Anda di halaman 1dari 10

TUGAS FISIKA INTI

“PELURUHAN BETA”

OLEH :

NAMA : SYARAFINA . R

NIM : 16033063

PRODI : PENDIDIKAN FISIKA A

DOSEN : Dra. HIDAYATI, M.Si

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019
PELURUHAN BETA

Peluruhan Beta adalah peluruhan radioaktif yang memancarkan partikel beta (elektron
atau positron) dengan kemampuan ionisasi lebih rendah dari partikel. Radiasi beta dapat berupa
pemancaran sebuah elektron disebut peluruhan beta minus (ß-), dan pemancaran positron disebut
sebagai peluruhan beta plus (ß+).
A. Energitika Peluruhan Beta
1. Emisi Elektron
Proses emisi elektron dapat ditulis sebagai
A A 0
Z X → Z+1 Y + −1 e+v (1)
Dalam peluruhan beta negatif ini berlaku Hukum Kekekalan Energi.Energi sistem
sebelum dan sesudah peluruhan adalah sama
Ei = Ef (2)
E x =E y + E β −¿
+E v́ ¿

2
M x c 2+ ¿ K x = M y c + K y + M β −¿ 2
c + Kβ −¿
+¿ ¿ ¿ M v́ c 2+ K v́
2
M x c 2+ ¿ 0 = M y c + K y + M β −¿ 2
c + Kβ −¿
+¿ ¿ ¿ M v́ c 2+ K v́ (3)

Energi disintegrasi, Q dalam peluruhan beta ini adalah


Q = Ky + K β −¿
¿ + K v́ = (Mx – My – m β ¿)c2 −¿ (4)

Jika dinyatakan dalam massa atom nilai Q adalah


Q = [M(Z) – M(Z + 1]c2
Q = [( M x −Z m e ¿−¿ My – (Z+1)m e - m e ¿ c 2
= [ M x −¿My - Z me + Z me+ m e −m e ¿ c 2
= [Mx – My] c 2
Peluruhan beta negatif akan terjadi bilamana massa inti induk lebih besar dari
massa inti anak.
2. Emisi Elektron
Proses emisi positron dapat ditulis sebagai

A
Z X → Z−1A Y + 01 e+ v (5)
Dalam peluruhan beta positif ini berlaku Hukum Kekekalan Energi.Energi sistem
sebelum dan sesudah peluruhan adalah

Ei = Ef (6)

2 2 2
Mxc =Myc + Ky+me c + K e (7)

Energi disintegrasi, Q dalam peluruhan beta ini adalah

Q = Kx + Ke = (Mx – My – me)c2 (8)

Jika dinyatakan dalam massa atom nilai Q adalah

Q = [M(Z) – M(Z – 1)-2me]c2

Dimana

M(Z) = Mx + meZ

M(Z-1) = My + me(Z- !)

Peluruhan beta positif akan terjadi bilamana massa inti induk lebih besar dari
massa inti anak.di tambah dengan 2 kali massa diam elektron.

3. Emisi Elektron
Pada proses electron capture berlaku persamaan

A
Z X +−10 e→ Z−1A Y (9)

Jika dinyatakan dalam massa atom nilai Q adalah

Q = [M(Z) – M(Z – 1)]c2 (10)

Peluruhan tangkapan elektron akan terjadi bilamana massa inti induk lebih besar
dari massa inti anak.
B. Pengukuran Energi
1. Spektrometer Magnetik

Analisis pertama terhadap spektrum sinar beta dilakukan oleh L. Baeyer dan O.
Hahn pada tahun 1910. Elektron disimpangkan oleh suatu medan magnetik dan direkam
dengan metoda fotografik. Sumber dari partikel beta ditempatkan pada sebuah kawat
yang panjangnya beberapa millimeter dan diameternya kurang dari satu millimeter.
Seberkas sinar beta diseleksi dengan celah dan masuk tegak lurus pada medan magnetik.
Gerak partikel ini memenuhi persamaan

2
mv
Bev=
ρ (11)

m0
dimana m adalah massa relativistik √1−v 2 /c2
Momentum relativistik p dapat dihitung

p = eB (12)

Dengan mengetahui momentum maka energi kinetik dapat ditentukan

Ke = mc2 – m0c2 = E-E0

dimana

2 2 4 2

E= p c +m 2 c −m0 c
0
Spektroskopi massa merupakan suatu instrumentasi kimia yang bertujuan untuk
mengetahui massa relatif (Mr) suatu senyawa organik. Spektroskopi massa sangat
penting untuk mengelusidasi struktur senyawa organik. Selain Mr, fragmentasi senyawa
juga dapat diketahui.
2. Spektrometer Elektrostatik
Spektrometer elektrostatik dibuat untuk elektron energi rendah. Hasil yang
diperoleh untuk elektron energi rendah cukup bagus, tetapi untuk energi yang lebih tinggi
(>1,5 Mev) menghasilkan pemusatan yang tidak bagus. Karena itu penggunaan
instrument ini bersifat terbatas dan tidak banyak perbaikan yang dilakukan untuk
meningkatkan penggunaannya.

C. Interaksi Zarah Beta dengan Materi


Interaksi sinar beta dengan materi menyerupai sinar alfa namun menghasilkan
kerapatan pasangan ion jauh lebih sedikit (sekitar 4-8 pasangan ion per mm lintasan).
Jangkauan partikel alfa jauh lebih panjang dari pada partikel alfa dan partikel beta akan
disimpangkan keluasan yang lebih besar dengan lintasan berbentuk zigzag. Ionisasi pada
radiasi beta lebih banyak ditimbulkan oleh ionisasi sekunder. Dengan menggunakan kurva
energi vs jangkau, energi maksimum dapat ditentukan.
Hubungan antara berkurangnya intensitas radiasi dengan ketebalan linier jika energi
elektron konversi di atas 0,2 MeV. Penentuan energi radiasi beta harus memperhatikan
adanya serapan diri. Pada interaksi radiasi beta terdapat fenomena back scattering. Energi
radiasi sinar beta dapat berkurang akibat tabrakannya dengan materi, dapat juga karena
diperlambat oleh medan listrik positif inti atom.

D. Spektrum Zarah Beta


Spektrum beta bersifat kontinu. Energi sinar beta memiliki besar rentang dari 0 (nol)
sampai dengan nilai maksimum. Dengan hipotesis neutrino ini bentuk spektrum beta dapat
diterangkan!tetapi pada 8aktu itu neutrino belum dapat dideteksi secara langsung melalui
eksperimen.
E. Neutrino dan Teori Peluruhan Beta
1. Neutrino
Menurut Pauli, bahwa terdapat partikel lain yang dipancarkan yang disebut
neutrino pada peluruhan beta dan pada jarak tertentu kehilangan energi. Penentuan
neutrino didalam peluruhan beta adalah berikut :
a. Neutrino harus memilikin muatan nol, karena muatan tersebut kekal tanpa neutrino.
b. Karena energi maksimum yang dibawa oleh sama dengan energi maksimum yang
digunakan pada titik energi akhir, neutrino harus massa diamnya nol.
c. Hukum kekekalan momentum anguler menghendaki neutrino memiliki spin ½,
sehingga muatan total momentum anguler yang diharapkan partikel beta dan neutrino
menjadi nol atau 1 ℏ seperti yang diinginkan.
d. Neutrino tidak menyebabkan proses ionisasi sehingga neutrino sulit dideteksi.
Neutrino terjadi melalui interaksi lemah dan memiliki momen magnetik yang sangat
kecil atau mendekati nol. Pada dasarnya neutrino tidak memiliki sifat elektromagnetik.
Berdasarkan penemuan neutrino tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pada
peluruhan beta dihasilkan 3 bentuk , yaitu : inti anak, elektron dan neutrino . Berikut
adalah proses terbentuknya neutrino :
a. Dalam inti radioaktif, neutron diam (momentum nol) meluruh, melepaskan proton
dan elektron.

b. Karena hukum kekekalan momentum, produk yang dihasilkan dari peluruhan harus
memiliki momentum total nol, namun proton dan elektron hasil hasil peluruhan pada
gambar jelas tidak nol. (selain itu jika hanya ada dua produk peluruhan, mereka
harusnya bertolak belakang).

c. Oleh karena itu, kita perlu menyimpulkan kehadiran partikel lain dengan momentum
yang tepat untuk menyeimbangkan proses.
d. Kemudian hipotesis diajukan bahwa (dalam hal ini) antineutrino juga dihasilkan.
Percobaan telah mengkonfirmasi bahwa ini memang apa yang terjadi.
2. Teori Peluruhan Beta
Ada 3 proses yang disebut sebagai peluruhan beta, yaitu :
a. Peluruhan Beta Minus (ß-) atau inti meluruh dengan emisi elektron atau emisi
negatron

Peluruhan beta minus (ß-) adalah proses perubahan dari neutron menjadi
proton (sebagai inti anak) dan pemancaran elektron disertai dengan pembebasan
sebuah antineutrino dan dinyatakan dengan persamaan peluruhan:
Contoh reaksi kimia pada proses peluruhan beta minus:

Bila suatu inti mempunyai kelebihan netron, relatif terhadap isobar yang
lebih stabil, kestabilan yang lebih besar akan dicapai dengan perubahan satu
netron menjadi proton. Proses ini disebut pemancaran negatron atau peluruhan
negatron.
                                                                    1
n  →  1p + -1e   +  v
Energi yang dilepaskan dalam peluruhan ini (nilai Q) muncul sebagai energi
antineutrino, energi kinetik elektron, dan sejumlah kecil energi kinetik pental inti
X’ (biasanya dapat diabaikan). Elektron memiliki energi kinetik maksimumnya
apabila energi antineutrino hampir nol.

b. Peluruhan Beta Plus (ß+) atau Pemancaran positron atau inti meluruh dengan emisi
positron

Bila suatu inti mempunyai kelebihan proton relatif terhadap isobar yang lebih
stabil, kestabilan yang lebih besar dicapai dengan pengubahan suatu proton menjadi
netron, pengubahan ini dapat dilakukan dengan pemancaran positron (peluruhan
positron) atau dengan penangkapan elektron. Pemancaran positron :
1
p    →   1n    +   +1e    +  v
Pada peluruhan beta plustidak dapat terjadi dalam isolasi, sebab harus ada
suplai energi dalam proses “penciptaan” massa, karena massa neutron (sebagai inti
anak) ditambah massa positron dan neutrino lebih besar daripada massa proton
(sebagai inti induk).

c. Proses Penangkapan Elektron (Electron Capture)


Proses penangkapan elektron merupakan proses proton dalam inti
menyerap elektron orbital (elektron di kulit). Disini sebuah proton menangkap
sebuah elektron dari orbitnya dan beralih menjadi sebuah neutron ditambah
sebuah neutrino. Elektron yang diperlukan bagi proses ini adalah elektron pada
orbit terdalam sebuah atom, dan proses penangkapan ini kita cirikan dengan kulit
asal elektronnya: tangkapan kulit-K, tangkapan kulit-L, dan seterusnya. (Tentu
saja, orbit elektron yang dekat, atau bahkan menembus, inti atom memiliki
probabilitas yang lebih tinggi untuk ditangkap). Tangkapan elektron tidak terjadi
bagi proton bebas, tetapi dalam inti atom.

Elektron yang tertangkap adalah salah satu dari elektron yang dimiliki oleh
atom itu sendiri, dan bukan elektron yang baru masuk, seperti yang tersurat dalam
reaksi di atas. Isotop radioaktif yang meluruh hanya melalui penangkapan elektron
saja dapat dihambat dari peluruhan radioaktif jika mereka terionisasi penuh
("telanjang" kadang digunakan untuk menjelaskan ion semacam ini).

Anda mungkin juga menyukai