Alhamdulillahi washsholatu wassalaamu 'alaa rasulillah, wa'alaa aalihi wa sohbihi wa maw waalaah. Amma ba'du. Segala puji hanyalah bagi Allah SWT. Setiap tarikan nafas adalah nikmat bagi kita, sekaligus amanah untuk kita pertanggung jawabkan. Apakah setiap detak kehidupan membuahkan amal dan kebaikan, ataukan justru catatan keburukan yang memilukan ? Shalawat serta salam marilah kita haturkan kepada Rasulullah Muhammad SAW nabi Junjungan, yang setiap detak kehidupannya dipenuhi dengan panduan kemuliaan, uswah dan teladan bagi kita semua. Semoga kita diberikan nikmat bertemu dengannya di akhirat nanti. Amin Yarobbal Alamaim… Yang Kami Hormati, Bapak/ibu Lurah Kelurahan/Desa…….. Yang Kami Hormati, Para Aparat Pemerintah Kelurahan/Desa………. Yang Kami Hormati, Para Tokoh Masyarakat, Tokoh adat, dan Tokoh Agama Kelurahan/Desa………… Yang Kami Hormati, bapak/ibu Guru saya yang Alhamdulillah hadir sebagai tim Safari Ramadan. Dan yang Kami Hormati, Para Jama’ah sholat Isya, Tarawih, dan Witir yang Alhamdulillah sampai dengan hari ini masih semangat dalam menjalankan Ibadah Puasa. Sebelum itu, perkenalkan saya (NAMA) siswa/i dari MTs Negeri 2 Kotamobagu. Jama’ah sekalian, di sini saya berdiri bukan bermaksud menggurui, namun hanya sebagai insan yang ingin berbagi sedikit pengetahuan saya tentang hikmah puasa Ramadan. Jamaah Sekalian yang Insyaa Allah dirahmati Allah ... Salah satu yang membuat kita termotivasi untuk beramal adalah ketika kita mengetahui dan meyakini sepenuhnya, manfaat dan hikmah dari sebuah amalan tersebut. Begitu pula dengan ibadah kita di bulan Ramadhan, agar tetap bersemangat hingga akhir Ramadhan, perlu rasanya kita meyakini dan memahami beragam hikmah di bulan yang mulia ini khususnya hikmah puasa Ramadhan. Sungguh di luar sana, masih banyak yang mengisi Ramadhan tanpa semangat, hanya ikut-ikutan penuh keterpaksaan, salah satunya karena gagal dalam menyelami hikmah Ramadhan dan kewajiban puasa di dalamnya. Jamaah Sekalian yang Insyaa Allah dirahmati Allah ... Untuk itulah, mari sejenak kita bahas dalam kesempatan kali ini, beberapa hikmah dari banyak hikmah yang terkandung dalam bulan Ramadhan, dan semoga ini bisa menjadi penyemangat kita, agar amaliyah Ramadhan kita stabil dan bahkan terus meningkat. Diantara hikmah Ramadhan; yang Pertama adalah, Ramadhan sebagai bentuk pelatihan Keikhlasan. Puasa adalah ibadah yang melatih keikhlasan. Maka puasa Ramadhan selama sebulan adalah training keikhlasan yang sangat efektif. Sejak awal Rasulullah SAW menjelaskan bahwa ibadah puasa benar-benar jalur langsung antara seorang dengan Tuhannya. Puasa menjadi ibadah yang begitu mulia karena langsung dinilai oleh Allah sang Maha Mulia. Beliau meriwayatkan firman Allah SWT dalam sebuah hadits Qudsi : “Setiap amal manusia adalah untuknya kecuali Puasa, sesungguhnya (puasa) itu untuk- Ku, dan Aku yang akan membalasnya “ ( HR Ahmad dan Muslim). Jamaah Sekalian yang Insyaa Allah dirahmati Allah ... Ibadah Puasa melatih kita untuk ikhlas dalam arti yang paling sederhana, yaitu beramal hanya karena Allah SWT, mengharap pahala dan keridhoan-Nya. Betapa tidak ? Hampir semua ibadah bisa dideteksi dengan mudah oleh semua manusia, kecuali puasa. Orang menjalankan sholat dan zakat bisa dengan mudah terlihat dengan mata telanjang. Apalagi ibadah haji, rasa- rasanya satu kampung pun bisa mengetahui kalau salah satu kita menunaikan ibadah haji. Berbeda dengan puasa, yang hampir-hampir tidak bisa diketahui oleh orang lain karena kita ‘sekedar’ menahan tidak makan dan minum. Artinya, dalam puasa kita dipaksa untuk ‘ikhlas’ menjalani itu semua hanya karena Allah SWT. Yang Kedua, Ramadhan sebagai bentuk Training Keistiqomahan. Momentum Ramadhan yang penuh dengan berbagai amalan dari pagi hingga malam hari, mau tidak mau, suka tidak suka, akan membuat seorang berlatih untuk istiqomah dalam hari-hari selanjutnya. Kita semua benar-benar menjadi orang yang sibuk dalam bulan Ramadhan. Bangun di awal hari untuk sholat malam dan sahur, kemudian siang hari yang dihiasi tilawah dan dakwah, belum lagi malam hari yang bercahayakan tarawih dan tadarus. Semua itu kita lakukan dalam tempo sebulan penuh terus menerus. Semangat beribadah kita benar-benar dipacu saat memulai Ramadhan. Bahkan Rasulullah SAW memberikan perintah agar melipatgandakan semangat saat akan melepas bulan mulia tersebut. Ini semua adalah bentuk kewajiban kita dalam menjalankan ibadah puasa sesuai yang diperintahkan-Nya. Sebagaimana Allah berfirman dalam surah al-Baqarah ayat 183: َ ْ ََّ ْ َّ َ َ ْ ْ َ ْ َ ْ َّ َ َ َ َ َ َ ْ ََ َ ْ َ ٰ َ ْ َّ َ َ ُّ ٰٓ َۙالصيام كما ك ِتب على ال ِذين ِمن قب ِلكم لعلكم تتقون م ِ يايها ال ِذين ا نوا ك ِتب عليكم “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. Yang Ketiga, Ramadhan sebagai Training Ihsan. Syariat kita mengajarkan untuk optimal atau ihsan dalam setiap ibadah. Tak terkecuali dengan ibadah puasa Ramadhan. Setiap kita diminta untuk meniti hari-hari puasa dengan penuh ketelitian. Menjaganya dari segala onak yang justru akan memporakporandakan pahala puasa kita. Rasulullah SAW telah mengingatkan : "Betapa banyak orang yang berpuasa, tapi tidak mendapatkan dari puasanya kecuali hanya rasa lapar. Dan betapa banyak orang yang sholat malam, tapi tidak mendapatkan dari sholatnya kecuali hanya begadang" (HR Ibnu Majah). Ini artinya, hari-hari puasa kita haruslah penuh kehati-hatian. Menjaga lisan, pandangan dan anggota badan lainnya dari kemaksiatan. Jamaah Sekalian yang Insyaa Allah dirahmati Allah ... Sungguh, masih banyak hikmah lain yang terserak sedemikian rupa dalam titian tiga puluh hari yang mulia ini. Tidak ada pilihan lain bagi kita kecuali mengais hikmah-hikmah tersebut dari hari ke hari Ramadhan kita, untuk kemudian menjadikannya sebagai simpanan dalam menyambut bulan-bulan berikutnya. Mari memulai dari keinginan tulus dalam hati untuk mensukseskan Ramadhan tahun ini. Lalu diikuti dengan kesungguhan dalam mengisinya bahkan hingga saat hilal Syawal menjelang. Agar kegembiraan yang dijanjikan bisa kita dapatkan. Rasulullah SAW bersabda : Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kegembiraan yaitu kegembiraa ketika dia berbuka dan kegembiraan ketika berjumpa dengan Rabbnya. (HR Bukhori) Demikianlah ceramah yang dapat kami sampaikan, jiakalau ada kekurangan mohon dimaafkan karena yang kurang datang dari kami selaku manusia biasa, dan benarnya dating dari Allah swt. Sebelum kami akhiri ceramah ini, izinkan kami membawakan sebuah pantun: Sore hari pergi mengaji Pulangnya membawa bingkisan, kami akhiri ceramah hari ini, Terimakasih, semoga berkesan. Wallahu a’lam Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh…