Anda di halaman 1dari 100

MATERI LENGKAP PMR

1. SEJARAH PALANG MERAH INTERNASIONAL

Sejarah Lahirnya Gerakan

Pada tanggal 24 Juni 1859, di kota Solferino, Italia Utara, pasukan Italia dan Prancis sedang
menghadapi peperangan mengerikan menghadapi pasukan Austria. Pada Hari yang sama,
seorang pemuda Swiss bernama Jean Henry Dunant dalam perjalanan menjumpai kaisar Prancis,
Napoleon III. Dunant prihatin melihat 40.000 orang terluka, sementara bantuan medis
kurang.Kemudian Dunant bersama warga sekitar tergerak untuk menolong mereka. Beberapa
waktu setelah kembali dari Solferino, Dunant membuat sebuah buku yang berjudul Un Souvenir
de Solferino atau The Memories from Solverino atau Kenagan dari Solferino yang mengangkat 2
gagasan, yaitu :

1. membentuk organisasi sukarela yg disiapkan di masa damai untuk penolong korban


perang.
2. membuat perjanjian internasional untuk melindungi korban perang.

Pada tahun 1863, 4 orang warga Jenewa bergabung dengan Dunant untuk membentuk komite 5
yang bertujuan untuk merintis terbentuknya komite internasional palang merah yang sekarang
dikenal dengan nama Internasional Commite of Red Cross (ICRC), Keempat orang tersebut
ialah :

1. Jend.Guilame Dufour
2. Dr. Louis Appia
3. Dr. Theodore Maunoir
4. Gustave Moynier

Tahun 1864, pemerintah Swiss menyetujui adanya Konvensi Perbaikan Prajurit yang terluka di
medan perang yang diikuti 12 kepala negara yang menandatangani Perjanjian Internasional yang
sekarang dikenal dengan nama Konvensi Jenewa I.

1. ICRC ( Internasional Commite of Red Cross)


ORGANISASI

Organisasi internasional swasta, netral dan mandiri, tidak di bawah PBB

 berkantor pusat di Jenewa, Swiss.


 Dewan Eksekutif terdiri dari 25 orang warga Swiss.

PERAN

 Institusi netral.
 Pelindung (guardian) asas dan pelaksana Konvensi Jenewa 1949.
 Memiliki Hak Prakarsa

DANA Sumbangan dari negara peserta Konvensi Jenewa, Perhimpunan Nasional, Sumbangan
UE, sumbangan dari pihak lain.

1. IFRC ( Internasional Federation of Red Cross and Red Cresent)

Pendirian Organisasi Ini diprakasai oleh HENRY DAVIDSON (Amerika) dan disahkan pada
suatu konfrensi Internasional pada tahun 1919. Federasi ini bermarkas di Swiss., bertugas
mengkoordinir Perhimpunan Perhimpunan Nasional

1. Perhimpunan Nasional.

 Perhimpunan ini beranggotakan 176 negara termasuk Palang Merah Indonesia.


 Kegiatan Perhimpunan Nasional Beragam seperti:

1. a) Bantuan Darurat pada Bencana


2. b) Bantuan Sosial

Syarat berdirinya suatu Perhimpunan Nasional:

1. Mendapat pengakuan dari Negara dan sudah menjadi peserta Konvensi Jenewa
2. Menjalankan Prinsip dasar Gerakan

1. Lambang
2. Sebelum diadopsinya lambang Palang Merah,sebagai lambang Universal yang netral,
setiap Negara memiliki tanda penganal perhimpunanya masing – masing.
3. Umumnya, suatu Negara hanya mengetahui personel medis negaranya saja, dan tidak
mengetahui personel medis lawan mereka.
4. Hal ini menyebabkan personel medis tidak dianggap sebagai pihak yang netral,
melainkan sebagai kesatuan tentara.

Palang Merah

Delegasi dari konfrensi internasional pada tahun 1863 akhirnya memilih lambang palang merah
di atas dasar putih ( kebalikan bendera Swiss) sebagai perhormatan terhadap Swiss yang telah
memfasilitasi konfrensi Internasional, lambang ini juga memiliki desain yang mudah dikenali &
dibuat.

Austria : Putih

Prancis :Merah

Spanyol : Kuning

Bulan Sabit Merah

– Sejarah lambang ini bermula pada tahun 1876, saat Balkan dilanda perang, sejumlah
pekerja Ottoman ( Turki ) dibunuh karena memakai ban lengan Palang Merah.

– Balkan menganggap lambang Palang Merah menyerupai Salib yang identic dengan agama
tertentu.

– Balkan mengajukan permohonan penggunaan lambang Bulan Sabit Merah di atas dasar
putih sebagai lambang perhimpunan mereka.

– Gagasan ini perlahan-lahan mulai diterima dan memperoleh semacam pengesahan dalam
bentuk “reservasi” dan pada Konferensi Internasional tahun 1929 secara resmi diadopsi sebagai
Lambang yang diakui dalam Konvensi, bersamaan dengan Lambang Singa dan Matahari
Merah di atas dasar putih yang saat itu dipilih oleh Persia (saat ini Iran). Tahun 1980, Republik
Iran memutuskan untuk tidak lagi menggunakan Lambang tersebut dan memilih memakai
Lambang Bulan Sabit Merah.
Kristal Merah

– Pada Konferensi Internasional yang ke-29 tahun 2006, sebuah keputusan penting lahir,
yaitu diadopsinya Lambang Kristal Merah sebagai Lambang keempat dalam Gerakan dan
memiliki status yang sama dengan Lambang lainnya yaitu Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.
Konferensi Internasional yang mengesahkan Lambang Kristal Merah tersebut, mengadopsi
Protocol Tambahan III tentang penambahan Lambang Kristal Merah untuk Gerakan, yang sudah
disahkan sebelumnya pada Konferensi Diplomatik tahun 2005.

– Usulan membuat Lambang keempat, yaitu Kristal Merah, diharapkan dapat menjadi
jawaban, ketika Lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah tidak bisa digunakan dan
‘masuk’ ke suatu wilayah konflik. Mau tidak mau, perlu disadari bahwa masih banyak pihak
selain Gerakan yang menganggap bahwa Lambang terkait dengan simbol kepentingan tertentu.

– Penggunaan Lambang Kristal Merah sendiri pada akhirnya memilliki dua pilihan yaitu:
dapat digunakan secara penuh oleh suatu Perhimpunan Nasional, dalam arti mengganti Lambang
Palang Merah atau Bulan Sabit Merah yang sudah digunakan sebelumnya, atau menggunakan
Lambang Kristal Merah dalam waktu tertentu saja ketika Lambang lainnya tidak dapat diterima
di suatu daerah. Artinya, baik Perhimpunan Nasional, ICRC dan Federasi pun dapat
menggunakan Lambang Kristal Merah dalam suatu operasi kemanusiaan tanpa mengganti
kebijakan merubah Lambang sepenuhnya.

Fungsi Lambang

1. Sebagai Tanda Pengenal: Bersifat kecil, berlaku di masa damai, mengingatkan


perhimpunan Nasional Bahwa mereka bekerja berdasarkan prinsip dasar gerakan.
2. Sebagai Tanda perlingungan: Bersifat besar, berlaku di masa perang, harus menimbulkan
reaksi penghormatan.

Penyalahgunaan Lambang :

 Setiap negara peserta Konvensi Jenewa memiliki kewajiban membuat peraturan atau
undang-undang untuk mencegah dan mengurangi penyalahgunaan Lambang. Negara
secara khusus harus mengesahkan suatu peraturan untuk melindungi Lambang Palang
Merah dan Bulan Sabit Merah. Dengan demikian, pemakaian Lambang yang tidak
diperbolehkan oleh Konvensi Jenewa dan Protokol Tambahan merupakan pelanggaran
hukum.
Bentuk-bentuk penyalahgunaan Lambang yaitu :

1. Peniruan (Imitation):

Penggunaan tanda-tanda yang dapat disalah artikan sebagai lambang Palang Merah atau
Bulan Sabit Merah (misalnya warna dan bentuk yang mirip). Biasanya digunakan untuk
tujuan komersial.

2. Penggunaan yang Tidak Tepat (Usurpation):

Penggunaan lambang Palang Merah atau Bulan Sabit Merah oleh kelompok atau perseorangan
(perusahaan komersial, organisasi non-pemerintah, perseorangan, dokter swasta, apoteker dsb)
atau penggunaan lambang oleh orang yang berhak namun digunakan untuk tujuan yang tidak
sesuai dengan Prinsip-prinsip Dasar Gerakan (misalnya seseorang yang berhak menggunakan
lambang namun menggunakannya untuk dapat melewati batas negara dengan lebih mudah pada
saat tidak sedang tugas).

3. Penggunaan yang Melanggar Ketentuan/Pelanggaran Berat (Perfidy)

Penggunaan lambang Palang Merah atau Bulan Sabit Merah dalam masa perang untuk
melindungi kombatan bersenjata atau perlengkapan militer (misalnya ambulans atau helikopter
ditandai dengan lambang untuk mengangkut kombatan yang bersenjata; tempat penimbunan
amunisi dilindungi dengan bendera Palang Merah) dianggap sebagai kejahatan perang.

PRINSIP DASAR GERAKAN.

1. Kemanusiaan : Gerakan Palang Merah dan Bulan sabit Merah Internasional didirikan
berdasarkan keinginan memberi pertolongan tanpa membedakan korban yang terluka di dalam
pertempuran, mencegah dan mengatasi penderitaan sesama manusia.

2. Kesamaan : Gerakan ini tidak membuat perbedaan atas dasar kebangsaan, kesukuan,
agama atau pandangan politik. Tujuannya semata-mata mengurangi penderitaan manusia sesuai
dengan kebutuhannya dan medahulukan keadaan yang paling parah

3. Kenetralan : Gerakan ini tidak boleh memihak atau melibatkan diri dalam pertentangan
politik, kesukuan, agama atau ideology.
4. Kemandirian: Gerakan ini bersifat mandiri. Perhimpunan nasional disamping
membantu Pemerintahnya dalam bidang kemanusiaan, juga harus mentaati peraturan negaranya,
harus selalu menjaga otonominya sehingga dapat bertindak sejalan dengan prinsip-prinsip
gerakan ini
5. Kesukarelaan: Gerakan ini adalah gerakan pemberi bantuan sukarela, yang tidak
didasari oleh keinginan untuk mencari keuntungan apa pun.
6. Kesatuan: Di dalam suatu negara hanya ada satu perhimpunan Palang Merah
atau Bulan Sabit Merah yang terbuka untuk semua orang dan melaksanakan tugas
kemanusiaan di seluruh wilayah.
7. Kesemestaan: Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional adalah
bersifat semesta. Setiap Perhimpunan Nasional mempunyai hak dan tanggung jawab yang sama
dalam menolong sesama manusia.

⇀Tri Bakti PMR:


1. Meningkatkan keterampilan hidup sehat
2. Berkarya dan berbakti di masyarakat
3. Mempererat persahabatan nasional dan internasional

⇀Mars PMI
Palang Merah Indonesia
Sumber kasih umat manusia
Warisan luhur nusa dan bangsa
Wujud nyata pengayom pancasila
Gerak juangnya keseluruh nusa
Mendarmakan bakti bagi ampera
Tunaikan tugas suci, tujuan PMI
Dipersada bunda pertiwi
Untuk umat manusia
Diseluruh dunia
PMI menghantarkan jasa

2. KEPEMIMPINAN
Dalam setiap kelompok, group atau organisasi, kepemimpinan merupakan salah satu
factor yang penting. Kepemimpinan yang ada akan mempengaruhi kelompok di dalam
mencapai tujuan. Cara seseorang memimpin dapat membawa kelompok atau organisasi
tersebut ke arah keberhasilan atau ketidakberhasilandalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.

Beberapa pengertian dalam kepemimpinan :

1. Pemimpin adalah seorang yang dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya


untuk mengerahkan usaha bersama guna mencapai sasaran atau tujuan yang telah
ditentukan.
2. Ketua adalah seorang yang dituaikan dalam kelompok untuk mewakili dan
bertanggungjawab atas kelompoknya dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Kepala adalah seorang yang mengepalai suatu kelompok atau unit untuk
memimpin kelompok/unit mencapai tujuan.
4. Kepemimpinan adalah proses menggerakkan dan mempengaruhi orang lain untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, maka kepemimpinan berkaitan


dengan :

1. Keterlibatan orang lain atau sekelompok orang dalam kegaitan mencapai tujuan.
2. Terdapat faktor tertentu yang ada pada pemimpin sehingga orang lain bersedia
digerakkan atau dipengaruhi untuk mencapai tujuan.
3. Adanya usaha bersama serta pengerahan berbagai sumber daya, baik tenaga,
dana, waktu dan lain sebagainya.

Melihat pada hal – hal diatas, maka dapat dikatakan hakekat kepemimpinan
adalah sebagai berikut :

1. Kepemimpinan adalah kepribadian seseorang yang menyebabkan sekelompok


orang lain mencontoh atau mengikutinya. Kepemimpinan adalah kepribadian yang
memancarkan pengaruh, wibawa sedemikian rupa sehingga sekelompok orang mau
melakukan apa yang dikehendakinya.
2. Kepemimpinan adalah seni, kesanggupan atau teknik untuk membuat sekelompok
orang mengikuti atau mentaati apa yang dikehendaki, membuat mereka antusias atau
bersemangat untuk mengikutinya, dan bahkan sanggup berkorban.
3. Kepemimpinan merupakan penyebab kegiatan, proses atau kesediaan untuk
mengubah pandangan atau sikap sekelompok orang, baik dalam organisasi formal
maupun informal.
4. Kepemimpinan adalah memprodusir dan memancarkan pengaruh terhadap
sekelompok orang sehingga bersedia untuk mengubah pikiran, pandangan, sikap,
kepercayaan dan sebagainya. Kepemimpinan di dalam organisasi formal merupakan
suatu proses yang terus menerus, yang membuat semua anggota organisasi giat dan
berusaha memahami dan mencapai tujuan – tujuan yang dikehendaki oleh pemimpin.
5. Kepemimpinan adalah suatu bentu persuasi, suatu seni membina sekelompok
orang melalui ”human relation” dan motivasi yang tepat, sehingga tanpa rasa takut
mereka mau bekerja sama, memahami dan mencapai tujuan organisasi.

6. Kepemimpinan adalah suatu sarana, alat atau instrument untuk membuat


sekelompok orang mau bekerja sama, berdaya upaya, mentaai segala sesuatu untuk
mencapai tujuan yang ditentukan.

Tugas pokok kepemimpinan yang berupa mengantarkan, mempelopori, memberi


petunjuk, mendidik, membimbing dan lain sebagainya agar para bawahan mengikuti
jejak pemimpin mencapai tujuan organisasi hanya dapat dilaksanakan secara baik, bila
seorang pemimpin menjalankan fungsi sebagaimana mestinya.

Fungsi – fungsi kepemimpinan adalah :

1. Fungsi perencanaan ; seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang


menyeluruh bagi organisasi dan diri sendiri selaku penanggungjawab tercapainya
tujuan organisasi.
2. Fungsi memandang ke depan ; seorang pemimpin yang senantiasa memandang
ke depan berarti akan mampu meneropong apa yang akan terjadi serta selalu waspada
terhadap segala kemungkinan.
3. Fungsi pengembangan loyalitas ; pengembangan kesetiaan ini tidak saja diantara
pengikut, tetapi juga untuk para pemimpin tingkat rencdah dan menengah dalam
organisasi.
4. Fungsi pengawasan ; pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa
meneliti kemajuan pelaksanaan rencana.
5. Fungsi mengambil keputusan ; pengambilan keputusan merupakan fungsi
kepemimpinan yang tidak mudah dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang
menunda untuk melakukan pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang tidak
berani mengambil keputusan.
6. Fungsi pemeliharaan ; fungsi ini mengupayakan kepuasan bathin bagi
pemeliharaan dan pengembangan kelompok untuk kelangsungannya.
Seorang pemimpin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap anak buahnya.
Pemimpin harus dapat memberi semangat, membesarkan hati, mempengaruhi anak
buahnya agar rajin bekerja dan menunjukkan prestasi yang baik terhadap organisasi.
Pemimpin juga perlu memberikan penghargaan, pujian, hadiah dan semacamnya
kepada anak buah yang berprestasi, untuk menjalankan fungsi ini.
7. Fungsi menjalankan tugas ; pemimpin harus konsisten menjalankan tugas dan
tanggungjawabnya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Tipe kepemimpinan:

 Kepemimpinan diktatoris ; Memimpin dengan cara menggertak, menguasai.


 Kepemimpinan otokratis ; Pemusatan otoritas dan pengambilan keputusan pada
pimpnan.
 Kepemimpinan demokratis ; Berdasarkan pada desentralisasi kekuasaan dan
pengambilan keputusan.
 Kepemimpinan laisez-faire ; Membiarkan kelompoknya menetapkan tujuan dan
keputusannya

Tipe yang manakah kita?


Apakah kita boleh memilih tipe kepemimpinan?

Untuk mengembangkan atau memilih tipe kepemimpinan yang efektif, maka pahamilah
bagaimana orang lain memandang gaya kepemimpinan kita sekarang. Bertanyalah pada
orang-orang yang pernah bekerja sama dengan kita, bagaimana tindakan kita sebagai
seorang pemimpin.

Apakah kita dapat menjadi pemimpin yang baik?

Setiap orang dapat menjadi pemimpin yang baik. Hanya diperlukan sedikit kegigihan
untuk belajar. Yang pasti kita harus mempunyai rasa percaya diri dan memberikan
komitmen untuk membuat perubahan untuk pengembangan organisasi. Tidak harus
menunggu kita ditugaskan memimpin program yang besar. Bahkan projek atau
kegiatan kecilpun dapat menjadi sarana untuk belajar menjadi pemimpin yang baik,
misalnya ketika menjadi koordinator kegiatan bulanan pelayanan perawatan keluarga di
panti jompo, memimpin rapat, menjadi pelatih, menjadi koordinator buletin PMI.

KOMUNIKASI

Komunikasi akan efektif jika informasi telah diserap dan dipahami oleh pendengar yang
ditargetkan

Siklus komunikasi
Apakah seorang pemimpin perlu mendengarkan???

Mendengarkan sama pentingnya dengan berbicara karena dengan mendengarkan, kita


berkomunikasi dengan lengkap untuk mencapai pemahaman yang sama

Tipe pendengar:
 Apresiator ; Memperhatikan semua informasi dan berpikir mengenai butir yang
dapat ditambahkan. Tipe ini sangat menikmati suasana interaktif, dan mungkin akan
melewatkan hal penting jika mereka tidak benar-benar terlibat
 Pemberi empati ; Mendengarkan semua hal, dan mencoba mengenali situasi
yang pernah dialaminya, yang mendukung hal yang dikemukakan si pembicara. Tipe ini
kadang tidak memahami isi komunikasi jika terlalu memperhatikan aspek lain dari
komunikasi

 Orang yang memahami (comprehender) ; Mengorganisasikan dan


memahami pesan yang disampaikan dengan akal sehat. Suka menghubungkan antar
pengalaman, serta berusaha menemukan dan memahami hubungan antar ide. Namun
sering tidak menangkap semua pesan yang tidak diucapkan atau tersembunyi.

 Orang yang membedakan (discerner) ; Menyerap semua informasi yang


disampaikan. Ingin memperoleh informasi yang lengkap dan akurat, menetapkan pesan
utama, dan memilah-milah apa yang dianggapnya rincian penting. Setiap potong
informasi dengan seksama ditimbang dan diukur keakuratannya, keabsahan, dan isinya.
Tipe ini akan kehilangan beberapa informasi penting jika semua informasi diproses.

 Evaluator ; Ingin mengetahui seberapa besar kecocokan informasi yang


diberikan dengan gambaran kegiatan secara keseluruhan. Sering meragukan motif
pembicara, dan akan menerima atau menolak pesan berdasarkan keyakinan pribadi.
Akan membuat keputusan berdasarkan informasi yang disediakan.

Bagaimana relawan berkomunikasi???

 Satukan semua tipe pendengar untuk benar-benar menerima pesan yang utuh.
 Berkomunikasilah disemua tingkatan. Berbicara dan dengarkan ide-ide: pengurus,
staf, antar relawan, masyarakat, organsasi lain
 Memandang sesuatu dari sudut pandang baru
 Berwawasan luas
 Antusias
 Tidak pernah membicarakan diri sendiri
 Sangat ingin tahu untuk kemajuan organisasi
 Mempunyai selera humor
 Mempunyai gaya bicara sendiri
Menu motivasi:

 Penguatan positif
Memberikan hadiah atau pujian akan efektif jika diikatkan pada keberhasilan
melaksanakan kegiatan

 Bergabung dalam tantangan


Memberi tantangan pada situasi baru dan berbeda akan menumbuhkan kreatifitas

 Pemecahan masalah kreatif


Memberi kesempatan pada tim untuk memecahkan masalah secara kreatif akan
memotivasi anggota tim menyelesaikan masalah dengan rasa tanggung jawab

 Pelatihan/pembimbingan
Untuk membantu anggota tim menemukan kekuatan dan strategi yang mendukung
tugas

Tim yang sukses


 Tentukan tujuan tim
 Komitmen
 Kepercayaan
 Berikan waktu bagi tim untuk berkembang
 Rasa memiliki tim dan kegiatan
 Tentukan ketrampilan yang dimiliki dan dibutuhkan
 Saling memberikan dukungan, pengakuan, penghargaan terhadap keberhasilan, tapi
beri bimbingan dan belajar dari kegagalan
Pertentangan kekuatan yang menimbulkan ketegangan disebut konflik. Terjadi ketika
dua pihak atau lebih mencari tujuan, nilai yang saling bertentangan. Masing-masing
pihak percaya bahwa apa yang diinginkannya tidak cocok dengan keinginan pihak lain.

Terlalu sedikit konflik mungkin membuat kita berpuas diri. Tetapi, konflik yang terus-
menerus akan merusak, mengganggu konsentrasi, dan menghambat kemajuan
Konflik yang tidak perlu
 Ketika individu mempunyai persepsi yang berbeda
 Perasaan bermusuhan yang muncul secara tidak terduga
 Perasaan negatif seperti gelisah, stress, atau marah
 Komunikasi yang tidak jelas seperti salah pengertian, kurang informasi
 Ketidaksepemahaman yang disebabkan oleh persepsi yang berbeda dan sikap seperti
prasangka, menolak perubahan

Konflik yang dapat diselesaikan


Terjadi ketika sudut pandang dua individu didasarkan pada kebutuhan, sasaran, nilai-
nilai, atau kepentingan yang berlawanann. Contohnya adalah ketika 2 orang relawan
dari bidang yang berbeda (misal: distribusi bantuan dan pendataan) mempunyai
pandangan yang berbeda mengenai sumber dari masalah. Masing-masing percaya
bahwa pihak yang lain bertanggung jawab atas masalah tersebut.

Resep mengatasi konflik


Anjuran Pantangan
 Tunjukkan simpati  Mengabaikan perasaan atau
keprihatinan pihak lain
 Hadapi masalah sejak awal  Memelihara pertentangan dalam diri
sendiri
 Komunikasikan secara jelas,  Berhenti berdebat hanya untuk
mendengarkan aktif menghindari pertentangan lebih lanjut
 Terbukalah terhadap saran  Meremehkan
 Cobalah untuk melakukan kompromi  Menyetujui sesuatu yang belum
lengkap informasinya
 Tetap tidak memihak  Memberikan saran tanpa diminta
 Tahan godaan untuk tidak berdebat  Bersikap defensif atau menyerang
balik
 Perlakukan orang lain dengan hormat

Bukan pada jenis mana yang lebih baik, tetapi yang terpenting adalah mengenali gaya
pengambilan keputusan yang diperlukan untuk setiap situasi. Beberapa pedoman untuk
pengambilan keputusan:
 Jika komitmen untuk melaksanakan keputusan itu adalah penting, maka lebih
baik berkonsultasi dengan anggota tim sebelum mengambil keputusan
 Ketika kreatifitas adalah hal penting untuk pemecahan masalah, maka lebih baik
melibatkan orang-orang dari berbagai bidang keahlian, sehingga ide-ide kreatif dapat
memberikan alternatif solusi yang bermanfaat
 Secara umum, keputusan penting lebih baik diambil dengan pendekatan
kelompok
 Jika diperlukan keputusan strategis dan kebanyakan anggota kelompok tidak
memahami garis besarnya, lebih baik menggunakan keputusan independen dari
pemimpin. Ada baiknya mengumpulkan sedikit sudut pandang tetapi tidak mencari
konsensus
 Jika sebuah isu bersifat sangat politis dan sulit mencari sudut pandang yang
netral dari anggota tim, pemimpin mungkin lebih baik mengambil keputusan sendiri
 Ketika waktu sangat mendesak, biasanya lebih baik menggunakan keputusan
sepihak. Jika diperlukan masukan dari orang lain, gunakan pengambilan keputusan
partisipatif dengan batas waktu ketat, misal rapat 2 jam

Peran relawan PMI dalam kepemimpinan


Salah satu cara membangun kepemimpinan kita saat ini adalah menjadi sukarelawan.
Ini adalah peluang yang baik sekali untuk mempertajam ketrampilan yang diperlukan
sebagai seorang pemimpin, memperoleh ketrampilan baru, atau belajar lebih banyak
mengenai masyarakat.

Relawan PMI dalam kepemimpinan kepalangmerahan

1. Berikan komitmen
2. Pimpin kegiatan/proyek/program lewat jalan sederhana
 Bila belum ada sistem pendataan, tawarkan keahlian Anda untuk membuat sistem
pendataan yang sederhana
 Jika ruangan kantor suram dan berantakan, kerahkan kelompok kecil untuk
mendesain ruangan
3. Membangun jaringan kerja sama untuk pengembangan organisasi

3.. DONOR DARAH


a. Syarat-syarat Teknis Menjadi Donor Darah :

 umur 17 - 60 tahun
( Pada usia 17 tahun diperbolehkan menjadi donor bila mendapat ijin tertulis dari
orangtua. Sampai usia tahun donor masih dapat menyumbangkan darahnya dengan jarak
penyumbangan 3 bulan atas pertimbangan dokter )
 Berat badan minimum 45 kg
 Temperatur tubuh : 36,6 - 37,5o C (oral)
 Tekanan darah baik ,yaitu:
Sistole = 110 - 160 mm Hg
Diastole = 70 - 100 mm Hg
 Denyut nadi; Teratur 50 - 100 kali/ menit
 Hemoglobin
Wanita minimal = 12 gr %
Pria minimal = 12,5 gr %
 Jumlah penyumbangan pertahun paling banyak 5 kali, dengan jarak penyumbangan
sekurang-kurangnya 3 bulan. Keadaan ini harus sesuai dengan keadaan umum donor.

b. Seseorang tidak boleh menjadi donor darah pada keadaan:

 Pernah menderita hepatitis B


 Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah kontak erat dengan penderita hepatitis
 Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah transfusi
 Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah tattoo/tindik telinga
 Dalam jangka waktu 72 jam sesudah operasi gigi
 Dalam jangka wktu 6 bulan sesudah operasi kecil
 Dalam jangka waktu 12 bulan sesudah operasi besar
 Dalam jangka waktu 24 jam sesudah vaksinasi polio, influenza, cholera, tetanus dipteria
atau profilaksis
 Dalam jangka waktu 2 minggu sesudah vaksinasi virus hidup parotitis epidemica,
measles, tetanus toxin.
 Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah injeksi terakhir imunisasi rabies therapeutic
 Dalam jangka waktu 1 minggu sesudah gejala alergi menghilang.
 Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah transpalantasi kulit.
 Sedang hamil dan dalam jangka waktu 6 bulan sesudah persalinan.
 Sedang menyusui
 Ketergantungan obat.
 Alkoholisme akut dan kronik.
 Sifilis
 Menderita tuberkulosa secara klinis.
 Menderita epilepsi dan sering kejang.
 Menderita penyakit kulit pada vena (pembuluh darah balik) yang akan ditusuk.
 Mempunyai kecenderungan perdarahan atau penyakit darah, misalnya, defisiensi G6PD,
thalasemia, polibetemiavera.
 Seseorang yang termasuk kelompok masyarakat yang mempunyai resiko tinggi untuk
mendapatkan HIV/AIDS (homoseks, morfinis, berganti-ganti pasangan seks, pemakai
jarum suntik tidak steril)
 Pengidap HIV/ AIDS menurut hasil pemeriksaan pada saat donor darah.

 GOLONGAN DARAH
Apakah Golongan Darah itu?
Golongan darah ditentukan adanya suatu zat/antigen yang terdapat dalam sel darah merah.
Dalam system ABO yang ditemukan Lansteiner tahnu 1900, golongan darah dibagi:

GOL SEL DARAH PLASMA


MERAH

Al Antigen A Antibodi B

B Antigen B antibodi A

AB Antigen A & B tak ada antibodi

O Tak ada antigen Antibodi Anti A & Anti B

 Siapa yang menemukan asal muasal golongan darah pada manusia?


Landsteiner adalah orang yang menemukan 3 dari 4 golongan darah dalam ABO system
pada tahun 1900 dengan cara memeriksa golongan darah beberapa teman sekerjanya.
Percobaan dilakukan dengan melakukan reaksi antara sel darah merah dan serum dari
donor. Hasilnya adalah dua macam reaksi dan dan satu macam tanpa reaksi.
Kesimpulannya ada dua macam antigen A dan B di sel darah merah yang disebut
golongan A dan B, atau samasekali tidak ada reaksi yang disebut golongan O.

Lantas, siapa yang menemukan golongan darah AB?


Von Decastello dan Sturli pada tahun 1901 yang menemukan golongan darah AB di
mana kedua antigen A dan B ditemukan secara bersamaan pada sel darah merah
sedangkan pada serum tidak ditemukan antibody.

Apakah Rh/Rhesus Faktor itu?


Rh Faktor adalah juga semacam sistem golongan darah, dengan melihat ada/tidak adanya
antigen Rh di dalam sel darah merahnya.

Apakah ada macam golongan darah lain?


Selain ABO dan Rh, masih ada banyak sistem penggolongan darah menurut antigen yang
terdapat dalam sel darah merah antara lain : MWSP, Lutheran, Duffy, Lewis, Kell dan
sebagainya.

Berapa kalikah kita boleh menyumbangkan darah?


Sebaiknya secara teratur, maksimal 4-6 kali setahun, atau 2-3 bulan sekali penyumbangan
dengan jarak waktu sangat dekat adalah sangat berbahaya karena tidak baik untuk
kesehatan.

4. PERTOLONGAN PERTAMA

Pertolongan Pertama (PP) adalah perawatan pertama yang diberikan kepada orang
yang mendapat kecelakaan atau sakit yang tiba-tiba datang sebelum mendapatkan
pertolongan dari tenaga medis. Ini berarti :

 Pertolongan Pertama harus diberikan secara cepat.


 Pertolongan Pertama harus tepat sehingga akan meringankan sakit korban bukan
menambah sakit korban
Apa saja Tujuan utama Pertolongan Pertama?
Tujuan utama pertolongan pertama adalah untuk :
 Mempertahankan penderita tetap hidup atau terhindar dari maut
 Membuat keadaan penderita tetap stabil
 Mengurangi rasa nyeri, ketidak-nyamanan dan rasa cemas
 Menghindarkan kecacatan yang lebih parah
Siapa saja Pelaku Pertolongan Pertama ?
Pelaku pertolongan pertama adalah penolong yang pertama kali tiba di tempat
kejadian yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam penanganan medis dasar.
Secara umum semua orang boleh memberikan pertolongan.

Klasifikasi Penolong:
a. Orang Awam : Tidak terlatih atau memiliki sedikit pengetahuan pertolongan pertama
b. Penolong pertama : Kualifikasi ini yang dicapai oleh KSR PMI
c. Tenaga Khusus/Terlatih :
Tenaga yang dilatih secara khusus untuk menanggulangi kedaruratan di Lapangan

Apa saja Kualifikasi Seorang Pelaku Pertolongan Pertama ?

Agar dapat menjalankan tugas, petugas penolong harus memiliki kualifikasi sebagai
berikut

 Jujur dan bertanggungjawab.


 Memiliki sikap profesional, kematangan emosi. dan Kemampuan bersosialisasi.
 Selalu dalam keadaan siap, khususnya secara fisik
 Kemampuannya nyata terukur sesuai sertifikasi PMI.
Apa saja Kewajiban Pelaku Pertolongan Pertama ?
 Menjaga keselamatan diri, anggota tim, penderita dan orang sekitarnya
 Dapat mengenali dan mengatasi masalah yang mengancam nyawa
 Memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat berdasarkan keadaan korban
 Meminta bantuan / rujukan
 Ikut menjaga kerahasiaan dengan petugas lain yang terlibat
 Mempersiapkan untuk ditransportasikan
Peralatan Dasar Pelaku Pertolongan Pertama (Alat Pelindung Diri)
Sarung Tangan Lateks
berguna untuk melindungi diri karena pada dasarnya semua cairan tubuh dianggap
dapat menularkan penyakit
Kacamata Pelindung
berguna untuk melindungi mata dari percikan darah maupun mencegah cedera akibat
benturan atau kelilipan pada mata saat melakukan pertolongan.
Baju pelindung
berguna untuk mencegah merembesnya cairan tubuh penderita melalui baju penolong.
Masker Penolong
berguna untuk mencegah penularan penyakit penyakit melalui udara.
Masker RJP
diperlukan bila akan melakukan tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP)
Helm
Dipakai apabila akan bekerja di tempat yang rawan akan jatuhnya benda untuk
mencegah terjadinya cedera pada kepala saat melakukan pertolongan.

Apa saja Peralatan yang dibutuhkan dalam Pertolongan Pertama?

 Penutup Luka misalnya kasa steril  Tandu

  Tensimeter dan Stetoskop


Pembalut misalnya pembalut segitiga (mitella)
dan pembalut gulung  Kapas
 Cairan Antiseptik misalnya alkohol  Pinset
 Cairan Pencuci Mata misalnya boorwater  Senter
 Peralatan stabilisasi misalnya bidai dan papan
 Alat Tulis
spinal panjang  Kartu penderita
 Gunting

 Senter

Bagaimana Prinsip Dasar Pertolongan Pertama ?


Adapun prinsip-prinsip dasar dalam menangani suatu keadaan adalah sebagai
berikut:
 Pastikan Anda bukan menjadi korban berikutnya. Seringkali kita lengah atau kurang
berfikir panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum kita menolong
korban, periksa dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau masih dalam bahaya
 Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efesien.
Pergunakanlah sumberdaya yang ada baik alat, manusia maupun sarana pendukung
lainnya. Bila Anda bekerja dalam tim, buatlah perencanaan yang matang dan dipahami
oleh seluruh anggota.
 Biasakan membuat catatan tentang usaha-usaha pertolongan yang telah Anda lakukan,
identitas korban, tempat dan waktu kejadian, dsb. Catatan ini berguna bila penderita
mendapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain
Alat Bantu pada Pertolongan Pertama
1. Perban
Perban adalah bahan yang digunakan untuk menutup luka dengan tujuan untuk
membantu menghentikan pendarahan dan menyerap cairan yang keluar dari luka juga
mencegah terjadinya kontaminasi kuman.
Bila perban tidak tersedia dapat digunakan bahan lain seperti sapu tangan, sarung
tangan, lembaran kain atau pakaian yang bersih. Jika memungkinkan, bahan tersebut
disterilkan dengan merebusnya selama 15 menit kemudian baru dikeringkan. Pada saat
menutup luka usahakan perban lebih lebar beberapa sentimeter dari pinggiran luka
untuk mencegah kontaminasi kotoran atau kuman.

2. Pembalut / bebat
Bebat atau balutan adalah bahan yang sering digunakan untuk melapis luka sehabis
diperban. Kegunaannya adalah untuk menbantu menghentikan pendarahan,
mengurangi terjadinya pembengkakan dan mendukung bagian otot yang terluka supaya
menyatu kembali.

3. Mitella (pembalut segitiga)

 Bahan pembalut dari kain yang berbentuk segitiga sama kaki dengan berbagai
ukuran. Panjang kaki antara 50-100 cm
 Pembalut ini biasa dipakai pada cedera di kepala, bahu, dada, siku, telapak tangan,
pinggul, telapak kaki, dan untuk menggantung lengan.

 Dapat dilipat-lipat sejajar dengan alasnya dan menjadi pembalut bentuk dasi.

4. Dasi (cravat)

 Merupakan mitella yang dilipat-lipat dari salah satu ujungnya sehingga berbentuk pita
dengan kedua ujung-ujungnya lancip dan lebarnya antara 5-10 cm.

 Pembalut ini biasa dipergunakan untuk membalut mata, dahi (atau bagian kepala
yang lain), rahang, ketiak, lengan, siku, paha, lutut, betis, dan kaki yang terkilir.

 Cara membalut:
o Bebatkan pada tempat yg akan dibalut sampai kedua ujungnya dapat diikatkan
o Diusahakan agar balutan tidak mudah kendor, dengan cara sebelum diikat
arahnya
saling menarik
o Kedua ujung diikatkan secukupnya

5. Pita (pembalut gulung)


Dapat terbuat dari kain katun, kain kasa, flanel atau bahan elastis. Yang paling sering
adalah kasa. Hal ini dikarenakan kasa mudah menyerap air dan darah, serta tidak
mudah kendor.
Macam ukuran lebar pembalut dan penggunaannya:

1. 2,5 cm : untuk jari-jari


2. 5 cm : untuk leher dan pergelangan tangan
3. 7,5 cm : untuk kepala, lengan atas, lengan bawah, betis dan kaki
4. 10 cm : untuk paha dan sendi pinggul
5. 10-15 cm : untuk dada, perut dan punggung.
Cara membalut anggota badan (tangan/kaki):
1. Sangga anggota badan yang cedera pada posisi tetap
2. Pastikan bahwa perban tergulung kencang
3. Balutan pita biasanya beberapa lapis, dimulai dari salah satu ujung yang
diletakkan dari proksimal ke distal menutup sepanjang bagian tubuh, yang akan
dibalut dari distal ke proksimal (terakhir ujung yang dalam tadi diikat dengan
ujung yang lain secukupnya). Atau bisa dimulai dari bawah luka (distal), lalu balut
lurus 2 kali.
4. Dibebatkan terus ke proksimal dengan bebatan saling menyilang dan tumpang
tindih antara bebatan yang satu dengan bebatan berikutnya. Setiap balutan
menutupi dua per tiga bagian sebelumnya.
5. Selesaikan dengan membuat balutan lurus, lipat ujung perban, kunci dengan
peniti atau jepitan perban.
6. Plester (pembalut berperekat)
 Pembalut ini untuk merekatkan penutup luka, untuk fiksasi pada sendi yang terkilir,
untuk merekatkan pada kelainan patah tulang. Cara pembidaian langsung dengan
lester disebut strapping. Plester dibebatkan berlapis-lapis dari distal ke proksimal dan
untuk membatasi gerakan perlu pita yang masing-masing ujungnya difiksasi lengan
plester.

 Untuk menutup luka yang sederhana dapat dipakai plester yang sudah dilengkapi
dengan kasa yang mengandung antiseptik (Tensoplast, Band-aid, Handyplast dsb).

Cara membalut luka terbuka dengan plester:

1. Luka diberi antiseptik


2. Tutup luka dengan kassa
3. Baru letakkan pembalut plester.
7. Kassa Steril
 Kasa steril ialah potongan-potongan pembalut kasa yang sudah disterilkan dan
dibungkus sepotong demi sepotong. Pembungkus tidak boleh dibuka sebelum
digunakan.

 Digunakan untuk menutup luka-luka kecil yang sudah didisinfeksi atau diobati
(misalnya sudah ditutupi sofratulle), yaitu sebelum luka dibalut atau diplester.
8. Bidai

Bidai atau spalk adalah alat dari kayu, anyaman kawat atau bahan lain yang kuat tetapi
ringan yang digunakan untuk menahan atau menjaga agar bagian tulang yang patah
tidak bergerak (immobilisasi), memberikan istirahat dan mengurangi rasa sakit. Maksud
dari immobilisasi adalah:
1. Ujung-ujung dari ruas patah tulang yang tajam tersebut tidak merusak jaringan
lemah,
otot-otot, pembuluh darah, maupun syaraf.
2. Tidak menimbulkan rasa nyeri yang hebat, berarti pula mencegah terjadinya syok
karena
rasa nyeri yang hebat.
3. Tidak membuat luka terbuka pada bagian tulang yang patah sehingga mencegah
terjadinya
infeksi tulang.

Pembidaian tidak hanya dilakukan untuk immobilisasi tulang yang patah tetapi juga
untuk sendi yang baru direposisi setelah mengalami dislokasi. Sebuah sendi yang
pernah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi kendor sehingga
gampang mengalami dislokasi kembali, untuk itu setelah diperbaiki sebaiknya untuk
sementara waktu dilakukan pembidaian.

9. Pembalut Lainnya

 Snelverband : pembalut pita yang sudah ditambah kasa penutup luka, dan steril. Baru
dibuka saat akan digunakan, sering dipakai untuk menutup luka-luka lebar.

 Sofratulle : kasa steril yang sudah direndam dalam antibiotika. Digunakan untuk
menutup luka-luka kecil.

Kasus kasus yang Membutuhkan Pertolongan Pertama

A. Asma
Asma yaitu penyempitan/gangguan saluran pernafasan.
Gejala
· Sukar bicara tanpa berhenti, untuk menarik nafas
· Canned be heard the voice of the additional breath
· Otot Bantu nafas terlihat menonjol (dileher)
· Irama nafas tidak teratur
· Terjadinya perubahan warna kulit (merah/pucat/kebiruan/sianosis)
· Kesadaran menurun (gelisah/meracau)

Penanganan

1. Tenangkan korban 4. Atur nafas


2. Bawa ketempat yang luas dan sejuk 5. Beri oksigen (bantu) bila diperlukan
3. Posisikan setengah duduk

B. Lemah Jantung

Lemah jantung yaitu nyeri jantung yang disebabkan oleh sirkulasi darah kejantung
terganggu atau terdapat kerusakan pada jantung.
Gejala

 Nyeri di dada  Mual, muntah, perasaan tidak

 Penderita memegangi dada sebelah enak di lambung


 Kepala terasa ringan
kiri bawah dan sedikit membungkuk

 Kadang sampai tidak merespon  Lemas


terhadap suara  Kulit berubah pucat/kebiruan
 Denyut nadi tak teraba / lemah  Keringat berlebihan
 Gangguan nafas

Tidak semua nyeri pada dada adalah sakit jantung. Hal itu bisa terjadi karena gangguan
pencernaan, stress, tegang.

Penanganan
1. Tenangkan korban
2. Istirahatkan
3. Posisi duduk
4. Buka jalan pernafasan dan atur nafas
5. Longgarkan pakaian dan barang barang yang mengikat pada badan
6. Jangan beri makan/minum terlebih dahulu
7. Jangan biarkan korban sendirian (harus ada orang lain didekatnya)

C. Mimisan

Mimisan yaitu pecahnya pembuluh darah di dalam lubang hidung karena suhu ekstrim
(terlalu panas/terlalu dingin)/kelelahan/benturan.
Gejala
· Dari lubang hidung keluar darah dan terasa nyeri
. Korban sulit bernafas dengan hidung karena lubang hidung tersumbat oleh darah
· Kadang disertai pusing
Penanganan
1. Bawa korban ke tempat sejuk/nyaman
2. Tenangkan korban
3. Korban diminta menunduk sambil menekan cuping hidung
4. Diminta bernafas lewat mulut
5. Bersihkan hidung luar dari darah
6. Buka setiap 5/10 menit. Jika masih keluar ulangi tindakan Pertolongan Pertama

D. Mual-Mual

Maag/Mual yaitu gangguan lambung/saluran pencernaan.


Gejala
· Perut terasa nyeri/mual
· Berkeringat dingin
· Lemas
Penanganan
1. Istirahatkan korban dalam posisi duduk ataupun berbaring sesuai kondisi korban
2. Beri minuman hangat (teh/kopi)
3. Jangan beri makan terlalu cepat

E. Memar

Memar yaitu pendarahan yang terjadi di lapisan bawah kulit akibat dari benturan keras.
Gejala
· Warna kebiruan/merah pada kulit
· Nyeri jika di tekan
· Kadang disertai bengkak
Penanganan
1. Kompres dingin
2. Balut tekan
3. Tinggikan bagian luka

F. Keseleo

Keseleo yaitu pergeseran yang terjadi pada persendian biasanya disertai kram.
Gejala
· Bengkak dan nyeri bila ditekan
· Kebiruan/merah pada derah luka
· Sendi terkunci
· Ada perubahan bentuk pada sendi
Penanganan
1. Korban diposisikan nyaman
2. Kompres es/dingin
3. Balut tekan dengan ikatan 8 untuk mengurangi pergerakan
4. Tinggikan bagian tubuh yang luka

G. Kram

Kram yaitu otot yang mengejang/kontraksi berlebihan.


Gejala
· Nyeri pada otot
· Kadang disertai bengkak
Penanganan
1. Istirahatkan
2. Posisi nyaman
3. Relaksasi
4. Pijat berlawanan arah dengan kontraksi

H. Histeria

Histeria yaitu sikap berlebih-lebihan yang dibuat-buat (berteriak, berguling-guling) oleh


korban; secara kejiwaan mencari perhatian.
Gejala
· Seolah-olah hilang kesadaran
· Sikapnya berlebihan (meraung-raung, berguling-guling di tanah)
· Tidak dapat bergerak/berjalan tanpa sebab yang jelas
Penanganan
1. Tenangkan korban
2. Pisahkan dari keramaian
3. Letakkan di tempat yang tenang
4. Awasi

I. Keracunan Makanan atau Minuman

Gejala
· Mual, muntah
· Keringat dingin
· Wajah pucat/kebiruan
Penanganan
1. Bawa ke tempat teduh dan segar
2. Korban diminta muntah
3. Diberi norit
4. Istirahatkan
5. Jangan diberi air minum sampai kondisinya lebih baik
Evakuasi Korban
Evakuasi korban adalah salah satu tahapan dalam Pertolongan Pertama yaitu untuk
memindahkan korban ke lingkungan yng aman dan nyaman untuk mendapatkan
pertolongan medis lebih lanjut.

Prinsip Evakuasi
1. Dilakukan jika mutlak perlu
2. Menggunakan teknik yang baik dan benar
3. Penolong harus memiliki kondisi fisik yang prima dan terlatih serta memiliki
semangat untuk menyelamatkan korban dari bahaya yang lebih besar atau
bahkan kematian

Alat Pengangkutan
Dalam melaksanakan proses evakusi korban ada beberapa cara atau alat bantu,
namun hal tersebut sangat tergantung pada kondisi yang dihadapi (medan, kondisi
korban ketersediaan alat). Ada dua macam alat pengangkutan, yaitu:

1. Manusia
Manusia sebagai pengangkutnya langsung. Peranan dan jumlah pengangkut
mempengaruhi cara angkut yang dilaksanakan.
Bila satu orang maka penderita dapat:
· Dipondong : untuk korban ringan dan anak-anak
· Digendong : untuk korban sadar dan tidak terlalu berat serta tidak patah tulang
· Dipapah : untuk korban tanpa luka di bahu atas,

Bila dua orang maka penderita dapat:


Maka pengangkutnya tergantung cidera penderita tersebut dan diterapkan bila korban
tak perlu diangkut berbaring dan tidak boleh untuk mengangkut korban patah tulang
leher atau tulang punggung.
· Dipondong : tangan lepas dan tangan berpegangan
· Model membawa balok
· Model membawa kereta
2. Alat bantu
· Tandu permanen
· Tandu darurat
· Kain keras / ponco / jaket lengan panjang
· Tali / webbing

Persiapan :

Yang perlu diperhatikan:

1. Kondisi korban memungkinkan untuk dipindah atau tidak berdasarkanpenilaian


kondisi dari: keadaan respirasi, pendarahan, luka, patah tulang dan angguan
persendian
2. Menyiapkan personil untuk pengawasan pasien selama proses evakuasi
3. Menentukan lintasan evakusi serta tahu arah dan tempat akhir korban diangkut
4. Memilih alat
5. Selama pengangkutan jangan ada bagian tuhuh yang berjuntai atau badan
penderita yang tidak daolam posisi benar.
Kasus kasus yang Membutuhkan Pertolongan Pertama
Gigitan Binatang
Gigitan binatang gigitan binatang dan sengatan, biasanya merupakan alat dari binatang
tersebut untuk mempertahankan diri dari lingkungan atau sesuatu yang mengancam
keselamatan jiwanya. Gigitan binatang terbagi menjadi dua jenis; yang berbisa
(beracun) dan yang tidak memiliki bisa. Pada umumnya resiko infeksi pada gigitan
binatang lebih besar daripada luka biasa.

Pertolongan Pertamanya adalah:


· Cucilah bagian yang tergigit dengan air hangat dengan sedikit antiseptik
· Bila pendarahan, segera dirawat dan kemudian dibalut

Ada beberapa jenis binatang yang sering menimbulkan ganguan saat


melakukan kegiatan di alam terbuka, diantaranya:
Gigitan Ular
Tidak semua ular berbisa, akan tetapi hidup penderita/korban tergantung pada
ketepatan diagnosa, maka pad keadaan yang meragukan ambillah sikap menganggap
ular tersebut berbisa. Sifat bisa/racun ular terbagi menjadi 3, yaitu:
1. Hematotoksin (keracunan dalam)
2. Neurotoksin (bisa/racun menyerang sistem saraf)
3. Histaminik (bisa menyebabkan alergi pada korban)

Nyeri yang sangat dan pembengkakan dapat timbul pada gigitan, penderita dapat
pingsan, sukar bernafas dan mungkin disertai muntah. Sikap penolong yaitu
menenangkan penderita adalah sangat penting karena rata-rata penderita biasanya
takut mati.

Penanganan untuk Pertolongan Pertama :

 Telentangkan atau baringkan penderita dengan bagian yang tergigit lebih rendah dari
jantung.
 Tenangkan penderita, agar penjalaran bisa ular tidak semakin cepat

 Cegah penyebaran bias penderita dari daerah gigitan

 Torniquet di bagian proximal daerah gigitan pembengkakan untuk


membendung sebagian aliran limfa dan vena, tetapi tidak menghalangi aliran arteri.
Torniquet/ toniket dikendorkan setiap 15 menit selama + 30 detik
 Letakkan daerah gigitan dari tubuh
 Berikan kompres es
 Usahakan penderita setenang mungkin bila perlu diberikan petidine 50 mg/im untuk
menghilangkan rasa nyeri
 Perawatan luka
 Hindari kontak luka dengan larutan asam Kmn 04, yodium atau benda panas
 Zat anestetik disuntikkan sekitar luka jangan kedalam lukanya, bila perlu pengeluaran
ini dibantu dengan pengisapan melalui breastpump sprit atau dengan isapan mulut
sebab bisa ular tidak berbahaya bila ditelan (selama tidak ada luka di mulut).
 Bila memungkinkan, berikan suntikan anti bisa (antifenin)
 Perbaikan sirkulasi darah
 Kopi pahit pekat
 Kafein nabenzoat 0,5 gr im/iv
 Bila perlu diberikan pula vasakonstriktor
 Obat-obatan lain
 Toksoid tetanus 1 ml
 Antibiotic
Gigitan Lipan
Ciri-ciri
1. Ada sepasang luka bekas gigitan
2. Sekitar luka bengkak, rasa terbakar, pegal dan sakit biasanya hilang dengan
sendirinya setelah 4-5 jam

Penanganan
1. Kompres dengan yang dingin dan cuci dengan obat antiseptik
2. Beri obat pelawan rasa sakit, bila gelisah bawa ke paramedik

Gigitan Lintah dan Pacet

Ciri-ciri
Pembengkakan, gatal dan kemerah-merahan (lintah)

Penanganan
1. Lepaskan lintah/pacet dengan bantuan air tembakau/air garam
2. Bila ada tanda-tanda reaksi kepekaan, gosok dengan obat atau salep anti gatal

Sengatan Lebah/Tawon dan Hewan Penyengat lainnya


Biasanya sengatan ini kurang berbahaya walaupun bengkak, memerah, dan gatal.
Namun beberapa sengatan pada waktu yang sama dapat memasukkan racun dalam
tubuh korban yang sangat menyakiti.

Perhatian :
Dalam hal sengatan lebah, pertama cabutlah sengat-sengat itu tapi jangan
menggunakan kuku atau pinset, Anda justru akan lebih banyak memasukkan racun
kedalam tubuh. Cobalah mengorek sengat itu dengan mata pisau bersih atau dengan
mendorongnya ke arah samping. Balutlah bagian yang tersengat dan basahi dengan
larutan garam inggris.

Kasus kasus yang Membutuhkan Pertolongan Pertama

Patah Tulang
Patah tulang dapat terjadi akibat adanya cidera berat pada bagian tubuh sehingga
tulang menjadi terbelah dan menimbulkan rasa sakit. Jika kita menemukan orang yang
tulangnya patah sebaiknya kita harus berhati-hati jika ingin menolongnya karena jika
salah maka cideranya akan bertambah parah.
Orang yang patah tulang sebaiknya segera dibawa ke rumah sakit, puskesmas, klinik,
dokter, ahli patah tulang atau pusat kesehatan lainnya agar dapat segera diberi
perawatan yang intensif agar tulang yang patah bisa berangsur-angsur pulih kembali.

Gejala

 Adanya tanda ruda paksa pada bagian tubuh yang diduga terjadi patah tulang:
pembengkakan, memar, rasa nyeri.
 Nyeri sumbu: apabila diberi tekanan yang arahnya sejajar dengan tulang yang patah
akan memberikan nyeri yang hebat pada penderita.
 Deformitas: apabila dibandingkan dengan bagian tulang yang sehat terlihat tidak sama
bentuk dan panjangnya.
 Bagian tulang yang patah tidak dapat berfungsi dengan baik atau sama sekali tidak
dapat digunakan lagi.
 Perubahan bentuk
 Nyeri bila ditekan dan kaku
 Bengkak
 Terdengar/terasa (korban) derikan tulang yang retak/patah
 Ada memar (jika tertutup)
 Terjadi pendarahan (jika terbuka)
Beberapa Jenis/Macam Patah Tulang dan langkah – langkah penanganannya :
1. Patah Tulang Tertutup
Patah tulang tertutup adalah kasus patah tulang di mana patahan tulangnya tidak
melukai/merobek daging dan kulit yang ada di dekatnya. Patah tulang ini bisa menjadi
terbuka jika patahan tulangnya semakin parah dan menusuk daging / kulit hingga
menimbulkan luka berdarah.
Langkah – langkah penanganan:

 Tidurkan korban patah tulang dan jangan banyak bergerak yang tidak perlu.
 Pasang penyangga tulang yang patah agar patahan tulangnya tidak semakin patah baik
dengan menggunakan spalk / bidai, tongkat, kayu, sapu ijuk, tiang antena, dll yang
ringan dan kuat diikat atau dibalut kuat tetapi tidak membuat ikatan atau balutan di
bagian yang patah.
2. Patah Tulang Terbuka
Patah tulang terbuka adalah kasus patah tulang di mana patahan tulangnya membuat
daging dan kulit yang ada di sekitar patahan tulang menjadi sobek terluka. Patah tulang
ini harus benar-benar diwaspadai karena selain mudah infeksi karena luka menganga
juga kita bisa tertular penyakit orang yang berdarah tersebut bila tidak berhati-hati.
Langkah – langkah penanganan:

 Tidurkan korban patah tulang dan jangan banyak bergerak yang tidak perlu.
 Jika darah masih mengalir hentikan pendarahan dengan menekan dan mengikat bagian
yang terluka dengan kain bersih.
 Pasang penyangga tulang yang patah agar patahan tulangnya tidak semakin patah baik
dengan menggunakan spalk / bidai, tongkat, kayu, sapu ijuk, tiang antena, dll yang
ringan dan kuat diikat atau dibalut kuat tetapi tidak membuat ikatan atau balutan di
bagian yang patah atau terluka.
3. Patah Tulang Belakang / Spinal
Pada kondisi patah tulang punggung atau tulang belakang si penderita akan merasa
sakit pada bagian belakang atau bagian leher. Jika demikian maka jangan
menimbulkan banyak gerakan pada korban agar tidak merusak sumsum tulang
belakang yang bisa mengakibatkan lumpuh permanen. Sebaiknya tunggu ambulan atau
petugas medis yang berpengalaman untuk mengurus korban lebih lanjut.
Langkah – langkah penanganan:

 Jangan membuat pasien banyak bergerak baik berpindah tempat, mengangkat kepala,
berdiri, duduk, dsb. Jika tidak mendesak jangan korban patah tulang belakang jangan
dipindahkan dari tempat semula dan jaga posisi agar tetap dengan kepala lurus ke atas.
 Hangatkan badan penderita patah tulang punggung dengan selimut.
 Gunakan pengangkut dengan alas yang kuat dan keras seperti papan, meja, dll
diangkut minimal dua orang agar stabil.
Prosedur Pembalutan :
Perhatikan tempat atau letak bagian tubuh yang akan dibalut dengan menjawab
pertanyaan ini:

 Bagian dari tubuh yang mana? (untuk menentukan macam pembalut yang digunakan
dan ukuran pembalut bila menggunakan pita)
 Luka terbuka atau tidak? (untuk perawatan luka dan menghentikan perdarahan)
 Bagaimana luas luka? (untuk menentukan macam pembalut)
 Perlu dibatasi gerak bagian tubuh tertentu atau tidak? (untuk menentukan perlu
dibidai/tidak?)
Pilih jenis pembalut yang akan digunakan. Dapat satu atau kombinasi.
Sebelum dibalut, jika luka terbuka perlu diberi desinfektan atau dibalut dengan
pembalut yang mengandung desinfektan. Jika terjadi disposisi/dislokasi perlu
direposisi. Urut-urutan tindakan desinfeksi luka terbuka:
 Letakkan sepotong kasa steril di tengah luka (tidak usah ditekan) untuk melindungi luka
selama didesinfeksi.
 Kulit sekitar luka dibasuh dengan air, disabun dan dicuci dengan zat antiseptik.
 Kasa penutup luka diambil kembali. Luka disiram dengan air steril untuk membasuh
bekuan darah dan kotoran yang terdapat di dalamnya.
 Dengan menggunakan pinset steril (dibakar atau direbus lebih dahulu) kotoran yang
tidak hanyut ketika disiram dibersihkan.
 Tutup lukanya dengan sehelai sofratulle atau kasa steril biasa. Kemudian di atasnya
dilapisi dengan kasa yang agak tebal dan lembut.
 Kemudian berikan balutan yang menekan.
Apabila terjadi pendarahan, tindakan penghentian pendarahan dapat dilakukan
dengan cara:
 Pembalut tekan, dipertahankan sampai pendarahan berhenti atau sampai pertolongan
yang lebih mantap dapat diberikan.
 Penekanan dengan jari tangan di pangkal arteri yang terluka. Penekanan paling lama
15 menit.
 Pengikatan dengan tourniquet.
 Digunakan bila pendarahan sangat sulit dihentikan dengan cara biasa.
 Lokasi pemasangan: lima jari di bawah ketiak (untuk pendarahan di lengan) dan lima
jari di bawah lipat paha (untuk pendarahan di kaki)
 Cara: lilitkan torniket di tempat yang dikehendaki, sebelumnya dialasi dengan kain atau
kasa untuk mencegah lecet di kulit yang terkena torniket. Untuk torniket kain, perlu
dikencangkan dengan sepotong kayu. Tanda torniket sudah kencang ialah
menghilangnya denyut nadi di distal dan kulit menjadi pucat kekuningan.
 Setiap 10 menit torniket dikendorkan selama 30 detik, sementara luka ditekan dengan
kasa steril.
 Elevasi bagian yang terluka
Tentukan posisi balutan dengan mempertimbangkan:
 Dapat membatasi pergeseran/gerak bagian tubuh yang memang perlu difiksasi
 Sesedikit mungkin membatasi gerak bgaian tubuh yang lain
 Usahakan posisi balutan paling nyaman untuk kegiatan pokok penderita.
 Tidak mengganggu peredaran darah, misalnya balutan berlapis, yang paling bawah
letaknya di sebelah distal.
 Tidak mudah kendor atau lepas
Prinsip dan Prosedur Pembidaian :
Prinsip
 Lakukan pembidaian di mana anggota badan mengalami cedera (korban jangan
dipindahkan sebelum dibidai). Korban dengan dugaan fraktur lebih aman dipindahkan
ke tandu medis darurat setelah dilakukan tindakan perawatan luka, pembalutan dan
pembidaian.
 Lakukan juga pembidaian pada persangkaan patah tulang, jadi tidak perlu harus
dipastikan dulu ada tidaknya patah tulang. Kemungkinan fraktur harus selalu dipikirkan
setiap terjadi kecelakaan akibat benturan yang keras. Apabila ada keraguan,
perlakukan sebagai fraktur.
 Melewati minimal dua sendi yang berbatasan.
Prosedur Pembidaian
 Siapkan alat-alat selengkapnya
 Apabila penderita mengalami fraktur terbuka, hentikan perdarahan dan rawat lukanya
dengan cara menutup dengan kasa steril dan membalutnya.
 Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum dipasang, diukur dahulu
pada sendi yang sehat.
 Bidai dibalut dengan pembalut sebelum digunakan. Memakai bantalan di antara bagian
yang patah agar tidak terjadi kerusakan jaringan kulit, pembuluh darah, atau penekanan
syaraf, terutama pada bagian tubuh yang ada tonjolan tulang.
 Mengikat bidai dengan pengikat kain (dapat kain, baju, kopel, dan sebagainya) dimulai
dari sebelah atas dan bawah fraktur. Tiap ikatan tidak boleh menyilang tepat di atas
bagian fraktur. Simpul ikatan jatuh pada permukaan bidainya, tidak pada permukaan
anggota tubuh yang dibidai.
 Ikatan jangan terlalu keras atau kendor. Ikatan harus cukup jumlahnya agar secara
keseluruhan bagian tubuh yang patah tidak bergerak.
 Kalau memungkinkan anggota gerak tersebut ditinggikan setelah dibidai.
 Sepatu, gelang, jam tangan dan alat pengikat perlu dilepas.
Kasus kasus yang Membutuhkan Pertolongan Pertama
Luka
Luka yaitu suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan secara tiba-tiba karena
kekerasan atau injury.

Gejala

 Terbukanya kulit
 Pendarahan
 Rasa nyeri
Penanganan
1. Bersihkan luka dengan antiseptic (alcohol atau boorwater)
2. Tutup luka dengan kasa steril / plester
3. Balut tekan (jika pendarahannya besar)
4. Jika hanya lecet, biarkan terbuka untuk proses pengeringan luka
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menangani luka:
1. Ketika memeriksa luka: adakah benda asing, bila ada:

 Keluarkan tanpa menyinggung luka


 Kasa/balut steril (jangan dengan kapas atau kain berbulu)
 Evakuasi korban ke pusat kesehatan
2. Bekuan darah: bila sudah ada bekuan darah pada suatu luka ini berarti luka mulai
menutup. Bekuan tidak boleh dibuang, jika luka akan berdarah lagi.

Luka dan Pencegahan terhadap kemungkinan Tetanus:


Luka Bakar
Luka Bakar yaitu luka yang terjadi akibat sentuhan tubuh dengan benda-benda yang
menghasilkan panas (api, air panas, listrik, atau zat-zat yang bersifat membakar)
Tujuan pertolongan pertama pada korban luka bakar adalah :

 Untuk mengurangi rasa sakit


 Mencegah terjadinya infeksi
 Mencegah dan mengatasi peristiwa shyok yang mungkin dialami korban

Tingkatan Luka Bakar :


Luka Bakar Tingkat I

Luka bakar tingkat satu adalah luka bakar dengan tingkat kerusakan jaringan hanya di
bagian luar lapisan kulit, misalnya, kulit terkena sengatan sinar matahari, kontak
langsung dengan objek panas seperti air panas atau uap panas.

Gejala :
- kemerahan pada bagian yang terbakar
- bengkak ringan
- nyeri
- kulit tidak terkoyak karena melepuh

Penanganan:
1. Siram dengan air mengalir bagian luka yang terbakar atau kompres dengan air
dingin
Pakailah handuk kecil atau sapu tangan yang dicelup air dingin).
2. Lakukan sampai rasa sakit menghilang.
3. Tutup luka bakar dengan kain perban steril untuk mencegah infeksi.
4. Jangan memberi mentega atau minyak pada luka bakar
5. Jangan memberikan obat – obatan lain atau ramuan tanpa persetujuan dokter.

Luka Bakar Tingkat II


Luka bakar tingkat dua adalah luka yang disebabkan oleh kerusakan lapisan bawah
kulit misalnya, sengatan matahari yang berlebihan, cairan panas, dan percikan api dari
bensin atau substansi lain.

Gejala:
- kemerahan atau bintikn-bntik hitam bergaris
- melepuh
- bengkak yang tidak hilang selama beberapa hari
- kulit terlihat lembab atau becek

Penanganan
1. Siram dengan air dingin / air es bagian luka yang terbakar atau kompres handuk
kecil
atau sapu tangan yang dicelup air dingin.
2. Keringkan luka dengan handuk bersih atau bahan lain yang lembut
3. Tutup dengan perban steril untuk menghindari infeksi
4. Angkat bagian tangan ataua kaki yang terluka lebih tinggi dari organ jantung
5. Segera cari pertolongan medis jika korban mengalami luka bakar di sekitar bibir
atau
kesulitan bernapas.

Luka Bakar Tingkat III

Luka bakar yang menghancurkan semua lapisan kulit dikategorikan sebagai luka bakar
tingkat III misalnya kontak terlalu lama dengan sumber panas dan sengatan listrik

Gejala :
- daerah luka tampak berwarna putih
- kulit hancur
- sedikit nyeri karena ujung saraf telah rusak

Penanganan
1. Jika korban masih dalam keadaan terbakar, padamkan api dengan menggunakan
selimut,
karpet, jaket dan bahan lain.
2. Kesulitan bernapas dapat terjadi pada korban khususnya bila luka terdapat pada
wajah,
leher dan di sekitar mulut karena korban menghirup asap yang menyertai
pembakaran.
Lakukan pemeriksaan untuk memastikan korban bernapas.
3. Tempelkan kain basah atau air ingin, tetapi jangan menggunakan air es untuk luka
di bagian
wajah, tangan dan kaki. Tujuannya untuk menurunkan suhu daerah luka
4. Tutup luka bakar dengan perban steril dan tebal, kain bersih, sarung bantal, atau
bahan lain
yang anda temukan. Tetapi jangan bahan yang mudah rontok seperti kapas / kapuk.
5. Segera telepon ambulan, penting bagi korban untuk mendapatkan perawatan meski
lukanya
tidak terlalu besar.

Bagaimanakah Tata Cara dalam Pertolongan Pertama

Secara umum urutan Pertolongan Pertama pada korban kecelakaan adalah sebagai
berikut :

Jangan Panik

Berlakulah cekatan tetapi tetap tenang. Apabila kecelakaan bersifat massal, korban-
korban yang mendapat luka ringan dapat dikerahkan untuk membantu dan pertolongan
diutamakan diberikan kepada korban yang menderita luka yang paling parah tapi masih
mungkin untuk ditolong.

Lakukan Penilaian terhadap penderita yang meliputi :

a) Penilaian keadaan
Penilaian keadaan dilakukan untuk memastikan situasi yang dihadapi dalam suatu
upaya pertolongan. Sebagai penolong kita harus memastikan apa yang sebenarnya kita
hadapai, apakah ada bahaya susulan atau hal yang dapat membahayakan seorang
penolong. Ingatlah selalu bahwa seorang atau lebih sudah menjadi korban, jangan
ditambah lagi dengan penolong yang menjadi korban. Keselamatan penolong adalah
nomor satu. Saat tiba di lokasi kejadian,sudah dapat dipastikan bahwa keadaan aman
maka tindakan selanjutnya adalah :

1. Memastikan keselamatan penolong, penderita, dan orang-orang di sekitar


lokasi kejadian.
2. Penolong harus memperkenalkan diri, bila memungkinkan:
• Nama Penolong
• Nama Organisasi
• Permintaan izin untuk menolong dari penderita / orang
3. Menentukan keadaan umum kejadian (mekanisme cedera) dan mulai
melakukan penilaian dini dari penderita.
4. Mengenali dan mengatasi gangguan / cedera yang mengancam nyawa.
5. Stabilkan penderita dan teruskan pemantauan.
6. Minta bantuan.
b) Penilaian Dini
 Kesan umum
Seiring mendekati penderita, penolong harus mementukan apakah situasi penderita
tergolong kasus trauma atau kasus medis.
jika termasuk kasus trauma maka mempunyai tanda – tanda yang jelas terlihat atau
teraba misalnya luka bakar, patah tulang, dll
Jika termasuk kasus medis maka tanpa tanda – tanda yang terlihat atau teraba
misalnya sesak napas, pingsan,dll
 Periksa Respon
Cara sederhana untuk mendapatkan gambaran gangguan yang berkaitan dengan otak
penderita. Terdapat 4 tingkat Respons penderita yaitu:
A = Awas
Penderita sadar dan mengenali keberadaan dan lingkungannya.
S = Suara
Penderita hanya menjawab/bereaksi bila dipanggil atau mendengar suara.
N = Nyeri
Penderita hanya bereaksi terhadap rangsang nyeri yang diberikan oleh penolong,
misalnya dicubit, tekanan pada tulang dada.
T=Tidak respon
Penderita tidak bereaksi terhadap rangsang apapun yang diberikan oleh penolong.
Tidak membuka mata, tidak bereaksi terhadap suara atau sama sekali.
Memastikan jalan napas terbuka dengan baik (Airway).
Jalan napas merupakan pintu gerbang masuknya oksigen ke dalam tubuh manusia.
Apapaun usaha yang dilakukan, namun bila jalan napas tertutup semuanya akan gagal.

Pasien dengan respon


Cara sederhana untuk menilai adalah dengan memperhatikan peserta saat berbicara.
Adanya gangguan jalan napas biasanya akan berakibat pada gangguan bicara.

Pasien yang tidak respon


Pada penderita yang tidak respon, penolonglah yang harus mengambil inisiatif untuk
membuka jalan napas. Cara membuka jalan napas yang dianjurkan adalah angkat dagu
tekan dahi. Pastikan juga mulut korban bersih, tidak ada sisa makanan atau benda lain
yang mungkin menyumbat saluran napas

Pemeriksaan Fisik
Amati dan raba (menggunakan kedua tangan dan dengan tekanan), bandingkan
(simetry), cium bau yang tidak biasa dan dengarkan (suara napas atau derit ), dalam
urutan berikut:
1. Kepala

 Kulit Kepala dan Tengkorak


 Telinga dan Hidung
 Pupil Mata
 Mulut
2. Leher
3. Dada
 Periksa perubahan bentuk, luka terbuka, atau perubahan kekerasan
 Rasakan perubahan bentuk tulang rusuk sampai ke tulang belakan
 Lakukan perabaan pada tulang
4. Abdomen
 Periksa rigiditas (kekerasan)
 Periksa potensial luka dan infeksi
 Mungkin terjadi cedera tidak terlihat, lakukan perabaan
 Periksa adanya pembengkakan
5. Punggung
 Periksa perubahan bentuk pada tulang rusuk
 Periksa perubahan bentuk sepanjang tulang belakang
6. Pelvis
7. Alat gerak atas
8. Alat gerak bawah
Pemeriksaan tanda vital

1. Frekuensi nadi, termasuk kualitas denyutnya, kuat atau lemah, teratur atau tidak
2. Frekuensi napas, juga apakah proses bernapas terjadi secara mudah, atau ada
usaha bernapas, adakah tanda-tanda sesak napas.
3. Tekanan darah, tidak dilakukan pemeriksaan oleh KSR dasar
4. Suhu, diperiksa suhu relatif pada dahi penderita. Periksa juga kondisi kulit: kering,
berkeringat, kemerahan, perubahan warna dan lainnya.

Denyut Nadi Normal :


 Bayi : 120 - 150 x /menit
 Anak : 80 - 150 x /menit
 Dewasa : 60 - 90 x /menit
Frekuensi Pernapasan Normal :
 Bayi : 25 - 50 x /menit
 Anak : 15 - 30 x /menit
 Dewasa : 12 - 20 x /menit
Riwayat Penderita
Selain melakukan pemeriksaan, jika memungkinkan dilakukan wawancara untuk
mendapatkan data tambahan. Wawancara sangat penting jika menemukan korban
dengan penyakit.
Mengingat wawancara yang dilakukan dapat berkembang sangat luas, untuk membantu
digunakan akronim : KOMPAK
K = Keluhan Utama (gejala dan tanda)
sesuatu yang sangat dikeluhkan penderita

O = Obat-obatan yang diminum.


Pengobatan yang sedang dijalani penderita atau obat yang baru saja diminum atau
obat yang seharusnya diminum namun ternyata belum diminum.

M = Makanan/minuman terakhir
Peristiwa ini mungkin menjadi dasar terjadinya kehilangan respon pada penderita.
Selain itu data ini juga penting untuk diketahui bila ternyata penderita harus menjalani
pembedahan kemudian di rumah sakit.

P = Penyakit yang diderita


Riwayat penyakit yang diderita atau pernah diderita yang mungkin berhubungan
dengan keadaan yang dialami penderita pada saat ini, misalnya keluhan sesak napas
dengan riwayat gangguan jantung 3 tahun yang lalu.

A = Alergi yang dialami.


Perlu dicari apakah penyebab kelainan pada pasien ini mungkin merupakan suatu
bentuk alergi, biasanya penderita atau keluarganya sudah mengetahuinya

K = Kejadian.
Kejadian yang dialami korban, sebelum kecelakaan atau sebelum timbulnya gejala dan
tanda penyakit yang diderita saat ini.
Pemeriksaan Berkala / lanjut
Setelah selesai melakukan pemeriksaan dan tindakan, selanjutnya lakukan
pemeriksaan berkala, sesuai dengan berat ringannya kasus yang kita hadapi.
Pada kasus yang dianggap berat, pemeriksaan berkala dilakukan setiap 5 menit,
sedangkan pada kasus yang ringan dapat dilakukan setiap 15 menit sekali.
Beberapa hal yang dapat dilakukan pada pemeriksaan berkala adalah :

1. Keadaan respon
2. Nilai kembali jalan napas dan perbaiki bila perlu
3. Nilai kembali pernapasan, frekuensi dan kualitasnya
4. Periksa kembali nadi penderita dan bila perlu lakukan secara rinci bila waktu
memang tersedia.
5. Nilai kembali keadaan kulit : suhu, kelembaban dan kondisinya Periksa kembali
dari ujung kepala sampai ujung kaki, mungkin ada bagian yang terlewat atau
membutuhkan pemeriksaan yang lebih teliti.
6. Periksa kembali secara seksama mungkin ada bagian yang belum diperiksa atau
sengaja dilewati karena melakukan pemeriksaan terarah.
7. Nilai kembali penatalaksanaan penderita, apakah sudah baik atau masih perlu
ada tindakan lainnya. Periksa kembali semua pembalutan, pembidaian apakah
masih cukup kuat, apakah perdarahan sudah dapat di atasi, ada bagian yang
belum terawat.
8. Pertahankan komunikasi dengan penderita untuk menjaga rasa aman dan
nyaman
Pelaporan
Biasakanlah untuk membuat laporan secara tertulis. Laporan ini berguna sebagai
catatan anda, PMI dan bukti medis.
Hal-hal yang sebaiknya dilaporkan adalah :

• Umur dan jenis kelamin penderita


• Keluhan Utama
• Tingkat respon
• Keadaan jalan napas
• Pernapasan
• Sirkulasi
• Pemeriksaan Fisik yang penting
• KOMPAK yang penting
• Penatalaksanaan
Kasus kasus yang Membutuhkan Pertolongan Pertama

Pingsan
Pingsan adalah suatu keadaan tidak sadarkan diri seperti orang tidur pada seseorang
akibat sakit, kecelakaan, kekurangan oksigen, kekurangan darah, keracunan,
terkejut/kaget, lapar/haus, kondisi fisik lemah, dan lain sebagainya. Pingsan
(Syncope/collapse) yaitu hilangnya kesadaran sementara karena otak kekurangan O2,
kecelakaan, lapar, terlalu banyak mengeluarkan tenaga, terkejut / kaget, dehidrasi
(kekurangan cairan tubuh), anemia, dan lain-lain

Gejala umum :

 Perasaan limbung  Lemas

 Pandangan berkunang-  Keringat dingin


kunang  Menguap berlebihan
 Telinga berdenging  Tak respon (beberapa menit)
 Nafas tidak teratur  Denyut nadi lambat
 Muka pucat

 Biji mata melebar

Penanganan

 Baringkan korban dalam posisi terlentang


 Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung
 Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang yang menghambat
pernafasan
 Beri udara segar
 Periksa kemungkinan cedera lain
 Selimuti korban
 Korban diistirahatkan beberapa saat
 Untuk mengembalikan kesadaran orang yang mengalami kepingsanan dapat
menggunakan bau-bauan yang menyengat dan merangsang seperti minyak wangi,
minyak nyong-nyong, anomiak, durian dan lain-lain.
 Jika wajah orang pingsan itu pucat pasi maka sebaiknya buat badannya lebih tinggi
dari kepala dengan disanggah sesuatu agar darah dapat mengalir ke kepala korban
pingsan tersebut.
 Jika muka orang yang pingsan itu merah maka sanggah kepalanya dengan
bantal atau sesuatu agar darah di kepalanya bisa mengalir ke tubuhnya secara normal.
 Apabila si korban pingsan tadi muntah, maka sebaiknya miringkan kepalanya agar
untah orang itu bisa keluar dengan mudah sehingga jalur penapasan orang itu bisa
lancar kembali.
 Jika orang yang pingsan sudah siuman maka bisa diberi minumseperti kopi atau teh
hangat. Jika orangnya diabetes jangan diberi gula dan jika orangnya masih belum kuat
memegang gelas atau minum sendiri dengan tangannya harap jangan diberi dulu agar
tidak tersedak.
 Apabila tidak sadar-sadar dan berangsur-angsur membaik / pulih maka sebaiknya
hubungi ambulan atau dibawa ke pusat kesehatan terdekat seperti puskesmas, klinik,
dokter, rumahsakit, dsb agar mendapatkan perawatan yang lebih baik.
 Perhatikan orang lain di sekitar korban, jangan sampai harta benda milik orang yang
jatuh pingsan tersebut raib digondol maling / copet yang senang beraksi dikala orang
lain sengsara. Perhatikan pula ornag lain yang membantu atau menonton korban,
jangan sampai mereka kecopetan saat serius membantu korban atau asyik melihat
kejadian.
Bagaimanakah Teknik Pertolongan Pertama dalam Kondisi Gawat Darurat
RESUSITASI JANTUNG - PARU
RJP adalah teknik dasar pertolongan pertama yang digunakan pada korban yang tidak
bernapas dan kuat dugaan jantungnya berhenti berdenyut . RJP bertujuan untuk
merangsang organ jantung dan paru – paru korban berfungsi kembali memompa darah
dan mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh. Oleh karena itu diperlukan prosedur RJP
yang dikenal dengan tindakan ABC meliputi :

Airway Controlling ( membuka Jalan udara / napas )

Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

 Membaringkan korban telentang di lantai atau di tanah.


 Membersihkan mulut dan jalan udara dari kemungkinan adanya benda – benda asing
menggunakan jari penolong.
 Jika tidak ada dugaan terjadi cedera leher, dongakkan kepala korban untuk membuka
jalan udara. Dengan cara menempelkan telapak tangan penolong di kening korban dan
jari tangan lainnya mengangkat dagu korban yang bertujuan agar lidah korban tertarik
dari pangkal tenggorokan.
Breathing Support (bantuan pernapasan / napas buatan )
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

 Pastikan kepala korban dalam posisi mendongak


 Dengan meletakkan telapak tangan pada dahi, pencetlah hidung korban dengan
menggunakan ibu jari dan telunjuk kemudian ambil napas dalam – dalam. Tempelkan
mulut Anda pada mulut korban yang terbuka, tiup dengan cepat 2 kali napas penuh.
Lepaskan mulut Anda setiap setelah menghembuskan napas dan ambil napas panjang
lagi dan tiup lagi.
 Setelah Anda mengembuskan udara ke dalam mulut dan hidung, dekatkan telinga Anda
ke hidung korban untuk mendengarkan hembusan napasnya (LDR)
 Lanjutkan pemberian udara kepada korban melalui mulut,hidung atau keduanya sekitar
12 kali hembusan permenit (1 hembusan per 5 detik) untuk korban dewasa, 15 kali
hembusan permenit (1 hembusan tiap4 detik) untuk korban anak-anak, 20 kali
hembusan permenit (1 hembusan tiap 3 detik ) untuk bayi.
 Kemudian perhatikan dada korban apakah ada gerakan naik dan turun pertanda dia
bernapas, jika dada sudah mulai mengembang hentikan tiupan
Circulatoring Support (Memulihkan sirkulasi darah)
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

 Letakkan bagian dalam salah satu tangan anda di atas bagian tengah dada pasien.
Taruhlah tangan lainnya di atas tangan yang pertama. Jaga siku anda lurus dan posisi
bahu anda tepat di atas tangan anda
 Gunakan berat badan bagian atas (tidak hanya lengan anda) ketika anda mendorong
ke bawah (menekan) dada 4 –5,5 cm. Dorong kuat dan cepat-berikan dua tekanan tiap
detik atau sekitar 100 tekanan tiap menit
 Setelah 15 tekanan, miringkan kepala ke belakang-angkat dagu
 untuk membuka jalan udara. Bersiaplah untuk memberikan 2 pernapasan penyelamat.
Jepit ujung hidung dan berikan napas ke mulut pasien selama 1 detik. Jika dada naik
berikan napas kedua. Jika tidak naik, ulangi memiringkan kepala ke belakang-
mengangkat dagu dan berikan napas kedua. Itu satu siklus. Jika ada orang lain selain
anda, minta orang tersebut berikan dua napas setelah anda melakukan 15 tekanan.
Seperti Apakah Anatomi dan Fisiologi Manusia secara Umum
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari susunan tubuh dan bentuk tubuh

Fisiologi (faal tubuh) adalah Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) bagian dari alat atau
jaringan tubuh.

Posisi Anatomis
Tubuh manusia diproyeksikan menjadi suatu posisi yang dikenal sebagai posisi
anatomis, yaitu berdiri tegak, ke dua lengan di samping tubuh, telapak tangan
menghadap ke depan. Kanan dan kiri mengacu pada kanan dan kiri penderita.
Bidang Anatomis
Dalam posisi seperti ini tubuh manusia dibagi menjadi beberapa bagian oleh 3 buah
bidang khayal:

 Bidang Medial; yang membagi tubuh menjadi kiri dan kanan


 Bidang Frontal; yang membagi tubuh menjadi depan (anterior) dan bawah (posterior)
 Bidang Transversal; yang membagi tubuh menjadi atas (superior) dan bawah (inferior)
Pembagian tubuh manusia
Tubuh manusia dikelilingi oleh kulit dan diperkuat oleh rangka. Secara garis besar,
tubuh manusia dibagi menjadi :

 Kepala : Tengkorak, wajah, dan rahang bawah


 Leher

 Batang tubuh : Dada, perut, punggung, dan panggul

 Anggota gerak atas :


Sendi bahu, lengan atas, lengan bawah, siku, pergelangan tangan, tangan.

 Anggota gerak bawah :


Sendi panggul, tungkai atas, lutut, tungkai bawah, pergelangan kaki, kaki.

Selain pembagian tubuh maka juga perlu dikenali 5 buah rongga yang terdapat di
dalam tubuh yaitu :

 Rongga tengkorak : Berisi otak dan bagian-bagiannya

 Rongga tulang belakang : Berisi bumbung saraf atau “spinal cord”

 Rongga dada : Berisi jantung dan paru

 Rongga panggul : Berisi kandung kemih, sebagian usus besar, dan organ
reproduksi dalam
 Rongga perut (abdomen)
Berisi berbagai berbagai organ pencernaan Untuk mempermudah perut manusia dibagi
menjadi 4 bagian yang dikenal sebagai kwadran sebagai berikut:
i. Kwadran kanan atas (hati, kandung empedu, pankreas dan usus)
ii. Kwadran kiri atas (organ lambung, limpa dan usus)
iii. Kwadran kanan bawah (terutama organ usus termasuk usus buntu)
iv. Kwadran kiri bawah (terutama usus).

5. PERAWATAN KELUARGA

Pengertian
Perawatan keluarga adalah perawatan yang dilakukan oleh anggota keluarga itu sendiri
dengan menggunakan alat-alat yang ada di lingkungan keluarga itu dan sederhana
tetapi hasilnya memuaskan.
Dasar-dasar Perawatan Keluarga
 Maksud Perawatan Keluargaa. Karena RS penuh / jumlah RS kurang, serta
tenaga Dokter dan perawat kurang.
b. Karena pengaruh keadaan ekonomi, tidak semua orang mampu membayar ongkos
Rumah Sakit.
c. Karena faktor kepercayaan / keinginan si penderita yang tidak menginginkan
untuk dirawat diluar.
 Tujuan Perawatan Keluarga. Meringankan keadaan si korban.
b. Mempercepat upaya penyembuhan.
c. Memperkecil penularan.
d. Mendidik anggota keluarga untuk menghemat.
e. Membiasakan hidup sehat.
 Fungsi Perawatan Keluarga. Pengamatan terhadap penderita.
b. Tindakan perawatan
c. Tindakan pengobatan
d. Pencatatan.
e. Penyuluhan kesehatan.
 Sasaran Perawatan Keluarga. Penderita yang layak dirawat dirumah.
b. Bayi dan anak yang tidak terawat.
 Alasan Perawatan Keluarga. Secara psikologis orang yang sakit lebih senang
dirawat di rumah sendiri.
b. Dapat menghemat waktu dan biaya.
c. Dirawat oleh anggota keluarga sendiri dapat mempercepat penyembuhan.
 Pelaku Perawatan Keluarga. Siapa saja asal mendapat pendidikan
sebelumnya.
b. Mereka yang mampu menyelenggarakan.
 Sifat pelaku Perawatan Keluarga. Mempunyai rasa kasih sayang.
b. Adanya suatu keinginan untuk melakukan perawatan keluarga.
c. Mengutamakan kepentingan si penderita.
d. Sehat jasmani dan rohani.
e. Bertanggungjawab
f. Terbuka
Langkah-langkah Persiapan Perawatan Keluarga.

1. Persiapan
a. Mencuci tangan. Tujuannya :
Setiap pelaku PK sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, pelaku PK harus
mencuci
tangan.
Tujuannya yaitu :
 Membersihkan tangan dari segala kotoran
 Menjaga kesehatan pelaku
 Mencegah penularan penyakit
 Melatih suatu kebiasaan yang baik
Cara Pelaksanaan :
 Lepaskan seluruh perhiasan di tangan seperti arloji, cincin, dan gelang
 Buka kran/siram air dari ketel
 Gosok putaran kran dengan sabun kemudian dibilas
 Basahi tangan sampai siku dan beri sabun hingga berbusa. Bila perlu dengan
sikat tangan mulai dari telapak tangan, sela-sela jari, kuku, punggung tangan, dan
lengan sampai siku
 Sabun disiram air sebelum diletakkan kembali pada tempatnya
 Bilas tangan sampai bersih
 Tutup kran dan keringkan tangan dengan handuk
 Selesai
b. Memakai celemek, fungsinya :
Celemek adalah bentuk pakaian untuk menutup pakaian pelaku PK pada waktu
merawat
orang sakit.
Tujuan : Melindungi pakaian pelaku dari kotoran dan mencegah penularan
penyakit.
Cara menggunakan celemek:
 Setelah mencuci tangan pegang tali penggantung celemek
 Masukkan melalui kepala
 Kedua tali diikat pada bagian belakang dengan ikatan yang mudah dilepaskan
Cara menggantung celemek setelah dipakai:
 Apabila di dalam ruangan orang sakit : bagian luar celemek terlihat dari luar
 Apabila di luar ruangan orang sakit : bagian dalam celemek terlihat dari luar
- Untuk menghindari penularan.
- Melindungi pakaian.
c. Urutan tindakan Perawatan Keluarga
a. Persiapan pelaku.
b. Mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan.
c. Persiapan penderita.
d. Pelaksanaan.
e. Selesai.
Hal-hal yang dilakukan dalam Perawatan Keluarga :
a. Membersihkan tempat tidur si penderita.
b. Penggantian dan pemasangan sprai.
c. Pemeriksaan denyut nadi, suhu tubuh dengan thermometer.
d. Pemberian makan dan minum.
e. Pemberian obat.
Alat-alat yang diperlukan :
a. Alat-alat untuk tidur
b. Celemek
c. Thermometer
d. Obat-obatan
e. Alat mandi
f. Pispot
g. Pasu najis
h. Alat kompres

Materi Perawatan Keluarga Untuk Lomba :


Dasar Perawatan Keluarga
a. Mengapa Diperlukan PK?
1. Pada umumnya mereka yang sakit senang bila ia berada di rumah di
tangah keluarga daripada berbaring di RS dan dirawat oleh orang yang belum
dikenal.
2. Demi untuk menghemat waktu, tenaga dan biaya transportasi.
3. Dirawat oleh orang lain di sebuah kamar dapat mempengaruhi keadaan si
sakit sehingga mempengaruhi penyembuhannya.
4. Untuk meningkatkan kemandirian orang sakit dan keluargnya secara
optimal.
b. Siapa Yang Melakukan PK?
1. Pada dasarnya siapa saja dapat melakukan tugas PK asal sebelumnya
diberi pengetahuan (berupa pendidikan PK) dan dilatih secukupnya.
2. Sejak tahun 1950 PMI telah menyelenggarakan pendidikan latihan PK.
c. Sifat pribadi yang tepat untuk menerima pendidikan PK adalah:
1. Mempunyai sifat kasih sayang yang tulus.
2. Menaruh minat dan memiliki rasa kemanusiaan yang dalam.
3. Ingin belajar dan berbakat dalam bidang perawatan.
d. Sikap dan Perilaku yang perlu dimiliki oleh pelaku PK
1. Berperikemanusiaan yang jelas tampak dan sikap kesediaan untuk
menolong yang akan memberi kesan tetang kepribadiannya.
2. Bertanggungjawab, sifat ini harus tampak dari segala tindakan pelaku pk
yang senantiasa berpedoman pada apa yang ia telah pelajari antara lain tidak
akan melakukan tindakan yang merugikan si sakit maupun angggota keluraga
yang lain.
3. Selalu mengutamakan kebutuhan si sakit.
4. Selalu bersikap terbuka terhadap tindakan yang akan dilakukan terhadap
si sakit sera menerangkan/mendidik kelurga lain misalnya bagaimana hidup
sehat
d. Prinsip kerja seorang pelaku PK
1. Sikap yang baik seorang pelaku PK penting untuk memberi kesan baik
tentang kepribadian.
2. Menunjukkan memampuan kerja denga tenang, cepat dan tanpa ragu-
ragu.
3. Mempunyai sikap yang ramah, selalu tersenyum, bersedia untuk
mendengar dan mampu untuk menenangkan si sakit.
4. Berpirlah sebelum bertindak/bekerja.
5. Jagalah kebersihan lingkungan dan ruangan si sakit, tetapi perlu juga
memperhatikan diri sendiri.
6. Catat selalu hasil pengamatan dan perawatan yang telah diberi secara
pendek, lengkap dan jelas.
7. Usahakan agar tidak menambah penderitaan si sakit.
8. Jangan bertindak menyimpang dari peraturan dan perintah dokter/petugas
kesehatan dan jangan keliru memberi obat.
9. Jika dianggap perlu untuk merujuk si sakit ke puskesmas/RS diperlukan
persiapan antara lain pakaian bersih dan alat toilet si sakit dan kemungkinan
harus dihubungi petugas yang mengurus angkutan/ambulans.
10. Bila ada sesuatu yang perlu dirahasiakan janganlah disampaikan
langsung si sakit.
e. Peralatan yang diperlukan
1. Perawatan yang dilakukan di rumah membutuhkan peralatan. Kita tidak
boleh memaksakan untuk membeli peralatan seperti yang ada di RS. Dengan
peralatan yang ada dan sederhana dapatlah kita menolong si sakit dengan
cukup memuaskan.
2. Perlengkapan kamar tidur.
3. Tempat penyimpanan obat-obatan.
f. Penerapan
1. Sebagai individu : Perlu mempersiapkan diri agar mampu dan mau
melakukan PK untuk siapa saja yang membutuhkan.
2. Sebagai anggota masyarakat : Menjelaskan kepada anggota masyarakat
pentingnya PK. Dapat juga mengordinir disediakannya peralatan PK agar
masyarakat sekitar dapat menggunakan secara bersama.
3. Di lingkungan organisasi PMI : Turut berpartisipasi pada Tim PK PMI
dalam kegiatan pelayanan sosialnya PMI misalnya untuk panti jompo.
4. Pada saat bencana : Turut berpartisipasi pada Tim PK PMI dalam
kegiatan di tempat penampungan sementara/pengungsian.
Kesehatan Dasar Keluarga
a. Kebersihan Diri
1. Kebersihan diri merupakan factor penting dalam usaha pemeliharaan
kesehatan, agar kita selalu dapat hidup sehat.
2. Menjaga kebersihan diri berarti juga menjaga kesehatan umum.
3. Cara menjaga kebersihan diri :
 Mandi setiap hari secara teratur
 Tangan harus dicuci sebelum menyiapkan makanan dan minuman, sebelum
makan, sesudah buang air besar atau buang air kecil.
 Kuku digunting pendek dan bersih.
 Kaki perlu dirawat dengan baik dan teratur.
 Sikat gigi setiap habis makan.
 Pakaian perlu diganti setiap habis mandi dengan pakaian yang sudah dicuci
bersih dengan sabun, dijemur dan disetrika.
b. Kebersihan lingkungan
1. Kebersihan lingkungan adalah suatu usaha menjaga lingkungan bersih,
dan sehat sehingga dapat mencegah penularan penyakit
2. Penularan penyakit terjadi bila ada hubungan anatara 3 mata rantai, yaitu:
sumber penyakit, perantara penyakit dan orang yang lemah/peka terhadap
serangan penyakit.
3. Usaha meningkatkan kebersihan lingkungan dapat dilakukan bersama
masyarakat dengan mengusahakan untuk memutuskan hubungan mata rantai
tersebut agar tidak akan terjadi penularan.
4. Kebersihan lingkungan dapat dicapai dengan:
 Rumah harus sehat dan terpelihara.
 Hewan peliharaan tidak berkeliaran di dalam rumah atau ditempat anak bermain
terutama hewan yang berkutu
 Sediakan tempat sampah yang tertutup dan buang sampah ditempatnya
 Jaga kebersihan sumber air, MCK dan lingkungannya
 Hindari genangan air/air hujan di sekitar rumah
 Air limbah usahakan lancer alirannya.
Pelaksanaan Perawatan
Merawat orang sakit di rumah
a. Mencuci Tangan
1. Suatu keharusan bagi setiap perawat termasuk pelaku PK yang dilakukan:
 Sebelum dan sesudah merawat orang sakit
 Sebelum menyiapkan makanan dan minuman
 Sesudah memegang barang-barang kotor dan memegang binatang
 Sesudah buang air besar (b.a.b) atau buang air kecil (b.a.k)
2. Tujuan
 Membersihkan tangan dari segala kotoran
 Menjaga kesehatan pelaku
 Mencegah penularan penyakit
 Melatih suatu kebiasaan yang baik
b. Memakai Celemek
1. Celemek adalah bentuk pakaian untuk menutup pakaian pelaku PK waktu
menolong merawat si sakit, tanpa mengganggu gerak si pelaku.
2. Tujuan:
 Melindungi pakaian pelaku dari kotoran
 Mencegah penularan penyakit
Mengukur Auhu
a. Mengukur suhu
Alat untuk mengukur suhu disebut termometer. Menurut skalanya ada 2 macam,
yaitu: termometer celcius (lazim dipakai di Indonesia) dan termometer Fahrenheit (lazim
dipakai di Amerika)
1. Bagian dari termometer
 Tabung gas panjang, berbentuk persegi gepeng bundar atau persegi
 Pipa gelas tempat turun naik air raksa
 Skala yang menunjukkan derajat suhu
 Reservoir tempat air raksa
2. Tujuan
 Mengetahui suhu badan si sakit
 Mengetahui adanya kelainan pada tubuh
 Mengetahui perkembangan penyakit
 Sebagai salah satu penyokong dalam membantu dokter dalam menentukan
diagnosa
3. Tempat dan cara pengukuran suhu

3.1. Ketiak
 Cuci tangan
 Siapkan termometer
 Beritahu si sakit
 Keringkan ketiak dengan handuk/waslap
 Tempatkan pangkal termometer di tengah ketiak di minta si sakit menjepitnya 10-
15 menit, tangan yang lain membantu menekan bagian lengan yang menjepit
termometer
 Setelah 10-15 menit termometer dikeluarkan, dibaca sampai di mana naiknya air
raksa dan dicatat.
 Termometer dibersihkan, lalu disimpan
 Cuci tangan
3.2. Dubur
 Pengukuran suhu di dubur dilakukan:
- Pada bayi, anak, orang sakit parah
- Pada keadaan tertentu, misalnya:patah lengan,bagian ketiak di balut
- Atas petunjuk dokter
 Pengukuran suhu di dibibir tidak boleh dilakukan pada:
- Orang sakit yang luka pada daerah dubur
- Orang sakit yang berpenyakit kelamin
 Pelaksanaan :
1. Cuci tangan
2. Siapkan termometer dan minyak kelapa/vaselin
3. Beritahu si sakit
4. Miringkan si sakit,bebaskan pakaian yang menutupi bokong
5. Kaki yang sebelah atas ditekuk kearah perut
6. Oleskan pangkal termometer dengan minyak kela[a/vaselin untuk
memudahkan memasukkan ke dalam anus. Hati-hati bila ada wasir
7. Pisahkan bokong si sakit agar dubur terlihat, lalu pangkal termometer di
masukkan
8. Pegang termometer selama berada dalam anus selama 3 menit
9. Keluarka termometer, baca dan catat di buku catatan harian
10. Termometer dibersihkan lalu disimpan
11. Cuci tangan
3.3. Mulut
 Dilakukan pada orang sakit bila pada kedua tempat di atas tidak memungkinkan
pemasangan thermometer.
 Pengukuran suhu di mulut tidak boleh dilakukan pada:
- Orang sakit yang tidak sadar atau gelisah
- Orang yang berpenyakit milit,batuk pilek atau sesak nafas
- Bayi/anak yang masih kecil
 Pelaksanaan :
1. Cuci tangan
2. Siapkan termometer
3. Beritahu si sakit
4. Si sakit diminta untuk membuka mulut
5. Letakkan pangkal termometer di bawah lidah agak ke samping, di minta si
sakit untuk menutup mulut dan bernafas melalui hidung
6. Setelah 3 menit keluarkan termometer, baca dan catat di buku catatan
harian
7. Termometer dibersihkan lalu disimpan
8. Cuci tangan
Menghitung Denyut Nadi
Menghitung denyut nadi adalah sama penting dengan mengukur suhu. Denyut nadi
menjadi lebih cepat bila berada dalam ketakutan, gelisah, demam dan sesudah gerak
badan.
a. Denyut nadi dapat diraba pada :
1. Leher
2. Bagian muka telinga
3. Dekat ujung tulang selangkang
4. Sisi dalam dari lengan atas
5. Lipatan paha
6. Pergelangan tangan
7. Denyut bayi sampai umur 1 tahun dapat diraba di ubun-ubun
b. Tujuan mengukur denyut nadi
1. Mengetahui keadaan umum si sakit
2. Mengetahui keadaan jantung
3. Mengikuti perkembangan jalannya penyakit
4. Membantu menentukan diagnosa
c. Jumlah denyut nadi rata-rata permenit
1. Bayi baru lahir : + 130 - 160
2. Bayi : + 110 - 130
3. Anak umur 4-7 tahun : + 80 - 120
4. Anak umur lebih 7 tahun : + 80 - 90
5. Pria dewasa : + 60 - 80
6. Wanita lebih banyak antara 10-15 denyutan.
Umumnya kecepatan denyut nadi meningkat bila suhu badan meningkat. Tiap kenaikan
suhu 1 derajat C, denyut nadi akan bertambah 10-15 denyutan.
d. Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Beritahu si sakit
3. Si sakit duduk atau berbaring, lengan dikendurkan dengan ibu jari di
sebelah atas. Cari nadinya dengan 3 jari si pelaku dipergelangan tangan si sakit
kea rah ibu jari si sakit diantara urat-urat
4. Hitung denyut nadi selama ½ menit, hasilnya dikalikan 2 dan dicatat
dalam buku catatan harian
Menghitung Pernafasan
Satu kali pernafasan adalah 1 kali menarik nafas dan 1 kali mengeluarkan nafas
a. Tujuan menghitung pernafasan :
1. Membantu menentukan diagnosa
2. Mengetahui keadaan umum si sakit
b. Pelaksanaan
1. Dihitung segera setelah menghitung denyut nadi. Jangan diberitahu si
sakit akan dihitung pernafasannya dengan pergelangan si sakit tetap dipegang
seolah-olah masih menghitung denyut nadi
2. Diperhatikan apakah kedua sisi dada bergerak seirama, apakah terlihat
adanya kesukaran dalam bernafas
3. Hitung pernafasan selama ½ menit dan hasilnya dikali 2, catat dalam buku
catatan harian
c. Jumlah pernafasan permenit
1. Bayi baru lahir : 30-60
2. Anak umur 1 tahun : 25-30
3. Anak umur 2 tahun : 20-25
4. Anak umur 15 tahun : 18 -20
5. Pria dewasa : 16-18
6. Wanita dewasa : 18-20
d . Perbandingan jumlah pernafasan dengan denyut nadi adalah 1: 4
7. Penataan Tempat Tidur Orang Sakit
a. Maksud dan tujuan
1. Mempercepat penyembuhan
2. Mencegah penyakit bertambah parah
3. Memperkecil bahaya penularan
b. Syarat tempat tidur si sakit
1. Panjang tempat tidur harus sepadan dengan panjang badan si sakit
2. Ditempatkan pada bagian kamar yang tak banyak kena hembusan angin
3. Terhindar dari cahaya yang menyilaukan, bau yang merangsang dan
keributan
4. Barang tenun (seprei,sarung bantal dsab) hendaknya diganti paling sedikit
2 kali seminggu, kecuali bila basah atau kotor maka harus segera diganti.
c. Peralatan
1. Tempat tidur + kasur + bantal
2. Kain seprei + sarung bantal
3. Kain perlak + kain alas perlak
4. Selimut
Perawatan Sehari-hari di Rumah
1. Menolong si sakit B.A.B / B.A.K di atas tempat tidur
Di Indonesia biasanya orang sakit selama masih dapat berjalan akan berusaha untuk
pergi ke kamar kecil untuk B.A.B / B.A.K. sebenarnya hal ini tidak dibenarkan karena si
sakit membuang tenaga yang ia perlukan untuk melawan penyakitnya. Perlu diketahui,
bahwa antara orang sakit pria dan wanita cara menolongnya berbeda.
 Wanita : alat kelamin bagian luar dan dalam dihubungkan oleh sebuah saluran
yang sangat pendek jaraknya, sehingga sangat mudah terkena infeksi. Untuk b.a.b dan
b.a.k menggunakan sebuah tempat yang disebut pasu najis.
 Pria : untuk b.a.b dan b.a.k dapat hanya menggunakan sebuah labuh kemih,
semacam botol.
a. Peralatan
1. Pasu najis beserta tutupnya
2. Labu kemih untuk pria
3. Bamboo/botol berisi air
4. Kertas toilet
5. Alas bokong (perlak beserta alasnya)
6. Bel
7. Bangku kecil untuk pasu najis
8. Handuk, sabun, bedak
9. Air untuk mencuci bokong
2. Menyeka / memandikan si sakit di tempat tidur
a. Tujuan
1. Memberikan perasaan enak dan segar kepada si sakit
2. Membersihkan kotoran yang melekat pada tubuhnya
3. Membantu memperlancar peredaran darah
4. Melatih otot-otot secara aktif dan pasif
5. Mencegah terjadinya lecet
b. Peralatan
1. 2 baskom (untuk menyabun + membilas)
2. Air hangat dalam cerek dan air dingin dalam ember + gayung
3. 2 waslap + 2 handuk besar
4. 1 ember yang agak besar untuk menampung air
5. Sabun mandi dalam tempatnya, talk dan kamfer spiritus,alat bersolek, alat
cukur dan sisir
6. Pakaian si sakit yang bersih
7. Tempat/keranjang untuk pakaian kotor
8. Bila perlu disediakan lbu kemih dan pasu najis, botol berisi air untuk cebok
3. Mencuci rambut si sakit di tempat tidur
a. Tujuan
1. Memberikan perasaan segar dan senang kepada si sakit
2. Menghilangkan kotoran yang melekat pada kepala si sakit
3. Agar rambut tetap bersih, rapi dan terpelihara
b. Peralatan :
1. Baki yang berisi sisir, 1 handuk, 1 waslap, shampo, alas(handuk + perlak
2. Talak plastik yang dapat diganti dengan pelepah pisang/sebuah perlak
yang digulung
3. Ember berisi air hangat kuku, gayung bermulut lancip/kobokan
4. Ember kosong
5. Kain pel
6. Cadangan air panas dalam cerek dan air dingin dalam ember
7. Alat pengering rambut atau kipas
Merubah Posisi Tidur Orang Sakit
Seorang pelaku PK harus pandai menolong si sakit duduk , berbalik, merubah posisi
tidurnya, mengangkatnya, menolong turun / naik tempat tidur dengan cara teratur.
Merubah sikap tidur si sakit adalah hal yang sangat penting, karena dapat menghindari :
1. Bahaya lecet pada tubuh
2. Ketegangan pada sendi-sendi
3. Bahaya timbulnya cacat
4. Memperbaiki peredaran darah
a. Meminggirkan atau menengahkan si sakit
Meminggirkan adalah menggeser si sakit dari tengah ke pinggir tempat tidur,
sedangkan menengahkan adalah menggeser si sakit dari pinggir ke tengah tempat tidur.
b. Memiringkan si sakit
Memiringkan adalah membentuk posisi si sakit menjadiposisi miring.
Untuk memiringkan si sakit ke kanan, maka dilakukan dari arah
saebaliknya/berlawanan. Begitu juga jika memiringkan posisi si sakit dari arah kiri.
c. Memindahkan si sakit
Bila sakit seorang dewasa yang gemuk, maka untuk mengangkatnya sebaiknya
dilakukan berdua atau bertiga. Jangan coba melakukan sendiri, karena akibatnya
mungkin si sakit merasa lebih sakit atau mungkn terjatuh.
d. Menolong si sakit turun dari tempat tidur, berjalan ke kursi dan kembali ke tempat
tidur. Bila si sakit yang telah berbaring lama di atas tempat tidur mulai sembuh, maka
dokter akan memerintahkan agar ia didudukkan. Mula-mula duduk dipinggir tempat tidur
dengan kaki yang diayun-ayunkan, kemudia di atas kursi dalam ruangan si sakit.
Peristiwa ini merupakan hal yang menggembirakan bagi si sakit, sehingga ia akan
memberikan bantuaanya. Tetapi si sakit kecewa bila mulai duduk atau berjalan, merasa
psing, kaki berat dan lemas. Oleh sebab itu, hal ini perlu dilakukan secara bertahap.
Peralatan
1. Kursi yang memakai sandaran untuk lengan
2. Bantal untuk menopang punggungnya
3. Selimut
4. Sandal yang ringan
5. Bila perlu dingklik/kursi pendek dan bel
Penyajian Makanan dan Pemberian Obat
a. Penyajian makanan kepada pasien
Makanan berguna untuk memberikan zat-zat makanan yang cukup utnuk memelihara
kesehatan, memulihkannya bila sakit, menghasilkan tenaga untuk melaksanakan
berbagai kegiatan pertumbuhan dan perkembangan jiwa serta raga.
b. Cara menyajikan makanan
1. Makanan disajikan di atas sebuah baki yang berisi alas supaya rapi. Di
atas baki ada piring, sendok dan garpu, gelas yang berisi air minm dengan
tatakan dan tutupnya dan serbet/lap.
2. Cocokkan makanan sesuai dengan pantangan, rasa disesuaikan denga
selera sejauh tidak bertentangan dengan pantangan.
3. Makanan dijaga agar tidak dihinggapi lalat
4. Piring jangan di isi penuh, karena dapat mengurangi selera makan si sakit.
5. Sayuran dan lauk pauk diletakkan terpisah dalam piring kecil diatur secara
baik dengan sedikit variasi.
6. Sedapat mungkin makanan disajikan dalam keadaan hangat.
7. Waktu makan ditentukan
8. Agar menarik diberi jambangan kecil dan diberi bunga, kepada anak-anak
diberi mainan.
9. Bila dapat makan sendiri, digunakan meja kecil yang diberi alas
10. Selesai makan, baki dan isinya diangkat dan dibawah keluar kamar.
c Beberapa jenis makanan khusus
1. Makanan lunak untuk orang panas atau sakit mulut/tenggorokan
2. Makanan untuk orang diare
3. Makanan rendah lemak untuk orang sakit kuning
4. Makanan rendah garam untuk orang sakit busung/uderma
5. Makanan tanpa gula untuk orang sakit kencing manis
Pemberian Obat Kepada Orang sakit
a. Tujuan
1. Mempercepat penyembuhan
2. Mengurangi penderitaan
b. Bentuk obat
1. Pil
2. Tablet
3. Kapsul
4. Salep
5. Obat cair
6. Puyer/serbuk
c. Etiket/label
 Biasanya diletakkan pada botol, dus, kantong plastik, dsb yang memberi
petunjuk tentang pemakain obat
 Warna etiket :
1) Etiket putih : merupakan obat dalam (untuk diminum)
2) Etiket biru : merupakan obat luar (tidak boleh ditelan)
3) Etiket hitam dan biasanya bergambar tengkorak: merupakan obat berbahaya (obat
keras atau racun)
Perawatan Bayi
a. Kondisi bayi
1. Nadi : Kurang lebih 140 denyutan permenit pada waktu lahir
2. Pernafasan : Kurang lebih 33 – 40 gerakan permenit
3. B.a.b : 3 – 4 kali dalam waktu 24 jam pada bulan pertama.
Warnanya hitam dan agak lengket, akan berubah menjadi lembek kekuning-
kuningan bila si bayi mulai menetek
4. Berat badan : Seorang bayi rata-rata mempunyai berat badan sekitar 3 kg
waktu lahir. Dalam waktu beberapa hari ia akan kehilangan berat sampai 300
gram, tapi dalam waktu 2 minggu diharapkan berat badannya akan kembali
seperti pada waktu dilahirkan.
5. Kulit : Pada waktu lahir, biasanya kulit bayi diliputi lemak putih
kekuning-kuningan, warna kulitnya merah muda
6. Penglihatan : Baru mampu pada awal bulan ke 2
7. Pendengaran : Baru mampu pada awal bulan ke 4
8. Tidur : Pada bulan pertama bayi tidur 18 – 22 jam sehari, kalau
basah atau haus/lapar ia akan bangun dan menangis
b. Makanan
Makanan yang terbaik adalah ASI yang akan membuat bayi tumbuh baik dan sehat.
Bila ASI kurang, maka dokter akan menambah dengan susu buatan yang cocok
c. Pemeriksaan
Pada usia 2 minggu bayi sebaiknya dibawa ke dokter atau bidan untuk diperiksa berat
badannya dan apakah keadaan pusarnya baik. Juga untuk menerima nasihat mengenai
pertumbuhan bayi, kekebalan dan makanan tambahan.
d. Memandikan Bayi
 Di daerah panas bayi dimandikan pagi dan sore, di daerah pegunungan cukup
sekali sehari misalnya sore saja. Sebaiknya waktu mandi ditentukan, agar tidak
seorangpun dapat mengganggu pelaksanaan tugas ini.
 Peralatan
1. Satu buah handuk
2. Dua buah waslap
3. Ember / baskom berisi air hangat kuku
4. Pakaian untuk ganti
5. Sabun
6. Bedak
7. Alkohol, iodinepovidon dan kasa untuk komprse (untuk bayi yang belum lepas
tali pusarnya)

6. KESEHATAN REMAJA

supaya mereka setiap saat siap menghadapi berbagai kemungkinan yang ada.
Dengan pentingnya KB sebagai pengatur keluarga, semua orang–baik yang masih anak-anak
maupun dewasa–sebaiknya mengetahui program tersebut supaya mereka melakukan KB ketika
sudah menikah. Para remaja juga bisa melakukan KB. Namun, yang dipilih adalah teknik
A.Pengembangan Potensi Diri

Oke langsung saja kita kemateri KesJa (Kesehatan Remaja) atau pendidikan remaja sebaya
PMR. Dan kalo kita ngomong tentang pendidikan remaja sebaya isangat identik dengan
“TUTOR SEBAYA”. Tutor sebaya itu fungsi yang paling gampang adalah untuk menyelesaikan
masalah kita yang sekiranya ringan atau lebih sederhananya biasa kita sebut tempat curhat.
Walaupun tidak sepenuhnya betul,,, tapi gak apa2 lahh yang penting bisa nyambung dan mudah
dipahami. Betul tidaaakkk ???
Kenapa harus tutor sebaya ??
Remaja butuh itu karena ahami dan didekati dengan gayanya sendiri. Pendekatan teman sebaya
menjadi metode efektif untuk mengembangkan remaja karena lebih sesuai dengan jiwa remaja
yang cenderung tidak suka digurui, lebih mendengar dan percaya pada apa yang dikatakan
temannya.
Untuk sekarang ini sebetulnya tutor sebaya itu sangat dibutuhkan, jadi teman – teman bisa
menjadi tutor sebaya dengan mengikuti PMR atau organisasi lainnya. Tapi menurut saya
organisasi yang dapat membuat kita menjadi tutor sebaya adalah PMR.
“TUTOR SEBAYA SANGAT DIBUTUHKAN”
Mengapa ????????
Sekarang ini adalah era GLOBALISASI. Era dimana semua teknologi berkembang pesat, semua
informasi dapat dengan mudah diakses melalui internet dan lain – lain. Jika kita tidak hati – hati
maka akan sangat berbahaya buat kita. Tapi dari sinilah peran tutor sebaya dibutuhkan.

1. Tumbuh kembang remaja


“PERUBAHAN-PERUBAHAN APA SAJA YANG TERJADI SELAMA TUMBUH
KEMBANG DARI FASE ANAK KE REMAJA?”

Pertanyaan inilah topik utama dari materi bagian ini. Setiap makhluk hidup pasti “tumbuh” dan
“berkembang”. Coba tebak apa perbedaan dari kedua kata tersebut ...
Yappp perbedaannya kalau tumbuh itu berhubungan dengan fisik kita yang semakinbesar. Jika
berkembang hubungannya adalah dengan fungsi alat tubuh dan jiwa dari seseorang.
Seseorang akan mengalami perubahan penting yang berupa :
a. Perubahan bentuk (anatomi tubuh):
 Pembesaran alat kelamin
 Pertumbuhan rambut di beberapa tempat
 Peningkatan kelenjar minyak dan mudah berjerawat
 Suara berubah menjadi besar pada anak laki-laki. Pada anak perempuan, suara berubah
menjadi lebih lembut
 Pembesaran otot pada remaja laki-laki dan pembesaran pinggul serta dada bagi
perempuan
b. Perubahan faali (fungsi tubuh):
 Alat kelamin peka dan mudah terangsang. jika terangsang alat kelamin akan membesar
atau membengkak dan mengeluarkan lendir
 Keluar sperma waktu tidur (mimpi basah) pada anak laki-laki. Bagi perempuan, mereka
mengalami menstruasi pertama (yang menandakan alat reproduksi mereka sudah mulai berfungsi)
c. Perubahan kejiwaan:„„
 Keingintahuan yang tinggi mengenai berbagai hal, terzzmasuk pada masalah-masalah
reproduksi
 Perhatian terhadap masalah seks meningkat
 Keberanian untuk mencoba-coba, terutama jika didesak lingkungan
 Anak laki-laki cenderung menyendiri dan melamun. Untuk perempuan, mereka cenderung
suka ngerumpi

Tumbuh kembang dipengaruhi dua faktor :

Faktor Internal : Pembawaan

Faktor Eksternal, yang mencakup:


 Kesehatan
 Gizi
 Lingkungan keluarga dan lingkungan temen sebaya serta sekolah

BAGAIMANA MENCEGAH DAN MENANGGULANGI DAMPAK


NEGATIF TUMBUH KEMBANG REMAJA?

Pencegahan dan penanggulangan risiko tumbuh kembang remaja bisa dilakukan dengan berbagai
cara.

Pencegahan :

 Meningkatkan ibadah
 Membiasakan diri mensyukuri nikmat Allah
 Mencari segi-segi positif pada diri masing-masing
 Berusaha memetik pelajaran dari para remaja yang telah terjerus dalam perilaku-perilaku
berisiko

Penanggulangan :

 Menekan rasa negatif secara berkelompok


 Berbagi cerita dan kesulitan bersama sahabat karib
 Menyalurkan potensi diri ke hal-hal positif seperti ibadah, kegiatan sosial, olahraga, dan
kesenian

APA PERAN KITA SEBAGAI TUTOR REMAJA SEBAYA ?

Peran Tutor Remaja Sebaya antara lain:

 Mengayomi.., menyantuni, dan menyayangi Dengan.. sabar mendengarkan keluhan para


remaja
 Meningkatkan.. motivasi berprestasi di kalangan remaja
 Menjadi.. panutan, baik dalam sikap maupun kepribadian bagi remaja-remaja sebaya
lainnya

2. Pengembangan potensi diri


“SEBERAPA PENTING CITA-CITA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA ?”
Perntanyaan diatas adalah kunci dari materi pada bagian ini. Manusia hidup karena tujuan yang
jelas. Untuk itu, setiap orang harus menetapkan tujuan hidup secara pasti. Salah satu yang pasti
bagi remaja ialah CITA-CITA. Terutama mengenai cita-cita tentang pekerjaan di masa depan
seiring tibanya tahap dewasa dalam kehidupan seseorang. Cita-cita bisa apa saja. Bisa berubah,
bisa berganti. Semakin terperinci cita-cita seseorang, makin jelas dan mudah untuk
mewujudkannya. Semakin matang usia seseorang, makin mendekati kedewasaan, hendaknya
cita-cita yang ingin digapai semakin mantap.
Ikutilah kata “raihlah cita-citamu sampai setinggi langit”. Mengapa sampai setinggi langit ?
karena kalau hanya setinggi atap jatuhnya langsung ketanah, jadi lebih sakit. Tapi jika cita-cita
kita setinggi langit, walaupun jatuh paling tidak tidak langsung ketanah. Bisa saja nyangkut dulu
kepohon. Jadi intinya kita bebas untuk bercita-cita menjadi apasaja. Dan perlu diingat harus
berguna untuk masyarakat, bangsa, dan negara.
USAHA YANG BISA KITA DALAM MENCAPAI CITA-CITA

Semua manusia, sebagai ciptaan Tuhan yang paling sempurna, memiliki kelebihan. Kelebihan
tiap-tiap orang sering kali disebut sebagai POTENSI DIRI. Kadang-kadang, potensi diri juga
disebut sebagai FITRAH, nilai-nilai yang baik, yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia.
Kelebihan ini dapat dipelihara, diperkuat, dan dikembangkan untuk mendukung pencapaian cita-
cita seseorang. Yang harus dilakukan setiap orang adalah mengenal dengan baik dan benar
potensi diri masing-masing. Lalu, setidaknya setiap orang memelihara dan mengembangkan
potensi diri agar bisa mewujudkan cita-cita dengan baik. Dengan kata lain, kemampuan diri
tersebut dipelihara dan dikembangkan untuk mencapai fitrah masing-masing.

Ada dua hal mendasar yang bisa menghancurkan cita-cita remaja. Pertama adalah hal-hal yang
disebabkan oleh ulah remaja itu sendiri semisal hamil di luar nikah, cacat karena kecelakaan,
terkena penyakit mematikan seperti AIDS, dan tentu saja meninggal dunia. Kedua adalah adanya
pengaruh dari luar seperti perang, bencana alam, dan masalah keluarga (misalnya perceraian
orang tua serta kesulitan ekonomi)

A. Norma Sosial Dan Perilaku yang Beresiko

1. Norma Sosial

APAKAH NORMA SOSIAL ITU ?

Norma sosial ialah serangkaian peraturan yang disepakati bersama untuk dipelihara, dijaga, dan
ditaati oleh semua anggota suatu masyarakat.
Norma bisa bersumber dari:
 agama.
 undang-undang atau peraturan negara.
 adat dan kebiasaan serta kesepakatan masyarakat.

APA KONSEKUENSI SESEORANG APABILA MELANGGAR NORMA SOSIAL ?

Jika norma yang dilanggar juga merupakan norma tertulis yang dituangkan dalam bentuk
undang-undang, pelanggarnya akan diancam hukuman oleh negara. Apabila norma yang
dilanggar juga merupakan kaidah agama, para pelaku akan terkena sanksi sesuai dengan agama
masing-masing, baik sanksi di dunia maupun di akhirat kelak.

2. Perilaku Berisiko

APAKAH PERILAKU ITU ?

Perilaku ialah keseluruhan tindakan manusia yang didasari atas pengetahuan (atau
ketidaktahuan), sikap, dan tindakan.
Perilaku yang dikategorikan BERISIKO, apabila perilaku itu bisa berpeluang mendatangkan
kerugian. Kalau tidak menimbulkan kerugian saat ini, paling tidak perilaku itu bisa
mendatangkan musibah pada masa mendatang. Ini dapat menimbulkan kerugian terhadap diri
sendiri ataupun orang lain. Kerugian ini bisa berupa material, fisik, harga diri, rasa malu,
kehilangan kesempatan, kehilangan masa depan, dan seterusnya.
Contoh perilaku berisiko adalah perilaku seksual memiliki peluang yang sangat tinggi dan bisa
menimbulkan berbagai kerugian kedua belah pihak yang melakukannya. Perilaku tidak aman itu
antara lain seks sebelum nikah, gonta-ganti pasangan, sanggama dubur atau mulut, dan berbagai
hubungan seksual tidak normal lainnya. Dalam hal ini, masturbasi sebagai jalan keluar sementara
bisa saja dikatakan tidak berisiko atau risikonya belum jelas. Namun, jika dilakukan terlalu
sering, perilaku ini bisa menimbulkan risiko ketergantungan. Dalam bersanggama, penggunaan
kondom yang baik akan mencegah hal-hal yang tak diinginkan. Namun, jika dilakukan bukan
dengan pasangan yang sah, norma dan agama tetap menanggapnya sebagai perbuatan yang salah.
3. Gender

Sex dan Gender

APAKAH SEKS ITU?

Seks atau jenis kelamin merupakan karakteristik biologis-anatomis (khususnya sistem reproduksi
dan hormonal) diikuti dengan karakteristik fisiologis tubuh yang menentukan seorang laki-laki
atau perempuan.

Laki-laki : memiliki penis, testis, dan memproduksi sperma.

Perempuan : punya vagina, rahim, melahirkan, dan menyusui.

Alat-alat tersebut berlaku untuk jangka waktu selamanya, di mana saja, dan secara fungsi tidak
dapat dipertukarkan.
APAKAH GENDER ITU?

Secara mendasar, konsep gender berbeda dengan seks. Gender merupakan sifat yang melekat
pada kaum laki-laki atau perempuan yang dikonstruksikan secara sosial ataupun kultural
( budaya ). Ada pula yang mengartikannya sebagai pembagian peran dan tanggung jawab baik
laki-laki maupun perempuaan yang ditetapkan masyarakat ataupun budaya.

Karakteristik yang berlawanan antara laki-laki dan perempuan:

Laki-laki Perempuan
Maskulin Feminin
Rasional Emosional
Tegas Fleksibel
Agresif Pasif
Objektif Subjektif
Kasar Lembut

Padahal, sebenarnya, karakteristik tersebut bisa berubah dan dapat dipertukarkan. Artinya,
perempuan bisa memiliki sifat maskulin dan tegas. Sebaliknya, laki-laki juga ada yang bersifat
feminin dan lembut.

Perbedaan yang mendasar antara seks dan gender:

Seks

 Tidak bisa berubah

 Tidak bisa dipertukarkan

 Berlaku sepanjang masa


 Berlaku di mana saja


 Berlaku bagi siapa saja


 Ditentukan oleh Tuhan atau kodrati

Gender

 Bisa berubah
 Bisa dipertukarkan
 Bergantung masa
 Bergantung budaya masing-masing
 Berbeda antara satu golongan dan yang lain
 Dibentuk dan dibuat oleh masyarakat
KETIDAKADILAN GENDER

APAKAH KETIDAKADILAN GENDER ITU ?

Ketidakadilan gender adalah berbagai tindak diskriminasi yang bersumber pada keyakinan
gender.

Bentuk Ketidakadilan Gender :

 Marginalisasi : peminggiran/pemiskinan ekonomi


 Subordinasi : anggapan/perlakuan bahwa perempuan tidak
penting (nomor dua)
 Stereotipe : pelabelan/stigma
 Violence : kekerasan
 Diskriminasi : pembedaan
 Multi-Berden : beban kerja lebih panjang dan banyak

Bentuk-bentuk ketidakadilan gender tersebut tak bisa dipisahkan karena satu sama lain saling
berkaitan dan mempengaruhi.

KEBUTUHAN PRAKTIS dan KEBUTUHAN STRATEGIS GENDER


KUNCI MATERI

APAKAH KEBUTUHAN PRAKTIS GENDER ITU ?

Kebutuhan praktis gender adalah kebutuhan yang berhubungan untuk memenuhi kebutuhan
praktis supaya seseorang bisa menjalankan fungsi sesuai dengan tugas dan peran gender
masing-masing.

APAKAH KEBUTUHAN STRATEGIS GENDER ITU ?

Kebutuhan strategis gender adalah kebutuhan yang muncul dari posisi subordinat perempuan
yang tidak menguntungkan dalam masyarakat. Kebutuhan strategis ini berkaitan dengan
peningkatan posisi perempuan yang memerlukan waktu lama untuk mewujudkannya.

Perbedaan kebutuhan praktis dan strategis gender dapat diringkas sebagai berikut.
KEBUTUHAN PRAKTIS

Fokus pada Perempuan

 Memenuhi kebutuhan dasar pada saat ini (jangka pendek).


 Ditujukan untuk meningkatkan kondisi perempuan.
 Ditujukan pada kondisi perempuan di kelompok tertentu.

KEBUTUHAN STRATEGIS

 Fokus pada relasi gender, misalnya


 hubungan perempuan dengan laki-laki.
 Untuk meningkatkan posisi perempuan (jangka panjang)
 Ditujukan pada posisi perempuan dalam kategori relatif terhadap laki-
laki

1. Kesehatan Reproduksi
ALAT DAN FUNGSI REPRODUKSI
APAKAH FUNGSI REPRODUKSI?

Reproduksi merupakan kemampuan seseorang dalam memiliki keturunan sebagai bagian dari
upaya pelestarian kehidupan manusia dan sekaligus untuk menjalankan perintah dari Allah
SAW. Untuk tujuan mulia itulah manusia diberi alat-alat reproduksi.

BAGAIMANA PROSES KEHAMILAN PADA WANITA?

Remaja putri yang telah menstruasi berarti sudah mampu bereproduksi. Pada saat sanggama,
laki-laki memasukkan sperma ke saluran reproduksi wanita melalui rahim terus ke tuba
fallopi. Jika dalam tuba fallopi ada ovum, sebuah spermatozoa akan bergabung dengan ovum
tersebut dan terjadilah pembuahan membentuk zigot satu sel. Zigot akan berjalan ke arah
rahim sambil membelah terus-menerus. Setiba di rahim kurang lebih satu minggu, ovum akan
membenamkan diri ke bawah permukaan rahim bagian atas. Selanjutnya, pembelahan diri
dan pertumbuhan ovum berkelanjutan dengan terbentuknya embrio (bakal fetus/janin) yang
akhirnya tumbuh menjadi fetus (janin) lengkap. Janin ini dihubungkan dengan saluran
plasenta di rahim dinding atas. Janin itu akan terus tumbuh dan berkembang. Menginjak usia
kandungan sekitar 9 bulan 10 hari, bayi siap lahir.
BAGAIMANAKAH PACARAN YANG AMAN DAN SEHAT ?

Dari sisi agama, pacaran yang aman dan sehat adalah pacaran yang tidak melanggar kaidah
agama, yakni tak melakukan kegiatan yang menimbulkan syahwat atau keinginan melakukan
sanggama.

Dari sudut kehidupan remaja, pacaran yang aman dan sehat adalah pacaran yang tidak
menimbulkan kerugian saat ini dan masa depan remaja, termasuk hamil di luar nikah dan
tertular penyakit. Untuk itu, pacaran paling buruk pun masih bisa ditoleransi asalkan tidak
melakukan sanggama.

Dan pacaran yang aman dan sehat terakhir adalah jika ngobrol harus berjarak 5 meter
(teriak – teriak donk jadinya. Hehehe) dan jika boncengan naik sepeda motor diusahakan
jaraknya 4 meter, jadi boncengannya naik pick-up atau andong dehh. Hehe ...

INGAT !!!
PACAR YANG BAIK ADALAH PACAR YANG BISA MENJAGA PACARNYA
MASING – MASING, BUKAN MERUSAK. DAN JANGANLAH MENJADI
BINATANG YANG HANYA MEMENTINGKAN NAFSUNYA SENDIRI TANPA
MEMIKIRKAN NASIB BINATANG LAIN YANG IA JADIKAN KORBAN.

APAKAH SANGGAMA ITU?

Sanggama adalah hubungan seksual atau kadang hanya disebut seks. Ada juga yang
menyebut penetrasi atau penembusan. Sanggama merupakan kegiatan terpuji yang hanya
boleh dilakukan sepasang suami istri yang sah yang saling mencintai untuk melanjutkan
keturunan. Ingat termasuk kegiatan terpuji jika dilakukan sepasang suami istri yang sah.
Senggama dilakukan dengan memasukkan penis ke dalam vagina wanita. Proses penetrasi
(penembusan) ini menjadi mudah dan dinikmati kedua pihak apabila sebelumnya para pelaku
saling merangsang daerah erotis (alat reproduksi dan sekitarnya, buah dada wanita dan bagian
badan lain). Tindakan ini akan membuat penis menjadi sangat tegang dan mengeluarkan
cairan, sedangkan vagina menjadi membuka dan basah. Seperti dijelaskan sebelumnya,
sanggama menjadi jauh lebih nikmat bila didasari atas rasa cinta di antara keduanya. #kalo
yang ini saya belum tahu pasti, sebab saya masih kelas XI di MAN GENTENG. Saya bisa
menulis ini karna saya pernah membaca salah satu buku.

Ketika pertama kali melakukan sanggama, wanita akan mengalami rasa sakit. Ini karena
selaput dara yang ada di mulut vagina robek saat penis dimasukkan.
Perlu untuk diketahui, selain sanggama normal, yakni masuknya penis ke dalam vagina, ada
pula sanggama tidak normal. Ini termasuk sanggama oral (penis dimasukkan ke dalam mulut)
dan sanggama anal (penis dimasukkan ke dalam dubur). Kedua cara sanggama ini selain
menyalahi fitrah manusia juga sangat berbahaya karena lebih mudah menularkan berbagai
penyakit, khususnya penyakit menular seksual (PMS).

BAGAIMANAKAH KONDOM DAPAT MENCEGAH KEHAMILAN?

Penggunaan kondom harus dipandang secara arif. Kondom hanyalah suatu alat untuk tujuan
tertentu. Salah satu fungsinya adalah mencegah bersatunya sperma dengan sel telur saat
persanggamaan untuk kepentingan pengaturan kehamilan bagi kesejahteraan keluarga. Jika
salah satu sedang menderita sakit, misalnya penyakit hubungan seksual, hepatitis, atau AIDS,
penggunaan kondom diantara suami istri sangat dianjurkan agar penyakit yang diderita salah
satu dari mereka tidak menular kepada yang lain.

INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS)

JENIS-JENIS INFAKSI MENULAR SEKSUAL (IMS) YANG UMUM TERJADI DI


INDONESIA :

1. GO (GONOROE) ATAU KENCING NANAH


Penyakit ini disebabkan oleh kuman gonokokus. Masa tunasnya sekitar 1-5 hari.
Tanda/Gejala:
- Mulai rasa gatal pada penis
- Keluar nanah dan akhirnya penis menjadi luka
- Pada wanita sering tanpa gejala. Jika sudah gawat, akan terjadi radang kelenjar di labia
mayor.
- Apablia tertular pada bayi, penyakit ini bisa menyebabkan kebutaan.
Pengobatan:
Dengan menggunakan penisilin dan antibiotik lainnya, penyakit ini bisa sembuh total.

2. SIFILIS (RAJA SINGA)

Penyebabnya adalah Treponema pallidum. Penyakit ini masa tunasnya sekitar 2-4 minggu.

Tanda/Gejala:

- Tahap 1: luka di kemaluan tapi hilang dalam beberapa hari


- Tahap 2: demam dan sakit kelenjar
- Tahap 3: (beberapa tahun) benjolan di kulit, pelunakan tulang, serta kerusakan saraf dan
otot (jalannya seperti ayam jantan)

Pengobatan:
Jika pengobatan dilakukan sedini mungkin menggunakan penisilin dan antibiotik lainnya,
penderita dapat sembuh total. Namun apabila terlambat, penyakit ini tidak bisa diobati.

3. AIDS

Materi HIV / AIDS akan saya jelaskan lebih lengkap disini

4. INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS) LAIN

Penyakit IMS lain umumnya tidak berbahaya.

5. ULKUS MOLLE

Penyakit ini disebabkan kuman hemofilus. Gejalanya biasanya terjadi banyak benjolan merah
dan sakit di sekitar kemaluan.

6. LIMFOGRANULOMA VENEREUM

Penyebabnya adalah virus. Gejalanya berupa benjolan kecil di sekitar kemaluan, mudah
pecah, dan mudah menyebar ke mana-mana.
7. HERPES GENITALIS

Penyakit ini disebabkan virus Herpes, berupa gelembung berair di sekitar kemaluan. Virus ini
mudah ditulari penyakit lain yang bisa membahayakan.

8. KONDILOMA AKUMINATA

Penyebabnya adalah virus. Penyakit ini menimbulkan banyak kutil di sekitar kemaluan.

9. KANDIDIASIS GENETALIS
Penyebabnya adalah jamur Candida albicans pada alat kelamin.

10. TRIKOMONIASIS
Penyakit ini disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis. Parasit ini menyerang saluran
kemih.
Cara mencegah IMS :

 Hindari sex bebas

 Berlaku setia pada pasangan ( bagi yang sudah menikah)

 Gunakan kondom untuk membantu mencegah penularan PHS

KELUARGA BERENCANA (KB)

KELUARGA BERENCANA (KB) ?

KB adalah ikhtiar manusia untuk mengatur keluarga agar bahagia dan sejahtera, baik di dunia
maupun di akhirat kelak sesuai dengan tugas dan kewajiban manusia menurut agama masing-
masing.
Semua usaha menuju tercapainya keluarga bahagia sejahtera sesungguhnya masuk dalam
program KB. KB bermakna, semakin dini KB, itu akan makin baik. Dengan kata lain,
semakin awal KB dilaksanakan, manfaat yang dirasakan semakin nyata.
Pengaturan KB dititikberatkan dengan cara menentukan kapan suatu keluarga siap
mempunyai anak pertama. Artinya kapan seorang ibu siap untuk hamil. Seorang wanita akan
siap hamil hanya jika ia sudah dewasa.

Kaidah KB :

Dalam arti biologis: alat-alat tubuhnya sudah cukup matang untuk hamil, melahirkan, dan
menyusui si buah hati.

Dalam arti ekonomi: keluarga cukup punya persiapan dari segi finansial untuk merawat ibu
hamil dan bayinya kelak.

Dalam arti psikologis: kejiwaan wanita siap menjadi ibu dan kejiwaan laki-laki untuk
menjadi ayah.
Yang terpenting, dalam arti sosial-moral: sesudah pernikahan. Kesiapan tersebut ini terjadi
pada umur 20 tahun ke atas. Pada masa itulah pasangan bisa dikatakan “matang” untuk
melangsungkan pernikahan.
Selanjutnya adalah jarak kelahiran antara anak pertama dan kedua. Ini tentu saja harus
memperhatikan kesanggupan ibu untuk hamil dan melahirkan lagi sesudah pulih dari
kehamilan yang pertama. Juga, kesanggupan keluarga memelihara dua anak sekaligus.
Disarankan jarak anak pertama dengan kedua sekitar tiga tahun atau lebih.
Disarankan kehamilan terakhir terjadi sebelum seorang wanita berusia 35 tahun. Ini
dilakukan agar fungsi reproduksi dapat bekerja lebih aman karena pada saat usia 35 tahun
keatas, karena fungsi alat reproduksi akan mulai menurun pada usia itu.

Teknik KB dikelompokkan sebagai berikut :

a. Pencegahan bersatunya sperma dengan telur


- Berpuasa (abstinence)
- Penggunaan kondom
- Pengeluaran sperma di luar vagina

b. Pencegahan pembuahan saat sperma dan telur bersatu


- Penggunaan alat KB dalam rahim (AKDR atau IUD: Tunjukkan!
c. Pencegahan pematangan telur pada wanita
- KB hormonal: pil KB
- Suntik KB
- Susuk KB.
d. Penutupan saluran pengeluaran sperma/telur (sterilisasi)

- Pada pria: dengan vasektomi; dilakukan dengan cara menutup saluran reproduksi (vas
deferens)

- Pada wanita: dengan tubektomi; dengan menutup saluran reproduks (tuba falopii).

APA REMAJA (PRA NIKAH) BOLEH BER-KB ?


Semua orang, termasuk remaja (pra-nikah), harus memahami KB secara mendalam dan
menyeluruh tanpa penetrasi seks yang disebut abstinence atau puasa.

1. MASALAH KESEHATAN LAIN


HEPATITIS-B
Hepatitis-B merupakan jenis penyakit yang disebabkan oleh sejenis virus yang memiliki
karakter mirip dengan HIV penyebab AIDS. Penyakit ini juga sebagai peradangan hati yang
berbahaya dan dapat berkembang menjadi penyakit kronis serta menjadi salah satu penyebab
timbulnya kanker hati dan sirosis (matinya sel-sel hati).
Penyakit ini awalnya hanya menunjukkan gejala ringan serupa flu: tubuh lemas, cepat lelah,
demam, sampai pada gejala berat seperti muntah-muntah, demam sangat tinggi, dan
kemudian warna kulit menjadi kekuning-kuningan. Pada keadaan berat terdapat gejala-gejala
menurunnya fungsi hati, yang bisa berakhir dengan kanker. Atau jika “sembuh”, sel-sel hati
mati dan menjadi sirosis. Apabila meluas, penyakit ini bisa menyebabkan gangguan
penurunan fungsi hati seperti edema dan perdarahan lambung.
Selain hepatitis-B, berkembang pula jenis baru hepatitis-C dan hepatitis-D yang memiliki
tingkat kegawatan lebih tinggi daripada hepatitis-B.
Penularan virus hepatitis-B terjadi sama persis dengan penularan HIV, yakni berupa
penularan langsung melalui darah atau produk-produk darah yang meliputi:

 Sanggama

 Transfusi darah menggunakan alat yang kurang bersih

 Dari ibu hamil kejaninnya

 Kegemaran masyarakat indonesia menggunakan jarum suntik, padahal kita


belum tahu pasti jarum suntik tersenut sudah aman atau belum untuk digunakan

CARA MENCEGAH DAN MENGOBATI HEPATITIS-B

Hepatitis-B dapat dicegah dengan vaksinasi. Dengan cara ini, tubuh akan menghasilkan zat
anti terhadap hepatitis-B yang disebut Anti-HBs. Tidak semua orang perlu divaksinasi.
Seseorang yang sudah telanjur terkena virus hepatitis-B atau yang secara alamiah telah
memiliki Anti-HBs tidak perlu mendapat vaksinasi.
Selain itu, pencegahan yang sama juga harus dilakukan sebagaimana halnya dengan AIDS.
Pola ABC (Abstinence bagi yang belum menikah, Be faithful, dan Condom dalam keadaan
darurat) juga bisa diterapkan dalam mencegah penyebaran penyakit hepatitis-B.
Ada beberapa jenis obat yang dapat digunakan untuk melumpuhkan virus hepatitis-B pada
stadium awal. Obat ini hanya bisa didapat dengan resep dokter.
Jika sudah stadium lanjut, yang lebih penting adalah memelihara sel-sel hati yang masih baik
agar dapat berfungsi normal. Makanan sehat juga membantu usaha tersebut.
Tuberculosis (TBC)
TBC merupakan penyakit menahun dan menular yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis yang ditularkan lewat dahak yang menyebar ke udara. TBC
dapat menyerang setiap orang. Namun, penyakit ini paling sering menghinggapi orang yang
berusia 15-35 tahun–khususnya yang bertubuh lemah, kurang gizi, atau tinggal dengan
penderita TBC. TBC paling banyak menyerang paru-paru (saluran pernapasan). Namun, TBC
juga bisa menjangkiti alat tubuh yang lain. Pada anak, TBC dapat menyebabkan peradangan
selaput otak dan gangguan kulit.
Seseorang pengidap TBC menunjukkan tanda dan gejala sebagai berikut :

- Batuk lebih dari empat minggu, meski sudah minum obat biasa
- Batuk menahun dan berlendir (pada stadium lanjut berdarah)
- Panas ringan pada sore hari dan malamnya berkeringat
- Terasa nyeri pada dada dan punggung atas
- Menjadi kurus
- Kulit pucat
- Suara menjadi parau/serak
- Dalam stadium lanjut, berbagai infeksi dapat disebabkan oleh kuman TBC–termasuk
infeksi kulit, selaput paru, otak, jantung, dan berbagai organ tubuh penting lain.

Cara pencegahan :
 Vaksinasi Bacilus Calmette Guirin (BCG) bagi bayi sedini • mungkin
 Makan makanan yang banyak mengandung protein dan vitamin
 Makan dan istirahat yang teratur
 Menjaga kebersihan lingkungan
 Memeriksakan kesehatan secara teratur
 Menghindari berdekatan napas dengan penderita TBC

Cara pengobatan :

Sebenarnya, berbagai obat sudah ditemukan sebagai pembasmi TBC yang manjur–termasuk
INH, streptomisin, etambutol, PAS, dan ripamfisin. Masalahnya, obat-obat tersebut harus
diminum dalam jangka panjang secara terus-menerus tanpa berhenti. Ini yang biasanya tak
dilakukan penderita dengan baik. Dengan demikian, penyakit yang diderita tidak bisa sembuh
secara total. Makanan yang baik dan sehat serta istirahat yang cukup juga membantu
penyembuhan penyakit ini.

6. PENDIDIKAN REMAJA SEBAYA (PRS)

Keluarga

RASA CINTA KELUARGA SANGAT DIPERLUKAN REMAJA


keberhasilan remaja dalam belajar dan mempersiapkan masa depan sangat bergantung pada
keterdekatan remaja tersebut dengan keluarga. Rasa cinta kepada keluarga (bagaimanapun
keadaan keluarga kita masing-masing) menjadi perekat bagi tumbuhnya rasa tanggung jawab,
kematangan, dan kedewasaan seseorang.
Keluarga merupakan tempat pertama seseorang belajar untuk hidup. Keluargalah yang paling
mempengaruhi akan jadi apa anak tersebut.

TEMAN SEBAYA

Teman
Teman sejati ialah orang yang hadir di hadapan kita dan siap menolong kita pada saat kita
memerlukannya (”a friend indeed is a friend in need”). Orang yang tanpa diminta siap
menolong kita. Dalam bahasa sajak: “Yang siap menyediakan bahu tempat kita menangis
(”shoulder to cry on”).

Teman sebaya
Teman sebaya adalah teman yang amat akrab dengan kita karena jenis kelamin yang sama,
usia berdekatan, rumah bersebelahan, bersekolah di tempat yang sama, seminat, dan
seterusnya. Dengan demikian, di antara teman sebaya hampir tidak ada rahasia lagi. Teman
sebaya menjadi teman senasib sepenanggungan. Karena keterdekatannya, teman sebaya bisa
saling mempengaruhi sesuatu menuju kebaikan.

Menjadi teman sebaya :

- Mencari dan mendapatkan teman sebaya yang bisa saling mengajak pada kebaikan
dan bukannya mengajak pada hal-hal yang kurang baik
- Menjadi contoh bagi teman sebaya lain, baik dalam sikap maupun kepribadian
- Menempatkan diri sebagai teman sebaya teman-teman di lingkungan sekolah atau
lingkungan bermain, yang dipercaya akan dapat membantu memecahkan segala macam
persoalan tanpa diminta. Juga, dalam keluarga masing-masing.
PENDIDIKAN REMAJA SEBAYA (PRS)

PRS adalah penjabaran dari kesetiakawanan dan perasaan senasib sepenanggungan. Ini
merupakan bukti bahwa seorang teman adalah sahabat sejati.
Para PRS yang sudah dilatih didorong untuk terpanggil menyebarluaskan pengetahuan
kepada teman-teman sebaya, di sekolah dan di kelompok bermain, sesuai dengan masalah
yang sedang dihadapi oleh teman-teman sebayanya. Tentu saja, para pendidik sendiri
diharapkan menjadi panutan bagi teman-teman sebayanya dalam berperilaku. Sikap menjaga
rahasia teman juga merupakan prasyarat yang utama.

Tahapan PRS :

Tahap Penerimaan
Pada tahap ini yang penting adalah mendengarkan keluhan atau masalah yang dialami teman.
Tunjukkan rasa tertarik Anda. Bantu ia mengungkapkan keseluruhan masalah yang
dideritanya

Tahap Pemasukan Ide


Di tahap ini, pelan-pelan masukkan ide Anda ke dalam benak dan hati teman Anda. Usahakan
untuk tidak tergesa-gesa dan jangan memasukkan banyak ide secara sekaligus. Sebaiknya,
berikan sedikit demi sedikit. Secara berulang-ulang dan berurutan.

Tahap Pemeliharaan
Ide yang sudah dimasukkan harus dipelihara. Ini karena pembentukan atau perubahan
perilaku memerlukan waktu yang lama. Untuk keperluan pemeliharaan ini, dibutuhkan upaya
terus-menerus dan berulang-ulang guna mengajak teman menuju ke arah dan cita-cita yang
telah disepakati bersama

7. KESIAPSIAGAAN BENCANA (MATERI PMR)

AYO SIAGA BENCANA


1.Pengertian Bencana
Adalah kejadian akibat fenomena alam yang luar biasa dan / atau yang disebabkan ulah
manusia yang menimbulkan krban jiwa, kerugian material dan kerusakan lingkungan, dimana
masyarakat setempat tidak dapat mengatasinya, sehingga membutuhkan bantuan dari luar.
2. Pengertian Ancaman
Adalah fenomena alam yang berpotensi merusak atau mengancam kehidupan manusia.
Bencana terjadi ketika manusia tidak mampu lagi mengatasi ancaman.

3. Hal-hal yang mempengaruhi Kapasitas


a. Kondisi fisik
b. Keadaan social budaya
c. Kelembagaan sosial
d. Kemampuan ekonomi
e. Pengetahuan
f. Sikap dan perilaku

4. Jenis Bencana berdasarkan Waktunya


a. Bencana yang terjadi secara tiba-tiba
Contoh : Gempa bumi, Tsunami, Angin topan/Badai, Letusan gunung berapi, dan tnh longsor
b. Bencana yang terjadi secara perlah
Contohnya : Kekeringan, Rawan pangan, kerusakan lingkungan, dll.

5. Jenis Bencana Berdasarkan Penyebabnya


a. Fenomena Alam
Fenomena ALam

Penyebab Akibat
Pergeseran lapisan bumi •Gempa bumi
•Tsunami
Aktifitas Gunung Api •Gempa Vulkanik
•Semburan Awan Panas
•Hujan Abu
•Erupsi / Letusan
Perubahan Iklim / Musim •Hujan Musiman
•Angin rebut
•Angin Topan
Kemarau berkepanjangan •Kekeringan
•Kebakaran Hutan

b. Ulah Manusia
1)Berhubungan dengan lingkungan
Contohnya : Penebangan hutan tak terkendali, Perusakan area penyanggah daratan dan
laut, Polusi (air, udara & Tanah)
2)Berhubungan dengan kecelakaan / kelalaian
Contohnya : Kebakaran kilang minyak, Kebocoran reactor nuklir, Kebocoran gas
industri, dll

3)Berhubungan dengan pertentangan antar manusia


Contohnya : Perang, Konflik sosial, dll.

c. Kombinasi
Contohnya : Banjir, Tanah longsor, kebakaran perumahana atau Perkotaan,
Kebakaran di pedesaan, lahan atau hutan, dll.

6. Siklus Bencana
a. Pra Bencana
1) Kesiapsiagaan
Adalah upayaupaya mpenggunaan kemampuan untuk secara tepat dan cepat merespon
bencana.
Meliputi :
• Penyusunan rencana tanggap darurat bencana
• Pengembangan sistem peringatan dini
• Peningkatan kemampuan diri, dll

2) Mitigasi
Adalah upaya-upaya untuk mengurangi akibat ancaman bencana.
Contohnya : Pengelolaan air bersih, pembangunan tanggul banjir dan tempat evakuasi,
penghijauan lereng yang rawan longsor, dll

b. Saat Bencana
1) Bantuan
2) Rehabilitasi

c. Setelah Bencana
• Rekonstruksi

7. Isi Tas Siaga Bencana


a. Obat-obatan ringan
b. Perlengkapan PP
c. Persediaan air minum dan makanan kering
d. Senter
e. Peluit
f. Korek api
g. Selimut
h. Pakaian
i. Perlengkapan mandi
j. Alas kaki
k. Kantong plastic besar
l. Foto keluarga
Hal ini berguna pada saat terpisah dari keluarga
m. Buku cerita
Akan membantu menghibur di tempat pengungsian
n. Buku catatan
Mencatat nomor telepon dan alamat keluarga serta nomor telepon penting atau kanor atau
organisasi yang dapat dihubungi apabila membutuhkan bantuan
o. Alat tulis
p. Radio transistor
Selain sebagai hiburan, juga dapat membantu mengetahui perkebangan pada saat bencana
terjadi

8. Jenis Gempa Bumi


a. Gempa Tektonik
Gempa yang disebabka oleh pergeseran lempengan tektonik

b. Gempa Vulkanik
Gempa yang disebabkan aktifitas gunung api

c. Gempa Induksi
Gempa yang disebabkan oleh pelepasan energi akibat sumber-sumber lainnya, misalnya :
runtuhnya tanah dan bebatuan akibat bahan peledak.

9. Akibat Gempa
a. Hancurnya bangunan
b. Kerugian harta maupun nyawa

10. Titik Pusat Gempa


a. Hiposentrum
Adalah pusat gempa jauh di bawah permukaan bumi, tepat di tempat batuan yang pecah dan
bergeser untuk pertama kali

b. Episentrum
Adalah titik di permukaan bumi , tepat diatas pusat gempa
11. Gelombang Seismik
Adalah gerakan batuan yang menyebabkan getaran pada gempa

12. Seismograf / Seismometer


Adalah alat pengukur getaran gempa

13. Charles F. Richer


Adalah seorang ahli seismologi Amerika yang mengembangkan system pengukuran kekuatan
gempa.
Setiap angka pada skala richer (SR) menggambarak 10 kali peningkatan gerakan tanah yang
tercatat oleh seismograf

14. Yang Dilakukan bila terjadi Gempa


a. Sebelum Gempa terjadi
• Kenalilah daerah sekiat tempat tinggalmu
• Ketika masuk ke sebuah gedung atau bangunan, perhatikan dimana leta pintu keluar, tangga
darurat atau cara-cara keluar jika sewaktu-waktu harus menyelamatkan diri
• Perhatikan tempat-tempat yang aman untuk berlindung ketika gempa
• Perhatikan juga tempat-tempat berbahaya pada saat gempa terjadi. Contohnya : di dekat
atau di bawah candela kaca, di dekat pilar atau tiang
• Catat dan simpan nomor-nomor telepon penting yang harus dihubungi pada saat gempa
terjadi
• Matikan kran air, kompor, gas dan listrik setelah selesai digunakan

b. Ketika Gempa Terjadi


1) Di rumah
• Berusahalah menyelamatkan diri dan keluarga
• Berlindung di bawah meja
Agar tidak terkena benda yang jatuh
• Lindungi kepala dengan apa saja
Misalnya : papan, bantal atau kedua tangan dengan posisi telungkup

2) Di luar rumah
• Merunduk dan lindungi kepala
• Bergeraklah menjauh dari gedung dan tiang
• Menuju daerah terbuka
• Jangan lakukan apapun sampai keadaan menjadi tenang

3) Di mal atau tempat umum


• Tetap tenang
• Ikuti petunjuk dari satpam atau petugas penyeamat
• Jangan menggunakan lift
• Gunakan tangga darurat
• Bergeraklah ke tempat terbuka

4) Di dalam kendaraan
• Berpeganglah dengan erat pada tiang atau apapun yang dekat
• Tetap tenang
• Ikuti perintah atau petunjuk petugas
• Minta pngemudi untuk mngehentikan kendaraan
• Bergeraklah e tempat terbuka

5) Di gunung atau pantai


• Jika di gunung, bergeraklah ke daerah yang aman yaitu lapangan terbuka yang jauh dari
daerah lereng
• Jika di pantai, bergeraklah ke daerah yang lebih tinggi atau perbukitan

c. Setelah Gempa Terjadi


• Bila masih berada di dalam gedung ata ruangan, segeralah keluar
• Periksa keadaan diri sendiri, apakah ada bagian tubuh yang terluka atau tertimpa benda-
benda
• Mintalah orang dewasa untuk mematikan listrik dan gas
• Jangan menyalakan api
• Beri pertolongan pertama kepada orang lain bila mampu
• Dengarkan informasi dari sumber-sumber yang terpercaya dan bertindaklah sesuai
himbauan

15. Banjir
Adalah merupakan peristiwa meluapnya air yang menggenangi permukaan tanah, yang
ketinggiannya melebihi batas normal.

16. Yang dilakukan bila Banjir terjadi


a. Sebelum Banjir
• Buatlah denah dan peta lingkungan sekitarmu
• Beri tanda tempat-tempat yang biasanya terendam genangan air banjir
• Tandai tempat-tempat yang aman dari banjir
• Tandai tempat-tempat yang berbahaya dari banjir
• Ketahui sistem peringatan dini di lingkunganmu
• Pahami tanda-tanda terjadinya banjir dan waspadai jika itu terjadi
• Kalau tidak hujan, perhatikan kondisi air sungai terdekat, apakah lebih keruh dari biasanya.
• Simpan surat-surat penting di dalam plastik atau bahan kedap air

b. Saat Banjir
• Pantau informasi penting yang disampaikan melalui radio atau TV
• Pindahkan barang-barang atau perabotan rumah ke tempat yang lebih tinggi dan tidak
terjangkau oleh genangan air
• Segera padamkan aliran listrik dan gas di rumah
• Bersiaplah untuk kemungkinan mengungsi
• Perhatikan kecenderungan air, apakah meningkat atau berkurang
• Jika hujan tidak berhenti dan air tidak surut atau bahkan meningkat, segera mengungsi ke
tempat yang aman atau tempat yang telah ditentukan oleh pemerintah setempat
• Jika ada himbauan mengungsi, segera lakukan dengan tenang dan tertip
• Jika terjebak dalam rumah, tetap tenang dan berusaha mencari pertolongan dengan
menghubungi kerabat, PMI Cabang, Kantor Pemerintahan, atau kantor Polisi
• Tetap menjaga perilaku hidup sehat dan bersih
• Usahakan untuk tidak tidur di tempat terbuka

c. Setelah Banjir
• Jika mengungsi, pulanglah ke rumah jika keadaan sudah benar-benar aman
• Jangan langsung masuk kerumah, tetapi lihat situasi terlebih dahulu dengan seksama
• Periksa lingkungan sekita rumah kalau-kalau ada bahaya yang tersembunyi
• Gunakan selalu alas kaki
• Mulailah membersihkan sekitar rumah dan lingkungan
• Cuci perlengkapan makan dan barang lainnya dengan sabun anti kuman
• Perhatikan kebersihan dan kesehatan diri serta lingkungan agar terhindar dari berbagai
penyakit

17. Tsunami
• Berasal dari bahasa Jepang, Tsu yang berarti pelabuhan dan Nami yang berarti pelabuhan
• Gelombang tsunami mempunyai pola ketika mendekati pantai gelombang meningkat
ketinggian namun kelajuannya menurun
• Di tengah laut, Tsunami bergerak sangat cepat, dan ketika mendekati pantai dan mencapai
daratan akan menimbulkan gelmbang dengan ketinggian 4 – 24 meter dan jangkauan
jangkauan ke daratan 50 – 200 meter dari garis pantai
• Tinggi dan besarnya gelombang tsunami dipengaruhi oleh besar kecilnya pergeseran tanah
dan bentuk garis pantai
18. Dampak Tsunami
a. Banjir dan genangan air di daratan
Misalnya di Banda Aceh, tsunami menimbulkan genangan air laut sekitar 20 – 60 cm, dan
meninggalkan endapan Lumpur setebal 10 – 20 cm

b. Kerusakan sarana dan pra-sarana


Misalnya di Banda Aceh, pada tahun 2005, sedikitnya 120 hektar lahan pertanian rusak atau
tergenang air laut

c. Pencemaran lingkungan
Tsunami menghanyutkan benda-benda sejak lautan hingga daratan yang terdampar dan tak
berguna sehingga menjadi sampah. Sumber air bersihpun tercemar digenangi air laut

d. Korban jiwa dan harta

No Kedalaman (meter) Kecepatan (Km/ Jam) Panjang Gelombang (Km


1 7000 943 282
2 4000 713 213
3 2000 504 151
4 200 159 48
5 50 79 23
6 10 36 10,6

19. Yang Harus dilakukan bila ada Tsunami


a. Sebelum Tsunami
• Kenali tanda-tanda tsunami
• Tsunami biasanya didahului gempa besar yaitu gempa yang berpusat di laut dangkal (0 – 30
Km) dan memiliki kekuatan 6,5 SR atau gempa yang berpola sesar naik atau sesar turun
• Tanda-tanda sebelum Tsunami diantaranya air laut surut melewati garis pantai sehingga
bisa terlihat binatang laut, dan tercium bau garam yang menyengat
• Jika tinggal di tepi pantai atau sedang berada di pantai, ketahuilah jalur evakuasi yang aman
jika Tsunami terjadi
• Jika tidak terdapat dataran tinggi, pilihlah gedung yang tinggi (minimal 3 lantai dan
memiliki konstruksi yang kuat)

b. Saat Tsunami
• Jangan panic
• Bertindak cepat dan tepat
• Bergeraklah sesuai jalur evakuasi tsunami
• Jika jalur evakuasi belum ada atau tidak diketahui, bergeraklah ke tempat yang lebih tinggi
• Jika tanda-tanda Tsunami ada, peringatkan orang lain dan ajaklah keluarga dan orang-orang
di sekiatrmu menyelamatkan diri
• Jika hanyut, carilah benda-benda terapung yang dapat dijadikan rakit. Berpegang eratlah
dan usahakan tidak meminum air laut dan tetap di permukaan air untuk dapat bernapas
• Jika terbawa ke tempat yang lebih tinggi, tetaplah bertahan disitu sampai air surut dan
keadaan menjadi tenang
• Tetap berdoa untuk keselamatan

c. Sesudah Tsunami
• Jangan larut dalam suasana kepanikan, tetapi tetap tenang
• Kuatkan hati untuk menghadapi kenyataan
• Setelah surut, berhati-hatikah. Jangan melewati jalan-jalan atau daerah yang rusak
• Ikuti himabuan dari pemerintah atau regu penyelamat
• Jika sampai di rumah, jangan langsung masuk, tetapi waspadai ada bagian rumah yang
roboh atau lantai licin
• Jangan lupa mengecek anggota keluarga satu persatu
• Hindari instalasi listrik
• Bantulah teman-temanmu terutama yang banyak mengalami penderitaan, pengalaman
mengerikan dan kehilangan
• Untuk mendapatkan bantuan dan informasi datanglah ke Posko bencana
• Jalin komunikasi dengan warga sekitar
• Bantulah keluarga dan tetangga yang lebih lemah
• Bersiaplah kembali ke kehidupan normal.

20. Longsor
a. Penyebab Longsor
Penyebab utamanya adalah grafitasi, tetapi volumenya yang besar dipengaruhi oleh :

1) Faktor Alam
Meliputi :
• Kondisi geologi : batuan lapuk, kemiringan tanah, unsur / jenis lapisan tanah, gempa bumi,
gunung api, dll
• Kondisi iklim : curah hujan yang tinggi
• Kondisi topografi : kemiringan permukaan tanah, seperti : lembah, lereng, dan bukit
• Kondisi tata air : akumulasi volume atau massa air, pelarutan dan tekanan hidrostatitika, dll

2) Faktor Manusia
• Pemotongan tebing pada penambangan di lereng yang terjal
• Penimunan tanah urugan di daerah lereng
• Kegagalan struktur dinding penahan tanah
• Penggunduan hutan
• Budidaya ikan di atas lereng
• Ssistem pertanian yang tidak memperhatikan irigasi yang aman
• Pengembangan wilayah melanggar aturan tata ruang
• Sistem drainase yang buruk, dll

b. Jenis-jenis tanah longsor


Sangat dipengaruhi oleh kemiringan lereng, bidang gelincir dan kondisi lokasinya.

1) Longsoran Translasi
Terjadi jika tanah dan batuan bergerak pada permukaan landai yang rata atau bergelombang.
Bidang bergeraknya tanah atau batuan disebut bidang gelincir.

2) Longsoran Rotasi
Terjadi jika tanah dan batuan bergerak pada bidang gelincir berbentuk cekung.

3) Longsoran Translasi Batu (Pergerakan blok)


Terjadi jika batuan berpindah pada bidang gelincir yang landai.

4) Longsoran Rayapan Tanah


Terjadi jika butiran tanah kasar dan halus yang bergerak lambat atau merayap. Longsor
rayapan ini ditandai dengan rumah, pohon, atau tiang yang miring ke bawah. Kadang rayapan
bergerak cepat bahkan tidak terkendali.

5) Longsoran Runtuhan
Terjadi jika batuan, tanah atau material lainnya jatuh bebas ke bawah. Biasanya terjadi di
lereng yang terjal dan menggantung di daerah pantai.

6) Longsoran Aliran
Terjadi jika tanah terdorong oleh air, sehingga material yang ada diatasnya bergerak di
sepanjang lereng dan meluas pada daerah yang landai.

c. Yang Harus Dilakukan

1) Sebelum terjadi longsor


• Petakan daerah yang rawan longsor
• Tandai lokasi yang berpotensi longsor dan jalur longsorannya
• Gerakan penanaman ohon di lereng yang rawan longsor
• Pelajari tanda-tanda longsor
• Waspadai warna air sungai yang berubah keruh
• Waspadai bila tiba-tiba muncul mata air, rembesan atau retakan yang memanjang d tanah
• Lakukan patroli secara bergantian

Anda mungkin juga menyukai