Anda di halaman 1dari 3

Alhamdulillah, sebuah kata mulia yang harus kita ucapkan dikarenakan tanpa terasa kita telah berjumpa

lagi dengan bulan yang penuh berkah, bulan penuh ampunan yaitu bulan Ramadhan. Bulan di mana Allah Swt
membuka seluas-luasnya pintu ampunan dan mengganjar kebaikan dengan berlipat-lipat ganda.
Kesempatan yang berharga ini jangan sampai kita lewatkan begitu saja. Kita harus mampu dan mau
memanfaatkan kesempatan ini dengan semaksimal mungkin. Kita tanamkan dalam hati dan pikiran kita bahwa
Bulan Ramadhan tahun ini adalah Bulan Ramadhan terakhir kita, sehingga bisa maksimal mengisi Bulan
Ramadhan kita dengan banyak beramal shaleh dan menjauhi bermaksiat kepada Allah Swt.
Jangan sampai Bulan Ramadhan yang didalamnya ada perintah menunaikan ibadah puasa itu hanya
bernilai puasa yang menahan lapar dan dahaga saja. Sedangkan mulut kita, mata kita, telinga kita serta perilaku
kita belum berpuasa. Maksudnya adalah kita puasa tapi masih ghibbah (bergosip), kita puasa tapi mata kita masih
senang memandang yang di larang. Kita puasa tapi telinga masih suka mendengarkan sesuatu yang bukan hak
kita. Dan kita puasa tapi masih gemar bermaksiat kepada Allah Swt.
Lantas apa yang harus kita lakukan agar Bulan Ramadhan kita lebih bermakna? Ada beberapa kegiatan
yang bisa kita lakukan untuk mengisi Bulan Ramadhan kita agar lebih bermakna dan tidak bernilai puasa yang
hanya menahan lapar dan dahaga saja.
Pertama, dzikrullah dan tilawatil Qur’an. Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa fungsi dzikir bagi hati adalah
bagaikan air bagi ikan. Bagaimana keadaan ikan itu apabila diangkat atau dikeluarkan dari air..? Dizkir merupakan
makanan hati dan jiwa. Bila seorang hamba tak memiliki makanan tersebut, maka ia menjadi seperti tubuh yang
kehabisan makanan. Dzikir juga dapat mengusir syetan, mengalahkan dan menundukkannya. Membuat Allah ridla
kepadanya. Dan yang paling utama adalah dengan banyak berdzikir membuat Allah ingat dengan kita. Seperti
firman-Nya dalam al-Qur’an surat al Baqarah ayat 152, “Maka ingatlah kalian kepada-Ku, niscaya Aku akan ingat
kepadamu”.
Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat tepat untuk kita jadikan sebagai sarana untuk membiasakan
diri banyak berdzikir kepada Allah. Karena situasi Bulan Ramadhan yang penuh nuansa religius sehingga bisa
mendukung usaha kita untuk banyak berdzikir kepada Allah.
Diantara dzikir yang utama dan perlu kita biasakan adalah tilawatil qur’an. Bukan hanya sekedar tilawatil
qur’an berupa taddarus al-qur’an tapi yang perlu kita biasakan adalah tadabbur al-qur’an. Banyak diantara umat
Islam yang sudah fasih membaca al-Qur’an tapi masih belum banyak yang sudah fasih membaca al-Qur’an itu
sudah mentaddaburi al-Qur’an. Padahal memahami arti dari ayat-ayat dalam al-Qur’an itu sangat penting karena
dengan mengetahui arti dari ayat-ayat yang kita baca maka apa yang diinginkan oleh Allah Swt bisa kita tangkap
dan kita pahami lantas bisa kita amalkan. Maka Bulan Ramadhan tahun ini kita jadikan lahan kita untuk bukan
hanya membaca al-Qur’an tapi mentaddaburi al-Qur’an.
Kedua, memperbanyak istighfar. Istighfar ialah meminta maghfirah (ampunan), dan maghfirah adalah
penjagaan dari akibat buruk dosa. Ada tiga keadaan terkait dengan istighfar ini. Pertama yang bersifat perintah
seperti dalam al-Qur’an surat al-Muzammil ayat 30, Dan mohonlah ampunan kepada Allah, sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Kedua, memuji kepada pelakunya seperti yang terdapat dalam al-
Qur’an surat Ali Imran ayat 17, (yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan
hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur. Dan yang ketiga, memberitakan bahwa Allah
Swt mengampuni orang yang memohon ampun kepada-Nya, seperti dalam al-Qur’an surat an-Nisa’ ayat 110, Dan
barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah,
niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Ulama besar Islam Imam Hasan al-Basri pernah menyampaikan terkait dengan istighfar ini, perbanyaklah
istighfar di rumahmua, di meja makanmu, di jalan-jalan, di pasar-pasar, di majlis-majlismu dan di mana saja kamu
berada, karena kamu tidak tahu di mana dan kapan turunnya ampunan dan maghfirah Allah.
Begitu dahsyatnya istighfar, maka menjadi sangat rugi bila di Bulan Ramadhan yang di dalamnya Allah
membuka seluas-luasnya pintu ampunan tidak kita maksimalkan istighfar kepada Allah Swt. Husnudzan kita
adalah Allah akan mengampuni segala dosa-dosa kita, sehingga nanti bila sewaktu-waktu diwafatkan oleh Allah
Swt, kita bisa menghadap Allah dengan wajah yang ceria karena telah terbebas dari dosa.
Ketiga, berdo’a. Allah Swt berfirman dalam surat al-Mu’min ayat 60, berdoalah kepada-Ku niscaya Ku-
kabulkan. Dari ayat ini Nampak jelas bahwa Allah Swt menyuruh kita untuk berdoa dan Allah berjanji pula akan
mengabulkannya. Artinya selama kita selalu berdoa kepada Allah Swt dan yakin pada Allah maka Allah Swt akan
mengabulkan doa kita. Apalagi bila doa yang kita panjatkan itu dilakukan pada saat kita sedang berpuasa, seperti
sabda Rasulullah Saw yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah “Berkata Rasulullah saw: Terdapat tiga kaum yang
doanya tidak akan ditolak: imam yang adil, orang yang puasa sampai dia berbuka, dan orang yang teraniaya.”.
Melihat kondisi ini, maka marilah Bulan Ramadhan tahun ini kita maksimalkan doa-doa kita kepada Allah
Swt. Tentunya doa yang kita panjatkan itu haruslah doa yang baik yang bisa membawa kita bahagia di dunia dan
di akhirat. Dan janji Allah selalu ditepati tinggal bagaimana kita manusia untuk selalu sabar dalam berdoa dan
selalu yakin dalam doa kita.
Yang terakhir, yang keempat adalah mendirikan qiyamul lail. Pentingnya shalat malam ini tergambar jelas
dalam firman Allah Swt. surat al-Furqan ayat 64, Dan orang (hamba-hamba ar Rahman itu ) yang melalui malam
hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka. Dan juga dalam hadits Rasulullah Saw, dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Muslim, shalat yang paling utama setelah shalat fardhu ialah qiyamul lail.
Nampak dari dua dalil aqli dan naqli ini, bahwa kedudukan shalat malan itu sangat tinggi derajatnya.
Bahkan dilain ayat Allah menyampaikan akan meninggikan derajat orang yang mendirikan shalat malam. (al Isra’
ayat 79). Maka momentum Bulan Ramadhan yang di dalamnya ada ibadah sunnah yaitu shalat taraweh jangan
sampai kita tinggalkan. Jangan shalat taraweh dengan tipe tutup gong, hanya awal dan akhir Bulan Ramadhan
saja umat Muslim bersemangat mendirikan shalat taraweh tetapi di tengah-tengah Bulan Ramadhan semangat itu
hilang.
Shalat Taraweh adalah shalat malam yang diawalkan artinya mari kita gunakan shalat taraweh ini sebagai
media latihan bagi kita untuk terbiasa mendirikan shalat malam atau qiyamul lain.
Itulah empat amaliah sholehah yang bisa kita amalkan guna mengisi Bulan Ramadhan kita tahun ini agar
lebih bermakna dan bila empat hal itu bisa kita lakukan secara terus menerus (baca istiqomah) selama Bulan
Ramadhan maka diri kita akan terhindarkan dari puasa yang hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja.
Akhirnya semoga Allah Swt memberikan kemudahan dan keberkahan bagi kita semua dalam menjalani
ibadah di Bulan Ramadhan tahun ini, dan semoga Bulan Ramadhan tahun lebih baik dari Bulan Ramadhan tahun-
tahun sebelumnya.
Wallahu a’lam bish-shawab.
Penulis :
Akhmad Fakhrur Rouzi / anaskamiil2817@gmail.com / www.al-rhazes.blogspot.com
Telp. 085855899122
Penulis adalah:
1. Guru SMP ‘Aisyiyah Muhammadiyah 3 Malang
2. Sekretaris Pimpinan Cabang Muhammadiyah Blimbing

Anda mungkin juga menyukai