Anda di halaman 1dari 13

ATEN WAHYU HIDAYAT

Senin, 14 Desember 2015


Materi PMR Gerakan KepalangMerahan

Gerakan Kepalangmerahan

Assalamualaikum wr.wb
Kali ini saya akan membagikan materi tentang Gerakan kepalangmerahan.

A. PMR ( Palang Merah Remaja )

1. Sejarah PMR
Palang Merah Remaja dibentuk oleh PMI pada tanggal 1 Maret 1950 yang merupakan
perwujudan dari Liga Palang Merah ( League of the Red Cross and Red Crescent Sosieties ).
Terbentuknya PMR di Indonesia dan juga PMR di beberapa Palang Merah Nasional lainnya
di latarbelakangi oleh Perang dunia ke 1 (1914 - 1918), dimana pada saat itu terjadi perang
di Australia, dikarnakan Palang Merah Australia kekuarang tenaga, akhirnya mengerahkan
anak - anak sekolah untuk membantu sesuai dengan kemampuannya. Mereka diberi tugas -
tugas ringan seperti mengumpulkan pakaian - pakaian bekas serta majalah dan koran
bekas. Mereka terhimpun dalam suatu badan yang dinamakan Palang Merah Pemuda (PMP
) yang sekarang menjadi Palang Merah Remaja (PMR).
Pada tahun 1919 dalam sidang Liga Perhimpunan Palang Merah Internasional diputuskan
bahwa PMR menjadi satu bagian dari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.
Di Indonesia pada kongres PMI ke-IV Tepatnya pada bulan Januari 1950 di Jakarta, PMI
membentuk Palang Merah Remaja yang dipimpin oleh Ny. Siti Dasimah dan Paramita
Abdurrahman. Pada tanggal 1 Maret 1950 berdirilah Palang Merah Remaja secara resmi di
Indonesia.

2. Manfaat PMR

Manfaat PMR diantaranya bisa mendidik seseorang menjadi remaja yang bersih, sehat,
peduli terhadap sesama dan lingkungan, serta kreatif dan bersahabat. Jika kita telah
memiliki karakter positif, otomatis kita juga bisa menjadi contoh dan kenselor bagi teman
lainnya. Selain itu, jika kita telah bergabung di PMR, otomatis kita juga telah menjadi
bagian dari Palang Merah Indonesia dan Palang Merah Dunia.

3. Cara menjadi anggota PMR

Cara menjadi anggota PMR itu sangat mudah, kita bisa bergabung dengan ekstra kulikuler
PMR di sekolah dan juga bisa mengikuti PMR di luar sekolah. Dan juga kita bisa bergabung
dengan PMR sesuai umur kita :

-       PMR Mula, untuk kita semua yang berumur 10-12 tahun, biasanya identik
dengan warna hijau.
-       PMR Madya, untuk kita semua yang berumur 12-15 tahun, biasanya identik
dengan warna biru.
-       PMR Wira, untuk kita semua yang berumur 15-17 tahun biasanya identik dengan warna
kuning.

Selain PMR ada juga yang disebut dengan TSR ( Tenaga Suka Rela ), KSR (Korp Suka
Rela ), anggota luar biasa dan anggota kehormatan.

TRI BAKTI PMR

1   Meningkatkan Keterampilan Hidup Sehat


Bagi teman-teman yang ingin menjadi remaja yang berkarakter bersih dan sehat benar
sekali bergabung dengan PMR. Karena di PMR kita akan belajar tentang Pertolongan
Pertama (PP), semaja sehat peduli sesama atau biasa dikenal dengan Sanitasi Kesehatan
(SanKes), Kesehatan Remaja ( KesJa), Kesiapsiagaan Bencana (KSB), dan Donor Darah.

2   Berkarya dan Berbakti di Masyarakat 

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak lepas dengan orang lain, yang salalu
membutuhkan bantuan dan pertolongan dari orang lain. Dan perlu di ingat, menolong
sesama itu menyenangkan lhoo. Maka dari itu tidak salah jika teman-teman memilih PMR.
Karena di PMR adalah tempatnya remaja-remaja yang peduli, kreatif, dan sehat.

3   Mempererat Persahabatan Nasional dan International

Dengan bergabung di PMR, kita akan mendapatkan banyak teman dari berbagai daerah
maupun negara-negara didunia. Karena PMR merupakan organisasi yang bersifat sukarela
dan prinsip-prinsip palang merah mendukung kita untuk memperoleh banyak teman.

Mars Palang Merah Remaja

Bhakti Remaja
Palang Merah Remaja Indonesia warga Palang Merah sedunia
Berjuang berbakti penuh kasih sayang untuk rakyat semuaBekerja dengan rela tulus ikhlas
untuk yang tertimpa sengsaraPuji dan puja tidak dikejar… mengabdi tuk sesama…

Putra Putri Palang Merah Remaja Indonesia


Abdi rakyat sedunia luhur budinya

Putra Putri Palang Merah Remaja Indonesia


Abdi rakyat sedunia mulya citanya

7 Prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional

1. KemanusiaanTujuannya melindungi jiwa dan kesehatan serta menjamin


penghormatan terhadap umat manusia. Gerakan menumbuhkan saling pengertian,
persahabatan, kerjasama dan perdamaian abadi antar sesama manusia.
2. KesamaanGerakan memberi bantuan kepada orang yang menderita tanpa
membeda – bedakan mereka berdasarkan ras, jenis kelamin, kebangsaan, agama,
tingkat social atau pandangan politik. Tujuannya adalah mengurangi penderitaan
orang perorang sesuai dengan kebutuhannya dengan mendahulukan keadaan yang
paling parah.
3. KenetralanGerakan tidak memihak atau melibatkan diri dalam
pertentangan politik, ras, agama atau ideology.
4. KemandirianGerakan bersifat mandiri. Setiap Perhimpunan Nasional
merupakan pendukung bagi pemerintah dibidang kemanusiaan dan harus menaati
peraturan hukum yang berlaku dinegara masing – masing , namun gerakan
bersifat otonom dan harus menjaga tindakannya agar sejalan dengan Prinsip Dasar
Gerakan.
5. KesukarelaanGerakan memberikan bantuan atas dasar sukarela tanpa
unsur keinginan untuk mencari keuntungan apapun.
6. KesatuanDidalam satu Negara hanya boleh ada satu Perhimpunan Nasional
dan hanya boleh memilih salah satu lambang yang digunakan : Palang Merah atau
Bulan Sabit Merah. Gerakan bersifat terbuka dalam melaksanakan tugas
kemanusiaan diseluruh wilayah Negara yang bersangkutan.
7. KesemestaanGerakan bersifat semesta. Artinya gerakan hadir diseluruh
dunia. Setiap perhimpunan mempunyai status yang sederajat, serta memiliki hak
dan tanggung jawab yang sama dalam membantu satu sama lain.
B. Sejarah Gerakan 

SEJARAH LAHIRNYA GERAKAN


Pada tanggal 24 Juni 1859 di desa Solferino, Italia Utara, seorang pengusaha yang bernama
Jean Henry Dunant berasal dari kota jenewa, Swiss melakukan perjalanan ke desa tersebut
untuk menemui Kaisar Prancis, Napoleon III untuk melakukan bisnis ditengah perjalanan
dia melihat pertempuran sengit antara Prancis dengan Austria sekitar 40.000 tentara
terluka sedangkan korps medis militer kewalahan dan tidak mampu untuk menangani
banyaknya prajurit korban perang tersebut. Hal itu membuat hati Henry Dunant tergetar
dengan penderitaan tentara yang terluka, akhirnya Henry Dunant mengajak penduduk desa
tersebut untuk bekerja sama membantu korban perang tanpa memandang apakah itu lawan
atau kawan, mereka membawa korban ke sebuah gereja sebagai rumah sakit darurat.
Dengan niat yang tulus Henry Dunant tanpa mengenal lelah merawat korban yang terluka
dan menuliskan pesan terakhir  yang disampaikan oleh tentara kepada keluarga mereka
sehingga Henry Dunant tidak mementingkan tujuan sebenarnya dia ke desa tersebut.
Beberapa hari kemudian, Henry Dunant ke Swiss, dia menuliskan kesan dan pengalaman
tersebut kedalam sebuah buku berjudul "Kenangan dari Solferino",

Buku “A Memory Of Solverino” yang artinya dalam bahasa Swiss                             


“Un Souvenir De Solferino”
yang menggemparkan seluruh Eropa pada tahun 1862. Dalam bukunya, Henry
Dunant mengajukan dua gagasan :

* Pertama, agar disetiap Negara dibentuk sebuah kelompok relawan yang tugasnya
mengurus korban perang.
* Kedua, mengadakan perjanjian internasional guna melindungi prajurit yang cedera di
medan perang serta perlindungan sukarelawan dan organisasi tersebut pada waktu
memberikan pertolongan pada saat perang

ICRC (International Committee of the Red Cross)


Pada Februari tahun 1863, Di bentuk pantia 5 yaitu :
Jean Hendry Dunant, G.H Dufour, Gustave Moynier, Dr. Louis Apiia, Dr.Th Maunior
membentuk sebuah organisasi yang bernama
"Komite Internasional untuk bantuan para tentara yang cedera", yang sekarang disebut
Komite Internasional Palang Merah atau International Committee of the Red Cross (ICRC)
bermarkas besar di Jenewa, Swiss.
Statuta ICRC :

 Melindungi dan mempromosikan penghormatan kepada prinsip-prinsip dasar


gerakan, demikian juga dengan penyebarluasan pengetahuan HPI yang dapat dipakai
dalam konflik bersenjata;
 Mengakui semua Perhimpunan Nasional yang dibentuk berdasarkan persyaratan
yang tercantum dalam statuta gerakan;
 Mengemban tugas yang diberikan oleh Konvensi Jenewa dan memastikan bahwa
HPI dilaksanakan dangan setia.
 Melaksanakan mandat yang dipercayakan kepadanya oleh Konferensi Internasional
 Menyediakan perlindungan dan bantuan, dalam kapasitasanya sebagai penengah
netral kepada militer dan korban sipil dari konflik bersenjata.·    Mengelola, menjalankan
Badan Pusat Pencarian;
IFRC (International Federation of the Red Cross and Red Crescent Societis).
Pembentukan IFRCSelama berkecamuknya Perang Dunia I (8 Juli 1914 – 10 Nopember
1918) perhimpunan Palang Merah Nasional, terutama di Eropa,mengemban tugas yang
sangat berat. Perang yang menelan korban kurang lebih 12 juta orang berlangsung pada
saat di mana masih kurangnya hukum-hukum Internasional yang dapat mengendalikan dan
mengawasi perilaku perang dari negara-negara yang terlibat. Lambang Palang Merah
terlihat di mana-mana sebagai tanda betapa pentingnya peran Palang Merah sebagai suatu
organisasi kemanusiaan pada saat trjadinya persengketaan bersenjata.
Setelah berakhirnya PD I timbul pemikiran untuk membentuk Liga perhimpunan Nasional
Palang Merah dan Bulan Sabit Merah guna mengkoordinasikan usaha-usaha yang
diarahkan pada kesehatan dan kesejahteraan umat manusia.
Saat itu Henry P Davison, presiden dari American Red Cross Perang Komite, yang
mengusulkan pembentukan sebuah federasi dari Perhimpunan Nasional. Sebuah konferensi
medis internasional yang diprakarsai oleh Davison mengakibatkan lahirnya Liga
Perhimpunan Palang Merah, yang berganti nama pada bulan Oktober 1983 untuk Liga
Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, dan kemudian pada November 1991
untuk menjadi Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.

Statuta IFRC :
1. Bertindak sebagai badan penghubung dan koordinasi permanen dari
Perhimpunan-Perhimpunan Nasional;
2. Memberikan bantuan kepada Perhimpunan Nasional yang mungkin
memerlukan dan memintanya;
3. Mempromosikan pembentukan dan pengembangan Perhimpunan Nasional;
4. Mengkoordinasi operasi bantuan yang dilaksanakan oleh Perhimpunan
Nasional dalam rangka membantu korban bencana alam dan pengungsi di tempat
di mana tidak ada konflik bersenjata

Pada tahun 1864, Konvensi Jenewa yang pertama yaitu mengenai perbaikan kondisi
prajurit yang terluka dalam perang di darat, di adopsi oleh konfensi diplomatic.
Lambang yang dipakai ialah palang merah dengan latar belakang berwarna putih. Konvensi
ini kemudian disempurnakan dan dikembangkan menjadi Konvensi Jenewa I, II, III dan IV
tahun 1949 atau juga dikenal sebagai Konvensi Palang Merah . Pada Konvensi ini
berkesimpulan melindungi :
1. Prajurit yang terluka dan sakit dalam perang di darat
2. Prajurit yang terluka, sakit dan yang kapal perangnya karam dalam perang dilaut
3. Tawanan perang
4. Orang sipil dalam masa konflik bersenjata

Setelah berkembang ICRC masih mengkhususkan diri dalam membantu para korban
konflik bersenjata dengan cara :
1. Memberikan bantuan darurat kemanusiaan dan bantuan medis kepada penduduk sipil
2. Mengunjungi tawanan perang dan tahanan politik
3. Meneruskan berita keluarga dan mempersatukan kembali keluarga yang terpisah
4. Mengajarkan ketentuan – ketentuan konvensi Jenewa dan prinsip – prinsip Palang
merah dan Bulan sabit merah.
Sejak 1919, semua perhimpunan berada dalam sebuah federasi yaitu federasi internasional
perhimpunan – perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. Sekarang telah berdiri
181 perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Nasional. Walaupun perhimpunan
– perhimpunan terus bekerja pada masa konflik bersenjata, mereka juga banyak melakukan
kegiatan pada masa damai, misalnya : Kegiatan donor darah, pencegahan penyakit,
pemberian bantuan kepada pengungsi dan mereka yang membutuhkan, pemberian
Pertolongan pertama
Federasi juga mengkhususkan diri dalam memberikan bantuan darurat kemanusiaan
kepada korban bencana alam, federasi juga mengkoordinasi kegiatan perhimpunan –
perhimpunan nasional ditingkat internasional.

C. Perhimpunan Nasional

Perhimpunan Nasional berada di setiap Negara anggota penandatangan Konvensi Jenewa.


Masing – masing Negara hanya memiliki satu Perhimpunan Nasional dinegaranya.

Syarat – syarat suatu perhimpunan :


1. Didirikan disatu Negara penandatanganan konvensi Jenewa 1949.
2. Merupakan satu – satunya perhimpunan Nasional Palang Merah, Bulan Sabit Merah dan
Kristal Merah di negaranya.
3. Diakui oleh pemerintah yang sah di negaranya dengan dasar Konvensi Jenewa dan
Undang – Undang Nasional.
4. Bersifat mandiri atau mempunyai status otonomi yang memungkinkan untuk bergerak
sesuai dengan Prinsip Dasar Gerakan.
5. Memakai nama dan lambang Palang Merah, Bulan Sabit Merah, Kristal Merah.
6. Terorganisasi dalam menjalankan tugasnya dan dilaksanakan diseluruh wilayah
negaranya.
7. Memperluas kegiatannya keseluruh wilayah negaranya.
8. Menerima anggota dan staff tanpa membeda – bedakan ras, jenis kelamin, kelas
ekonomi, agama atau pandangan politik.
9. Menyetujui dan taat pada statute gerakan.
10. Menghormati Prinsip – prinsip Dasar Gerakan dan menjalankan tugas – tugasnya
sesuai dengan prinsip – prinsip Hukum Humaniter Internasional.

Pada tanggal 8 Mei adalah peringatan hari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.

D. Lambang

Lambang digunakan sebagai identitas atau tanda pengenal bagi orang – orang didalam
suatu kelompok, daerah, Negara atau apapun.

1       Lambang Palang Merah


 Konvensi Jenewa Tahun 1864 menetapkan lambang Palang Merah dengan warna dasar
putih  yang merupakan kebalikan dari bendera negara Swiss sebagai penghormatan kepada
Henry Dunant yang berasal dari negara Swiss.

2       Lambang Bulan Sabit Merah

Banyak orang yang berasumsi bahwa lambang palang yang ada pada lambang Palang Merah
merupakan suatu simbol agama, dan pada tahun 1876 saat perang di Balkan terjadi kesalah
pahaman dari negara Turki yang membunuh banyak pekerja sosial yang memakai ban
lengan dengan lambang palang merah. Kemudian mulai mereka mengajukan gagasan untuk
menggunakan lambang Bulan Sabit Merah sebagai pengganti lambang Palang Merah dan
gagasan ini pelan-pelan mulai diterima dan dalam konvensi tahun 1929 memperoleh
semacam pengesahan dalam bentuk “ reservasi “ dan diadopsi sebagai lambang yang
sederajat dengan lambang palang merah.

3       Lambang Kristal Merah


 Tahun 2005 Kristal Merah diatas dasar putih diadopsi menjadi lambang alternatif apabila
di suatu negara terjadi konflik bersenjata/perang atau bencana, maka negara yang
menggunakan Lambang Palang Merah atau Bulan Sabit Merah, ICRC dan IFRC dapat
menggunakannya secara khusus untuk kegiatan kepalangmerahan yang dilaksanakan di
daerah tersebut.

 Fungsi Lambang

Lambang memiliki 2 fungsi, yaitu :

1   Sebagai Tanda Pengenal ada 2 :


a. Indentitas
b. hak milik

2   Sebagai Tanda Perlindungan

Lambang digunakan ketika konflik, perang atau saat bencana terjadi. Fungsinya, untuk
memberitahukan bahwa seseorang adalah anggota Gerakan dan menandai personel medis
militer, sehingga harus dilindungi.

D. PMI ( Palang Merah Indonesia )


Lambang Palang Merah Indonesia melambangkan bunga melati sebagai bunga Khas
Indonesia dan 5 kelopak sebagai Pancasila

Palang Merah Indonesia (PMI) adalah sebuah organisasi perhimpunan nasional di


Indonesia yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan.

PMI selalu mempunyai tujuh prinsip dasar Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan
sabit merah yaitu kemanusiaan, kesamaan, kesukarelaan, kemandirian, kesatuan,
kenetralan, dan kesemestaan. Sampai saat ini PMI telah berada di 33 PMI Daerah (tingkat
provinsi) dan sekitar 408 PMI Cabang (tingkat kota/kabupaten) di seluruh Indonesia.

Palang Merah Indonesia tidak memihak golongan politik, ras, suku ataupun agama
tertentu. Palang Merah Indonesia dalam pelaksanaannya juga tidak melakukan pembedaan
tetapi mengutamakan korban yang paling membutuhkan pertolongan segera untuk
keselamatan jiwanya.

Sejarah

Berdirinya Palang Merah di Indonesia sebetulnya sudah dimulai sebelum Perang Dunia II,
tepatnya 12 Oktober 1873.Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan Palang Merah di
Indonesia dengan nama Nederlandsche Roode Kruis Afdeeling Indië (NERKAI) yang
kemudian dibubarkan pada saat pendudukan Jepang.

Perjuangan mendirikan Palang Merah Indonesia (PMI) diawali 1932. Kegiatan tersebut
dipelopori Dr. R. C. L. Senduk dan Dr.Bahder Djohan dengan membuat rancangan
pembentukan PMI. Rancangan tersebut mendapat dukungan luas terutama dari kalangan
terpelajar Indonesia, dan diajukan ke dalam Sidang Konferensi Narkai pada 1940, akan
tetapi ditolak mentah-mentah.

Rancangan tersebut disimpan menunggu saat yang tepat. Seperti tak kenal menyerah pada
saat pendudukan Jepang mereka kembali mencoba untuk membentuk Badan Palang Merah
Nasional, namun sekali lagi upaya itu mendapat halangan dari Pemerintah Tentara Jepang
sehingga untuk yang kedua kalinya rancangan tersebut kembali disimpan.

Proses pembentukan PMI dimulai 3 September 1945 saat itu Presiden Soekarno
memerintahkan Dr. Boentaran (Menkes RI Kabinet I) agar membentuk suatu badan Palang
Merah Nasional.
Dibantu panitia lima orang yang terdiri dari Dr. R. Mochtar sebagai Ketua, Dr. Bahder
Djohan sebagai Penulis dan tiga anggota panitia yaitu Dr. R. M. Djoehana Wiradikarta, Dr.
Marzuki, Dr. Sitanala, Dr Boentaran mempersiapkan terbentuknya Palang Merah
Indonesia. Tepat sebulan setelah kemerdekaan RI, 17 September 1945, PMI terbentuk.
Peristiwa bersejarah tersebut hingga saat ini dikenal sebagai Hari PMI.

Peran PMI adalah membantu pemerintah di bidang sosial kemanusiaan, terutama tugas
kepalangmerahan sebagaimana dipersyaratkan dalam ketentuan Konvensi-Konvensi
Jenewa 1949 yang telah diratifikasi oleh pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958
melalui UU No 59.

Sebagai perhimpunan nasional yang sah, PMI berdiri berdasarkan Keputusan Presiden No
25 tahun 1950 dan dikukuhkan kegiatannya sebagai satu-satunya organisasi perhimpunan
nasional yang menjalankan tugas kepalangmerahan melalui Keputusan Presiden No 246
tahun 1963.

Mars-Mars PMI

Hymne Palang Merah Indonesia

Palang merah Indonesia


Wujud kepedulian nyata
Nurani yang suci
Untuk membantu menolong sesame PMI
Siaga setiap waktu
Berbakti, dan mengabdi
Bagi hidup manusia
Agar sehat sejahtera di seluruh dunia

Mars PMI

Palang Merah Indonesia


Sumber kasih umat manusia
Warisan luhur, nusa dan bangsa
Wujud nyata pengayom Pancasila

Gerak juangnya keseluruh nusa


Mendarmakan bhakti bagi ampera
Tunaikan tugas suci tujuan PMI
Di Persada Bunda Pertiwi

Untuk umat manusia


Di seluruh dunia
PMI menghantarkan jasa

Lagu yang pertama kali dikumandangkan tahun 1967 ini adalah ciptaan Mochtar H. S. yang
adalah seorang tokoh PMI yang terkemuka waktu itu. Lagu ini juga menandai pembentukan
Palang Merah Remaja (PMR) Kudus. PMR Kudus merupakan yang kedua di Indonesia
setelah Bandung. Bisa dibayangkan, PMI Kudus pada masa itu adalah cabang terkemuka di
Indonesia.

Sekian mengenai Materi PMR Gerakan KepalangMerahan


Wassalammualaikum wr.wb

Anda mungkin juga menyukai