Anda di halaman 1dari 20

Materi

Gerakan PMR
Mengenai Gerakan
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional adalah jaringan
kemanusiaan terbesar di dunia. Misinya adalah untuk meringankan penderitaan manusia,
melindungi kehidupan dan kesehatan, dan menjunjung tinggi martabat manusia terutama pada saat
konflik bersenjata dan keadaan darurat lainnya. Gerakan hadir di semua negara dan didukung oleh
jutaan relawan.

“Gerakan” terdiri atas tiga komponen, yakni Komite Internasional Palang Merah
(ICRC), Perhimpunan Nasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, dan
Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC).
Lambang
Pada tahun 1863, berlangsung Konferensi Internasional I di Jenewa, Swiss, yang dihadiri oleh 16
negara. Negara-negara menyadari perlunya tanda yang sama untuk anggota kesatuan medis
militer. Tanda itu harus berstatus netral dan dapat menjamin perlindungan terhadap mereka di
medan perang.

Sebagai bentuk penghormatan terhadap negara Swiss, Konferensi Internasional sepakat


menggunakan lambang Palang Merah di atas dasar putih, sebagai Tanda Pengenal untuk kesatuan
medis militer dari setiap Negara. Lambang tersebut diambil dari warna kebalikan bendera nasional
Swiss, palang putih di atas dasar merah.
Lambang Palang Merah, Bulan Sabit
Merah, Kristal Merah
Pada tahun 1864, Lambang Palang Merah sebagai tanda
pengenal dan tanda pelindung bagi anggota kesatuan
medis militer diadopsi dalam Konvensi Jenewa I tentang
“Perlindungan bagi anggota militer yang terluka dan sakit
di medan pertempuran darat.”

Tahun 1876 saat perang Balkan, kerajaan Ottoan (Turki)


mengajukan lambang lain untuk kesatuan medis tentara
kerajaan, berupa bulan sabit merah di atas putih.
Pada 2005 disahkan Protokol Tambahan III tentang
lambang Kristal Merah diatas dasar putih. Lambang
ini memiliki status dan fungsi yang sama seperti
lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah serta
menjadi penutup bagi negara-negara untuk
mengusulkan penggunaan lambang-lambang lain bagi
kesatuan medis militernya.
Sejarah Lahirnya Gerakan

Pada tanggal 24 Juni 1859 di desa Solferino, Italia Utara, seorang pengusaha yang bernama
Jean Henry Dunant berasal dari kota jenewa, Swiss melakukan perjalanan ke desa tersebut untuk
menemui Kaisar Prancis, Napoleon III untuk melakukan bisnis ditengah perjalanan dia melihat
pertempuran sengit antara Prancis dengan Austria sekitar 40.000 tentara terluka sedangkan korps
medis militer kewalahan dan tidak mampu untuk menangani banyaknya prajurit korban perang
tersebut.
Hal itu membuat hati Henry Dunant tergetar dengan penderitaan tentara yang terluka,
akhirnya Henry Dunant mengajak penduduk desa tersebut untuk bekerja sama membantu korban
perang tanpa memandang apakah itu lawan atau kawan, mereka membawa korban ke sebuah
gereja sebagai rumah sakit darurat. Dengan niat yang tulus Henry Dunant tanpa mengenal lelah
merawat korban yang terluka dan menuliskan pesan terakhir yang disampaikan oleh tentara
kepada keluarga mereka sehingga Henry Dunant tidak mementingkan tujuan sebenarnya dia ke
desa tersebut.

Beberapa hari kemudian, Henry Dunant ke Swiss, dia menuliskan kesan dan pengalaman tersebut
kedalam sebuah buku berjudul "Kenangan dari Solferino"
Buku “A Memory Of Solverino” yang artinya dalam bahasa Swiss “Un Souvenir De
Solferino” yang menggemparkan seluruh Eropa pada tahun 1862. Dalam bukunya, Henry
Dunant mengajukan dua gagasan :

1) Agar disetiap Negara dibentuk sebuah kelompok relawan yang tugasnya mengurus korban
perang.
2) Mengadakan perjanjian internasional guna melindungi prajurit yang cedera di medan perang
serta perlindungan sukarelawan dan organisasi tersebut pada waktu memberikan
pertolongan pada saat perang
ICRC (International Committee of the
Red Cross)
Pada Februari tahun 1863, Di bentuk pantia 5 yaitu :

● Jean Hendry Dunant


● G.H Dufour
● Gustave Moynier
● Dr. Louis Apiia
● Dr.Th Maunior

Mereka membentuk sebuah organisasi yang bernama "Komite Internasional untuk


bantuan para tentara yang cedera", yang sekarang disebut Komite Internasional
Palang Merah atau International Committee of the Red Cross (ICRC) bermarkas
besar di Jenewa, Swiss.
Statuta ICRC
● Melindungi dan mempromosikan penghormatan kepada prinsip-prinsip dasar gerakan,
demikian juga dengan penyebarluasan pengetahuan HPI yang dapat dipakai dalam konflik
bersenjata;
● Mengakui semua Perhimpunan Nasional yang dibentuk berdasarkan persyaratan yang
tercantum dalam statuta gerakan;
● Mengemban tugas yang diberikan oleh Konvensi Jenewa dan memastikan bahwa HPI
dilaksanakan dangan setia.
● Melaksanakan mandat yang dipercayakan kepadanya oleh Konferensi Internasional
● Menyediakan perlindungan dan bantuan, dalam kapasitasnya sebagai penengah netral
kepada militer dan korban sipil dari konflik bersenjata.
IFRC (International Federation of the
Red Cross and Red Crescent Societies)
Selama berkecamuknya Perang Dunia I (8 Juli 1914 – 10 Nopember 1918) perhimpunan
Palang Merah Nasional, terutama di Eropa, mengemban tugas yang sangat berat. Perang yang
menelan korban kurang lebih 12 juta orang berlangsung pada saat di mana masih kurangnya
hukum-hukum Internasional yang dapat mengendalikan dan mengawasi perilaku perang dari
negara-negara yang terlibat. Lambang Palang Merah terlihat di mana-mana sebagai tanda betapa
pentingnya peran Palang Merah sebagai suatu organisasi kemanusiaan pada saat terjadinya
persengketaan bersenjata.
Setelah berakhirnya PD I timbul pemikiran untuk membentuk Liga perhimpunan Nasional
Palang Merah dan Bulan Sabit Merah guna mengkoordinasikan usaha-usaha yang
diarahkan pada kesehatan dan kesejahteraan umat manusia.

Saat itu Henry P Davison, presiden dari American Red Cross Perang Komite, yang
mengusulkan pembentukan sebuah federasi dari Perhimpunan Nasional. Sebuah konferensi medis
internasional yang diprakarsai oleh Davison mengakibatkan lahirnya Liga Perhimpunan Palang
Merah, yang berganti nama pada bulan Oktober 1983 untuk Liga Perhimpunan Palang
Merah dan Bulan Sabit Merah, dan kemudian pada November 1991 untuk menjadi
Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.
Statuta IFRC

● Bertindak sebagai badan penghubung dan koordinasi permanen dari


Perhimpunan-Perhimpunan Nasional;
● Memberikan bantuan kepada Perhimpunan Nasional yang mungkin memerlukan dan
memintanya;
● Mempromosikan pembentukan dan pengembangan Perhimpunan Nasional;
● Mengkoordinasi operasi bantuan yang dilaksanakan oleh Perhimpunan Nasional dalam
rangka membantu korban bencana alam dan pengungsi di tempat di mana tidak ada konflik
bersenjata
Pada tahun 1864, Konvensi Jenewa yang pertama yaitu mengenai perbaikan kondisi prajurit
yang terluka dalam perang di darat, di adopsi oleh konfensi diplomatic.

Lambang yang dipakai ialah palang merah dengan latar belakang berwarna
putih. Konvensi ini kemudian disempurnakan dan dikembangkan menjadi Konvensi Jenewa I, II,
III dan IV tahun 1949 atau juga dikenal sebagai Konvensi Palang Merah. Pada Konvensi ini
berkesimpulan melindungi :
1. Prajurit yang terluka dan sakit dalam perang di darat
2. Prajurit yang terluka, sakit dan yang kapal perangnya karam dalam perang dilaut
3. Tawanan perang
4. Orang sipil dalam masa konflik bersenjata
Setelah berkembang ICRC masih mengkhususkan diri dalam membantu para korban konflik
bersenjata dengan cara :

1. Memberikan bantuan darurat kemanusiaan dan bantuan medis kepada penduduk sipil
2. Mengunjungi tawanan perang dan tahanan politik
3. Meneruskan berita keluarga dan mempersatukan kembali keluarga yang terpisah
4. Mengajarkan ketentuan – ketentuan konvensi Jenewa dan prinsip – prinsip Palang merah
dan Bulan sabit merah.

Sejak 1919, semua perhimpunan berada dalam sebuah federasi yaitu federasi internasional
perhimpunan – perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.
Sekarang telah berdiri 181 perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
Nasional. Walaupun perhimpunan – perhimpunan terus bekerja pada masa konflik bersenjata,
mereka juga banyak melakukan kegiatan pada masa damai, misalnya : Kegiatan donor
darah, pencegahan penyakit, pemberian bantuan kepada pengungsi dan
mereka yang membutuhkan, pemberian Pertolongan pertama.

Federasi juga mengkhususkan diri dalam memberikan bantuan darurat


kemanusiaan kepada korban bencana alam, federasi juga mengkoordinasi kegiatan
perhimpunan – perhimpunan nasional ditingkat internasional.
Perhimpunan Nasional
Perhimpunan Nasional berada di setiap Negara anggota penandatangan Konvensi Jenewa. Masing
– masing Negara hanya memiliki satu Perhimpunan Nasional dinegaranya. Syarat- Syarat suatu
perhimpunan :

1. Didirikan disatu Negara penandatanganan konvensi Jenewa 1949.


2. Merupakan satu – satunya perhimpunan Nasional Palang Merah, Bulan Sabit Merah dan
Kristal Merah di negaranya.
3. Diakui oleh pemerintah yang sah di negaranya dengan dasar Konvensi Jenewa dan Undang
– Undang Nasional.
4. Bersifat mandiri atau mempunyai status otonomi yang memungkinkan untuk bergerak
sesuai dengan Prinsip Dasar Gerakan.
5. Memakai nama dan lambang Palang Merah, Bulan Sabit Merah, Kristal Merah.
6. Terorganisasi dalam menjalankan tugasnya dan dilaksanakan diseluruh
wilayah negaranya.
7. Memperluas kegiatannya keseluruh wilayah negaranya.
8. Menerima anggota dan staff tanpa membeda – bedakan ras, jenis kelamin,
kelas ekonomi, agama atau pandangan politik.
9. Menyetujui dan taat pada statute gerakan.
10. Menghormati Prinsip – prinsip Dasar Gerakan dan menjalankan tugas –
tugasnya sesuai dengan prinsip – prinsip Hukum Humaniter Internasional.

Pada tanggal 8 Mei adalah peringatan hari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.
Selesai.
Terima Kasih!

Anda mungkin juga menyukai