Gerakan Palang Merah berawal dari kepedulian seorang pengusaha Swiss bernama Hendry
Dunnant,yang tengah melakukan perjalanan bisnis ke prancis dan mengalami sendiri peperangan
diSolferino Italia Utara, antara Italia dengan Austria. Ribuan orang dari kedua belah pihak menjadi
korban sakit,cedera,bahkan meninggal. Peristiwa pada tanggal 24 juni 1859 itu memberi inspirasi
bagi Henry Dunnant untuk menulis buku yang berjudul “KENANGAN DARI SOLFERINO” yang
diterbitkan tahun 1862. Isi dari buku tersebut adalah:
1. Perlunya membentuk organisasi sukarelawan yang dipersiapkan dimasa damai bertujuan memberi
pertolongan kepada prajurit yang cedera di medan perang
2. Perjanjian internasional yang bertujuan untuk melindungi prajurit dimedan perang serta relawan
dari organisasi yang bertugas memberi pertolongan kemanusiaan
Buku tersebut mendapat tanggapan positif dari 5 orang yang merupakan pelopor berdirinya ICRC (
International Commite of the Red Cross ) atau komite internasional palang merah pada tahun 1863.
5 orang tersebut disebut Komite 5 yang terdiri:
1. G.L Dufour
2. Dr.Appia
3. Dr.Moyner
4. T.Mounoir
5. Henry dunnant
Pada tahun 1864 diadakan Konferensi Janewa I oleh 12 negara yang berisi perbaikan kondisi prajurit
padapeperangan serta penggunaan lambang palang merah sebagai tanda pengenal dan
perlindungan.
Pada tahun 1867 diadakan Konferensi Internasional
Pada tahun 1899 diadakanKonferensi Den Haag
Pada tahun 1906 diadakan Konferensi Janewa II dalam rangka memberi pertolongan korban kapal
karam
Pada tahun 1919 diadakan Liga Palang Merah Internasional yang diprakarsai oleh Henry P. Davidso
dari Palang Merah AS.Pada tahun ini terjadi Perang Dunia I dan untuk pertama kalinya lambang
Bulan Sabit Merah digunakan sebagai pengganti lambang Palang Merah oleh Negara Turki. Adanya
hal lain Liga Palang Merah Internasional berubah menjadi federasi Palang Merah dan Bulan Sabit
Merah. Tahun 1927 lambang Bulan Sabit Merah resmi diterima sebagai tanda pengenal dan
perlindungan.
Pada tahun 1929 ditanda tangani Konferensi Janewa III
Pada tanggal 12 Agustus 1929 Konferensi Internasional mengesahkanKonferensi Janewa IV. Pada
keempat konferensi dirangkum dalam suatu naskah yang dikenal sebagai Konferensi Janewa 1949.
Pada tahun 1965 terbentuk 7 Prinsip Palang Merah yang berfungsi sebagai kode etik dan moral
gerakan bersumber dari Proklamasi Viena 1965.
LAMBANG
Lambang dipakai sebagai identitas atau tanda pengenal bagi orang-orang di suatu kelompok, daerah,
Negara atau apapun.
LAMBANG YANG DIGUNAKAN DALAM ORGANISASI KEMANUSIAAN :
1. Lambang Palang Merah
Tahun 1863, konferensi Internasional di Jenewa mengadopsi lambang Palang Merah diatas dasar
putih sebagai tanda pengenal Perhimpunan Nasional Palang Merah yang merupakan kebalikan dari
bendera nasional swiss. Tahun 1864, konferensi Jenewa yang pertama menyatakan bahwa lambang
palang merah diatas dasr putih secara resmi diakui sebagai tanda pengenal pelayanan medis
angkatan bersenjata.Pada Konferensi Jenewa tahun 1906, waktu peninjauan kembali terhadap
konferensi jenewa tahun 1864, barulah ditetepkan lambang pang merah tersebut sebagai
penghormatan terhadap Negara Swiss.
2. Lambang Bulan Sabit Merah
Tahun 1864 saat Balkan dilanda perang, sejumlah pekerja social yang tertangkap oleh Ottoman
dibunuh semata-mata karena mereka memekai ban lengan dengan gambar palang merah. Ketika
Pemerintah Turki dimintai penjelasan mengenai hal ini, mereka menekankan kepekaan tentara
muslim tehadap bentuk palan/salib dan mengajukan agar perhimpunan nasional serta pelayanan
medis militer meeka, diperbolehkan untuk menggunakan lambang yang berbeda yaitu Bulan Sabit
Merah. Gagasan ini perlahan-lahan mulai diterima, memperoleh semacam pengesahan dalam
bentuk ‘reservasi’ dan diadopsi sebagai lambang palang merah dalam konferensi Jenewa tahun
1929. Lambang Bulan sabit Merah diatas dasar putih yang saat itu dipilih Persia( Iran ) diakui sebagai
lambang pembeda dengan fungsi dan tujuan sama dengan lambang palang merah, dan singa dan
matahari merah sebagaimana tercantum pada Konferensi-konferensi Jenewa 1949 dan protocol
tambahan I dan II 1977.
3. Lambang Kristal Merah
Tahun 2005 Kristal Merah diatas dasar putih diadopsi menjadi lambang alterntif apabila disuatu
Negara terjadi konflik bersenjata/perang atau bencana, maka maka Negara yang menggunakan
lambang Palang Merah atau Bulan sabit Merah, ICRC dan IFRC dapar menggunakannya secaa khusus
untuk kegiatan kepalangmerahan yang dilaksanakan di daerah tersebut.
1. KEMANUSIAAN ( HUMMANNITY )
Gerakan yang berkeinginan untuk memberikan pertolongan kepada korban tanpa membeda-
bedakan mereka untuk mencegah dan mengatasi penderitaan sesame manusia. Tujjuannya ialah
untuk melindungi jiwa dan kesehatan serta menjamin penghormatan terhadap sesame manusia,
menummbuhkan rasa saling pengertian,persahabatan, kerjasama dan perdamaian abadi antar
sesame manusia.
2. KESAMAAN ( IMPARTIALITY )
Gerakan member i bantuan kepada orang tanpa membeda-bedakan ras,agama, kebangsaan, tingkat
soaial,atau pandangan politik. Tujuannya ialah mengurangi penderita dengan mdndahlukan keadaan
yang parah.
3. KENETRALAN ( NEUTRALITY )
Geraan ini tidak memihak atau melibatkan diri dalam pertentagan ras, politik, agama dan ideology
4. KEMANDIRIAN ( NEUTRALITY )
Gerakan ini bersifat mandiri.Tujuannya membantu pemerintah di bidang kemanusiaan dan tta
kepada aturan Negara. Mempertahankan sikap otonom,menjaga jarak dengan kekuasaan Negara
lain, dan mengutamakan prinsip dasar gerakan.
5. KESUKARELAAN ( VOLUNTARY SERVICE )
Gerakan member bantuanatas dasar sukarela tanpa unsur keinginan untuk mencari keuntungan
apapun.
6. KESATUAN ( UNITY )
Di dalam suatu Negara hanya boleh ada satu Perhimpunan Nasional dan hanya meilih satu antara
Palang Merah atau Bulan Sabit Merah.Dan gerakan ini bersifat terbuka.
7. KESEMESTAAN ( INDEPENDENCE )
Gerakan ini bersifat semesta artinya gerakan hadir di seluruh dunia. Setiap Perhimpunan Nasional
mempunyai status dan sederajat, serta memiliki hak & tanggung jawab yang sama dalam membantu
satu sama lain.
Dibentuk ole PMI di Jakarta, 1 Maret 1950 dipampin oleh Nn.Siti Dasimah dan tokoh lainnya ialah
Nn. Paramita Abdurachman.Palang Merah Remaja dulu bernama Palang Merah Pemuda (PMP).Saat
itu 15 cabang PMi yang memiliki PMP berjumlah 2047 orang anggota.
Dlam siding pertama Liga Perhipunan-Perhimpunan Palang Merah Internasional di thhn 1919
diputuskan bahwa PMR menjadi salah satu bagian dari Perhimpunan Palang Merah.
Tingkatan PMR:
PMR Mula : usia 7-12 th
PMR Madya : usia 13-16 th
PMR Wira : usia 17-21th
TRI BAKTI PMR:
1. Meningkatkan ketrampilan hidup sehat
2. Berkarya dan berbakti di masyarakat
3. Mempererat Persahabatan Nasional dan Internasional
Pedoman PMR:
INTER ARMA CARITAS : KITA SEMUA SAUDARA
SIAMO : SIAP MENOLANG ORANG
ETIKA/LABEL OBAT
A. ETIKA//LABEL OBAT adl petunjuk sekilas tentang pemakaian obat. Biasnya diletakkan pada
kantong plastic dan sebagainya yang member petunjuk tentang pemakaian obat.
B. Warna Etika Label Obat
1. Etika Putih merupakan tanda untuk diminum (jenis obat dalam)
2. Etika Biru merupakan tanda untuk obat luar/semua jenis obat luar. Dapat dibeli bebes diapotik
3. Etika hitam atau Merah merupakan obat keras /berbahaya/racun,biasanya bergambar tengkorak.
Harus dibeli dengan resep dokter. Obat keras terbatas adl suatu campuran bahan/zat apabila
dimasukkan ke dalam tubuh akan menimbulkan gejala/perubahan bagi pemakainya.
Obat keras terbatas bibagi menjadi 3 kelompok:
Depresiansio
Berfungsi menonaktifkan syaraf (menjadikan syaraf tidak aktif).
Contoh : valium,erlalium,diazepam.
Halugenasi
Berguna untuk menimbulkan halusinasi
Contoh: LSD pil koplo,putaw,morfin,ekstasi,dll
Stimulasia
Berfungsi untuk membangkiykan gairah (mengaktifkan susunan syaraf)
Contoh: ampetamin,semua jenis obat doping.
Narkotika berasal dari “Narcose” yaitu penuran kesadaran. Arti umum adl obat yang mengandung
bahan yang dpt menurunkan kesadaran/menimbulkan halusinasi,bila diminum overdosis dap
mengakibatkan kematian.
Obat jenis ini tidak dpt dibeli dengan pengawasan dokter. Penyalahgunaan obat ini dapat berakibat
fatal(cacat/mati) dan mendapatkan bonus mendekam disel penjara (min 5 thn).
Narkotika memiliki khasiat tinggi yaitu:
• Membius
• Merangsang
• Menghayal
• Menagih
UU Kesehatan 23 Th 1992 Bab 1 butit 12:
Zat adiktif adl bahan yang digunakan dpt menimbulkan ketergantungan psikis.
Dasar Hukum:
1. Undang-undang pemberantasan Narkotika no9/76
2. Undang-undang Narkotika 22 th 1997
C. Pelaksanan pemakaian obat:
1. Cuci tangan dengan bersih
2. Baca etika dengan teliti,bila obat itu:
a. Obat cair
- bila tertulis dipojok kocok terlebih dahulu sampai larut
- buka tutup botol dan tuangkan obat cair
- gunakan takaran yang tepat sesuai takaran
- baca etika sekali lag
- tutup botol dengan rapat dan kembalikan pada tempatnya baru diberikan kepada si sakit
b. obat tetes
- Sediakan sendok kecil
- Teteskan dengan suara yang nyaring agar ingat berapa kali diteteskan
Dalam melakukan tindakan P3K hamper selalu memakai pembalutan pada umumnya dapat
digunakan untuk:
• Mennutup luka
• Menguramgi dan mencegah pembengkakan
• Menekan tekanan darah
• Membatasi pergerakan
Macam-macam pembalutan:
1. Pembalut Cepat
a. Pembalut ini biasanya sudah siap dipakai darp lapisan kasa yang sterl. Sedangkan pembalut gulung
digunakan seceat mungkin pada luka untuk mencegzh infeksi.
b. Cara menggunakan:
Robek bungkusan dengan menggunakan tali yang terpancang
Dekatkan pembalutkira-kira 3 cm diatas luka
Pegang dgn 2 tangan masing-masing gulungan, tangan direnggamkan sehingga pembalut terbuka
Tekan kompres diatas luka dan balutlah kira-kira ¾ dari pembalut kas berada diatas kompres
2. Pembalut segitiga
a. Macam-macam :
Pembalut sgitiga biasa
Pembalut segitiga Plantengs
Pembalut segitiga Flunda
b. Dilipat sebagai dasi:
• Dilipat 1kali
• Dilipat 2 kali
• Dilipat 3 kali
c. Pemakaian kain ssegitiga untuk menggendong tangan supaya tidak bergerak
d. Luka yang dibalut dgn pembalut segitiga:
Luka dikepala
Luka dibahu
Luka disiku
Luka di telapak tangan
Luka dipangkal paha
Luka ditelapak kaki
3. Pembalut Gulung
Luka yang dibalut dgn pembalut gulung:
Luka dijari tangan
Luka telapak tangan
Luka lengan bawah
Luka jari kaki
Luka di telapak kaki
4. Macam-macam Pembalutan
Sirkuler : untuk membalut luka yg lebarnya tdk melebihi pembalut
Spiral : untuk membalut lika yang lebih lebar dari pembalut
Spika : untuk membalut luka yang terletak di siku
Verkuler : untuk menahan gerakan.
PATAH TULANG
Patah tulang adl terputusnya jaringan tulang baik seluruh atau hanya sebagian.
Penyebabnya adl terjadinya gaya yg melampaui batas elastisitas jaringan tulang sehingga jaringan
tulang rusak.
Gejala dan tanda:
1. Terjadai perubahan bentuk pada bagian tubuh yang patah
2. Daerah yang patah nyeri dan kaku pada saat ditekan/digerakkan
3. Bagian yang patah mungkin membengkak disertai memar/perubahan warna
4. Terdengar suara berderik pada bagian yang patah
5. Bagian yang patah mengalami gangguan fungsi gerak
6. Mungkin terlihat baguan tulang yang patah pada luka.
Tindakan;
Pakaian yang menutup dibuka/dipaparkan dahulu
Lukadibalut dgn kasa steril
Jika terjadi patah tulang terbuka hentikan pendarahan terlebih dahulu
Lakukan pembidaian
Rujuk ke fasilitas kesehatan
PERTOLONGAN PERTAMA/PP
(THE FIRST AID)
Pertolongan Pertama adl pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau cedera atau
kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar.
Pelaku PP adl penolong yang pertama kali tiba ditempat kejadian yang memiliki kemampuan dan
terlatih dalm penanganan medis dasar.
TUJUAN PP:
1. Menyelamatkan jiwa penderita
2. Mencegah cacat
3. Member rasa nyaman
4. Menunjang proses penyembuhan
Bidai / spalk terbuat dari kayu,anyaman kawat yang harus kuat tapi ringan digunakan untuk menjaga
agar kedua bagian yang patah tidak bergerak (mobilisasi).
Macam-macam bidai:
• Bidai Keras
Umumnya terbuat dari kayu, alumunium, karton, plastic/ bahan lainyang kuat dan ringan
Contohnya: bidai kayu,bidai udara,bidai vakum,papan,besi dll
• Bidai teraksi
Bidai bentuk jadi dan bervariasi,tergantung dari pembuatannya. Hanya digunakan oleh tenaga yang
terlatih khusus, umumnya dipakai pada patah tulang paha.
• Bidai Improvisasi
Bidai yang dibuat dengan bahan yang cukup kuat dan ringan untuk menopang.
Contohnya: majalah,karton,selimut,bantal,pembalut dll.
• Gendongan dan Bebat
Pembidan dgn menggunakan pembalut, umumnya yang dipakai adalah mitela dan memanfaatkan
tubuuh pasien sebagai sarana untuk menghentikan pergerakan daerah cidera
Tujuan pembidaian
1. Mencegah pergerakan/pergeseran dari ujung tulang yang patah
2. Mencegah patah tulang tertutup menjadi terbuka
3. Memberi istirahat pada pada anggota yang patah
4. Mengurangi rasa sakit dan nyeri
5. Mengurangi cidera baru di sekitar bagian tulang yang patah
6. Mengurangi rasa sakit dan nyeri
7. Mengurangi pendarahan
8. Mengurangi kehilangan sirkulasi pada bagian cidera
9. Mempercepat proses penyembuhan
Prisip Pembidaian:
1. Laukan pembidaian di tempat dimana korban mendapat cidera (korban jangan dipindahkan)
2. Lakukan pemidaian pada persangkaan patah tulang/curiga terjadi patah tulang
3. Bidai harus melewati dua sendi (di atas dan di bawah patahan), sebelumdipasang harus diukur
dengan kebutuhan pasien
4. Ikatan harus mencukupi, sehingga tidak bergerak
5. Ikatan jangan terlalu kencang dan jangan terlalu longgar
6. Bidai dibalut sebelum digunakan atau diberi bantalan agar nyaman digunakan
7. Kalau memungkinkan anggota badan yang patah ditingikan lalu dibidai
PENDARAHAN DAN SYOK
Pendarahan terjadi akibat rusaknya dinding pembuluh darah yang dapat disebabkan oleh ruda paksa
(trauma) atau penyakit.
Jenis Pendarahan:
1. Pendarahan Luar
Pendarahan yang tampak/terlihat jelas keluar dari luka terbuka
2. Pendarahan Dalam
Biasanya terlihat dari kulit tidak tampak rusak.Kadang-kadang terlihat di bawah permukaan kulit
berupa memar.
Waspadai adanya pendarahan dalam:
Luka tusuk
Darah/cairan yang keluar dari hidung
Muntah/batuk berdaraah
Memar luas pada batang tubuh
Nyeri tekan kaku/kejang pada dinding perut
BAB/BAK berdarah
Penanganan:
A. Perlindunan terhadap infeksi penanganan pendarahan:
Pakai APD agar tidak terkena darah/cairan tubuh korban
Jangan menyentuhhidung,mulut,mata sewaktu member perawatan
Cucilah tangan sebelum dan setelah merawat pasien
Dekontaamasi /buang bahan yang sudah ternoda dengan darah/cairan tubuh korban
B. Mengendalikan Pendarahan Luar :
1. Tekan Langsung
Tekan nagian yang berdarah tepat di atas luka, beri penutup luka yang tebalpada tempat
pendarahan, bila belum berhenti ditambah penutup lain tanpa melepas penutup pertama
2. Elevasi (dilakukan secara bersamaan dan berlangsung)
Tinggikan anggota badan yang berdarah,lebih tinggi dari jantung
3. Tekan pada Titik Tekan (Torniquet)
Bila cara kedua tersebut di stas tidak berhasil, perlu dilakukan cara yang ketiga yaitu menekan
pembuluh nadi di atas daerah yang mengalami pendarahan
4. Imobilisasi
Dengan atau tanpa pembidaian
Perawatan Pendarahan:
A. Pendarahan Besar
• Jangan buang waktu hanya untuk menutup luka
• Tekan langsung dengan tangan (menggunakan sarung tangan)
• Pertahankan dan tekan dengan cukup kuat
• Rawat luka setelah pendarahan kecil
B. Pendarahan Ringan/Terkendali:
• Gunakan tekanan langsung pada penutup luka
• Tekan sampai pendarahan terkendali
• Pertahankan penutup luka dan balut
• Sebaiknya jangan melepas penutup luka/balutan pertama
C. Pendarahan Dalam/Curiga ada Pendarahan Dalam:
• Baringkan dan istirahatkan penderita
• Buka jalan nafas dan pertahankan
• Periksa berkala pernafasan dan denyut nadi
• Rawatlah bila terjadi syok/diduga akan terjadi syok
• Jangan beri makan atau minum
• Rawatlah cidera berat lainnya bila ada
• Bila ada dan bila memerlukan berilah oksigen
• Rujuk fasilitas kesehatan
SYOK
Syok terjdi bila system peredaran darah (sirkulasi) gagal mengirimkan darah yang mengandung
oksign dan bahan nutrisi organ vital (terutama otak,jantung,dan paru-paru)
Penyebab:
Kegagalan jantung memompa darah
Kehilangan darah dalam jumlah besar
Pelebaran (dilatasi) pembuluh darah yang luas sehingga darah tidak dapat mengisinya dengan baik
Kekurangan caiarn tubuh yang banyak
Tanda-tanda:
Pernafasan :cepat dan dangkal
Nadi :cepat dan lemah
Kulit :pucat,dingn,lembab
Wajah :pucat,sianosis pada binir, lidah dan cuping telinga
Mata :pandangan hampa dan pupil melebar
Gejala:
Mual dan mungkin muntah
Haus
Lemah
Pusing
Gelisah dan takut mati
Penanganan Syok:
1. Bawa penderita ke empat yang lebih aman dan teduh
2. Telentangkan tungkai ditinggikan 20-30 cm bila tidak ada kecurigaan patah tulang
belakang/tungkai. Bila menggunakan papan spinal/tandu maka angkat bagian kaki
3. Pakaian dilonggarkan
4. Diselimuti
5. Tenangkan penderita
6. Pastikan jalan nafas dan pernafasan baik
7. Control pendarahan dan rawat cidera lainnya jika ada
8. Berikan oksigen bila ada dan memerlukan
9. Jangan beri makan dan minum
10. Periksa tanda vital secara berkala
11. Rujuk ke fasilitas kesehatan
Bantuan hidup dasar merupakan beberapa cara sederhana yang dapat mempertahankan hidup
seseorang untuk sementara.
Pada kasus medis pelaku PP harus memperoleh riwayat penderita dahulu, baru dilajutkan
pemeriksaan fisik serta memeriksa tanda vital.
Prinsip Pemeriksaan Fisik Penderita:
• Pemeriksaan fisik merupakan pemeriksaan yang melipui seluruh tubuhbpenderita. Tujuannya
untuk menemukan berbagai tanda
• Pemeriksaan fisik dilakukansecara sistematis dan berurutan. Biasanya dari ujung kepala sampai
ujung kaki, namun dapat berubah sesuai dengan kondisi penderita.
• Pemeriksaan fisik harus melibatkan Pancaindra
Tindakan ini melibatkan Pancaindra meliputi:
Penglihatan (INSPEKSI)
Lihat ada tidaknya tandakhas suatu penyakit/cidera. Bagian yang akan di periksa sedepat mungkin
terpapar dengan jelas. Bila dilihat perlu buku/potonglah pakaian penderita. Inspeksi ini dilakukan
secara menyeluruh dahulu baru secara khusus
Perabaan (PALPASI)
Perabaan diakukan dengan kedua belah tangan secara berurutan dan sistematis, dimulai dari ujung
kaki namun dapat berubah sesuai sengan kondisi pnderita.Biasanya dilakukan paling akhir karena
dapat menyebabkan nyeri pada penderita.
Pendengaran (AUSKULTASI)
Penolong harus mendengarkan tanda suatu penyakit/gangguan. Indra penilaian pendengaran ini
paling umum digunakan untuk mendengarkan suara nafas saat melakukan pernafasan.
Peralatan yang harus digunakan untuk melakukan pemeriksaan tanda vital: jam tangan,senter kecil,
alat pengukur tekanan darah (spigmanometer) dan alat tulis untuk mencatat.
Saat tiba di tempat kejadian/lokasi, kemungkinan penderita yang ditemukan harus segera
dipindahkan. Pada situasi yang berbahaya,tindakan yang cepat & waspada sangat penting.
Penanganan penderita yang salah akan menimbulkan cidera lanjutan/cidera baru.
Transportasi adl : pemindahan korban dari tempat kejadian ke tempat yang aman
Evakuasi adl : pengangkutan korban dari lokasi kejadian menuju tempat aman.
POSISI PENDERITA
Beberapa pedoman untuk memposisikan penderita:
a. Penderita syok letakkan dengan posisi syok jika tidak ditemukan cidera tungkai (patah tulang
tungkai & tulang belakang)
b. Penderita gangguan pernafasan,posisikan duduk/setengah duduk
c. Penderita nyeri perut,posisikan tidur satu sisi dengan tungkai ditekuk
d. Penderita muntah-muntah posisikan senyaman mungkin &awasi jalan nafasnya
e. Penderita trauma,terutama tersangka cidera spinal harus segera distabilkan &imobilisasi dengan
papan spinal panjang
f. Penderita tidak ada respon & tidak ditemukan cidera spinal/cidera berat lainnya, posisikan miring
stabil
Perawatan keluarga adl perawatan yang dilakuan oleh keluarga itu sendiri dengan menggunakan
alat-alat yang sederhana atau improlisasa tetpi memuaskan.
Tujuan PK adl:
Fungsi PK:
1. Pengamatan penderita
2. Tindakan perawatan
3. Tindakan pengobatan
4. Pencacatan
5. Penyuluhan kesehatan
Sasaran PK:
DONOR DARAH
A. Pengertian Transfusi Darah
Transfusi Darah adalah proses pemindahan darah dari donor yang sehat kepada penderita. Pada
tahun 1900 Dr. Loustiner menemukan 4 macam golongan darah :
1. Golongan darah A
2. Golongan darah B
3. Golongan darah AB
4. Golongan darah O
Selain itu tahun 1940 ditemukan golongan darah baru yaitu Rhesus Faktor positif dan rhesus faktor
negatif pada sel darah merah (erythrocyt). Rhesus Faktor positif banyak terdapat pada orang Asia
dan Negatif Pada orang Eropah, Amerika, Australia.
B. Jenis Donor Darah
Ada dua macam donor darah yaitu :
1. Donor keluarga atau Donor Pengganti adalah darah yang dibutuhkan pasien dicukupi oleh donor
dari keluarga atau kerabat pasien.
2. Donor Sukarela adalah orang yang memberikan darah, plasma atau komponen darah lainnya atas
kerelaan mereka sendiri dan tidak menerima uang atau bentuk pembayaran lainnya. Motivasi utama
mereka adalah membantu penerima darah yang tidak mereka kenal dan tidak untuk menerima
sesuatu keuntungan.
C. Syarat - Syarat Calon Donor Darah :
1. Umur 17 - 60 tahun
2. Berat badan 50 kg atau lebih
3. Kadar Hemogblin 12,5 g/dl atau lebih
4. Tekanan darah 120/140/80 - 100 mmHg
5. Nadi 50-100/menit teratur
6. Tidak berpenyakit jantung, hati, paru-paru, ginjal, kencing manis, penyakit perdarahan, kejang,
kanker, penyakit kulit kronis.
7. Tidak hamil, menyusui, menstruasi (bagi wanita)
8. Bagi donor tetap, penyumbangan 5 (lima) kali setahun.
9. Kulit lengan donor sehat.
10. Tidak menerima transfusi darah/komponen darah 6 bulan terakhir.
11. Tidak menderita penyakit infeksi ; malaria, hepatitis, HIV/AIDS.
12. Bukan pencandu alkohol/narkoba
13. Tidak mendapat imunisasi dalam 2/4 bulan terakhir.
14. Beritahu Petugas bila makan aspirin dalam 3 hari terakhir.
F. Pengambilan Darah
1. Oleh petugas yang berwenang.
2. Menggunakan peralatan sekali pakai.
3. 250-350 ml, tergantung berat badan.
4. Mengikuti Prosedur Kerja Standar.
5. Informed Consent : Darah diperiksa terhadap IMLTD (Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah) ;
Hepatitis B, Hepatitis C, HIV, Sifilis).