Anda di halaman 1dari 46

BAB I

GERAKAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH INTERNASIONAL

A. SEJARAH LAHIRNYA GERAKAN (ICRC)


Pada 24 Juni 1859 terjadi pertempuran antara Prancis dan Austria yang berlangsung
di dataran rendah Italia bernama Solverino. Pertempuran tersebut melibatkan 320.000 prajurit,
dan 36.000 di antaranya menderita luka-luka bahkan kehilangan nyawa.
Pada hari yang sama, seorang pemuda Swiss, Jean Henry Dunant, berada di Solverino
dalam rangka menjumpai Kaisar Prancis, Napoleon III. Saat perjalanan menuju kediaman
Kaisar, Henry Dunant dan rombongannya terhalang oleh pertempuran tersebut. Banyak
prajurit terluka bergelimpangan, tak ada satu pun aksi pertolongan. Tergerak oleh
pemandangan perang yang mengerikan, korban berjatuhan di mana-mana, maka dengan
segera Henry Dunant beserta penduduk setempat membentuk rumah sakit lapang sederhana,
mengumpulkan kain tinen pembalut luka, dan menyediakan obat-obatan. Ia pun membatalkan
kunjungannya ke kediaman Kaisar, seusai perang ia segera kembali ke Swiss.
Di Swiss, ia pun menuliskan pengalamannya dalam buku berjudul “Un Souvenir de
Solverino” ( Memory of Solverino / Kenangan Solverino ). Buku yang menggambarkan betapa
kejamnya peperangan dan pengalaman membantu korban tersebut menggemparkan Eropa.
Secara garis besar, buku tersebut mengandung dua gagasan penting, yakni:
1. Membentuk organisasi kemanusiaan Internasional yang disiapkan untuk menolong
para prajurit, penduduk sipil, korban di medan perang.
2. Mengadakan perjanjian Internasional untuk membentuk hukum melindungi prajurit
yang terluka serta relawan organisasi yang tengah memberikan pertolongan di medan
perang.
Pada 1863 Henry Dunant beserta empat warga Genewa merealisasikan gagasan tersebut.
Mereka terkenal sebagai Komite Lima yang bertugas sebagai wadah relawan pemberi
pertolongan pada peperangan. Kelima anggota tersebut adalah:
1. Jean Henry Dunant
2. Jendral Guallaume Henry Dufour
3. Dr. Theodore Mounier
4. Dr. Gustave Moynier
5. Dr. Louis Appia
Komite tersebut meluas dan berkembang hingga saat ini terkenal sebagai ICRC
( International Committee of the Red Cross ). Dan ditetapkan pula tanggal 8 Mei 1863 sebagai
Hari Palang Merah Internasional ( 8 Mei adalah tanggal lahir Henry Dunant ).
Beberapa Negara pun turut serta membentuk organisasi Palang Merah di bawah
naungan ICRC. Namun tidak hanya lambang Palang Merah yang dipakai. Kerajaan Ottoman
( Turki ) mengusulkan bagi Negara-negara Islam memakai tanda Bulan Sabit Merah.
Sementara Negara-negara lain yang enggan memakai lambing Bulan Sabit Merah atau Palang
Merah diperbolehkan memakai lambang Kristal Merah. Hal ini dikarenakan dahulu, banyak
Negara yang memakai lambang berbeda-beda, misal Persia ( Iran ) memakai Singa Merah.
Jepang mamakai Matahari Merah. Namun saat ini hanya 3 lambang yang disetujui
Internasional, yakni Palang Merah, Bulan Sabit Merah dan Kristal Merah.
Untuk mengglobalkan organisasi pertolongan ini, Palang Merah, Bulan Sabit Merah dan
Kristal Merah berada satu kesatuan di bawah naungan lembaga IFRC ( Internasional
Federation of the Red Cross ).
B. Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit
Merah/International Federation of Red Cross and Red Crescent (IFRC),
Pendirian Federasi diprakarsai oleh Henry Davidson warga negara Amerika yang
disahkan pada pada Konferensi Kesehatan Internasional Cannes, Prancis, 5 Mei 1919 untuk
mengkoordinir bantuan kemanusiaan, khususnya saat itu untuk menolong korban dampak
paska perang dunia I dalam bidang kesehatan dan sosial. Federasi bermarkas besar di Swiss
dan menjalankan tugas koordinasi anggota Perhimpunan Nasional dalam program bantuan
kemanusiaan pada masa damai, dan memfasilitasi pendirian dan pengembangan organisasi
palang merah nasional.

LAMBANG PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH

Lambang dipakai sebagai identitas atau tanda pengenal bagi orang-orang disuatu
kelompok, daerah, negara atau apapun. Lambang adalah suatu ciri khas, termasuk Lambang
Palang Merah. Sebelum Lambang Gerakan diadopsi, setiap pelayanan medis kemiliteran -
setidaknya di Eropa, memiliki tanda pengenal tersendiri. Austria misalnya, menggunakan
bendera putih, Perancis bendera merah, atau Spanyol bendera kuning. Banyaknya tanda yang
digunakan,menimbulkan akibat yang tragis. Walaupun tentara tahu apa tanda pengenal dari
personel medisnya, namun biasanya mereka tidak tahu apa tanda pengenal medis lawan
mereka dan karena tanda-tanda pengenal yang dipakai itu bukanlah lambang yang universal
serta tidak dipandang sebagai suatu hal yang netral.

1. Lambang Palang Merah


Tahun 1863, konferensi internasional diselenggarakan di Jenewa danmengadopsi Lambang
Palang Merah di atas dasar putih sebagai tanda pengenal Perhimpunan Nasional Palang
Merah yang merupakan kebalikan dari bendera nasional Swiss. Tahun 1864, Konvensi
Jenewa yang pertama menyatakan bahwa lambang Palang Merah diatas dasar putih secara
resmi diakui sebagai tanda pengenal pelayanan medis angkatan bersenjata. Pada Konvensi
Jenewa tahun 1906, waktu peninjauan kembali terhadap Konve nsi Jenewa Tahun 1864,
barulah ditetapkan lambang PalangMerah tersebut sebagai penghormatan terhadapNegara
Swiss.

2. Lambang Bulan Sabit Merah


Tahun 1876 saat Balkan dilandaperang, sejumlah pekerja sosial yangtertangkap oleh
Ottoman dibunuhsemata-mata karena mereka memakaiban lengan dengan gambar palang
merah.Ketika pemerintah Turki diminta penjelasan mengenai hal ini,mereka menekankan
kepekaan tentara muslim terhadap bentukpalang/salib dan mengajukan agar perhimpunan
nasional sertapelayanan medis militer mereka, diperbolehkan untukmenggunakan lambang
yang berbeda yaitu Bulan Sabit Merah.Gagasan ini perlahan-pelahan mulai diterima,
memperolehsemacam pengesahan dalam bentuk 'reservasi' dan diadopsisebagai lambang
yang sederajat dengan lambang palang merahdalam konvensi tahun 1929. Lambang Bulan
Sabit Merah di atasdasar putih yang saat itu dipilih oleh Persia (sekarang Iran) diakuisebagai
lambang pembeda dengan fungsi dan tujuan yang samadengan lambang palang merah, dan
singa dan matahari merahsebagaimana tercantum pada Konvensi-konvensi Jenewa 1949dan
protokol tambahan I dan II 1977

3. Lambang Kristal Merah


Tahun 2005 Kristal Merah diatas dasar putih diadopsimenjadi lambang alternatif apabila di
suatu negara terjadikonflik bersenjata/perang atau bencana, maka negara yangmenggunakan
Lambang Palang Merah atau Bulan SabitMerah, CRC dan IFRC dapat menggunakannya
secara khususuntuk kegiatan kepalangmerahan yang dilaksanakan didaerah tersebut.

Lambang memiliki dua fungsi yaitu sebagai Tanda Pengenal dan Tanda Perlindungan.

Sebagai Tanda Pengenal,


Lambang digunakan pada masa damai atau pada saat tidak terjadi konflik, perang atau pada
saat tidak terjadi bencana.
 Gunanya adalah sebagai tanda pengenal:
 Identitas; bahwa seseorang adalah anggota Gerakan, staff, personel Perhimpunan
Nasional,ICRC dan IFRC.
 Hak milik; bahwa sesuatu seperti fasilitas, sarana,peralatan dan perlengkapan yang
digunakan dalam kegiatan adalah milik Gerakan (ICRC, Perhimpunan Nasional, IFRC).
Dengan seizin Perhimpunan Nasional, tanda pengenal lambang dapat digunakan oleh
pihak lain untuk tujuan mendukung kegiatan kepalangmerahan.

Sebagai Tanda Perlindungan,


Lambang digunakan ketika konflik, perang atau saat bencana terjadi. Fungsinya, untuk
memberitahukan bahwa seseorang adalah anggota Gerakan dan menandai personel medis
militer, sehingga harus dilindungi. Tanda perlindungan juga digunakan untuk menandai
fasilitas medis militer (bangunan, peralatan, kendaraan termasuk kapal dan rumah sakit).
Untuk tujuan ini, dalam pembuatan Lambang, tidak boleh ada sesuatu pun yang ditambahkan
padanya, baik terhadap Palang Merah, Bulan Sabit Merah atau Kristal Merah atau pada dasar
putihnya. Lambang tersebut harus berukuran besar dan mudah terlihat.

Penyalahgunaan Lambang:

Lambang yang tidak digunakan secara benar, disebut dengan penyalahgunaan


lambang. Ada beberapa macam penyalahgunaan yaitu:

1. Peniruan
Penggunaan tanda-tanda yang mirip dengan Lambang Palang Merah, namun sebenarnya
bukanlah Lambang Gerakan Palang Merah. Tentu saja hal itu dapat disalah mengerti sebagai
Lambang untuk Gerakan Palang Merah atau Bulan Sabit Merah.
2. Penggunaan yang Tidak tepat
Yaitu Penggunaan Lambang Palang Merah atau Bulan Sabit Merah oleh kelompok atau
perorangan terutama untuk tujuan komersial. Penggunaan oleh sesorang atau kelompok yang
berhak namun tidak sesuai dengan Prinsip Dasar Gerakan.

3. Pelanggaran Berat
Penggunaan lambang Palang Merah atau Bulan Sabit Merah dalam masa perang untuk
melindungi personel militer atau perlengkapan militer dianggap sebagai kejahatan perang.

Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional

1. Kemanusiaan
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah lahir dari keinginan untuk memberikan
pertolongan kepada korban yang terluka dalam pertempuran tanpa membeda-bedakan
mereka dan untuk mencegah serta mengatasi penderitaan sesama manusia yang
terjadi dimanapun.
2. Kesamaan
Gerakan memberikan bantuan kepada orang yang menderita tanpa membeda-
bedakan mereka berdasarkan kebangsaan, ras, agama, tingkat sosial atau pandangan
politik.
3. Kenetralan
Gerakan tidak memihak atau melibatkan diri dalam pertentangan politik, ras, agama,
atau ideologi
4. Kemandirian
Gerakan bersifat mandiri. Setiap Perhimpunan Nasional sekalipun merupakan
pendukung bagi pemerintah di bidang kemanusiaan dan harus mentaati peraturan
hukum yang berlaku dinegara masing-masing, namun Gerakan bersifat otonom dan
harus menjaga tindakannya agar sejalan dengan Prinsip dasar Gerakan.
5. Kesukarelaan
Gerakan memberikan bantuan atas dasar sukarela tanpa unsur keinginan untuk
mencari keuntungan apapun
6. Kesatuan
Didalam satu negara hanya boleh ada satu Perhimpunan Nasional dan hanya boleh
memilih salah atu lambang yang digunakan : Palang Merah, Bulan Sabit Merah atau
Kristal Merah. Gerakan bersifat terbuka dan melaksanakan tugas kemanusiaan di
seluruh wilayah negara yang bersangkutan.
7. Kesemestaan
Gerakan bersifat semesta. Artinya, Gerakan hadir diseluruh dunia. Setiap Perhimpunan
Nasional mempunyai status yang sederajat, serta memiliki hak dan tanggung jawab
yang sama dalam membantu satu sama lain.
Konvensi
Dalam ranah diplomasi, istilah konvensi mempunyai arti yang lain dari artinya yang biasa,
yaitu pertemuan sejumlah orang. Dalam diplomasi, konvensi mempunyai arti perjanjian
internasional atau traktat. Ketiga Konvensi Jenewa yang terdahulu direvisi dan diperluas pada
tahun 1949, dan pada tahun itu juga ditambahkan Konvensi Jenewa yang keempat.

1. Konvensi Jenewa Pertama (First Geneva Convention), mengenai Perbaikan Keadaan


Anggota Angkatan Bersenjata yang Terluka dan Sakit di Darat, 1864

2. Konvensi Jenewa Kedua (Second Geneva Convention), mengenai Perbaikan Keadaan


Anggota Angkatan Bersenjata yang Terluka, Sakit, dan Karam di Laut, 1906

3. Konvensi Jenewa Ketiga (Third Geneva Convention), mengenai Perlakuan Tawanan


Perang, 1929

4. Konvensi Jenewa Keempat (Fourth Geneva Convention), mengenai Perlindungan Orang


Sipil pada Masa Perang, 1949
Satu rangkaian konvensi yang terdiri dari empat konvensi ini secara keseluruhan disebut
sebagai “Konvensi-konvensi Jenewa 1949” atau, secara lebih sederhana, “Konvensi Jenewa”.

C. SEJARAH PALANG MERAH INDONESIA (PMI)


Peperangan, menimbulkan korban manusia. Pada masa penjajahan Belanda di
Indonesia, banyaknya korban yang berjatuhan memunculkan usulan untuk mendirikan
Perhimpunan Palang Merah Indonesia.
Usulan tersebut diajukan oleh Dr. RCL Senduk dan Dr. Bahder Djohan kepada
pemerintah Belanda pada tahun 1932 . Pada masa penjajahan Belanda, kegiatan
kepalangmerahan dijalankan oleh Palang Merah Belanda cabang Hindia atau NERKAI
(Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie) yang terbentuk tanggal 21 Oktober 1873. Usulan
mendirikan palang merah bagi Indonesia oleh dr. RCL Senduk dan dr. Bahder Djohan
mendapat sambutan. Saat sidang konferensi NERKAI yang berlangsung tahun 1940 usulan
mereka dibahas. Namun sayang usulan itu ditolak oleh pemerintah Belanda karena
menganggap rakyat Indonesia belum mampu mengatur organisasi palang merahnya sendiri.
Membentuk perhimpunan Palang Merah memerlukan keahlian dan banyak persiapan yang
tidak mudah. Meskipun ditolak, cita-cita dr. RCL Senduk dan dr. Bahder Djohan tidak surut.
Mereka terus mengadakan sosialisasi dan konsolidasi ke berbagai pihak.
Akhirnya... Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 3 September 1945 Presiden
Soekarno memerintahkan Menteri Kesehatan saat itu, Dr Buntaran Martoatmodjo untuk
membentuk Perhimpunan Nasional Palang Merah.
Atas perintah Presiden, pada tanggal 5 September 1945 dibentuklah susunan
kepanitiaan beranggotakan 5 orang. Selanjutnya disebut dengan Panitia Lima. Mereka
mempunyai tugas menyusun rencana pembentukan Palang Merah Nasional yaitu Palang
Merah Indonesia.
Ketua : Dr. R. Mochtar
Penulis : Dr. Bahder Johan
Anggota : Dr. Djoehana
Dr. Marzuki
Dr. Sitanala

Satu bulan setelah Indonesia merdeka, tepatnya tanggal 17 September 1945, lahirlah PMI
atau Palang Merah Indonesia dengan ketua umum Drs. Moch Hatta yang sekaligus
merupakan Wakil Presiden RI pertama.

D. PALANG MERAH REMAJA (PMR)

Terbentuknya Palang Merah Remaja dilatar belakangi oleh terjadinya Perang Dunia I (1914 –
1918) pada waktu itu Australia sedang mengalami peperangan. Karena Palang Merah
Australia kekurangan tenaga untuk memberikan bantuan, akhirnya mengerahkan anak-anak
sekolah supaya turut membantu sesuai dengan kemampuannya. Mereka diberikan tugas –
tugas ringan seperti mengumpulkan pakaian-pakaian bekas dan majalah-majalah serta Koran
bekas. Anak-anak tersebut terhimpun dalam suatu badan yang disebut Palang Merah Remaja.
Pada tahun 1919 didalam sidang Liga Perhimpunan Palang Merah Internasional diputuskan
bahwa gerakan Palang Merah Remaja menjadi satu bagian dari perhimpunan Palang Merah
dan Bulan Sabit Merah. Kemudian usaha tersebut diikuti oleh Negara-negara lain. Dan pada
tahun 1960, dari 145 Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah sebagian besar
sudah memiliki Palang Merah Remaja.

Di Indonesia pada Kongres PMI ke-IV tepatnya bulan Januari 1950 di Jakarta, PMI
membentuk Palang Merah Remaja yang dipimpin oleh Ny. Siti Dasimah dan Paramita
Abdurrahman. Pada tanggal 1 Maret 1950 berdirilah Palang Merah Remaja secara resmi di
Indonesia. Sebelumnya pada awal pendirian bernama Palang Merah Pemuda (PMP)
kemudian menjadi Palang Merah Remaja (PMR).

Keanggotaan PMR
Palang Merah Remaja adalah wadah pembinaan dan pengembangan relawan remaja PMI,
yang selanjutnya disebut PMR.

Kebijakan PMI dan Federasi tentang Remaja bahwa :


 Remaja merupakan prioritas pembinaan, baik dalam keanggotaan maupun kegiatan
kepalangmerahan
 Remaja berperan penting dalam pengembangan kegiatan kepalangmerahan
 Remaja berperan penting dalam : perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan proses
pengambilan keputusan untuk kegiatan PMI
 Remaja adalah kader relawan
 Remaja calon pemimpin Palang Merah masa depan

Dasar Hukum
 Keppres No. 25 Tahun 1950 tentang PMI merupakan satu-satunya organisasi
kepalangmerahan di Indonesia
 Keppres No. 246 Tahun 1963 tentang Perhimpunan Palang Merah Indonesia
 AD/ART PMI
 Pokok-pokok Kebijakan dan Rencana Strategis PMI 2009 – 2014
 Perjanjian kerjasama PMI dengan Depdiknas RI tanggal 24 Mei 1995 No. 118/U/95 dan
No. 0090-KEP/PP/V/95 tentang Pembinaan dan Pengembangan Kepalangmerahan di
Sekolah
 Perjanjian kerjasama PMI dengan Depag RI tanggal 26 September 1995 No. 459 Tahun
1995 dan No. 0185-KEP/PP/IX/95 tentang Pembinaan dan Pengembangan
Kepalangmerahan di Madrasah

Syarat Menjadi Anggota PMR


1. Warga Negara Indonesia atau Warga Negara Asing yang sedang berdomisili di wilayah
Indonesia.
2. Berusia 10 tahun sampai dengan 17 tahun dan atau belum menikah atau seusia siswa
SD/MI s/d SMA/SMK/MA atau yang sederajat
3. Mendapatkan persetujuan orang tua/wali
4. Bersedia mengikuti orientasi, pelatihan, dan pelaksanaan kegiatan kepalangmerahan
5. Mengisi formulir pendaftaran dan mengembalikannya kepada Pembina PMR dokelompok
PMR masing-masing, untuk selanjutnya disampaikan kepada Pengurus Cabang Palang
Merah Indonesia setempat.
Anggota PMR terdiri atas :
PMR Mula : 10 - 12 tahun/ setingkat SD/MI/sederajat
PMR Madya : 12 - 15 tahun/setingkat SMP/MTS/sederajat
PMR Wira : 15 - 17 tahun/setingkat SMA/SMK/MA/sederajat

Hak dan Kewajiban Anggota PMR


Hak Anggota PMR
1) Mendapatkan pembinaan dan pengembangan oleh PMI
2) Menyampaikan pendapat dalam forum/ pertemuan resmi PMI
3) Berpartisipasi aktif dalam kegiatan PMR
4) Mendapatkan Kartu Tanda Anggota (KTA)

Kewajiban Anggota PMR


1. Menjalankan dan membantu menyebarluaskan prinsip-prinsip dasar gerakan Palang Merah
dan kegiatan PMI
2. Mematuhi AD/ART
3. Melaksanakan TRI PMR
4. Menjaga nama baik PMI
5. Membayar uang iuran keanggotaan

Perpindahan Anggota PMR


Berhubung karena sesuatu hal, seorang anggota PMR pindah ketempat lain. Bagi mereka
yang pindah maka diharapkan:
1. Membawa surat rekomendasi dari Pengurus PMI Kota/Kab. tempat semula mereka
bergabung
2. Melaporkan/mendaftarkan kembali melalui kelompok PMR ditempat tinggalnya yang baru

Berakhirnya Keanggotaan
1. Keanggotaan PMR dinyatakan berakhirnya juka yang bersangkutan :
a. Berakhir masa keanggotaan
b. Mohon berhenti
c. Diberhentikan
d. Meningggal dunia
2. Anggota PMR dapat diberhentikan oleh Pengurus PMI Kota/Kab, apabila yang
bersangkutan mencemarkan nama baik PMI dan atau dijatuhi hukuman pidana yang telah
berkekuatan hukum tetap.
3. Mekanisme penghentian anggota PMR ditetapkan oleh kelompok PMR yang bersangkutan,
yang dikoordinasikan dengan PMI Kota/Kab.

TRI BAKTI PMR


1. Meningkatkan keterampilan hidup sehat
2. Berkarya dan berbakti di masyarakat
3. Mempererat persahabatan Nasional dan Internasional
BAB II
PERTOLONGAN PERTAMA

A. DASAR – DASAR PERTOLONGAN PERTAMA


Pertolongan Pertama yaitu pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau
cedera/kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar.
Medis Dasar yaitu Tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang dapat
dimiliki oleh awam atau awam yang terlatih secara khusus. Batasannya adalah sesuai dengan
sertifikat yang dimiliki oleh Pelaku Pertolongan Pertama.
Pelaku Perlongan Pertama yaitu Penolong yang pertama kali tiba di tempat kejadian,
yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam penanganan medis dasar.
Tujuan Pertolongan Pertama yaitu :
1. Menyelamatkan jiwa penderita
2. Mencegah cacat
3. Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan

DASAR HUKUM
a. Memberikan Pertolongan :
Pasal 531 K U H P
Barang Siapa Menyaksikan Sendiri ada orang dalam keadaan bahaya maut, lalai memberikan
atau mengadakan pertolongan kepadanya sipenderita sedang pertolongan itu dapat
diberikannya atau diadakannya dengan tidak akan menguatirkan, bahwa ia sendiri atau orang
lain akan kena bahaya dihukum kurungan selama-lamanya tiga bulan atau denda
sebanyakbanyaknya Rp 4.500,- Jika orang yang perlu ditolong itu mati diancam dengan
sangsi KUHP 45, 165, 187, 304 s, 478, 525, 566.
b. Kerahasiaan :
Pasal 322 K U H P
1. Barang siapa dengan sengaja membuka suatu rahasia yang wajib menyimpannya oleh
karena jabatan aau pekerjaannya baik yang sekarang maupun yang dahulu dipidana
dengan pidana penjara selamalamanya 9 bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp 9.000,-
2. Jika kejahatan itu dilakukan yang tertentu, maka perbuatan itu hanya dapat dituntut atas
pengaduan orang lain.
Ada dua bentuk persetujuan atau ijin bagi penolong untuk melakukan tindakan:
a. Persetujuan yang dianggap diberikan atau tersirat
Adalah persetujuan yang umum diberikan dalam keadaan penderita sadar atau normal.
b. Persetujuan yang dinyatakan
Adalah persetujuan yang dinyatakan secara lisan atau secara tertulis oleh penderita itu sendiri.
Seorang Penolong Pertama mempunyai KEWAJIBAN sebagai berikut:
a. Menjaga keselamatan diri, anggota tim, penderita dan orang di sekitarnya
b. Menjangkau penderita
c. Mengenali dan mengatasi masalah yang mengancam nyawa
d. Meminta bantuan / rujukan
e. Memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat sesuai keadaan penderita
f. Membantu penolong yang lain
g. Menjaga kerahasiaan medis penderita
h. Melakukan komunikasi dengan petugas lain yang terlibat
i. Mempersiapkan penderita untuk ditransportasi / dirujuk ke fasilitas kesehatan
Kualifikasi Penolong Pertama :
a. Jujur dan bertanggungjawab
b. Profesional
c. Mempunyai kematangan emosi
d. Mampu bersosialisasi
e. Kemampuan nyata terukur sesuai sertifikasi
f. Mempunyai kondisi fisik baik
g. Mempunyai rasa bangga
APD adalah alat yang digunakan agar tidak tertular penyakit. Alat perlindungan diri tidak perlu
mahal.
Contohnya :
- Sarung tangan lateks
- Masker penolong
- Kacamata pelindung
Selain APD, dalam melakukan PP juga memerlukan beberapa peralatan. Misalnya :
- Kasa Steril - Pembalut gulung / perban
- Pembalut perekat / plester - Gunting pembalut
- Bidai - Senter
- Selimut - Alkohol 70%
- Pinset - Kapas

B. ANATOMI
Anatomi adalah ilmu urai tubuh. Yaitu ilmu yang mempelajari susunan dan bentuk
tubuh. Sedangkan ilmu faal yaitu ilmu yang mempelajari fungsi bagian dari alat atau jaringan
tubuh disebut Fisiologi.
Adalah posisi dimana tubuh kita berdiri tegak, kedua lengan di samping tubuh, telapak tangan
menghadap ke depan.
Berdasarkan posisi anatomis ini dikenal ada tiga bidang khayal yang membagi tubuh menjadi
dua bagian, yaitu:
1. Bidang Medial
Bidang khayal yang membagi tubuh menjadi dua, yaitu kiri dan kanan
2. Bidang Frontal
Bidang khayal yang membagi tubuh menjadi depan (anterior) dan belakang (posterior)
3. Bidang Transversal
Bidang khayal yang membagi tubuh menjadi dua, yaitu atas (superior) dan bawah (inferior).

BAGIAN-BAGIAN TUBUH MANUSIA


Tubuh manusia dilindungi oleh kulit dan diperkuat oleh rangka. Umumnya tubuh manusia
dibagi menjadi 5 bagian, yaitu :
1. Kepala
Terdiri dari :
Tengkorak, wajah dan rahang bawah
2. Leher
3. Batang Tubuh
Terdiri dari :
Dada, perut, punggung dan panggul
4. Anggota Gerak Atas
Terdiri dari :
Sendi bahu, Lengan atas, Siku, Lengan bawah, Pergelangan tangan dan Tangan
5. Anggota Gerak Bawah
Terdiri dari :
Sendi panggul, Tungkai atas (paha), Lutut, Tungkai bawah, Pergelangan kaki dan Kaki
TENTANG RONGGA
Selain pembagian tubuh, ternyata tubuh kita terdapat 5 (lima) buah rongga, yaitu :
1. Rongga Tengkorak
Rongga ini berisi otak dan melindunginya.
2. Rongga Tulang Belakang
Berisi bumbung syaraf atau “spinal cord” terbentuk dari rongga-rongga tulang belakang
menyatu membentuk suatu kolom.
3. Rongga Dada
Sering juga disebut rongga toraks. Dilindungi oleh tulang-tulang rusuk, berisi jantung, paru-
paru, pembuluh darah besar, kerongkongan dan saluran pernapasan.
4. Rongga Perut
Rongga ini terletak diantara rongga dada dan rongga panggul. Dalam dunia medis dikenal
dengan istilah abdomen. Di dalam rongga ini terdapat berbagai organ pencernaan dan
kelenjar seperti lambung, usus, limpa, hati, empedu, pancreas dan lainnya.
5. Rongga Panggul
Rongga ini dibentuk oleh tulang – tulang panggul, berisi kandung kemih, sebagian usus besar
dan organ reproduksi dalam..

SISTEM TUBUH
Sistem tubuh adalah susunan dari organ-organ yang mempunyai fungsi tertentu. Ada
beberapa sistem pada tubuh manusia :
1. Sistem Rangka (Kerangka/Skeleton)
Fungsi rangka:
- Menopang bagian tubuh - Melindungi organ tubuh
- Tempat melekat otot dan pergerakan tubuh - Memberi bentuk tubuh
2. Sistem Otot (Muskularis)
Merupakan suatu organ atau alat yang berfungsi menggerakkan tubuh
3. Sistem Pernapasan (Respirasi)
Ada dua sistem pernapasan:
a. Pernapasan Dalam
Adalah pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida yang terjadi dalam Jaringan.
b. Pernapasan Luar
Adalah pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida didalam paru-paru.
4. Sistem Peredaran Darah
Peredaran darah terdiri :
- Peredaran darah kecil :
Jantung Paru-paru (terjadi pengambilan oksigen dan pembuangan gas karbon dioksida)
Jantung.
- Peredaran darah besar :
Jantung pembuluh nadi semua bagian tubuh (terjadi pemberian oksigen serta pengambilan
zat sampah di kapiler) Pembuluh balik Jantung.
5. Sistem Saraf (Nervus)
Organ yang berfungsi untuk melakukan koordinasi dan kerjasama dengan bagian tubuh.
6. Sistem Pencernaan (Digestif)
Saluran yang menerima makanan dari luar untuk diserap oleh tubuh dengan jalan dicerna
( proses telan, kunyah dan mencampur ) dengan bantuan enzim dan zat cair mulai mulut
sampai anus.
7. Sistem Kelenjar Buntu (Endokrin)
Kelenjar yang mengirimkan hasil sekresinya ( produknya ) kedalam darah dalam jaringan
kelenjar tampa melalui saluran dan hasil sekresi ini disebut hormon.
8. Sistem Kemih (Urinaria)
Proses penyaringan darah untuk menyerap zat yang digunakan tubuh yang membebaskan
dari zat yang tidak digunakan.
9. Kulit
Adalah lapisan jaringan pada bagian luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh
dan yang berhubungan dengan selaput lendir yang melapisi rongga-rongga, lubang masuk.
10. Panca Indera
Pancaindera adalah organ untuk menerima jenis rangsangan atau stimulus tertentu. Terdiri
dari :
- Indera Penglihatan (Mata) - Indera Pendengaran (Telinga)
- Indera Penciuman (Hidung) - Indera Pengecap (Lidah)
- Indera Perasa/Peraba (Kulit)
11. Sistem Reproduksi
Terdiri dari Sistem reproduksi Pria dan Sistem reproduksi Wanita

C. PENILAIAN KORBAN
Tindakan penilaian korban terdiri dari :
1. Penilaian keadaan
Pada saat sampai di lokasi kejadian, hal yang pertama kali harus dilakukan adalah menilai
keadaan sekitar. Apakah aman atau tidak bagi dirinya. Jika ragu lebih baik minta bantuan
kepada orang dewasa.h Dahulu,
2. Penilaian dini
Langkah ini digunakan untuk menentukan korban karena penyakit atau
cedera. Pada penyakit sebaiknya minta bantuan orang lain.
Setelah itu langkah yang kita lakukan adalah sebagai berikut.
a. Memeriksa Respon
Ada empat tingkatan respon korban, yaitu :
1. Awas
2. Suara
3. Nyeri
4. Tidak Respon
selalu ingat ASNT

b. Memastikan jalan napas terbuka dengan baik


Jika korban tidak respon, gunakanlah teknik angkat dagu dan tekan dahi.
c. Untuk menilai pernapasan
Setelah jalan napas berjalan dengan baik makapenolong harus menilai pernapasan korban
dengan cara :
 Lihat
 Dengar
 Rasakan
d. Menilai denyut nadi
Sebelum melakukannya, kita lihat dulu kondisi korban apakah sadar atau tidak. Jika sadar,
cara yang digunakan adalah dengan meraba nadi pergelangan tangan (radial). Sedangkan
bagi korban yang tidak sadar, nadi yang diperiksa adalah di bagian leher (Carotis)
e. Hubungi Bantuan
Usahakan untuk segera minta bantuan rujukan. Kita bisa meminta bantuan kepada orang
lain atau melakukannya sendiri. Misalnya dengan telepon.
3. Pemeriksaan Fisik
Tindakan ini melibatkan penglihatan, perabaan dan pendengaran. Tanda apa saja yang perlu
kita temukan saat melakukan pemeriksaan fisik???
1. Apakah ada Perubahan bentuk pada bagian tubuh si korban?
2. Apakah ada Luka terbuka (terlihat jelas) pada tubuh korban?
3. Apakah korban merasakan Nyeri saat bagian tubuhnya kita raba atau tekan?
4. Apakah ada Bengkak pada tubuh korban?
Agar lebih mudah mengingatnya, kita menyebut tanda-tanda tersebut dengan isilah PLNB.
Untuk pemeriksaan lebih lanjut kondisi korban, perlu dilakukan pemeriksaan yang lebih
lengkap dari ujung kepala sampai ujung kaki.
1. Kepala 3. Dada
 Telinga 4. Perut
 Hidung 5. Punggung
 Mata 6. Panggul
 Mulut 7.Anggota gerak atas dan bawah
2. Leher

pada pemeriksaan anggota gerak selain PLNB juga lakukan pemeriksaan gerakan, sensasi
dan sirkulasi.
4. Pemeriksaan Denyut Nadi
Setiap kali jantung berdenyut maka pembuluh nadi akan melebar dan berkonstraksi saat
darah melaluinya . Nadi adalah gelombang tekanan yang dihasilkan oleh denyut jantung
Denyut nadi dapat diperiksa di bagian :
 Leher (Pembuluh nadi leher/ Arteri karotis )
 Lengan atas (Pembuluh nadi lengan atas/Arteri brakialis)
 Pergelangan tangan (Pembuluh nadi pergelangan tangan/A. radialis)
 Lipat paha (Pembuluh nadi lipat paha/ A.femoralis)
Cara memeriksa nadi:
 Pasien berbaring atau duduk dengan tenang
 Raba nadi yang akan diperiksa dengan telunjuk dan jari tengah
 Tekan sedikit sampai nadi teraba , lalu mulai menghitung sambil melihat penunjuk detik
pada jam .
 Bila denyut nadi teratur, nadi diperiksa selama 15 detik dan hasilnya dikalikan 4 untuk
mendapatkan denyut nadi permenit.Bila denyut nadi tidak teratur, harus diukur selama 60
detik
 Laporkan juga teratur atau tidak, kuat atau lemah denyut nadi penderita
Denyut Nadi
Bayi : 120 – 150 X/menit
Anak : 80 – 150 X/menit
Dewasa : 60 – 90 X/menit

5. Pemeriksaan Pernafasan
Pada penderita sadar jangan sampai penderita mengetahui bahwa frekwensi pernapasannya
sedang dihitung. Genggam tangan penderita lalu letakkan diatas diatas dada atau perut
penderita, lalu amati gerakkan naik turunnya.
Satu pernapasan adalah satu kali menghirup napas dan satu kali mengeluarkan napas (satu
kali gerakan naik dan turun). Pernapasan dihitung selama 30 detik, lalu dikalikan 2 untuk
mendapatakan frekuesi pernapasan permenit.
Frekwensi Pernapasan
Bayi : 25 – 50 X/menit
Anak : 15 – 30 X/menit
Dewasa : 12 – 20 X/menit

6. Pemeriksaan Suhu
Pada pemeriksaan suhu tubuh cukup diperoleh data suhu relatif. Apakah
ada peningkatan atau penurunan suhu yang dilakukan dengan perabaan
dengan menggunakan punggung tangan pada dahi atau leher.
Kelembaban kulit juga harus dinilai (berkeringat/kering)
Warna kulit juga perlu dinilai
Pucat
Dapat terjadi akibat gangguan peredaran darah
Kemerahan
Tekanan darah tinggi, keracunan alcohol, luka bakar,demam, penyakit infeksi
Kebiruan (sianossi)
Kurangnya oksigen dalamdarah.
Kekuningan
Sering merupakan tandagangguan hati
Biru kehitaman
Tanda perdarahan bawah kulit

7. Riwayat Penderita
Untuk mengetahui penyebab atau pencetus suatu kejadian, mekanisme kejadian atau
perjalanan suatu penyakit maka diperlukan wawancara yang dapat dilakukan dengan
penderita, keluarganya atau saksi mata. Riwat penderita ini sangat penting pada kasus
medis.Untuk memudahkan, dikenal akronim KOMPAK .
K = Keluhan utama
Sesuatu yang sangat dikeluhkan penderita . Gejala adalah hal-hal yang hanya dapat dirasakan
oleh penderita misalnya nyeri, pusing. Tanda adalah hal-hal yang dapat diamati oleh orang
lain . Saat melakukan Tanya jawab hindari jawaban YA atau TIDAK. Usahakan memberikan
pertanyaan terbuka .
O = Obat – obatan yang diminum
Tanyakan apakah penderita sedang dalam proses pengobatan. Gangguan yang dialami
mungkin akibat lupa minum atau menelan obat tertentu contohnya seorang penderita kencing
manis mengalami masalah kadar gula derah yang tinggi karena lupa minum obat sebelum
makan.
M = Makanan / Minuman terakhir
Hal ini dapat dijadikan dasar terjadinya kehilangan kesadaran pada penderita. Selain itu data
ini juga penting untuk diketahui bila ternyata penderita harus menjalai pembedahan di RS.
P = Penyakit yang diderita
Riwayat penyakit yang sedang diderita atau pernah diderita yang mungkin berhubungan
dengan keadaan yang dialami penderita saat ini. Contoh : asma dan jantung.
A = Alergi yang Dialami
Perlu dicari apakah penyebab pada penderita ini mungkin merupakan suatu bentuk alergi
terhadap bahan-bahan tertentu . umumnya penderita atau keluarga sudah mengetahuinya dan
sudah memahami mengatasi keadaan itu.
K = Kejadian
Kejadian yang dialami penderita sebelum kecelakaan atau sebelum timbulnya Waspadai
Gejala dan Tandanya! penyakit yang diderita saat ini

8. Pemeriksaan Berkala
Usahakan pemeriksaan terus dilanjutkan secara berkelanjutan sebelum mendapat
pertolongan medis. Secara umum pada pemeriksaan berkala harus dinilai kembali :
- Tingkat kesadaran
- Nilai kembali jalan napas dan perbaii bila perlu
- Nilai kembali pernapasan, frekuensi dan kualitasnya
- Periksa kembali nadi penderita
- Nilai kembali keadaan kulit : Suhu, kelembaban dan kondisinya
- Periksa kembali secara seksama mungkin ada bagian yang belum diperiksa atau sengaja di
lewati
- Nilai kembali penatalaksanaan penderita (secara keseluruhan)
- Pertahankan komunikasi dengan penderita untuk menjaga rasa aman dan nyaman.

9. Pelaporan
Setelah selesai menangani penderita dan penolong melakukannya dalam tugas maka semua
pemeriksaan dan tindakan pertolongan harus dilaporkan secara singkat dan jelas kepada
penolong selanjutnya. Dalam laporan sebaiknya dicantumkan :
- Umur dan jenis kelamin penderita
- Keluhan utama
- Tingkat kesadaran
- Keadaan jalan napas
- Pernapasan
- Denyut nadi
- Pemeriksaan yang penting
- KOMPAK yang penting
- Penatalaksanaan
- Perkembangan lainnya yang dianggap pentin

D. PERDARAHAN
Kenapa bisa terjadi perdarahan?
Perdarahan terjadi akibat rusaknya dinding pembuluh darah yang dapat disebabkan oleh
benturan (trauma/penyakit). Perdarahan yang besar merupakan penyebab syok yaitu suatu
kondisi dimana beberapa sel dan alat tubuh tidak cukup mendapat aliran darah yang
mengandung oksigen (darah yang adekuat).
Perdarahan dibagi menjadi 2 :
1. Perdarahan luar (terbuka)
Jenis perdarahan ini terjadi akibat kerusakan dinding pembuluh darah disertai dengan
kerusakan kulit, yang memungkinkan darah keluar dari tubuh. Berdasarkan pembuluh darah
yang mengalami gangguan perdarahan luar dibedakan menjadi :
1. Perdarahan Arteri
Darah yang keluar dari pembuluh nadi keluar menyembur sesuai dengan denyut nadi dan
berwarna merah terang karena masih kaya dengan oksigen.
2. Perdarahan Vena
Darah yang keluar dari pembuluh vena mengalir, berwarna merah gelap karena mengandung
karbon dioksida .
3. Perdarahan Kapiler
Berasal dari pembuluh kapiler , darah yang keluar merembes perdarahan ini sangat kecil
sehingga hamper tidak memiliki tekanan warnanya bervariasi antara merah terang dan merah
gelap .
Pengendalian dan Penanganan Perdarahan Luar
1. Tekan luka dengan jari atau telapak tangan (gunakan sarung tangan).
2. Tinggikan anggota tubuh yang cedera lebih tinggi dari jantung untuk mengurangi
kehilangan darah.
3. Tekan pada titik tekan , yaitu arteri di atas daerah yang mengalami perdarahan. Ada
beberapa titik tekan yaitu :
- Arteri Brakialis (arteri di lengan atas)
- Arteri Radialis (arteri di pergelangan tangan)
- Arteri Femoralis (arteri di lipatan paha)
Penanganan Perdarahan Luar
1. Pakai APD agar tidak terkena darah atau cairan tubuh penderita
2. Jangan menyentuh mulut,hidung,mata dan makanan sewaktu memberi perawatan
3. Cucilah tangan setelah selesai membeikan perawatan
4. Buang bahan yang sudah ternoda dengan darah atau cairan tubuh penderita dengan baik .
2. Perdarahan dalam (tertutup)
Benturan dengan benda tumpul merupakan penyebab utama cedera dalam dan perdarahan
dalam. Kehilangan darah pada perdarahan dalam tidak terlihat karena kulitnya masih utuh
dan mengingat perdarahan dalam tidak terlihat, kecurigaan adanya perdarahan dalam harus
dinilai dari pemeriksaan fisik lengkap termasuk wawancara dan menganalisa mekanisme
kejadian .

Beberapa perdarahan dalam yang dapat dikenali antara lain :


 Cedera pada bagian luar tubuh yang mungkin merupakan petunjuk bagian dalam juga
mengalami cedera
 Adanya memar disertai adanya nyeri pada tubuh, pembengkakan terutama diatas alat
tubuh penting
 Nyeri,bengkak dan perubahan bentuk pada alat gerak
 Nyeri tekan atau kekakuan pada diding perut
 Muntah darah
 Buang air besar berdarah, baik darah segar maupun darah hitam
 Luka tusuk, khususnya pada batang tubuh
 Darah atau cairan mengalir dari hidung dan telinga
 Buang air kecil campur darah
Penanganan Perdarahan dalam
1. Baringkan penderita
2. Periksa dan pertahankan Air Breath Circulation (ABC)
3. Periksa pernapasan dan nadi secara berkala
4. Rawat sebagai syok (lihat syok)
5. Jangan berikan makan atau minum
6. Segera bawa kefasilitas kesehatan terdekat

Syok
adalah suatu kondisi dimana beberapa sel dan organ tubuh vital (terutama otak, jantung dan
paru-paru) tidak cukup mendapat aliran darah yang mengandung oksigen dan bahan nutrisi.
Kenapa syok terjadi?
1. kegagalan jantung memompa darah
2. Kehilangan darah dalam jumlah besar
3. Pelebaran pembuluh darah yang luas (dilatsi)
Tanda dan gejalanya
Tanda:
1. Nadi cepat dan lemah
2. Nafas cepat dan dangkal
3. Kulit pucat dingin dan lembab
4. Wajah pucat dan kebiruan (sianosis) pada bibir,lidah dan cuping telinga
5. Pandangan hampa dan pupil mata melebar
6. Perubahan keadaan mental (gelisah,cemas)
Gejala:
1. Mual, mungkin disertai muntah
2. Haus
3. Lemah
4. Pusing (Vertigo)
5. Tidak nyaman dan takut
Bagaimana menanganinya?
1. Bawa penderita ketempat teduh dan aman
2. Tidurkan telentang
3. Tinggikan tungkai
4. Longgarkan pakaian penderita
5. Selimuti agar tidak kehilangan panas tubuh
6. Jaga agar jalan nafas tetap baik
7. Kontrol Perdarahan dan rawat cedera lainnya bila ada
8. Jangan beri makan dan minum
9. Periksa tanda vital secara berkala
10. Rujuk ke fasilitas kesehatan .

E. CEDERA SISTEM OTOT RANGKA


1. Patah Tulang adalah Terputusnya jaringan tulang.
Gejala dan Tanda telah Terjadi Patah Tulang
- Adanya perubahan bentuk. Bagian yang patah terlihat aneh bila dibandingkan saat sehat.
- Daerah yang patah sukar digerakkan bahkan mungkin tidak dapat.
- Terdengar suara berderik pada daerah yang patah
- Bengkak di daerah patah
- Memar di daerah patah
- Ujung tulang mungkin terlihat pada patah tulang terbuka

Jenis Patah Tulang


1. Patah tulang terbuka : Bagian tulang yang patah terlihat dari luar
2. Patah tulang tertutup : Bagian tulang yang patah tidak terlihat dari luar

Pembidaian
Pembidaian dilakukan dengan tujuan dibawah ini.
- Mencegah pergerakan atau pergeseran dari ujung tulang yang patah.
- Mengurangi rasa nyeri.
- Mengistirahatkan anggota badan yang patah.
- Mengurangi cedera yang baru disekitar bagian tulang yang patah.
- Mempercepat penyembuhan.

Macam – macam Bidai


Bidai Keras
Dibuat dari bahan yang keras dan kaku untuk mencegah pergerakan bagian yang cedera.
Bahan yang sering dipakai adalah kayu, alumunium, karton, plastic atau bahan lain yang kuat
dan ringan. Contoh : BIdai kayu, bidai tiup, bidai vakum
Bidai yang dapat dibentuk
Jenis bidai ini dapat diubah menjadi berbagai bentuk dan kombinasi untuk disesuaikan
dengan bentuk cedera . Contoh : Bidai vakum, bantal, selimut, karton, bidai kawat.
Bidai Traksi
Bidai bentuk jadi dan bervariasi tergantung dari pembuatannya.Hanya digunakan oleh tenaga
yang terlatih khusus, umumnya dipakai pada patah tulang paha
Gendongan atau Blat dan Bebat
Pembidaian dengan menggunakan pembalut, umunya dipakai mitela.Prinsipnya adalah
memanfaatkan tubuh penderita sebagai sarana untuk menghentikan pergerakan daerah
cedera. Contoh : Gendongan
lengan.
Bidai Improvisasi
Bila tidak tersedia bidai jadi, maka penolong dituntut mampu berimprovisasi membuat bidau
yang cukup kuat dan ringan untuk menopang bagian tubuh yang cedera.Contoh : majalah,
Koran, karton dll.

Pedoman Umum Pembidaian


Pedoman ini sangat penting untuk mengurangi kesalahan dalam pembidaian:
 Jika korban sadar, sampaikan rencana tindakan kepada korban.
 Pastikan bagian yang cedera dapat dilihat dan rawatlah perdarahan bila ada.
 Nilai gerakan, sensasi, sirkulasi (GSS) pada bagian yang menjauhi batang tubuh sebelum
melakukan pembidaian.
 Siapkan alat seperlunya (misal bidai dan mitella).
 Upayakan tidak mengubah posisi yang cedera.
 Jangan memasukkan bagian tulang yang patah.
 Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah.
 Ikatan jangan terlalu keras dan jangan longgar.
 Ikatan harus cukup jumlahnya dimulai dari sendi yang banyak bergerak.
 Selesai dilakukan pembidaian dilakukan pemeriksaan GSS kembali, bandingkan dengan
pemeriksaan GSS yang pertama

Langkah – langkah Penanganan Patah Tulang


1. Lakukan penilaian dini
2. Lakukan pemeriksaan fisik
3. Stabilkan bagian yang patah secara manual
4. Upayakan yang diduga patah dapat dilihat
5. Atasi perdarahan dan rawat luka bila ada
6. Siapkan alat-alat seperlunya ( bidai dan mitella )
7. Lakukan pembidaian…!
8. Kurangi rasa sakit korban
9. Baringkan korban pada posisi yang sakit
2. Cerai sendi (Dislokasi) adalah keluarnya kepala sendi dari mangkok sendi.
Penyebab :
Sendi teregang melebihi batas normal sehingga kedua ujung tulang terpisah dan tidak pada
tempatnya. Jaringan ikat sendi bisa tertarik melebihi batas normal dan mungkin sampai robek
Waspadai Gejala dan Tandanya! :
Secara umum berupa patah tulang yang terbatas pada daerah sendi.

3. Terkilir otot (Strain) adalah robeknya jaringan otot pada ekor otot (Tendon), karena
teregang melebihi batas normal.
Penyebab :
 Umumnya terjadi karena pembebanan secara tiba-tiba pada otot tertentu.Hal ini sering
terjadi pada cedera olahraga karena : karena :
 Latihan peregangan tidah cukup
 Latihan peregangan tidak benar
 Teregang melampaui kemampuan
 Gerakan yang tidak benar
Waspadai Gejala dan Tandanya! :
 Nyeri yang mendadak pada daerah otot yang tertentu
 Nyeri menyebar keluar disertai kejang dan kaku otot
 Bengkak pada daerah cedera

4. Terkilir Sendi (Sprain) adalah robek atau putusnya jaringan ikat sekitar sendi karena sendi
teregang melebihi batas normal .
Penyebab :
Terpeleset, gerakan yang salah. Waspadai Gejala dan Tandanya!
- Bengkak
- Nyeri Gerak
- Nyeri Tekan
- Warna kulit merah kebiruan
Penanganan Terkilir :
- Letakkan penderita dalam posisi yang nyaman, istirahatkan bagian yang cedera
- Tinggikan bagian yang cedera
- Beri kompres dingin maksimum 3 menit, ulangi setiap jam bila perlu
- Balut tekan dan tetap tinggikan
- Rawat sebagai patah tulang
- Rujuk ke fasilitas kesehatan

Pertolongan cedera pada sistem otot rangka:


- Lakukan penilaian dini.
- Lakukan pemeriksaan Fisik
- Stabilkan bagian yang patah secara manual
- Upayakan yang diduga patah dapat dilihat
- Atasi perdarahan dan rawat luka bila ada
- Siapkan alat-alat seperlunya ( bidai dan mitella )
- LAKUKAN PEMBIDAIAN……!!!
- Kurangi rasa sakit
- Baringkan penderita pada posisi yang nyaman.

F. PENINDAHAN PENDERITA (EVAKUASI)


Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemindahan penderita:
1. Nilai kesulitan yang mungkin terjadi pada saat pemindahan
2. Rencanakan gerakan sebelum mengangkat dan memindahkan penderita
3. Jangan memindahkan dan mengangkat penderita jika tidak mampu
4. Gunakan otot tungkai, panggul serta otot perut. Hindari mengangkat dengan otot
punggung dan membungkuk.
5. Jaga keseimbangan
6. Rapatkan tubuh penderita dengan tubuh penolong saat memindahkan dan mengangkat
penderita.
7. Perbaiki posisi dan angkatlah secara bertahap

Prinsip dasar pemindahan penderita :


1. Jangan dilakukan jika tidak perlu
2. Melakukan sesuai dengan cara yang benar
3. Kondisi Fisik Penolong harus baik dan terlatih
Tidak ada definisi yang pasti kapan seorang penderita harus dipindahkan. Sebagai
pedoman dapat dikatakan bahwa bila tidak ada bahaya berikan pertolongan dulu baru
pindahkan penderita. Bila situasi dan kondisi dilapangan relative tidak aman mungkin harus
dilakukan pemindahan
penderita terlebih dahulu.
Berdasarkan keselamatan penolong dan penderita, pemindahan penderita digolongkan
menjadi 2 bagian :
1. Pemindahan Darurat
Pemindahan darurat dilakukan bila ada bahaya yang mengancam bagi penderita dan
penolong. Contoh :
- Ancaman Kebakaran
- Ancaman Ledakan
- Ancaman Bangunan runtuh
- Ancaman mobil terguling bensin tumpah
- Adanya bahan-bahan berbahaya
- Orang sekitar yang berprilaku aneh
- Kondisi cuaca yang buruk
Contoh Cara pemindahan Darurat :
- Tarikan lengan
- Tarikan Bahu
- Tarikan Baju
- Tarikan selimut
2. Pemindahan Biasa
Pemindahan biasa dilakukan jika keadaan tidak membahayakan penderita maupun penolong.
Teknik angkat langsung dengan tiga penolong:
a. ke tiga penolong berlutut pada salah satu sisi penderita , jika memungkinkan beradalah
pada sisi yang paling sedikit cedera.
b. penolong pertama menyisipkan satu lengan dibawah leher dan bahu, lengan yang satu
disisipkan dibawah punggung penderita.
c. penolong kedua menyisipkan tangan dibawah punggung dan bokong penderita.
d. penolong ketiga menyisipkan lengan dibawah bokong dan dibawah lutut penderita.
e. penderita siap diangkat dengan satu perintah.
f. angkat penderita keatas lutut ketiga penolong secara bersamaan.
g. sisipkan tandu yang akan digunakan dan atur letaknya oleh penolong yang lain.
h. letakkan kembali penderta diatas tandu dengan satu perintah yang tepat.
i. jika akan berjalan tampa memakai tandu, dari langkah no f teruskan dengan memiringkan
penderita ke dada penolong.
j. berdiri secara bersamaan dengan satu perintah.
Teknik mengangkat tandu:
Penolong dalam keadaan berjongkok dan akan mengangkat tandu
a. Tempatkan kaki pada jarak yang tepat.
b. Punggung harus tetap lurus.
c. Kencangkan otot punggung dan otot perut. Kepala tetap menghadap kedepan dalam
posisi netral.
d. Genggamlah pegangan tandu dengan baik.
e. Pada saat mengangkat punggung harus tetap terkunci sebagai poros dan kekuatan
konstraksi otot seluruhnya pada otot tungkai.
f. Saat menurunkan tandu lakukan langkah diatas pada urutan selanjutnya.
Teknik angkat anggota gerak
a. Biasanya diperlukan dua penolong untuk melakukan teknik ini :
b. Penolong pertama berada diposisi kepala penderita.
c. Lakukan pengangkatan pada lengan penderita.
d. Penolong yang lain berdiri diantara dua tungkai penderita, menyelipkan tangan dan
mengangkat ke dua lutut penderita.
e. Dengan satu aba- aba kedua penolong dapat memindahkan penderita di lokasi yang
diinginkan.

Posisi penderita
Secara umum posisi penderita tergantung dari cedera yang dialami dan keadaan pada saat
itu. Beberapa pedoman untuk memposisikan penderita :
a. Penderita dengan syok. Jika tidak ditemukan tanda-tanda cedera pada tungkai atas dan
tulang belakang tingikka tungkai sekitar 20 – 30 cm.
b. Penderita dengan gangguan pernapasan. Posisikan duduk atau setengah duduk.
c. Penderita dengan nyeri perut. Posisikan tidur. Posisikan tidur miring dengan tungkai
ditekuk.
d. Penderita Muntah-muntah. Posisikan nyaman dan awasi jalan napas.
e. Penderita Trauma, terutama dicurigai cedera tulang belakang (spinal) harus segera
distabilkan dan imobilisasi dengan papan spinal panjang.
f. Penderita tidak sadar dan tidak dicurigai ada cedera spinal atau cedera berat lainnya,
posisikan miring stabil.
Posisi terbaik melakukan pemindahan tergantung pada kondisi saat itu.

G. KEDARURATAN MEDIS
Kedaruratan medis adalah cabang ilmu kedokteran yang dipraktekkan di sebuah unit gawat
darurat rumah sakit, dan di tempat lainnya dimana pertolongan pertama pada suatu penyakit
diperlukan.
Gejala:
 Demam
 Nyeri
 Mual, muntah
 Buang air kecil berlebihan atau tidak sama sekali
 Pusing, perasaan mau pingsan, merasa akan kiamat
 Sesak atau merasa sukar bernapas
 Rasa haus atau rasa lapar berlebihan, rasa aneh pada mulut
Tanda:
 Perubahan status mental ( tidak sadar dan bingung )
 Nada cepat atau sangat lambat, tidak teratur, lemah atau sangat kuat
 Pernapasan tidak teratur
 Perubahan keadaan kulit : suhu , kelembaban , keringat berlebihan, sangat kering termasuk
perubahan warna pada selaput lendir (pucat,kebiruan dan terlalu merah)
 Perubahan tekanan darah
 Pupil mata sangat lebar atau sangat kecil
 Bau khas dari mulut atau hidung
 Terjadinya kejang atau kelumpuhan
 Mual, muntah, diare

Beberapa kasus umum yang mungkin ditemukan oleh seorang penolong:


1. Pingsan
Penyebab :
- Reaksi terhadap rasa nyeri
- Kelelahan
- Kekurangan makanan
- Emosi yang hebat
- Berada dalam ruangan yang penuh orang tanpa udara segar yang cukup.
Gejala dan Tanda
- Perasaan limbung.
- Pandangan berkunang-kunang dan telinga berdenging.
- Lemas, keluar keringat dingin, Menguap.
- Dapat menjadi tidak ada respon, yang biasanya berlangsung hanya beberapa menit.
- Denyut nadi lambat
Cara menangani
- Baringkan penderita dengan tungkai ditinggikan.
- Longgarkan pakaian.
- Usahakan penderita menghirup udara segar.
- Periksa cedera lainnya.
- Beri selimut, agar badannya hangat.
- Bila pulih, usahakan istirahatkan beberapa menit.
- Bila tidak cepat pulih, maka:
– Periksa napas dan nadi.
– Posisikan stabil.
2. Paparan Panas
Kedaruratan medis karena paparan panas dapat berupa kejang panas (kram), kelelahan
panas dan sengatan panas.
a. Kejang panas
Gangguan ini berupa kejang disertai nyeri pada otot yang terjadi pada saat melakukan
kegiatan fisik, misalnya bermain bola, berlari. Umumnya terjadi pada otot tungkai dan perut.
Hal ini terjadi pada akibat kehilangan cairan dan elektrolit dalam tubuh yang cukup besar
melalui keringat. Penderita umumnya sadar dan berkeringat, suhu tubuh normal.
Gejala dan Tanda
- Kejang pada otot yang disertai nyeri, biasanya pada otot tungkai dan perut.
- Kelelahan
- Mual
- Mungkin pingsan
Cara menangani
- Pindahkan penderita ke tempat teduh /sejuk.
- Baringkan sampai kejangnya menghilang.
- Beri minum kepada penderita (Oralit atau sejenisnya)
- Rujuk ke fasilitas kesehatan terutama bila kejang tidak berhenti.
b. Kelelahan Panas
Kondisi yang tidak fit pada saat melakukan aktivitas di lingkungan yang suhu udaranya relatif
tinggi, yang mengakibatkan terganggunya aliran darah gangguan ini juga akibat kehilangan
cairan dan elektrolit melalui keringat yang berlebihan sampai sistem sirkulasi terganggu. Bila
tidak diatasi kelelahan panas dapat menjadi sengatan panas.
Gejala dan Tanda
- Pernapasan cepat dan dangkal.
- Nadi lemah.
- Kulit teraba dingin, keriput, lembab dan selaput lendir pucat
- Pucat, keringat berlebihan.
- Lemah.
- Pusing, kadang penurunan respons
- Lidah kering dan haus
Cara menangani
- Baringkan penderita ditempat yang teduh
- Kendorkan pakaian yang mengikat
- Tinggikan tungkai penderita 20 – 30 cm
- Beri minum bila penderita sadar
- Rujuk ke fasilitas kesehatan
c. Sengatan Panas
Terjadi akibat kegagalan sistem pengaturan suhu tubuh penderita sudah tidak lagi mampu
untuk mengeluarkan kelebihan panas, sehingga suhu tubuh menjadi terlalu tinggi dan
berbahaya bagi keselamatan penderita. Masalah ini menjadi lebih kompleks bila penderita
tidak lagi berkeringat. Keadaan ini biasanya terjadi akibat aktivitas fisik berlebihan di tempat
bersuhu tinggi atau di tempat yang kelembaban dan ventilasinya kurang baik. Sengatan panas
dapat mengancam jiwa.
Gejala dan Tanda
- Pernapasan cepat dan dalam.
- Nadi cepat dan kuat diikuti nadi cepat tetapi lemah.
- Kulit teraba kering, panas kadang kemerahan
- Pupil mata melebar
- Kehilangan kesadaran
- Kejang umum atau gemetar pada otot
Cara menangani
− Turunkan suhu tubuh penderita secepat mungkin.
− Letakkan kantung es pada ketiak, lipat paha, dibelakang lutut dan sekitar mata kaki serta
di samping leher.
− Bila memungkinkan, masukkan penderita ke dalam bak berisi air dingin dan tambahkan es
ke dalamnya.
− Rujuk ke fasilitas kesehatan
3. Paparan Dingin ( Hipotermia )
Paparan terhadap dingin dapat menyebabkan suhu tubuh menurun < 35° C. Tubuh akan
berusaha menuruninya dengan cara gemetar , suatu respon bawah sadar untuk meningkatkan
suhu tubuh melalui aktivitas otot. Hipotermia dapat terjadi akibat penderita berada dialam
terbuka dalam waktu yang lama. Ada beberapa hal yang adapt memperburuk hipotermia yaitu
:suhu rendah, angin, air, usia penderita, kesehatan penderita, penyakit yang diderita, alcohol,
penyalah gunaan obat dan kekurangan makanan.
Gejala dan Tanda
- Menggigil/gemetar
- Terasa melayang
- Pernapasan cepat nadi lambat
- Gangguan penglihatan
- Reaksi mata lambat
- Alat gerak kaku
- Pupil mata melebar dan tidak bereaksi
- Kesadaran menurun
Cara menangani
- Rawat penderita dengan hati hati, berikan rasa nyaman.
- Penilaian dini dan pemeriksaan penderita.
- Pindahkan penderita dari lingkungan dingin.
- Jaga jalan napas dan berikan oksigen bila ada.
- Ganti pakaian yang basah, selimuti penderita, upayakan agar tetap kering.
- Bila penderita sadar dapat diberikan minuman hangat secara pelan-pelan.
- Pantau tanda vital secara berkala.
- Rujuk ke fasilitas kesehatan
BAB III
PMR RELAWAN MASA DEPAN (KEPEMIMPINAN)

Kepemimpinan adalah : Proses dalam mempengaruhi kegiatan – kegiatan seseorang atau


kelompok dalam usahanya untuk mencapai tujuan yang sudah di tentukan bersama.
Pemimpin adalah : Seseorang yang dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya
guna mencapai tujuan yang telah di tetapkan bersama
Organisasi adalah : Suatu perkumpulan orang –orang yang bekerjasama untuk mencapai
suatu tujuan bersama.
Menejemen adalah : Proses pengerakkan, pembimbingan dan pemberian pasilitas
terhadap pekerjaan – pekerjaan yang terorganisir dalam kelompok untuk mencapai tujuan
yang di inginkan.
Unsur – unsur Kepemimpinan :
a. Orang yang memimpin
b. Orang yang di pimpin
c. Organisasi yang bersangkutan
d. Sasaran yang ingin dicapai
e. Lingkungan
f. Nilai – nilai sosial
g. Pertimbangan ekonomi dan politik
Fungsi Kepemimpinan :
a. Fungsi Yang berkaitan dengan tugas dan pemecahan masalah
b. Fungsi pemeliharaan kelompok / social
c. Perencanaan
d. Memandang Kedepan
e. Pengembangan Loyalitas
f. Pengawasan
g. Mengambil Keputusan
h. Pemeliharaan
i. Menjalankan tugas
Ciri Seorang Pemimpin Yang Berhasil :
a. Mempunyai dorongan yang kuat untuk bertanggung jawab
b. Penuh semangat dan tekun
c. Berani mengambil resiko dalam mengambil keputusan
d. Dipercaya memiliki kepribadian
e. Sanggup menerima keputusan dan tindakan
f. Sabar dalam menghadapi kegagalan
g. Tahan Uji
h. Mempunyai kecakapan dalam mempengaruhi orang lain
i. Mampu menciptakan system hubungan masyarakat
Hal – Hal Yang Menyebabkan Orang Menjadi Pemimpin :
a. Seorang menjadi pemimpin karena warisan
b. Seorang menjadi pemimpin karena kekuatan pribadi, baik kekuatan fisik, kecakapan dan
materi.
c. Pengangkatan atasan : Seorang menjadi pemimpin karena di angkat
d. Pemilihan ; Seorang menjadi pemimpin karena di pilih berdasarkan pada konsep
penerimaan bawahan
Hak – Hak Pemimpin :
a. Menuntut Kepatuhan orang –orang yang dipimpinnya
b. Tanggung jawab besar merupakan pengikat dalam organisasi
c. Memerintah bawahan dengan tidak melampaui wewenang
Batasan –Batasan Seseorang menjadi Pemimpin yang Ideal :
a. Baik dalam segala hal
b. Harus dapat berdiri di tengah
c. Harus dapat memerintah bawahannya
d. Harus sayang kepada yang kecil
Komunikasi
Komunikasi = Menyampaikan pesan dari seseorang kepada orang lain.
Sebuah proses diskusi, berbicara, bahkan pada saat saling memandang sebenarnya sedang
mencoba menyampaikan sesuatu kepada orang lain.. saat itu kita sedang melakukan suatu
proses yang sering disebut komunikasi..
Cara komunikasi:
1. Verbal -> Menggunakan bahasa lisan atau tulisan.
2. Non Verbal -> Melalui gerak bahasa tubuh, bahasa isyarat, sikap, ekspresi wajah
Beberapa hal yang mendukung komunikasi:
1. Kenali diri sendiri.
2. Kenali orang lain
3. Mau mendengarkan.
4. Memberi pernyataan yang jelas.
5. Memberi umpan balik
6. Mau membuka diri
Beberapa hal yang menghambat komunikasi, antara lain:
1. Egois.
2. Pemarah.
3. Lingkungan yang buruk
4. Membeda-bedakan status sosial
5. Permusuhan

Kerjasama
Kerjasama adalah bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama
Manfaat kerja sama..
- Kita bisa menyelesaikan tugas dengan waktu yang lebih cepat,
- Pekerjaan yang berat jadi ringan, dan
- Kita bisa lebih akrab dengan teman-teman.
Faktor pendukung kerja sama :
- Masing-masing pihak menghargai kekurangan dan kelebihan masingmasing
- Sama-sama paham tujuan kerjasama
- Terbuka
- Ada yang mau jadi coordinator
Selain itu, ada juga faktor penghambat, seperti:
1. Tidak bertanggung jawab
2. Mau menang sendiri atau egois
3. Curiga atau suka mencurigai
4. Tidak bisa membedakan antara kerjasama dengan sama-sama kerja
Kelompok yaitu kumpulan dua orang atau lebih yang saling berinteraksi dan saling
mempengaruhi kearah tujuan bersama.
Membentuk kelompok juga akan memudahkan kerja sama. Tapi sebelum berkelompok, kita
harus sepakati tujuan yang akan kita capai bersama...
Setelah masing-masing tau apa tujuan bersama yang akan dicapai, tentu saja perlu seorang
yang akan mengkoordinir dan mengarahkan kita ke tujuan yang sudah kita sepakati.. Nah
orang itu adalah pemimpin kita..

Tugas Anggota PMR


PEER LEADER = Anggota PMR Mula dapat memberikan contoh perilaku hidup sehat kepada
teman sebaya.
PEER SUPPORT = Anggota PMR Madya diharapkan dapat memberikan dukungan buat teman
sebaya untuk melakukan perubahan perilaku hidup sehat.
PEER EDUCATOR = Teman-teman PMR Wira dapat menjadi pendidik sebaya perilaku hidup
sehat.
BAB IV
REMAJA SEHAT PEDULI SESAMA

A. PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)


1. Tujuan PHBS
Secara umum PHBS bertujuan untuk meningkatkan jumlah rumah tangga sehat di
Kabupaten/Kota. Secara khusus adalah meningkatnya pengetahuan, kemauan dan
kemampuan anggota rumah tangga untuk menerapkan PHBS yaitu dengan berperan aktif
dalam gerakan PHBS di masyarakat.
2. Manfaat PHBS
a. Setiap anggota rumah tangga mampu memelihara kesehatannya sehingga dapat
meningkatkan produktifitas kerja.
b. Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga, biaya pengobatan dapat
dialokasikan untuk keperluan lain seperti pendidikan, usaha, dll.
c. Anggota rumah tangga dapat mewujudkan secara mandiri cara-cara pencegahan
penyakit.
d. Dapat menjadi percontohan rumah tangga sehat bagi lingkungannya.
e. Membantu pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan bagi masyarakat.
3. Definisi Operasional
a. Kebersihan diri
Kebersihan diri merupakan faktor penting dalam usaha pemeliharaan kesehatan secara
umum. Kebersihan diri meliputi :
 Mandi setiap hari secara teratur dengan menggunakan air bersih dan sabun sesuai
kebutuhan.
 Mencuci rambut secara teratur dengan sampo minimal 1 minggu dua kali dan disisir
dengan rapih.
 Mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan dan minuman, sebelum makan, sesudah
b.a.b dan b.a.k.
 Kuku digunting pendek dan bersih.
 Kaki dirawat dengan baik dan teratur, pakailah sepatu yang cocok ukurannya.
 Sikat gigi 3X sehari pagi dan sore dan sebelum tidur.
 Pakaian perlu diganti setiap habis mandi dengan pakaian yang dicuci bersih dan disetrika.
Perilaku sehat yang perlu diterapkan :
 Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
 Membuang kotoran di WC/jamban.
 Mengambil, menyimpan dan mengelola air dengan cara yang bersih dan aman.
 Merebus air sebelum diminum minimal 10 menit setelah mendidih.
 Mengelola sampah secara sehat.
 Menjaga kebersihan rumah.
b. Kebersihan Lingkungan
Kebersihan lingkungan adalah suatu usaha menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat,
sehingga dapat mencegah penularan penyakit. Kebersihan lingkungan meliputi :
Rumah sehat dan terpelihara:
 Memiliki jendela dengan cukup ventilasi sehingga memperoleh udara segar dan sinar
matahari dan mempunyai penerangan yang cukup.
 Tersedianya tempat sampah yang tertutup dan Luang sampah pada tempatnya.
 Jaga kebersihan sumber air (sumur), jamban dan lingkungannya.
 Jarak sumber air bersih atau sumur dengan tempat pembuangan kotoran manusia
minimal 10 meter.
 Aliran pembuangan air hujan dan limbah harus lancar.
 Hewan peliharaan terjaga kesehatannya dan tidak berkeliaran di dalam rumah atau di
tempat anak bermain terutama hewan yang berkutu.
 Rumah dan kandang hewan peliharaan sebaiknya terpisah.
Pembuangan sampah sementara yang aman :
Tempat sampah khusus yang dikelola oleh masyarakat di lingkungannya dengan
memisahkan sampah organik dan non organik. Sampah berbahaya dapat membawa penyakit
seperti malaria, diare, disentri, infeksi yang ditularkan melalui nyamuk, lalat dan tikus. Jika
anak-anak bermain
sampah, mereka bisa terluka yang mudah menjadi infeksi. Cara membuang sampah: dibakar
didalam lubang kemudian ditimbun.

c. Penyediaan Air Bersih


Air Bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan seharihari yang kualitasnya memenuhi
syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Secara fisik air bersih dapat kita
bedakan melalui indera (dengan dilihat, dirasa, dicium dan diraba), yaitu:
 Tidak berwarna, harus jernih sampai terlihat dasar tempat air tsb.
 Tidak berasa, harus bebas dari bahan kimia baik rasa asin, asam maupun rasa basa.
 Tidak berbau, harus bebas dari bau busuk, bau belerang dsb.
 Harus sesuai dengan suhu sekitarnya atau lebih rendah
d. Mandi, Cuci dan Kakus (MCK)
  Kamar mandi:
Setiap keluarga harus mempunyai kamar mandi yang terpelihara kebersihannya.
Tempat penampungan air/bak mandi harus dibersihkan minimal setiap minggu dengan
cara disikat dan memakai desinfektan.
Disediakan tempat sampah dan penerangan yang cukup.
  Cuci
Mencuci sebaiknya dengan air bersih yang mengalir terutama untuk mencuci bahan makanan.
Contoh:
Sayuran harus bersih, bebas dari insektisida
Mencuci peralatan rumah tangga dan pakaian harus mempergunakan air bersih, untuk
menghindari timbulnya penyakit.
Peralatan mencuci harus selalu dalam keadaan bersih dan kering.
  Kakus/jamban/W.C
Setiap keluarga memiliki jamban yang bersih dan terawat (tidak berbau dan memiliki
persediaan air yang cukup).
Cara membersihkan:
o Jamban dibersihkan memakai desinfektan. Tetapi obat desinfektan tersebut jangan
sampai masuk ke dalam lubang jamban, sebab dapat mematikan bakteri yang ada di
dalam yang berfungsi untuk menghancurkan najis/ kotoran.
o Lubang jamban dibersihkan dengan sikat bertangkai panjang yang mudah diputar
(sikat WC).
Macam-macam jamban:
o Jamban Cemplung
o Jamban Jongkok
o Jamban Duduk
e. Air Limbah dan Sampah
Air limbah adalah air bekas dari kamar mandi, dapur atau cucian yang dapat mengotori sumur,
sungai atau danau dan selanjutnya dapat mengganggu kesehatan. Akibat penanganan air
limbah yang tidak baik dapat :
Menimbulkan bau busuk.
Mengganggu pemandangan
Mengurangi luas tanah yang seharusnya dapat digunakan
Menjadi sarang nyamuk yang menularkan penyakit
· Membuat saluran pembuangan air limbah yang memenuhi persyaratan kesehatan:
o Air limbah tidak mengotori sumur, sungai atau danau.
o Saluran pembuangan air limbah harus tertutup supaya tidak menjadi sumber penyakit.
· Bergotong royong untuk membuat saluran pembuangan air limbah
· Bersihkan saluran pembuangan air limbah secara rutin

4. Indikator PHBS Nasional


a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
b. Memberi ASI eksklusif
c. Menimbang balita setiap bulan
d. Menggunakan air bersih
e. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
f. Menggunakan jamban sehat
g. Memberantas jentik nyamuk di rumah seminggu sekali
h. Makan buah dan sayur setiap hari
i. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
j. Tidak merokok di dalam rumah

5. Rumus Penentuan Strata Rumah Tangga


a. Sehat Pratama (Merah) : Jumlah nilai Keluarga 0 s.d 5
b. Sehat Madya (Kuning) : Jumlah Nilai pratama + 6 s.d 10
c. Sehat Utama (Hijau) : Jumlah Nilai Madya + 11 s.d 15
d. Sehat Paripurna ( Biru) : Jumlah Nilai Utama + 16
6. Cara Mewujudkan PHBS
 Meningkatkan diseminasi informasi PHBS
 Melakukan pengkajian dan pemetaan PHBS
 Melakukan berbagai intervensi sesuai keadaan dan sosial budaya setempat
 Menggalang kemitraan dengan berbagai pihak
 Melakukan advokasi kepada pemda dan legislatif
 Meningkatkan kapasitas tenaga pelaksana.
7. Kesehatan Mental (PSIKOLOGIS)
Pengertian kesehatan mental:
a. Seseorang yang sehat mentalnya tidak cukup hanya terbatas pada pengertian terhindarnya
dia dari gangguan penyakit dan jiwa, melainkan patut pula dilihat sejauh mana seseorang
itu mampu menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri dan lingkungannya, mampu
mengharmoniskan fungsifungsi
b. jiwanya, sanggup mengatasi masalah hidup termasuk kegelisahan dan konflik batin yang
ada, serta sanggup mengekspresikan potensi dirinya untuk mencapai kebahagiaan.
c. Sebagai ilmu pengetahuan cabang dari ilmu psikologi yang bertujuan mengembangkan
potensi manusia seoptimal mungkin dan menghindarkannya dari gangguan penyakit dan
masalah kejiwaan.
d. Sebagai terapi atau ilmu terapan guna membantu mengatasi gangguan penyakit dan
masalah kejiwaan.
Seseorang dapat berusaha memelihara kesehatan mentalnya dengan menegakkan prinsip-
prinsipnya dalam kehidupan, yaitu:
 Mempunyai penilaian diri atau gambaran dan sikap terhadap diri sendiri yang positif.
 Memiliki integrasi diri atau keseimbangan fungsi-fungsi jiwa dalam mengatasi masalah
hidup termasuk stres.
 Mampu mengekspresikan dirinya secara optimal guna berproses mencapai kematangan.
 Mampu bersosialisasi atau menerima kehadiran orang lain.
 Menemukan minat dan kepuasan atas pekerjaan yang dilakukan.
 Memiliki falsafah atau agama yang dapat memberikan makna dan tujuan bagi hidupnya.
 Mawas diri atau memiliki kontrol terhadap segala keinginan yang muncul.
 Memiliki perasaan benar dan sikap bertanggung jawab atas perbuatan-perbuatannya.

B. PERAWATAN KELUARGA
1. Latar Belakang
Latar belakang adanya perawatan keluarga ini diawali dengan adanya kirsus keperawatan
tahun 1950 yang diadakan oleh Rumah Sakit PMI Bogor yang kemudian kursus tersebut
berkembang sampai kepada kursus Perawatan Keluarga.
2. Pengertian
Perawatan keluarga adalah perawatan yang dilakukan oleh anggota keluarga itu sendiri
dengan menggunakan alat-alat yang ada di lingkungan keluarga itu dan sederhana tetapi
hasilnya memuaskan.
3. Prinsip Kerja Pelaku PK
a. Sikap yang baik seorang Pelaku PK penting untuk memberi kesan baik tentang
kepribadiannnya:
· Berprikemanusiaan.
· Bertanggungjawab.
· Selalu mengutamakan kepentingan klien.
· Selalu bersikap terbuka.
· Peduli terhadap penderitaan orang lain.
b. Menunjukan kemauan kerja dengan bersikap tenang, cepat, tepat dan tanpa ragu-ragu.
c. Mempunyai sifat ramah, selalu senyum, bersedia untuk mendengarkan keluhan dan
mampu menenangkan si sakit.
d. Berfikirlah sebelum bertindak atau bekerja
e. Pengamatan serta informasi yang berwenang sangat bermanfaat dan membantu dalam
menjalankan tugas perawatan
f. Jagalah kebersihan lingkungan dan ruangan di sakit dengan tidak mengabaikan
kebersihan diri sendiri.
g. Selalu mencatat hasil pengamatan dan perawatan secara singkat jelas
h. Usahakan agar tidak menambah penderitaan si sakit
i. Jangan bertindak menyimpang dari peraturan dan perintah dokter/ petugas kesehatan.
j. Jika perlu untuk merujuk si sakit ke puskesmas atau rumah sakit, persiapkan dengan baik,
baik keperluan orang sakit maupun transportasi.
k. Selalu menjaga kerahasiaan medis pasien
4. Peralatan Perawatan Keluarga :
a. Alat Kebersihan :
 APD (Celemek, sarung tangan dan Masker)
b. Peralatan mencuci tangan
Air mengalir (kran, botol, improvisasi Sabun dalam tempatnya
lain) Handuk tangan/serbet
Baskom (wadah penampung air)
c. Peralatan tempat tidur
 Tempat tidur dan kasur.  Seprei
 Bantal dan Guling  Kain perlak dan alas perlak
 Selimut
d. Perlatan mandi, Buang air besar (BAB), Buang air kecil (BAK)
 Tempat tidur  Washlap
 Bantal dan Guling  Handuk
 Selimut  Pasu najis (pispot)
 Seprei  Labu Kemih (urinal)
 Kain perlak dan alas perlak  Tissue
 Ember  Sisir
 Gayung  Sabun
 Baskom  Popok disposible (jika diperlukan
e. Peralatan mencuci rambut:
 Shampoo  Sisir
 Pelembab rambut (conditioner)  Handuk
 Alat pengering rambut  Perlak
f. Peralatan memelihara mulut
Sikat gigi
Pasta gigi
Tempat penampungan buangan
g. Peralatan makan
 Baki  Serbet
 Piring  Selang Sonde (jika pasien
 Sendok mempergunakannya)
 Garpu  Meja kecil, bel/lonceng (khusus
 Gelas dengan tatakan dan untuk pasien yang tidak dapat
penutupnya makan sendiri)
 Sedotan
h. Peralatan Medis
Termometer (Manual dan Digital)
Tensimeter dan stetoscope (Manual dan Digital)
Perlan dan Plester
i. Peralatan kompres
Washlap Kantong air panas/ kompres panas
Kantong es/kompres dingin Botol
j. Alat habis pakai
Bedak Antiseptik ( bethadin, alcohol 70 %,
Minyak pelumas (Baby Oil) clorin )
Cream pelembab kulit. Plester, verband, tensoplast
Desinfektan / cairan pensuci hama
k. Peralatan lainnya
 Pakaian bayi lengkap
 Bak mandi untuk bayi

5. Persiapan Merawat Klien


a. Persiapan Lingkungan
Menyiapkan ruangan/kamar untuk memberikan rasa nyaman dan aman pada klien (bersih,
bebas dari debu, asap rokok, ventilasi dan pencahayaan cukup)
b. Persiapan Alat
Peralatan disesuaikan dengan tindakan yang akan dilakukan Peralatan disesuaikan dengan
kemampuan masing-masing keluarga
c. Persiapan Klien
 Persiapan Fisik dan Mental
 Memberikan penjelasan mengenai tujuan tindakan yang akan dilakukan dan waktu yang
dibutuhkan selama melaksanakan tindakan
 Persetujuan dari klien dan keluarga
d. Persiapan Pelaku PK
 Memakai Alat Pelindung Diri/APD (Penutup Kepala, Kaca Mata, Masker, Celemek, Sarung
Tangan dan Alas Kaki) disesuaikan dengan tindakan yang akan dilakukan
 Kebersihan diri Pelaku PK : mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
 Persiapan Mental Pelaku PK : percaya diri dan tidak dalam keadaan cemas.
6. Pelaksanaan Perawatan Keluarga
a. Mencuci tangan
Mencuci tangan di lakukan :
 Sebelum dan sesudah merawat klien
 Sebelum memegang makanan dan minuman
 Sesudah memegang alat kotor / binatang
 Setelah buang air kecil dan buang air besar.
Tujuan mencuci tangan :
 Membersihkan tangan dari segala kotoran
 Menjaga kesehatan Pelaku PK
 Mengurangi penularan penyakit
 Melatih suatu kebiasaan yang baik
Tiga cara mencuci tangan yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan:
 Cuci tangan higienis atau rutin dengan menggunakan sabun/detergen dengan air mengalir
 Cuci tangan aseptik : sebelum tindakan pada klien dengan menggunakan antiseptik
 Cuci tangan sebelum melakukan pembedahan : dengan menggunakan antiseptik dan sikat
tangan..
Peralatan mencuci tangan :
 Menggunakan air yang mengalir, jika tidak ada washtafel/ledeng, menggunakan botol,
ceret, dll, tetapi diperlukan ember/wadah kosong untuk menampung air kotor
 Sabun dan tempatnya
 Sikat tangan bila perlu
 Tissue, handuk tangan atau serbet
Prosedur pelaksanaan :
 Lepaskan semua perhiasan di tangan (arloji, gelang, cincin,dll)
 Buka keran atau siramkan air dari ceret/botol
 Gosok putaran keran dengan sabun kemudian di bilas
 Basahi tangan sampai kesiku dan sabuni hingga berbusa mulai dari telapak tangan, sela
jari, punggung tangan, pergelangan tangan sampai siku. Sabun disiram dengan air terlebih
dahulu sebelum diletakkan pada tempatnya.
 Bila perlu kuku disikat dengan sikat tangan.
 Bilas tangan sampai bersih.
 Tutup kran, ingat jangan mengibaskan air dari tangan.
 Keringkan tangan dengan menggunakan tissue, handuk tangan atau serbet bersih.
b. Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
 Penutup Kepala
Tujuan memakai penutup kepala :
o Mencegah jatuhnya mikroorganisme yang ada di rambut dan kulit kepala pelaku PK.
o Melindungi kepala atau rambut pelaku PK dari percikan darah atau cairan tubuh klien.
Cara menggunakan penutup kepala :
o Cuci tangan sesuai prosedur standar
o Rambut Pelaku PK dirapihkan
o Menggunakan tutup kepala sampai menutupi seluruh rambut kepala.

 Pelindung Wajah
Tujuan memakai kaca mata dan masker :
Melindungi selaput lendir hidung, mulut dan mata selama melakukan tindakan atau
perawatan klien yang memungkinkan terjadi percikan darah dan cairan tubuh lainnya.
Cara menggunakan pelindung wajah :
o Cuci tangan sesuai prosedur standar
o Penggunaan masker dan kaca mata disesuaikan dengan adanya kemungkinan
percikan darah selama tindakan berlangsung.
Catatan :
Penggunaan masker dan kaca mata jangan sampai membatasi ketajaman penglihatan dan
lapang pandang. Penggunaan masker sekali paki
 Celemek / baju pelindung
Tujuan Memakai celemek :
o Melindungi pakaian dari kotoran
o Mengurangi bahaya penularan penyakit
Cara menggunakan celemek :
o Setelah mencuci tangan, peganglah tali penggantung celemek dan masukan melalui
kepala
o Kedua tali pada sisi kiri dan kanan diikat pada bagian belakang tubuh pelaku dengan
ikatan yang mudah dilepas.
Cara melepaskan celemek :
o Buka ikatan celemek yang ada dibelakang tubuh pelaku.
o Lepaskan celemek melalui kepala
o Celemek dapat digantung di dalam ruangan klien dengan posisi bagian luar celemek
menghadap keluar. Bila digantung di luar ruangan klien celemek harus dalam posisi
terbalik (bagian luar di dalam).
o Pelaku mencuci tangan kembali
Catatan :
Celemek dicuci setiap hari dengan cara merendamnya di dalam larutan klorin/bayclin selama
10 menit,selanjutnya dicuci memakai detergen dan dibilas sampai bersih lalu dikeringkan.
 Sarung tangan
Tujuan memakai sarung tangan :
Melindungi tangan dari kontak dengan darah, semua jenis cairan tubuh, sekret, ekskreta, kulit
yang tidak utuh, selaput lendir klien dan benda yang terpapar oleh
mikroorganisme/terkontaminasi.
Persiapan :
o Kuku Pelaku PK dijaga selalu pendek
o Lepaskan cincin dan perhiasan lain
o Sarung Tangan
Cara memakai sarung tangan :
o Cuci tangan sesuai prosedur standar
o Buka pembungkus sarung tangan
o Ambil salah satu sarung tangan dengan memegang pada sisi sebelah dalam lipatan
yaitu bagian yang akan bersentuhan dengan kulit tangan saat dipakai
o Posisikan sarung tangan setinggi pinggang dan menggantung ke lantai, sehingga
bagian lubang jarijari tangannya terbuka. Masukan tangan (jaga sarung tangan supaya
tetap tidak menyentuh permukaan).
o Ambil sarung tangan ke dua dengan cara menyelipkan jari-jari tangan yang sudah
memakai sarung tangan ke bagian lipatan, yaitu bagian yang tidak akan bersentuhan
dengan kulit tangan saat dipakai.
o Pasang sarung tangan yang kedua dengan cara memasukan jari-jari tangan yang
belum memakai sarung tangan, kemudian luruskan lipatan, dan atur posisi sarung
tangan sehingga terasa pas dan nyaman dipakai.
Cara melepaskan sarung tangan :
o Masukkan sarung tangan yang masih dipakai ke dalam larutan klorin/bayclin,
gosokkan untuk mengangkat bercak darah atau cairan tubuh lainnya yang menempel.
o Pegang salah satu sarung tangan pada lipatannya lalu tarik ke arah ujung jari-jari
tangan sehingga bagian dalam dari sarung pertama menjadi sisi luar.
o Jangan dibuka sampai terlepas sama sekali, biarkan sebagian masih berada pada
tangan sebelum melepas sarung tangan yang kedua.
o Biarkan sarung tangan yang pertama sampai disekitar jari-jari, lalu pegang sarung
tangan yang kedua pada lipatannya lalu tarik ke arah ujung jari hingga bagian dalam
sarung tangan menjadi sisi luar, demikian dilakukan secara bergantian.
o Pada akhir setelah hampir diujung jari, maka secara bersamaan dan dengan sangat
hati-hati sarung tangan tadi dilepas
o Perhatikan agar tangan yang terbuka hanya boleh menyentuh bagian dalam sarung
tangan
o Cuci tangan setelah sarung tangan dilepas.
 · Pelindung Kaki
Tujuan memakai pelindung kaki :
Melindungi kaki pelaku PK dari tumpahan atau percikan darah, cairan tubuh lainnya dan
mencegah dari kemungkinan tusukan benda tajam atau kejatuhan alat kesehatan.
Persiapan :
Pelindung kaki (sepatu tertutup)
Cara menggunakan pelindung kaki :
o Cuci tangan sesuai prosedur standar
o Menggunakan sepatu sampai menutupi seluruh ujung dan telapak kaki.
o Mencuci tangan
Catatan :
Pelindung kaki digunakan bila perlu sesuai dengan kondisi
7. Penempatan Tempat Tidur Klien
a. Penataan tempat tidur klien
Bila seseklien harus dirawat dengan baik dan sedapat mungkin dibaringkan di tempat tidur
tersendiri yang diatur rapih dan bersih.
b. Maksud dan tujuan
 Membuat klien merasa nyaman  Mencegah penyakit bertambah parah
 Mempercepat upaya penyembuhan  Memperkecil bahaya penularan
c. Peralatan
 APD
 Tempat tidur, kasur dan bantal
 Alat – alat tenun yang disusun menurut urutan pemakaian, untuk memudahkan bekerja :
kain seprei, perlak, kain alas perlak, selimut dan sarung bantal
d. Prosedur Penataan tempat tidur klien :
Untuk klien yang dapat beranjak dari tempat tidur :
 Memberi tahu klien dan keluarga
 Semua peralatan disediakan dalam kamar diatas meja, kecuali keranjang/ember kosong
untuk alat tenun yang kotor
 Mencuci tangan
 Memakai APD.
 Alat tenun yang kotor dilepaskan, dimasukkan ke keranjang / ember kosong.
 Bantal/guling disingkirkan, ditaruh di atas kursi.
 Kasur dibalikkan, bagian kaki berada di bagian kepala.
 Ambil seprei bersih, letakan lipatan pertengahan seprei pada pertengahan kasur, buka
seprei dan perhatikan bahwa pada bagian kepala sisi seprei harus dapat diselipkan dengan
baik (+ 25 cm dibawah kasur), barulah bagian kaki (kadang-kadang seprei kurang). Ditarik
dengan baik supaya tidak ada lipatan.
 Kain perlak dan kain alas diletakkan di atas seprei (untuk menghindarkan seprei mudah
kotor) dengan pertengahannya berada di pertengahan kasur.
 Pada ke empat sudut seprei dibuat lipatan diagonal, barulah diselipkan sisi alat tenun di
bawah kasur, lalu dirapihkan.
 Sarung bantal dan guling bersih dipasang dan dikembalikan pada tempat semula.
 Selimut yang bersih dipasang dengan cara pertengahan selimut diletakkan di atas
pertengahan tempat tidur. Pada bagian kaki dibuat lipatan agar kaki dapat digerakkan,
barulah selimut diselipkan di bawah kasur.
 Melepaskan APD.
 Mencuci tangan

Untuk klien yang tidak dapat beranjak dari tempat tidur


 Memberi tahu klien dan keluarga
 Semua peralatan disediakan dalam kamar diatas meja, termasuk keranjang/ember kosong
untuk alat tenun yang kosong (jangan diletakan di atas lantai)
 Mencuci tangan
 Memakai APD.
 Bantal, guling dan selimut dikeluarkan dan diletakkan di atas kursi
 Seluruh sisi seprei, kain perlak dan kain alas perlak dilepaskan dari selipan dibawah kasur.
 Klien dimiringkan membelakangi pelaku
 Seprei yang kotor, kain perlak dan alas perlak digulung ke arah punggung klien.
 Seprei yang bersih dipasang, letakkan lipatan pertengahan seprei pada pertengahan kasur
dengan memperhatikan agar di bagian kepala, sisi seprei dapat diselipkan dengan baik.
 Perlak dan kain alas perlak yang bersih diletakkan diatas seprei bila ada satu perlak, maka
perlak ditarik dari gulungan seprei yang kotor, dibersihkan kembali, dengan memakai air
sabun lalu dikeringkan dan diberi talk, pasang kembali diatas seprei.
 Ujung dan sisi seprei, perlak dan kain alasnya diselipkan dibawah kasur serta dirapihkan,
 Klien dibalikkan kembali dan dimiringkan ke arah pelaku.
 Pelaku pindah posisi ke belakang klien, gulung alat tenun yang kotor, keluarkan dan
masukan kedalam keranjang /ember untuk pakaian kotor (kecuali kain perlak bila tidak
ada gantinya dibersihkan).
 Seprei, perlak dan kain alas perlak dirapihkan, ujung serta sisi-sisinya diselipkan dibawah
kasur.
 Klien dibaringkan terlentang kembali.
 Sarung bantal dan guling diganti dengan yang bersih dan diletakkan pada tempatnya
semula.
 Selimut yang bersih dipasang.
 Melepaskan APD.
 Mencuci tangan
8. Memandikan Klien di Tempat Tidur
Tujuan memandikan.
 Memberikan perasaan segar dan nyaman kepada klien.
 Membersihkan kotoran yang melekat pada tubuhnya.
 Membantu memperlancar peredaran darah.
 Melatih otot-otot secara aktif dan pasif.
 Mencegah terjadinya lecet.
Peralatan.
 APD.
 2 buah waskom berisi air hangat.
 Air hangat dalam cerek dan air dingin dalam ember.
 2 waslap dan 2 handuk bila ada.
 1 buah ember untuk menampung air kotor.
 Sabun mandi pada tempatnya, bedak, krim pelembab, minyak kayu putih dan alat kosmetik
bila perlu.
 Pakaian yang bersih.
 Tempat/keranjang untuk pakaian kotor.
 Bila perlu sediakan pispot urinal dan botol berisi air untuk membasuh.
Prosedur Memandikan Klien di Tempat Tidur
 Memberi tahu klien dan keluarga.
 Mendekatkan alat-alat.
 Menutup pintu dan tirai agar klien tidak malu (menjaga privacy).
 Mencuci tangan.
 Memakai APD.
 Singkirkan bantal dan guling yang tidak dipakai.
 Membentangkan handuk dibawah kepala dan handuk yang satunya dipasang di dada.
 Mencuci dengan bersih muka, telinga, dan leher dengan washlap (untuk muka klien
ditanyakan apakah mau memakai sabun atau tidak).
 Mengeringkan muka, telinga dan leher klien dengan handuk yang ada di bawah kepala.
 Mengangkat handuk dari bagian kepala, kemudian handuk dan waslap digantungkan pada
rak handuk.
 Memasang selimut mandi, lipatan bagian atas dipegang oleh klien, lipatan bagian bawah
ditarik bersama-sama dengan selimut ke arah kaki.
 Melipat selimut.
 Menanggalkan pakaian atas klien dan memasukkan ke dalam tempat pakaian kotor.
 Membentangkan handuk ukuran besar di bawah lengan klien yang jauh dari pelaku PK lalu
dibersihkan mulai dari jari-jari tangan sampai ke bahu.
 Mengeringkan dengan handuk lalu memasukkan ke bawah selimut mandi.
 Lakukan cara yang sama pada lengan yang lain, letakkan kedua tangan yang sudah bersih
ke atas kepala.
 Menurunkan selimut mandi sampai perut bagian bawah.
 Membentangkan handuk diatas selimut mandi.
 Memandikan dengan bersih dada, perut, ketiak kemudian dikeringkan dengan handuk.
 Menarik selimut mandi sampai menutup dada.
 Mengganti air di waskom dengan air yang bersih.
 Memiringkan klien dan membentangkan handuk di belakang punggung.
 Memandikan bagian punggung sampai ke bokong.
 Mengeringkan dengan handuk.
 Melakukan pemijatan di daerah punggung dan daerah yang tertekan.
 Mengenakan pakaian atas yang bersih kemudian ditelentangkan kembali.
 Menanggalkan pakaian bawah dan dimasukkan ke dalam pakaian kotor.
 Mencuci dengan bersih jari-jari kaki, telapak kaki sampai paha lalu dikeringkan, dilakukan
terlebih dahulu pada kaki yang jauh dari pelaku PK, kemudian dilakukan pada kaki yang lain
dengan cara yang sama.
 Mengganti air di waskom dengan air yang bersih.
 Membentangkan handuk dibawah bokong, mencuci dengan bersih alat kelamin dan
sekitarnya sampai lipatan paha kemudian dikeringkan dengan handuk (sebelumnya
ditawarkan pada klien apakah mau melakukannya sendiri).
 Mengenakan pakaian bawah klien.
 Memasang selimut dan menarik ke arah kepala klien bersama bagian bawah selimut
mandi.
 Angkat selimut mandi, digantungkan pada rak handuk.
 Merapikan klien dan membereskan tempat tidur
 Membersihkan dan merapihkan semua alat dan dikembalikan ke tempatnya masing-
masing
 Melepaskan APD
 Mencuci tangan
 Membuka kembali pintu dan tirai
Catatan :
 Bila air sudah kotor, air harus segera diganti
 Sela- sela jari tangan dan kaki harus dibersihkan dan dikeringkan dengan baik, demikian
juga lipatan paha, ketiak, belakang telinga, bokong dan pusat
 Sewaktu memandikan klien selalu memperhatikan keadaan umum klien, bila ada luka atau
tanda- tanda merah harus dilaporkan.
 Hindarkan klien dari rasa kedinginan dan lelah.
 Jalin komunikasi dengan klien selama tindakan berlangsung.
BAB V
AYO SIAGA BENCANA

Bencana adalah kejadian luar biasa yang menimbulkan kerugian harta benda maupun jiwa.
Berdasarkan waktu terjadinya bencana dikelompokan menjadi 2 :
1. Bencana yang terjadi secara tiba-tiba, misalnya gempa bumi, tsunami, angin topan atau
badai, gunung meletus, banjir Bandung dan tanah longsor.
2. Bencana yang terjadi secara perlahan, biasanya disertai munculnya tanda-tanda sehingga
kita bisa melakukan tindakan-tindakan untuk mencegah timbulnya banyak korban,
misalkan banjir, kekeringan, dan abrasi pantai.
Sedangkan berdasarkan penyebabnya, bencana dikelompokan sebagai berikut :
1. Bencana yang disebabkan gejala alam, misalnya pergeseran lapisan bumi menimbulkan
ancaman gempa dan tsunami; letusan gunung api menimbulkan gempa vulkanik, letusan,
semburan awan panas, hujan abu, dll; perubahan iklim menimbulkan perubahan pola
musim dan angin topan; sedangkan kemarau bisa menimbulkan kebakaran hutan.
2. Bencana yang disebabkan oleh manusia, misalnya yang berhubungan dengan lingkungan
seperti penebangan hutan yang menyebabkan erosi, kelalaian seperti kebocoran reaktor
nuklir, kebakaran kilang minyak, dll. Pertentangan antar manusia (konflik atau perang).

A. Gempa Bumi
Gempa adalah pergeseran tiba-tiba lapisan tanah dibawah permukaan bumi. Pergeseran ini
disebabkan pergerakan lempengan-lempengan tektonik maka disebut Gempa Tektonik,
aktifitas gunung api disebut Gempa Vulkanik, atau runtuhan batua disebut Gempa Induksi
(Runtuhan).
Kesiapsiagaan Gempa Bumi
1. Jika berada di dalam rumah: Masuklah ke bawah meja untuk melindungi tubuhmu dari
jatuhan benda-benda. Jika kamu tidak memiliki meja, lindungi kepalamu dengan bantal.
Jika kamu sedang menyalakan kompor, matikan segera untuk mencegah terjadinya
kebakaran.
2. Jika berada di luar rumah: Lindungi kepalamu dan hindari benda-benda berbahaya. Di
daerah perkantoran atau kawasan industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnya kaca-kaca
dan papan-papan reklame. Lindungi kepalamu dengan menggunakan tangan, tas atau
apa pun yang kamu bawa.
3. Jika kamu berada di mall, bioskop, atau di lantai dasar gedung: Jangan menyebabkan
kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk dari pegawai atau satpam.
4. Jika kamu berada di dalam lift: Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa bumi atau
kebakaran. Jika kamu merasakan getaran gempa bumi saat berada di dalam lift, tekanlah
semua tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah. Jika
kamu terjebak dalam lift, hubungi petugas gedung dengan menggunakan interphone jika
tersedia.
5. Jika kamu berada di dalam kereta api: Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga
kamu tidak akan terjatuh seandainya kereta dihentikan secara mendadak. Bersikap
tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta. Salah mengerti terhadap informasi
petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan.
6. Jika kamu berada di dalam mobil: saat terjadi gempa bumi besar, kamu akan merasa
seakan-akan roda mobil tersebut gundul. Sopir akan kehilangan kontrol terhadap mobil
dan susah mengendalikannya. Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil di kiri jalan dan
berhentilah. Ikuti instruksi dari radio mobil. Jika harus mengungsi, keluarlah dari mobil,
biarkan mobil tak terkunci.
7. Jika kamu berada di gunung/pantai: Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung.
Menjauhlah langsung ke tempat aman. Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami.
Jika kamu merasakan getaran dan tandatanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke
dataran yang tinggi.
8. Dengarkan informasi: Saat gempa bumi besar terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya.
Untuk mencegah kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah
sesuai dengan informasi yang benar. Kamu dapat memperoleh informasi yang benar dari
pihak berwenang, polisi, atau petugas PMK. Jangan bertindak karena informasi orang
yang tidak jelas.
B. Banjir
Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Banjir
diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau
menjebol bendungan sehingga air keluar dari batasan alaminya.

Kesiapsiagaan Banjir
Sebelum Banjir Melanda
1. Jika daerah tempat tinggal sering terjadi banjir, perhatikan tanda-tanda akan terjadi banjir,
misalkan hujan lebat, saluran air mulai meluap, dll.
2. Dengarkan adakah tanda-tanda peringatan, misalkan pengumuman pengeras suara, sirine
atau kentongan.
3. bungkus dengan plastik surat-surat penting seperti sertifikat tanah, ijazah, akte lahir, buku
pelajaran, dll.
Saat Banjir Melanda
1. Pindahkan barang-barang atau perabotan ke tempat yang tidak terjangkau genangan air.
Terutama barang-barang penting atau berharga.
2. Jika genangan air semakin meningkat, segera matikan aliran listrik.
3. Jangan bermain air banjir, bisa jadi ada bahaya sengatan binatang, sumber penyakit dan
aliran listrik.
4. Tetaplah dirumah bersama keluarga dan tetap pantau situasi dan bersiaplah jika ada
kemungkinan mengungsi.
5. Ketahuilah jalur evakuasi, sehingga dapat menuju pengungsian dengan aman.
6. Jangan memisahkan diri. Jagalah kebiasaan hidup bersih dan sehat selama
dipengungsian. Jangan sampai terjangkit berbagai penyakit.
Setelah Banjir Melanda
1. Jangan buru-buru kembali ke rumah, tunggu hingga situasi sudah dinyatakan aman.
2. Jangan langsung masuk ke dalam rumah, periksa terlebihdahulu, bisa jadi ada bahaya
seperti kabel beraliran listrik, kebocoran gas, atap, atau dinding yang roboh, binatang dan
kotoran. Hati-hatilah karena lantai licin.
3. Bersihkan rumah dan barang-barang dari kotoran lumpur dan sisa genangan air.

C. Tsunami
Tsunami adalah gelombang laut besar yang terjadi akibat pergeseran lapisan bumi.
Pergeseran ini bisa dikarenakan gempa tektonik di bawah laut, gunung meletus, longsor atau
meteor yang jatuh ke bumi.
Kesiapsiagaan Tsunami
Sebelum Terjati Tsunami
1. Kenalilah tanda-tanda tsunami. Biasanya diawali adanya gempa besar di bawah
permukaan laut yang mengakibatkan lapisan tanah di bawah laut bergerak.
2. Sebelum gelombang tsunami datang, air laut akan menyurut dari batas normal. Jangan
berdiam di pantai bergeraklah ke tempat yang lebih tinggi.
3. Sebelum gelombang tsunami datang biasanya tercium aroma garam yang menyengat.
4. Ketahuilah jalur evakuasi. Jika berada di pantai, kenalilah tempat yang lebih tinggi yang
tidak akan terendam genangan gelombang tsunami.
5. Jika tidak ada, pilihlah gedung tinggi (minimal 3 lantai) dengan konstruksi kuat.
6. Jangan jadikan gelombang tsunami sebagai tontonan. Jika gelombang tsunami masih
bisa dilihat dengan kasat mata, berarti kita berada di kawasan yang berbahaya.
Jika Tsunami Terjadi
1. Selamatkan diri ketempat yang lebih tinggi
2. Peringatkan semua orang dan ajak menyelamatkan diri
3. berlindunglah di tempat yang tinggi atau di lantai gedung yang aman, tunggulah sampai
air tsunami benar-benar surut.
4. Jika terbawa hanyut gelombang tsunami, carilah benda-benda terapung yang dapat
dijadikan rakit, misalnya batang pohon. Berpeganglah erat-erat pada benda itu. Usahakan
tidak meminum air laut dan tetap di permukaan air untuk dapat bernafas.
5. Jika gelombang membawamu ke tempat yang tinggi, misalnya atap rumah, cobalah
bertahan disitu. Tetaplah berdo’a untuk keselamatan. Tunggu sampai air benar-benar
surut dan keadaan tenang.
Sesudah Gelombang Tsunami
1. Jangan larut dalam kepanikan dan kesedihan, usahakan untuk tenang dan kuatkan hati
untuk menghadapi kenyataan.
2. Jika akan kembali kerumah, berhati-hatilah jangan melewati jalan-jalan atau daerah yang
rusak. Ikuti himbauan dari pemerintah atau regu penyelamat.
3. Jika sudah sampai di rumah, jangan langsung masuk. Waspadai jika ada bagian rumah
yang roboh atau lantai yang licin.
4. Untuk mendapatkan bantuan dan informasi, datanglah ke posko bencana PMI atau
organisasi bantuan lainnya.
5. Tetaplah gembira dan rajin bekerja. Bersiaplah untuk kembali ke kehidupan yang normal.

D. Longsor
Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan
rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng.
Proses terjadinya tanah longsor dapat diterangkan sebagai berikut. Air yang meresap ke
dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap
air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di
atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.
Jenis Tanah Longsor
Ada 6 jenis tanah longsor, yakni: longsoran translasi, longsoran rotasi, pergerakan
blok,runtuhan batu, rayapan tanah, dan aliran bahan rombakan. Jenis longsoran translasi dan
rotasipaling banyak terjadi di Indonesia. Sedangkan longsoran yang paling banyak memakan
korban jiwa manusia adalah aliran bahan rombakan.
1. Longsoran Translasi
Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir
berbentuk rata ataumenggelombang landai.
2. Longsoran Rotasi
Longsoran rotasi adalah bergerak-nya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir
berbentuk cekung.
3. Longsoran Translasi Batu (Pergerakan Blok)
Pergerakan blok adalah perpindahan batuan yang bergerakpada bidang gelincir berbentuk
rata. Longsoran ini disebutjuga longsoran translasi blok batu
4. Longsoran Runtuhan
Runtuhan batu terjadi ketika sejum-lah besar batuan atau material lain bergerak ke bawah
dengan cara jatuh bebas.Umumnya terjadi pada lereng yang terjal hingga meng-gantung
terutama di daerah pantai. Batu-batu besar yang jatuh dapat menyebabkan kerusakan yang
parah.
5. Longsoran Rayapan Tanah
Rayapan Tanah adalah jenis tanah longsor yang bergeraklambat. Jenis tanahnya berupa
butiran kasar dan halus. Jenistanah longsor ini hampir tidak dapat dikenali. Setelah
waktuyang cukup lama longsor jenis rayapan ini bisa menyebabkan tiang-tiang telepon, pohon,
atau rumah miring ke bawah.
6. Longsoran Aliran
Terjadi jika tanah terdorong oleh air, sehingga material yang ada di atasnya bergerak
disepanjang lereng dan meluas pada daerah yang landai.
Tanda-tanda Tanah Longsor
1. Diawali dengan hujan lebat terus-menerus
2. Warna air sungai berubah jadi lebih keruh
3. Tiba-tiba muncul rembesan, mata air, atau retakan yang memanjang di tanah
4. Terjadi runtuhan tanah, batu atau ranting
Siaga Bencana Tanah Longsor
1. Tetap tenang dan segeralah bergerak ke tempat yang aman dari jalur longsoran
2. Bertahanlah di tempat yang aman dan terlindung sampai situasi benar-benar aman.
3. Jika selamat dari longsoran, perhatikan daerah sekitar, jika belum ada bantuan, segera
hubungi pemerintah setempat, PMI Kota/Kab. terdekat, polisi atau organisasi lain yang
bisa memberikan pertolongan.

E. Kebakaran
Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada tempat yang tidak dikehendaki,
merugukan dan pada umumnya sulit dikendalikan.
Unsur yang bersenyawa pada saat api menyala, yaitu panas, bahan bakar dan udara (oksigen).
Jika salah satu unsur itu tidak ada maka api tidak akan menyala.
Tindakan Saat Kebakaran :
 Pahami bangunan diman kita berada setiap saat. Ingat-ingat diman jalan keluar atau pintu
darurat. Perhatikan juga letak alat pemadam api ringan (APAR) atau tombol alarm
kebakaran.
 Jika mendengar yanda bahaya kebakaran seperti asap dan bunyi alarm, segera hubungi
petugas untuk mendapat pertolongan.
 Jika terjebak di dalam ruangan, tutup celah pintu dengan kain atau handuk basah.
 Jika terjebak, merangkaklah dibawah asap, bernafaslah pendek-pendek.
 Mintalah pertolongan, beritahukan dimana posisi kita berada, cobalah menarik perhatian
regu penyelamat misalnya dengan dengan mengibaskan kain.
Cara Menggunakan APAR
Disingkat PASS
 Pull, tarik pin hingga segel putus atau terlepas. Pin terletak di atas tabung APAR. Tanpa
menarik pin, kita tidak akan dapat menekan handle sehingga isi tabung APAR keluat.
 Aim, arahkan nozzle ke arah pusat api.
 Squeeze, tekan handle untuk mengeluarkan isi tabung. Pada beberapa merk, letak handle
pada ujung nozzle.
 Sweep, sapukan nozzle yang di pegang ke kiri dan kanan api. Pastikan media yang
digunakan dapat secara merata mangatasi sumber api.
Mencegah Kebakaran
 Pastikan mematikan kompor dan alat-alat listrik setelah selesai digunakan.
 Jangan biarkan kabel alat-alat listrik tetap tersambung jika tidak digunakan
 Periksalah kabel listrik secara teratur, jangan sampai ada yang terkelupas.
 Sebelum tidur atau meninggalkan rumah, pastikan tidak ada kompor atau alat-alat listrik
yang tidak perlu menyala.
 Jika menggunakan kompor, minyak jangan mengisinya terlalu penuh dan jangan biarkan
minyak berceceran.
 Jangan meletakan kompor terlalu dekat ke dinding rumah.
 Simpanlah bahan-bahan yang mudah terbakar dengan terlindung, jangan di dekat kompor
atau sumber api lainnya.
 Jika menggunakan kompor gas, letakan kompor di ruangan yang berventilasi bagus,
sehingga terjadi pertukaran udara
 Jangan memasang stop kontak bertumpuk-tumpuk, kabel yang panas dapat meleleh dan
menimbulkan percikan api.
 Jangan membakar sampah di tengah terik matahari atau pada saat angin bertiup kencang.

F. Kekeringan
Kekeringan adalah matinya sumber-sumber air. Bencana kekeringan terjadi ketika
ketersediaan air tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari dan dapat berpengaruh pada rumah
tangga, pertanian, kegiatan ekonomi dan lingkungan.
Penyebab Kekeringan
 Faktor alamiah : rendahnya curah hujan dan kemarau panjang.
 Faktor non-alamiah atau akibat ulah manusia : perusakan kawasan tangkapan air,
penebangan pohon, pengembangan pemukiman, dll.
Akibat Kekeringan
 Berkurangnya persediaan air
 Menurunnya produksi pertanian
 Menurunnya derajat kesehatan
 Berkurangnya ketersediaan pangan yang berakibat bencana kelaparan.
Pencegahan Kekeringan
 Hemat penggunaan air, selalu tutup keran air setelah digunakan
 Segera perbaiki saluran air yang bocor, jangan biarkan air terbuang percuma
 Menjaga kelestarian hutan sebagai sumber air.
G. Topan
Angin Topan adalah pusaran angin kencang dengan kecepatan angin 120 km/jam atau lebih
yang sering terjadi di wilayah tropis diantara garis balik utara dan selatan, kecuali di daerah-
daerah yang sangat berdekatan dengan khatulistiwa.
Gejala dan Peringatan Dini
Angin topan tropis dapat terjadi secara mendadak, tetapi sebagian besar badai tersebut
terbentuk melalui suatu proses selama beberapa jam atau hari yang dapat dipantau melalui
satelit cuaca. Monitoring dengan satelit dapat untuk mengetahui arah angin topan sehingga
cukup waktu untuk memberikan peringatan dini. Meskipun demikian perubahan sistem cuaca
sangat kompleks sehingga sulit dibuat prediksi secara cepat dan akurat.

Kesiapsiagaan Angin Topan


 Pantaulah prakiraan cuaca dari Badan Meterologi dan Geofisika (BMKG) melalui Tv
maupun radio.
 Pelajari dan kenali tanda-tanda terjadinya topan yaitu : awan gelap yang tebal, petir dan
kilat dari kejauhan
 Kenali jalur-jalur cepat dan aman, terutama evakuasi ke tempat pengungsian.
 Perkuat struktur bangunan rumah yang memenuhi syarat-syarat teknis untuk mampu
bertahan terhadap gaya angin.
 Membangun fasilitas perlindungan atau penampungan sementara jika angin topan terjadi,
biasanya adalah ruang di bawah tanah.
 Mengamankan benda-benda yang mudah terbang, sehingga tidak membahayakan jika
angin topan terjadi
 Para nelayan sebaiknya selalu menambatkan perahu erat-erat.
Saat Topan Melanda
 Bergeraklah ketempat yang aman. Jika berdiam di rumah dianggap cukup aman, tutuplah
jendela rapat-rapat, bersiap-siaplah jika ada himbauan mengungsi.
 Matikan alat-alat listrik dan jangan menyentuh alat-alat listrik. Petir bisa saja mengalir
melalui kabel alat-alat listrik. Jika haruns mengungsi, tetaplah tenang dan tertib, bawalah
keperluan yang sudah disiapkan.
Setelah Topan Melanda
Jangan tinggalkan rumah atau tempat pengungsian sampai keadaan benar-benar aman.
Hindari menyalakan korek api, aliran gas atau ;istrik, bisa jadi ada kebocoran gas atau
kerusakan kabel listrik. Jangan sampai ada yang tertimpa atap atau dinding yang rusak.

H. Gunung Api
Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut
bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi.
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat
tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi
disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi
yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih,
sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.
Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa tanda, antara lain
 Suhu di sekitar gunung naik.
 Mata air menjadi kering
 Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)
 Tumbuhan di sekitar gunung layu
 Binatang di sekitar gunung bermigrasi
Bahaya Gunung Api
 Lahar (Lava)  Kebakaran hutan
 Awan panas atau wedus gembel  Gas beracun
(pyroclastic flow)  Gempa bumi
 Aliran Lumpur  Gelombang tsunami
 Hujan abu

Jika Gunung Api Meletus


 Ikuti jika ada himbauan mengungsi. Jangan berdiamdi tempat yang berbahaya. Ikuti rute
evakuasi yang sudah ditentukan. Jangan melewati lembah yang dilalui aliran sungai.
 Sebelum mengungsi, tutuplah pintu dan jendela, matikan alat-alat listrik dan bawalah
perbekalan makanan yang ada di rumah.
 Jika terjebak di luar lindungi diri dari benda-benda yang disemburkan oleh letusan gunung
api, carilah tempat berlindung. Waspadai aliran lahara jika berada di daerah aliran sungai.
 Lindungi juga diri dari hujan abu, kenakan baju dan celana panjang, kaca mata, masker
atau penutup wajah dan topi.
 Jika tidak ada masker gunakan sapu tangan yang dibasahi untuk menutup hidung.
Setelah Gunung Api Meletus
 Jika mengungsi, kembalilah ke rumah ketika keadaan dinyatakan benar-benar aman
 Bersihkan atap dari timbunan abu, kartena timbunan abu bisa menyebabkan atap runtuh
 Lindungi tubuh dari abu, trutama mulut dan hidung, abu gunung api bisa menimbulkan
iritasi dan gangguan pernafasan.
Manfaat Gunung Api
 Menyuburkan tanah
 Penangkap hujan (hujan olografis)
 Memperluas area pertanian
 Memperbanyak budidaya tanaman
 Barang tambang (mineral) semakin dekat ke permukaan bumi
 Pariwisata dan sanatorium (tempat perawatan orang2 yg sakit paru2 karena udara yg
sejuk)

I. Abrasi
Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh kekuatan gelombang laut dan arus laut yang
bersifat merusak. Ada yang mengatakan Abrasi sebagai erosi pantai. Kerusakan garis pantai
akibat abrasi ini dipengaruhi oleh gejala alami dan tindakan manusia.
Tindakan manusia yang mendorong terjadinya abrasi adalah pengambilan batu dan pasir di
pesisir pantai sebagai bahan bangunan. Selain itu penebangan pohon-pohon pada hutan
pantai atau hutan mangrove memacu terjadinya abrasi pantai lebih cepat.
Hutan Pantai yang tidak terjadi abrasi mempunyai beberapa zonasi yang jelas, yaitu zone
Ipomea pescaprae dan zone Barringtonia. Zone Ipomea pescaprae biasanya didominasi oleh
Ipomea pescaprae dan Spinifex littoreus (rumput angin). Sedangkan zone Barringtonia sering
terdapat jenis-jenis pohon Barringtonia asiatica, Pongamia pinnata Merr, Cordia subcordata L,
Calophyllum inophyllum L, Terminalia cattapa L, dll.
Untuk mencegah terjadinya abrasi pantai perlu dilakukan penanaman mangrove dan pohon-
pohon pada hutan pantai serta memelihara pohon-pohon tersebut dari gangguan manusia.
Menjaga kebersihan pantai dari sampah organik maupun non-organik, dan tidak merusak
lingkungan pantai, apalagi mengahancurkan terumbu karang.
Manusia mengambil kayu dari hutan mangrove dan hutan pantai untuk kehidupan sehari-hari,
apabila pengambilan kayu dilakukan secara terus-menerus maka pohon-pohon di pesisir
pantai akan berkurang. Kerapatan pohon yang rendah pada pesisir pantai memperbesar
peluang terjadinya abrasi.

J. Perubahan Iklim
Perubahan iklim adalah perubahan variabel iklim, khususnya suhu udara dan curah hujan
yang terjadi secara berangsur-angsur dalam jangka waktu yang panjang antara 50 sampai
100 tahun (inter centenial). Disamping itu harus dipahami bahwa perubahan tersebut
disebabkan oleh kegiatan manusia (anthropogenic), khususnya yang berkaitan dengan
pemakaian bahan bakar fosil dan alih-guna lahan. Jadi perubahan yang disebabkan oleh
faktor-faktor alami, seperti tambahan aerosol dari letusan gunung berapi, tidak
diperhitungkan dalam pengertian perubahan iklim. Dengan demikian fenomena alam yang
menimbulkan kondisi iklim ekstrem seperti siklon yang dapat terjadi di dalam suatu tahun
(inter annual) dan El-Nino serta La-Nina yang dapat terjadi di dalam sepuluh tahun (inter
decadal) tidak dapat digolongkan ke dalam perubahan iklim global.
Kegiatan manusia yang dimaksud adalah kegiatan yang telah menyebabkan peningkatan
konsentrasi GRK di atmosfer, khususnya dalam bentuk karbon dioksida (CO2), metana (CH4),
dan nitrous oksida (N2O). Gas-gas inilah yang selanjutnya menentukan peningkatan suhu
udara, karena sifatnya yang seperti kaca, yaitu dapat meneruskan radiasi gelombang-pendek
yang tidak bersifat panas, tetapi menahan radiasi gelombang-panjang yang bersifat panas.
Akibatnya atmosfer bumi makin memanas dengan laju yang setara dengan laju perubahan
konsentrasi GRK.
Dampak Perubahan Iklim
 Permukaan laut meningkat, kira-kira 10 – 25 cm selama 100 tahun terakhir.
 Banjir terjadi dimana-mana, terutama disebabkan oleh gelombang badai dan hujan deras
berkepanjangan
 Berdampak buruk pada kesehatan
 Kerusakan infrastruktur
 Kebakaran hutan
 Kegagalan panen
 Kurangnya persediaan air.
Adaptasi Perubahan Iklim
 Hemat energi
 Mengelola sampah dengan tidak menimbun sampah tapi lakukan daur ulang
 Jagalah kebersihan lingkungan.

K. Konflik Sosial
Konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga
kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik sosial dapat terjadi karena berbagai prasangka dan sebab. Seperti, prasangka-
prasangka ras, suku, agama, keyakinan politik atau ideologi, dan lain sebagainya, dan sebab
adanya ketidak-adilan dalam akses pada sumberdaya ekonomi dan politik. Adanya ketidak-
adilan akses pada sumberdaya ekonomi dan politik memperparah berbagai prasangka yang
sudah ada di antara kelompok-kelompok sosial.
Mengatasi Konflik
 Patuhi aturan keamanan
 Jangan ikut serta memperkeruh keadaan
 Saling memaafkan dan menghargai
 Tidak memelihara rasa dendam, iri dan cemburu
 Selalu rela dalam memberikan pertolongan tanpa membeda-bedakan
 Buatlah kegiatan yang dapat mempererat persahabatan
 Perbanyaklah teman.
BAB VI
KESEHATAN REMAJA

A. PERKEMBANGAN REMAJA
Setiap mahluk hidup tumbuh ( semakin besar ) dan berkembang (semakin matang ), menuju
kedewasaan, sejak lahir sampai mati. Selama tumbuh kembang , dari anak-anak menjadi
remaja terjadi beberapa perubahan penting.
PERUBAHAN BENTUK ( ANATOMI TUBUH )
a. Pembesaran alat kelamin
b. Pertumbuhan rambut di beberapa tempat
c. Peningkatan kelenjar minyak, mudah berjerawat
d. Perubahan suara menjadi besar pada laki- laki dan lembut pada anak perempuan.
e. Pembesaran otot pada remaja laki-laki, dan pembesaran pinggul pada remaja perempuan.
PERUBAHAN FAAL ( FUNGSI TUBUH )
a. Alat kelamin peka, mudah terangsang dan bila terangsang membesar/ membengkak dan
keluar lendir.
b. Keluar seperma pada waktu tidur ( mimpi basah ) pada anak lali-laki dan menstruasi
pertama ( karena berfungsinya reproduksi ) pada anak perempuan.
PERUBAHAN KEJIWAAN
a. Keingintahuan tinggi , juga perihal masalah-masalah reproduksi
b. Perhatian terhadap sek meningkat
c. Keberanian mencoba-coba, terutama bila didesak lingkungan.
d. Anak laki-laki cenderung menyendiri dan melamun, sedangkan anak perempuan cenderung
ngerumpi.
KESAMAAN DAN PERBEDAAN TUMBUH KEMBANG REMAJA LAKI- LAKI DAN PEREMPUAN
a. KESAMAAN
Masing- masing remaja berkembang menuju pencapaian potensinya ( fitrahnya )
manakala lingkungan hidupnya mendukung pencapaian potensi tersebut, sebagai orang
dewasa, laki- laki atau perempuan.
b. PERBEDAAN
Remaja putri lebih cepat matang dari pada remaja laki- laki. Yang banyak terjadi ialah
bahwa remaja perempuan memiliki lebih sedikit kesempatan tumbuh dan berkembang
secara fitriah karena adanya kepercayaan yang lebih rumit dan penuh masalah tentang
tumbuh kembang remaja perempuan.
FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
a. Faktor Internal Pembawaan
b. Faktor External, yang mencakup :
- Kesehatan
- GIzi
- Lingkungan keluarga dan teman sebaya serta sekolah
MENYI KAPI TUMBUH KEMBANG REMAJA
Karena pembawaan tidak dapat di ubah, maka penyempurnaan tumbuh kembang remaja
( untuk mendekati fitrah masing- masing ) dilakukan dengan mengelola faktor luar dengan
sebaik-baiknya ( kesehatan, gizi, lingkungan).
RESIKO NEGATIF
a. Rasa Rendah Diri berlebihan karena adaanya perasaan bahwa dirinya lebih rendah dari
teman sebaya dalam hal- hal tertentu : kecantikan, kekayaan, kepandaian, dll.
b. Kesulitan Percaya Diri terhadap nilai dan pergaulan diantara sebaya, keluarga dan
masyarakat umum, karena ketidak mengertian atau perbedaan kayakinan.
c. Pencegahannya adalah :
- Peningkatan Ibadah, mensyukuri nikmat Allah SWT
- Melihat segi dan potensi positif pada diri masing- masing
- Kebiasaan memetik pelajaran terhadap dampak negatif para remaja yang telah
terjerumsus dalam perillaku berisiko.
d. Penaggulangannya adalah :
− Penekanan rasa negatif secara berkelompok
− Saling menceritakan dan membagi kesulitan bersama sahabat karib
− Penyaluran potensi diri dalam hal- hal positif : ibadah, kegiatan sosial, olah raga,
kesenian , dll.
PENTINGKAH CITA- CITA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
Manusia hidup karena suatu tujuan yang jelas. Oleh karenanya, semua orang harus
menetapkan dengan jelas tujuan hidupnya. Salah satu yang pasti bagi remaja adalah CITA-
CITA. Khususnya cita –cita tentang pekerjaan masa depan seiring dengan tibanya tahap
dewasa dalam kehidupan seseorang. Cita-cita bisa apa saja bisa berubah, bisa berganti.
Semakin rinci cita-cita seseorang semakain jelas dan mudah untuk mempersiapkan
pencapaiannya. Semakin tua usia seseorangf, semakin mendekati kedewasaan, hendaknya
semakin rinci cita- citanya.
HAK DAN KEWAJIBAN DALAM PENCAPAIAN CITA- CITA
Cita- cita bagi remaja perempuan sama penting dengan cita- cita bagi remaja laki- laki . Di
masa depan, semakin banyak profesional perempuan yang diperlukan masyarakat. Tuntuan
partisipasi perempuan diberbagai bidang pembangunan dewasa ini, dimana hak dan
kewajiban perempuan sebagai warga negara disejajarkan dengan laki- laki, hendaknya
memacu para remaja perempuan untuk berprestasi setinggi mungkin. Dalam artian, masih
dalam batas- batas yang wajar atas kodrat dan fitrahnya sebagai perempuan. Oleh karenanya,
mendorong remaja perempuan untuk memiliki cita- cita setinggi mungkin, dan mendorong
pencapainnya, menjadi sangat penting.
USAHA DALAM MENCAPAI CITA- CITA
Sebagai ciptaan Tuhan yang paling sempurna, diberi kelebihan acapkali disebut POTENSI
DIRI Kadang potensi diri disebut juga FITRAH , nilai yang baik, yang dianugrahkan kepada
manusia. Kelebihan ini diperkuat dan dikembangkan untuk mendukung pencapaian cita- cita
seseorang.
Memahami kelemahan diri sendiri yang apabila dibiarkan akan dapat menggangu potensi
dirinya, dan menghalangi tercapainya cita- cita. Yang harus dilakukan adalah mengenal
dengan baik dan jujur kelemahan masing- masing.
Dua hal dasar yang menghancurkan cita- cita remaja adalah :
a. Kegiatan pada diri remaja sendiri dan kegiatan diluar remaja, kegiatan yang dapat terjadi
pada remaja adalah : hamil, cacat karena kecelakaan, penyakit gawat ( AIDS ).
b. Dari luar remaja misalkan : perang, bencana alam, bencana keluarga ( perceraian, bangkrut
).

Membuat Keputusan yang Baik adalah ; Tripel T : Tinjau , Telaah , Tindakan


a. Tinjau : Mempelajari masalah atau persoalan atau kebutuhan mendesak dengan
sebaik – baiknya , dan kemudian menyusul daftar pilihan – pilihan tersedia.
b. Telaah : Menimbang – nimbang untung rugi masing – masing pilihan . bisa dipilih yang
paling berdayaguna ( mudah dilakukan ) , ataupaling berhasilguna ( hasilnya
paling myata ) atau resikonya paling kecil.
c. Tindakan : Menentukan pilihan yang akan dipilih dan siap menerima risiko apapun .
Mengambil tindakan ini dilakukan setelah analisis selesai dillaksanakan.
Proses 3 T ini adalah proses kesinambungan artinya : setelah suatu tindakan diputuskan dan
kemudian dilaksanakan, selanjutnya dilakukan evaluasi nuntuk melakukan tinjauan , telaah
dan tindakan berikutnya.Demikian seterusnya sampai permasalahan tersebut benar – benar
terpecahkan secara tuntas.

Norma Sosial Adalah Serangkaian peraturan yang disepakati bersama untuk dipelihara dijaga
dan ditaati oleh semua anggota suatu masyarakat. Dan norma bisa bersumber dari : Agama ,
Undang – undang atau peraturan negara, Adat dan kebiasaan serta kesepakatan masyarakat.
Perilaku Berisiko Adalah Keseluruhan tindakan manusia , yang didasari atas pengetahuan
( atau ketidak tahuan ) , sikap dan tindakan.
Suatu Perilaku dikatakan berisiko dalam arti apabila dilakukan akan berpeluang untuk
menimbulkan kerugian . Peluang tidak berarti bahwa pasti terjadi. 33

Kesehatan Reproduksi
Fungsi Reproduksi : merupakan kemampuan seseorang untuk berfungsi untuk berketurunan
sebagai bagian dari upaya pelestarian kehidupan manusia sesuai dengan kehendak Tuhan
Yang Maha Kuasa .
Alat Reproduksi Pria adalah :
 bagian luar - Buah zakar (Penis), Skrotum (Kantung Buah Pelir)
 bagian dalam : Sepasang buah pelir (testes), Saluran reproduksi (Vas deferens), Kelenjar
kelamin, Saluran kemih penis (Uretra Penis), Kandung kemih (Vesika urinaria), Kandung
mani (Vesika seminalis) .

Alat Reproduksi Wanita :


 Bagian luar : Celah luar (Vulva), Sepasang bibir besar (Labium mayora), Bibir kecil (Labium
Minora), Kelentit (Clitoris), Saluran kemih, Liang senggama (Vagina), selaput dara (Hymen).
 Bagian dalam : sepasang indung telur (Ovarium), sepasang saluran reproduksi (Tuba
Fallopi), Rahim (uterus) .

Pacaran dan Senggama


 Pacaran adalah : Persahabatan pria dan wanita yang didasari oleh rasa cinta yang
berkelanjutan sampai ingin menjalin hubungan suami istri.
 Pacaran yang aman dan sehat adalah dari sisi agama pacaran yang tidak melanggar
kaidah agama , tidak melakukan kegiatan yang menimbulkan syahwat atau keinginan
melakukan senggama. Dan dari sisi kehidupan remaja adalah pacaran yang tidak
menimbulkan akibat merugikan masa kini dan masa depan remaja , termasuk menjadi
hamil dan tertular penyakit dan tidak melakukan senggama.
 Senggama adalah merupakan perbuatan terpuji yang hanya boleh dilakukan sepasang
sumi istri yang sah yang saling mencintai dalam rangka melanjutkan keturunan .
tujunannya upaya melestarikan manusia di bumi .

Kehamilan Dini dan Aborsi


Kehamilan dini adalah : kehamilan yang terjadi terlalu dini pada remaja, dimana belum adanya
kesiapan fisik, mental, dan sosial untuk mengandung dan melahirkan bayi.
Akibat kehamilan Dini adalah mengandung beberapa risiko negatif secara fisik si ibu masih
dalam taraf pertumbuhan, perkembangan alat dan fungsi reproduksi masih belum sempurna,
organ –organnya masih sangat muda dan belum siap benar untuk hamil dan melahirkan bayi .
Aborsi adalah rasa malu atas kehamilan bayi yang dikandungnya ,karena tekanan mental
mauun sosial .
Resiko melakukan Aborsi : kematian ibu muda , paling tidak kandungan bisa rusak sehingga
kemungkinan tidak dapat hamil lagi .

B. PENYAKIT HUBUNGAN SEKSUAL


Jenis – Jenis Penyakit Hubungan Seksual :
a. GO ( Gonoroe ) Atau kencing nanah
Penyebab : Kuman gonokokus
Masa Tunas : 1 – 5 hari
Tanda / gejala :Mulai rasa gatal pada penis, Keluar Nanah akhirnya penis bisa hancur
Pengobatan : Penisilin dan antibiotika lain.
b. Spilis ( Raja Singa )
- Penyebab : Treponema Pallidum
- Tanda / Gejala :
 Tahap 1 luka di kemaluan
 Tahap 2 demam sakit kelenjar
 Tahap 3 beberapa tahun benjolan di kulit, pelunakan tulang kerusakan syaraf dan
otot.
- Pengobatan : Penisilin dan antibiotika.
c. Penyakit Hubungan Seksual PHS
- Ulkus molledisebabkan kuman hemopelus : banyak benjolan merah dan sakit di
sekitar kemaluan.
- Limfogranuloma Venerium disebabkan virus berupa benjolan kecil disekitar kemaluan
,mudah pecah, mudah menyebar kemana – mana.
- Herpes Geneitalis : disebabkan Virus Herpes berupa gelembung berair disekitar
kemaluan ,mudah ditulari penyakit lain yang bisa menjadi berbahaya.
- Kondiloma Akuminata : disebabkan virus menimbulkan banyak kutil disekitar
kemaluan.
- Kandidiatis genetalis disebabkan oleh jamur candida albicans pada alat kelamin
- Trikomoniasis disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis dan menyerang saluran
kemih.
d. HIV / AIDS
HIV / AIDS Adalah Acquired Immune Deficiency Syndrome kumpulan gejala penurunan
kekebalan tubuh ,sehingga tubuh rentan terhadap penyakit lain yang mematikan . AIDS
disebabkan oleh Virus yang disebut HIV ( Human Immunodeficiency Virus ).
HIV Melemahkan sistem Kekebalan Tubuh : sistem kekebalan tubuh terutama adalah sel-sel
limfosit T4 selama terinfeksi limfosit menjadi wahana pengembangbiakan virus .

Ciri –ciri seseorang mengidap HIV AIDS


b. Stadium Inkubasi
c. Stadium awal
d. Stadium Tenang
e. Stadium Aids
Penularan HIV /AIDS
a. Penularan lewat senggama
b. Penularan lewat transfusi darah
c. Penularan lewat jarum suntik
d. Penularan lewat kehamilan
Melindungi diri dari Penularan HIV AIDS
a. A – Abstinence alias Puasa
b. B – Be Faithful alias setia pasangan hidup
c. C – Condom alias Kondom
d. Hindari Transfusi
e. Hindari suntik menyuntik
Untuk membantu penderita AIDS
a. Bankitkan kepercayaan merekadan berilah dukungan kasih saying
b. Berilah pemahaman terhadap masalah yang akan mereka hadapi dan cara
mengatasinya
c. Jangan merasa tertekan secara berlebihan
d. Harus pasrah kehadirat Allah dan tabah menghadapinya
e. Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dengan memperbanyak doa dan ibadah agama
f. Tidak perlu merasa kehilangan hak mendapat pelayanan dan perawatan dari orang lain
g. Jalinlah komunikasi untuk berbagai rasa secara terbuka dan jujur.
Cara Merawat Penderita HIV AIDS
a. Penggunaan Prosedur Pertolongan Pertama yang aman
b. Gunakan sarung tangan dan celemek untuk tugas perawatan
c. Cucilah tangan setiap tugas
d. Pakaian kotor dan berdarah harus dicuci dengan air panas
e. Sikat gigi dan alat cukur jangan digunakan bergantian
f. Hindari kontak langsung bila anda punya luka.
Keluarga Berencana (KB)
Kelurga Berencana : adalah ihtiar manusia untuk mengatur kelurga agar keluarga masing-
masing bahagia dan sejahtera didunia dan akhirat kelak yang diridoi Tuhan Yang Maha esa
Macam –macam teknik KB :
a. Pencegahan bersatunya sperma dan sel telur
b. Pencegahan pembuahan saat sperma dan sel telur bersatu
c. Pencegahan pematangan sel telur pada wanita
d. Penutupan saluran pengeluaran sperma / sel telur.

C. NAPZA
Obat ialah racun yang dibuat dari zat kimia. Racun tersebut masuk ke dalam tubuh manusia
melalui kulit (obat luar ), mulut ( per oral ), dubuur ( prer anal ) vagina dan semua lubang
tubuh yang ada, serta disuntikan ke dalam otot atau pembuluh darah.
Jenis obat bahaya dan cara memperolehnya.
Ada 4 golongan obat berdasarkan bahaya dan cara mendapatkannya:
a. Obat bebas, yang dapat dibeli dan diminum secara bebas
b. Obat bebas terbatas, hanya dapat diperoleh dengan resep dokter
c. Obat berbahaya, seperti Obat Anti Depresanisa (penekan kesedihan )
d. Stimulansia ( perangsang ), dan Halusinogen ( pembentuk mimpi palsu yang indah ), Pil BK,
ekstasi.
e. Narkotika, antara lain: candu, ganja, heroin, kokain, morfin dan turunannya.
Alasan Penyalahgunaan Obat:
a. Adanya sikap individu yang berpotensi coba- coba, misalnya frustasi, tidak
b. Senang diatur, sulit bergaul, ingin dianggap hebat dll.
c. Adanya Trend (Kecenderungan ) penggunaan obat tertentu.
d. Obat memiliki efek toleransi, makin lama dosis yang berefek makin besar
e. Mudahnya obat didapat disekitar tempat tinggal remaja.
Tahapan Penyelahgunaan Obat Pada Remaja :
a. Tahap pemakaian coba- coba
b. Tahap pemakaian insidentil ( kadang- kadang )
c. Tahap penyalahgunaan
d. Tahap ketergantungan
Bahaya Negatip
a. Ketergantungan, tanpa obat remaja tersebut sudah tidak mampu lagi berprestasi
b. Kesanduan, tubuhnya sudah terganggu umumnya remaja kurang peduli terhadap
lingkungannya
c. Kesehatan, pengaruhnya tergantung pada bahan kimia dalam obat tersebut.
Resiko Menyuntik : Nyuntik sama bahaya dengan ngepil dalam tingkatan yang lebih parah,
karena :
a. Penyuntikan hampir selalu narkotika yang memiliki bahaya paling besar
b. Penyuntikan memiliki akibat yang lebih langsung kedalam tubuh manusia
c. Penyuntikan pada umumnya lebih disukai bila menggunakan alat suntik dan jarum yang
sama.
Pengaruh Obat Berbahaya Pada Remaja :
a. lesu atau gelisah
b. banyak keluar keringat
c. kurang konsentrasi
d. gerakan gemetar, kelihatan ketakutan, banyak minum air.
Cara Membantu Remaja Mencegah Diri dari Ngepil dan Nyuntik
Kalau masih coba – coba atau insidental bantulah agar ;
a. .Memiliki rasa malu karena ngepil /nyuntik itu perilaku memalukan
b. Meninggalkan lingkungan ngepil/nyuntik
c. Aktif dalam kegiatan lain
d. Meningkatkan ibadah
e. Yang terpenting ialah mengembangkan sikap percaya diri dan pengendalian diri yang kuat

Tubercolosis ( TBC )
Tubercolosis ( TBC ) Merupakan penyakit menahun dan menular yang disebabkan oleh
bakteri Mycobakterium Tuberculosis yang ditularkan lewat dahak yang menyebar keudara .
TBC dapat menyerang setiap orang paling sering pada usia 15 – 35 tahun khususnya yang
bertubuh lemah , kurang gizi atau tinggal dengan penderita TBC dan paling banyak menyerang
paru – paru pada anak TBC dapat menyebabkan peradangan pada saluran otak dan
gangguan kulit.
Tanda dan Gejala Pengidap TBC :
a. Batuk lebih dari 4 minggu
b. Batuk menahun dan berlendir
c. Panis ringan pada sore hari dan berkeringat pada malam hari
d. Terasa nyeri pada dada dan punggung atas
e. Menjadi kurus
f. Kulit pucat
g. Suara menjadi parau/serak
h. Dalam stadium lanjut berbagai infeksi dapat disebabkan karena kuman TBC termasuk
infeksi kulit , selaput paru, otak, jantung dan berbagai organ tubuh lainnya.
Cara Pencegahan
a. Vaksinasi BCG ( Becilus Calmette Guirin ) bagi bayi sedini mungkin
b. Makan makanan yang banyak mengandung protein dan vitamin
c. Makan dan istirahat yang teratur
d. Jaga kebersihan lingkungan
e. Pemeriksaan kesehatan secara teratur
f. Menghindari berdekatan nafas dengan penderita TBC
Cara Pengobatan TBC Sebenarnya berbagai obat sudah ditemukan sebagai obat TBC yang
manjur termasuk INH, Steptomisin, Etambutol, PAS, dan Ripamfisin,masalahnya obat-obat
tersebut harus diminum dalam jangka panjang secara terus menerus tanpa berhenti.

Pendidikan Remaja sebaya (PRS)


Pendidikan Remaja Sebaya adalah Penjabaran dari rasa Kesetiakawanan perasaan senasib
sepenanggungan. PRS merupakan bukti bahwa seorang teman adalah teman sejati , dalam
kehidupan sehari-hari kita telah melakukan PRS dalam bentuk komunikasi dua arah dengan
teman sebaya. PRS yang kita pelajari disini tidak lain adalah melaksanakan segala sesuatu
yang sudah biasa dilakukan hanya kali ini menyangkut pada Kesehatan dan Kesejahtraan
Remaja demi kecemerlangan masa depan bersama sesuai cita-cita masing-masing
Tahapan –Tahapan Pendidikan Remaja Sebaya
a. Tahap Penerimaan
b. Tahap Pemasukan ide
c. Tahap Pemelihara
BAB VII
DONOR DARAH

Jenis Golongan Darah


Aglotinogen/Antigen Aglutinin/Antibodi
Golongan Darah
(terdapat dalam sel (terdapat dalam Genotip
darah merah) serum)
A Anti - B OA atau AA A
B Anti - A OB atau BB B
AB - AB AB
O O Anti - B dan Anti - A OO O

Fungsi darah antara lain :


 Mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel-sel tubuh.
 Mengangkut karbondioksida dari sel-sel tubuh ke paru-paru untuk selanjutnya dikeluarkan.
 Mengganti sel-sel yang rusak.
Jika seseorang mengalami kecelakaan atau sakit yang menyebabkan kekurangan darah,
jiwanya bisa terancam dan perlu transfusi darah.

Donor Darah = Menyumbangkan darah untuk tujuan transfusi darah.


Transfusi Darah = Proses pemindahan darah dari seseorang yang sehat dan memenuhi
persyaratan ke orang yang membutuhkan.
Darah yang dipindahkan dapat berupa darah lengkap atau komponen darah.
• Darah lengkap = Darah yang mengandung seluruh komponen darah.
• Komponen darah terdiri dari plasma darah, sel darah merah, sel darah putih dan keping-
keping darah

DONOR DARAH TINDAKAN SUKARELA


Donor Darah Sukarela (DDS) = Seseorang yang menyumbangkan darahnya secara sukarela
tanpa mengetahui untuk siapa.
Donor Darah Pengganti (DDP) = Seseorang yang diminta untuk menyumbangkan darahnya
kepada seseorang dan dia tahu kepada siapa darah tersebut diberikan.
Darah yang telah diambil harus mengalami pengujian untuk memastikan bebas dari penyakit
menular seperti HIV/AIDS, Hepatitis, dan Sifilis. Setelah itu, darah disimpan untuk menunggu
digunakan.

Syarat Donor Darah


 Laki-laki/wanita berusia 18-60 tahun
 Sehat jasmani dan rohani menurut pemeriksaan dokter.
 Berat badan minimal 45 kg.
 Kadar Hemoglobin minimal 12,5 g/dl.
 Tekanan darah sistolik 100 – 180 mm Hg dan Diastolik 50 – 100 mm Hg.
 Tidak menderita penyakit berisiko tinggi seperti HIV/AIDS, hepatitis, sifilis, jantung, hati,
paru, ginjal, kencing manis, kejang, kanker atau penyakit kulit kronis.
 Bagi wanita yang sedang haid, hamil atau menyusui tidak diperkenankan mendonorkan
darahnya.

Manfaat Donor Darah
1. Bagi Donor / Penyumbang darah
 Mendapat kepuasan batin karena darah yang disumbangkan dapat menyelamatkan jiwa
seseorang yang membutuhkan
 Kesehatan kita menjadi terpantau karena kondisi kesehatan kita akan diperiksa secara
teratur.
 Membuat tubuh semakin sehat sebab dengan mendonorkan darah tubuh akan
memproduksi darah yang baru.
 Dapat bergabung dalam organisasi PMI untuk menambah relasi/teman, dan berperan di
kegiatan kemanusiaan lainnya.
 Meningkatnya jumlah DDS akan meningkatkan nilai-nilai kesetiakawanan dan kepedulian
sosial

2. Bagi penerima Darah


 Sangat besar manfaatnya karena sampai sekarang belum ada obat/atau cairan yang dapat
mengganti fungsi darah, sedangkan benyak kehilangan darah dapat mengancam
kelangsungan hidup.
 Sangat besar manfaatnya bagi saudara kita yang mengidap penyakit kelainan darah,
sehingga kelangsungan hidupnya sangat tergantung pada penambahan darah.

Bagaimana Menjadi Pedonor Darah?


 Calon donor datang ke UDD (Unit Donor Darah) PMI.
 Calon donor mengisi formulir donor darah yang berisi identitas dan riwayat kesehatan.
 Petugas memeriksa kesehatan calon donor sesuai syarat yang telah ditentukan.
 Asisten Transfusi Darah (ATD) yang terampil dan berpengalaman akan mengambil darah
calon donor sehingga pengambilan darah dapat berlangsung dengan cepat (±10 menit) dan
aman.
 Calon donor mendapatkan kartu tanda anggota donor darah. Kartu ini sebagai bukti bahwa
pemilik telah mendonorkan darahnya. UDD PMI
Setelah 2,5 - 3 bulan datang kembali ke UDD untuk donor darah.

Peran PMR Madya


Teman-teman anggota PMR Madya tetap menyiapkan diri untuk menjadi DDS dan mengajak
keluarga, guru, dan orang sekitar untuk menjadi DDS. Tapi juga...

Peran PMR Wira


Anggota PMR Wira yang sudah memenuhi syarat, segera menjadi DDS. Jangan lupa ajak
teman, anggota keluarga, guru, dan orang sekitar.

Anda mungkin juga menyukai