Anda di halaman 1dari 10

IBADAH PUASA

MAKNA & FILOSOFINYA

DISUSUN OLEH :

S1 Teknik Elektro Kelas B


Kelompok 6
1. IQBAL APRYANTO N
2. RIRIN DWI TASHA N

201611053
201611078

Sekolah Tinggi Teknik PLN Jakarta


Ajaran 2016/2017

IBADAH PUASA
MAKNA & FILOSOFINYA

A.Makna Puasa
Pengertian puasa (bahasa Arab: )dalam kaidah bahasa bisa diartikan sebagai
menahan. Menahan di sini, yaitu menahan dari hal-hal yang masuk ke dalam mulut dalam
bentuk makanan dan minuman, bahkan juga diartikan menahan dari perbuatan dan bicara.
Dalam petikan surat Maryam ayat 26 dijelaskan bahwa,






artinya
Maka makan,minum dan bersenanglah kamu. Saat kamu melihat seorang manusia maka
katakanlah : Sesungguhnya aku telah telah bernazar berpuasa demi Tuhan yang Maha
Pemurah, bahwasanya Aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini "
Sementara Pengertian puasa menurut secara syariah Islam disepakati para ulama,
yaitu menahan dari apa pun yang membatalkan puasa, disertai niat untuk berpuasa dari terbit
fajar sampai tenggelam matahari (maghrib).
Di dalam agama Islam, puasa adalah salah satu rukun Islam yang ketiga, yang wajib
dilaksanakan oleh umat Islam. Banyak jenis puasa yang ada di dalam ajaran agama Islam, ada
yang wajib dilaksanakan dan ada yang sunah untuk dilaksanakan. Salah satu puasa wajib bagi
umat Islam adalah puasa Ramadhan.
Puasa Ramadhan wajib dikerjakan oleh semua umat Islam, kecuali orang-orang yang
dibolehkan untuk tidak berpuasa, tapi itu juga harus dibayar pada hari lain, selain bulan
Ramadhan. Puasa sunah boleh dikerjakan dan boleh juga tidak. Apabila dilaksanakan akan
mendapatkan pahala dan apabila tidak dikerjakan tidak apa-apa. Contoh puasa sunah adalah
puasa hari senin dan kamis atau puasa arafah.
Berikut dalil-dalil mengenai tentang puasa

1) Al-Baqarah 183
Artinya
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa
2) Al-Baqarah 184
Artinya
(Yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada
yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa)
sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orangorang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah,
(yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati
mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik
bagimu jika kamu mengetahui.

3) Al-Baqarah 185
Artinya
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya
diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasanpenjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).
Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan
itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam
perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang
ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu,
dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan
bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang
diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur
4) Maryam 26
artinya
Maka makan,minum dan bersenanglah kamu. Saat kamu melihat seorang manusia
maka katakanlah : Sesungguhnya aku telah telah bernazar berpuasa demi Tuhan yang
Maha Pemurah, bahwasanya Aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun
pada hari ini "

B.Hakikat Puasa
Hakikat puasa adalah menahan diri dengan niat dari segala hal yang membatalkan
puasa, seperti makan, minum, dan bersetubuh mulai dari terbit fajar sampai dengan matahari
terbenam. Namun, hakikat puasa tidak hanya sebatas manahan lapar, dahaga, dan nafsu
badani saja, tetapi juga terkandung berbagai pelajaran bagi umat muslim sebagai sarana untuk
meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Allah Swt..
3

Dalam hal ini, Rasulullah saw. sudah memberikan peringatan dalam hadis sahih yang
diriwayatkan oleh Bukhari yang bunyinya, Banyak orang yang puasa mereka tidak
mendapatkan apa-apa, kecuali hanya rasa lapar dan haus saja.
Supaya puasa kita tidak merugi, marilah kita pahami hakikat yang terkandung dalam
puasa Ramadan yang tengah kita jalani ini.

a. Hakikat puasa sebagai pendidikan pengendalian keinginan


Puasa melatih kita untuk menahan hawa nafsu. Keinginan merupakan fitrah dari
manusia. Namun, tidak selamanya yang diinginkan manusia itu baik. Oleh karena itu, puasa
mendidik manusia untuk memilah keinginannya. Hal ini karena pada dasarnya, manusia itu
memiliki sifat-sifat alamiah, seperti keinginan untuk berbuat baik, kecenderungan untuk
berbuat kesalahan, nafsu biologi,s serta sifat kekejaman terhadap manusia lain. Dengan
adanya puasa, kita diharapkan dapat mengekang sifat-sifat buruk dan memunculkan sifat-sifat
yang baik.

b. Membebaskan jiwa dari kesalahan dan dosa


Orang yang melaksanakan puasa Ramadan dengan setulus hati diibaratkan seperti
bayi yang baru lahir. Mereka suci dan belum berdosa. Itu sesuai dengan janji Allah bagi
orang-orang yang melakukan ibadah di bulan suci ini, yaitu puasa bisa dijadikan sarana untuk
membersihkan berbagai sifat buruk yang ada pada diri manusia.

c. Proses penempaan diri


Sebagaimana makna harfiah Ramadan yang berarti membakar, membakar merupakan
proses yang lazim dilakukan pada sebuah penempaan, termasuk juga penempaan diri kita di
bulan suci Ramadan. Dengan begitu, ketika Ramadan usai, kita betul-betul menjadi pribadi
yang andal, baik itu untuk urusan dunia maupun akhirat.

d. Pendidikan pengorbanan
Hal yang tidak bisa dilepaskan dari proses penempaan adalah sebuah pengorbanan
karena rangkaian dari tempaan di bulan Ramadan adalah sebuah pengorbanan. Berkorban
untuk meninggalkan yang halal, seperti makan, minum, jimak, dan sebagainya untuk
sementara waktu. Berkorban untuk menahan penderitaan jasmani, seperti rasa lapar, dahaga,
lemah, dan lesu. Meletakkan segala hawa nafsu di bawah kepentingan ibadah karena Allah
dan di penghujung bulan mulia ini kita juga dituntut untuk berkorban mengeluarkan zakat.

e. Pendidikan ketuhanan dan sosial kemasyarakatan


Puasa merupakan sistem dari Allah untuk menempa manusia untuk menjadi hamba
Allah yang taat dan patuh pada perintah dan ajarannya. Selain itu, puasa juga sebagai sistem
untuk mendidik manusia agar dapat berbuat adil, pemaaf, dan perbuatan baik lainnya.

C. Sifat Puasa
1. Memiliki jenis puasa yang bersifat wajib dan sunnah
2. Memiliki pahala yang sangat besar apabila dikerjakan
3. Terdapat keutamaan yang sangat banyak,salah satunya yaitu sebagai pembentuk
karakter yang jujur & amanah
4. Bersifat perisai. Yaitu sebagai pelindung diri dari dari kemaksiatan

D. Puasa & Pembentukan Karakter


1. Nilai Puasa Bagi Jasmani
Pemberian istirahat selama satu bulan kepada alat pencernaan, akan menambah
kuatnya alat itu. Seperti tanah jika diberi istirahat, akan menjadi subur dan lebih produktif.
Demikian juga anggota badan, apabila diberi istrahat akan menambah besarnya energi. Dan
apabila tenaga alat pencernaan bertambah baik, maka semakinsehatlah pertumbuhan badan
manusia. Tetapi selain itu puasa mempunyai nilai yang lebih penting lagi bagi jasmani
manusia. Orang yang tak dapat menghadapi kesukaranhidup, yaitu orang yang tak dapat
hidup tanpa kesenangan sehari-hari, ia tak mampu bertahan hidup (survive). Orang semacam
itu jika sewaktu-waktu terlibat dalam kesukaran hidup, ia akan hilang kekuatannya.Puasa
membiasakan orang untuk menghadapai kesukaran hidup, karena puasa adalah ajaran praktek
untuk itu dan untuk memperbesar daya tahan.

2. Disiplin Rohani
Puasa menurut Islam terutama sekali adalah untuk melatih disiplin rohani. Dalam alQuran pada QS. At-Taubah : 112 dan QS. At-Tahrim : 5 diterangkan bahwa orang berpuasa
itu disebut saih (berasal dari kata saha makna aslinya adalah bepergian) jadi orang berpuasa
sebenarnya adalah musafir rohani. Menurut Imam Raghib al-Isfahani, jika orangmenjauhkan
diri bukan saja dari makan dan minum, melainkan pula dari segala macam kejahatan ia
disebut saih. Dalam hadits ditekankan bahwa tujuan puasa ialah untuk mencari ridha Ilahi.
Barangsiapa yang berpuasa para bulan Ramadhan karena iman kepadaku.. (Bukhari:
5

2:28). Rasulullah SAW bersabda: Puasa adalah perisai, maka dari itu orang sedang berpuasa
janganlah berbicara kotor dan sesungguhnya bau mulut orang berpuasa itu lebih harum bagi
Allah dari minyak kesturi; ia berpantang makan, minum dan syahwatnya hanya untuk untuk
mencari ridhaKu; puasa hanyalah untukKu (Bukhari: 30:2).
Tak ada godaan yang lebih besar dari godaan untuk memenuhi gejolak makan dan
minum apabila makanan dan minuman telah tersedia, namun godaan dapat diatasi bukan
hanya sekali atau dua kali, seakan-akan hanya kebetulan saja, melainkan berhari-hari sampai
satu bulan lamanya, dengan tiada tujuan lain selain mendekatkan diri kepada Allah. Ia dapat
menikmati makanan yang lezat, namun tetap memilih keadaan lapar; ia mempunyai minuman
yang segar, namun tetap mengeringkan tenggorokannya karena dahaga; ia tak menyentuh
makanan atau minuman hanya karena ia sadar bahwa itu adalah perintah Tuhan. Di rumah
yang sepi, tak ada orang tahu bahwa ia membasahi tenggorokannya dengan segelas minuman
yang segar,namun dalam bathinnya telah berkembang perasaan dekat dengan Allah, sehingga
ia tidak mau meneteskan setetes air pun ke dalam mulutnya.
Apabila datang lagi godaan baru, ia pasti dapat mengatasi itu, karena di saat-saat kritis
tentu terdengar suara bathin: Allah ada disampingku, dan Allah melihatku. Tak ada ibadah
yang dapat memperkembangkan perasaan dekat dengan Allah dan perasaan berada
disampingNya, selain ibadah puasa yang dijalankan secara terus menerus selama satu bulan.
Adanya Allah bagi orang lain baru pada tingkat iman tetapi bagi orang yang berpuasa
sudah merupakan realitas. Dan kenyataan itu hanya dapat dicapai dengan disiplin rohani
yang menjadi dasar puasa. Kesadaran akan adanya hidup yang tinggi, lebih tinggi dari pada
hidup yang sekedar hanya untuk makan dan minum, telah dihayati oleh dirinya dan hidup itu
adalah kehidupan rohani.

3. Disiplin Moral
Puasa menjadi dasar disiplin moral, karena puasa menjadi tempat latihan manusia,
dan tempat diajarkannya ahlak yang tinggi. Yaitu ajaran supaya manusia siapmenghadapi
penderitaan yang amat berat, cobaan yang besar, pantang menyerah kepada sesuatu yang
terlarang baginya oleh Allah. Ajaran itu diulang tiap-tiap hari selama satu bulan lamanya dan
sebagaiman latihan jasmani dapat memperkuat tubuh manusia, demikian pula melatih ahlak
dengan dengan puasa, yaitu menjauhkan diri dari segala sesuatu yang terlarang, akan
memperkuat moral bagi hidupnya. Pengertian bahwa segala sesuatu yang terlarang harus
disingkiri, dan segala sesuatu yang buruk harus dibenci, ini hanya dapat diperkembangkan
melalui puasa.
6

Dengan jalan puasa dapat dicapai pula aspek lain bagi perkembangan ahlak manusia,
yaitu menaklukan hawa nafsu jasmaniahnya. Manusia mengatur waktu makan berselangseling, dan ini memang aturan hidup yang baik; tetapi puasa selama sebulanmengajarkan
kepada orang berpuasa ajaran yang tinggi. Yaitu ia bukan lagi manjadi budak nafsu makan
dan nafsu jasmaninya, melainkan menjadi majikannya, karena iadapat mengubah haluan
hidupnya sesuai kemauannya. Manusia yang dapat menguasai nafsunya, yaitu mengendalikan
nafsu itu sesuai keinginannya, bahkan kekuatan bathinnya bagitu kuat sehingga ia dapat
memerintah nafsunya, ia adalah manusia yang telah mencapai derajat ahlak paling tinggi.
4. Nilai Sosial
Sebagaimana diuraikan dalam al-Quran, puasa selain mempunyai nilai-nilai moral
dan rohani, mempunyai pula nilai sosial yang efektif dari pada nilai sosial sembahyang. Pada
waktu sembahyang semua penduduk disekeliling mesjid, baik kaya maupun miskin, besar
mupun kecil shalat berjamaah lima kali dalam sehari dimesjid dalam kedudukan yang sama.
Dengan demikian, pergaulan masyarakat yang sehat dapat dicapai melalui shalat.
Tetapi dengan tibanya bulan Ramadhan, maka gerakan massa menuju persamaan derajat
bukan saja terbatas disekeliling mesjid atau di seluruh negeri, melainkan mencakup seluruh
kaum muslimin di dunia. Mungkin orang kaya dan orang miskin berdiri bahu-membahu di
mesjid, tetapi di rumah, mereka hidup dalam lingkungan keluarga yang jauh berbeda. Si kaya
duduk menghadap meja yang penuh makanan enak. Dengan makanan yang lezat ini
merekadapat mengisi perut empat bahkan enam kali sehari, tetapi si miskin tak
kecukupanuntuk makan dua kali sehari. Bagi si miskin kerap kali merasakan lapar berharihari,sedangkan perasaan semacam ini tak pernah dirasai oleh si kaya. Lalu bagaimana agar si
kaya ikut merasakan rasanya orang miskin yang lapar dan menaruh simpati kepadanya ?
Jadi dalam rumah tangga terdapat perbedaan sosial yang besar antaradua golongan
masyarakat, dan rintangan ini hanya dapat disingkirkan denganmembuat orang kaya ikut
merasakan rasanya orang lapar seperti saudara-saudaranyayang miskin melalui puasa.
Dalam bulan Ramadhan para musafir rohani (orang berpuasa) diperintahkan untuk
merasakan nasib orang miskin yang kadangkalatidak makan dalam sehari penuh dan
pengalaman semacam itu mereka harus merasakan terus-menerus, bukan satu atau dua hari
saja, melainkan satu bulan penuh.
Dengan demikian, orang kaya dan orang miskin di seluruh dunia Islam, menjadi sama
kedudukan mereka, yaitu hanya diperbolehkan makan dua kali sehari (buka dansahur), dan
7

walaupun makanan si kaya jauh berlebihan dengan makanan si miskin,tetapi si kaya telah
dipaksa untuk mengurangi menunya dan dipaksa makan yang lebih sederhana, sehingga si
kaya semakin dekat dengan saudara-saudaranya yang miskin. Sudah tentu semacam itu akan
menimbulkan rasa simpati dan empati terhadap kaum miskin; oleh sebab itu khusus dalam
bulan Ramadhan orang diperintahkan banyak mengeluarkan sedekah terutama sedekah fitrah,
guna menolong kaum miskin

KESIMPULAN

Puasa merupakan suatu ibadah pengendalian diri dari segala yang membatalkan puasa
tersebut dan puasa sebagai pembentukan karakter yang berkualitas

DAFTAR PUSTAKA
-

http://berita.upi.edu/?p=4895
https://sabilulilmi.wordpress.com/2012/07/26/mengenal-keutamaan-shaum-di-bulanramadhan/
http://abiummi.com/hakikat-puasa-ramadan-bagi-umat-muslim/
https://id.wikipedia.org/wiki/Saum
http://berita.upi.edu/?p=4895
http://www.hasanudin.id/2015/07/puasa-membentuk-karakter-berkualitas.html
http://dzulqarnain.net/dalil-dalil-tentang-kewajiban-dan-keutamaan-puasaramadhan.html
http://abiummi.com/dalil-dalil-tentang-kewajiban-ibadah-puasa-ramadhan/
www.id.wikipedia.org/wiki/ibadat_puasa

10

Anda mungkin juga menyukai