Anda di halaman 1dari 6

Panduan PMR

A. PRINSIP PMR
Prinsip dasar kepalangmerahan
Dalam PMR dikenalkan 7 Prinsip Dasar yang harus diketahui dan
dilaksanakan oleh setiap anggotanya. Prinsip-prinsip ini dikenal dengan
nama”7 Prinsip Dasar Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
Internasional” (Seven Fundamental Principle of Red cross and Red
Crescent).
Kemanusiaan
Kesamaan
Kenetralan
Kemandirian
Kesukarelaan
Kesatuan
Kesemestaan
Pendidikan dan pelatihan PMR
Untuk mendirikan atau menjadi anggota palang merah remaja
disekolah, harus diadakan Pendidikan dan Pelatihan Diklat untuk lebih
mengenal apa itu sebenarnya PMR dan sejarahnya mengapa sampai ada
di Indonesia, dan pada diklat ini para peserta juga mendapatkan sertifikat
dari PMI. Dan baru dianggap resmi menjadi anggota palang merah
apabila sudah mengikuti seluruh kegiatan yang diadakan oleh palang
merah remaja disekolah.
PMI mengeluarkan kebijakan pembinaan PMR:
Remaja merupakan prioritas pembinaan, baik dalam keanggotaan maupun
kegiatan kepalangmerahan.
Remaja berperan penting dalam pengembangan kegiatan
kepalangmerahan.
Remaja berperan penting dalam perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan
proses pengambilan keputusan untuk kegiatan PMI.
Remaja adalah kader relawan.
Remaja calon pemimpin PMI masa depan.
ORGANISASI PMR
Organisasi PMR di Sekolah
a. Pembinaan PMR dilaksanakan oleh PMI
b. Di Lingkungan PMI Pusat/Daerah/Cabang, Pembinaan PMR
dilaksanakan oleh Bidang
SDM/PMR/Diklat
c. PMR di sekolah disebut Kelompok PMR yang beranggotakan minimal
10 orang
d. Kegiatan PMR disekolah merupakan bagian dari kegiatan ekstra
kulikuler dibawah pembinaan wakil kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
e. Struktur Organisasi PMR Di Sekolah Kelompok PMR disekolah
secara struktural mempunyai struktur sendiri sebagai kelompok PMR,
dan dalam kegiatannya secara fungsional termasuk seksi Kesegaran
Jasmani dan Daya Kreasi OSIS
f. Susunan Pengurus PMR di sekolah :
1) Pelindung adalah TP PMI Kota/ Kabupaten
2) Penanggung jawab adalah Kepala Sekolah
3) Pembina PMR
4) Pelatih PMI
Pengurus harian PMR terdiri dari siswa-siswi yang telah menjadi
anggota PMR dengan masa bakti minimal 1 tahun, terdiri dari :
a) Seorang Ketua
b) Seorang wakil ketua
c) Seorang sekretaris
d) Seorang bendahara
e) Unit-unit :
(1) Bakti Masyarakat
(2) Keterampilan, kebersihan, dan kesehatan
(3) Persahabatan
(4) Umum
SEJARAH PMR
Palang Merah Remaja
Palang Merah Remaja atau PMR adalah wadah pembinaan dan
pengembangan anggota remaja yang dilaksanakan oleh Palang Merah
Indonesia. Terdapat di PMI Cabang seluruh Indonesia dengan anggota
lebih dari 1 juta orang. Anggota PMR merupakan salah satu kekuatan
PMI dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kemanusiaan dibidang
kesehatan dan siaga bencana, mempromosikan Prinsip-Prinsip Dasar
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, serta
mengembangkan kapasitas organisasi PMI.
SEJARAH
PALANG MERAH REMAJA (PMR)
Terbentuknya Palang Merah Remaja dilatar belakangi oleh terjadinya
Perang Dunia I (1914 – 1918) pada waktu itu Australia sedang
mengalami peperangan. Karena Palang Merah Australia kekurangan
tenaga untuk memberikan bantuan, akhirnya mengerahkan anak-anak
sekolah supaya turut membantu sesuai dengan kemampuannya. Mereka
diberikan tugas – tugas ringan seperti mengumpulkan pakaian-pakaian
bekas dan majalah-majalah serta Koran bekas. Anak-anak tersebut
terhimpun dalam suatu badan yang disebut Palang Merah Pemuda (PMP)
kemudian menjadi Palang Merah Remaja (PMR).
Pada tahun 1919 didalam sidang Liga Perhimpunan Palang Merah
Internasional diputuskan bahwa gerakan Palang Merah Remaja menjadi
satu bagian dari perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.
Kemudian usaha tersebut diikuti oleh negara-negara lain. Dan pada tahun
1960, dari 145 Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
sebagian besar sudah memiliki Palang Merah Remaja.
Di Indonesia pada Kongres PMI ke-IV tepatnya bulan Januari 1950 di
Jakarta, PMI membentuk Palang Merah Remaja yang dipimpin oleh Ny.
Siti Dasimah dan Paramita Abdurrahman. Pada tanggal 1 Maret 1950
berdirilah Palang Merah Remaja secara resmi di Indonesia.
Jumbara
Jumbara atau Jumpa Bhakti Gembira adalah kegiatan besar organisasi
PMR seperti halnya jambore pada organisasi Pramuka.Jumbara diadakan
dalam setiap tingkatan. Ada jumbara tingkat kabupaten, daerah dan
Jumbara Nasional. dimana pelaksanaanya disesuaikan dengan
kemampuan PMI daerah yang bersangkutan.
Tribakti PMR
dalam PMR ada tugas yang arus dilaksanakan, dalam PMR dikenal tri
bakti yang harus diketahui, dipahami dan dilaksanakan oleh semua
anggota. TRIBAKTI PMR (2009) tersebut adalah:
Meningkatkan keterampilan hidup sehat
Berkarya dan berbakti di masyarakat
Mempererat persahabatan nasional dan internasional.
Tingkatan PMR
Di Indonesia dikenal ada 3 tingkatan PMR sesuai dengan jenjang
pendidikan atau usianya
PMR Mula adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Dasar
(10-12 tahun). Warna emblem Hijau
PMR Madya adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah
Menengah Pertama (12-15 tahun). Warna emblem Biru Langit
PMR Wira adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah
Menengah Atas (15-17 tahun). Warna emblem Kuning
SEJARAH PMI
GERAKAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH
INTERNATIONAL
A. GERAKAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH
INTERNATIONALSEJARAH LAHIRNYA GERAKAN
Pada tanggal 24 Juni 1859 di kota Solferino, Italia Utara, pasukan
Perancis dan Italia sedang bertempur, melawan pasukan Austria dalam
suatu peperangan yang mengerikan. Pada hari yang sama, seorang
pemuda warga negara Swiss, Henry Dunant, berada disana dalam rangka
perjalanannya untuk menjumpai Kaisar Perancis Napoleon III. Puluhan
ribu tentara terluka, sementara bantuan medis militer tidak cukup untuk
merawat 40.000 orang yang emnajdi korban pertempuran tersebut.
Tergetar oleh penderitaan tentara yang terluka, Henry Dunan bekerjasama
dengan penduduk setempat segera bertindak mengerahkan bantuan untuk
menolong mereka.
Beberapa waktu kemudian, setelah kembali ke Swiss, dia menuangkan
kesan dan pengalaman tersebut kedalam sebuah buku berjudul
“Kenangan dari Solferino“, yang menggemparkan seluruh Eropa.
Dalam bukunya, Henry Dunant mengajukan dua gagasan :
1. Membentuk organisasi kemanusiaan internasional, yang dapat
dipersiapkan pendiriannya pada masa damai untuk menolong para prajurit
yang cedera di medan perang.
2. Mengadakan perjanjian internasional guna melindungi prajurit yang
cedera di medan perang serta perlindungan sukarelawan dan organisasi
tersebut pada waktu memberikan pertolongan pada saat perang.
Pada tahun 1863, empat orang warga kota Jenewa bergabung dengan
Henry Dunant untuk mengembangkan gagasan pertama tersebut. Mereka
bersama-sama membentuk “Komite Internasional untuk bantuan para
tentara yang cedera”, yang sekarang disebut Komite Internasional
Palang Merah atau International Committee of the Red Cross (ICRC).
Dalam perkembangannya kelak untuk melaksanakan kegiatan
kemanusiaan di setiap negara, maka didirikanlah organisasi sukarelawan
yang bertugas untuk membantu bagian medis angkatan darat pada waktu
perang. Organisasi tersebut yang sekarang disebut Perhimpunan Nasional
Palang Merah atau Bulan Sabit Merah.
Berdasarkan gagasan kedua, pada tahun 1864, atas prakarsa pemerintah
federal Swiss diadakan Konferensi Internasional yang dihadiri beberapa
negara untuk menyetujui adanya “Konvensi perbaikan kondisi prajurit
yang cedera di medan perang”. Konvensi ini kemudian disempurnakan
dan dikembangkan menjadi Konvensi Jenewa I, II, III dan IV tahun 1949
atau juga dikenal sebagai Konvensi Palang Merah . Konvensi ini
merupakan salah satu komponen dari Hukum Perikemanusiaan
Internasional (HPI) suatu ketentuan Internasional yang mengatur
perlindungan bantuan korban perang.
PALANG MERAH INTERNASIONAL
1. Komite Internasional Palang Merah / International Committee of
the Red Cross (ICRC),yang dibentuk pada tahun 1863 dan bermarkas
besar di Swiss. ICRC merupakan lembaga kemanusiaan yang bersifat
mandiri, dan sebagai penengah yang netral. ICRC berdasarkan
prakarsanya atau konvensi-konvensi Jenewa 1949 berkewajiban
memberikan perlindungan dan bantuan kepada korban dalam pertikaian
bersenjata internasional maupun kekacauan dalam negeri. Selain
memberikan bantuan dan perlindungan untuk korban perang, ICRC juga
bertugas untuk menjamin penghormatan terhadap Hukum
Perikemanusiaan internasional.
2. Perhimpunan Nasional Palang Merah atau Bulan Sabit Merah, yang
didirikan hampir di setiap negara di seluruh dunia, yang kini berjumlah
176 Perhimpunan Nasional, termasuk Palang Merah Indonesia. Kegiatan
perhimpunan nasional beragam seperti bantuan darurat pada bencana,
pelayanan kesehatan, bantuan sosial, pelatihan P3K dan pelayanan
transfusi darah.
3. Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit
Merah / International Federation of Red Cross and Red Crescent (IFRC),
Pendirian Federasi diprakarsai oleh Henry Davidson, warga negara
Amerika yang disahkan pada suatu Konferensi Internasional Kesehatan
pada tahun 1919 untuk mengkoordinir bantuan kemanusiaan, khususnya
saat itu untuk menolong korban dampak paska perang dunia I dalam
bidang kesehatan dan sosial. Federasi bermarkas besar di Swiss dan
menjalankan tugas koordinasi anggota Perhimpunan Nasional dalam
program bantuan kemanusiaan pada masa damai, dan memfasilitasi
pendirian dan pengembangan organisasi palang merah nasional.
PERTEMUAN ORGANISASI PALANG MERAH INTERNASIONAL
Sesuai dengan Statuta dan Anggaran Dasar Gerakan Palang Merah dan
Bulan Sabit Merah menyebutkan empat tahun sekali diselenggarakan
Konferensi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
(Internasional Red Cross Conference). Konferensi ini dihadiri oleh
seluruh komponen Gerakan Palang Merah Internasional (ICRC,
perhimpunan nasional dan Federasi Internasional) serta seluruh negara
peserta Konvensi Jenewa. Konferensi ini merupakan badan tertinggi
dalam Gerakan dan mempunyai mandat untuk membahas dan
memutuskan semua ketentuan internasional yang berkaitan dengan
kegiatan kemanusiaan kepalangmerahan yang akan menjadi komitmen
semua peserta.
Dua tahun sekali , Gerakan Palang Merah Internasional juga
mengadakan pertemuan Dewan Delegasi (Council of Delegates) , yang
anggotanya terdiri atas seluruh komponen Gerakan. Dewan Delegasi akan
membahas permasalahan yang akan dibawa dalam konferensi
internasional. Suatu tim yang dibentuk secara khusus untuk menyiapkan
pertemuan selang antar konferensi internasional yaitu Komisi Kerja
(Standing Commission).
Bersamaan dengan pertemuan tersebut, khusus untuk Federasi
Internasional dan anggota perhimpunan nasional juga mengadakan
pertemuan Sidang Umum (General Assembly) sebagai forum untuk
membahas program kepalangmerahan dan pengembangannya.
ORGANISASI PALANG MERAH INDONESIA (PMI)
SEJARAH PMI
Berdirinya Palang Merah di Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak
masa sebelum Perang Dunia Ke-II. Saat itu, tepatnya pada tanggal 21
Oktober 1873 Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan Palang Merah di
Indonesia dengan nama Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie (Nerkai),
yang kemudian dibubarkan pada saat pendudukan Jepang.
Perjuangan untuk mendirikan Palang Merah Indonesia sendiri diawali
sekitar tahun 1932. Kegiatan tersebut dipelopori oleh Dr. RCL Senduk
dan Dr Bahder Djohan. Rencana tersebut mendapat dukungan luas
terutama dari kalangan terpelajar Indonesia . Mereka berusaha keras
membawa rancangan tersebut ke dalam sidang Konferensi Nerkai pada
tahun 1940 walaupun akhirnya ditolak mentah-mentah. Terpaksa
rancangan itu disimpan untuk menunggu kesempatan yang tepat. Seperti
tak kenal menyerah, saat pendudukan Jepang, mereka kembali mencoba
untuk membentuk Badan Palang Merah Nasional, namun sekali lagi
upaya itu mendapat halangan dari Pemerintah Tentara Jepang sehingga
untuk kedua kalinya rancangan itu harus kembali disimpan.
Tujuh belas hari setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945,
yaitu pada tanggal 3 September 1945, Presiden Soekarno mengeluarkan
perintah untuk membentuk suatu badan Palang Merah Nasional. Atas
perintah Presiden, maka Dr. Buntaran yang saat itu menjabat sebagai
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Kabinet I, pada tanggal 5
September 1945 membentuk Panitia 5 yang terdiri dari: dr R. Mochtar
(Ketua), dr. Bahder Djohan (Penulis), dan dr Djuhana; dr Marzuki; dr.
Sitanala (anggota).
Akhirnya Perhimpunan Palang Merah Indonesia berhasil dibentuk pada
17 September 1945 dan merintis kegiatannya melalui bantuan korban
perang revolusi kemerdekaan Republik Indonesia
dan pengembalian tawanan perang sekutu maupun Jepang. Oleh karena
kinerja tersebut, PMI mendapat pengakuan secara Internasional pada
tahun 1950 dengan menjadi anggota Palang Merah Internasional dan
disahkan keberadaannya secara nasional melalui Keppres No.25 tahun
1959 dan kemudian diperkuat dengan Keppres No.246 tahun 1963.
Kini jaringan kerja PMI tersebar di 30 Daerah Propinsi / Tk.I dan 323
cabang di daerah Tk.II serta dukungan operasional 165 unit Transfusi
Darah di seluruh Indonesia.
PERANAN TUGAS PMI
Peran PMI adalah membantu pemerintah di bidang sosial kemanusiaan,
terutama tugas kepalangmerahan sebagaimana dipersyaratkan dalam
ketentuan Konvensi-Konvensi Jenewa 1949 yang telah diratifikasi oleh
pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958 melalui UU No 59.
Tugas Pokok PMI :
1. Kesiapsiagaan bantuan dan penanggulangan bencana
2. Pelatihan pertolongan pertama untuk sukarelawan
3. Pelayanan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
4. Pelayanan transfusi darah ( sesuai dengan Peraturan Pemerintah no 18
tahun 1980)
Dalam melaksanakan tugasnya PMI berlandaskan pada 7 (tujuh)
prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, yaitu
Kemanusiaan, Kesukarelaan, Kenetralan, Kesamaan, Kemandirian,
Kesatuan dan Kesemestaan.

Anda mungkin juga menyukai