Anda di halaman 1dari 4

Jama’ah Solat Juma’ah yang di rahmati Allah.

Alhamdulillah pada kesempatan Jumat yang mulia ini, kita masih diberikan rahmat,
hidayah, serta inayah oleh Allah SWT sehingga masih bisa mengungkapkan rasa syukur
dengan melaksanakan rangkaian ibadah shalat Jumat di masjid ini dalam keadaan sehat wal
afiat. Sebagai wujud rasa syukur, marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan
ketakwaan dengan sebenar-benar keimanan dan sebaik-baik ketakwaan.
Yaitu dengan cara imtitsâlu awâmirillâh wajtinâbu nawâhîhi, yaitu menjalankan
apapun yang diperintahkan oleh Allah dan berupaya dengan sungguh-sungguh menjauhi
yang dilarang. Sebab dengan jalan takwa inilah Allah menjanjikan kemuliaan bagi hamba,
sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an:

Artinya: Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah
orang yang paling takwa. (QS Al-Hujurat: 13 )
Jama’ah Solat Juma’ah yang di rahmati Allah
Bulan ini adalah bulan yang sangat mulia. Bulan di mana lahir manusia pilihan Allah
sebagai utusan di muka bumi, yakni Muhammad bin Abdillah. Beliau bukan hanya diutus
untuk kalangan bangsa Arab saja, namun seluruh manusia bahkan alam semesta. Hal ini
Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surat As-Saba’ ayat 28 sebagaimana berikut:

1
Artinya: Dan Kami tidak mengutus kamu (Muhammad), melainkan kepada umat
manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan,
tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. (QS. As-Saba’[34]: 28).
Jama’ah Solat Juma’ah yang di rahmati Allah
Di antara nikmat agung yang dianugerahkan Allah dan barangkali banyak dari kita
yang tidak menyadari wujud nikmat itu adalah kita dipilih sebagai umat Rasulullah SAW.
Keistimewaan menjadi umat Rasulullah yang tidak diberikan kepada ummat nabi
sebelumnya yaitu Allah tidak akan memberikan adzab kepada umat Rasulullah selagi berada
di lingkungannya. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Anfal ayat 33
sebagai berikut:

Artinya: Dan Allah sekali-kali tidak akan mengadzab mereka, sedang kamu berada di
antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta
ampun.( Al-Qur’an surat Al-Anfal ayat 33)
Menurut salah satu riwayat yang dikemukakan oleh Al-Qurthubi dalam tafsirnya, ayat ini
diturunkan sehubungan dengan Abu Jahal melantunkan doa:

Artinya: Ya Allah, jika betul (Al-Qur’an) ini, dialah yang benar dari sisi Engkau,
maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang
pedih.
Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini dengan mengutip perkataan Ibnu Abbas RA bahwa
Allah SWT tidak akan menurunkan adzab kepada suatu kaum, sedangkan nabi-nabi mereka
berada di antara mereka, hingga Allah mengeluarkan nabi-nabi itu dari kalangan mereka.
Jama’ah Solat Juma’ah yang di rahmati Allah
Ayat ini memberikan gambaran, jika bisa menghadirkan Rasulullah dalam kehidupan
kita, maka Allah SWT tidak akan menurunkan adzab. Lalu pertanyaannya, bagaimana cara
kita menghadirkan Rasulullah dalam kehidupan saat ini?
Pertama, adalah dengan istiqamah menghidupkan sunnah-sunnahnya. Karena dalam
hadits yang diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi, Rasulullah bersabda:

Artinya: Barang siapa menghidupkan sunnahku, maka ia benar-benar menghidupkan aku,


dan barang siapa menghidupkan aku, maka ia bersamaku di surga. (HR At-Tirmidzi)
Kata “menghidupkan aku” dalam teks hadits ini tentu yang dimaksud bukanlah secara
zhahir Rasulullah SAW kembali hidup secara kasat mata di hadapan kita. Akan tetapi
secara maknawi, Nabi selalu tergambar sebagai teladan dalam segala bentuk dan gerak
aktivitas keseharian kita. Maka dengan menghidupkan sunnah-sunnahnya, sama dengan
sedang menghadirkan Rasulullah SAW dalam kehidupan kita.
2
Jama’ah Solat Juma’ah yang di rahmati Allah
Kemudian cara menghadirkan Rasulullah yang kedua adalah dengan memperbanyak
ucapan salam penghormatan. Hal ini sebagaimana yang diperintahkan dalam al-Qur’an:

Artinya: Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi.


Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam
penghormatan kepadanya. (QS: Al-Ahzab ayat 56)
Selain keutamaan shalawat yang begitu besar, ucapan salam juga memiliki keutamaan
luar biasa sebagaimana disabdakan dalam sebuah hadits:

Artinya: Tidaklah seseorang memberikan salam kepadaku melainkan Allah akan


mengembalikan nyawaku hingga aku membalas salamnya. (HR Abu Daud No.1745)
Hadits ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW setelah wafatnya masih dapat
memberikan salam yang merupakan doa kepada umatnya. Sehingga kalau kita cermati,
setiap redaksi salam, lebih banyak menggunakan dhamir mukhatab atau orang yang diajak
bicara yang menyiratkan kedekatan Nabi Muhammad dengan kita.
Seperti saat duduk tahiyat dengan ucapan salam “assalamu ‘alaika ayyuhan nabi” atau
redaksi nasyid “Ya nabi salam ‘alaika” atau “assalamu ‘alaik zainal anbiya”. Hal ini juga
yang menjadi landasan keyakinan bahwa Rasulullah SAW senantiasa hadir dalam majelis-
majelis maulid yang diisi dengan bacaan shalawat dan salam untuknya dan kita berdiri
menyambutnya.
Jama’ah Solat Juma’ah yang di rahmati Allah
Semoga Allah SAW senantiasa memudahkan kita untuk menghidupkan sunnah-sunnah
nabi-Nya dan Allah membersamakan kita dengan Rasulullah di surga-Nya, amin ya rabbal
‘alamin..

3
KHUTBAH II

Anda mungkin juga menyukai