Anda di halaman 1dari 21

PALANG MERAH INTERNASIONAL

Gerakan Palang Merah berawal dari kepedulian seorang pengusaha Swiss bernama Hendry
Dunnant,yang tengah melakukan perjalanan bisnis ke prancis dan mengalami sendiri peperangan
diSolferino Italia Utara, antara Italia dengan Austria. Ribuan orang dari kedua belah pihak menjadi
korban sakit,cedera,bahkan meninggal. Peristiwa pada tanggal 24 juni 1859 itu memberi inspirasi
bagi Henry Dunnant untuk menulis buku yang berjudul “KENANGAN DARI SOLFERINO” yang
diterbitkan tahun 1862. Isi dari buku tersebut adalah:
1. Perlunya membentuk organisasi sukarelawan yang dipersiapkan dimasa damai bertujuan memberi
pertolongan kepada prajurit yang cedera di medan perang
2. Perjanjian internasional yang bertujuan untuk melindungi prajurit dimedan perang serta relawan
dari organisasi yang bertugas memberi pertolongan kemanusiaan
Buku tersebut mendapat tanggapan positif dari 5 orang yang merupakan pelopor berdirinya ICRC (
International Commite of the Red Cross ) atau komite internasional palang merah pada tahun 1863.
5 orang tersebut disebut Komite 5 yang terdiri:
1. G.L Dufour
2. Dr.Appia
3. Dr.Moyner
4. T.Mounoir
5. Henry dunnant
Pada tahun 1864 diadakan Konferensi Janewa I oleh 12 negara yang berisi perbaikan kondisi prajurit
padapeperangan serta penggunaan lambang palang merah sebagai tanda pengenal dan
perlindungan.
Pada tahun 1867 diadakan Konferensi Internasional
Pada tahun 1899 diadakanKonferensi Den Haag
Pada tahun 1906 diadakan Konferensi Janewa II dalam rangka memberi pertolongan korban kapal
karam
Pada tahun 1919 diadakan Liga Palang Merah Internasional yang diprakarsai oleh Henry P. Davidso
dari Palang Merah AS.Pada tahun ini terjadi Perang Dunia I dan untuk pertama kalinya lambang
Bulan Sabit Merah digunakan sebagai pengganti lambang Palang Merah oleh Negara Turki. Adanya
hal lain Liga Palang Merah Internasional berubah menjadi federasi Palang Merah dan Bulan Sabit
Merah. Tahun 1927 lambang Bulan Sabit Merah resmi diterima sebagai tanda pengenal dan
perlindungan.
Pada tahun 1929 ditanda tangani Konferensi Janewa III
Pada tanggal 12 Agustus 1929 Konferensi Internasional mengesahkanKonferensi Janewa IV. Pada
keempat konferensi dirangkum dalam suatu naskah yang dikenal sebagai Konferensi Janewa 1949.
Pada tahun 1965 terbentuk 7 Prinsip Palang Merah yang berfungsi sebagai kode etik dan moral
gerakan bersumber dari Proklamasi Viena 1965.

GERAKAN PALANG MERAH & BULAN SABIT MERAH

Terdiri atas 2 komponen Oganisasi yaitu:


1. INTERNASIONAL COMMITTEE OF RED CROSS (ICRC)
Disebut juga Komite Internasional Palang Merah yaitu suatu badan yang berdiri sendiri yang
berpusat di Janewa terdiri dari warga Swiss yang mengurusi korban pertikaian.
2. INTERNASIONAL FEDERASI OF THE RED CROSS AND THE RED CRESSANT (IFRC)
Disebut juga Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. Adalah badan
internasional yang menangani perhimpunan-perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
diseluruh dunia.

LAMBANG
Lambang dipakai sebagai identitas atau tanda pengenal bagi orang-orang di suatu kelompok, daerah,
Negara atau apapun.
LAMBANG YANG DIGUNAKAN DALAM ORGANISASI KEMANUSIAAN :
1. Lambang Palang Merah
Tahun 1863, konferensi Internasional di Jenewa mengadopsi lambang Palang Merah diatas dasar
putih sebagai tanda pengenal Perhimpunan Nasional Palang Merah yang merupakan kebalikan dari
bendera nasional swiss. Tahun 1864, konferensi Jenewa yang pertama menyatakan bahwa lambang
palang merah diatas dasr putih secara resmi diakui sebagai tanda pengenal pelayanan medis
angkatan bersenjata.Pada Konferensi Jenewa tahun 1906, waktu peninjauan kembali terhadap
konferensi jenewa tahun 1864, barulah ditetepkan lambang pang merah tersebut sebagai
penghormatan terhadap Negara Swiss.
2. Lambang Bulan Sabit Merah
Tahun 1864 saat Balkan dilanda perang, sejumlah pekerja social yang tertangkap oleh Ottoman
dibunuh semata-mata karena mereka memekai ban lengan dengan gambar palang merah. Ketika
Pemerintah Turki dimintai penjelasan mengenai hal ini, mereka menekankan kepekaan tentara
muslim tehadap bentuk palan/salib dan mengajukan agar perhimpunan nasional serta pelayanan
medis militer meeka, diperbolehkan untuk menggunakan lambang yang berbeda yaitu Bulan Sabit
Merah. Gagasan ini perlahan-lahan mulai diterima, memperoleh semacam pengesahan dalam
bentuk ‘reservasi’ dan diadopsi sebagai lambang palang merah dalam konferensi Jenewa tahun
1929. Lambang Bulan sabit Merah diatas dasar putih yang saat itu dipilih Persia( Iran ) diakui sebagai
lambang pembeda dengan fungsi dan tujuan sama dengan lambang palang merah, dan singa dan
matahari merah sebagaimana tercantum pada Konferensi-konferensi Jenewa 1949 dan protocol
tambahan I dan II 1977.
3. Lambang Kristal Merah
Tahun 2005 Kristal Merah diatas dasar putih diadopsi menjadi lambang alterntif apabila disuatu
Negara terjadi konflik bersenjata/perang atau bencana, maka maka Negara yang menggunakan
lambang Palang Merah atau Bulan sabit Merah, ICRC dan IFRC dapar menggunakannya secaa khusus
untuk kegiatan kepalangmerahan yang dilaksanakan di daerah tersebut.

LAMBANG KEPALANG MERAHAN DAN PENGGUNAANNYA


Makna Lambang Palang Merah :
• Palang Merah terdiri dari 5 kotak yang melambamgkan Komite Lima.
• Lima kuntum melati melambangkan lima sila dalam pancasila.
• Warna putih melambangkan kesucian.
Lambang-lambang Kepalangmerahan Digunakan sebagai :
• Tanda pelindung bagi orang dan arang yag berperan dalam kegiatan kemanusiaan.
• Tanda pengenal yang dipakai pada masa perang dan damai.
• Lambang Palang merah harus digunakan berdasarkan 7 Prinsip Palang Merah dan tidak boleh
menjadi sasaran tembak. Agar Citra Organisasi terpelihara, penggunaan lambang Palang Merah
harus tepat waktu dan tepat sasaran.
PALANG MERAH INDONESIA
Palang merah adalah gerakan nonblok, non politik, non religi diseluruh dunia yang berdasarkan
prinsip pokok kemanusiaan, kerelaan dan tidak memihak.
Tujuan palang Merah :
Melaksanakan tugas yang telah disebutkan dalam konferensi di Jenewa
Menjaga keselamatan serta kehormatan manusia
Membina saling pengertian akan pentingnya persahabatan dan kerja sama dunia.
MASA KEMERDEKAAN
17 hari sesudah proklamasi, tepatnya tanggal 3 september 1945, Presien Ir. Soekarno
mengeluarkanperintah untuk membentuk suatu badan Palang MerahNasional. Atas perintah
tersebut Dr, Boentaran Martoatmodjo, waktu itu menjabat sebagai menteri kesehatan RI, pada
tanggal 5 september 1945 membentuk panitia 5 yang terdiri dari :
- Ketua : Dr. R. Moechtar
- Penulis : Dr. Bahder Djohan
- Anggota : Dr. Djoehana, dr. Marzuki, Dr. Sitanala.
Pada tanggal 17 september 1945 panitia 5 berhasil membentuk pengurus besar PMI dengan ketua
umum PMI Drs. Moh. Hatta dan dilantik oleh wakil Presiden RI Drs. Moh. Hatta bertenpat di jl. Surya
No. 1 jakarta.Dan setiptanggal 17 September diperingati sebagai hari berdirinya/ lahirny Palang
Merah Indonesia.

NAMA-NAMA YANG PERNAH MENJABAT SEBAGAI KETUA PMI :


 Drs. Moh. Hatta Th 1945-1946
 Soetardjo Kartohardikusumo Th 1946-1948
 Bph. Bintoro Th 1948-1952
 Prof. Dr. Bahder Djohan Th 1952-1954
 P.A.A Paku Alam VIII Th 1954-1966
 Letjen Basuki Rahmat Th 1966-1969
 Prof. Dr Satrio Th 1969-1982
 Soeyoso soemodimedjo Th. 1982-1986
 Dr. H Ibnu Sutowo Th 1986

7 PRINSIP PALANG MERAH:

1. KEMANUSIAAN ( HUMMANNITY )
Gerakan yang berkeinginan untuk memberikan pertolongan kepada korban tanpa membeda-
bedakan mereka untuk mencegah dan mengatasi penderitaan sesame manusia. Tujjuannya ialah
untuk melindungi jiwa dan kesehatan serta menjamin penghormatan terhadap sesame manusia,
menummbuhkan rasa saling pengertian,persahabatan, kerjasama dan perdamaian abadi antar
sesame manusia.
2. KESAMAAN ( IMPARTIALITY )
Gerakan member i bantuan kepada orang tanpa membeda-bedakan ras,agama, kebangsaan, tingkat
soaial,atau pandangan politik. Tujuannya ialah mengurangi penderita dengan mdndahlukan keadaan
yang parah.
3. KENETRALAN ( NEUTRALITY )
Geraan ini tidak memihak atau melibatkan diri dalam pertentagan ras, politik, agama dan ideology
4. KEMANDIRIAN ( NEUTRALITY )
Gerakan ini bersifat mandiri.Tujuannya membantu pemerintah di bidang kemanusiaan dan tta
kepada aturan Negara. Mempertahankan sikap otonom,menjaga jarak dengan kekuasaan Negara
lain, dan mengutamakan prinsip dasar gerakan.
5. KESUKARELAAN ( VOLUNTARY SERVICE )
Gerakan member bantuanatas dasar sukarela tanpa unsur keinginan untuk mencari keuntungan
apapun.
6. KESATUAN ( UNITY )
Di dalam suatu Negara hanya boleh ada satu Perhimpunan Nasional dan hanya meilih satu antara
Palang Merah atau Bulan Sabit Merah.Dan gerakan ini bersifat terbuka.
7. KESEMESTAAN ( INDEPENDENCE )
Gerakan ini bersifat semesta artinya gerakan hadir di seluruh dunia. Setiap Perhimpunan Nasional
mempunyai status dan sederajat, serta memiliki hak & tanggung jawab yang sama dalam membantu
satu sama lain.

PALANG MERAH REMAJA

Dibentuk ole PMI di Jakarta, 1 Maret 1950 dipampin oleh Nn.Siti Dasimah dan tokoh lainnya ialah
Nn. Paramita Abdurachman.Palang Merah Remaja dulu bernama Palang Merah Pemuda (PMP).Saat
itu 15 cabang PMi yang memiliki PMP berjumlah 2047 orang anggota.
Dlam siding pertama Liga Perhipunan-Perhimpunan Palang Merah Internasional di thhn 1919
diputuskan bahwa PMR menjadi salah satu bagian dari Perhimpunan Palang Merah.

Syarat-syarat menjadi anggota PMR:


• WNI
• Berusia antara 7-21 thn
• Dapa membaca dan menulis
• Sukarela
• Mendapat izin ortu

Tingkatan PMR:
 PMR Mula : usia 7-12 th
 PMR Madya : usia 13-16 th
 PMR Wira : usia 17-21th
TRI BAKTI PMR:
1. Meningkatkan ketrampilan hidup sehat
2. Berkarya dan berbakti di masyarakat
3. Mempererat Persahabatan Nasional dan Internasional

Tanda Pengenal dan Ketentuan Pemakaiannya


 LENCANA : disematkan ditengah-tengah bgn depan peci/baret
 BADGE : diletakkan pada lengan baju kiri
 PECI/BARET : pada kepala

Keanggotaan berakhir bila:


• Mengundurkan diri
• Meninggal dunia
• Dikeluarkan

Pedoman PMR:
INTER ARMA CARITAS : KITA SEMUA SAUDARA
SIAMO : SIAP MENOLANG ORANG

ETIKA/LABEL OBAT

A. ETIKA//LABEL OBAT adl petunjuk sekilas tentang pemakaian obat. Biasnya diletakkan pada
kantong plastic dan sebagainya yang member petunjuk tentang pemakaian obat.
B. Warna Etika Label Obat
1. Etika Putih merupakan tanda untuk diminum (jenis obat dalam)
2. Etika Biru merupakan tanda untuk obat luar/semua jenis obat luar. Dapat dibeli bebes diapotik
3. Etika hitam atau Merah merupakan obat keras /berbahaya/racun,biasanya bergambar tengkorak.
Harus dibeli dengan resep dokter. Obat keras terbatas adl suatu campuran bahan/zat apabila
dimasukkan ke dalam tubuh akan menimbulkan gejala/perubahan bagi pemakainya.
Obat keras terbatas bibagi menjadi 3 kelompok:
Depresiansio
Berfungsi menonaktifkan syaraf (menjadikan syaraf tidak aktif).
Contoh : valium,erlalium,diazepam.
Halugenasi
Berguna untuk menimbulkan halusinasi
Contoh: LSD pil koplo,putaw,morfin,ekstasi,dll
Stimulasia
Berfungsi untuk membangkiykan gairah (mengaktifkan susunan syaraf)
Contoh: ampetamin,semua jenis obat doping.
Narkotika berasal dari “Narcose” yaitu penuran kesadaran. Arti umum adl obat yang mengandung
bahan yang dpt menurunkan kesadaran/menimbulkan halusinasi,bila diminum overdosis dap
mengakibatkan kematian.
Obat jenis ini tidak dpt dibeli dengan pengawasan dokter. Penyalahgunaan obat ini dapat berakibat
fatal(cacat/mati) dan mendapatkan bonus mendekam disel penjara (min 5 thn).
Narkotika memiliki khasiat tinggi yaitu:
• Membius
• Merangsang
• Menghayal
• Menagih
UU Kesehatan 23 Th 1992 Bab 1 butit 12:
Zat adiktif adl bahan yang digunakan dpt menimbulkan ketergantungan psikis.
Dasar Hukum:
1. Undang-undang pemberantasan Narkotika no9/76
2. Undang-undang Narkotika 22 th 1997
C. Pelaksanan pemakaian obat:
1. Cuci tangan dengan bersih
2. Baca etika dengan teliti,bila obat itu:
a. Obat cair
- bila tertulis dipojok kocok terlebih dahulu sampai larut
- buka tutup botol dan tuangkan obat cair
- gunakan takaran yang tepat sesuai takaran
- baca etika sekali lag
- tutup botol dengan rapat dan kembalikan pada tempatnya baru diberikan kepada si sakit

b. obat tetes
- Sediakan sendok kecil
- Teteskan dengan suara yang nyaring agar ingat berapa kali diteteskan

c. Obat berbentuk tablet,pil.kapsul


- Gunakan senbok untuk memberikannya
- Sediakan air minum/makanan lain yang lunak.
BALUT MEMBALUT

Dalam melakukan tindakan P3K hamper selalu memakai pembalutan pada umumnya dapat
digunakan untuk:
• Mennutup luka
• Menguramgi dan mencegah pembengkakan
• Menekan tekanan darah
• Membatasi pergerakan
Macam-macam pembalutan:
1. Pembalut Cepat
a. Pembalut ini biasanya sudah siap dipakai darp lapisan kasa yang sterl. Sedangkan pembalut gulung
digunakan seceat mungkin pada luka untuk mencegzh infeksi.
b. Cara menggunakan:
 Robek bungkusan dengan menggunakan tali yang terpancang
 Dekatkan pembalutkira-kira 3 cm diatas luka
 Pegang dgn 2 tangan masing-masing gulungan, tangan direnggamkan sehingga pembalut terbuka
 Tekan kompres diatas luka dan balutlah kira-kira ¾ dari pembalut kas berada diatas kompres
2. Pembalut segitiga
a. Macam-macam :
Pembalut sgitiga biasa
Pembalut segitiga Plantengs
Pembalut segitiga Flunda
b. Dilipat sebagai dasi:
• Dilipat 1kali
• Dilipat 2 kali
• Dilipat 3 kali
c. Pemakaian kain ssegitiga untuk menggendong tangan supaya tidak bergerak
d. Luka yang dibalut dgn pembalut segitiga:
 Luka dikepala
 Luka dibahu
 Luka disiku
 Luka di telapak tangan
 Luka dipangkal paha
 Luka ditelapak kaki
3. Pembalut Gulung
Luka yang dibalut dgn pembalut gulung:
 Luka dijari tangan
 Luka telapak tangan
 Luka lengan bawah
 Luka jari kaki
 Luka di telapak kaki
4. Macam-macam Pembalutan
Sirkuler : untuk membalut luka yg lebarnya tdk melebihi pembalut
Spiral : untuk membalut lika yang lebih lebar dari pembalut
Spika : untuk membalut luka yang terletak di siku
Verkuler : untuk menahan gerakan.

PATAH TULANG

Patah tulang adl terputusnya jaringan tulang baik seluruh atau hanya sebagian.
Penyebabnya adl terjadinya gaya yg melampaui batas elastisitas jaringan tulang sehingga jaringan
tulang rusak.
Gejala dan tanda:
1. Terjadai perubahan bentuk pada bagian tubuh yang patah
2. Daerah yang patah nyeri dan kaku pada saat ditekan/digerakkan
3. Bagian yang patah mungkin membengkak disertai memar/perubahan warna
4. Terdengar suara berderik pada bagian yang patah
5. Bagian yang patah mengalami gangguan fungsi gerak
6. Mungkin terlihat baguan tulang yang patah pada luka.

Jenis Patah Tulang


1. Patah tulang Trtutup
Tidak ada luka, permukaan kulit rusak sehingga bagian tulang patah tidak berhubungan dengan luka.
2. Patah tulang Terbuka
Ada luka,permukaan kulit diatas/dekat bagian yang patah rusak sehingga bagian tulang yang patah
berhubungan dengan udara. Akan tetapi tulang yang patah tidak selalu terlihat atu menonjol keluar.

Pertolongan Patah Tulang;


Tujuan Pertolongan:
 Menguranngi dan menghentikan pendarahan
 Mencegah syok
 Menghindari cacat
 Mengurangi rasa sakit dan nyeri

Tindakan;
 Pakaian yang menutup dibuka/dipaparkan dahulu
 Lukadibalut dgn kasa steril
 Jika terjadi patah tulang terbuka hentikan pendarahan terlebih dahulu
 Lakukan pembidaian
 Rujuk ke fasilitas kesehatan
PERTOLONGAN PERTAMA/PP
(THE FIRST AID)

Pertolongan Pertama adl pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau cedera atau
kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar.
Pelaku PP adl penolong yang pertama kali tiba ditempat kejadian yang memiliki kemampuan dan
terlatih dalm penanganan medis dasar.

TUJUAN PP:
1. Menyelamatkan jiwa penderita
2. Mencegah cacat
3. Member rasa nyaman
4. Menunjang proses penyembuhan

DASAR HUKUM PP:


Pelanggaran tenntang orang yang perlu ditolong diatur dalam Pasal 531 KUHP yang berbunyi:
“ Barang siapa menyaksika sendiri ada orang di dalam keadaan bahaya maut, lalai memberikan atau
menadakan pertolongan kepadanya sedang pertolongan itu dapat diberikannya atau diadakannya
dengan tidak akan menguatirkan,bahwa ia sendiri atau orng lain akn kena bahaya dihukum kurungan
selama-lamanya 3 bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp.4500,-. Jika orang yang ditolong mati
maka diancam dengan; KUHP 45,165,187,304,525,566.

KEWAJIBAN PELAKU PP:


1. Menjaga keselamatan diri,anggotatim,penderita dan org sekitarnya
2. Dapat menjangkau penderita
3. Dapat mengenalli dan mengatasi masalah yang mengancam nyawa
4. Meminta bantuan atau rujukan
5. Memberikan pertolongan dengan cepat dan tepet berdasarkan keadaan korban
6. Membantu pelaku PP lain
7. Ikut menjaga kerahasiaan medis
8. Melakukan komunikasi dengan petugas
9. Mempersiapkan penderita untuk ditranspotasikan

ALAT PERLINDUNGAN DIRI (APD) yg diperlukan PP;


• Sarung tangan latex
• Kaca mata pelindung
• Baju pelindung
• Masker penolong
• Masker resusitasi
• Helm pelindung
APD min yang dipakai seorang pelaku PP adl Sarung Tangan Latex dan Masker Penolong
PEMBIDIAN

Bidai / spalk terbuat dari kayu,anyaman kawat yang harus kuat tapi ringan digunakan untuk menjaga
agar kedua bagian yang patah tidak bergerak (mobilisasi).
Macam-macam bidai:
• Bidai Keras
Umumnya terbuat dari kayu, alumunium, karton, plastic/ bahan lainyang kuat dan ringan
Contohnya: bidai kayu,bidai udara,bidai vakum,papan,besi dll
• Bidai teraksi
Bidai bentuk jadi dan bervariasi,tergantung dari pembuatannya. Hanya digunakan oleh tenaga yang
terlatih khusus, umumnya dipakai pada patah tulang paha.
• Bidai Improvisasi
Bidai yang dibuat dengan bahan yang cukup kuat dan ringan untuk menopang.
Contohnya: majalah,karton,selimut,bantal,pembalut dll.
• Gendongan dan Bebat
Pembidan dgn menggunakan pembalut, umumnya yang dipakai adalah mitela dan memanfaatkan
tubuuh pasien sebagai sarana untuk menghentikan pergerakan daerah cidera

Tujuan pembidaian
1. Mencegah pergerakan/pergeseran dari ujung tulang yang patah
2. Mencegah patah tulang tertutup menjadi terbuka
3. Memberi istirahat pada pada anggota yang patah
4. Mengurangi rasa sakit dan nyeri
5. Mengurangi cidera baru di sekitar bagian tulang yang patah
6. Mengurangi rasa sakit dan nyeri
7. Mengurangi pendarahan
8. Mengurangi kehilangan sirkulasi pada bagian cidera
9. Mempercepat proses penyembuhan

Prisip Pembidaian:
1. Laukan pembidaian di tempat dimana korban mendapat cidera (korban jangan dipindahkan)
2. Lakukan pemidaian pada persangkaan patah tulang/curiga terjadi patah tulang
3. Bidai harus melewati dua sendi (di atas dan di bawah patahan), sebelumdipasang harus diukur
dengan kebutuhan pasien
4. Ikatan harus mencukupi, sehingga tidak bergerak
5. Ikatan jangan terlalu kencang dan jangan terlalu longgar
6. Bidai dibalut sebelum digunakan atau diberi bantalan agar nyaman digunakan
7. Kalau memungkinkan anggota badan yang patah ditingikan lalu dibidai
PENDARAHAN DAN SYOK

Pendarahan terjadi akibat rusaknya dinding pembuluh darah yang dapat disebabkan oleh ruda paksa
(trauma) atau penyakit.

Klasifikasi Sumber Pendarahan:


1. Pendarahan Nadi
Darah berasal dari pembuluh nadi keluar, memancar sesuai denyut nadi, berwarna merah terang
2. Pendarahan Balik (Vena)
Darah yang keluar dari pembuluh vena , berwarna merah.
3. Pendarahan Rambut Kapiler)
Berasal dari pembuluh kapiler, darah yang keluar merembas perlahan

Jenis Pendarahan:
1. Pendarahan Luar
Pendarahan yang tampak/terlihat jelas keluar dari luka terbuka
2. Pendarahan Dalam
Biasanya terlihat dari kulit tidak tampak rusak.Kadang-kadang terlihat di bawah permukaan kulit
berupa memar.
Waspadai adanya pendarahan dalam:
 Luka tusuk
 Darah/cairan yang keluar dari hidung
 Muntah/batuk berdaraah
 Memar luas pada batang tubuh
 Nyeri tekan kaku/kejang pada dinding perut
 BAB/BAK berdarah

Penanganan:
A. Perlindunan terhadap infeksi penanganan pendarahan:
Pakai APD agar tidak terkena darah/cairan tubuh korban
Jangan menyentuhhidung,mulut,mata sewaktu member perawatan
Cucilah tangan sebelum dan setelah merawat pasien
Dekontaamasi /buang bahan yang sudah ternoda dengan darah/cairan tubuh korban
B. Mengendalikan Pendarahan Luar :
1. Tekan Langsung
Tekan nagian yang berdarah tepat di atas luka, beri penutup luka yang tebalpada tempat
pendarahan, bila belum berhenti ditambah penutup lain tanpa melepas penutup pertama
2. Elevasi (dilakukan secara bersamaan dan berlangsung)
Tinggikan anggota badan yang berdarah,lebih tinggi dari jantung
3. Tekan pada Titik Tekan (Torniquet)
Bila cara kedua tersebut di stas tidak berhasil, perlu dilakukan cara yang ketiga yaitu menekan
pembuluh nadi di atas daerah yang mengalami pendarahan
4. Imobilisasi
Dengan atau tanpa pembidaian

Perawatan Pendarahan:
A. Pendarahan Besar
• Jangan buang waktu hanya untuk menutup luka
• Tekan langsung dengan tangan (menggunakan sarung tangan)
• Pertahankan dan tekan dengan cukup kuat
• Rawat luka setelah pendarahan kecil
B. Pendarahan Ringan/Terkendali:
• Gunakan tekanan langsung pada penutup luka
• Tekan sampai pendarahan terkendali
• Pertahankan penutup luka dan balut
• Sebaiknya jangan melepas penutup luka/balutan pertama
C. Pendarahan Dalam/Curiga ada Pendarahan Dalam:
• Baringkan dan istirahatkan penderita
• Buka jalan nafas dan pertahankan
• Periksa berkala pernafasan dan denyut nadi
• Rawatlah bila terjadi syok/diduga akan terjadi syok
• Jangan beri makan atau minum
• Rawatlah cidera berat lainnya bila ada
• Bila ada dan bila memerlukan berilah oksigen
• Rujuk fasilitas kesehatan

SYOK

Syok terjdi bila system peredaran darah (sirkulasi) gagal mengirimkan darah yang mengandung
oksign dan bahan nutrisi organ vital (terutama otak,jantung,dan paru-paru)
Penyebab:
 Kegagalan jantung memompa darah
 Kehilangan darah dalam jumlah besar
 Pelebaran (dilatasi) pembuluh darah yang luas sehingga darah tidak dapat mengisinya dengan baik
 Kekurangan caiarn tubuh yang banyak

Tanda-tanda:
 Pernafasan :cepat dan dangkal
 Nadi :cepat dan lemah
 Kulit :pucat,dingn,lembab
 Wajah :pucat,sianosis pada binir, lidah dan cuping telinga
 Mata :pandangan hampa dan pupil melebar

Gejala:
 Mual dan mungkin muntah
 Haus
 Lemah
 Pusing
 Gelisah dan takut mati

Penanganan Syok:
1. Bawa penderita ke empat yang lebih aman dan teduh
2. Telentangkan tungkai ditinggikan 20-30 cm bila tidak ada kecurigaan patah tulang
belakang/tungkai. Bila menggunakan papan spinal/tandu maka angkat bagian kaki
3. Pakaian dilonggarkan
4. Diselimuti
5. Tenangkan penderita
6. Pastikan jalan nafas dan pernafasan baik
7. Control pendarahan dan rawat cidera lainnya jika ada
8. Berikan oksigen bila ada dan memerlukan
9. Jangan beri makan dan minum
10. Periksa tanda vital secara berkala
11. Rujuk ke fasilitas kesehatan

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD)

Bantuan hidup dasar merupakan beberapa cara sederhana yang dapat mempertahankan hidup
seseorang untuk sementara.

LANGKAH-LANGKAH PENILAIAN BHD:


A. Penilaian Keadaan
Dalam melakukan penilaian keadaan ada beberapa pertanyaan yang dapat membantu penolong
melakukan analisa yaitu:
 Bagaimana kondisi saat itu
 Kemungkinan apa saja yang akan terjadi
 Bagaimana mengatasinya
B. Penilaian Dini
Langkah-langkah Penilaian ini:
 Kesan Umum
Pada langkah ini pertama-tama penolong harus menentukan kasus pa saja yang dihadapi (kasus
trauma atau kasus medis)
Kasus trauma adal kasus yang disebabkan oleh suatu ruda paksa yang mempumyai tanda-tanda yang
jelas terlihat atau teraba. Contoh: luka terbakar,luka memar.patah tulang dsb, dan dapat juga
disertai dengn gangguan kesadaran.
Kasus Medis adl kasus yang diderita seseorang tanpa ada riwayat ruda paksa. Contoh: nyeri, sesak
nafas, pingsan dll
 Memeriksa Respon (menentukan berat ringannya gangguan yang terjadi dalam otak)
Respon penderita dibagi menjadi 4 tingkatan:
A (Awas) :penderita sadar & mengenali keadaan sekitar,lingkunan serta waktu
S (Suara) :penderita hanya menjawab/bereaksi bila dipanggil/mendengarkan suara
N (Nyeri) :penderita hanya bereaksi terhadap rangsangan nyeri yang diberikan penolong
T (Tdk Respon) :penderita tidak bereaksi/tidak respon terhadap rangsangan apapun
 Memastikan Jalan Nafas (AIRWAY)
Buka jalan nafas dengan cara Angkat Dagu Tekan Dahi
 Menilai Pernafasan (BREATHING)
Setelah jalan nafas dibuka dan dipastikan terbuka dengan baik dan bersih maka penolong harus
menentukan pernafasan korban dengn teknik LDR :
L (Lihat) :lihat kembang kempis rongga dada korban
D (Dengar) :dengarkan irama nafas korban
R (Rasakan) :rasakan hembusan nafas korban
 Menilai Sirkulasi dan Menghentikan Pendarahan Hebat
Penolang harus menilai apakah jantung memompa darah ke seluruh tubuh dgn baik. Pastikan denyut
jantung cukup baik dan tidak ada pendarahan yang membahayakan nyawa
 Hubungi Bantuan
Apabila dirasa perlu, segeralah menghubungi bantuan rujukan.Mintalah bantuan ke orang
lain/lakukan sendiri. Hubungi bantuan segera bila penolong menilai bahwa penderita tidak ada
respon
C. Penilaian Fisik
Penilaian Terarah
Bertujuan agar penolong dapat melakukan penatalaksanaanyang terbaik sesuai dengan yang
dihadapi.Penilaian terarah ini kita bedakan berdasarkan kasus yang dihadapi.
Pada kasus trauma penilaian penderitaharus lebih dititik beratkan paa hasil pemeriksaan fisik seuai
keluhan utama penderita atau keterangan saksi, mekanisme kejadian, atau setelah seluh
pemeriksaan fisik selesai dilakukan tnda vital diperiksadan bila memungkinkan aru dilakukan
wawancara untukmemperoleh riwayat penderita.

Pada kasus medis pelaku PP harus memperoleh riwayat penderita dahulu, baru dilajutkan
pemeriksaan fisik serta memeriksa tanda vital.
Prinsip Pemeriksaan Fisik Penderita:
• Pemeriksaan fisik merupakan pemeriksaan yang melipui seluruh tubuhbpenderita. Tujuannya
untuk menemukan berbagai tanda
• Pemeriksaan fisik dilakukansecara sistematis dan berurutan. Biasanya dari ujung kepala sampai
ujung kaki, namun dapat berubah sesuai dengan kondisi penderita.
• Pemeriksaan fisik harus melibatkan Pancaindra
Tindakan ini melibatkan Pancaindra meliputi:
 Penglihatan (INSPEKSI)
Lihat ada tidaknya tandakhas suatu penyakit/cidera. Bagian yang akan di periksa sedepat mungkin
terpapar dengan jelas. Bila dilihat perlu buku/potonglah pakaian penderita. Inspeksi ini dilakukan
secara menyeluruh dahulu baru secara khusus
 Perabaan (PALPASI)
Perabaan diakukan dengan kedua belah tangan secara berurutan dan sistematis, dimulai dari ujung
kaki namun dapat berubah sesuai sengan kondisi pnderita.Biasanya dilakukan paling akhir karena
dapat menyebabkan nyeri pada penderita.
 Pendengaran (AUSKULTASI)
Penolong harus mendengarkan tanda suatu penyakit/gangguan. Indra penilaian pendengaran ini
paling umum digunakan untuk mendengarkan suara nafas saat melakukan pernafasan.

Pada penderitacidera harus dicari adanya:


P = Perubahan beentuk
L = Luka
N = Nyeri
B = Bengkak

 Pemeriksaan Tanda Vital


Denyut nadi normal
Bayi = 120-150x/menit
Anak = 80-150x/menit
Dewasa = 60-90x/menit
Frekuensi pernafasan normal
Bayi = 25-50x/menit
Anak = 15-30x/menit
Dewasa = 12-20x/menit
Suhu tubuh normal
37o Celcius
Tekanan darah dewasa :
Sistolik = 100-140mmHg
Diastolic = 60-90mmHg
Kulit
Kondisi kulit :
- Lembab
- Kering
- Berkeringat
Warna kulit:
- Biru
- Pucat
- Merah
- Kuning atau
- Biru kehitaman

Peralatan yang harus digunakan untuk melakukan pemeriksaan tanda vital: jam tangan,senter kecil,
alat pengukur tekanan darah (spigmanometer) dan alat tulis untuk mencatat.

 Pemeriksaan Denyut Nadi:


Denyut nadi dapat diperiksa di:
Leher = pembuluh nadi Karotir
Lengan atas =pembuluh nadi Brakialis
Pergelangan tangan =pembuluh nadi Radialis
Lipat Paha =pembuluh nadi Femoralis
 Riwayat Penderita
Untuk memperoleh riwayat penderita secara rinci perlu dilakukan wawancara.Wawancara dilakukan
kepada penderita jika penderita mampu diajak komunikasi. Jika penderita tidak mampu
berkomunikasi,kita tanyakan riwayat penderita kepada saksi/teman terdekat.
Tanyakan hal dibawah ini:
K =keluhan yang dirasakan
O =obat terakhir yang dikomsumsi
M =makanan & minuman yang terakhir dikomsumsi
P =penyakit yang diderita
A =alergi yng diderita
K =kejadian yang baru dialami
Penolong tidakk membuat diagnose tapi membuat kesimpulan berdasarkan hasil temuannya.
 Pemeriksaan Berkala
Sebelum korban mendapat penanganan medis, pemeriksaan harus terus dilakukan secara
berkala.Misalnya saat menunggu transportasi/saat dalamm perjalanan menuju instansi kesehatan.
Pemeriksaan berkala dilakukan:
5 menit sekali = untuk korban parah
10 menit sekali = untuk korban tidak parah

Secara umum pemeriksaan berkala harus diperiksa kembali:


• Keadaan respon
• Jalan nafas
• Kondisi pernafasan (frekuensi & kualitasnya)
• Nadi penderita
• Keadaan kulit
Pemeriksaan tanda vital harus dilakukan sesegera mungkin.Cacat setiap perubahan yang terjadi.
 Pelapor
Setelah selesai menangani penderita, semua pemeriksaan & tindakan yang telah dilakukan kepada
penderita harus dilaporkan secara jelas & singkat kepada penolong selanjutnya/tenaga medis.

Dalam pelapor sebaiknya dicantumkan:


• Umur&jenis kelamin
• Keluhan utama
• Tingkat respon
• Keadaan jalan nafas
• Pernafasan
• Pemeriksaan fisik yang penting
• KOMPAK yang telah ditanyakan
• Penatalaksanaan
• Perkembanagn lainnya yang dianggap penting
PEMINDAHAN PENDERITA (EVAKUASI)
DAN TRANSPORTASI

Saat tiba di tempat kejadian/lokasi, kemungkinan penderita yang ditemukan harus segera
dipindahkan. Pada situasi yang berbahaya,tindakan yang cepat & waspada sangat penting.
Penanganan penderita yang salah akan menimbulkan cidera lanjutan/cidera baru.
Transportasi adl : pemindahan korban dari tempat kejadian ke tempat yang aman
Evakuasi adl : pengangkutan korban dari lokasi kejadian menuju tempat aman.

Hal yang harus diperhatikan saat memindahkan penderita :


 Nilai kesulitan yang mungkin terjadi (ukuran korban,kemampuan fisik penolong,kondisi korban)
 Rencanakan pergerakan sebelum mengangkat penderita termasuk bagaimana memindahkannya.
 Jangan coba mengangkat & menurunkan penderita jika tidak yakin dapat mengendalikannya
 Gunakan otot tungkai bukan otot punggung untuk mengangkat
 Selalu mulai dari posisi pembebanan yang seimbang & pertahankan agar tetap seimbang
 Posisi harus tegak waktu mengangkat penderita
 Upayakan untuk memindahkan beban serapat mungkin dengan penolong
 Lakukan gerakan secara menyeluruh & upayakan agar tubuh saling menopang
 Bila dapat, kurangi jarak/ketinggian yang harus dilalui penderita
 Perbaiki posisi & angkatlah secara bertahap

Macam-macam Pemindahan Penderita:


1. Pemindahan darurat
Tindakan yang dilakukan:
 Ada bahaya langsung terhdap penderita (kebakaran,ledakan,mobil terbalik,dll)
 Memperoleh jalan masuk/menjangkau penderita lainnya
 Bila tindakan penyelamatan nyawa tidak dapat dilakukan karena posisi penderita tida sesuai untuk
perawatan/mereposisi penderita (misal: akan melakukan PP)
Macam-macam Pemindahan Darurat:
1) Menarik kemeja penderita
2) Menarik dengan selimut
3) Menarik dengan kain/bahan lembaran
4) Menarik ketiak/lengan penderita jika tidak ada curiga patah tulang

2. Pemindahan Biasa/ Tidak Darurat


Bila tidak ada bahaya langsung terhadap penderita & penolong,maka penderita hanya dipindahkan
bila semua peralatan di lapangan sudah siap. Pemindahan biasa tidak membutuhkan banyak alat.
Pemindahan biasa dilakukan jika penolong sudah melakukan:
 Penilaian awal
 Denyut nafas & nadi stabil & dalam batas normal
 Pendarahan sudah dikendalikan
 Tidak ada cidera leher
 Semua patah tulang sudah diatasi

POSISI PENDERITA
Beberapa pedoman untuk memposisikan penderita:
a. Penderita syok letakkan dengan posisi syok jika tidak ditemukan cidera tungkai (patah tulang
tungkai & tulang belakang)
b. Penderita gangguan pernafasan,posisikan duduk/setengah duduk
c. Penderita nyeri perut,posisikan tidur satu sisi dengan tungkai ditekuk
d. Penderita muntah-muntah posisikan senyaman mungkin &awasi jalan nafasnya
e. Penderita trauma,terutama tersangka cidera spinal harus segera distabilkan &imobilisasi dengan
papan spinal panjang
f. Penderita tidak ada respon & tidak ditemukan cidera spinal/cidera berat lainnya, posisikan miring
stabil

PERAWATAN KELUARGA (PK)

Perawatan keluarga adl perawatan yang dilakuan oleh keluarga itu sendiri dengan menggunakan
alat-alat yang sederhana atau improlisasa tetpi memuaskan.

Tujuan PK adl:

1. Meringankan penderitaan sisakit


2. Menunjang upaya penyembuhan
3. Memperkecil penularan keluarga
4. Member kesempatan pada bayi dan anak untuk tumbuh sehat
5. Mendidik/membiasakan keluarga untuk sehat

Fungsi PK:

1. Pengamatan penderita
2. Tindakan perawatan
3. Tindakan pengobatan
4. Pencacatan
5. Penyuluhan kesehatan

Sasaran PK:

1. Tiap penderita yang sudah memenuhi syarat untuk dirawat di RS


2. Bayi dan anak yng belum terawat dengan baik
Keuntungan PK:

1. Dapat menjadi wahana penyebarluasan cita-cita palang merah


2. Mengurangi tekanan batin bagi si sakit sehingga membantu proses penyembuhan
3. Lebih murah baik bagi keluarga penderita maupun kerabat dekat karena tidak perlu ke RS
4. Membantu aktif upaya pemerintah dalam menekan biaya pelayanan kesehatan
5. Mendidik masyarakat untuk mengetahui secara dini gejala penyakit

DONOR DARAH
A. Pengertian Transfusi Darah
Transfusi Darah adalah proses pemindahan darah dari donor yang sehat kepada penderita. Pada
tahun 1900 Dr. Loustiner menemukan 4 macam golongan darah :
1. Golongan darah A
2. Golongan darah B
3. Golongan darah AB
4. Golongan darah O
Selain itu tahun 1940 ditemukan golongan darah baru yaitu Rhesus Faktor positif dan rhesus faktor
negatif pada sel darah merah (erythrocyt). Rhesus Faktor positif banyak terdapat pada orang Asia
dan Negatif Pada orang Eropah, Amerika, Australia.
B. Jenis Donor Darah
Ada dua macam donor darah yaitu :
1. Donor keluarga atau Donor Pengganti adalah darah yang dibutuhkan pasien dicukupi oleh donor
dari keluarga atau kerabat pasien.
2. Donor Sukarela adalah orang yang memberikan darah, plasma atau komponen darah lainnya atas
kerelaan mereka sendiri dan tidak menerima uang atau bentuk pembayaran lainnya. Motivasi utama
mereka adalah membantu penerima darah yang tidak mereka kenal dan tidak untuk menerima
sesuatu keuntungan.
C. Syarat - Syarat Calon Donor Darah :
1. Umur 17 - 60 tahun
2. Berat badan 50 kg atau lebih
3. Kadar Hemogblin 12,5 g/dl atau lebih
4. Tekanan darah 120/140/80 - 100 mmHg
5. Nadi 50-100/menit teratur
6. Tidak berpenyakit jantung, hati, paru-paru, ginjal, kencing manis, penyakit perdarahan, kejang,
kanker, penyakit kulit kronis.
7. Tidak hamil, menyusui, menstruasi (bagi wanita)
8. Bagi donor tetap, penyumbangan 5 (lima) kali setahun.
9. Kulit lengan donor sehat.
10. Tidak menerima transfusi darah/komponen darah 6 bulan terakhir.
11. Tidak menderita penyakit infeksi ; malaria, hepatitis, HIV/AIDS.
12. Bukan pencandu alkohol/narkoba
13. Tidak mendapat imunisasi dalam 2/4 bulan terakhir.
14. Beritahu Petugas bila makan aspirin dalam 3 hari terakhir.

D. Proses Transfusi Darah


1. Pengisian Formulir Donor Darah.
2. Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan golongan, tekanan darah dan hemoglobin darah.
3. Pengambilan Darah
Apabila persyaratan pengambilan darah telah dipenuhi barulah dilakukan pengambilan darah.
4. Pengelolahan Darah
Beberapa usaha pencegahan yang di kerjakan oleh PMI sebelum darah diberikan kepada penderita
adalah penyaringan terhadap penyakit di antaranya :
a. Penyakit Hepatitis B
b. Penyakit HIV/AIDS
c. Penyakit Hipatitis C
d. Penyakit Kelamin (VDRL)
Waktu yang di butuhkan pemeriksaan darah selama 1-2 jam
5. Penyimpanan Darah
Darah disimpan dalam Blood Bank pada suhu 26 derajat celcius. Darah ini dapat dipisahkan menjadi
beberapa komponen seperti :
PRC
Thrombocyt
Plasma
Cryo precipitat
E. Manfaat Donor Darah
1. Dapat mengetahui Golongan Darah Tanpa di Pungut Biaya.
2. Anda secara teratur memeriksakan kesehatan (tiap kali menjadi Donor/tiap 3 bulan sekali ) yang
meliputi :
Tekanan Darah, Nadi, dan Suhu
Tinggi Badan, Berat Badan (Body Mass Index)
Haemoglobine, Penyakit Dalam
Penyakit Hipatitis B dan Hipatitis C
Penyakit HIV/AIDS
3. Sekali menjadi Donor dapat menolong/menyelamatkan 3 orang pasien yang berbeda.
4. Darah anda dapat menyelamatkan jiwa orang lain secara langsung.
5. Pendonor yang secara teratur Mendonorkan Darah (setiap 3 Bulan) akan menurunkan Resiko
Terkena penyakit Jantung sebesar 30 % (British Journal Heart) seperti serangan jantung Koroner dan
Stroke.

F. Pengambilan Darah
1. Oleh petugas yang berwenang.
2. Menggunakan peralatan sekali pakai.
3. 250-350 ml, tergantung berat badan.
4. Mengikuti Prosedur Kerja Standar.
5. Informed Consent : Darah diperiksa terhadap IMLTD (Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah) ;
Hepatitis B, Hepatitis C, HIV, Sifilis).

Anda mungkin juga menyukai