Anda di halaman 1dari 12

MENGENAL GERAKAN PALANG

MERAH DAN BULAN SABIT


MERAH INTERNASIONAL

Hafiz Sultan Firjatulloh. Z


KSR PMI Unit Univesitas Bangka Belitung
0249.01.07.04.03.198.2019
“ Gerakan Palang Merah dan
Bulan Sabit Merah Internasional
tidak hanya sekedar menghafal 7
Prinsip Dasar, tetapi bagaimana
kemauan kita untuk
menerapkannya ”
Gerakan Palang Merah dan
Bulan Sabit Merah Internasional
– Pada 24 Juni 1859 seorang pengusaha bernama Jean Henry Dunant yang
berasal dari Jenewa pergi ke Desa Solverino untuk membahas bisnis dengan
Kaisar Napoleon III, di perjalanannya ia melihat tanah yang telah dipenuhi
darah dan dia pun merasa iba pada saat peperangan antara Prancis dan
Austria.
– Henry Dunant melihat banyak prajurit dari kedua negara yang tergeletak di
tanah karena luka, sekarat bahkan mati. Anggota medis pada saat itu kewalahan
untuk mengatasi banyaknya korban, akhirnya ia pun menggunakan sebuah
Gereja di dekat tempat peperangan sebagai rumah sakit darurat dan mulai
melakukan pertolongan tanpa membedakan dari negara mana mereka berasal.
– Perang di Solverino menelan sekitar 40.000 jiwa, setelah kejadian itu Henry
dunant menulis buku yang berjudul “ Un Souvenir De Solverino ” atau “ A
Memory Of Solverino ” yang berisi tentang pengalamannya pada saat perang
dan buku tersebut mengandung dua gagasan atau himbauan.
2 Gagasan / Himbauan dari Buku “ A
Memory Of Solverino ” yang
Diterbitkan Tahun 1862

1. Agar setiap negara membuat sekelompok


relawan yang bertugas mengurusi korban
perang.
2. Agar semua negara menyepakati untuk
melindungi relawan – relawan ini dalam
perjanjian internasional.
ICRC
– ICRC kepanjangan dari “ International Committee of the Red Cross ”
dibentuk pada februari 1863 di Jenewa Swiss.
– Nama ICRC sebelumnya adalah “ the International Committee of Aid
for the Wounded ”.
– Anggota dari ICRC (biasa disebut Komite 5) yaitu :
1. Jean Henry Dunant
2. G.H Dufour
3. Gustave Moynier
4. Dr. Louis Appia
5. Dr. Th. Maunior
ICRC
– ICRC dalam bahasa Indonesia berarti Komite Internasional Palang
Merah.
– ICRC merupakan lembaga kemanusiaan yang bersifat mandiri dan
sebagai penengah yang netral.
– Mandat atau kewajiban ICRC yaitu memberikan perlindungan dan
bantuan kepada korban dalam pertikaian bersenjatan Internasional
maupun kekacauan dalam negeri.
– ICRC juga bertugas untuk menjamin penghormatan terhadap
Hukum Perikemanusiaan Internasional ( HPI )
IFRC
– IFRC kepanjangan dari “ International Federation of the Red Cross
and Red Crescent Societies ”.
– IFRC pertama kali dipelopori olej Henry P. Davidson, pada tanggal 5
Mei 1919 berdirilah Liga Perhimpunan Palang Merah yang kemudian
pada bulan oktober 1983 berubah menajdi IFRC.
– Markas besar IFRC berada di Jenewa, Swiss.
– Mandat IFRC yaitu sebagai koordinator Perhimpunan Nasional
dalam bantuan bencana alam atau teknologi kesehatan.
SEJARAH LAHIRNYA
PALANG MERAH INDONESIA
– 21 Oktober 1873
Pemerintah kolonial belanda mendirikan organisasi Palang Merah di
Indonesia dengan nama Het Nederlands – Indiche Rode Kruis
(NIRK) yang kemudian namanya menjadi Nederlands Rode Kruis
Afdelinbg Indie (NERKAI).
– 1932 – 1940
Pada 1932 timbul semangat untuk mendirikan Palang Merah
Indonesia (PMI) yang dipelopori oleh Dr. RCL. Senduk dan Bahder
Djohan. Kemudian, proposal pendirian diajukan pada Kongres
NERKAI (1940), namun ditolak. Pada saat penjajahan Jepang,
proposal itu kembali diajukan, namun tetap ditolak.
SEJARAH LAHIRNYA
PALANG MERAH INDONESIA
– 3 September 1945
Pada tanggal 3 September 1945 Presiden Soekarno memerintahkan
kepada Menteri Kesehatan Dr. Bundaran Martoatmodjo untuk
membentuk suatu Badan Palang Merah Nasional untuk menunjukkan
kepada dunia Internasional bahwa keberadaan Negara Indonesia adalah
suatu fakta nyata setelah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus
1945.
– 5 September 1945
Pada 5 September 1945 Dr. Buntaran membentuk Panitia Lima yang
terdiri dari Dr. Mochtar, Dr. Bahder Djohan, Dr. Joehana, Dr. Marjuki
dan Dr. Sitanala untuk mempersiapkan pembentukan Palang Merah di
Indonesia.
SEJARAH LAHIRNYA
PALANG MERAH INDONESIA
– 17 September 1945
Tepat pada tanggal 17 September 1945 terbentuklah Pengurus Besar Palang Merah
Indonesia (PMI) dengan ketua pertama Drs. Mohammad Hatta.
– 16 Januari 1950
Didalam satu negara hanya ada satu perhimpunan nasional, maka Pemerintah Belanda
membubarkan NERKAI dan menyerahkan asetnya kepada PMI. Pihak NERKAI diwakili
oleh Dr. B. Van Trich sedangkan dari PMI diwakili oleh Dr. Bahder Djohan.
– 1950 dan 1963
PMI terus melakukan pemberian bantuan hingga akhirnya Pemerintah Republik Indonesia
Serikat mengeluarkan Keppres No. 25 tanggal 16 Januari 1950 dan dikuatkan engan
Keppres No. 246 tanggal 29 November 1963. Pemerintah Indonesia mengakui keberadaan
PMI.
Adapun tugas utama PMI berdasarkan Keppres RIS No. 25 tahun 1950 dan Keppres RI No.
246 tahun 1963 adalah untuk memberikan bantuan pertama pada korban bencana alam dan
korban perang sesuai dengan isi Konvensi Jenewa 1949.
SEJARAH LAHIRNYA
PALANG MERAH INDONESIA
– 1950
Secara Internasional, keberadaan PMI diakui oleh Komite Palang Merah
Internasional (ICRC) pada 15 Juni 1950. Setelah itu, PMI diterima menjadi
anggota Perhimpunan Nasional ke-68 oleh Liga Perhimpunan Palang Merah
dan Bulan Sabit Merah (Liga) yang sekarang disebut Federasi Internasional
Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) pada Oktober
1950.
– 2018
PMI adalah organisasi kemanusiaan yang berstatus badan hukum,
diundangkan dengan Undang-Undang nomor 1 tahun 2018 tentang
Kepalangmerahan guna menjalankan kegiatan Kepalangmerahan sesuai
dengan Konvensi Jenewa Tahun 1949, dengan tujuan untuk mencegah dan
meringankan penderitaan dan melindungi korban tawanan perang dan
bencana, tanpa membedakan agama, bangsa, suku bangsa, warna kulit, jenis
kelamin, golongan, dan Pandangan Politik.
SEJARAH LAHIRNYA
PALANG MERAH INDONESIA
Adapun tugas yang dilakukan PMI adalah:
– Memberikan bantuan kepada korban konflik bersenjata, kerusuhan dan lainnya;
– Memberikan pelayanan darah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
– Melakukan pembinaan relawan;
– Melaksanakan pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan
Kepalangmerahan;
– Menyebarluaskan informasi yang berkaitan dengan kegiatan Kepalangmerahan;
– Membantu dalam penanganan musibah dan/atau bencana di dalam dan di luar
negeri;
– Membantu pemberian pelayanan kesehatan dan sosial; dan
– Melaksanakan tugas kemanusiaan lainnya yang diberikan oleh pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai