Anda di halaman 1dari 80

SEJARAH KEPALANG MERAHAN

A. Sejarah Gerakan Palang Merah Internasional


Pada tanggal 24 Juni 1859, di kota Solferino, Italia Utara, pasukan Italia dan Prancis sedang
menghadapi peperangan mengerikan menghadapi pasukan Austria dikenal dengan nama “Perang
Solverino”. Pada Hari yang sama, seorang pemuda Swiss bernama Jean Henry Dunant dalam
perjalanan (bisnis rempah-rempah) menjumpai kaisar Prancis, Napoleon III.
Dunant prihatin melihat 40.000 orang terluka, sementara bantuan medis kurang.Kemudian
Dunant bersama warga sekitar tergerak untuk menolong mereka dan menjadi sebuah geraja ada
di sana sebagai rumah sakit darurat. Setelah kembali ke SWISS, Jean Hendry Dunant membuat
sebuah buku yang berjudul Un Souvenir de Solferino (SWISS)atau The Memori from Solverino
(INGGRIS) atau Kenagan dari Solferino yang mengangkat 2 gagasan (INDONESIA), yaitu :
1. Membentuk organisasi sukarela yg disiapkan di masa damai untuk penolong

korban perang.

2. Membuat perjanjian internasional untuk melindungi korban perang.

Pada tahun 1863, 4 orang warga Jenewa bergabung dengan Dunant untuk membentuk komite 5
yang bertujuan untuk merintis terbentuknya komite internasional palang merah yang sekarang dikenal
dengan nama Internasional Commite of Red Cross (ICRC), Keempat orang tersebut ialah :
• Jend.Guilame Dufour
• Dr. Louis Appia
• Dr. Theodore Maunoir
• Gustave Moynier
• Jean Henry Dunant

Pada bulan Oktober 1863, International Committee of Aid to the Wounded mengadakan
konferensi, atas bantuan pemerintah Swiss, yang dihadiri oleh 16 negara. Konferensi tersebut
menghasilkan 10 pasal. Dari pasal itulah, International Committee of Aid to the Wounded akhirnya
berganti nama menjadi International Committee of Red Cross (ICRC). Selain itu, ditetapkannya
pula lambang Palang Merah di atas dasar putih sebagai lambang Gerakan yang baru saja terbentuk
ini. Pembentukan ICRC merupakan momen krusial.
Tak lama setelah konferensi tersebut, perhimpunan nasional mulai berdiri di berbagai negara.
Di mulai dari Eropa dan akhirnya ke seluruh dunia. Saat ini sudah berdiri lebih dari 192
perhimpunan nasional yang telah berdiri. Mereka berjuang demi kemanusiaan dan berusaha untuk
mewujudkan cita-cita Dunant. Bahkan Gerakan Palang Merah tidak hanya membantu konflik
bersenjata. Namun juga berbagai peristiwa mulai dari bencana alam ataupun teknologi.
Palang Merah terdiri dari beberapa komponen. Komponen tersebut antara lain
1. International Committee of Red Cross (ICRC) ICRC memiliki mandat, yaitu untuk
a. Melindungi dan membantu korban konflik bersenjata
b. Mempromosikan Hukum Perikemanusiaan Internasional
2. International Federation of Red Cross and Red Cresscent Society (IFRC) IFRC memiliki
mandat yakni untuk membantu dan melindungi korban bencana alam dan teknologi
3. Perhimpunan Nasional

7 Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah


1. Kemanusiaan
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (Gerakan) lahir dari keinginan untuk
memberikan pertolongan kepada korban yang terluka dalam pertempuran tanpa membeda-
bedakan mereka dan untuk mencegah serta mengatasi penderitaan sesama manusia yang
terjadi dimana pun. Tujuannya ialah melindungi jiwa dan kesehatan serta menjamin
penghormatan terhadap umat manusia. Gerakan menumbuhkan saling pengertian,
persahabatan, kerjasama dan perdamaian abadi antar sesama manusia.
2. Kesamaan
Gerakan memberi bantuan kepada orang yang menderita tanpa membeda-bedakan mereka
berdasarkan kebangsaan, ras, agama, tingkat sosial, atau pandangan politik. Tujuannya
semata-mata ialah mengurangi penderitaan orang per orang sesuai dengan kebutuhannya
dengan mendahulukan keadaan yang paling parah.
3. Kenetralan
Gerakan tidak memihak atau melibatkan diri dalam pertentangan politik, ras, agama, atau
ideologi.
4. Kemandirian
Gerakan bersifat mendiri. Setiap Perhimpunan Nasional sekalipun merupakan pendukung
bagi pemerintah di bidang kemanusiaan dan harus menaati peraturan hukum yang berlaku di
negara masing-masing, namun Gerakan bersifat otonom dan harus menjaga tindakannya agar
sejalan dengan Prinsip Dasar Gerakan.
5. Kesukarelaan
Gerakan memberi bantuan atas dasar sukarela tanpa unsur keinginan mencari keuntungan
apapun.
6. Kesatuan
Di dalam satu negara hanya boleh ada satu Perhimpunan Nasional dan hanya boleh memilih
salah satu lambang yang digunakan: Palang Merah atau Bulan Sabit Merah. Gerakan bersifat
terbuka dan melaksanakan tugas kemanusiaan di seluruh wilayah negara yang bersangkutan.
7. Kesemestaan
Gerakan bersifat semesta. Artinya, Gerakan hadir di seluruh dunia. Setiap Perhimpunan
Nasional mempunyai status yang sederajat, serta memiliki hak dan tanggungjawab yang
sama dalam membantu satu sama lain.

B. Sejarah Palang Merah Indonesia


Berdirinya Palang Merah di Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak masa sebelum Perang
Dunia Ke-II. Saat itu, tepatnya pada tanggal 21 Oktober 1873 Pemerintah Kolonial Belanda
mendirikan Palang Merah di Indonesia dengan nama Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie
(Nerkai), yang kemudian dibubarkan pada saat pendudukan Jepang.
Perjuangan untuk mendirikan Palang Merah Indonesia sendiri diawali sekitar tahun 1932.
Kegiatan tersebut dipelopori oleh Dr. RCL Senduk dan Dr Bahder Djohan. Rencana tersebut
mendapat dukungan luas terutama dari kalangan terpelajar Indonesia. Mereka berusaha keras
membawa rancangan tersebut ke dalam sidang
Konferensi Nerkai pada tahun 1940 walaupun akhirnya ditolak mentah-mentah. Terpaksa
rancangan itu disimpan untuk menunggu kesempatan yang tepat. Seperti tak kenal menyerah, saat
pendudukanJepang, mereka kembali mencoba untuk membentuk Badan Palang Merah Nasional,
namun sekali lagi upaya itu mendapat halangan dariPemerintah Tentara Jepang sehingga untuk
kedua kalinya rancangan itu harus kembali disimpan.
Akhirnya tujuh belas hari setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, yaitu pada tanggal
3 September 1945, Presiden Soekarno mengeluarkan perintah untuk membentuk suatu badan
PalangMerah Nasional. Atas perintah Presiden, maka Dr. Buntaran yang saat itu menjabat sebagai
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Kabinet I, Pada tanggal 5 September 1945 membentuk
Panitia 5 yang terdiri dari:

 Dr. R. Mochtar (Ketua),


 dr. Bahder Djohan (Penulis),
 dr Djuhana (anggota),
 dr Marzuki (anggota),
 dr. Sitanala (anggota).

Akhirnya Perhimpunan Palang Merah Indonesia berhasil


dibentuk pada 17 September 1945 dan merintis kegiatannya
melalui bantuan korban perang revolusi kemerdekaan Republik
Indonesia dan pengembalian tawanan perang sekutu maupun
Jepang.Oleh karena kinerja tersebut,
PMI mendapat pengakuan secara Internasional pada tahun 1950 dengan menjadi anggota
Palang Merah Internasional dan disahkan keberadaannya secara nasional melalui Keppres No.25
tahun 1959 dan kemudian diperkuat dengan Keppres No.246 tahun 1963. Kini jaringan kerja
PMI tersebar di 30 Daerah Propinsi / Tk.I dan 323 cabang di daerah Tk.II serta dukungan
operasional 165 unit TransfusiDarah di seluruh Indonesia.

C. Sejarah Lambang Palang Merah, Bulan Sabit Merah dan Kristal Merah
Di bawah ketentuan Konvensi Jenewa, lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
ditempatkan pada kendaraan medis dan kemanusiaan, serta dikenakan oleh tenaga medis dan
orang yang menjalankan pekerjaan kemanusiaan, untuk melindungi orang-orang dari serangan
militer di medan perang. Ada empat jenis lambang, tetapi ada tiga yang paling sering dipakai:
Palang Merah, Bulan Sabit Merah, dan Kristal Merah. Singa dan Matahari Merah juga diakui,
tetapi tidak digunakan lagi.
1. Lambang Palang Merah
Pada Konvensi Jenewa tahun 1864 itulah dilontarkan gagasan untuk memberikan suatu
lambang kepada organisasi relawan yang bertugas memberikan bantuan kepada prajurit yang
cedera dalam pertempuran, sehingga dapat dibedakan dengan organisasi relawan lainnya.
Untuk itu, sebagai penghormatan kepada Henry Dunant yang berkewarganegaraan Swiss atas
jasa-jasanya tersebut, maka disepakati bahwa lambang untuk organisasi relawan tersebut
adalah kebalikan dari bendera Swiss, yakni palang merah, red cross, di atas dasar putih.
Sejak itulah lambang palang merah mulai dikenal dan digunakan untuk
menolong para korban perang. Lambang palang merah ini digunakan oleh
perhimpunan nasional di negara- negara. Karena banyaknya negara yang
membentukPerhimpunan Nasional, maka pada tahun 1919 dibentuk “Liga
Perhimpunan Palang Merah”, League of Red Cross Societies, yang bertugas mengkoordinir
seluruh perhimpunan nasional dari semua negara.
2. Lambang Bulan Sabit Merah
Lembaga Bulan Sabit Merah didirikan dan digunakan pertama kali oleh Turki pada 11 Juni
1868. Penggunaan simbol Bulan Sabit Merah pertama kali dalam perang pada saat konflik
bersenjata Kekaisaran Ottoman dan Rusia (1877-1878). Selama perang Turki- Rusia sejak 1876
hingga 1878, Kekaisaran Ottoman menggunakan Bulan Sabit Merah, Rusia komitmen
menghormati penuh kesucian semua personil dan fasilitas yang berhubungan dengan Bulan
Sabit Merah.
Setelah kenyataan penilaian atas keabsahan yang sama terhadap simbol
tersebut, ICRC meresmikan pada 1878 bahwa seharusnya
dimungkinkan dalam prinsip untuk mengakui simbol perlindungan
resmi tambahan bagi bukan negara-negara kristen. Simbol Bulan Sabit
Merah diadopsi konvensi internasional secara resmi pada 1929 saat Konvensi Jeneva
diamandemen, dan sampai saat ini Bulan Sabit Merah telah digunakan oleh 33 negara-negara
mayoritas berpenduduk muslim.
Setelah runtuhnya Kekaisaran Ottoman, Bulan Sabit Merah pertama kali digunakan kemudian
oleh bangsa Turki, diikuti oleh Mesir. Sejak pengakuan secara resmi hingga sekarang, Bulan
Sabit Merah menjadi simbol organisasi dari hampir setiap perhimpunan nasional di negara-
negara dengan populasi mayoritas muslim. Perhimpunan nasional dari beberapa negara seperti
Pakistan (1974), Malaysia (1975), atau Bangladesh (1989) telah secara resmi mengganti nama
dan simbol mereka dari Palang Merah menjadi Bulan Sabit Merah
3. Lambang Kristal
Pada bulan Desember 2005, diadakan Konferensi Diplomatik yang
menghasilkan suatu perjanjian internasional, yaitu Protokol Tambahan III
(tahun 2005) pada Konvensi- konvensi Jenewa 1949 yang mengatur
tentang penggunaan lambang baru di samping lambang palang merah
dan bulan sabit merah, karena kedua lambang terakhir ini dianggap berkonotasi dengan suatu
agama tertentu. Lambang yang baru tersebut dikenal dengan lambang Kristal Merah (red
crystal). Kristal merupakan sebagai lambang dari kemurnian, purity, yang seringkali
dihubungkan dengan air, yakni suatu unsur yang esensial bagi kehidupan manusia.

 Lambang memiliki dua fungsi yaitu:


1. Sebagai tanda Pengenal,
Lambang digunakan pada masa damai atau pada saat tidak terjadi konflik, perang atau
pada saat tidak terjadi bencana. Gunanya adalah sebagai tanda Pengenal:
 Identitas; bahwa seseorang adalah anggota gerakan, staff, personel Perhimpunan
Nasional, internasional comite red cross (ICRC) dan internasional federasi red cross
(IFRC).
 Hak milik; bahwa sesuatu seperti fasilitas, sarana,Peralatan dan perlengkapan yang
digunakan dalam Kegiatan adalah milik Gerakan (ICRC, Perhimpunan Nasional,
IFRC).
Dengan seizin Perhimpunan Nasional, tanda pengenal Lambang dapat digunakan oleh
pihak lain untuk tujuan Mendukung kegiatan kepalangmerahan.
2. Sebagai tanda pelindung
Lambang digunakan ketika Konflik, perang atau saat bencana terjadi. Fungsinya, untuk
Memberitahukan bahwa seseorangadalah anggota gerakan dan menandai personel medis
militer, sehingga harus dilindungi. Tanda perlindungan juga digunakan untuk menandai
fasilitas medis militer (bangunan, peralatan, Kendaraan termasuk kapal dan rumah sakit).
Untuk tujuan ini, dalam pembuatan Lambang, tidak boleh ada sesuatu pun yang
ditambahkan padanya, baik terhadap Palang Merah, Bulan Sabit Merah atau Kristal
Merah atau pada dasar Putihnya. Lambang tersebut harus berukuran besar dan mudah
terlihat.
 Penyalahgunaan Lambang:
Lambang yang tidak digunakan secara benar, disebut dengan
penyalahgunaan lambang. Ada beberapa macam penyalahgunaan
yaitu:
1. Peniruan
Penggunaan tanda-tanda yang mirip dengan Lambang Palang
Merah, namun sebenarnya bukanlah Lambang gerakan Palang
Merah. Tentu saja hal itu dapat disalah mengerti sebagai lambang
untuk Gerakan Palang Merah atau Bulan Sabit Merah.

2. Penggunaan yang Tidak tepat


Yaitu Penggunaan Lambang PalangMerah atau Bulan Sabit
Merah oleh kelompok atau perorangan terutama untuk tujuan
komersial. Penggunaan oleh sesorang atau kelompok yang
berhak namun tidak sesuai dengan Prinsip Dasar Gerakan.

3. Pelanggaran Berat
Penggunaan lambang Palang Merah atau Bulan Sabit Merah
dalam masa perang untuk melindungi personel militer atau
perlengkapan militer dianggap sebagai kejahatan perang.
MENGENAL PMR

Definisi PMR
Palang Merah Remaja (disingkat PMR) adalah wadah pembinaan dan pengembangan anggota remaja
PMI, pada Kongres PMI ke-IV tepatnya bulan Januari 1950 di Jakarta, PMI membentuk Palang Merah
Remaja yang dipimpin oleh Ny. Siti Dasimah dan Paramita Abdurrahman. Pada tanggal 1 Maret 1950
berdirilah Palang Merah Remaja secara resmi di Indonesia yang selanjutnya disebut PMR. Terdapat di
PMI kota atau kabupaten di seluruh Indonesia, dengan anggota lebih dari 5 juta orang, anggota PMR
merupakan salah satu kekuatan PMI dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kemanusiaan dibidang
kesehatan dan siaga bencana, mempromosikan prinsip-prinsip dasar gerakan palang merah dan bulan
sabit merah internasional, serta mengembangkan kapasitas organisasi PMI.

Kebijakan PMI dan federasi tentang pembinaan Remaja bahwa:


 Remaja merupakan prioritas pembinaan, baik dalam keanggotaan maupun kegiatan
kepalangmerahan.
 Remaja berperan penting dalam pengembangan kegiatan kepalangmerahan.
 Remaja berperan penting dalam perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan proses pengambilan
keputusan untuk kegiatan PMI.
 Remaja adalah kader relawan
 Remaja calon pemimpin PMI pada masa depan.
 Palang Merah Remaja atau PMR
PMR adalah suatu organisasi binaan dari Palang Merah Indonesia yang berpusat di sekolah-
sekolah ataupun kelompok-kelompok masyarakat (sanggar, kelompok belajar, dll.)
Tujuan membangun dan mengembangkan karakter Kepalangmerahan agar siap menjadi Relawan
PMI pada masa depan.

Keanggotaan dan tingkatan PMR


Di Indonesia dikenal ada 3 tingkatan PMR sesuai dengan jenjang pendidikan atau usianya
1. PMR Mula adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Dasar (10-12 tahun). Warna
slayer hijau muda
2. PMR Madya adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Menengah Pertama (12-15
tahun). Warna slayer biru langit
3. PMR Wira adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Menengah Atas (15-17 tahun).
Warna slayer kuning cerah
Peran dan fungsi PMR
Keterlibatan anggota remaja PMI dalam kegiatan Tri Bakti PMR disesuaikan dengan kompetensi dan
ketertarikan mereka, serta kebutuhan PMI dan remaja. Dalam merancang dan melaksanakan kegiatan,
mereka memerankan fungsi yang berbeda-beda.
1. PMR Mula berfungsi sebagai peer leadership, yaitu dapat menjadi contoh/model ketrampilan hidup
sehat bagi teman sebaya.
2. PMR Madya berfungsi sebagai peer support, yaitu memberikan dukungan, bantuan, semangat
kepada teman sebaya agar meningkatkan ketrampilan hidup sehat.
3. PMR Wira berfungsi sebagai peer educator, yaitu pendidik sebaya keterampilan hidup sehat.
PERTOLONGAN PERTAMA

A. Pertolongan Pertama
Pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau cedera / kecelakaan yang memerlukan
penanganan medis dasar.

B. Medis Dasar
Tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang dapat dimiliki oleh awam atau awam yang
terlatih secara khusus. Batasannya adalah sesuai dengan sertifikat yang dimiliki oleh Pelaku
Pertolongan Pertama.

C. Penolong Pertama
Penolong yang pertama kali tiba di tempat kejadian, yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam
penanganan medis dasar.

D. Tujuan Pertolongan Pertama


1. Menyelamatkan jiwa penderita.
2. Mencegah cacat.
3. Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan.

E. Dasar Hukum
1. Memberikan pertolongan: Pasal 531 KUHP
Barang Siapa Menyaksikan Sendiri ada orang dalam keadaan bahaya maut, lalai memberikan
atau mengadakan pertolongan kepadanya sipenderita sedang pertolongan itu dapat
diberikannya atau diadakannya dengan tidak akan menguatirkan, bahwa ia sendiri atau orang
lain akan kena bahaya dihukum kurungan selama-lamanya tiga bulan atau denda sebanyak-
banyaknya Rp 4.500,- Jika orang yang perlu ditolong itu mati diancam dengan sangsi KUHP
45, 165, 187, 304 s, 478, 525, 566
2. Kerahasiaan: Pasal 322 KUHP
a. Barang siapa dengan sengaja membuka suatu rahasia yang wajib menyimpannya oleh
karena jabatan aau pekerjaannya baik yang sekarang maupun yang dahulu dipidana
dengan pidana penjara selama-lamanya 9 bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp
9.000,-
b. Jika kejahatan itu dilakukan yang tertentu, maka perbuatan itu hanya dapat dituntut atas
pengaduan orang lain.
F. Persetujuan Tindakan Pertolongan
Ada dua bentuk persetujuan atau ijin bagi penolong untuk melakukan tindakan :
a. Persetujuan yang dianggap diberikan atau tersirat ( Implied Consent ) Adalah persetujuan
yang umum diberikan dalam keadaan penderita sadar atau normal
b. Persetujuan yang dinyatakan ( Expressed Consent ) Adalah persetujuan yang dinyatakan
secara lisan atau secara tertulis oleh penderita itu sendiri

G. Kewajiban Penolong Pertama


1. Menjaga keselamatan diri, anggota tim, penderita dan orang di sekitarnya
2. Menjangkau penderita
3. Mengenali dan mengatasi masalah yang mengancam nyawa
4. Meminta bantuan / rujukan
5. Memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat sesuai keadaan penderita
6. Membantu penolong yang lain
7. Menjaga kerahasiaan medis penderita
8. Melakukan komunikasi dengan petugas lain yang terlibat
9. Mempersiapkan penderita untuk ditransportasi / dirujuk ke fasilitas kesehatan

H. Kualifikasi Penolong Pertama


a. Jujur dan bertanggungjawab
b. Profesional
c. Mempunyai kematangan emosi
d. Mampu bersosialisasi
e. Kemampuan nyata terukur sesuai sertifikasi
f. Mempunyai kondisi fisik baik
g. Mempunyai rasa bangga

I. Peralatan Dasar Pelaku Pertolongan Pertama


a. Alat Perlindungan Diri (APD) Prinsip utama dalam menghadapi darah, cairan tubuh dari
penderita adalah : “Darah dan semua cairan tubuh sebagai media penularan penyakit”, untuk
itu diperlukan alat perlindungan diri. Seperti:
1. Sarung tangan lateks
2. Kacamata pelindung
3. Masker Penolong
b. Peralatan Pertolongan Pertama :
1. Kasa Steril
2. Pembalut gulung / perban
3. Alkohol 70%
4. Pembalut perekat / plaster
5. Bidai
6. Gunting pembalut
7. Pinset
8. Senter
9. Kapas
10. Selimut
J. Pelatihan Pertolongan Pertama
Pelatihan pertolongan pertama adalah suatu pelatihan yang diberikan kepada tenaga kerja pada
suatu perusahaan atau instansi dan perorangan sebagai bentuk antisipasi terhadap terjadinya
kecelakaan diri atau kejadian di tempat kerja, sehingga terampil memberikan pertolongan pertama
dan mampu menyelamatkan jiwa.
Pelatihan Pertolongan Pertama dilaksanakan sesuai dengan :
• UU RI No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan danKesehatan Kerja.
• Permenkes RI No.23/Birhub/1972 tentang TugasPMI di Bidang Kesehatan.
• UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
• Permenaker RI No. Per-15/Men/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama pada
kecelakaan di tempat kerja.

1. Pertolongan Pertama Pada Luka


Perdarahan terjadi akibat rusaknya dinding pembuluh darah yang dapat disebabkan oleh
benturan (trauma / penyakit)
Perdarahan yang besar merupakan penyebab syok yaitu suatu kondisi dimana beberapa sel
dan alat tubuh tidak cukup mendapat aliran darah yang mengandung oksigen (darah yang
adekuat). Perdarahan dibagi menjadi 2 :
1. Perdarahan luar (Terbuka)
Perdarahan Luar (Terbuka) Jenis perdarahan ini terjadi akibat kerusakan dinding
pembuluh darah disertai dengan kerusakan kulit, yang memungkinkan darah keluar
dari tubuh.

Berdasarkan pembuluh darah yang mengalami gangguan perdarahan luar dibedakan


menjadi :
1) Perdarahan Arteri Darah yang keluar dari pembuluh nadi keluar menyembur
sesuai dengan denyut nadi dan berwarna merah terang karena masih kaya dengan
oksigen
2) Perdarahan Vena Darah yang keluar dari pembuluh vena mengalir, berwarna
merah gelap karena mengandung karbon dioksida.
3) Perdarahan Kapiler Berasal dari pembuluh kapiler, darah yang keluar merembes
perdarahan ini sangat kecil sehingga hamper tidak memiliki tekanan warnanya
bervariasi antara merah terang dan merah gelap.

Pengendalian dan Penanganan Perdarahan Luar Atasi dengan TIT (Tekan Istirahatkan
Tinggikan)
1) Tekan luka dengan jari atau telapak tangan. (Gunakan Sarung Tangan).
2) Tinggikan anggota tubuh yang cedera lebih tinggi dari jantung untuk mengurangi
kehilangan darah.
3) Tekan pada titik tekan, yaitu arteri di atas daerah yang mengalami perdarahan.
Ada beberapa titik tekan yaitu :
a. Arteri Brakialis (arteri d ilengan atas)
b. Arteri Radialis (arteri di pergelangan tangan)
c. Arteri Femoralis (arteri di lipatan paha)

Penanganan Perdarahan Luar


1) Pakai APD agar tidak terkena darah atau cairan tubuh penderita
2) Jangan menyentuh mulut, hidung, mata dan makanan sewaktu memberi
perawatan
3) Pastikan daerah luka terlihat
4) Bersihkan daerah sekitar luka
5) Cegah terjadinya infeksi
6) Lakukan penutupan luka dan pembalutan
7) Baringkan korban
8) Tenangkan korban
9) Rujuk ke fasilitas kesehatan
10) Cucilah tangan setelah selesai membeikan perawatan
11) Buang bahan yang sudah ternoda dengan darah atau cairan tubuh penderita
dengan baik.
2. Perdarahan dalam (Tertutup)
Perdarahan Dalam (Tertutup) Benturan dengan benda tumpul merupakan penyebab
utama cedera dalam dan perdarahan dalam. Kehilangan darah pada perdarahan dalam
tidak terlihat karena kulitnya masih utuh dan mengingat perdarahan dalam tidak
terlihat, kecurigaan adanya perdarahan dalam harus dinilai dari pemeriksaan fisik
lengkap termasuk wawancara dan menganalisa mekanisme kejadian.

Beberapa perdarahan dalam yang dapat dikenali antara lain :


 Cedera pada bagian luar tubuh yang mungkin merupakan petunjuk bagian dalam
juga mengalami cedera
 Adanya memar disertai adanya nyeri pada tubuh, pembengkakan terutama diatas
alat tubuh penting
 Nyeri, bengkak dan perubahan bentuk pada alat gerak
 Nyeri tekan atau kekakuan pada diding perut
 Muntah darah
 Buang air besar berdarah, baik darah segar maupun darah hitam
 Luka tusuk, khususnya pada batang tubuh
 Darah atau cairan mengalir dari hidung dan telinga
 Buang air kecil campur darah

Penanganan Perdarahan Dalam


Atasi dengan EBIT (Es Balut Istirahatkan Tinggikan)
1) Baringkan penderita
2) Beri kompres dingin pada memar
3) Tekan memar dengan menggunakan kompres dingin
4) Periksa pernapasan dan nadi secara berkala
5) Rawat sebagai syok (lihat syok)
6) Bila terjadi pada alat gerak, maka tinggikan lebih tinggi dari jantung
7) Jangan berikan makan atau minum
8) Segera bawa kefasilitas kesehatan terdekat

Beberapa jenis luka mungkin tidak bisa ditangani sendiri di rumah. Itu sebabnya, segera
cari pertolongan medis jika:
 Luka mengeluarkan darah segar atau darah memancar keluar
 Luka tusukan di kepala, leher, dada, perut, panggul, atau punggung dengan
kedalaman lebih dari 2 cm
 Luka tusukan yang dalam pada lengan di atas sikuatau kaki di atas lutut
 Jangan mencoba mencabut benda dari luka tusuk yang cukup dalam. Hal ini justru
bisa menyebabkan munculnya perdarahan.

Bila ada luka yang berdarah, Sebaiknya luka dibersihkan dengan Antiseptik kemudian
ditutup. Penutup luka ini penting karena mempunyai fungsi sebagai berikut.
• Membantu menghentikan Perdarahan
• Mencegah kuman masuk ke dalam luka

Apa saja yang bisa digunakan untuk menutup luka?


 Kasa steril
 Penutup kain kasa
 Penutup berperekat
 Penutup buatan sendiri

Agar penutup luka tidak terlepas dari tempatnya, maka gunakan pembalut luka untuk
menahannya. Kegunaan pembalut untuk membantu menghentikan perdarahan.

Fungsi Pembalut Luka :


 Penekan untuk menghentikan perdarahan
 Mempertahankan penutup luka pada tempatnya
 Menjadi penopang bagian tubuh yang cedera

Beberapa Contoh Pembalut Luka :


 Pembalut gulung (perban)
 Pembalut segitiga (mitela)
 Pembalut rekat (plester)

2. Pertolongan Pertama Pada Penderita Syok


Syok adalah suatu kondisi dimana beberapa sel dan organ tubuh vital (terutama otak, jantung
dan paru-paru) tidak cukup mendapat aliran darah yang mengandung oksigen dan bahan
nutrisi.

Penyebab syok
1. kegagalan jantung memopa darah
2. Kehilangan darah dalam jumlah besar
3. Pelebaran pembuluh darah yang luas (dilatsi)
Tanda syok
1. Nadi cepat dan lemah
2. Nafas cepat dan dangkal
3. Kulit pucat dingin dan lembab
4. Wajah pucat dan kebiruan (sianosis) pada bibir, lidah dan cuping telinga
5. Pandangan hampa dan pupil mata melebar
6. Perubahan keadaan mental (gelisah, cemas)

Gejala syok
1. Mual, mungkin disertai muntah
2. Haus
3. Lemah
4. Pusing (Vertigo)
5. Tidak nyaman dan takut

Penanganan Syok
1. Bawa penderita ketempat teduh dan aman
2. Tidurkan telentang
3. Tinggikan tungkai
4. Longgarkan pakaian penderita
5. selimuti agar tidak kehilangan panas tubuh
6. Jaga agar jalan nafas tetap baik
7. control Perdarahan dan rawat cedera lainnya bila ada
8. Jangan beri makan dan minum
9. Periksa tanda vital secara berkala
10. Rujuk ke fasilitas kesehatan.

3. Pertolongan Pertama Pada Patah Tulang


Cedera otot rangka merupakan salah satu bentuk cedera yang paling banyak dijumpai di
lapangan, mulai dari yang ringan sampai mengancam nyawa. Tanpa memandang berat atau
ringannya kasus yang dihadapi, penangan yang baik dapat membantu mencegah terjadinya
cacat tetap.

Secara umum cedera otot rangka dapat berupa :


1. Patah tulang (Fraktur)
2. Cerai sendi (Dislokasi)
3. Terkilir otot (Strain)
4. Terkilir sendi (Sprain)

1. Patah Tulang
Patah Tulang adalah terputusnya jaringan tulang

Gejala dan Tanda Terjadi Patah Tulang


 Adanya perubahan bentuk.
 Bagian yang patah terlihat aneh bila dibandingkan saat sehat.
 Daerah yang patah sukar digerakkan bahkan mungkin tidak dapat.
 Terdengar suara berderik pada daerah yang patah
 Bengkak di daerah patah
 Memar di daerah patah
 Ujung tulang mungkin terlihat pada patah tulang terbuka

Jenis Patah Tulang


1. Patah tulang terbuka, bagian tulang yang patah terlihat dari luar
2. Patah tulang tertutup, bagian tulang yang patah tidak terlihat dari luar

Langkah – Langkah Penanganan Patah Tulang :


• Lakukan penilaian dini
• Lakukan pemeriksaan fisik
• Stabilkan bagian yang patah secara manual
• Upayakan yang diduga patah dapat dilihat
• Atasi perdarahan dan rawat luka bila ada
• Siapkan alat-alat seperlunya ( bidai dan mitella )
• Lakukan pembidaian
• Kurangi rasa sakit korban
• Hubungilah tim medis atau bawalah korban kerumah sakit untuk pertolongan
lebih lanjut.

Pembidaian
Pemakaian suatu alat Bantu untuk menghindari pergerakan, melindungi dan
menstabilkan bagian tubuh yang cedera.
Tujuan Pembidaian → Fiksasi & Imobilisasi
1) Mencegah pergerakan atau pergeseran dari ujung tulang yang patah
2) Mengurangi cidera yang baru disekitar bagian tulang yang patah
3) Mengistirahatkan anggota badan yang patah
4) Mengurangi rasa nyeri
5) Mengurangi perdarahan
6) Mempercepat penyembuhan

Pedoman Umum Pembidaian


Pedoman ini sangat penting untuk mengurangi kesalahan dalam pembidaian:
1) Jika korban sadar, sampaikan rencana tindakan kepada korban.
2) Pastikan bagian yang cedera dapat dilihat danrawatlah perdarahanbila ada.
3) Nilai gerakan, sensasi, sirkulasi (GSS) pada bagian yang menjauhi Batang tubuh
sebelum melakukan pembidaian.
4) Siapkan alat seperlunya (misal bidai dan mitella).
5) Upayakan tidak mengubah posisi yang cedera.
6) Jangan memasukkan bagian tulang yang patah.
7) Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yangpatah.
8) Ikatan jangan terlalu keras dan jangan longgar.
9) Ikatan harus cukup Jumlahnya dimulai dari sendi yang banyak bergerak.
10) Selesai memlakukan pembidaian dilakukan pemepemeriksa kembali, bandingkan
dengan pemeriksaan GSS yang pertama.

2. Cerai Sendi ( Dislokasi )


Cerai sendi adalah keluarnya kepala sendi dari mangkok sendi.

Penyebab :
Sendi teregang melebihi batas normal sehingga kedua ujung tulang terpisah dan tidak
pada tempatnya. Jaringan ikat sendi bisa tertarik melebihi batas normal dan mungkin
sampai robek.
Gejala dan tanda :
Secara umum berupa gejala dan tanda patah tulang yang terbatas pada daerah sendi.

3. Terkilir Otot ( Strain )


Terkilir otot adalah robeknya jaringan otot pada ekor otot ( Tendon ), karena teregang
melebihi batas normal.

Penyebab :
Umumnya terjadi karena pembebanan secara tiba - tiba pada otot tertentu. Hal ini
sering terjadi pada cedera olahraga karena :
a. Latihan peregangan tidah cukup
b. Latihan peregangan tidak benar
c. Teregang melampaui kemampuan
d. Gerakan yang tidak benar

Gejala dan tanda :


1. Nyeri yang mendadak pada daerah otot yang tertentu
2. Nyeri menyebar keluar disertai kejang dan kaku otot
3. Bengkak pada daerah cedera

4. Terkilir Sendi ( Sprain )


Terkilir Sendi adalah robek atau putusnya jaringan ikat sekitar sendi karena sendi
teregang melebihi batas normal .

Penyebab :
Terpeleset, gerakan yang salah .

Gejala dan Tanda


1. Bengkak
2. Nyeri Gerak
3. Nyeri Tekan
4. Warna kulit merah kebiruan

Penanganan Terkilir :
1) Letakkan penderita dalam posisi yang nyaman, istirahatkan bagian yang cedera
2) Tinggikan bagian yang cedera
3) Beri kompres dingin maksimum 3 menit, ulangi setiap jam bila perlu
4) Balut tekan dan tetap tinggikan
5) Rawat sebagai patah tulang
6) Rujuk ke fasilitas kesehatan

Pertolongan pada beberapa cedera alat gerak :


1) Cedera bahu
Dislokasi bahu adalah cedera yang paling sering terjadi di daerah bahu. Bila terjadi
patah tulang selangka, mungkin terlihat rongga pada daerah lengan atas di bawah
tulang selangka. Pada cedera ini tindakan yang paling baik adalah memasang
gendongan.
2) Cedera Patah tulang lengan atas
Tulang lengan atas merupakan tulang yang cukup tebal dan kuat, bila tulang ini cedera
waspadailah cedera jaringan disekitarnya.
Pertolongan :
a. letakkan lengan bawah di dada dengan telapak tangan menghadap kedalam
b. Pasang bidai sampai siku
c. Ikat di daerah diatas dan diaerah yang patah
d. Lengan bawah digendong
e. Jika siku juga patah dan tangan tidak dapat dilipat, pasang bidai sampai ke lengan
bawah, dan biarkan tangan tergantung, tidak usah digendong.
f. Rujuk ke fasilitas kesehatan
3) Cedera patah tulang lengan bawah
Cedera di daerah lengan bawah dan pergelangan tangan merupakan cedera yang sering
ditemukan.
Pertolongan :
a. letakkan tangan di dada
b. Pasang bidai dari siku sampai tangan
c. Ikat pada daerah diatas dan dibawah tulang yang patah
d. Lengan digendong
e. Rujuk ke fasilitas kesehatan
4) Cedera tangan dan jari
Tangan yang cedera harus dibidai pada posisi fungsional. Cara paling mudah adalah
dengan meletakkan benda dalam telapak tangan, lalu membalut tangan tersebut dan
meletakkannya diatas bidai. Bila yang cedera adalah jari, maka ikatlah jari tersebut
dengan jari disebelahnya. Bila yang cedera lebih dari satu jari maka bidailah seluruh
tangan
5) Patah tulang paha
Perubahan bentuk pada patah tulang paha biasanya terlihat dengan jelas, disamping
nyeri dan pembengkakkan.
Pertolongan :
a. Pasang dua bidai dari :
b. Ketiak sampai sedikit melewati telapak kaki
c. Lipatan paha sampai sedikit melewati telapak kaki
d. Beri bantalan kapas atau kain antara bidai dengan tungkai yang patah
e. Bila perlu ikat kedua kaki diatas lutut dan pergelangan kaki – telapak kaki
dengan pembalut utnuk mengurangi pergerakan.
f. Rujuk ke fasilitas Kesehatan
Catatan :
 Patah tulang paha dapat menimbulkan perdarahan dalam, sehingga penderita
dapat mengalami syok
 Bila ada patah tulang terbuka, atasi perdarahan dan rawat lukanya
6) Cedera Lutut
Bila lutut berada dalam posisi tertekuk maka bidailah dalam posisi tersebut dan bila
lurus maka bidailah dalam posisi lurus. Cara membidainya sama seperti patah tulang
paha.
7) Patah tulang tungkai bawah
Umumnya kedua tulang tungkai bawah mengalami cedera bersamaan. Letaknya yang
sangat dekat denganpermukaan kulit menyebabkan cedera ini sering berupa patah
tulang terbuka.
Pertolongan :
a. Pasang 2 bidai disebelah luar dan dalam tungkai yang patah dari lipatan paha
sampai sedikit melewati telapak kaki.
b. Beri bantalan kapas atau kain antara bidai atau kain.
c. Rujuk ke fasilitas kesehatan

4. Pertolongan Pertama Orang Pingsan


Penanganan terhadap orang pingsan sebenarnya tergantung pada penyebabnya. Namun, ada
cara umum yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama pada orang pingsan, sebelum
orang tersebut ditolong oleh dokter di rumah sakit

Berikut ini adalah langkah-langkah yang tepat untuk menolong orang yang pingsan
• Pindahkan orang yang pingsan ke lokasi yangaman dan nyaman, misalnya jika pingsan
di jalan,coba pindahkan orang tersebut ke tepi jalan
• Jika pingsan disebabkan oleh hawa panas, pindahkan orang tersebut ke tempat yang lebih
teduh dan pastikan dia mendapatkan udara segar
• Minta bantuan orang lain untuk menghubungi ambulans atau rumah sakit terdekat
• Periksa kondisi orang yang pingsan, panggil orang tersebut dan lihat apakah ia dapat
memberi respon atau menjawab panggilan
• Perhatikan juga apakah orang tersebut dapat bernapas dan terdapat denyut nadi di
lehernya
• Posisikan secara terlentang dan naikkan kakinya lebih tinggi sekitar 30 cm dari dada,
guna mengembalikan aliran darah kembali ke otak. Jika pingsan saat duduk, baringkan
orang tersebut di lantai atau permukaan yang datar
• Jangan lupa untuk melonggarkan pakaiannya, agar dia dapat lebih mudah dan nyaman
untuk bernapas
• Ketika sadar, berikan dia minuman manis, sepertiteh manis, untuk meningkatkan gula
darah dan mengembalikan energi yang diperlukan tubuhnya
• Jika dia muntah, miringkan kepalanya agar tidak tersedak dan muntahannya tidak
mengenai dirinya
• Jika orang tersebut tetap tidak sadarkan diri hingga beberapa menit lamanya, tidak
bernapas, atau denyut nadinya tidak terdeteksi, berikan napas buatan dan CPR sambil
menunggu ambulans datang

Orang yang telah sadar dari pingsan disarankan untuk tidak terlalu cepat berdiri. Dia perlu
didudukkan atau beristirahat setidaknya selama 15–20 menit, agar pingsan tidak terulang
kembali. Tanyakan apakah dia masih mengalami gejala, seperti sesak napas, sakit kepala,
lemas, atau sulit menggerakkan bagian tubuh tertentu.
Jangan tunda untuk segera membawanya ke UGD rumah sakit terdekat dan mendapat
pertolongan dari dokter, jika orang yang pingsan tersebut mengeluhkan beberapa gejala di
atas, sedang hamil, mengalami cedera kepala, atau menunjukkan gejala lain, seperti linglung,
penglihatan buram, sulit bicara, demam, atau kejang. Resusitasi jantung paru-paru atau CPR
adalah tindakan pertolongan pertama Bantuan Hidup Dasar padaorang yang mengalami henti
napas karena sebab-sebab tertentu.
CPR bertujuan untuk membuka kembali jalan napas yang menyempit atau tertutup sama
sekali dengan melakukan beberapa teknik pemijatan atau penekananpada dada bertujuan untuk
membuka kembali jalan napasyang menyempit atau tertutup sama sekali dengan melakukan
beberapa teknik pemijatan atau penekananpada dada.

5. Pertolongan Pertama Pada Luka Bakar


Semua cedera yang terjadi akibat paparan suhu yang tinggi.

Penyebab Luka Bakar :


1. Panas ( Suhu Diatas 60º ), contoh : Api, Uap panas, Benda panas
2. Listrik, Contoh : Listrik Rumah tangga, Petir
3. Kimia, Contoh : Soda Api, Air aki (Zuur)
4. Radiasi, Contoh : Sinar Matahari (Ultra Violet), Bahan Radioaktif

Pengolongan
Berdasarkan luas lapisan kulit yang mengalami cedera, luka bakar dikelompokkan menjadi :
1. Luka Bakar Derajat Satu (Permukaan) meliputi permukaan kulit yang paling atas ( kulit
Ari / Epidermis )
2. Luka Bakar Derajat Dua. Sedikit lebih dalam
3. Luka Bakar Derajat Tiga. Lapisan yang terkena tidak terbatas bahkan sampai kedalam
tulang dan rongga dalam.

Luas permukaan luka bakar


Dalam penangan luka bakar dan penentuan derajat berat luka bakar, luas permukaan tubuh
yang mengalami luka bakar sangat berperan. Pedoman untuk memperkirakan luas daerah
yang terbakar dilakukan dengan Hukum 9 ( rule of nine ) yaitu dengan membagi daerah tubuh
dengan prosentase sembilan per daerah tubuh ( lihat gambar hukum 9 )

Penangangan Luka Bakar :


1. Alirkan air biasa ke daerah yang luka, bila ada bahan kimia alirkan air terus menerus
selama 20 menit atau lebih
2. Lepaskan pakaian dan perhiasan, jika pakaian melekat pada luka bakar gunting
sekitarnya jangan memaksa untuk melepasnya
3. Tutup luka bakar, gunakan penutup luka steril ( kassa Steril ), jangan memecahkan
gelembung.
4. Jangan gunakan mentega, odol, oli, kecap, kopi, air es.
5. Rujuk ke fasilitas kesehatan.

6. Pertolongan Pertama Pada Keracunan


Racun Suatu zat yang bila masuk dalam tubuh dalam jumlah tertentu dapat menyebabkan
reaksi tubuh yang tidak diinginkan bahkan dapat menimbulkan kematian. Reaksi kimianya
merusak jaringan tubuh atau mengganggu fungsi tubuh. Harus dibedakan dengan reaksi obat
karena reaksi obat dalam tubuh memang diinginkan, namun ada kalanya terjadi reaksi obat
yang tidak di inginkan. Beberapa contoh zat yang berupa racun : insektisida, sianida ( pada
singkong beracun ), racun binatang ( ular, kalajengking dll ).

Gejala dan tanda Keracunan :


1. Penurunan kesadaran, gangguan status mental ( gelisah, ketakutan )
2. Gangguan pernapasan
3. Nyeri kepala, pusing, gangguan penglihatan
4. Mual, muntah, mulut berbusa
5. Lemas, lumpuh, kesemutan
6. Pucat, kebiruan ( sianosis )
7. Kejang-kejang
8. Syok
9. Denyut nadi tak beraturan

Penanganan Keracunan secara umum :


1. Pengamanan penderita dan penolong terutama bila berada di daerah dengan gas beracun.
2. Keluarkan penderita dari daerah berbahaya bila memungkinkan.
3. Lakukan penilaian dini
4. Bila racun masuk melalui jalur kontak, maka buka baju penderita dan bersihkan sisa
bahan beracun bila ada.
5. Awasi jalan napas, terutama bila respon menurun atau penderita muntah
6. Bila keracunan terjadi secara kontak maka bilaslah daerah yang terkena dengan air.
7. Penatalaksanaan syok bila terjadi (Lihat Bab Perdarahan dan Syok).
8. Pantaulah tanda vital secara berkala.
9. Bawa ke RS/dokter/Puskesmas.

Terjadinya keracunan pada manusia :


a. Sengaja (Bunuh diri)
b. Tidak sengaja (makanan, minuman, udara beracun)
c. Penyalahgunaan obat

Berdasarkan jalur masuknya racun kedalam tubuh manusia, keracunan dibagi menjadi empat :
1. Keracunan melaui mulut / alat pencernaan
Gejala :
 Mual muntah
 Nyeri perut
 Diare
 Napas berbau
 Suara parau
 Luka bakar pada daerah mulut
 Adanya sisa racun didaerah mulut
 Mulut berbusa
Penanganan :
 Beri minum anti racun umum ( norit, susu, putih telur, air kelapa, air mineral )
 Usahakan si penderita muntah
 Jangan muntahkan bila menelan asam/basa kuat, minyak, korban kejang, korban tidak
sadar
2. Keracunan melalui pernapasan
Gejala :
 Sesak napas
 Kulit kebiruan ( sianosis )
 Napas berbau
 Batuk
 Suara parau
Penanganan :
 Beri oksigen bila ada
 Rujuk ke fasilitas kesehatan segera
3. Keracunan melalui kontak / penyerapan ( kulit )
Gejala :
 Kulit daerah kontak berwarna kemerahan
 Nyeri - Melepuh dan meluas
Penanganan :
 Buka baju penderita
 Bila racun berupa serbuk sikat sampai bersih
 Siram bagian yang terkena racun dengan air ( minimal 20 Menit )
 Jangan siram kulit dengan air yang terkena soda api
4. Keracunan melalui suntik / gigitan
Gejala :
 Luka didaerah suntikan / gigitan
 Nyeri pada daerah gigitan
 Kemerahan
 Perubahan warna kulit
Penanganan :
 Rujuk ke fasilitas kesehatan
5. Gigitan Ular
Bila seseorang penderita luka gigitan ular menunjukkan gejala dan tanda maka berarti
keadaannya serius dan perlu penanganan khusus.
Beberapa gejala dan tanda :
 Demam
 Mual dan muntah
 Pingsan
 Lemah
 Nadi cepat dan lemah
 Kejang
 Gangguan pernapasan
Penanganan pada gigitan ular :
 Amankan diri penolong dan tempat kejadian
 Tenangkan penderita
 Lakukan penilaian dini
 Rawat luka, bila perlu pasang bidai.
 Rujuk ke fasilitas kesehatan
Alternatif :
 Pemakaian pembalut elastis
 Identifikasi ular
 JANGAN MEMAKAI TORNIKET
ANATOMI & FISIOLOGI

Anatomi ialah Ilmu yang mempelajari susunan dan bentuk tubuh.


Fisiologi ialah ilmu yang mempelajari Faal (fungsi) bagian dari alat atau jaringan tubuh.

Posisi Anatomis
Adalah posisi dimana tubuh kita berdiri tegak, kedua lengan di samping tubuh, telapak tangan
menghadap ke depan. Berdasarkan posisi anatomis ini dikenal ada tiga bidang khayal yang membagi
tubuh menjadi dua bagian, yaitu :
1. Bidang Medial
Bidang khayal yang membagi tubuh menjadi : Kiri dan Kanan
2. Bidang Frontal
Bidang khayal yang membagi tubuh menjadi : Depan (anterior) dan Belakang (posterior)
3. Bidang Transversal
Bidang khayal yang membagi tubuh menjadi : Atas (superior) dan Bawah (inferior)

Bagian Tubuh
Tubuh manusia dikelilingi oleh kulit dan diperkuat oleh rangka. Secara garis besar tubuh manusia
terdiri:
1. Kepala
Terdiri dari : Tengkorak, wajah dan rahang bawah
2. Leher
3. Batang Tubuh
Terdiri dari : Dada, Perut, Punggung dan panggul
4. Anggota Gerak Atas
Terdiri dari:
 Sendi bahu
 Lengan atas
 Siku
 Lengan bawah
 Pergelangan tangan
 Tangan
5. Anggota Gerak Bawah
Terdiri dari :
 Sendi panggul
 Tungkai atas ( paha )
 Lutut
 Tungkai bawah
 Pergelangan kaki
 Kaki

Rongga
Selain pembagian tubuh maka juga perlu dikenali 5 buah rongga yang terdapat dalam tubuh yaitu :
1. Rongga Tengkorak Rongga ini berisi otak dan melindunginya.
2. Rongga Tulang Belakang Berisi bumbung syaraf atau “spinal cord” terbentuk dari rongga-rongga
tulang belakang menyatu membentuk suatu kolom.
3. Rongga Dada Sering juga disebut rongga toraks. Dilindungi oleh tulang-tulang rusuk, berisi
jantung, paru-paru, pembuluh darah besar, kerongkongan dan saluran pernapasan.
4. Rongga Perut Rongga ini terletak diantara rongga dada dan rongga panggul. Dalam dunia medis
dikenal dengan istilah abdomen. Di dalam rongga ini terdapat berbagai organ pencernaan dan
kelenjar seperti lambung, usus, limpa, hati, empedu, pancreas dan lainnya.
5. Rongga Panggul Rongga ini dibentuk oleh tulang – tulang panggul, berisi kandung kemih,
sebagian usus besar dan organ reproduksi dalam.

Sistem Tubuh
Sistem tubuh adalah susunan dari organ-organ yang mempunyai fungsi tertentu. Ada beberapa sistem
pada tubuh manusia :
1. Sistem rangka (kerangka/skeleton) Fungsi rangka:
 Menopang bagian tubuh
 Melindungi organ tubuh
 Tempat melekat otot dan pergerakan tubuh
 Memberi bentuk tubuh
2. Sistem Otot (Muskularis) Merupakan suatu organ atau alat yang berfungsi menggerakkan tubuh
3. Sistem pernapasan (respirasi) Ada dua sistem pernapasan:
d. Pernapasan dalam Adalah pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida yang terjadi dalam
jaringan
e. Pernapasan Luar Adalah pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida didalam paru - paru
4. Sistem peredaran darah Peredaran darah terdiri :
 Peredaran darah Kecil : Jantung → Paru-paru ( terjadi pengambilan oksigen dan pembuangan
gas karbon dioksida ) → Jantung
 Peredaran darah Besar : Jantung → pembuluh nadi → semua bagian tubuh ( terjadi pemberian
oksigen serta pengambilan zat sampah di kapiler ) → Pembuluh balik → Jantung
5. Sistem saraf (nervus) Organ yang berfungsi untuk melakukan koordinasi dan kerjasama dengan
bagian tubuh
6. Sistem pencernaan (digestif) Saluran yang menerima makanan dari luar untuk diserap oleh tubuh
dengan jalan dicerna ( proses telan, kunyah dan mencampur ) dengan bantuan enzim dan zat cair
mulai mulut sampai anus
7. Sistem kelenjar buntu (endokrin) Kelenjar yang mengirimkan hasil sekresinya ( produknya )
kedalam darah dalam jaringan kelenjar tampa melalui saluran dan hasil sekresi ini disebut hormon.
8. Sistem kemih (urinaria) Proses penyaringan darah untuk menyerap zat yang digunakan tubuh yang
membebaskan dari zat yang tidak digunakan
9. Kulit Adalah lapisan jaringan pada bagian luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh
dan yang berhubungan dengan selaput lendir yang melapisi rongga-rongga, lubang masuk.
10. Panca indera Pancaindera adalah oragan untuk menerima jenis rangsangan atau stimulus tertentu.
Terdiri dari :
 Indera Penglihatan ( mata )
 Indera Pendengaran ( Telinga )
 Indera penciuman ( hidung )
 Indera Pengecap ( Lidah )
 Indera Perasa/peraba ( Kulit )
11. Sistem reproduksi Terdiri dari Sistem reproduksi Pria dan Sistem reproduksi Wanita.
PENILAIAN PENDERITA

1. Penilaian keadaan
Penilaian keadaan ditujukan untuk memperoleh gambaran umum tentang apa yang sedang
dihadapi, factor-faktor yang akan mendukung atau menghambat tindakan pertolongan pertama.
Pada tahap ini penolong harus melakukan langkah langkah pengamanan lokasi, penderita dan
dirinya sendiri serta orang lain.
Perhatikan :
 Bagaimana kondisi pada saat itu ?
 Kemungkinan apa saja yang akan terjadi ?
 Bagaimana mengatasinya ?
INGAT Amankan Diri Sendiri Terlebih Dahulu, Keselamatan Penolong Nomor 1
Di Lokasi Secara umum tugas seorang penolong saat tiba dilokasi adalah :
1. Memastikan keselamatan penolong, penderita, dan orang orang disekitar lokasi kejadian
2. Penolong harus memperkenalkan diri, bila memungkinkan
3. Menentukan keadaan umum kejadian (Mekanisme Cedera)
4. Mengenali dan mengatasi gangguan cedera yang mengancam nyawa
5. Stabilkan penderita dan meneruskan pemantauan
6. Minta bantuan bila diperlukan
Dalam melakukan tugas sebagai penolong juga perlu dikumpulkan berbagai informasi
untuk menunjang penilaian. Informasi dapat diperoleh dari :
 Kejadian itu sendiri
 Penderita (Bila Sadar)
 Keluarga (Saksi)
 Mekanisme kejadian
 Perubahan bentuk yang nyata (cedera yang jelas)
 Gejala atau tanda khas suatu cedera atau penyakit.

2. Penilaian dini
A. Kesan umum
 Kasus Trauma : adalah kasus yang disebabkan oleh suatu rudapaksa Mempunyai tanda-
tanda yang jelas dan terlihat da atau teraba. Misalnya luka terbuka, memar, patah tulang
da lain sebagainya
 Kasus Medis : adalah kasus yang diderita seseorang tanpa ada riwayat ruda-paksa.
Contohnya sesak napas, pingsan.
B. Memeriksa Kesadaran Ada empat tingkatan kesadaran penderita, yaitu :
1) Awas = Alert
2) Suara = Voice
3) Nyeri = Pain
4) Tidak Respon = Un Respon
ASNT = AVPU
C. Memastikan Jalan napas terbuka dengan baik Untuk penderita yang tidak respon gunakan
teknik angkat dagu dan tekan dahi
D. Untuk menilai pernapasan Setelah jalan napas berjalan dengan baik maka penolong harus
menilai pernapasan penderita dengan cara :
1) Lihat
2) Dengar
3) Rasakan
E. Menilai denyut nadi Dengan cara meraba nadi pergelangan tangan (Arteri Radialis). Bagi
penderita yang sadar, sedangkan bagi penderita yang tidak sadar periksa nadi Leher (Carotis)
F. Hubungi Bantuan Segera minta bantuan rujukan, mintalah bantuan kepada orang lain untuk
melakukannya atau lakukan sendiri. Bila didaerah anda tersedia pelayanan ambulan segera
hubungi telp…………………..

3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik tujuannya menemukan berbagai tanda yaitu:
1) Perubahan bentuk (P)
2) Luka terbuka (L)
3) Nyeri tekan (N)
4) Bengkak (B).
Tindakan ini melibatkan Penglihatan, Perabaan dan Pendengaran.

Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistimatis dan beurutan dari ujung kepala sampai ujung kaki
namun dapat berubah sesuai kondisi penderita yaitu
1) Kepala, Telinga, Hidung, Mata, Mulut
2) Leher
3) Dada
4) Perut
5) Punggung
6) Panggul
7) Anggota gerak atas dan bawah
Pada pemeriksaan anggota gerak selain PLNB juga lakukan pemeriksaan Gerakan Sensasi dan
Sirkulasi (GSS).
1. Pemeriksaan Denyut Nadi
Setiap kali jantung berdenyut maka pembuluh nadi akan melebar dan berkonstraksi saat darah
melaluinya . Nadi adalah gelombang tekanan yang dihasilkan oleh denyut jantung
 Denyut nadi dapat diperiksa dibagian :
a. Leher (Pembuluh nadi leher / A. karotis)
b. Lengan atas (Pembuluh nadi lengan atas /A. brakialis)
c. Pergelangan tangan (Pembuluh nadi pergelangan tangan / A. radialis)
d. Lipat paha (Pembuluh nadi lipat paha / A. femoralis)
 Cara memeriksa nadi
1) Pasien berbaring atau duduk dengan tenang
2) Raba nadi yang akan diperiksa dengan telunjuk dan jari tengah
3) Tekan sedikit sampai nadi teraba, lalu mulai menghitung sambil melihat penunjuk
detik pada jam.
4) Bila denyut nadi teratur, nadi diperiksa selama 15 detik dan hasilnya dikalikan 4
untuk mendapatkan denyut nadi permenit. Bila denyut nadi tidak teratur, harus
diukur selama 60 detik
5) Laporkan juga teratur atau tidak, kuat atau lemah denyut nadi penderita
 Denyut Nadi
Bayi : 120 – 150 X/menit
Anak : 80 – 150 X/menit
Dewasa : 60 – 90 X/menit

2. Pemeriksaan Pernapasan
Pada penderita sadar jangan sampai penderita mengetahui bahwa frekwensi pernapasannya
sedang dihitung. Genggam tangan penderita lalu letakkan diatas diatas dada atau perut
penderita, lalu amati gerakkan naik turunnya. Satu pernapasan adalah satu kali menghirup
napas dan satu kali mengeluarkan napas (satu kali gerakan naik dan turun). Pernapasan
dihitung selama 30 detik, lalu dikalikan 2 untuk mendapatakan frekuesi pernapasan permenit.
Frekwensi Pernapasan
Bayi : 25 – 50 X/menit
Anak : 15 – 30 X/menit
Dewasa : 12 – 20 X/menit

3. Pemeriksaan Suhu
Pada pemeriksaan suhu tubuh cukup diperoleh data suhu relatif. Apakah ada peningkatan atau
penurunan suhu yang dilakukan dengan perabaan dengan menggunakan punggung tangan
pada dahi atau leher. Kelembaban kulit juga harus dinilai ( berkeringat / kering ) Warna kulit
juga perlu dinilai.
 Pucat (Dapat terjadi akibat gangguan peredaran darah)
 Kemerahan (Tekanan darah tinggi, keracunan alcohol, luka bakar, demam, penyakit
infeksi)
 Kebiruan / Sianossi (Kurangnya oksigen dalam darah)
 Kekuningan (Sering merupakan tanda gangguan hati)
 Biru kehitaman (Tanda perdarahan bawah kulit)
Suhu Tubuh Normal 37º Celcius

4. Riwayat Penderita
Untuk mengetahui penyebab atau pencetus suatu kejadian, mekanisme kejadian atau
perjalanan suatu penyakit maka diperlukan wawancara yang dapat dilakukan dengan
penderita, keluarganya atau saksi mata. Riwat penderita ini sangat penting pada kasus
medis.Untuk memudahkan, dikenal akronim KOMPAK .
K = Keluhan utama Sesuatu yang sangat dikeluhkan penderita . Gejala adalah hal-hal yang
hanya dapat dirasakan oleh penderita misalnya nyeri, pusing. Tanda adalah hal-hal yang
dapat diamati oleh orang lain . Saat melakukan Tanya jawab hindari jawaban YA atau
TIDAK. Usahakan memberikan pertanyaan terbuka .
O = Obat – obatan yang diminum Tanyakan apakah penderita sedang dalam proses
pengobatan. Gangguan yang dialami mungkin akibat lupa minum atau menelan obat
tertentu contohnya seorang penderita kencing manis mengalami masalah kadar gula
derah yang tinggi karena lupa minum obat sebelum makan.
M = Makanan / Minuman terakhir Hal ini dapat dijadikan dasar terjadinya kehilangan
kesadaran pada penderita. Selain itu data ini juga penting untuk diketahui bila ternyata
penderita harus menjalai pembedahan di RS.
P = Penyakit yang diderita Riwayat penyakit yang sedang diderita atau pernah diderita yang
mungkin berhubungan dengan keadaan yang dialami penderita saat ini. Contoh : asma
dan jantung.
A = Alergi yang Dialami Perlu dicari apakah penyebab pada penderita ini mungkin merupakan
suatu bentuk alergi terhadap bahan-bahan tertentu . umumnya penderita atau keluarga
sudah mengetahuinya dan sudah memahami mengatasi keadaan itu.
K = Kejadian Kejadian yang dialami penderita sebelum kecelakaan atau sebelum timbulnya
gejala dan tanda penyakit yang diderita saat ini.

5. Pemeriksaan Berkala
Pemeriksaan harus diteruskan harus berkala sebelum mendapat pertolongan medis. Secara
umum pada pemeriksaan berkala harus dinilai kembali :
 Tingkat kesadaran
 Nilai kembali jalan napas dan perbaii bila perlu
 Nilai kembali pernapasan, frekuensi dan kualitasnya
 Periksa kembali nadi penderita

Penolong tidak membuat diagnosa, tetapi dapat membuat kesimpulan berdasarkan hasil
temuannya.
 Nilai kembali keadaan kulit : Suhu, kelembaban dan kondisinya
 Periksa kembali secara seksama mungkin ada bagian yang belum diperiksa atau sengaja
di lewati
 Nilai kembali penatalaksanaan penderita (secara keseluruhan)
 Pertahankan komunikasi dengan penderita untuk menjaga rasa aman dan nyaman.

Pelaporan Setelah selesai menangani penderita dan penolong melakukannya dalam tugas
maka semua pemeriksaan dan tindakan pertolongan harus dilaporkan secara singkat dan jelas
kepada penolong selanjutnya.
Dalam laporan sebaiknya dicantumkan :
 Umur dan jenis kelamin penderita
 Keluhan utama
 Tingkat kesadaran
 Keadaan jalan napas
 Pernapasan
 Denyut nadi
 Pemeriksaan yang penting
 KOMPAK yang penting
 Penatalaksanaan
 Perkembangan lainnya yang dianggap penting
PENDIDIKAN REMAJA SEBAYA

Pendidikan Remaja Sebaya (PRS) adalah penjabaran dari rasa kesetiakawanan, perasaan senasib
sepenanggungan. Pendidikan Remaja Sebaya (PRS) merupakan bukti bahwa seorang teman adalah
teman sejati. Dalam kehidupan kita sehari - hari, sebenarnya kita sudah melakukan PRS. Dalam bentuk
berkomunikasi dua arah dengan teman sebaya. Kadang - kadang kita menasehati teman kita, di waktu
lain teman kita menasehati kita tentang sesuatu. Yang semata - mata dilakukan karena kita saling
menyayangi dengan teman sebaya kita.

PRS yang kita pelajari di sini tidak lain ialah melaksanakan segala sesuatu yang sudah biasa kita
lakukan, hanya kali ini menyangkut pada kesehatan dan kesejahteraan remaja. Demi kecemerlangan
masa depan bersama. Sesuai cita - cita masing - masing. Para Pendidik Remaja Sebaya, yang sudah
dilatih, didorong untuk terpanggil menyebarluaskan pengetahuannya kepada teman - teman
sebayanya, di sekolah dan di kelompok bermainnya, sesuai dengan masalah yang sedang dihadapi
oleh teman-teman sebayanya. Tentu saja, para Pendidik sendiri diharapkan menjadi contoh tauladan
bagi teman-teman sebayanya dalam berperilaku. Sikap menjaga rahasia teman merupakan prasyarat
yang utama pula.

BAGAIMANA CARA MELAKSANAKAN PENDIDIKAN REMAJA SEBAYA?


Karena Pendidikan Remaja Sebaya (PRS) dikemas dalam bentuk komunikasi tidak resmi antar teman
sebaya, maka tidak ada cara baku untuk melaksanakannya. Tempatnya bisa di mana saja. Waktunya
bisa kapan saja. Bisa satu kali bisa berkali - kali pertemuan. Suasananya bisa apa saja. Yang paling
penting ialah menciptakan suasana saling percaya. Usahakan agar dijaga kerahasiaan teman.
Seyogyanya Pendidikan Remaja Sebaya (PRS) dilakukan dalam tahapan - tahapan sebagai berikut:
A. Tahap Penerimaan:
Pada tahap ini yang penting ialah mendengarkan keluhan atau masalah yang dialami teman.
Tunjukkan rasa tertarik anda. Bantu ia untuk mengungkapkan keseluruhan permasalahan yang
dideritanya. Jangan beri nasehat apapun pada tahap ini. Dengan menceriterakan permasalahan
kepada orang yang dipercaya, ia sebenarnya telah menyelesaikan 50% dari permasalahan yang
mengganjalnya.
Beberapa teman yang berperilaku berisiko kadang tidak mengerti sama sekali risikonya.
Menghadapi teman yang demikian, diperlukan pertanyaan-pertanyaan pancingan, agar sedikit
demi sedikit ia memahami risiko yang sedang dihadapinya. Ingat, jangan beri nasehat dalam
tahap ini.

B. Tahap Pemasukan Ide:


Pada tahap ini, pelan-pelan ide anda dimasukkan ke dalam benak dan hati teman anda.
Usahakan untuk tidak tergesa-gesa, dan jangan sekaligus banyak ide dimasukkan sekaligus.
Sebaiknya sedikit demi sedikit. Secara berulang-ulang dan berurutan. Juga diharapkan agar
pemasukan ide jangan dikemas dalam suasana ‘menggurui’ atau ‘mendikte’. Kalau bisa
diusahakan agar dibuat suasana sedemikian rupa sehingga seakan-akan ide itu bukan datang dari
anda, tetapi dari teman anda sendiri.
Dengan kata lain, pada tahap ini anda membimbing teman anda untuk siap menolong diri
sendiri. Sekali lagi ditekankan, bahwa pada tahap ini anda harus membuktikan bahwa anda sendiri
konsekuen dengan sikap anda. Anda adalah contoh remaja yang sehat dan sejahtera. Yang paling
penting ialah untuk mengimbangi keseluruhan upaya pemasukan ide dengan doa kehadirat Allah
SWT.

C. Tahap Pemeliharaan:
Ide yang sudah dimasukkan, harus dipelihara. Karena pembentukan atau perubahan perilaku
memerlukan waktu yang lama. Untuk keperluan pemeliharaan ini, diperlukan upaya terus-
menerus, berulang - ulang mengajak teman menuju arah dan cita - cita yang telah disepakati
bersama.
Usahakan agar tahap pemeliharaan ini disamarkan dalam bentuk silaturahmi biasa. Sehingga
tidak kelihatan bahwa anda memaksakan keinginan anda untuk diikuti teman anda. Yang penting
keseringan berkomunikasi dan membahas masalah-masalah yang ada. Yang tidak kalah penting
ialah agar keseluruhan PRS selalu diimbangi dengan doa

Generasi muda kelak akan menjadi penerus kehidupan untuk mewujudkan kedamaian dan ketenteraman
umat manusia di muka bumi ini. Palang Merah Indonesia (PMI), melalui berbagai pelatihan khususnya
bagi para remaja, merupakan salah satu lembaga yang membantmenyiapkan para remaja agar mampu
mewarisi kehidupan tersebut.

Sejak tahun 1996, melalui wadah pembinaan generasi muda, PMI telah melaksanakan program YOUTH
PEER EDUCATION atau PENDIDIKAN REMAJA SEBAYA (PRS). Program ini dinilai cukup
berhasil, khususnya dalam lingkup penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia. Ketika diadakan
evaluasi terhadap program ini pada tahun 2000, direkomendasikan untuk merevisi buku pedoman PRS
ini. Perubahan itu antara lain mengenai pembuatan bab tersendiri tentang Gender dan Napza.

Pendekatan program ini menggunakan pola pembelajaran nonformal. dimaksudkan agar para remaja
bisa ngobrol tentang permasalahan kesehatan dan kesejahteraan mereka secara santai. Sementara itu,
orang yang lebih tua—termasuk guru dan para orang tua—diharapkan dapat mendukung (motivator)
pelaksanaan program. Program tersebut juga dapat diintegrasikan dengan kegiatan pembinaan remaja
lainnya seperti Palang Merah Remaja (PMR).

A. PENGEMBANGAN POTENSI DIRI


Potensi diri merupakan kemampuan diri yang dimiliki seseorang yang dikembangkan dan
didayagunakan untuk mencapai tujuan hidup. Setiap makhluk tumbuh (semakin besar) dan
berkembang (semakin matang), menuju kedewasaan, sejak lahir sampai mati. Selama mengalami
tumbuh kembang dari anak-anak menjadi remaja, seseorang mengalami beberapa perubahan
penting.

Perubahan„„ bentuk (anatomi tubuh):


 Pembesaran alat kelamin
 Pertumbuhan rambut di beberapa tempat
 Peningkatan kelenjar minyak dan mudah berjerawat
 Suara berubah menjadi besar pada anak laki-laki. Pada anak perempuan, suara berubah
menjadi lebih lembut
 Pembesaran otot pada remaja laki-laki dan pembesaran pinggul serta dada bagi perempuan

Perubahan„„ faali (fungsi tubuh):


 Alat kelamin peka dan mudah terangsang. Jika terangsang, alat kelamin membesar /
membengkak dan keluar lendir
 Keluar sperma waktu tidur (mimpi basah) pada anak laki-laki. Bagi perempuan, mereka
mengalami menstruasi pertama (yang menandakan alat reproduksi mereka sudah mulai
berfungsi)

Perubahan kejiwaan :
 Keingintahuan yang tinggi mengenai berbagai hal, termasuk pada masalah-masalah reproduksi
 Perhatian terhadap masalah seks meningkat
 Keberanian untuk mencoba-coba, terutama jika di desak lingkungan
 Anak laki-laki cenderung menyendiri dan melamun. Untuk perempuan, mereka cenderung suka
ngerumpi

B. NORMA SOSIAL DAN PERILAKU BERISIKO


“Manusia dikenal dari perilaku masing-masing. Juga para remaja. Perilaku diukur dengan
menggunakan NORMA SOSIAL. Sesuai ataukah tidak. Untuk itu, mengenal norma sosial dan
perilaku remaja dalam hubungannya dengan norma sosial amatlah penting bagi kita. Dua topik
yang dibicarakan adalah norma sosial dan perilaku yang berisiko.” Setiap masyarakat di suatu
wilayah bisa memiliki adat dan kebiasaan yang berlainan. Inilah yang membuat norma sosial bisa
berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Namun yang lebih penting adalah kemauan dan
kesanggupan masyarakat untuk menjaga dan melestarikan norma tersebut.

Hubungan lain jenis, apalagi yang terkait dengan hubungan seksual, merupakan hal yang sangat
diperhatikan dalam norma sosial. Untuk itu, para remaja layak memberi perhatian yang lebih
terhadap norma tersebut. Usahakan agar jangan sampai melanggar norma. Semua anggota
masyarakat, termasuk REMAJA, harus menaati norma tersebut. Remaja laki-laki dan perempuan
memiliki kewajiban yang sama dalam mematuhi norma sosial yang ada. Taat terhadap norma
berakibat pada penerimaan dan pujian masyarakat. Seseorang akan DITERIMA dalam masyarakat
hanya apabila ia mau dan mampu mengikuti norma sosial yangberlaku di lingkungannya.
Sementara itu, pelanggaran norma menyebabkan PENOLAKAN dan pemberian hukuman dari
masyarakat. Sanksi tersebut umumnya berupa hukuman sosial, termasuk pengucilan.

Pengucilan sosial memang tidak begitu menyakitkan. Namun, sering kali orang yang dikucilkan
akan merasa diasingkan dan tidak dianggap oleh masyarakat. Lambat laun, mereka akan berontak
dan tidak menghiraukan masyarakat. Mereka bisa jadi malah akan melakukan tindakan asusila
yang lebih ekstrem. Ini tentu saja bisa merugikan orang yang bersangkutan.

C. GENDER
“Akhir-akhir ini, gender menjadi isu penting dan istilah yang sering kali diperbincangkan. Namun,
masih banyak kesalahpahaman tentang konsep gender serta kaitannya dengan perjuangan
perempuan untuk mendapatkan kesetaraan dan keadilan. Untuk memahami konsep gender, dalam
modul ini akan dibahas perbedaan seks dan gender, peran gender, ketidakadilan gender, kebutuhan
praktis, serta strategi gender.” Secara mendasar, konsep gender berbeda dengan seks. Gender
merupakan sifat yang melekat pada kaum laki-laki atau perempuan yang dikonstruksikan secara
sosial ataupun kultural. Ada pula yang mengartikannya sebagai pembagian peran dan tanggung
jawab baik laki-laki maupun perempuaan yang ditetapkan masyarakat ataupun budaya.
Karakteristik yang berlawanan antara laki-laki dan perempuan:
Laki - Laki Perempuan
Maskulin Feminin
Rasional Emosional
Tegas Fleksibel
Agresif Pasif
Objektif Subjektif
Kasar Lembut
Padahal, sebenarnya, karakteristik tersebut bisa berubah dan dapat dipertukarkan. Artinya,
perempuan bisa memiliki sifat maskulin dan tegas. Sebaliknya, laki-laki juga ada yang bersifat
feminin dan lembut.
Perbedaan yang mendasar antara seks dan gender:
Seks Gender
Tidak bisa berubah Bisa berubah
Tidak bisa dipertukarkan Bisa dipertukarkan
Berlaku sepanjang masa Bergantung masa
Berlaku di mana saja Bergantung budaya masing-masing
Berlaku bagi siapa saja Berbeda antara satu golongan dan yang lain
Ditentukan oleh Tuhan atau kodrati Dibentuk dan dibuat oleh masyarakat

D. KESEHATAN REPRODUKSI
1. Fungsi Reproduksi
Merupakan kemampuan pembuahan antara laki-laki (Sperma) dan perempuan (sel telur)
untuk memiliki keturunan anak sebagai upaya kelestarian kehidupan manusia sesuai kehendak
tuhan yang maha esa
Proses kehamilan pada wanita
Saat senggama seks, laki-laki memasukkans e saluran reproduksi wanita melalui tuba fallopi
pada rahim, jika dalam tuba fallopi ada ovura sei vozur, maka spermatozoa akan membentuk
zigot 1 sel. Setiba di rahim, ovum akan membenamkan din kebawah rahim bagian atas.
Terbentuknya embrio akhimya menjadi janin, kemudian janin terus tumbuh menginjak usia
kandungan 9 bulan setiap lahir

2. Pacaran dan Senggama (Seks)


Pacaran
Adalah persahabatan pria dan wanita didasari rasa cinta dan berkelanjutan sampai suami istri
dengan tidak melanggar aturan agama dan tidak menimbulkan nafsu syahwat keinginan untuk
melakukan senggama seks
Sikap remaja apabila pacaran
Bagi wanita bersikap keras tegas pada pacar jika mulai merangsang daerah erotis. Tidak
dianjurkan bepergian ke tempat gelap terpisah dari masyarakat, sementara bagi laki-laki
seharusnya menjaga kesucian pacamya
Senggama (Hubungan Seks)
Adalah hubungan seksual merupakan kegiatan terpuji yang dilakukan oleh pasangan suami
istri yang sah secara agama untuk memperoleh keturunan
Tindakan pencegahan senggama remaja
Dengan cara pengendalian diri dari nafsu zina untuk menjaga perilaku yang bisa merusak
masa depan

3. Kehamilan dan Aborsi


Kehamilan Dini Muda
Adalah kehamilan yang terjadi terlalu muda pada remaj
Akibat kehamilan dini remaja
a. Perkembangan alat dan fungsi reproduksinya belum sempuma
b. Belum siap untuk hamil, melahirkan, merawat dan menyusui bayi
c. Dapat menyebabkan cacat ketidaksempumaan pada janin yang dikandungnya.
d. Dapat mendorong terjadinya aborsi, jika tekanan mental aib keluarga, teman &
lingkungan masyrakat

4. Infeksi Penyakit Menular (IMS)


a. Gonora, kencing nanah yg disebabkan kuman gonokokus
b. Sifilis, raja singa pada alat kelamin yg disebabkan Treponema Palidum
c. AIDS, disebabkan virus HIV
d. Herpes, disebabkan virus Herpes

5. Keluarga Berencana (KB)


Makna KB adalah ikhtiar manusia untuk mengatur keluarga agar bahagia dan sejahtera.
Kaidah pelaksanaan KB
Pengaturan KB dengan cara menentukan jumlah anak dalam suatu keluarga antara lain:
a. Dalam arti biologis
Organ reproduksi pada tubuh wanita sudah cukup siap untuk hamil, melahirkan dan
menyusui
b. Dalam arti ekonomi
Keluarga sudah cukup siap financial untuk merawat wanita hamil dan bayi
c. Dalam arti psikologi
Kejiwaan wanita sudah siap menjadi ibu
Teknik KB
a. Pencegahan bersatunya sperma & sel telur
Dengan cara berpuasa (Abstinence), penggunaan kondom & pengeluaran sperma di luar
vagina
b. Pencegahan pembuahan sperma & sel telur
Dengan cara menggunakan alat KB dalam rahim (AKDR/IUD)
c. Pencegahan pematangan sel telur wanita
Dengan cara KB hormonal (Pil KB), Suntik KB & Susuk KB
d. Penutupan saluran sperma sel telur (Sterilisasi)
Pria dengan Vesektomi, menutup vas deferens
Wanita dengan Tubektomi, menutup tuba fallopi

Apa remaja (Pra Nikah) ber-KB ?


Para remaja juga bisa melakukan KB dengan teknik tanpa penetrasi seks (Abstinence Puasa),
Diingatkan st dari segi norma agama hubungan seks diluar nikah hukumnya haram dan dosa
besar, sedangkan dari segi hukum akan mendapat sanksi penjara & denda baik yang ingin di
aborsi maupun pelaku aborsinya.

E. HIV dan AIDS


HIV/AIDS memerlukan perhatian serius dari berbagai kalangan agar tidak merajalela. Dalam
pembahasan ini dikaji mengenai pengetahuan dasar tentang AIDS, penularan AIDS, cara
mengetahui seseorang mengidap HIV, perlindungan terhadap AIDS, dan santunan terhadap
penderita AIDS.

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala penurunan kekebalan
tubuh, sehingga tubuh menjadi rentan terhadap penyakit lain yang mematikan. Penyakit ini
disebabkan oleh virus (jasad sub-renik) yang disebut Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Sasaran penyerangan HIV adalah sistem kekebalan tubuh, terutama sel-sel limfosit T4. atau disebut
juga CD4-T. Selama terinfeksi, limfosit menjadi media pengembangbiakan virus.

Jika sel-sel limfosit T4 mati, virus akan dengan bebas menyerang sel-sel limfosit T4 lainnya yang
masih sehat. Akibatnya, daya tahantubuh akan semakin menurun. Akhirnya, sistem kekebalan tak
mampu melindungi tubuh. Ini akan membuat kuman penyakit infeksi lain (kadang disebut infeksi
oportunistis/infeksi mumpung) akan masuk dan menyerang tubuh penderita. Bahkan, kuman-
kuman lain yang jinak tiba-tiba bisa menjadi ganas. Kuman itu bisa berupa virus lain, bakteri,
mikroba, jamur, ataupun mikroorganisme patogen lainnya. Jika sudah begitu, penderita bisa saja
meninggal karena TBC, diare, kanker kulit, infeksi jamur, dll.

F. MASALAH KESEHATAN LAIN


Selain AIDS, ada beberapa ancaman kesehatan yang menyerang remaja. kita akan mempelajari
berbagai masalah kesehatan lain bagi remaja. Sesuai dengan hasil kajian mutakhir, pembahasan
dibatasi pada TBC dan hepatitis-B. Bukan tidak mungkin kita menambah beberapa kajian
berdasarkan masalah kesehatan setempat.
Hepatitis-B merupakan jenis penyakit yang disebabkan oleh sejenis virus yang memiliki karakter
mirip dengan HIV penyebab AIDS. Penyakit ini juga sebagai peradangan hati yang berbahaya dan
dapat berkembang menjadi penyakit kronis serta menjadi salah satu penyebab timbulnya kanker
hati dan sirosis (matinya sel-sel hati).

Awalnya, penyakit ini menunjukkan gejala ringan serupa flu: tubuh lemas, cepat lelah, demam,
sampai pada gejala berat seperti muntah-muntah, demam sangat tinggi, dan kemudian warna kulit
menjadi kekuning-kuningan.

Pada keadaan berat terdapat gejala-gejala menurunnya fungsi hati, yang bisa berakhir dengan
kanker. Atau jika “sembuh”, sel-sel hati mati dan menjadi sirosis. Apabila meluas, penyakit ini
bisa menyebabkan gangguan penurunan fungsi hati seperti edema dan perdarahan lambung.
Selain hepatitis-B, berkembang pula jenis baru hepatitis-C dan hepatitis-D yang memiliki tingkat
kegawatan lebih tinggi daripada hepatitis-B.

TBC merupakan penyakit menahun dan menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis yang ditularkan lewat dahak yang menyebar ke udara. TBC dapat menyerang setiap
orang. Namun, penyakit ini paling sering menghinggapi orang yang berusia 15-35 tahun–
khususnya yang bertubuh lemah, kurang gizi, atau tinggal dengan penderita TBC.
TBC paling banyak menyerang paru-paru (saluran pernapasan). Namun, TBC juga bisa
menjangkiti alat tubuh yang lain. Pada anak, TBC dapat menyebabkan peradangan selaput otak
dan gangguan kulit.

TBC menjadi kian penting karena semula semua orang mengira penyakit ini sudah mulai
menghilang dari Indonesia. Ternyata akhir-akhir ini penderita TBC menjadi semakin banyak. Para
penderita AIDS di beberapa negara Asia banyak yang meninggal karena TBC. Ini akibat
menurunnya daya tahan tubuh orang yang diserang AIDS tersebut.

G. NAPZA
Selain AIDS, ada beberapa ancaman kesehatan yang menyerang remaja. kita akan mempelajari
berbagai masalah kesehatan lain bagi remaja. Sesuai dengan hasil kajian mutakhir, pembahasan
dibatasi pada rokok, alkohol, dan penyalahgunaan obat. Bukan tidak mungkin kita menambah
beberapa kajian berdasarkan masalah kesehatan setempat.

ROKOK
Sebagaimana halnya berbagai aktivitas, merokok memiliki manfaat sekaligus keburukan. Namun,
keburukannya lebih banyak daripada manfaatnya.
Manfaatnya
 Mengurangi stres, tekanan, atau perasaan yang kurang enak, sehingga secara tidak langsung
menyebabkan remaja menjadi lebih berani
 Menimbulkan perasaan nikmat
 Mempererat pergaulan antar teman, terutama jika semua sahabat merokok
 Meningkatkan keberanian dan perasaan “jantan”, “jagoan”, atau “macho”
 Mengurangi nafsu makan sehingga bisa mencegah kegemukan

Keburukannya
Rokok mengandung sekitar 700 jenis racun yang berbahaya bagi kesehatan. Antara lain, yang telah
dikenal luas, adalah karbon monoksida (CO) yang bisa mematikan dan nikotin yang mendorong
pengapuran jantung serta pembuluh darah. Selain itu, ada tar yang dapat menyumbat serta
mengurangi fungsi saluran pernapsan dan menyebabkan kanker serta berbagai bahan kimia yang
dapat menimbulkan keracunan pada hati dan otak.
 Rokok bisa mengurangi konsentrasi, misalnya sewaktu me• ngemudi, berpikir, dll.
 Rokok menurunkan kebugaran tubuh
 Rokok bukan hanya meracuni perokok sendiri, tapi juga orang di sekitarnya (sebagai perokok
pasif) dengan bahaya yang sama
 Rokok menimbulkan ketergantungan dan perasaan “kehilangan sesuatu” jika tidak ada, yang
berakibat pada penurunan prestasi belajar dan bekerja
 Rokok memboroskan
 Sekarang rokok bukan lagi tanda “jagoan”, tapi justru cenderung tanda kampungan
 Rokok bisa menyulut kebakaran yang dapat merusak harta benda

Alkohol
Merupakan cairan yang bening, tak berwarna, mudah menguap, dan mudah terbakar. Diperoleh
dari hasil fermentasi karbohidrat. Alkohol mudah dimetabolisme oleh tubuh, sehingga cepat
memenuhi kebutuhan kalori. Sementara itu, minuman keras (MIRAS) adalah minuman yang
secara sengaja diberi alkohol.

Alkohol memiliki beberapa manfaat.


 Dalam kehidupan sehari-hari, alkohol berperanan penting • sebagai campuran makanan dan
minuman, desinfektan (pensuci hama), bahan bakar, serta bahan dasar berbagai obat dan
kosmetik.
 Setelah minum alkohol, badan terasa hangat, terutama • untuk daerah-daerah berhawa dingin.
 Alkohol dapat menurunkan kesadaran, sehingga bisa • mengurangi stres.
 Minum miras sering dianggap tanda kejantanan, kedewa• saan, dan kehidupan modern–
termasuk juga di kalangan remaja.

Namun, alkohol lebih banyak keburukan daripada manfaatnya.


 Segera setelah diminum, alkohol menurunkan kesadaran, se• hingga menimbulkan penurunan
kemampuan untuk berbuat baik, belajar, dan bekerja. Jika berkendara, peminum mudah celaka
karena konsentrasinya menurun akibat alkohol.
 Menyebabkan berbagai gangguan kesehatan.
 Gangguan metabolisme yang bisa berdampak pada kelainan jantung sampai gagal jantung
Hambatan pembentukan trombosit, merusak sungsum tulang, sehingga bisa menyebabkan
pendarahan, anemia, dan kekurangan sel darah putih
 Bisa merusak hati, dalam jangka panjang mengakibatkan kegagalan fungsi hati dan kanker
 Meningkatkan kerentanan infeksi karena kerusakan saluran pernapasan, hati, atau kurang
makan
 Dapat menyebabkan kerusakan susunan saraf
 Alkohol juga dapat menimbulkan ketergantungan fisik (mendapatkan rasa nyaman). Dalam
jangka panjang, alkohol membuat orang ketergantungan secara psikis (jiwa). Ini karena
minuman itu bisa menimbulkan rasa gembira dan optimistis yang semu secara berlebihan.
Akhirnya, peminum makin lama menjadi semakin sering mabuk.

Obat
Adalah racun yang dibuat dari bahan kimia. Racun tersebut dapat masuk ke dalam tubuh manusia
melalui kulit (obat luar), mulut (oral), dubur (anal), vagina, dan semua lubang tubuh yang ada. Ada
juga yang disuntikkan ke dalam otot atau pembuluh darah. Apabila digunakan dengan alasan tepat
dalam dosis yang pas, obat akan bermanfaat. Namun, jika disalahgunakan, artinya dikonsumsi
tanpa alasan yang jelas dan dalam dosis yang berlebihan, obat akan meracuni tubuh. Obat ini bisa
menimbulkan ketergantungan, merusak organ tubuh, dan bahkan dapat berakibat pada kematian.
Ada empat golongan obat berdasarkan bahaya dan cara mendapatkannya.
a. Obat bebas; yang dapat dibeli dan diminum secara bebas
b. Obat bebas terbatas; hanya dapat diperoleh dengan resep dokter
c. Obat berbahaya; seperti obat anti-depresansia (penekan kesedihan), stimulansia (perangsang),
dan halusinogen (pembentuk mimpi palsu yang indah). Pil BK, Mandrax (Mx), ekstasi, dll.
termasuk ke dalam golongan obat berbahaya ini.
d. Narkotika seperti candu, ganja, heroin, kokain, morfin, dan turunannya.
Dalam kenyataannya, di beberapa kota besar, obat bebas terbatas, obat berbahaya, dan narkotika
kadang bisa dibeli secara bebas. Bahkan, obat ini terkadang ditawarkan secara langsung oleh
penjual kepada remaja secara gelap atau sembunyi-sembunyi.

H. PENDIDIKAN REMAJA SEBAYA (PRS)


Remaja sehat yang hidup di tengah masyarakat memiliki kemampuan berbuat sesuatu bagi remaja
lainnya yang membutuhkan bantuan mengenai kesehatan. Untuk itu, kita perlu berdiskusi tentang
cara-cara melaksanakan Pendidikan Remaja Sebaya (PRS). Secara lebih terperinci, dalam modul
ini akan membahas topik mengenai keluarga, teman sabaya, PRS, dan rujukan.

Teman sejati ialah orang yang hadir di hadapan kita dan siap menolong kita pada saat kita
memerlukannya (”a friend indeed is a friend in need”). Orang yang tanpa diminta siap menolong
kita. Dalam bahasa sajak: “Yang siap menyediakan bahu tempat kita menangis (”shoulder to cry
on”). Persis seperti yang terjadi dalam Permainan Bujur Sangkar Pecah, teman adalah orang yang
memperhatikan kebutuhan orang lain, yang tahu persis kebutuhan pemain lain, dan dengan ikhlas
memberikan miliknya agar mereka bisa menyelesaikan tugas.

Teman sebaya adalah teman yang amat akrab dengan kita karena jenis kelamin yang sama, usia
berdekatan, rumah bersebelahan, bersekolah di tempat yang sama, seminat, dan seterusnya.
Dengan demikian, di antara teman sebaya hampir tidak ada rahasia lagi. Teman sebaya menjadi
teman senasib sepenanggungan. Karena keterdekatannya, teman sebaya bisa saling mempengaruhi
sesuatu menuju kebaikan. Sebaliknya, kesetiakawanan di antara teman sebaya bisa pula saling
menjerumuskan ke dalam hal-hal yang berisiko merugikan.

Dalam kerangka pengertian tersebut, dalam keluarga sebenarnya remaja memerlukan ”teman
sebaya”, baik antara remaja dan kakak yang sudah dewasa maupun antara remaja dan kedua orang
tua. Dari pihak remaja, yang terpenting adalah sikap menjadi “friend in need” dalam keluarga.
Seyogianya, kedua orang tua dan saudara lain juga siap menjadi teman sebaya bagi remaja dalam
keluarga.
RSPS (Remaja Sehat Peduli Sesama)

Apa itu kebersihan dan kesehatan? Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk
diantaranya debu, sampah, dan bau. Sedangkan, kesehatan adalah keadaan sehat dan aman
secara fisik, mental, dan sosial.

Kita sebagai makhluk hidup harus menerapkan kebiasaan gaya hidup bersih dan sehat. Tapi
seperti apa sih gaya hidup bersih dan sehat itu?. Untuk memperjelas nya, berikut dibawah ini
merupakan contoh dari gaya hidup bersih dan sehat.
 Menjaga pola makan
 Melakukan olahraga
 Tidak merokok dan tidak minum – minuman beralkohol
 Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dengan berjalan kaki atau menggunakan
sepeda
 Menjaga kebersihan kamar mandi, tempat cuci dan toilet ( MCK )
 Pembuangan sampah dan limbah keluarga

Perilaku gizi seimbang merupakan pengetahuan, sikap, dan praktek keluarga meliputi
mengkonsumsi makanan seimbang dan berperilaku hidup sehat. Bila ada perilakunya pasti ada
makanannya. Jadi apa itu makanan seimabang? Makanan seimbang adalah pilihan makanan
keluarga yang mengandung semua zat gizi yang diperlukan masing – masing anggota keluarga
dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan dan bebas dari pencemaran.

Zat gizi terdiri dari bahan – bahan yang mengandung nutrisi tinggi. Sumber dari zat gizi antara
lain:
 Sumber tenaga / kalori, adalah kelompok hidrat arang terdapat dalam ( beras , jagung ,
kentang , ubi , singkong ) .
 Sumber protein, dapat berupa protein hewani ( daging , ikan ) dan nabati ( tahu , tempe ) .
 Sumber lemak, berupa lemak hewani dan lemak nabati.
 Sumber vitamin, terdapat pada buah dan sayur.
 Sumber mineral.
 Sumber air.
A. Cara Menghitung Indeks Masa Tubuh
Berat Badan
IMT =
Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)

< 17,0 = Sangat kurus


17,0 – 18,4 = Kurus
18,5 – 25,0 = Normal
25,1 – 27,0 = Gemuk
> 27,0 = Sangat Gemuk

Contoh :
Pak Dani umur 42 tahun, tinggi badannya 168 cm dan berat badannya 76 kg. Sesuai rumus, IMT
Pak Dani dapat dihitung:

76
Jawab = = 26,9
1,68 x 1,68
Kesimpulan : Pak Dani gemuk , IMT 26,9 ( antara 25,1 – 27,0 )

B. Demam
Gejala demam, yaitu suhu tubuh mengalami peningkatan ( +37,5°C ) . Penangan demam dapat
dilakukan dengan memberi pertolongan pertama berupa kompres dengan air hangat dan segera
hubungi layanan kesehatan.

C. Diare
Gejala diare, yaitu Buang Air Besar ( BAB ) tiga kali atau lebih dalam sehari , dan banyak
mengeluarkan cairan . Penanganan diare yang dapat dilakukan adalah dengan meminum larutan
gula garam.

D. Imunisasi
Imunisasi adalah suatu cara untuk memberiikan kekebalan pada seseorang terhadap suatu penyakit.
Macam – macam imunisasi, antara lain :
 BCG ( mencegah penyakit TBC )
 DPT ( mencegah penyakit difteri , petusis / batuk rejan dan tetanus )
 Polio ( mencegah penyakit Poliomyelitis )
 Campak ( mencegah penyakit campak )
 Hepatitis B ( mencegah penyakit Hepatitis B )

E. Demam Berdarah Dengue


Penyakit demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue yang dibawa nyamuk
Aedes Aegypti. Pencegahannya bisa dilakukan dengan melakukan 3M ( menguras ,
menimbun , menutup ) .

F. Penghapus Hama
Apa itu penghapus hama / desinfektan? Penghapus hama / desinfektan adalah larutan yang dapat
menghambat perkembangan aktivitas kuman patogen dan apatogen pada benda atau peralatan
perawatan dapat menurunkan jumlahnya. Teknik – teknik menghapus hama yang benar adalah
dengan merebus dan merendam.
Teknik merebus :
 Alat metal atau logam yang habis dipakai dicuci bersih dengan sabun bila perlu disikat.
 Direbus 10 – 15 menit .
 Setelah mendidih , alas diangkat dan ditempat yang bersih .

Contoh penghapus hama :


 Lisol, ( 0,5% ) untuk mencuci tangan dan ( 3% ) merendam peralatan pasien penyakit menular.
 Creolin, ( 0,5% ) untuk mendesinfeksi lantai dan ( 2% ) menghapus hama kamar mandi ) .
 Savlon, ( 0,5% ) mencuci tangan dan menghapus hama peralatan perawatan ( 1% ) .
 Krolin, ( 60% ) menghapus hama peralatan perawatan .

G. Gizi Buruk
Gizi buruk adalah kekurangan makanan bergizi dalam waktu lama yang mengakibatkan tubuh
tidak berkembang secara normal.

Thermometer berguna sebagai alat untuk mengukur suhu tubuh. Denyut nadi merupakan
mengembang dan mengempisnya pembuluh darah arteri secara teratur akibat desakan darah dalam
pembuluh darah arteri sebagai hasil kontraksi antun. Suhu tubuh adalah derajat panas yang
dihasilkan oleh tubuh manusia sebagai keseimbangan, pembakaran dalam tubuh dengan
mengeluarkan panas melalui kerinngat dan pernapasan.

Jumlah denyut nadi, napas, dan suhu tubuh:


 Denyut nadi normal orang dewasa = 60 – 80 kali / mnt
 Denyut nadi normal bayi dibawah 4 tahun = 110 – 130 kali / mnt
 Denyut nadi normal anak lebih 7 tahun = 80 -90 kali / mnt
 Suhu tubuh normal = 37°C
 Napas normal orang dewasa =12 -20 kali / mnt

Jenis kompres, yakni kompres hangat, kompres dingin, kompres panas. Kompres hangat diberikan
pada penderita demam. Kompres dingin diberikan pada penderita yang mengalami pendarahan,
memar. Kompres panas diberikan pada penderita yang mengalami kesakitan ( sakit perut atau
kedinginan ).

Dehidrasi adalah banyak kehilangan cairan tubuh ( air dan garam ) yang dapat ditangani dengan
larutan gula dan garam . Pheumonia adalah penyakit yang disebabkan oleh Pneumococcus dengan
gejala panas, batuk, pilek, dan sesak napas. GAKI merupakan Gangguan Akibat Kekurangan
Iodium.
SIAP SIAGA BENCANA

A. Pengertian Siap Siaga Bencana


Kesiap siaga bencana adalah Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana dilakukan bila upaya
pencegahan dan mitigasi bencana telah dilaksanakan namun bencana tidak dapat dielakkan untuk
terjadi maka perlu upaya kesiapsiagaan.
Bencana Adalah kejadian akibat fenomena alam yang luar biasa dan / atau yang disebabkan
ulah manusia yang menimbulkan krban jiwa, kerugian material dan kerusakan lingkungan, dimana
masyarakat setempat tidak dapat mengatasinya, sehingga membutuhkan bantuan dari luar.

Jenis bencana berdasarkan waktunya:


 Bencana yang terjadi secara tiba-tiba Contoh : Gempa bumi, Tsunami, Angin topan/Badai,
Letusan gunung berapi, dan tanah longsor
 Bencana yang terjadi secara perlahan Contohnya : Kekeringan, Rawan pangan, kerusakan
lingkungan, dll.

Jenis Bencana Berdasarkan Penyebabnya


 Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa-peristiwa alam. Contoh
bencana alam adalah gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, angin topan, tanah
longsor, dan kekeringan.
 Bencana nonalam adalah bencana yang disebabkan oleh peristiwa nonalam. Contoh bencana
nonalam adalah gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemik, dan wabah penyakit.
 Bencana sosial adalah bencana yang disebabkan oleh peristiwa yang muncul karena konflik
sosial antar kelompok masyarakat.

B. Siklus Bencana
Secara umum siklus bencana dapat dibagi dalam kedalam 3 (tiga) kegiatan utama, yaitu:
 Pra Bencana
 Kesiapsiagaan Adalah upaya mempergunakan kemampuan untuk secara tepat dan cepat
bencana meliputi : rencana tanggap darurat bencana, Pengembangan sistem peringatan dini,
peningkatan kemampuan diri, dll
 Mitigasi Adalah upaya-upaya untuk mengurangi akibat ancaman bencana Contohnya :
Pengelolaan air bersih, pembangunan tanggul banjir dan tempat evakuasi, penghijauan lereng
yang rawan longsor, dll
 Saat Bencana
 Bantuan
 Rehabilitasi (pemulihan)
 Setelah Bencana
 Rekonstruksi

C. Contoh Bencana dan Cara Menanganinya


1. Gempa Bumi
Dilansir dari NASA, Gempa Bumi adalah guncangan hebat yang terjadi di permukaan bumi.
Getaran ini disebabkan oleh gerakan di lapisan terluar bumi Sedangkan USGS, lembaga
geologi AS, menjelaskan, gempa bumi adalah ketika dua lempeng bumi tiba-tiba bergeser.
Permukaan tempat kedua lempeng bergeser disebut bidang patahan atau patahan. Gempa
bumi disebabkan oleh pergerakan kerak atau lempeng bumi tersebut Sementara itu,
berdasarkan keterangan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Indonesia,
gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara
tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi.

Jenis-jenis gempa bumi berdasarkan penyebabnya:


 Gempa bumi vulkanik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh letusan gunung berapi.
Saat meletus, gunung akan mengeluarkan material dari dalam berupa batuan, gas, cair
maupun padat yang menimbulkan getaran di sekitar gunung berapi.Umumnya daerah
yang terdampak gempa vulkanis tidak begitu besar, hanya sekitar gunung saja. Dari
semua gempa di bumi, hanya 7 persen yang terjadi akibat gempa vulkanik.
 Gempa tektonik adalah gempa bumi yang terjadi karena pergeseran lapisan kulit bumi
akibat lepasnya energi di zona penunjaman. Gempa bumi tektonik memiliki kekuatan
yang cukup dahsyat dan bisa memicu terjadinya tsunami. Sekitar 93 persen dari semua
gempa yang terjadi di bumi adalah gempa tektonik.
 Gempa runtuhan atau terban adalah jenis gempa bumi yang disebabkan oleh tanah
longsor, gua-gua yang runtuh, dan lain-lain. Jenis gempa yang satu ini biasanya
berdampak kecil dan berdampak pada wilayah yang sempit

Dampak gempa bumi


Dengan kekuatan yang cukup besar, gempa Bumi dapat menimbulkan beberapa dampak bagi
masyarakat. Berikut adalah dampak terjadinya gempa bumi.
 Dampak fisik : Bangunan yang roboh atau hancur,Tanah longsor,Jatuhnya korban
jiwa,Permukaan tanah menjadi retak dan jalanan terputus, Banjir karena rusaknya
tanggul,dan Gempa dasar laut dapat menyebabkan tsunami
 Dampak sosial : Menghilangkan banyak harta benda akibat rumah yang hancur,
Kelaparan, Menimbulkan penyakit, Kerusakan yang besar dapat melumpuhkan kegiatan
ekonomi, politik, dan lain-lain.

Cara merespon bencana gempa bumi


1) Pra bencana:
 kenali daerah tempat kita berada apakah rawan gempa
 cari tahu jalur evakuasi terdekat atau tempat berlindung dari gempa apabila di dalam
ruangan
2) Saat gempa:
 Jika berada dalam rumah berusahalah menyelamatkan diri dan keluarga misalnya
dengan cara keluar dari rumah atau saat tidak sempat keluar rumah maka
berlindunglah dibawah meja yang kuat dan kokoh untuk menghindari renruntuhan
dan ingat untuk selalu melindungi kepala dengan menggunakan apapun.
 Jika berada di luar rumah atau ruangan makan menjauhlah dari bangunan, pohon
dan tiang listrik agar tidak tertimpa saat runtuh carilah tempat terbuka seperti
lapangan.
 Jika berada di gunung jauhi lereng gunung karena gempa dapat menyebabkan tanah
longsor
 Jika berada di pinggir pantai segeralah untuk menjauh sejauh-jauhnya karena gempa
dapat menyebabkan tsunami.
3) Pasca gempa:
 Bila kamu masih berada didalam ruangan/gedung segeralah untuk keluar
 Periksa keadaan dirimu sendiri dan orang disekitarmu, apakah ada bagian tubuh
yang atau tertimpa reruntuhan
 Jika merasa mampu berilah pertolongan kepada orang disekitarmu
 Dengarlah informasi yang terpercaya dan bertindaklah sesuai himbauan

2. Banjir
Banjir adalah peristiwa bencana alam yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan
merendam daratan. Pengarahan banjir Uni Eropa mengartikan banjir sebagai perendaman
sementara oleh air pada daratan yang biasanya tidak terendam air. Dalam arti “air mengalir”,
kata ini juga dapat berarti masuknya pasang laut.
Hujan menjadi faktor utama dari penyebab terjadinya bencana alam banjir, terutama hujan
deras. Curah hujan tinggi yang mempunyai debit air sekitar 20-100 mm/jam atau hujan lebat
yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia, jelas dapat menyebabkan genangan air yang
meninggi dan akhirnya banjir

Dampak banjir:
1) Menimbulkan Kerugian Ekonomi
2) Kesulitan Air Bersih
3) Menimbulkan masalah kesehatan
4) Menimbulkan korban jiwa
5) Melumpuhkan aktivitas masyarakat

Sebelum banjir terjadi:


 Jangan membuang sampahnya keselokan, sungai dan laut
 Taruh surat surat berharga pada tempat yang aman
 Cari tahu jalur evakuasi Saat banjir terjadi:
 Pindahkan barang ke tempat yang lebih tinggi seperti atas lemari dan loteng rumah
 Padamkan aliran listrik dan gas pada rumah
 Jika ada himbauan untuk mengungsi segeralah untuk mengungsi Setelah banjir terjadi
 Jika mengungsi pulanglah kembali kerumah
 Jangan langsung masuk kedalam rumah periksalah terlebih dahulu daerah sekitar rumah
apakah ada bagian rumah yang roboh, aliran gas bocor dan binatang berbahaya
(buaya,ular dll)
 Mulailah membersihkan rumah dan lingkungan sekitarmu

3. Tanah Longsor
Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi
karena pergerakan massa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya
bebatuan atau gumpalan besar tanah. Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua
faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu

Sebelum Terjadinya Longsor


 Pengenalan daerah rawan longsor.
 Hindarkan daerah rawan bencana untuk pembangunan pemukiman dan fasilitas utama
lainnya
 Mendirikan bangunan dengan fondasi yang kuat.
 Waspada ketika curah hujan tinggi. Jangan menggunduli hutan dan menebang pohon
sembarangan
Saat Longsor Terjadi:
 Menjauh dari lereng gunung atau bukit
 Bawa surat berharga Setelah longsor terjadi:
 Daerah yang lebih aman
 Menyelamatkan harta benda yang masih dapat diselamatkan
 Menyiapkan tempat penampungan sementara seperti tenda-tenda
 Menyediakan dapur umum
 Menyediakan air bersih dan sarana kesehatan
 Mengerahkan tim penyelamat jika ada yang masih tertimbun longsor
 Memberikan obat-obatan kepada korban yang luka
 Segera menggali timbunan longsor seperti yang menimbun rumah dan jalan raya
 Memperbaiki infrastruktur
 Merelokasi warga ke tempat yang lebih aman

D. Organisasi penanggulangan bencana di Indonesia


1. Penanggulangan Bencana (BNPB)
BNPB merupakan lembaga pemerintahan non-kementerian yang berada di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada presiden. Tugas utama BNPB adalah memberikan
pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup
pencegahan bencana, penanganan keadaan darurat bencana, rehabilitasi, dan rekonstruksi
secara adil dan setara.

Dilansir dari laman resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana, dijelaskan fungsi-
fungsinya, yaitu:
 Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan
pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat secara effektif dan efisien.
 Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana,
terpadu, dan menyeluruh.

2. Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BASARNAS)


Sama seperti BNPB, BASARNAS juga merupakan lembaga pemerintahan non-
kementerian yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada presiden. Tugas
utama BASARNAS adalah membantu presiden dalam menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pencarian dan pertolongan.
Dalam hal penanggulangan bencana, BASARNAS biasanya bertugas mengevakuasi atau
memberikan pertolongan terhadap korban bencana alam. Selain itu, BASARNAS juga
bertugas mencari korban yang hilang akibat terkena bencana alam.

Dilansir dari situs resmi Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan, dijelaskan fungsi-
fungsinya, yakni:
 Perumusan dan penetapan norma, standar, prosedur, kriteria, serta persyaratan dan
prosedur perizinan dan/atau rekomendasi penyelenggaraan operasi pencarian dan
pertolongan.
 Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan standarisasi siaga, latihan, dan pelaksanaan
operasi pencarian dan pertolongan.
 Perumusan dan penetapan kebutuhan siaga, latihan, dan pelaksanaan operasi pencarian
dan pertolongan.
 Koordinasi pelaksanaan penyelenggaraan operasi pencarian dan pertolongan, pembinaan
tenaga dan potensi, sarana dan prasarana dan sistem komunikasi.
 Pengembangan dan pelaksanaan sistem informasi dan komunikasi pencarian dan
pertolongan.

3. Palang Merah Indonesia (PMI)


Tidak hanya bertugas dalam hal penyelenggaraan pelayanan transfusi darah, PMI juga
bertugas dalam hal penanggulangan bencana. Peran PMI dalam hal penaggulangan bencana
terangkum dalam aktivitas pelayanan manajemen bencana.

Dilansir dari laman resmi Palang Merah Indonesia, aktivitas pelayanan manajemen bencana
yang dilakukan oleh PMI mencakup tiga hal, yaitu:
 Kesiapsiagaan bencana dalam aspek ini, PMI menjalan program Pengurangan Risiko
Terpadu Berbasis Masyarakat (PERTAMA).PERTAMA merupakan program berbasis
masyarakat untuk mendorong pemberdayaan kapasitas masyarakat agar siaga dalam
mencegah serta mengurangi dampak dan risiko bencana yang terjadi di tempat
tinggalnya.
 Tanggap darurat bencana dalam aspek ini, PMI memberikan bantuan bagi masyarakat
yang terkena dampak bencana. Bantuan tersebut berupa evakuasi korban, penampungan
darurat, pertolongan pertama, medis dan ambulans, dapur umum, distribusi bantuan, serta
air dan sanitasi.
 Pemulihan bencana dalam hal pemulihan bencana, PMI memberikan bantuan berupa
dukungan psikososial, hunian sementara, dan pemulihan hubungan keluarga

4. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)


PVMBG merupakan merupakan salah satu unit di lingkungan Badan Geologi di bawah
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Tugas utama PVMBG adalah melaksanakan
penelitian, penyelidikan, perekayasaan dan pelayanan di bidang vulkanologi dan mitigasi
bencana geologi.

Dilansir dari situs resmi Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
dibagi menjadi tiga bidang, sebagai berikut:
 Bidang mitigasi gunung api. Bidang mitigasi gunung api memiliki tugas pengamatan,
penetapan status, peringatan dini, serta rekomendasi teknis mitigasi bencana gunung api.
 Bidang mitigasi gempa bumi dan tsunami. Bidang mitigasi gempa bumi dan tsunami
memiliki tugas pelaporan, pemetaan, rekomendasi teknis mitigasi, pemodelan bahaya,
serta penyebaran informasi mengenai gempa bumi dan tsunami.
 Bidang mitigasi gerakan tanah. Bidang mitigasi gerakan tanah memeiliki tugas tugas
pelaporan, pemetaan, rekomendasi teknis mitigasi, pemodelan bahaya, serta penyebaran
informasi mengenai gerakan tanah.
EVAKUASI

Evakuasi
Evakuasi adalah perpindahan korban dari tempat kejadian ketempat yang lebih aman. Saat melihat
orang pingsan, kita secepatnya ingin menolong dan membawanya ke tempat yang aman, tapi terkadang
kita tidak memperhatikan gerakan tubuh sehingga menimbulkan dampak cedera pada diri sendiri. Untuk
menghindari hal itu, pemindahan korban dilakukan dengan tepat dan hati-hati.

Mekanika Tubuh
Mekanika tubuh menggunakan gerakan tubuh penolong yang baik dan benar untuk memudahkan
pengangkatan dalam pemindahan korban.

Tujuan
Menghindari terjadinya cedera pada penolong Pemindahan Penderita Setelah melakukan penilaian
keadaan dan penilaian dini, selanjutnya kita menentukan prioritas pemindahan penderita.
Beberapa pertanyaan yang mungkin terjadi adalah :
a. Kapan saatnya penderita dipindahkan
b. Apakan penilaian dan pemeriksaan penderita harus selesai sebelum pemindahan.
c. Berapa lamakah tulang belakang harus dijaga ( stabilisasi manual )

Prinsip dasar pemindahan korban


a. Jangan dilakukan jika tidak perlu
b. Melakukan sesuai dengan cara yang benar
c. Kondisi fisik penolong harus baik dan terlatih

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemindahan penderita


1. Nilai kesulitan yang mungkin terjadi pada saat pemindahan
2. Rencanakan gerakan sebelum mengangkat dan memindahkan penderita
3. Jangan memindahkan dan mengangkat penderita jika tidak mampu
4. Gunakan otot tungkai, panggul serta otot perut. Hindari mengangkat dengan otot punggung dan
membungkuk.
5. Jaga keseimbangan
6. Rapatkan tubuh penderita dengan tubuh penolong saat memindahkan dan mengangkat korban.
7. Perbaiki posisi dan angkatlah secara bertahap

Tidak ada definisi yang pasti kapan seorang penderita harus dipindahkan.
Sebagai pedoman dapat dikatakan bahwa bila tidak ada bahaya berikan pertolongan dulu baru
pindahkan penderita. Bila situasi dan kondisi dilapangan relative tidak aman mungkin harus dilakukan
pemindahan korban terlebih dahulu.

Berdasarkan keselamatan penolong dan penderita, pemindahan penderita digolongkan menjadi 2


bagian:
1. Pemindahan Darurat
Pemindahan darurat dilakukan bila ada bahaya yang mengancam bagi penderita dan penolong.
Contoh :
 Ancaman Kebakaran
 Ancaman Ledakan
 Ancaman Bangunan runtuh
 Ancaman mobil terguling bensin tumpah
 Adanya bahan-bahan berbahaya
 Orang sekitar yang berprilaku aneh
 Kondisi cuaca yang buruk
Contoh Cara pemindahan Darurat :
 Tarikan lengan
 Tarikan Bahu
 Tarikan Baju
 Tarikan selimut

2. Pemindahan Biasa
Pemindahan biasa dilakukan jika keadaan tidak membahayakan penderita maupun penolong.

Teknik pemindahan korban oleh satu orang:


a. Dragging (Menyeret) Menyeret tubuh korban adalah cara terbaik untuk memindahkan korban
tidak sadar
b. Walking assist (Memapah) Dapat dilakukan apabila korban mengalami cedera ringan dan
masih sadar.
c. Cradle carry (Membopong)
d. Piggyback (Menggendong)

Teknik pemindahan korban oleh dua orang :


a. Fore and Aft Carry (Mengangkat Depan dan Belakang)
b. Two Hand Seat (Mengangkat dengan Kursi Dua Tangan)
Tehnik angkat langsung dengan tiga penolong :
a. Ketiga penolong berlutut pada salah satu sisi penderita, jika memungkinkan beradalah pada
sisi yang paling sedikit cedera
b. Penolong pertama menyisipkan satu lengan dibawah leher dan bahu, lengan yang satu
disisipkan dibawah punggung penderita
c. Penolong kedua menyisipkan tangan dibawah punggung dan bokong penderita
d. Penolong ketiga menyisipkan lengan dibawah bokong dan dibawah lutut penderita
e. Penderita siap diangkat dengan satu perintah
f. Angkat penderita keatas lutut ketiga penolong secara bersamaan
g. Sisipkan tandu yang akan digunakan dan atur letaknya oleh penolong yang lain
h. Letakkan kembali penderta diatas tandu dengan satu perintah yang tepat
i. Jika akan berjalan tampa memakai tandu, dari langkah no 6 teruskan dengan memiringkan
penderita ke dada penolong
j. Berdiri secara bersamaan dengan satu perintah
k. Berjalanlah kearah yang dikehendaki dengan langkah bertahap

Teknik pemindahan korban dengan tandu :


Penolong dalam keadaan berjongkok dan akan mengangkat tandu
a. Tiga penolong berlutut pada salah satu sisi korban, jika. memungkinkan beradalah pada sisi
yang paling sedikit cedera dan satu orang didepan.
b. Penolong pertama menyisipkan satu lengan dibawah leher dan bahu, lengan yang satu
disisipkan dibawah punggung korban
c. Penolong kedua menyisipkan tangan dibawah punggung dan bokong korban
d. Penolong ketiga menyisipkan lengan dibawah bokong dan dibawah lutut Korban
e. Korban siap diangkat dengan satu perintah
f. Angkat korban keatas lutut ketiga penolong secara bersamaan
g. Sisipkan tandu yang akan digunakan dan atur letaknya oleh penolong yang lain
h. Letakkan kembali penderita diatas tandu dengan satu perintah yang tepat
i. Jika sudah maka angkat lah secara bersamaan

Tehnik angkat anggota gerak :


Biasanya diperlukan dua penolong untuk melakukan tehnik ini :
a. Penolong pertama berada diposisi kepala penderita
b. Lakukan pengangkatan pada lengan penderita
c. Penolong yang lain berdiri diantara dua tungkai penderita, menyelipkan tangan dan
mengangkat ke dua lutut penderita
d. Dengan satu aba-aba kedua penolong dapat memindahkan penderita di lokasi yang diinginkan

Posisi penderita
Secara umum posisi penderita tergantung dari cedera yang dialami dan keadaan pada saat itu.
Beberapa pedoman untuk memposisikan penderita :
a. Penderita dengan syok.
Jika tidak ditemukan tanda-tanda cedera pada tungkai atas dan tulang belakang tinggikan
tungkai sekitar 20-30 cm.
b. Penderita dengan gangguan pernapasan.
Posisikan duduk atau setengah duduk
c. Penderita dengan nyeri perut.
Posisikan tidur. (Posisikan tidur miring dengan tungkai ditekuk)
d. Penderita Muntah-muntah.
Posisikan nyaman dan awasi jalan napas
e. Penderita Trauma, terutama dicurigai cedera tulang belakang (spinal) harus segera distabilkan
dan imobilisasi dengan papan spinal panjang.
f. Penderita tidak sadar dan tidak dicurigai ada cedera spinal atau cedera berat lainnya, posisikan
miring stabil Posisi terbaik melakukan pemindahan tergantung pada kondisi saat itu.
KEDARURATAN MEDIS

Kedaruratan Medis
Seseorang yang mengalami kasus medis atau dikenal dengan kedaruratan medis mungkin jug adapt
mengalami cedera sebagai akibat dari gejala gangguan fungsi tubuh, misalnya kehilangan kesadaran
lalu terjatuh sehingga terjadi suatu luka. Penyebabnya antara lain infeksi, racun, atau kegagalan satu
atau lebih system tubuh. Penangan penderita yang paling penting adalah menjaga jalan napas dan
memantau tanda vital penderita saat teratur lalu segera merujuk penderita kefasilitas kesehatan

Gejala dan Tanda pada Kedaruratan Medis


Gejala dan tanda pada kedaruratan medis sangat beragam, khas maupun tidak khas antara lain :
Gejala :
1. Demam
2. Nyeri
3. Mual, muntah
4. Buang air kecil berlebihan atau tidak sama sekali
5. Pusing, perasaan mau pingsan, merasa akan kiamat
6. Sesak atau merasa sukar bernapas
7. Rasa haus atau rasa lapar berlebihan, rasa aneh pada mulut
Tanda :
1. Perubahan status mental ( tidak sadar dan bingung )
2. Nada cepat atau sangat lambat, tidak teratur, lemah atau sangat kuat
3. Pernapasan tidak teratur
4. Perubahan keadaan kulit : suhu, kelembaban, keringat berlebihan, sangat kering termasuk
perubahan warna pada selaput lendir ( pucat,kebiruan dan terlalu merah)
5. Perubahan tekanan darah
6. Pupil mata sangat lebar atau sangat kecil
7. Bau khas dari mulut atau hidung
8. Terjadinya kejang atau kelumpuhan
9. Mual, muntah, diare
Beberapa kasus umum yang mungkin ditemukan oleh seorang penolong :
1. Pingsan
 Terjadi karena peredaran darah dan oksigen ke organ otak berkurang.
 Tanda :
 Denyut Nadi lambat
 Pucat
 Kulit Dingin
 Berkeringan
 Terjadi akibat :
 Reaksi terhadap rasa nyeri
 Kelelahan - Kekurangan makanan
 Emosi yang hebat
 Berada dalam ruangan yang penuh orang tanpa udara segar yang cukup.
 Gejala dan tanda pingsan
 Perasaan limbung.
 Pandangan berkunang-kunang dan telinga berdenging.
 Lemas, keluar keringat dingin.
 Menguap.
 Dapat menjadi tidak ada respon, yang biasanya berlangsung hanya beberapa menit.
 Denyut nadi lambat.
 Penanganan pingsan
a. Baringkan penderita dengan tungkai ditinggikan.
b. Longgarkan pakaian.
c. Usahakan penderita menghirup udara segar.
d. Periksa cedera lainnya.
e. Beri selimut, agar badannya hangat.
f. Bila pulih, usahakan istirahatkan beberapa menit.
g. Bila tidak cepat pulih, maka:
 Periksa napas dan nadi.
 Posisikan stabil.
h. Rujuk ke Fasilitas kesehatan

2. Paparan Panas
Gangguan tubuh yang terjadi akibat panas ada tiga macam :
a. Kejang Panas ( Kram )
Kejang panas Gangguan ini berupa kejang disertai nyeri pada otot yang terjadi pada saat
melakukan kegiatan fisik, misalnya bermain bola, berlari. Umumnya terjadi pada otot tungkai
dan perut. Hal ini terjadi pada akibat kehilangan cairan dan elektrolit dalam tubuh yang cukup
besar melalui keringat. Penderita umumnya sadar dan berkeringat, suhu tubuh normal.
Gejala dan Tanda
1. Kejang pada otot yang disertai nyeri, biasanya pada otot tungkai dan perut.
2. Kelelahan
3. Mual
4. Mungkin pingsan
Penanganan
1. Pindahkan penderita ke tempat teduh / sejuk.
2. Baringkan sampai kejangnya menghilang.
3. Beri minum kepada penderita ( Oralit atau sejenisnya )
4. Rujuk ke fasilitas kesehatan terutama bila kejang tidak berhenti.

b. Kelelahan Panas
Kelelahan Panas Kondisi yang tidak fit pada saat melakukan aktivitas di lingkungan yang
suhu udaranya relatif tinggi, yang mengakibatkan terganggunya aliran darah gangguan ini
juga akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui keringat yang berlebihan sampai sistem
sirkulasi terganggu. Bila tidak diatasi kelelahan panas dapat menjadi sengatan panas.
Gejala dan Tanda
1. Pernapasan cepat dan dangkal.
2. Nadi lemah.
3. Kulit teraba dingin, keriput, lembab dan selaput lendir pucat
4. Pucat, keringat berlebihan.
5. Lemah.
6. Pusing, kadang penurunan respons
7. Lidah kering dan haus
Penanganan
1. Baringkan penderita ditempat yang teduh
2. Kendorkan pakaian yang mengikat
3. Tinggikan tungkai penderita 20 – 30 cm
4. Beri minum bila penderita sadar
5. Rujuk ke fasilitas kesehatan

c. Sengatan Panas
Sengatan Panas Terjadi akibat kegagalan sistem pengaturan suhu tubuh penderita sudah tidak
lagi mampu untuk mengeluarkan kelebihan panas, sehingga suhu tubuh menjadi terlalu tinggi
dan berbahaya bagi keselamatan penderita. Masalah ini menjadi lebih kompleks bila penderita
tidak lagi berkeringat. Keadaan ini biasanya terjadi akibat aktivitas fisik berlebihan di tempat
bersuhu tinggi atau di tempat yang kelembaban dan ventilasinya kurang baik. Sengatan panas
dapat mengancam jiwa.
Gejala dan Tanda
1. Pernapasan cepat dan dalam.
2. Nadi cepat dan kuat diikuti nadi cepat tetapi lemah.
3. Kulit teraba kering, panas kadang kemerahan
4. Pupil mata melebar
5. Kehilangan kesadaran
6. Kejang umum atau gemetar pada otot
Penanganan
1. Turunkan suhu tubuh penderita secepat mungkin.
2. Letakkan kantung es pada ketiak, lipat paha, dibelakang lutut dan sekitar mata kaki serta
di samping leher.
3. Bila memungkinkan, masukkan penderita ke dalam bak berisi air dingin dan tambahkan
es ke dalamnya.
4. Rujuk ke fasilitas kesehatan

3. Paparan Dingin ( Hipotermia )


Paparan terhadap dingin dapat menyebabkan suhu tubuh menurun < 35o C. Tubuh akan berusaha
menuruninya dengan cara gemetar, suatu respon bawah sadar untuk meningkatkan suhu tubuh
melalui aktivitas otot. Hipotermia dapat terjadi akibat penderita berada dialam terbuka dalam
waktu yang lama. Ada beberapa hal yang adapt memperburuk hipotermia yaitu : suhu rendah,
angin, air, usia penderita, kesehatan penderita, penyakit yang diderita, alcohol, penyalah gunaan
obat dan kekurangan makanan.
Gejala dan Tanda
1. Menggigil / gemetar
2. Terasa melayang
3. Pernapasan cepat nadi lambat
4. Gangguan penglihatan
5. Reaksi mata lambat
6. Alat gerak kaku
7. Pupil mata melebar dan tidak bereaksi
8. Kesadaran menurun
Penanganan Rawat penderita dengan hati hati, berikan rasa nyaman.
1. Penilaian dini dan pemeriksaan penderita.
2. Pindahkan penderita dari lingkungan dingin.
3. Jaga jalan napas dan berikan oksigen bila ada.
4. Ganti pakaian yang basah, selimuti penderita, upayakan agar tetap kering.
5. Bila penderita sadar dapat diberikan minuman hangat secara pelan pelan.
6. Pantau tanda vital secara berkala.
7. Rujuk ke fasilitas kesehatan
PERAWATAN KELUARGA

Perawatan Keluarga
Perawatan keluarga adalah perawatan yang dilakukan oleh anggota keluarga itu sendiri dengan
menggunakan alat-alat yang ada di lingkungan keluarga itu dan sederhana tetapi hasilnya memuaskan.

Dasar Perawatan Keluarga


a. Mengapa Diperlukan PK?
1. Pada umumnya mereka yang sakit senang bila ia berada di rumah di tangah keluarga daripada
berbaring di RS dan dirawat oleh orang yang belum dikenal.
2. Demi untuk menghemat waktu, tenaga dan biaya transportasi.
3. Dirawat oleh orang lain di sebuah kamar dapat mempengaruhi keadaan si sakit sehingga
mempengaruhi penyembuhannya.
4. Untuk meningkatkan kemandirian orang sakit dan keluargnya secara optimal.
b. Siapa Yang Melakukan PK?
1. Pada dasarnya siapa saja dapat melakukan tugas PK asal sebelumnya diberi pengetahuan
(berupa pendidikan PK) dan dilatih secukupnya.
2. Sejak tahun 1950 PMI telah menyelenggarakan pendidikan latihan PK.
c. Sifat pribadi yang tepat untuk menerima pendidikan PK adalah:
1. Mempunyai sifat kasih sayang yang tulus.
2. Menaruh minat dan memiliki rasa kemanusiaan yang dalam.
3. Ingin belajar dan berbakat dalam bidang perawatan.
d. Sikap dan Perilaku yang perlu dimiliki oleh pelaku PK
1. Berperikemanusiaan yang jelas tampak dan sikap kesediaan untuk menolong yang akan
memberi kesan tetang kepribadiannya.
2. Bertanggungjawab, sifat ini harus tampak dari segala tindakan pelaku pk yang senantiasa
berpedoman pada apa yang ia telah pelajari antara lain tidak akan melakukan tindakan yang
merugikan si sakit maupun angggota keluraga yang lain.
3. Selalu mengutamakan kebutuhan si sakit.
4. Selalu bersikap terbuka terhadap tindakan yang akan dilakukan terhadap si sakit sera
menerangkan/mendidik kelurga lain misalnya bagaimana hidup sehat
e. Prinsip kerja seorang pelaku PK
1. Sikap yang baik seorang pelaku PK penting untuk memberi kesan baik tentang kepribadian.
2. Menunjukkan memampuan kerja denga tenang, cepat dan tanpa ragu-ragu.
3. Mempunyai sikap yang ramah, selalu tersenyum, bersedia untuk mendengar dan mampu
untuk menenangkan si sakit.
4. Berpirlah sebelum bertindak/bekerja.
5. Jagalah kebersihan lingkungan dan ruangan si sakit, tetapi perlu juga memperhatikan diri
sendiri.
6. Catat selalu hasil pengamatan dan perawatan yang telah diberi secara pendek, lengkap dan
jelas.
7. Usahakan agar tidak menambah penderitaan si sakit.
8. Jangan bertindak menyimpang dari peraturan dan perintah dokter/petugas kesehatan dan
jangan keliru memberi obat.
9. Jika dianggap perlu untuk merujuk si sakit ke puskesmas/RS diperlukan persiapan antara lain
pakaian bersih dan alat toilet si sakit dan kemungkinan harus dihubungi petugas yang
mengurus angkutan/ambulans.
10. Bila ada sesuatu yang perlu dirahasiakan janganlah disampaikan langsung si sakit.
f. Peralatan yang diperlukan
1. Perawatan yang dilakukan di rumah membutuhkan peralatan. Kita tidak boleh memaksakan
untuk membeli peralatan seperti yang ada di RS. Dengan peralatan yang ada dan sederhana
dapatlah kita menolong si sakit dengan cukup memuaskan.
2. Perlengkapan kamar tidur.
3. Tempat penyimpanan obat-obatan.
g. Penerapan
1. Sebagai individu : Perlu mempersiapkan diri agar mampu dan mau melakukan PK untuk siapa
saja yang membutuhkan.
2. Sebagai anggota masyarakat : Menjelaskan kepada anggota masyarakat pentingnya PK. Dapat
juga mengordinir disediakannya peralatan PK agar masyarakat sekitar dapat menggunakan
secara bersama.
3. Di lingkungan organisasi PMI : Turut berpartisipasi pada Tim PK PMI dalam kegiatan
pelayanan sosialnya PMI misalnya untuk panti jompo.
4. Pada saat bencana : Turut berpartisipasi pada Tim PK PMI dalam kegiatan di tempat
penampungan sementara/pengungsian.

Kesehatan Dasar Keluarga


a. Kebersihan Diri
1. Kebersihan diri merupakan factor penting dalam usaha pemeliharaan kesehatan, agar kita
selalu dapat hidup sehat.
2. Menjaga kebersihan diri berarti juga menjaga kesehatan umum.
3. Cara menjaga kebersihan diri :
 Mandi setiap hari secara teratur
 Tangan harus dicuci sebelum menyiapkan makanan dan minuman, sebelum makan,
sesudah buang air besar atau buang air kecil.
 Kuku digunting pendek dan bersih.
 Kaki perlu dirawat dengan baik dan teratur.
 Sikat gigi setiap habis makan.
 Pakaian perlu diganti setiap habis mandi dengan pakaian yang sudah dicuci bersih
dengan sabun, dijemur dan disetrika.
b. Kebersihan lingkungan
1. Kebersihan lingkungan adalah suatu usaha menjaga lingkungan bersih, dan sehat sehingga
dapat mencegah penularan penyakit
2. Penularan penyakit terjadi bila ada hubungan anatara 3 mata rantai, yaitu: sumber penyakit,
perantara penyakit dan orang yang lemah/peka terhadap serangan penyakit.
3. Usaha meningkatkan kebersihan lingkungan dapat dilakukan bersama masyarakat dengan
mengusahakan untuk memutuskan hubungan mata rantai tersebut agar tidak akan terjadi
penularan.
4. Kebersihan lingkungan dapat dicapai dengan:
 Rumah harus sehat dan terpelihara.
 Hewan peliharaan tidak berkeliaran di dalam rumah atau ditempat anak bermain terutama
hewan yang berkutu
 Sediakan tempat sampah yang tertutup dan buang sampah ditempatnya
 Jaga kebersihan sumber air, MCK dan lingkungannya
 Hindari genangan air/air hujan di sekitar rumah
 Air limbah usahakan lancer alirannya.

Pelaksanaan Perawatan
Merawat orang sakit di rumah
a. Mencuci Tangan
1. Suatu keharusan bagi setiap perawat termasuk pelaku PK yang dilakukan:
 Sebelum dan sesudah merawat orang sakit
 Sebelum menyiapkan makanan dan minuman
 Sesudah memegang barang-barang kotor dan memegang binatang
 Sesudah buang air besar (b.a.b) atau buang air kecil (b.a.k)
2. Tujuan
 Membersihkan tangan dari segala kotoran
 Menjaga kesehatan pelaku
 Mencegah penularan penyakit
 Melatih suatu kebiasaan yang baik
b. Memakai Celemek
1. Celemek adalah bentuk pakaian untuk menutup pakaian pelaku PK waktu menolong merawat
si sakit, tanpa mengganggu gerak si pelaku.
2. Tujuan:
 Melindungi pakaian pelaku dari kotoran
 Mencegah penularan penyakit

Mengukur Suhu
a. Mengukur suhu
Alat untuk mengukur suhu disebut termometer. Menurut skalanya ada 2 macam, yaitu: termometer
celcius (lazim dipakai di Indonesia) dan termometer Fahrenheit (lazim dipakai di Amerika)
1. Bagian dari termometer
 Tabung gas panjang, berbentuk persegi gepeng bundar atau persegi
 Pipa gelas tempat turun naik air raksa
 Skala yang menunjukkan derajat suhu
 Reservoir tempat air raksa
2. Tujuan
 Mengetahui suhu badan si sakit
 Mengetahui adanya kelainan pada tubuh
 Mengetahui perkembangan penyakit
 Sebagai salah satu penyokong dalam membantu dokter dalam menentukan diagnosa
3. Tempat dan cara pengukuran suhu
3.1. Ketiak
 Cuci tangan
 Siapkan termometer
 Beritahu si sakit
 Keringkan ketiak dengan handuk/waslap
 Tempatkan pangkal termometer di tengah ketiak di minta si sakit menjepitnya 10-
15 menit, tangan yang lain membantu menekan bagian lengan yang menjepit
termometer
 Setelah 10-15 menit termometer dikeluarkan, dibaca sampai di mana naiknya air
raksa dan dicatat.
 Termometer dibersihkan, lalu disimpan
 Cuci tangan
3.2. Dubur
 Pengukuran suhu di dubur dilakukan:
 Pada bayi, anak, orang sakit parah
 Pada keadaan tertentu, misalnya:patah lengan,bagian ketiak di balut
 Atas petunjuk dokter
 Pengukuran suhu di dibibir tidak boleh dilakukan pada:
 Orang sakit yang luka pada daerah dubur
 Orang sakit yang berpenyakit kelamin
 Pelaksanaan :
1. Cuci tangan
2. Siapkan termometer dan minyak kelapa/vaselin
3. Beritahu si sakit
4. Miringkan si sakit,bebaskan pakaian yang menutupi bokong
5. Kaki yang sebelah atas ditekuk kearah perut
6. Oleskan pangkal termometer dengan minyak kela[a/vaselin untuk
memudahkan memasukkan ke dalam anus. Hati-hati bila ada wasir
7. Pisahkan bokong si sakit agar dubur terlihat, lalu pangkal termometer di
masukkan
8. Pegang termometer selama berada dalam anus selama 3 menit
9. Keluarka termometer, baca dan catat di buku catatan harian
10. Termometer dibersihkan lalu disimpan
11. Cuci tangan
3.3. Mulut
 Dilakukan pada orang sakit bila pada kedua tempat di atas tidak memungkinkan
pemasangan thermometer.
 Pengukuran suhu di mulut tidak boleh dilakukan pada:
 Orang sakit yang tidak sadar atau gelisah
 Orang yang berpenyakit milit,batuk pilek atau sesak nafas
 Bayi/anak yang masih kecil
 Pelaksanaan :
1. Cuci tangan
2. Siapkan termometer
3. Beritahu si sakit
4. Si sakit diminta untuk membuka mulut
5. Letakkan pangkal termometer di bawah lidah agak ke samping, di minta si sakit
untuk menutup mulut dan bernafas melalui hidung
6. Setelah 3 menit keluarkan termometer, baca dan catat di buku catatan harian
7. Termometer dibersihkan lalu disimpan
8. Cuci tangan

Menghitung Denyut Nadi


Menghitung denyut nadi adalah sama penting dengan mengukur suhu. Denyut nadi menjadi lebih cepat
bila berada dalam ketakutan, gelisah, demam dan sesudah gerak badan.
a. Denyut nadi dapat diraba pada :
1. Leher
2. Bagian muka telinga
3. Dekat ujung tulang selangkang
4. Sisi dalam dari lengan atas
5. Lipatan paha
6. Pergelangan tangan
7. Denyut bayi sampai umur 1 tahun dapat diraba di ubun-ubun
b. Tujuan mengukur denyut nadi
1. Mengetahui keadaan umum si sakit
2. Mengetahui keadaan jantung
3. Mengikuti perkembangan jalannya penyakit
4. Membantu menentukan diagnosa
c. Jumlah denyut nadi rata-rata permenit
1. Bayi baru lahir : + 130 - 160
2. Bayi : + 110 - 130
3. Anak umur 4-7 tahun : + 80 - 120
4. Anak umur lebih 7 tahun : + 80 - 90
5. Pria dewasa : + 60 - 80
6. Wanita lebih banyak antara 10-15 denyutan.
Umumnya kecepatan denyut nadi meningkat bila suhu badan meningkat. Tiap kenaikan suhu 1
derajat C, denyut nadi akan bertambah 10-15 denyutan.
d. Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Beritahu si sakit
3. Si sakit duduk atau berbaring, lengan dikendurkan dengan ibu jari di sebelah atas. Cari
nadinya dengan 3 jari si pelaku dipergelangan tangan si sakit kea rah ibu jari si sakit diantara
urat-urat
4. Hitung denyut nadi selama ½ menit, hasilnya dikalikan 2 dan dicatat dalam buku catatan
harian
Menghitung Pernafasan
Satu kali pernafasan adalah 1 kali menarik nafas dan 1 kali mengeluarkan nafas
a. Tujuan menghitung pernafasan :
1. Membantu menentukan diagnosa
2. Mengetahui keadaan umum si sakit
b. Pelaksanaan
1. Dihitung segera setelah menghitung denyut nadi. Jangan diberitahu si sakit akan dihitung
pernafasannya dengan pergelangan si sakit tetap dipegang seolah-olah masih menghitung
denyut nadi
2. Diperhatikan apakah kedua sisi dada bergerak seirama, apakah terlihat adanya kesukaran
dalam bernafas
3. Hitung pernafasan selama ½ menit dan hasilnya dikali 2, catat dalam buku catatan harian
c. Jumlah pernafasan permenit
1. Bayi baru lahir : 30-60
2. Anak umur 1 tahun : 25-30
3. Anak umur 2 tahun : 20-25
4. Anak umur 15 tahun : 18 -20
5. Pria dewasa : 16-18
6. Wanita dewasa : 18-20
d. Perbandingan jumlah pernafasan dengan denyut nadi adalah 1: 4

Penataan Tempat Tidur Orang Sakit


a. Maksud dan tujuan
1. Mempercepat penyembuhan
2. Mencegah penyakit bertambah parah
3. Memperkecil bahaya penularan
b. Syarat tempat tidur si sakit
1. Panjang tempat tidur harus sepadan dengan panjang badan si sakit
2. Ditempatkan pada bagian kamar yang tak banyak kena hembusan angin
3. Terhindar dari cahaya yang menyilaukan, bau yang merangsang dan keributan
4. Barang tenun (seprei, sarung bantal dsab) hendaknya diganti paling sedikit 2 kali seminggu,
kecuali bila basah atau kotor maka harus segera diganti.
c. Peralatan
1. Tempat tidur + kasur + bantal
2. Kain seprei + sarung bantal
3. Kain perlak + kain alas perlak
4. Selimut

Perawatan Sehari-hari di Rumah


1. Menolong si sakit B.A.B / B.A.K di atas tempat tidur
Di Indonesia biasanya orang sakit selama masih dapat berjalan akan berusaha untuk pergi ke kamar
kecil untuk B.A.B / B.A.K. sebenarnya hal ini tidak dibenarkan karena si sakit membuang tenaga
yang ia perlukan untuk melawan penyakitnya. Perlu diketahui, bahwa antara orang sakit pria dan
wanita cara menolongnya berbeda.
 Wanita : alat kelamin bagian luar dan dalam dihubungkan oleh sebuah saluran yang sangat
pendek jaraknya, sehingga sangat mudah terkena infeksi. Untuk b.a.b dan b.a.k menggunakan
sebuah tempat yang disebut pasu najis.
 Pria : untuk b.a.b dan b.a.k dapat hanya menggunakan sebuah labuh kemih, semacam botol.

Peralatan
1. Pasu najis beserta tutupnya
2. Labu kemih untuk pria
3. Bamboo/botol berisi air
4. Kertas toilet
5. Alas bokong (perlak beserta alasnya)
6. Bel
7. Bangku kecil untuk pasu najis
8. Handuk, sabun, bedak
9. Air untuk mencuci bokong

2. Menyeka / memandikan si sakit di tempat tidur


a. Tujuan
1. Memberikan perasaan enak dan segar kepada si sakit
2. Membersihkan kotoran yang melekat pada tubuhnya
3. Membantu memperlancar peredaran darah
4. Melatih otot-otot secara aktif dan pasif
5. Mencegah terjadinya lecet
b. Peralatan
1. 2 baskom (untuk menyabun + membilas)
2. Air hangat dalam cerek dan air dingin dalam ember + gayung
3. 2 waslap + 2 handuk besar
4. 1 ember yang agak besar untuk menampung air
5. Sabun mandi dalam tempatnya, talk dan kamfer spiritus,alat bersolek, alat cukur dan sisir
6. Pakaian si sakit yang bersih
7. Tempat/keranjang untuk pakaian kotor
8. Bila perlu disediakan lbu kemih dan pasu najis, botol berisi air untuk cebok

3. Mencuci rambut si sakit di tempat tidur


a. Tujuan
1. Memberikan perasaan segar dan senang kepada si sakit
2. Menghilangkan kotoran yang melekat pada kepala si sakit
3. Agar rambut tetap bersih, rapi dan terpelihara
b. Peralatan :
1. Baki yang berisi sisir, 1 handuk, 1 waslap, shampo, alas(handuk + perlak
2. Talak plastik yang dapat diganti dengan pelepah pisang/sebuah perlak yang digulung
3. Ember berisi air hangat kuku, gayung bermulut lancip/kobokan
4. Ember kosong
5. Kain pel
6. Cadangan air panas dalam cerek dan air dingin dalam ember
7. Alat pengering rambut atau kipas

Merubah Posisi Tidur Orang Sakit


Seorang pelaku PK harus pandai menolong si sakit duduk , berbalik, merubah posisi tidurnya,
mengangkatnya, menolong turun / naik tempat tidur dengan cara teratur.
Merubah sikap tidur si sakit adalah hal yang sangat penting, karena dapat menghindari :
1. Bahaya lecet pada tubuh
2. Ketegangan pada sendi-sendi
3. Bahaya timbulnya cacat
4. Memperbaiki peredaran darah

a. Meminggirkan atau menengahkan si sakit


Meminggirkan adalah menggeser si sakit dari tengah ke pinggir tempat tidur, sedangkan
menengahkan adalah menggeser si sakit dari pinggir ke tengah tempat tidur.
b. Memiringkan si sakit
Memiringkan adalah membentuk posisi si sakit menjadiposisi miring.
Untuk memiringkan si sakit ke kanan, maka dilakukan dari arah saebaliknya/berlawanan. Begitu
juga jika memiringkan posisi si sakit dari arah kiri.
c. Memindahkan si sakit
Bila sakit seorang dewasa yang gemuk, maka untuk mengangkatnya sebaiknya dilakukan berdua
atau bertiga. Jangan coba melakukan sendiri, karena akibatnya mungkin si sakit merasa lebih sakit
atau mungkn terjatuh.
d. Menolong si sakit turun dari tempat tidur, berjalan ke kursi dan kembali ke tempat tidur.
Bila si sakit yang telah berbaring lama di atas tempat tidur mulai sembuh, maka dokter akan
memerintahkan agar ia didudukkan. Mula-mula duduk dipinggir tempat tidur dengan kaki yang
diayun-ayunkan, kemudia di atas kursi dalam ruangan si sakit. Peristiwa ini merupakan hal yang
menggembirakan bagi si sakit, sehingga ia akan memberikan bantuaanya. Tetapi si sakit kecewa
bila mulai duduk atau berjalan, merasa psing, kaki berat dan lemas. Oleh sebab itu, hal ini perlu
dilakukan secara bertahap.
Peralatan
1. Kursi yang memakai sandaran untuk lengan
2. Bantal untuk menopang punggungnya
3. Selimut
4. Sandal yang ringan
5. Bila perlu dingklik/kursi pendek dan bel

Penyajian Makanan dan Pemberian Obat


a. Penyajian makanan kepada pasien
Makanan berguna untuk memberikan zat-zat makanan yang cukup utnuk memelihara kesehatan,
memulihkannya bila sakit, menghasilkan tenaga untuk melaksanakan berbagai kegiatan
pertumbuhan dan perkembangan jiwa serta raga.
b. Cara menyajikan makanan
1. Makanan disajikan di atas sebuah baki yang berisi alas supaya rapi. Di atas baki ada piring,
sendok dan garpu, gelas yang berisi air minm dengan tatakan dan tutupnya dan serbet/lap.
2. Cocokkan makanan sesuai dengan pantangan, rasa disesuaikan denga selera sejauh tidak
bertentangan dengan pantangan.
3. Makanan dijaga agar tidak dihinggapi lalat
4. Piring jangan di isi penuh, karena dapat mengurangi selera makan si sakit.
5. Sayuran dan lauk pauk diletakkan terpisah dalam piring kecil diatur secara baik dengan sedikit
variasi.
6. Sedapat mungkin makanan disajikan dalam keadaan hangat.
7. Waktu makan ditentukan
8. Agar menarik diberi jambangan kecil dan diberi bunga, kepada anak-anak diberi mainan.
9. Bila dapat makan sendiri, digunakan meja kecil yang diberi alas
10. Selesai makan, baki dan isinya diangkat dan dibawah keluar kamar.
c. Beberapa jenis makanan khusus
1. Makanan lunak untuk orang panas atau sakit mulut/tenggorokan
2. Makanan untuk orang diare
3. Makanan rendah lemak untuk orang sakit kuning
4. Makanan rendah garam untuk orang sakit busung/uderma
5. Makanan tanpa gula untuk orang sakit kencing manis

Pemberian Obat Kepada Orang sakit


a. Tujuan
1. Mempercepat penyembuhan
2. Mengurangi penderitaan
b. Bentuk obat
1. Pil
2. Tablet
3. Kapsul
4. Salep
5. Obat cair
6. Puyer/serbuk
c. Etiket/label
 Biasanya diletakkan pada botol, dus, kantong plastik, dsb yang memberi petunjuk tentang
pemakain obat
 Warna etiket :
1) Etiket putih : merupakan obat dalam (untuk diminum)
2) Etiket biru : merupakan obat luar (tidak boleh ditelan)
3) Etiket hitam dan biasanya bergambar tengkorak : merupakan obat berbahaya (obat keras
atau racun)

Perawatan Bayi
a. Kondisi bayi
1. Nadi : Kurang lebih 140 denyutan permenit pada waktu lahir
2. Pernafasan : Kurang lebih 33 – 40 gerakan permenit
3. B.a.b : 3 – 4 kali dalam waktu 24 jam pada bulan pertama. Warnanya hitam dan agak lengket,
akan berubah menjadi lembek kekuning-kuningan bila si bayi mulai menetek
4. Berat badan : Seorang bayi rata-rata mempunyai berat badan sekitar 3 kg waktu lahir. Dalam
waktu beberapa hari ia akan kehilangan berat sampai 300 gram, tapi dalam waktu 2 minggu
diharapkan berat badannya akan kembali seperti pada waktu dilahirkan.
5. Kulit : Pada waktu lahir, biasanya kulit bayi diliputi lemak putih kekuning-kuningan, warna
kulitnya merah muda
6. Penglihatan : Baru mampu pada awal bulan ke 2
7. Pendengaran : Baru mampu pada awal bulan ke 4
8. Tidur : Pada bulan pertama bayi tidur 18 – 22 jam sehari, kalau basah atau haus/lapar ia akan
bangun dan menangis
b. Makanan
Makanan yang terbaik adalah ASI yang akan membuat bayi tumbuh baik dan sehat. Bila ASI
kurang, maka dokter akan menambah dengan susu buatan yang cocok
c. Pemeriksaan
Pada usia 2 minggu bayi sebaiknya dibawa ke dokter atau bidan untuk diperiksa berat badannya
dan apakah keadaan pusarnya baik. Juga untuk menerima nasihat mengenai pertumbuhan bayi,
kekebalan dan makanan tambahan.
d. Memandikan Bayi
 Di daerah panas bayi dimandikan pagi dan sore, di daerah pegunungan cukup sekali sehari
misalnya sore saja. Sebaiknya waktu mandi ditentukan, agar tidak seorangpun dapat
mengganggu pelaksanaan tugas ini.
 Peralatan
1. Satu buah handuk
2. Dua buah waslap
3. Ember / baskom berisi air hangat kuku
4. Pakaian untuk ganti
5. Sabun
6. Bedak
7. Alkohol, iodinepovidon dan kasa untuk komprse (untuk bayi yang belum lepas tali
pusarnya)
KEPEMIMPINAN

A. Pemimpin dan kepemimpinan


Pemimpin adalah orang yang memimpin kelompok dua orang atau lebih, baik organisasi maupun
keluarga. kepemimpinan adalah kemampuan seorang pemimpin untuk mengendalikan, memimpin,
mempengaruhi fikiran, perasaan atau tingkah laku orang lain untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya. Tugas pokok kepemimpinan yang berupa mengantarkan, mempelopori,
memberi petunjuk, mendidik, membimbing dan lain sebagainya agar para bawahan mengikuti
jejak pemimpin mencapai tujuan organisasi hanya dapat dilaksanakan secara baik, bila seorang
pemimpin menjalankan fungsi sebagaimana mestinya.
B. Tipe-tipe kepemimpinan
Berdasarkan dari sikap, konsep, sifat, dan cara pemimpin dalam melaksanakan dan
mengembangkan suatu organisasi. Maka kita dapat membedakan tipe - tipe pemimpin
 Kepemimpinan Diktatoris : Memimpin dengan cara menggertak, menguasai.
 Kepemimpinan Otokratis : Kepemimpinan otokratis, yaitu suatu gaya kepemimpinan dimana
seorang pemimpin memiliki kekuasaan absolut dan tanggung jawab penuh dalam memimpin
timnya. Seorang pemimpin yang memimpin dengan memberikan perintah kepada
anggotanya, memberikan ancaman kepada para bawahannya, dan memiliki kontrol yang ketat
terhadap organisasi yang dipimpin.
 Kepemimpinan Birokratis : Pemimpin yang bergaya ini cenderung mengikuti hukum, bahkan
tradisi, organisasi secara kaku. Kepemimpinan ini terbentuk sebab kondisi yang dirasa stabil
pada tim serta kondisi tersebut harus dipertahankan. Masukan dari anggota tim hanya mampu
diterima bila sejalan dengan tradisi yang telah terdapat. Usulan baru sulit diterima karena
belum teruji dan hanya akan mendatangkan resiko yang tidak diinginkan.
 Kepemimpinan Demokratis : Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang
memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu
mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan
demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para
bawahannya.
 Kepemimpinan laisez-faire: pemimpin yang tidak menguasai bidang tugas yang menjadi
wewenangnya dan akan menyerahkan segala sesuatu kepada bawahannya.
C. Fungsi pemimpin
Pemimpin juga memiliki fungsi fungsi tertentu yaitu Antara lain:
 Fungsi perencanaan ; seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi
organisasi dan diri sendiri selaku penanggungjawab tercapainya tujuan organisasi.
 Fungsi memandang ke depan ; seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke depan
berarti akan mampu meneropong apa yang akan terjadi serta selalu waspada terhadap segala
kemungkinan.
 Fungsi pengembangan loyalitas ; pengembangan kesetiaan ini tidak saja diantara pengikut,
tetapi juga untuk para pemimpin tingkat rencdah dan menengah dalam organisasi.
 Fungsi pengawasan ; pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti
kemajuan pelaksanaan rencana.
 Fungsi mengambil keputusan ; pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan
yang tidak mudah dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk
melakukan pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang tidak berani mengambil
keputusan.
 Fungsi pemeliharaan ; fungsi ini mengupayakan kepuasan bathin bagi pemeliharaan dan
pengembangan kelompok untuk kelangsungannya.
 Fungsi menjalankan tugas ; pemimpin harus konsisten menjalankan tugas dan
tanggungjawabnya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
DONOR DARAH SUKARELA

Donor Darah
Donor Darah adalah Menyumbangkan darah untuk tujuan transfuse darah. sedangkan Transfusi Darah
adalah Proses pemindahan darah dari seseorang yang sehat dan memenuhi persyaratan ke orang yang
membutuhkan.

Beberapa Istilah Donor Darah


PEDONOR : orang yang menyumbangkan darahnya untuk kepentingan orang lain.
RESIPIENT : Seorang yang membutuhkan darah dari orang lain untuk kesehatan tubuhnya
TRANSFUSI DARAH : Suatu proses pemindahan darah donor ke dalam tubuh pasien.

Jenis Golongan Darah


Tabel Golongan Darah
Aglotinogen / Antigen Aglutinin/Antibody
Genotip Golongan Darah
( terdapat dalam sel darah merah ) ( Terdapat dalam serum )
A Anti-B OA atau AA A
B Anti-A OB atau BB B
AB - AB AB
O Anti-B dan Anti-A OO O

Fungsi darah :
1. Mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel-sel tubuh.
2. Mengangkut karbondioksida dari sel-sel tubuh ke paru-paru untuk selanjutnya dikeluarkan
3. Mengganti sel-sel yang rusak

Komponen Darah :
1. Plasma Darah
2. Sel darah merah
3. Sel darah putih
4. Keping darah.

Syarat Pendonor Darah :


 Lelaki atau wanita Dewasa, sehat jasmani dan rohanii menurut pemeriksaan dokter.
 Umur pendonor 17-60 tahun
 Berat badan minimal 45 Kg, dapat menyumbangkan darahnya 350 ml ; ditambah sejumlah darah
untuk pemeriksaan yang jumlahnya tidak lebih dari 5 ml. Donor dengan berat 50 Kg atau lebih
dapat menyumbangkan darahnya 450 ml.
 Tekanan darah : Sistolik : 100-150 mmHg, Diastolik :60-100 mmHg. tergantung kondisi pendonor.
 Kadar Hemoglobin ≥ 12,5 g/dl, minimal metode CuSO₄.
 Interval penyumbangan darah minimal 8 minggu dengan penyumbangan maksimal 5 kali setahun.

Larangan Bagi Pendonor (khusus wanita)


 Menstruasi.
Kehamilan dan menyusui. Calon donor dapat menyumbangkan darahnya 6 bulan setelah
melahirkan atau 3 bulan setelah berhenti menyusui.
 Penyakit infeksi
Calon donor harus bebas dari penyakit infeksi yang dapat ditularkan melalui darah. Calon donor
dengan pemeriksaan HbsAg, HCV, VDRL, dan HIV menunjukkan hasil positif dsb.
 Sukarela dan tidak terpaksa

Macam Macam Donor Darah


1. Donor Darah Bayaran
Donor darah bayaran ini sangat jelas dilarang/ tidak diperbolehkan baik hukum agama, nilai moral,
norma etika maupun perundang-undangan yang berlaku. Donor bayaran tidak lain adalah bentuk
percaloan.
Kerugian yang di timbulkan akibat Donor Bayaran :
Jumlah donor sangat sedikit sekali dibandingkan dengan kebutuhan darah yang jauh lebih besar,
sehingga orang-orang ini akan memasang tarif yang tinggi umumnya tidak terjamin mutunya.
Resiko penularan penyakit sangat tinggi.

2. Donor Darah Pengganti


Donor darah pengganti (DDP) adalah seseorang yang diminta menyumbangkan darahnya kepada
seseorang dan ia tahu kepada siapa darah tersebut dia berikan. Umumnya langkah ini benar-benar
darurat, bila darah di UDD PMI tidak tersedia. Permasalahan yang muncul adalah pendonor yang
disiapkan keluarga darahnya tidak sesuai dengan pasien setelah dilakukan pemeriksaan
laboratorium yang memakan waktu lama. Bila ada keperluan mendadak dimana pasien harus
segera ditransfusikan, berapa waktu yang terbuang untuk mengumpulkan anggota keluarga yang
cocok golongan darahnya? Berapa lama waktu untuk menunggu pemeriksaan laboratorium, waktu
pengolahan darah.
3. Donor Darah Sukarela
Donor Darah Sukarela (DDS) adalah seseorang yang menyumbangkan darahnya secara sukarela
tanpa pamrih untuk berkepentingan masyarakat tanpa membedakan agama, suku bangsa,
golongan, warna kulit, dan jenis kelamin. DDS inilah yang paling dianjurkan karena selain halal,
juga aman dan berperikemanusiaan. Dengan berdonor darah secara sukarela, darah di UDD PMI
akan selalu tersedia untuk keperluan penyembuhan dan penyelamatan bagi pasien siapa saja yang
memerlukan tanpa pandang bulu. Disamping itu keamanan darah terjamin karena sudah dilakukan
skrining terlebih dahulu.

Tujuan Donor Darah :


 Memelihara keadaan biologis darah atau komponen – komponennya agar tetap bermanfaat.
 Memelihara dan mempertahankan volume darah yang normal pada peredaran darah (stabilitas
peredaran darah).
 Mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia darah.
 Meningkatkan oksigenasi jaringan.
 Memperbaiki fungsi Hemostatis.
 Tindakan terapi kasus tertentu.

Manfaat Manjadi Donor Darah Bagi Pendonor


1. Badan terasa segar
2. Terdeteksi dari penyakit saat seleksi
3. Merasa berguna menolong orang lain
4. Tidak dapat dinilai dengan pengorbanannya
5. Merupakan terapi bagi penderita Policitemia vera

Manfaat Donor Darah Bagi Respident :


1. Jiwanya tertolong
2. Mendapat darah dengan cepat dari UTD

Anda mungkin juga menyukai