raja yang sembilan itu tiadalah dapat membunuh
buraksa itu. Jika lain daripada Indera Bangsawan tiada dapat membunuh akan buraksa itu.
9. Kalimat dalam kutipan tersebut yang menunjukkan ciri-ciri sastra Melayu klasik dilihat dari
bahasanya, menggunakan kata....
Pengganti Hang Tuah di keraton adalah Hang Jebat. Sesungguhnya, ia menaruh dendam atas
keputusan raja yang dijatuhkan kepada sahabatnya, Hang Tuah. Karena setia kepada sahabatnya, ia
mengamuk di keraton. Putri-putri dan dayang-dayang diperlakukan kurang sopan sehingga banyak
jugalah orang yang mati karena kerisnya, yang diberikan Hang Tuah kepadanya. Tiada seorang pun
yang berani mendinginkan sehingga raja sendiri pun terlibat pula dalam kesulitan dan ketakutan.
Dari kutipan cerita di atas kita dapat mengetahui bahwa Hang Jebat berwatak ….
A. pemberani
B. baik budi
C. sombong
D. setia
E. kasar
Maka anakanda yang mulia baginda yang dua orang itu pun sampailah usia tujuh tahun dan
dititahkan pergi mengaji kepada Mualim Sufian. Sesudah tahu mengaji, mereka dititah pula
mengaji kitab usul, fikih, hingga saraf, tafsir sekaliannya diketahuinya.
12. Kata “yang mulia baginda” dalam penggalan hikayat di atas menggunakan majas...
a. antonomasi
b. metafora
c. hiiperbola
d. simile
e. personifikasi
13. Kata arkais yang bercetak tebal pada penggalan hikayat di atas memiliki makna...
a. diusir
b. diperintah
c. diminta
d. diizinkan
e. dipanggil
a. nilai agama
b. nilai sosial
c. nilai estetika (keindahan)
d. nilai edukasi (pendidikan)
e. nilai budaya
15. Hikayat adalah salah satu jenis cerita rakyat yang disajikan dengan menonjolkan unsur
penceritaan berciri....
Tuan puteri memandang ke dayang kipas itu. Kesepuluhnya menyembah, lalu mengundurkan diri
mengisut ke belakang perlahan-lahan. Bangkitlah Mak Inang, lalu duduk di tepi tilak tujuh bertindih,
lalu mengumpulkan bunga melur yang terselit-selit di suara tuan puteri itu.
Nilai yang terdapat pada penggalan tersebut adalah ….
A. sosial
B. moral
C. budaya
D. agama
E. pendidikan
17. Berikut ini merupakan kata-kata klise yang tidak digunakan dalam cerita sastra Melayu Klasik ….
A. maka inilah suatu bidal Melayu
B. patik, tuan, hamba
C. kata siempunya cerita
D. pertama-tama
E. hatta tatkala
Sebermula, maka adalah pada masa itu dalam pulau Singapura itu tiadalah ada binatang buas atau
jinak yang kelihatan melainkan tikus. Maka, beribu-ribu tikus tanah itu sepanjang jalan serta dengan
besar-besarnya hampir bagai kucing adanya. Maka jikalau kita berjalan pada malam,
dilanggarkannya, beberapa banyak orang jatuh, demikianlah besarnya. Maka pada suatu malam di
rumah tempat kutinggal itu ada dipelihara beberapa kucing. Maka pada setengah malam
kedengaran kucing mengiau-ngiau. Keluarlah kawanku dengan membawa damar, hendak pergi
melihat apakah sebabnya kucing itu. Maka serta dilihatnya ada enam tujuh ekor tikus berkerumun
menggigit kucing itu. Ada yang menggigit pipinya sehingga tiadalah boleh bergerak lagi kucing itu
melainkan mengiau-ngiau saja.
Hikayat Abdulah
Maka baginda pun bimbanglah, tida tahu siapa yang patut dirayakan dalam negeri karena anaknya
kedua orang itu sama-sama gagah. Jikalau baginda pun mencari muslihat, iya menceritakan kepada
kedua anaknya bahwa ia bermimpi bertemu dengan seorang pemuda dan berkata kepadanya:
barang siapa yang dapat mencari buluh perindu yang dipegangnya, ialah yang patut menjadi raja di
dalam negeri.
Kata arkais yang digarisbawahi pada penggalan hikayat di atas memiliki makna...
A. diusir
B. diminta
C. diperintah
D. diizinkan
E. diharapkan
22. Bacalah penggalan hikayat “Bunga Kemuning” berikut!
Istri sang raja sudah meninggal ketika melahirkan anaknya yang bungsu, sehingga anak sang raja
diasuh oleh inang pengasuh. Putri-putri Raja menjadi manja dan nakal. Mereka hanya suka bermain
di danau. Mereka tak mau belajar dan juga tak mau membantu ayah mereka.
Sumber teks: Kesusastraan Melayu Klasik dengan penyesuaian
24. Diambilnya pisau, lalu ditorehnya gendang itu. Maka Putri Ratna Sari keluar dari gendang itu.
Karakteristik hikayat pada penggalan teks di atas yaitu...
A. kemustahilan
B. kesaktian
C. anonim
D. istana sentris
E. bahasa
25. Maka beberapa di antara itu ia juga membeli seekor tiung betina, lalu dibawanya ke rumah dan
ditaruhnya hampir sangkaran bayan juga.
Kata arkais yang digarisbawahi pada kalimat di atas memiliki makna...
A. burung
B. ayam
C. angsa
D. kayu
E. emas