Anda di halaman 1dari 17

MATERI GERAKAN

PMR SMKN 6 BANDUNG

Materi yang akan dibahas yaitu :

I. SEJARAH LAHIRNYA GERAKAN


II. PERHIMPUNAN NASIONAL
III. LAMBANG
a. Macam – Macam Lambang
b. Fungsi Lambang
IV. SEJARAH PMI
V. SEJARAH PMR
a. Manfaat PMR
b. Tingkatan PMR
c. Tri Bakti PMR
VI. 7 Prinsip Dasar Gerakan
I. SEJARAH LAHIRNYA GERAKAN

Pada tanggal 24 Juni 1859 di desa Solferino, Italia Utara, seorang pengusaha
yang bernama Jean Henry Dunant berasal dari kota jenewa, Swiss melakukan
perjalanan ke desa tersebut untuk menemui Kaisar Prancis, Napoleon III untuk
melakukan bisnis ditengah perjalanan dia melihat pertempuran sengit antara
Prancis dengan Austria sekitar 40.000 tentara terluka sedangkan korps medis
militer kewalahan dan tidak mampu untuk menangani banyaknya prajurit korban
perang tersebut. Hal itu membuat hati Henry Dunant tergetar dengan penderitaan
tentara yang terluka, akhirnya Henry Dunant mengajak penduduk desa tersebut
untuk bekerja sama membantu korban perang tanpa memandang apakah itu lawan
atau kawan, mereka membawa korban ke sebuah gereja sebagai rumah sakit
darurat. Dengan niat yang tulus Henry Dunant tanpa mengenal lelah merawat
korban yang terluka dan menuliskan pesan terakhir  yang disampaikan oleh tentara
kepada keluarga mereka sehingga Henry Dunant tidak mementingkan tujuan
sebenarnya dia ke desa tersebut.

Beberapa hari kemudian, Henry Dunant ke Swiss, dia menuliskan kesan dan
pengalaman tersebut kedalam sebuah buku berjudul "Kenangan dari Solferino",
Buku “A Memory Of Solverino” yang artinya dalam bahasa Swiss                   
“Un Souvenir De Solferino”
yang menggemparkan seluruh Eropa pada tahun 1862. Dalam bukunya,
Henry Dunant mengajukan dua gagasan :

* Pertama, agar disetiap Negara dibentuk sebuah kelompok relawan yang tugasnya
mengurus korban perang.
* Kedua, mengadakan perjanjian internasional guna melindungi prajurit yang
cedera di medan perang serta perlindungan sukarelawan dan organisasi tersebut
pada waktu memberikan pertolongan pada saat perang

ICRC (International Committee of the Red Cross)


Pada Februari tahun 1863, Di bentuk pantia 5 yaitu :
Jean Hendry Dunant, G.H Dufour, Gustave Moynier, Dr. Louis Apiia, Dr.Th
Maunior
membentuk sebuah organisasi yang bernama
"Komite Internasional untuk bantuan para tentara yang cedera", yang sekarang
disebut Komite Internasional Palang Merah atau International Committee of the
Red Cross (ICRC) bermarkas besar di Jenewa, Swiss.

Statuta ICRC :

 Melindungi dan mempromosikan penghormatan kepada prinsip-prinsip


dasar gerakan, demikian juga dengan penyebarluasan pengetahuan HPI yang
dapat dipakai dalam konflik bersenjata;

 Mengakui semua Perhimpunan Nasional yang dibentuk berdasarkan


persyaratan yang tercantum dalam statuta gerakan;

 Mengemban tugas yang diberikan oleh Konvensi Jenewa dan memastikan


bahwa HPI dilaksanakan dangan setia.
 Melaksanakan mandat yang dipercayakan kepadanya oleh Konferensi
Internasional

 Menyediakan perlindungan dan bantuan, dalam kapasitasanya sebagai


penengah netral kepada militer dan korban sipil dari konflik bersenjata.·   
Mengelola, menjalankan Badan Pusat Pencarian;

IFRC (International Federation of the Red Cross and Red Crescent Societis).


Pembentukan IFRCSelama berkecamuknya Perang Dunia I (8 Juli 1914 – 10
Nopember 1918) perhimpunan Palang Merah Nasional, terutama di
Eropa,mengemban tugas yang sangat berat. Perang yang menelan korban kurang
lebih 12 juta orang berlangsung pada saat di mana masih kurangnya hukum-hukum
Internasional yang dapat mengendalikan dan mengawasi perilaku perang dari
negara-negara yang terlibat. Lambang Palang Merah terlihat di mana-mana sebagai
tanda betapa pentingnya peran Palang Merah sebagai suatu organisasi kemanusiaan
pada saat trjadinya persengketaan bersenjata.
Setelah berakhirnya PD I timbul pemikiran untuk membentuk Liga perhimpunan
Nasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah guna mengkoordinasikan usaha-
usaha yang diarahkan pada kesehatan dan kesejahteraan umat manusia.
Saat itu Henry P Davison, presiden dari American Red Cross Perang Komite, yang
mengusulkan pembentukan sebuah federasi dari Perhimpunan Nasional. Sebuah
konferensi medis internasional yang diprakarsai oleh Davison mengakibatkan
lahirnya Liga Perhimpunan Palang Merah, yang berganti nama pada bulan Oktober
1983 untuk Liga Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, dan
kemudian pada November 1991 untuk menjadi Federasi Internasional Palang
Merah dan Bulan Sabit Merah.
Statuta IFRC :

1. Bertindak sebagai badan penghubung dan koordinasi permanen dari


Perhimpunan-Perhimpunan Nasional;

2. Memberikan bantuan kepada Perhimpunan Nasional yang mungkin


memerlukan dan memintanya;

3. Mempromosikan pembentukan dan pengembangan Perhimpunan Nasional;

4. Mengkoordinasi operasi bantuan yang dilaksanakan oleh Perhimpunan


Nasional dalam rangka membantu korban bencana alam dan pengungsi di
tempat di mana tidak ada konflik bersenjata

Pada tahun 1864, Konvensi Jenewa yang pertama yaitu mengenai perbaikan
kondisi prajurit yang terluka dalam perang di darat, di adopsi oleh konfensi
diplomatic.
Lambang yang dipakai ialah palang merah dengan latar belakang berwarna putih.
Konvensi ini kemudian disempurnakan dan dikembangkan menjadi Konvensi
Jenewa I, II, III dan IV tahun 1949 atau juga dikenal sebagai Konvensi Palang
Merah . Pada Konvensi ini berkesimpulan melindungi :
1. Prajurit yang terluka dan sakit dalam perang di darat
2. Prajurit yang terluka, sakit dan yang kapal perangnya karam dalam perang dilaut
3. Tawanan perang
4. Orang sipil dalam masa konflik bersenjata

Setelah berkembang ICRC masih mengkhususkan diri dalam membantu para


korban konflik bersenjata dengan cara :
1. Memberikan bantuan darurat kemanusiaan dan bantuan medis kepada penduduk
sipil
2. Mengunjungi tawanan perang dan tahanan politik
3. Meneruskan berita keluarga dan mempersatukan kembali keluarga yang terpisah
4. Mengajarkan ketentuan – ketentuan konvensi Jenewa dan prinsip – prinsip
Palang merah dan Bulan sabit merah.
Sejak 1919, semua perhimpunan berada dalam sebuah federasi yaitu federasi
internasional perhimpunan – perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.
Sekarang telah berdiri 181 perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
Nasional. Walaupun perhimpunan – perhimpunan terus bekerja pada masa konflik
bersenjata, mereka juga banyak melakukan kegiatan pada masa damai, misalnya :
Kegiatan donor darah, pencegahan penyakit, pemberian bantuan kepada pengungsi
dan mereka yang membutuhkan, pemberian Pertolongan pertama
Federasi juga mengkhususkan diri dalam memberikan bantuan darurat
kemanusiaan kepada korban bencana alam, federasi juga mengkoordinasi kegiatan
perhimpunan – perhimpunan nasional ditingkat internasional.

II. PERHIMPUNAN NASIONAL

Perhimpunan Nasional berada di setiap Negara anggota penandatangan


Konvensi Jenewa.

Masing – masing Negara hanya memiliki satu Perhimpunan Nasional dinegaranya.

Syarat – syarat suatu perhimpunan :

1. Didirikan disatu Negara penandatanganan konvensi Jenewa 1949.

2. Merupakan satu – satunya perhimpunan Nasional Palang Merah, Bulan Sabit


Merah dan Kristal Merah di negaranya.

3. Diakui oleh pemerintah yang sah di negaranya dengan dasar Konvensi Jenewa
dan Undang – Undang Nasional.
4. Bersifat mandiri atau mempunyai status otonomi yang memungkinkan untuk
bergerak sesuai dengan Prinsip Dasar Gerakan.

5. Memakai nama dan lambang Palang Merah, Bulan Sabit Merah, Kristal Merah.

6. Terorganisasi dalam menjalankan tugasnya dan dilaksanakan diseluruh wilayah


negaranya.

7. Memperluas kegiatannya keseluruh wilayah negaranya.

8. Menerima anggota dan staff tanpa membeda – bedakan ras, jenis kelamin, kelas
ekonomi, agama atau pandangan politik.

9. Menyetujui dan taat pada statute gerakan.

10. Menghormati Prinsip – prinsip Dasar Gerakan dan menjalankan tugas –


tugasnya sesuai dengan prinsip – prinsip Hukum Humaniter Internasional.

Pada tanggal 8 Mei adalah peringatan hari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.

III. LAMBANG

Lambang digunakan sebagai identitas atau tanda pengenal bagi orang –


orang didalam suatu kelompok, daerah, Negara atau apapun.

a. Macam – Macam Lambang

1       Lambang Palang Merah


 Konvensi Jenewa Tahun 1864 menetapkan lambang Palang Merah dengan warna
dasar putih  yang merupakan kebalikan dari bendera negara Swiss sebagai
penghormatan kepada Henry Dunant yang berasal dari negara Swiss.

2       Lambang Bulan Sabit Merah

Banyak orang yang berasumsi bahwa lambang palang yang ada pada lambang
Palang Merah merupakan suatu simbol agama, dan pada tahun 1876 saat perang di
Balkan terjadi kesalah pahaman dari negara Turki yang membunuh banyak pekerja
sosial yang memakai ban lengan dengan lambang palang merah. Kemudian mulai
mereka mengajukan gagasan untuk menggunakan lambang Bulan Sabit Merah
sebagai pengganti lambang Palang Merah dan gagasan ini pelan-pelan mulai
diterima dan dalam konvensi tahun 1929 memperoleh semacam pengesahan dalam
bentuk “ reservasi “ dan diadopsi sebagai lambang yang sederajat dengan lambang
palang merah.
3       Lambang Kristal Merah

 Tahun 2005 Kristal Merah diatas dasar putih diadopsi menjadi lambang alternatif
apabila di suatu negara terjadi konflik bersenjata/perang atau bencana, maka
negara yang menggunakan Lambang Palang Merah atau Bulan Sabit Merah, ICRC
dan IFRC dapat menggunakannya secara khusus untuk kegiatan kepalangmerahan
yang dilaksanakan di daerah tersebut.

b. Fungsi Lambang

Lambang memiliki 2 fungsi, yaitu :

1. Sebagai Tanda Pengenal ada 2 :

a. Indentitas

b. hak milik

2. Sebagai Tanda Perlindungan

Lambang digunakan ketika konflik, perang atau saat bencana terjadi.


Fungsinya, untuk memberitahukan bahwa seseorang adalah anggota
Gerakan dan menandai personel medis militer, sehingga harus dilindungi.
IV. SEJARAH PMI

Berdirinya Palang Merah di Indonesia sebetulnya sudah dimulai sebelum


Perang Dunia II, tepatnya 12 Oktober 1873.Pemerintah Kolonial Belanda
mendirikan Palang Merah di Indonesia dengan nama Nederlandsche Roode Kruis
Afdeeling Indië (NERKAI) yang kemudian dibubarkan pada saat pendudukan
Jepang.

Perjuangan mendirikan Palang Merah Indonesia (PMI) diawali 1932. Kegiatan


tersebut dipelopori Dr. R. C. L. Senduk dan Dr.Bahder Djohan dengan membuat
rancangan pembentukan PMI. Rancangan tersebut mendapat dukungan luas
terutama dari kalangan terpelajar Indonesia, dan diajukan ke dalam Sidang
Konferensi Narkai pada 1940, akan tetapi ditolak mentah-mentah.

Rancangan tersebut disimpan menunggu saat yang tepat. Seperti tak kenal
menyerah pada saat pendudukan Jepang mereka kembali mencoba untuk
membentuk Badan Palang Merah Nasional, namun sekali lagi upaya itu mendapat
halangan dari Pemerintah Tentara Jepang sehingga untuk yang kedua kalinya
rancangan tersebut kembali disimpan.

Proses pembentukan PMI dimulai 3 September 1945 saat itu Presiden Soekarno
memerintahkan Dr. Boentaran (Menkes RI Kabinet I) agar membentuk suatu badan
Palang Merah Nasional.

Dibantu panitia lima orang yang terdiri dari Dr. R. Mochtar sebagai Ketua, Dr.
Bahder Djohan sebagai Penulis dan tiga anggota panitia yaitu Dr. R. M. Djoehana
Wiradikarta, Dr. Marzuki, Dr. Sitanala, Dr Boentaran mempersiapkan
terbentuknya Palang Merah Indonesia. Tepat sebulan setelah kemerdekaan RI, 17
September 1945, PMI terbentuk. Peristiwa bersejarah tersebut hingga saat ini
dikenal sebagai Hari PMI.
Peran PMI adalah membantu pemerintah di bidang sosial kemanusiaan, terutama
tugas kepalangmerahan sebagaimana dipersyaratkan dalam ketentuan Konvensi-
Konvensi Jenewa 1949 yang telah diratifikasi oleh pemerintah Republik Indonesia
pada tahun 1958 melalui UU No 59.

Sebagai perhimpunan nasional yang sah, PMI berdiri berdasarkan Keputusan


Presiden No 25 tahun 1950 dan dikukuhkan kegiatannya sebagai satu-satunya
organisasi perhimpunan nasional yang menjalankan tugas kepalangmerahan
melalui Keputusan Presiden No 246 tahun 1963.

Lambang Palang Merah Indonesia melambangkan bunga melati sebagai bunga


Khas Indonesia dan 5 kelopak sebagai Pancasila

Palang Merah Indonesia (PMI) adalah sebuah organisasi perhimpunan nasional di


Indonesia yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan.

PMI selalu mempunyai tujuh prinsip dasar Gerakan Internasional Palang Merah
dan Bulan sabit merah yaitu kemanusiaan, kesamaan, kesukarelaan, kemandirian,
kesatuan, kenetralan, dan kesemestaan. Sampai saat ini PMI telah berada di 33
PMI Daerah (tingkat provinsi) dan sekitar 408 PMI Cabang (tingkat
kota/kabupaten) di seluruh Indonesia.
Palang Merah Indonesia tidak memihak golongan politik, ras, suku ataupun agama
tertentu. Palang Merah Indonesia dalam pelaksanaannya juga tidak melakukan
pembedaan tetapi mengutamakan korban yang paling membutuhkan pertolongan
segera untuk keselamatan jiwanya.

Mars PMI

Palang Merah Indonesia


Sumber kasih umat manusia
Warisan luhur, nusa dan bangsa
Wujud nyata pengayom Pancasila

Gerak juangnya keseluruh nusa


Mendarmakan bhakti bagi ampera
Tunaikan tugas suci tujuan PMI
Di Persada Bunda Pertiwi

Untuk umat manusia


Di seluruh dunia
PMI menghantarkan jasa

Lagu yang pertama kali dikumandangkan tahun 1967 ini adalah ciptaan Mochtar
H. S. yang adalah seorang tokoh PMI yang terkemuka waktu itu.
V. SEJARAH PMR

Palang Merah Remaja dibentuk oleh PMI pada tanggal 1 Maret 1950 yang
merupakan perwujudan dari Liga Palang Merah ( League of the Red Cross and Red
Crescent Sosieties ). Terbentuknya PMR di Indonesia dan juga PMR di beberapa
Palang Merah Nasional lainnya di latarbelakangi oleh Perang dunia ke 1 (1914 -
1918), dimana pada saat itu terjadi perang di Australia, dikarnakan Palang Merah
Australia kekuarang tenaga, akhirnya mengerahkan anak - anak sekolah untuk
membantu sesuai dengan kemampuannya. Mereka diberi tugas - tugas ringan
seperti mengumpulkan pakaian - pakaian bekas serta majalah dan koran bekas.
Mereka terhimpun dalam suatu badan yang dinamakan Palang Merah Pemuda
(PMP ) yang sekarang menjadi Palang Merah Remaja (PMR).

Pada tahun 1919 dalam sidang Liga Perhimpunan Palang Merah Internasional
diputuskan bahwa PMR menjadi satu bagian dari Palang Merah dan Bulan Sabit
Merah.

Di Indonesia pada kongres PMI ke-IV Tepatnya pada bulan Januari 1950 di
Jakarta, PMI membentuk Palang Merah Remaja yang dipimpin oleh Ny. Siti
Dasimah dan Paramita Abdurrahman. Pada tanggal 1 Maret 1950 berdirilah Palang
Merah Remaja secara resmi di Indonesia.

a. Manfaat PMR

Manfaat PMR diantaranya :

- bisa mendidik seseorang menjadi remaja yang bersih, sehat, peduli


terhadap sesama dan lingkungan,

- serta kreatif dan bersahabat


b. Tingkatan PMR

1. PMR Mula berumur 10-12 tahun, biasanya identik dengan warna hijau.
2. PMR Madya, berumur 12-15 tahun, biasanya identik dengan warna biru.
3. PMR Wira, berumur 15-17 tahun biasanya identik dengan warna kuning.

Selain PMR ada juga yang disebut dengan TSR ( Tenaga Suka Rela ), KSR (Korp
Suka Rela ), anggota luar biasa dan anggota kehormatan.

c. Tri Bakti PMR

1. Meningkatkan Keterampilan Hidup Sehat

Bagi teman-teman yang ingin menjadi remaja yang berkarakter bersih dan
sehat benar sekali bergabung dengan PMR. Karena di PMR kita akan belajar
tentang Pertolongan Pertama (PP), semaja sehat peduli sesama atau biasa
dikenal dengan Sanitasi Kesehatan (SanKes), Kesehatan Remaja ( KesJa),
Kesiapsiagaan Bencana (KSB), dan Donor Darah.

2. Berkarya dan Berbakti di Masyarakat

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak lepas dengan orang lain, yang
salalu membutuhkan bantuan dan pertolongan dari orang lain. Dan perlu di
ingat, menolong sesama itu menyenangkan lhoo. Maka dari itu tidak salah
jika teman-teman memilih PMR. Karena di PMR adalah tempatnya remaja-
remaja yang peduli, kreatif, dan sehat.

3. Mempererat Persahabatan Nasional dan International

Dengan bergabung di PMR, kita akan mendapatkan banyak teman dari


berbagai daerah maupun negara-negara didunia. Karena PMR merupakan
organisasi yang bersifat sukarela dan prinsip-prinsip palang merah
mendukung kita untuk memperoleh banyak teman.

VI. 7 Prinsip Dasar Gerakan

1. Kemanusiaan, Tujuannya melindungi jiwa dan kesehatan serta


menjamin penghormatan terhadap umat manusia. Gerakan menumbuhkan
saling pengertian, persahabatan, kerjasama dan perdamaian abadi antar
sesama manusia.

2. Kesamaan, Gerakan memberi bantuan kepada orang yang menderita


tanpa membeda – bedakan mereka berdasarkan ras, jenis kelamin,
kebangsaan, agama, tingkat social atau pandangan politik. Tujuannya adalah
mengurangi penderitaan orang perorang sesuai dengan kebutuhannya dengan
mendahulukan keadaan yang paling parah.

3. Kenetralan, Gerakan tidak memihak atau melibatkan diri dalam


pertentangan politik, ras, agama atau ideology.

4. Kemandirian, Gerakan bersifat mandiri. Setiap Perhimpunan


Nasional merupakan pendukung bagi pemerintah dibidang kemanusiaan dan
harus menaati peraturan hukum yang berlaku dinegara masing – masing ,
namun gerakan bersifat otonom dan harus menjaga tindakannya agar sejalan
dengan Prinsip Dasar Gerakan.

5. Kesukarelaan, Gerakan memberikan bantuan atas dasar sukarela


tanpa unsur keinginan untuk mencari keuntungan apapun.

6. Kesatuan, Didalam satu Negara hanya boleh ada satu Perhimpunan


Nasional dan hanya boleh memilih salah satu lambang yang digunakan :
Palang Merah atau Bulan Sabit Merah. Gerakan bersifat terbuka dalam
melaksanakan tugas kemanusiaan diseluruh wilayah Negara yang
bersangkutan.

7. Kesemestaan, Gerakan bersifat semesta. Artinya gerakan hadir


diseluruh dunia. Setiap perhimpunan mempunyai status yang sederajat, serta
memiliki hak dan tanggung jawab yang sama dalam membantu satu sama
lain.

SELAMAT MERANGKUM ADIK – ADIK


TETAP SEMANGAT! 

Anda mungkin juga menyukai