Anda di halaman 1dari 20

Kemagnetan Materi dan Persamaan Maxwell

Oleh:
Fitri Afriani, M.Si.

Fakultas Teknik
Universitas Bangka Belitung
Persamaan Maxwell

Apabila kita ingat dari kuliah listrik, magnet serta kasus-kasus induksi
listrik dan magnet kita memiliki 4 buah persamaan fundamental.
Keempat persamaan tersebut adalah persamaan yang dikumpulkan
oleh Maxwell untuk memprediksi adanya gelombang
elektromagnetik.
PERSAMAAN MAXWELL:
Berhubungan dengan fluks listrik terhadap
qenc
 E dA  0
muatan yang dilingkupi

Berhubungan dengan fluks magnetik


 B dA  0 dengan tidak adanya monopol magnetik
dB
 E dl   dt Berhubungan dengan medan listrik induksi
akibat perubahan fluks magnet
dE
 B dl  0 0 dt  0ienc Berhubungan dengan medan magnet
akibat perubahan fluks listrik dan arus
Persamaan Maxwell

Kemudian dengan menggunakan kesetaraan antara integral


permukaan tertutup dan lintasan tertutup dengan diferensial dalam
teorema fundamental kalkulus maka kita dapat memiliki satu set
persamaan Maxwell dalam bentuk diferensial:


 E Berhubungan dengan Hukum Gauss listrik
0
 B0 Berhubungan dengan Hukum Gauss
magnet
B
 E  
dt Berhubungan dengan hukum Faraday
 E 
  B  0  J   0 
 dt  Berhubungan dengan hukum Ampere-
Maxwell
Persamaan Maxwell

Sehingga dengan menggunakan aljabar vektor


Persamaan Maxwell

Maka untuk gelombang elektromagnetik dalam vakum :

Dan dengan memanfaatkan aljabar vektor maka kita bisa


memperoleh:

dan:
Persamaan Maxwell

Yang menyimpulkan bahwa:


2 E
 E  0 0 2
2

dt
 2
B
 2 B  0 0 2
dt

Dan ini merupakan persamaan gelombang secara umum:


1  2
f
2 f  2 2
v t
Sehingga dari persamaan Maxwell kita dapat memprediksi adanya
suatu gelombang elektromagnetik yang merambat dengan kecepatan:
1
v  3 108 m/s  c
 0 0
Persamaan Maxwell

Dan pertama kali terbukti oleh Hertz pada 1887 yang menemukan
adanya gelombang radio. Maxwell telah memprediksi adanya
gelombang EM tahun 1862-4.
Persamaan Maxwell

Kemudian hubungan antara vektor medan magnet, vektor medan


magnet dan kelajuan gelombang elektromagnetik digambarkan
sebagai:

E0  c0 B0
Medan Magnetik Bumi

Bumi dapat dipandang sebagai suatu magnet


yang sangat besar. Berdasarkan teori dinamo
medan magnet bumi berasal dari proses
pergerakan partikel-partikel bermuatan yang
terdapat dalam bagian inti bumi (tersusun atas
logam cair). Dan seperti kita ketahui dari Hk.
Biot-Savart pertikel bermuatan yang bergerak
akan menghasilkan medan magnet.

Sebenarnya medan magnet bumi terletak


berkebalikan dengan definisi utara-selatan dari
geografi. Kutub utara geografi akan memiliki
kutub selatan magnetik dan kutub selatan
geografi akan memiliki kutub utara magnetik.
Magnetisme & Elektron: Momen Dipol Spin Magnetik

Suatu benda magnetik memiliki sifat magnetik berdasarkan


koordinasi dari pergerakan elektronnya. Terdapat dua cara
menjelaskan kemagnetan suatu bahan dengan fisika
kuantum: berdasarkan momen dipol spin magnetik (bilangan
kuantum s) dan momen dipol orbital magnet (bilangan
kuantum m)

Suatu elektron memiliki momentum angular intrinsik yang


disebut dengan momentum angular spin (atau disebut
dengan spin) dan ini berkaitan dengan momen dipol
magnetik spin:
e
s   S
m
Magnetisme & Elektron: Momen Dipol Spin Magnetik

Sehingga misalkan untuk sumbu z maka


kita akan memiliki:
h 1 eh
S z  ms , ms   s, z  
2 2 4 m

Dan kuantitas tersebut disebut dengan


Magneton Bohr (9,27.10-24 J/T).

Tentu saja penjelasan lebih lanjut tentang


hal ini tidak dibahas di fisika dasar tetapi
dapat dipelajari pada quantum
electrodynamics.
Magnetisme & Elektron: Momen Dipol Orbital Magnetik

Suatu bahan juga dapat memiliki sifat magnetik karena


bilangan kuantum magnetik orbitalnya. Sehingga momen
dipol magnetik orbital didefinisikan sebagai:
e
orb   Lorb
2m
Dan untuk sumbu z maka kita memiliki:
h
Lorb , z m , m  0, 1, 2,...,   limit 
2

Sehingga magneton Bohr dapat dinyatakan sebagai:


eh
orb , z  m  m  B
4 m
Magnetisme & Elektron: Momen Dipol Orbital Magnetik

Fenomena ini juga dapat dijelaskan berdasarkan model loop


untuk orbit elektron. Apabila elektron mengorbit inti atom
maka momen dipolnya dapat dinyatakan sebagai:
orb  iA
Dimana arus dapat dihasilkan dari proses pengorbitan
elektron tiap periode T = keliling dibagi kecepatannya:

charge e
i =
time 2 r / v
 e 
  evr
orb  .  r 2

 2 r / v  2
Magnetisme & Elektron: Momen Dipol Orbital Magnetik

dan momentum angular:


Lorb  mrv sin 90  mrv
Sehinnga momen dipolnya adalah:
e
orb   Lorb
2m
Bahan Magnetik: Diamagnetisme

Berdasarkan sifat kemagnetan suatu bahan dapat dibagi


menjadi tiga:
1. Diamagnetisme: Bahan diamagnetik adalah bahan yang
resultan medan magnet atom masing-masing atom atau
molekulnya adalah nol tetapi orbit dan spinnya tidak nol.

Bahan diamagnetik tidak bersifat permanen dan sifat


kemagnetannya hanya akan muncul ketika diberi medan
magnet luar karena elektron-elektronnya akan berubah
gerakannya sedemikian rupa sehingga total medan
magnetik menjadi tidak nol lagi. Sifat medan magnetisme
diamagnetik diberikan oleh sifat momen dipol orbital.
Bahan diamagnetik sedikit ditolak oeh medan magnet dan
beberapa contohnya adalah tembaga, perak, emas, dsb.
Bahan Magnetik: Paramagnetisme

Bahan paramegnetik memiliki momen dipol magnetik spin


dan orbit yang masing-masing atomnya tidak saling
menghilangkan tetapi penjumlahan seluruh atom (netto)
akan membuat bahan menjadi netral. Tanpa kehadiran
medan magnet eksternal momen dipolnya akan tersusun
secara acak dan totalnya adalah nol tetapi adanya medan
magnetik akan membuat mereka tersususn sedemikian rupa
sehingga memiliki medan magnet. Bahan paramagnetik
memiliki sifat berlawanan dengan diamagnetik dan sifat
kemagnetannya tidak permanen. Contoh: aluminium,
magnesium, platina, dsb.
Hubungan antara kemagnetan paramagnetisme dengan
temperatu dideskripsikan melalui persamaan Curie: Bext
M C
T
Bahan Magnetik: Ferromagnetisme

Bahan ferromagnetik adalah bahan yang memiliki resultan


medan magnetik atomik besar. Hal ini terutama disebabkan
oleh momen magnetik spin elektron. Pada ferromagnetik
banyak spin elektron tidak berpasangan dan masing-masing
spin elektronnya akan menyumbangkan medan magnetik.
Medan magnetik ferromagnetik sangat kuat sehingga
memunculkan adanya interaksi antar tetangga yang
membentuk kelompok dan disebut domain. Ferromagnetik
sebelum diberi medan magnet luar akan mempunyai domain
yang momen magnetiknya kuat tetapi arahnya berbeda-beda
dan kemungkinan besar saling meniadakan.
Bahan Magnetik: Ferromagnetisme

Adanya medan magnet luar akan menyebabkan domain-


domain tersebut mensejajarkan dirinya searah dengan
medan magnet luar. Semakin kuat medan magnet semakin
banyak domain yang sejajar sehingga medan magnet dalam
bahan besar. Kondisi ketika seluruh bahan telah sejajar
domainnya dan tidak lagi terpengaruh oleh bearnya medan
magnet eksternal disebut dengan keadaan jenuh (saturasi).

Beberapa bahan ferromagnetik yang memiliki medan magnet


kuat akan mampu mempertahankan medan magnet
meskipun medan magnet eksternal dihilangkan.
Contoh: besi, nikel, silikon, dsb.
Referensi

Young and Freedman, Sears & Zemansky’s University Physics with


Modern Physics (13 ed.): 2012.

Halliday , Resnick, & Walker, Fundamentals of Physics (9 ed.): 2011.

Anda mungkin juga menyukai