Alhamdulillah, kita bersyukur kepada Allah SWT yang telah meringankan hati kita dan
memudahkan langkah kita bertemu dalam majelis ini. Semoga keselamatan dan kedamaian
tercurah kepada nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabat yang mulia, serta penerus
risalahnya hingga hari akhir nanti.
Dalil di atas seharusnya menjadi warning atau peringatan dini bagi kita dalam meniti hari-hari
Ramadhan kita, agar tidak termasuk golongan yang celaka dalam arti berpuasa tanpa pahala.
Peringatan berikutnya adalah dalam lafadz doa Jibril alaihissalam, dimana ia mendoakan
keburukan kepada mereka yang mendapati Ramadhan tapi tidak mendapat ampunan dari Allah
SWT. Diriwayatkan dalam hadits yang panjang :
“Dari Abu Hurairah: Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam naik mimbar lalu bersabda: ‘Amin,
Amin, Amin’. Para sahabat bertanya : “Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?”
Kemudian beliau bersabda, “Baru saja Jibril berkata kepadaku: ‘Allah melaknat seorang hamba
yang melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan’, maka kukatakan, ‘Amin’, kemudian
Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih
hidup, namun tidak membuatnya masuk Jannah (karena tidak berbakti kepada mereka berdua)’,
maka aku berkata: ‘Amin’. Kemudian Jibril berkata lagi. ‘Allah melaknat seorang hambar yang
tidak bershalawat ketika disebut namamu’, maka kukatakan, ‘Amin” (HR Ibnu Khuzaimah
dishahihkan oleh Albani )
Naudzu billah tsumma naudzu billah ... ibaratnya dalam pepatah bahasa kita, sudah jatuh
tertimpa tangga. Tidak mendapatkan ampunan dalam ramadhan sudah merupakan musibah luar
biasa, belum lagi ditambah doa laknat dati Jibril alaihissalam yang diaminkan oleh Rasulullah
SAW yang mulia ..!. Semoga kita tidak termasuk dalam dua golongan yang disebutkan dalam
dua hadits yang saya sebutkan di atas.
Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi SAW bersabda: “Semua amal manusia adalah miliknya, kecuali
puasa, sesungguhnya ia adalah milik-Ku dan Aku yang akan memberikan balasannya, (H.R.
Bukhari).
Tapi sungguh sayang sekali, ternyata masih ada yang ternoda keikhlasannya dalam berpuasa
karena godaan riya, harta maupun kecenderungan diri pribadi. Puasa diliputi riya, karena ingin
dianggap, dihargai dan dipuji orang lain sebagai orang yang berpuasa. Bisa jadi karena ewuh
pakewuh dengan mertua, atau takut dengan pimpinan di kantor, atau mungkin ingin eksis di
tengah rekan sejawat. Semua itu sungguh meluruhkan pahala puasa yang mulia. Ada pula orang
yang berpuasa karena mengincar harta, mungkin saja ini lebih banyak terjadi pada anak-anak
kita yang mengidamkan hadiah dari para orangtua saat lebaran nanti, karena mampu
menyelesaikan puasa dengan sempurna. Selain itu, ada juga yang berpuasa dengan bersemangat,
bukan karena kewajiban semata tetapi juga karena keinginan pribadi untuk diet dan menurunkan
berat badan. Sungguh ini semua jika tidak dihapus dalam hati, akan mengotori keikhlasan puasa
kita, dan kita terjerumus dalam golongan mereka yang berpuasa tanpa pahala.
Kaum muslimin yang berbahagia ..
Yang kedua adalah mereka yang berpuasa tanpa ilmu. Tidak mengetahui mana yang
membatalkan dan mana yang tidak. Maka mereka menjalani puasa tanpa aturan, atau memahami
tidak dengan sepenuhnya benar. Akibatnya, puasa mereka menjadi begitu rapuh dan tanpa
makna. Menyangka telah melakukan hal yang benar padahal sejatinya salah. Dari Ibnu Abbas,
Rasulullah SAW bersabda :“seorang faqih (ahli ilmu agama) lebih ditakuti syetan dari pada
seribu ahli ibadah (tanpa ilmu) “. (HR Ibnu Majah).
Maka marilah meningkatkan kualitas ibadah puasa kita dengan memahami sepenuhnya hukum-
hukum seputarnya. Mari terus membaca, mengkaji dan bertanya, agar bisa menjalankan seluruh
rangkaian ibadahnya dengan keyakinan yang nyaris sempurna.
Golongan ini berpuasa tetapi tidak menjalankan tarawih, tilawah dan tadarus. Tidak pula
berusaha untuk bersedakah, memberi berbuka pada orang yang berpuasa. Atau tidak pula
menyempatkan diri untuk i’tikaf dan amal kebaikan secara umum. Mereka hanya berpuasa dan
menjadikan puasa sebagai alasan untuk bermalas-malasan di siang hari, lalu makan pestapora di
malam hari.
Akhirnya, semoga kita terhindar dari peringatan Rasulullah SAW tentang mereka yang berpuasa
tapi sia-sia dalam pahalan dan keutamannya. Semoga Allah SWT menjaga kita agar tidak
terjerumus dalam empat golongan mereka yang berpuasa tapi celaka. Wallahu a’lam bisshowab