Anda di halaman 1dari 5

Jamaah shalat Jumat yang di rakhmati Allah

Puji sukaur kita haturkan kepada Allah Swt, berkat kenikmatan yang diberikannya ,
sehingga kita dapat bertemu di majilis yang mulia ini untuk melaksanakan ibadah kepada
Allah Swt, sebgai salah satu rasa sukur kita atas segala nikmat yang diberikan Allah swt
Solawat dan salam, kita haturkan kepada nabi ahiruzaman nabi besar nabi muhammad
Saw, juga kepada keluarga, sahabat, serta pengikut-pengikutnya dan semoga kita semua kelak
mendapatkan safa,atnya fidini hatal ahiroh , amin..yrb
Dari atas mimbar yang mulia ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada
diri khatib pribadi, untuk senantiasa berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada
Allah SWT, dengan arti taqwa yang sebener - benarnya yaitu menjalankan segala perintah –
perintahnya dan menjaukan segala larangan – larangannya.
Jamaah shalat Jumat yang di rakhmati Allah
Bayak peristiwa yang kita lalui sepanjang tahun 1444 Hijriyah lalu, ada yang
merasakan sedih juga ada yang merasakan bahagia, merasa sedih karena ada yang
ditinggalkan oleh orang-orang yang tercinta, dan ada yang merasakan bahagia karena cita-
cita dan harapannya telah tercapai di tahun lalu, ada pula yang merasakan kekecewaan karena
bayak momen-momen penting yang terlewatkan sehingga tida dapat di manfa’atkan dengan
baik.
Kita juga perlu mengevaluasi atas ibadah yang telah kita jalani selama tahun 1444
hijriyah yang lalu, bagemana tingkat ibadah kita ? apakah baik,atau kurang baik, jika tingkat
ibadah kita baik maka kita perlu tingkatkan dan jika tingkat ibadah kita kurang baik maka
mari kita perbaiki dengan sungguh sungguh.
Begitu juga tingkat keburukan yang lalu , kita harus bisa menghapusnya, paling tida
kita berupaya untuk mengurangi sedikit demi sediki agar pada waktunya nanti, tidak akan
terulang kembali pada tahun ini.
Bahwa mengingat masa lalu sangatlah penting sebgai barometer untuk mengukur
tingkat keimanan dan ketakwaan kita kepda Allah swt, sebagai mana firman Allah dalam Al-
quran surat Al-Hasyr ayat 18 yang ber bunyi:
Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap
orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah
kepada Allah. Sungguh, Allah Maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan. QS,Al-
Hasyr .Ayat : 18.
Jamaah shalat Jumat yang di rakhmati Allah
Saat ini kita berada di bulan Muharram, tahun baru Hijriah 1445. Dinamakan bulan
Muharram, karena Allah ‫ﷻ‬, telah mengharamkan untuk tidak melakukan peperangan dan
konflik serta berbuat dosa di bulan ini. Selain itu, bulan muharom ini juga termasuk salah satu
dari dua belas bulan yang mulia, yang telah allah ciptakan, adapun dari dua belas bulan itu
ada empat bulan yang di haramkan untuk melakukan peperangan dan konflik serta berbuat
dosa, yaitu bulan Muharram, Dzulhijjah, Dzulqa’dah, dan bulan Rajab. Sebagaimana firman
Allah dalam surat at-Taubah:ayat : 36:

Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan, yang telah
diciptakan lalu ditetapkan dalam kitabnya, yang tersimpan di lauhul mahfuudh.kemudian ia
menciptakan langit dan bumi, dan di antaranya yaitu empat bulan haram.(QS At-Taubah:
ayat : 36)
Menurut Imam Fakhruddin Ar-Rozi, dalam Tafsirnya juga menyatakan, bahwa barang
siapa yang berbuat maksiat di dalam bulan yang di haramkan, maka mereka akan
mendapatkan siksaan yang sangat pedih, begitu juga sebaliknya barang siapa yang
meningkatkan keta’atan kepada Allah Swt, maka Allah Swt akan melipatgandakan pahalanya.

“Maksud dari bulan haram adalah sesungguhnya apabila melakukan kemaksiatan di bulan-
bulan itu akan memperoleh siksa yang lebih berat, sedangkan apabila meningkatkan ketaatan
kepada Allah swt di bulan-bulan tersebut akan mendapat pahala yang melimpah.”
Jamaah shalat Jumat yang di rakhmati Allah

Di bulan Muharram ini, kita disunnahkan untuk melakukan beberapa amal kebaikan,
salah satu amalan yang baik adalah memberikan kelapangan dan kebahagiaan pada keluarga
di hari Asyura. Sebagaimana sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Imam At-Thabrani
dalam kitab Mu’jam Al-Kabir, juz 10 halaman 77:

Barang siapa yang melapangkan keluarganya di hari Asyura, maka ia selalu dalam kelapangan
di tahun tersebut” (HR At-Thabrani).
Maksudnya di hari Asyura yaitu hari ke sepuluh di bulan muharom kita dianjurkan
untuk bersedekah dengan harta halal pada keluarga dengan mencukupi segala kebutuhannya,
sehingga dapat membuat hati seluruh anggota keluarga menjadi tenang dan bahagia.
Selain itu, di bulan Muharram ini kita disunnahkan untuk berpuasa di hari Asyura.
Sebagaimana sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
Dari Ibnu Abbas RA, beliau berkata: Rasulullah ‫ ﷺ‬hadir di kota Madinah,
kemudian beliau menjumpai orang Yahudi berpuasa di bulan Asyura, kemudian mereka
ditanya tentang puasanya tersebut, mereka menjawab: hari ini adalah hari dimana Allah ‫ﷻ‬
memberikan kemenangan kepada Nabi Musa AS dan Bani Israil atas Fir’aun, maka kami
berpuasa untuk menghormati Nabi Musa. Kemudian Nabi bersabda: Kami (umat Islam) lebih
utama untuk menghormati kepada Nabi Musa dibanding dengan kalian, maka kemudian Nabi
Muhammad memerintahkan untuk berpuasa di hari Asyura.
Jamaah shalat Jumat yang di rakhmati Allah
Di hari Asyura ini segenap umat Islam disunnahkan untuk melaksanakan puasa. Bahkan
Nabi juga memberikan penjelasan tentang keutamaan bagi orang yang berpuasa di hari
Asyura. Sebagaimana hadits sahih yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dalam kitab Sunan
Ibnu Majah, Juz 1 halaman 553:

Rosululloh saw bersabda. Berpuasa di hari Asyura, saya berharap kepada Allah swt, untuk
dapat menghapus kesalahan kesalahan di tahun yang telah lalu (HR Ibnu Majah).
Yang perlu kita ketahui, puasa yang bagaimanakah yang akan mendapatkan prioritas
dan pahala dari Allah ‫?ﷻ‬
Syekh Zainuddin al-Manawi menegaskan dalam kitab faidul kodir juz 3 halaman 459
menjelaskan bahwa orang yang berpuasa secara haekekatlah yang diterima dan diberikan
pahala secara sempurna, bukan orang yang hanya berpuasa untuk menghindari makan, minum
serta menghindari sesuatau yang membatalkan puasa.
Kesempurnaan puasa dapat di kita peroleh dengan cara mengindari diri kita dari hal hal
yang dibenci Allah ‫ﷻ‬. diantaranya yaitu menjaga lisan dari keburukan, menghindari mata
dari pandangan kotor, menghindarkan telinga dari kejelekan, dan menahan segenap anggota
tubuh dari kemaksiatan. Itulah diantara arti hakikat puasa, untuk itu mari kita latih diri kita
sendiri semaksimal mungkin, untuk bisa meraih predikat puasa yang khakiki sehingga dapat
menjernihkan hati untuk dapat mendekatkan diri kepada Allah ‫ﷻ‬.
Jamaah shalat Jumat yang di rakhmati Allah
Demikianlah khutbah singkat ini mudah mudahan di bulan yang mulia ini kita dapat
melaksanakan puasa secara hakiki, yang tentunya dapat menjadikan kita, menjadi manusia
yang bertakwa, yaitu menjadi manusia yang semakin baik, baik secara vertical maupun
horizontal, baik kepada Allah juga baik kepada sesama manusia.
Dan mudah mudahan kita terhindar dari gunjingan, permusuhan, perceraian, kejahatan
dan keburukan. Semoga Allah swt selalu memberikan rahmat taofik dan hidayahnya kepada
kita semua. Amin ya robal alamin..
KHUTBAH II
Menurut Abdurrahman bin Khulaf, dalam kitab bulugul ghoyah juz 1 halaman 74, beliau
menjelaskan, bahwa puasa memiliki pengaruh yang luar biasa dalam menjaga kesehatan jiwa
dan raga, begitu juga menurut penelitian para ilmuwan khususnya di bidang kesehatan,
bahwasannya puasa sangat berguna untuk menjaga kesehatan, daintaranya yaitu dapat
menurunkan gula darah, mengurangi peradangan, meningkatkan kesehatan jantung,
meningkatkan kesehatan otak, menurunkan berat badan, dan memperbaiki suasana hati.
Puasa juga berpengaruh terhadap kesehatan jiwa, karena puasa mendidik seseorang, tidak
hanya menghindari makan dan minum, namun mendidik untuk menghindari diri dari penyakit
hati, seperti menggunjing, mencela dan berbuat dusta. Puasa merupakan sarana yang ampuh
untuk meningkatkan kesehatan tubuh, kesehatan jiwa, dan yang lebih utama menjadi orang
yang beriman dan bertaqwa untuk dapat mendekatkan diri kepada Allah swt..
Jamaah shalat Jumat rokhimakunulaah
Imam Ghazali mengaatakan dalam kitab Ihya Ulumudin juz 1 halaman 236
menjelaskan, bahwa banyak orang yang berpuasa, namun sesungguhnya
mereka tidak puasa. Maksudnya adalah orang yang puasa, namun hanya
menghindari diri dari lapar dan dahaga, namun tidak dapat mengendalikan
anggota badannya. Ia tidak dapat mengendalikan mulutnya yang selalu
menggunjing orang lain, mencela orang lain, dan tidak dapat mengendalikan
diri dari maksiat. Inilah yang disebut orang yang berpuasa, namun
sesungguhnya iya tidak berpuasa.

Anda mungkin juga menyukai