1 1
agussuroso@fi.itb.ac.id
Agus Suroso
Sem. 2 2017-2018
1 Gaya Lorentz
FB = Qv B. (1)
J hukum gaya Lorentz
1.1 Siklotron
Partikel bermuatan yang bergerak dalam medan magnetik menga-lami
gerak melingkar, dengan gaya magnetik berperan sebagai gaya
sentripetal,
2
mv (2)
QvB =
R ) QBR = mv = p,
dengan m, R, dan p secara berurutan adalah massa, jari-jari, dan mo-
mentum partikel. Persamaan di atas disebut sebagai formula siklotron.
ˆ
QE
elektrostatik k. Kedua gaya ini mempengaruhi partikel selama
gerakannya.
Mari kita pelajari persamaan gerak partikel secara lebih lengkap.
Berdasarkan hukum Newton, å F = ma,
i
h
ˆ
Q Ekˆ + vyjˆ + vzkˆBi = m axiˆ + ayjˆ + azkˆ
h i (4)
Q E vy B kˆ + vz Bjˆ = m axiˆ + ayjˆ + azkˆ .
Mengingat a = v˙ persamaan vektor di atas dapat diuraikan dalam
tiap komponennya menjadi
sin wt
2
,
(12)
vzdt = w w cos wt + C t + C
3 5
2
Terakhir, dengan memanfaatkan identitas trigonometri sin wt +
2
cos wt = 1, diperoleh persamaan lintasan
2 2 2 (15)
(y Rwt) + (z R) = R ,
E
dengan R = w B .
dq = ldl. (17)
I = dq = l dl = lv, (18)
dt dt
dengan v adalah kecepatan alir (drift velocity) muatan dalam kawat.
Dalam bentuk vektor, persaman di atas dapat dituliskan
I = lv. (19)
Karena arah arus listrik juga searah dengan arah potongan kawat,
ˆ ˆ
i = dl, maka gaya magnetik di atas dapat juga dituliskan dalam
bentuk
Z
FB = I dl B. (22)
fi2202: magnetostatika 5
dengan r adalah rapat muatan per satuan volume kawat. Jika arus
ˆ
Gaya magnetik total yang bekerja pada arus satu, dua, maupun
tiga dimensi memiliki bentuk yang mirip. Kita dapat melihat adanya
kesebandingan
Z Z Z
( )Idl ( )Kda ( )Jdt (31)
garis permukaan volume
fi2202: magnetostatika 6
dr
dt
2 Hukum Biot-Savart
= r J = 0. Medan magnetik yang oleh arus listrik yang tunak diberikan oleh hukum Biot-Savart,
m0 ˆ m0 I ˆ
B (r) = Z I r dl = Z dl r , (36)
4p r2 4p r2
7
dengan m0 = 4p 10 Tm/A, r posisi pengamat, r posisi relatif
pengamat terhadap sumber, dan dl elemen kecil kawat.
Gambar 4: Hukum Biot-Savart mem-
Dengan memperhatikan kesebandingan yang diberikan pada per- berikan medan magnetik di suatu titik
samaan (31), kita dapat menuliskan persamaan hukum Biot-Savart untuk pada posisi r dalam ruang akibat kawat
berarus listrik. Vektor l searah dengan
sumber arus tunak berupa luasan atau volume, secara berurut-an
B (r) = 4p
Z 0
r 2 r da, (37) r
arus listrik, sedangkan adalah posisi
titik pengamatan terhadap partisi kawat
m0 K(r ) ˆ yang menjadi sumber medan magnetik.
B (r) = 4p
Z 0
r2 r dt, (38)
m
0 J(r ) ˆ
0
dengan r vektor posisi partisi dalam koordinat sumber medan.
fi2202: magnetostatika 7
r=r.
Sekarang, kita telah siap untuk menghitung medan magnet di titik
P. Karena Q adalah kawat lurus yang sangat panjang, maka besar
medan magnet di titik P akibat kawat di Q adalah
m0dI m0 I dq (47)
dB = = 2 .
2p r 4p r
Arah medan magnet ditunjukkan pada gambar, dan selalu tegak
ˆ ˆ
lurus terhadap r . Dari gambar, terlihat pula bahwa arah B adalah
ˆ p/2. Ingat bahwa rotasi vektor A =
r yang dirotasikan sejauh
xi yj dengan sudut sebesar f menjadi A xi yj dapat dinyatakan
dalam persamaan matriks,
0 ! !
Ay = sin f cos f ! Ay . (48)
0 cos f sin f
Ax A x
Dengan demikian, diperoleh vektor satuan ˆ ˆ ˆ
B = B1i + B2j sebagai
berikut ! r !
B2 ! = 1 0 !r R sin q = a R cos q .
B1 0 1 1 a R cos q 1 R sin q
(49)
~ ˆ= m0 I ˆ ˆ dq (50)
dB = dBB R sin qi + (a R cos q) j
2
4p r2
Medan magnet di P akibat semua bagian lingkaran diperoleh dengan
mengintegralkan persamaan di atas dalam rentang [0, 2p]. Dengan
mensulihkan nilai r dari persamaan (45), diperoleh
~ ˆ ˆ (51)
B = Bxi + Byj,
dengan
Z 2p R sin qdq , (52)
Bx = m0i
2 2 2
4p 0 a +R 2aR cos q
Z 2p (a R cos q) dq . (53)
By = m0i
2 0 2 2 2aR cos q
4p a +R
Dengan bantuan komputer, untuk a 6= R diperoleh hasil integrasi
berikut:
fi2202: magnetostatika 9
"
co s q +1
3 Hukum Ampere
Tinjau medan magnetik akibat kawat lurus yang panjang. Jika kawat
terletak pada sumbu-z dari suatu koordinat silinder (s, f, z) dan arus
ˆ
s listrik searah dengan k, maka medan magnetik pada titik
berjarak
dari kawat adalah
m0 I ˆ (56)
B = 2ps f.
Untuk sembarang perpindahan dalam ruang dl = dssˆ + sdff
ˆ +
ˆ
dzk, integral dari B dl sepanjang lintasan tertutup menghasilkan
Gambar 6: Medan magnetik di sekitar
I I m0 I m0 I Z0 2p (57) kawat berarus listrik.
B dl =
2ps sdf = 2p df = m I. 0
Jika lintasan tertutup yang dipilih tidak melingkupi kawat, maka
integrasi akan dilakukan dari f1 ke f2, kemudian kembali ke f0,
R H
sehingga df = 0 dan B dl = 0.
Jika terdapat beberapa kawat, maka medan total akan merupakan
jumlahan dari medan oleh tiap-tiap kawat. Hasil integrasi sepanjang
lintasan tertutup untuk medan dari masing-masing kawat akan se- Gambar 7: Jika lintasan Ampere tidak
H
banding dengan arus yang dilingkupi. Sebagai contoh, jika lintasan yang melingkupi arus listrik, maka dl = 0.
Sehingga, secara umum dapat dituliskan Gambar 8: Jika lintasan Ampere hanya
melingkupi I1 dan I2, maka berlaku
I H
B dl = m0 (I1 + I2).
B dl = m0 Ienc, (59)
dengan Ienc adalah arus total yang dilingkupi oleh lintasan tertutup.
Persamaan terakhir adalah hukum Ampere.
fi2202: magnetostatika 10
Sementara itu, pada suatu arus volume besaran arus pada ruas kan-
an persamaan hukum Ampere dapat ditulis sebagai I = J da,
bentuk
r B = m0J. (61)
r (B C) = B (r C) C (r B) . (64)
Sehingga
m0 r r
Z ˆ ˆ
rB= (r J) J r
. (65)
4p r2 r2
Pada suku pertama, besaran rapat arus bergantung pada koordinat
0 0 0
di dalam bahan, J = J (x , y , z ) sedangkan turunan dikerjakan
pada koordinat di luar bahan, rˆ = r (x, y, z) sehingga r J = 0.
Sementara itu, arah dari vektor r radial menjauhi sumber sehingga
r
Terlihat bahwa kedua medan seperti memiliki sifat yang saling ber-
kebalikan, medan E bersifat menyebar (radial menjauhi sumber) dan
rotasinya nol sedangkan medan B berotasi di sekitar sumber dan
tidak menyebar. Kedudukan hukum Ampere terhadap hukum Biot-
Savart setara dengan kedudukan dari hukum Gauss terhadap hukum
Coulomb.
B = r A. (71)
Dengan adanya potensial ini, maka rotasi dari medan magnetik da-
pat ditulis sebagai
2 (72)
r B = r (r A) = r(r A) r A.
|{z}0
r A = 0, (76)
sehingga hukum Ampere tereduksi menjadi
2 (77)
r A = m0J.
A (r) = 4p
Z
r 0 dl, (79)
m0 I (r )
dan untuk dua dimensi r
A (r) = 4p
Z 0 da. (80)
m0 K (r )
atau
Bk Bk = m0K. (85)
atas bawah
Kedua persamaan syarat batas dapat diringkas menjadi satu persa-maan
B B = m K nˆ. (86)
atas bawah 0
A dl = (r A) da = B da = FB, (89)
= rAn r nA,
fi2202: magnetostatika 14
Pada titik pengamatan yang cukup jauh dari sumber yang terlokali-
sasi, vektor potensial dapat dituliskan dalam bentuk deret pangkat
1
dari r , dengan r adalah jarak sumber dari titik pengamatan. Untuk
1
nilai r yang cukup besar, suku r dapat didekati dengan polinom
Legendre,
1 1 1 ¥ r0 n
P 0
= = å n cos q . (96)
r p 2 02 0 0 r n=0 r
r +r 2rr cos q
Sehingga potensial magnetik akibat sumber yang telokalisasi dapat
ditulis sebagai
I 1 ¥ 1 I n 0 0 Polinom Legendre untuk n 5:
m0 I m0 I cos q dl . (97)
r 0 P0 (x) =1
r dl = 4p å
A (r) = 4p 0
Pn P1 (x) =x
2
n =0 rn+1 P2(x) = 3x 1 /2
P (x) = 3x /2
3 x
5 3
Integral tertutup pada persamaan di atas muncul karena kita akan /8
P4 x 35x
4 2x
P5 ( x ) = 63x 30 + 3 x
mengevaluasi sumber yang terlokalisasi (sebagai contoh sebuah ( )= 5 70x 3
+15 /8
0 0 0 0 0 0
A (r) = 4p
> r
dl + r
2 r cos q dl + r
3 r 2
dl + . . . >
> I I I >
>
<
> =
>
>
:
|
{z } | {z } | {z
(98)
}
> >
0
dl = 0. (99)
Hal ini menunjukkan ketiadaan suku monopol pada potensial mag-netik.
A = 0. (100)
monopol
Dipol. Bagian integral pada suku dipol dapat diubah sebagai beri-
kut,
I 0 0 0 I 0 0 I 0 0 (101)
r cos q dl = r rˆ dl = rˆ r dl .
Anggap luas dari daerah yang dilingkupi lintasan tertutup H
dl0
sebagai a. Vektor luas tersebut dapat dinyatakan sebagai
a= 1I 0 0 (102)
r dl .
2
Selanjutnya, perkalian silang dari a dengan sembarang vektor c
menghasilkan
a c =1 I 0 0
r dl c
2 0 0
=2
1
I dl
0 0
r c c r dl
I
1
= 0 0 (103)
dl r c.
2
0
Perhatikan bahwa suku r dl = 0 karena kedua vektor tersebut selalu
saling tegaklurus. Untuk c = rˆ, diperoleh
I 0 0 Z da. (104)
rˆ r dl = a rˆ = rˆ
A
dipol
(r) =
4pr2 rˆ Z da =4p r2 ,
(105)
m0 I m0 m rˆ
dengan Z
m I
da = Ia (106)
disebut momen dipol magnetik. Kita dapat menentukan medan magne- J momen dipol magnetik
tik akibat suatu dipol magnetik dengan cara menentukan rotasi dari
(curl) dari vektor potensial di atas. r
B
dipol
=r A =
dipol 4p
r2 . (107)
m0 m rˆ
fi2202: magnetostatika 16
A1 = x, A2 = y, A3 = z, (113)
eˆ ˆ eˆ ˆ eˆ ˆ (114)
1 = i, 2 = j, 3 = k.
Penulisan vektor dalam bentuk perkalian komponen dan basis
seperti pada persamaan (112) dapat dibuat lebih singkat dengan
menghapus tanda notasi sigma, dengan catatan kita selalu ingat bah-
wa setiap kali terdapat dua indeks yang sama (atau ditulis berulang)
dalam satu suku, maka berarti pada suku tersebut sebenarnya ada
notasi sigma atas indeks tersebut,
3 J notasi penjumlahan Einstein
Aieˆi å Aieˆi. (115)
i=1
fi2202: magnetostatika 17
Karena perkalian titik dari dua basis hanya bernilai 1 untuk basis
yang sama, dan nol untuk basis yang berbeda, maka
eˆi eˆj = dij = dji, (119)
dengan
1, i=j (120) J delta Kronecker
(
dij = 0, i=j
6
adalah delta Kronecker. Sehingga, perkalian titik dari dua vektor
pada akhirnya dapat dituliskan dalam bentuk
A B = dij Ai Bj = Ai Bi. (121)
Perkalian silang (cross product) dari dua vektor, dalam notasi in-
deks dituliskan sebagai, eˆi eˆj .
A B = Ai Bj (122)
A ( B C) = A eijk BiCjeˆk
=
Al eijk BiCj (eˆl eˆk)
=
e A BCe eˆ
ijk l i j lkm m
= e e A B C eˆ
ijk lkm l i j m
= d d +d d A B C eˆ
il jm im jl l i j m
d d A B C eˆ + d d A B C eˆ
= il jm l i j m im jl l i j m
= Ai BiCjeˆj + AjCj Bieˆi
= B(A C) C(A B). (126)
Pada contoh kedua, kita telah menyatakan perkalian dari dua tensor
Levi-Civita sebagai kombinasi dari empat delta Kronecker,
e e =e e =d d dd . (127)
ijk lmk ijk lkm li mj lj mi
Hubungan tersebut diperoleh sebagai berikut. Dari sifat permuta-sinya
diketahui elkm = elmk. Kemudian karena indeks k muncul berulang,
maka suku perkalian dua tensor Levi-Civita tersebut meng-andung
penjumlahan atas semua indeks k. Suku tersebut hanya bernilai tidak
nol jika dua indeks selain k pada masing-masing tensor tidak sama.
Lebih lanjut, nilai suku tersebut akan bergantung pada nilai koefisien
selain k,
r A = ri Ai, (128)
= Bk eijkri Aj Aj ejikri Bk
= B (r A) A (r B) , (130)
= Bmeˆmri Ai + Bjrj Ameˆm Airi Bjeˆj + Aieˆirj Bj
= B (r A) + (B r) A (A r) B + A (r B) ,
(131)
r (r A) = r(r A) r 2A. (132)
Pustaka