Nim: 0306193215
Kelas: Pgmi-6
Semester: 7
UTS PALANG MERAH INDONESIA
1. Jelaskan sejarah lahirnya: ICRC, IFRC, DAN PMI
Jawab:
- ICRC
Aksi ICRC didasarkan pada Konvensi Jenewa 1949, Protokol-protokol Tambahan, Anggaran
Dasar ICRC dan Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, dan resolusi
Konferensi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. ICRC adalah organisasi yang netral
dan mandiri yang bertujuan untuk menjamin perlindungan dan bantuan kemanusiaan bagi korban
konflik bersenjata dan situasi kekerasan lain. ICRC melakukan aksi untuk merespon keadaan darurat
dan pada saat yang sama mempromosikan penghormatan terhadap hukum humaniter internasional dan
implementasinya dalam hukum nasional.
Atas inisiatif ICRC, negara-negara mengadopsi Konvensi Jenewa pertama tahun 1864. Sejak saat
itu, ICRC, dengan dukungan seluruh Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, terus mendorong
pemerintah untuk mengadaptasikan hukum humaniter internasional terhadap keadaan yang terus
berubah, terutama terkait perkembangan terkini peralatan dan metode perang, guna memberikan
perlindungan dan bantuan yang lebih efektif bagi korban konflik.
Dewasa ini, semua Negara terikat oleh empat Konvensi Jenewa 1949 yang pada masa konflik
bersenjata, memberikan perlindungan kepada anggota angkatan bersenjata yang terluka, sakit dan
kapal karam, tawanan perang dan warga sipil.
Lebih dari tiga perempat negara di seluruh duni saat ini telah menjadi Negara Pihak pada kedua
Protokol Tambahan 1977. Protokol Tambahan I melindungi korban konflik bersenjata internasional,
sedangkan Protokol Tambahan II melindungi korban konflik bersenjata non-internasional. Yang
terpenting, perjanjian-perjanjian tersebut telah mengkodifikasikan aturan untuk melindungi penduduk
sipil dari dampak permusuhan. Protokol Tambahan III 2005 memungkinkan untuk penggunaan
lambang tambahan – Kristal Merah – oleh perhimpunan nasional dalam Gerakan.
- IFRC
- PMI
Berdirinya Palang Merah di Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak masa sebelum Perang
Dunia Ke-II. Saat itu, tepatnya pada tanggal 21 Oktober 1873 Pemerintah Kolonial Belanda
mendirikan Palang Merah di Indonesia dengan nama Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie (Nerkai),
yang kemudian dibubarkan pada saat pendudukan Jepang.
Perjuangan untuk mendirikan Palang Merah Indonesia sendiri diawali sekitar tahun 1932.
Kegiatan tersebut dipelopori oleh Dr. RCL Senduk dan Dr Bahder Djohan. Rencana tersebut
mendapat dukungan luas terutama dari kalangan terpelajar Indonesia. Mereka berusaha keras
membawa rancangan tersebut ke dalam sidang Konferensi Nerkai pada tahun 1940 walaupun
akhirnya ditolak mentah-mentah. Terpaksa rancangan itu disimpan untuk menunggu kesempatan yang
tepat. Seperti tak kenal menyerah, saat pendudukan Jepang, mereka kembali mencoba untuk
membentuk Badan Palang Merah Nasional, namun sekali lagi upaya itu mendapat halangan dari
Pemerintah Tentara Jepang sehingga untuk kedua kalinya rancangan itu harus kembali disimpan.
Tujuh belas hari setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, yaitu pada tanggal 3
September 1945, Presiden Soekarno mengeluarkan perintah untuk membentuk suatu badan Palang
Merah Nasional. Atas perintah Presiden, maka Dr. Buntaran yang saat itu menjabat sebagai Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Kabinet I, pada tanggal 5 September 1945 membentuk Panitia 5 yang
terdiri dari: dr R. Mochtar (Ketua), dr. Bahder Djohan (Penulis), dan dr Djuhana, dr Marzuki, dr.
Sitanala (anggota). Akhirnya Perhimpunan Palang Merah Indonesia berhasil dibentuk pada 17
September 1945 dan merintis kegiatannya melalui bantuan korban perang revolusi kemerdekaan
Republik Indonesia dan pengembalian tawanan perang sekutu maupun Jepang. Oleh karena kinerja
tersebut, PMI mendapat pengakuan secara Internasional pada tahun 1950 dengan menjadi anggota
Palang Merah Internasional dan disahkan keberadaannya secara nasional melalui Keppres No.25
tahun 1959 dan kemudian diperkuat dengan Keppres No.246 tahun 1963. Kini jaringan kerja PMI
tersebar di 30 Daerah Propinsi / Tk.I dan 323 cabang di daerah Tk.II serta dukungan operasional 165
unit Transfusi Darah di seluruh Indonesia.
Jawab:
Jean Henry Dunant lahir di Jenewa, Swiss, pada 8 Mei 1828. Ia adalah putra pertama dari
seorang pengusaha bernama Jean-Jacques Dunant dan ibunya bernama Antoinette Dunant-Colladon.
Keluarga Dunant merupakan penganut Calvinist (salah satu sekte dalam agama Kristen) yang taat
sehingga sedari kecil Henry sudah ditekankan tentang pentingnya mengasihi terhadap sesama. Sang
ayah sendiri aktif membantu anak yatim-piatu dan ibunya kerap mengadakan kegiatan sosial untuk
membantu orang-orang sakit dan kaum miskin. Sifat dermawan dan peduli terhadap lingkungan sosial
kedua orang tuanya ini lantas turun kepada Henry. Sejak usia muda, Henry sudah aktif dalam kegiatan
sosial yang diadakan gereja, salah satunya menjadi pekerja penuh dalam asosiasi pemuda Kristen di
Jenewa yang bernama Thursday Association. Asosiasi ini memiliki misi kemanusiaan melalui
penyelenggaraan berbagai kegiatan sosial untuk membantu orang-orang yang membutuhkan. Misi
yang dilakukan Henry bersama kawan-kawannya pun berkembang bahkan sampai ke luar Swiss,
seperti di Perancis, Belgia, dan Belanda. Pada 1849, ketika berusia 21 tahun, Henry terpaksa harus
keluar dari sekolahnya di Kolese Kalvin karena nilai prestasi akademiknya sangat buruk. Ia kemudian
melanjutkan kiprahnya sebagai pekerja magang di suatu perusahaan uang bernama Lullin et Sautter.
Karena kinerjanya baik, Henry diangkat sebagai pegawai tetap di perusahaan itu.
3. Jelaskan fungsi lambang palang merah?
Jawab:
Lambang Palang Merah, Bulan Sabit Merah dan Kristal Merah memiliki dua fungsi yaitu sebagai
tanda pelindung dan tanda pengenal. Konvensi Jenewa 1949 sebagai bagian Hukum Humaniter
Internasional (HHI), mengenal adanya prinsip pembedaan, yaitu prinsip untuk membedakan
kombatan (peserta tempur) dan non kombatan (bukan peserta tempur), seperti penduduk sipil dan
kesatuan medis militer.Lambang sebagai Tanda Pengenal, berfungsi untuk menandakan bahwa
penggunaannya adalah pihak yang terkait dengan Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
Internasional:
4. Uraikan maksud daring masing- masing 7 prinsip dasar Gerakan palang merah dan bulan sabit
merah?
Jawab:
Kemanusiaan
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional didirikan berdasarkan keinginan
memberi pertolongan tanpa membedakan korban yang terluka didalam pertempuran, berupaya dalam
kemampuan bangsa dan antar bangsa, mencegah dan mengatasi penderitaan sesama.
Kesamaan
Gerakan ini tidak membuat perbedaan atas dasar kebangsaan, kesukuan, agama/kepercayaan,
tingkatan, atau pandangan politik. Tujuannya semata-mata hanyalah mengurangi penderitaan manusia
sesuai dengan kebutuhannya dan mendahulukan keadaan.
Kenetralan
Agar senantiasa mendapatkan kepercayaan dari semua pihak, gerakan ini tidak memihak atau
melibatkan diri dalam pertentangan politik, kesukuan, agama, atau ideologi.
Kemandirian
Kesukarelaan
Gerakan ini adalah gerakan pemberi bantuan sukarela, yang tidak didasari oleh keinginan
untuk mencari keuntungan apapun.
Kesatuan
Di dalam suatu negara hanya ada satu gerakan Palang Merah atau Bulan Sabit Merah yang
terbuka untuk semua orang dan melaksanakan tugas kemanusiaan diseluruh wilayah.
Kesemestaan
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional adalah bersifat semesta. Setiap
perhimpunan mempunyai hak dan tanggung jawab yang sama didalam menolong sesama manusia.
Visi
Terwujudnya PMI yang Profesional dan Berintegritas serta Bergerak bersama Masyarakat
Misi
Jawab:
Jawab:
Kedaruratan medis adalah keadaan non trauma atau disebut juga kasus medis. Seseorang
dengan kedarutan medis dapat juga terjadi cedera. Contoh : Sebagai akibat dari gejala gangguan
fungsi tubuh yang terjadi pada kehilangan k esadaran kemudian terjatuh sehingga luka.
Jawab:
Jawab:
Untuk menjadi pendonor darah, kamu harus dipastikan bebas dari penyakit yang menular, karena
bisa memengaruhi kondisi kesehatan penerima. Jika kamu baru saja menjalani operasi atau baru
sembuh dari alergi, tidak bisa melakukan donor darah.
Berusia 17 – 65 tahun
Memiliki berat badan minimal 45 kg
Memiliki tekanan darah yang baik dengan ketentuan sistole 100-170 mmHg dan diastole 70-
100 mmHg
Memiliki kadar hemoglobin sekitar 12,5-17 g/dl
Temperatur tubuh berkisar 36,6 – 37,5 derajat celcius
Denyut nadi teratur yaitu sekitar 50 – 100 kali/menit
Dalam setahun, maksimal mendonorkan darah sebanyak 5 kali dengan jarak masing-
masingnya 3 bulan.
beberapa kondisi yang tidak dianjurkan seseorang untuk menjadi pendonor darah :
Demam dan Flu bisa membuat tubuh tidak bugar dan segar untuk itu pastikan kondisi tubuh dalam
keadaan fit. Jika merasakan kondisi tubuh kurang fit maka sebaiknya pulihkan dahulu kondisi Anda.
Tekanan darah lebih dari 180/100 mmHg, maka pendonor tidak diperbolehkan melakukan donor
darah dikarenakan dapat membahayakan kondisi tubuh..
Orang dengan berat badan rendah dianggap memiliki jumlah darah yang sedikit. Jika dipaksakan
untuk mendonorkan darah maka dikhawatirkan tidak dapat mentoleransi pengambilan darah sejumlah
yang dibutuhkan dalam proses transfusi.
Jika memiliki riwayat penyakit diabetes dengan kadar gula darah dalam keadaan tinggi.
5. Mengonsumsi antibiotik
Jika sedang minum obat antbiotik dalam kurun waktu tertentu sebaiknya tidak melakukan donor darah
hal tersebut karena antibiotik yang diminum bisa tersalurkan melalui darah yang didonorkan.
8. Sedang hamil
Ibu hamil tak diperbolehkan untuk mendonorkan darahnya. Donor darah dapat dilakukan setelah 6
bulan setelah kelahiran.
10. Jelaskan yang diharapkan dari gaya hidup bersih dan sehat sebagai remaja?
Jawab:
Berikut adalah beberapa manfaat jika kita menerapkan pola hidup sehat:
Pola hidup yang sehat akan sangat berpengaruh pada fungsi tubuh kita.dengan itu kebugaran tubuh
kita akan senantiasa terjaga dengan baik.
Pola hidup dan gaya hidup sehat membuat tubuh kita terlihat lebih sehat dan bugar. Pola hidup sehat
juga dapat membuat tubuh kita menjadi ideal sesuai dengan postir tubuh yang kita inginkan dan hal
itu dapat membuat kita tampil lebih menarik dihadapan orang lain.
Dengan menerapkan pola hidup sehat secara otomatis imun tubuh kita akan lebih kuat dan tidak
dengan mudah terserang penyakit. Hal itu membuat kita tidak perlu sering mengeluarkan banyak
biaya untuk membeli obat-obatan.
Dengan menerapkan pola hidup sehat, secara otomatis kita akan lebih banyak merasakan dampak
positif karena kita telah memulai gaya hidup sehat seperti makan dan minum yang sehat, olahraga
teratur, menghindari merokok, berhenti minum-minuman keras, menghindari begadang dan
sebagainya.
- Mendapatkan tidur yang cukup setiap har
Tidur yang cukup memiliki peranan yang sangat penting dalam menjaga kesehatan tubuh
kamu. Walaupun kamu telah menerapkan pola makan yang sehat dan olahraga yang teratur, jika tidak
diikuti dengan tidur yang cukup, maka semua itu akan sia-sia. Bahkan kurang tidur dapat
menyebabkan berbagai penyakit serius, seperti diabetes, penyakit jantung, obesitas, sleep apnea,
hingga kematian dini. Pada orang dewasa, umumnya waktu tidur yang cukup yaitu selama 7 hingga 8
jam setiap harinya. Perbedaan usia juga menentukan perbedaan waktu tidur yang cukup bagi setiap
orang. Saat orang dewasa dan lansia dianjurkan untuk tidur selama 7-8 jam, remaja dan anak-anak
dianjurkan untuk mendapatkan tidur selama 9-10 jam. Selain itu, anak prasekolah dianjurkan tidur
selama 11-12 jam setiap harinya, lalu bayi dan balita dianjurkan untuk tidur selama 16-18 jam sehari.