Anda di halaman 1dari 5

NAMA : ROKAYAH

NPM : 2126040152.P
KELAS : REGULER A/ SEMESTER II
PRODI : SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

RESUME ANALISA VIDEO 1


Judul Video : Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
(IFRC)
Federasi Internasional perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah adalah
jaringan kemanusiaan berbasis relawan terbesar di dunia. Setiap tahun, bersama dengan para
anggota perhimpunan Nasional di hampir seluruh Negara di dunia, Palang Merah beraksi
sebelum, disaat dan pasca bencana serta darurat kesehatan demi memenuhi kebutuhan dan
meningkatkan taraf hidup mereka yang rentan.
Selama berkecamuknya Perang Dunia I (8 Juli 1914 – 10 November 1918) perhimpunan
Palang Merah Nasional, terutama di Eropa,mengemban tugas yang sangat berat. Perang yang
menelan korban kurang lebih 12 juta orang berlangsung pada saat di mana masih kurangnya
hukum-hukum Internasional yang dapat mengendalikan dan mengawasi perilaku perang dari
negara-negara yang terlibat. Lambang Palang Merah terlihat di mana-mana sebagai tanda
betapa pentingnya peran Palang Merah sebagai suatu organisasi kemanusiaan pada saat
terjadinya persengketaan bersenjata.
Setelah berakhirnya PD I timbul pemikiran untuk membentuk Liga perhimpunan
Nasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah guna mengkoordinasikan usaha-usaha yang
diarahkan pada kesehatan dan kesejahteraan umat manusia.
Pada bulan April 1919, bertempat di gedung CERCLE NAUTIQUE, Cannes, Prancis,
diselenggarakan Konferensi Kesehatan Internasional yang diikuti oleh berbagai negara. Pada
Konferensi itu, Ketua Komite Bantuan untuk Korban Perang (War Council) Palang Merah
Amerika, P. Davison, mengajukan proposal tentang pembentukan Liga Perhimpunan Palang
Merah dan Bulan Sabit Merah yang didukung oleh perwakilan dari Palang Merah Prancis,
Inggris, Italia dan Jepang.
Konferensi dipimpin oleh Profesor EILE ROUX, Direktur PASTEUR INSTITUTE, yang
ternyata menyetujui dan mendukung ide tersebut. Tanpa mengalami banyak kesulitan, pada
tanggal 5 Mei 1919 terbentuklah LIGA PERHIMPUNAN PALANG MERAH. Pada saat
pembentukan itu pesertanya barulah terdiri dari negara-negara pendiri yaitu Palang Merah
Nasional Amerika, Prancis, Inggris, Italia dan Jepang, walaupun sudah terdapat 28
perhimpunan Nasional yang mendapat pengakuan ICRC dari 52 perhimpunan yang ada di
seluruh dunia.
Pada tahun 1991 nama Liga Perhimpunan Palang Merah Dan Bulan Sabit Merah
disempurnakan menjadi Federasi Internasional Palang Merah Dan Bulan Sabit Merah.
Statuta Federasi memutuskan tanggung jawab Federasi berperan sebagai badan
penghubung dan koordinasi permanen dari Perhimpunan-Perhimpunan Nasional, Memberikan
bantuan kepada Perhimpunan Nasional yang mungkin memerlukan dan memintanya,
Mempublikasikan pembentukan dan pengembangan Perhimpunan Nasional, Mengkoordinasi
operasi bantuan yang dilaksanakan oleh Perhimpunan Nasional dalam rangka membantu
korban bencana lingkungan kehidupan dan pengungsi di tempat di mana tidak benar konflik
bersenjata.
Palang Merah melakukannya dengan prinsip kesamaan , tanpa membedakan kebangsaan,
ras, gender, agama kepercayaan, kelas, dan pendapat politik. Bersama-sama, Palang Merah
mengangkat lebih dari 70 juta orang diseluruh dunia setiap tahunnya melalui program
kesiapsiagaan dan pengurangan resiko bencana. Palang Merah telah membuktikan
bahwasannya banyak nyawa dapat diselamatkan malalui kesiapsiagaan masyarakat yang lebih
baik.
Palang Merah melayani dan mendukung lebih dari 55 juta orang yang terdampak
bencana, darurat kesehatan, dan krisis setiap tahunnya. Tanpa peduli apakah peristiwa tersebut
mengundang pemberitaan atau diam tak diperhatikan.
Palang Merah membantu masyarakat membangun ketahanan mereka dengan mendukung
lebih dari 40 juta orang setiap tahunnya melalui program pemulihan jangka panjang dan
pembangunan. Menangani beragam ISU mulai dari perubahan iklim, keamanan pangan, air
bersih dan sanitasi, epidemic, hingga penyakit tak menular. Namun peran dan tanggung jawab
Palang Merah jauh lebih luas. bersama-sama, Palang Merah merupakan salah satu Brand
(merek) paling diakui di dunia.
Status sebagai auxiliary (pendukung) dan prinsip-prinsip dasar yang kami anut
memberikan kami akses yang unik terhadap para pengambil kebijakan dan pemimpin opini
baik ditingkat local, nasional, regional maupun global.
PMI dapat mempengaruhi legislasi, melebarkan jangkauan dan memobilisasi public
untuk memperluas dukungan bagi mereka yang hidupnya paling rentan. Relawan-relawan PMI
terhubung dan terlibat langsung sehari-hari, mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan,
membangun budaya perdamaian dan non-kekerasan, menyelamatkan hidup dan mengubah
pemikiran dalam menghadapi bencana, krisis, dan kesenjangan pembangunan.
Kaum muda adalah kekuatan dan masa depan kami. Merekalah agen perubahan, membentuk
dunia yang mereka diami.
PMI memiliki 50 juta anggota dengan 15 juta relawan aktif, berbasis di 160 ribu cabang di 5
benua melayani lebih dari 160 juta orang per tahun. Bersama-sama PMI adalah Federasi
Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC)

RESUME ANALISA VIDEO II


Judul Video : Palang Merah Indonesia dalam situasi Bencana
Palang merah indonesia (PMI) merupakan bagian dari sejarah kehidupan indonesia yang
berdiri pertama kali pada tanggal 17 September 1945 dan dilandasi oleh Kepres RIS No. 25
tahun 1950 dengan mendapatkan pengakuan ICRC pada tahun 1950 serta menjadi anggota ke-
68 IFRC. PMI adalah organisasi kemanusiaan yang pertama dan terbesar di Indonesia yang
tersebar di 33 provinsi, 447 Kabupaten/Kota Sebanyak 1,5 juta relawan.
Palang Merah Indonesia (PMI) adalah sebuah organisasi perhimpunan nasional di
Indonesia yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan.
PMI selalu mempunyai tujuh prinsip dasar Gerakan Internasional Palang Merah dan
Bulan sabit merah yaitu kemanusiaan, kesamaan, kesukarelaan, kemandirian, kesatuan,
kenetralan, dan kesemestaan. Sampai saat ini PMI telah berada di 34 PMI Daerah (tingkat
provinsi) dan sekitar 408 PMI Cabang (tingkat kota/kabupaten) di seluruh Indonesia.
Kinerja PMI dibidang kemanusiaan dan kerelawanan mulai dari tahun 1945 sampai
dengan saat ini antara lain sebagai berikut:
1. Membantu saat terjadi peperangan/konflik. Tugas kemanusiaan yang dilakukan PMI pada
masa perang kemerdekaan RI, saat pemberontakan RMS, peristiwa Aru, saat gerakan
koreksi daerah melalui PRRI di Sumbar, saat Trikora di Irian Jaya, Timor Timur dengan
operasi kemanusiaan di Dilli, pengungsi di Pulau Galang.
2. Membantu korban bencana alam. Ketika gempa terjadi di Pulau Bali (1976), membantu
korban gempa bumi (6,8 skala Richter) di Kabupaten Jayawijaya, bencana Gunung
Galunggung (1982), Gempa di Liwa-Lampung Barat dan Tsunami di Banyuwangi (1994),
gempa di Bengkulu dengan 7,9 skala Richter (1999), konflik horizontal di Poso-Sulteng
dan kerusuhan di Maluku Utara (2001), korban gempa di Banggai di Sulawesi Tengah
(2002) dengan 6,5 skala Richter, serta membantu korban banjir di Lhokseumawe Aceh,
Gorontalo, Nias, Jawa Barat, Tsunami di Aceh, Pantai Pangandaran, dan gempa bumi di DI
Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah. Semua dilakukan jajaran PMI demi rasa
kemanusiaan dan semangat kesukarelawanan yang tulus membantu para korban dengan
berbagai kegiatan mulai dari pertolongan dan evakuasi, pencarian, pelayanan kesehatan
dan tim medis, penyediaan dapur umum, rumah sakit lapangan, pemberian paket sembako,
pakaian pantas pakai dan sebagainya.
3. Transfusi darah dan kesehatan. Pada tahun 1978 PMI memberikan penghargaan Pin Emas
untuk pertama kalinya kepada donor darah sukarela sebanyak 75 kali. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1980 telah diatur tentang tugas dan peran PMI
dalam pelayanan transfusi darah. Keberadaan Unit Transfusi Darah PMI diakui telah
banyak memberikan manfaat dan pertolongan bagi para pasien/penderita sakit yang sangat
membutuhkan darah. Ribuan atau bahkan jutaan orang terselamatkan jiwanya berkat
pertolongan Unit Transfusi Darah PMI. Demikian pula halnya dengan pelayanan
kesehatan, hampir di setiap PMI di berbagai daerah memiliki poliklinik.
Palang Merah Indonesia tidak memihak golongan politik, ras, suku ataupun agama
tertentu. Palang Merah Indonesia dalam pelaksanaannya juga tidak melakukan pembedaan
tetapi mengutamakan korban yang paling membutuhkan pertolongan segera untuk
keselamatan jiwanya.
Palang merah remaja (PMR) KSR dan TSR Korps Sukarela dan tenaga sukarela
pendonor darah sukarela, yang bertugas menyebarkan nilai-nilai kemanusiaan. Dengan
dimensi kepalang merahan, advokasi Hukum Humaniter Internasional , Kampanye untuk
perubahan perilaku yang memiliki tenaga terdepan dan tercepat dalam pelayanan dengan
melakukan prinsip 6 jam sampai lokasi dalam pertolongan pertama dan kesehatan dengan
menyediakan tempat hunian sementara , makan dan air bersih, dengan adanya dukungan
psikososial dengan memperkuat faselitas yang memadai.
Posko PMI memiliki fasilitas pusat air dan sanitasi darurat, layanan ambulans, layanan
udara, huglud, dengan adanya unit pendidikan dan pelatihan adanya pendonor darah dengan
target 4,5 juta kantong darah/tahun . menyediakan gerai donor darah, memobilisasi mobil unit
donor darah dengan adanya masyarakat yang tangguh , masyarakat siaga, masyarakat
sehat, ,masyarakat peduli karena kami adalah bagian dari masyarakat yang berkerja
professional yang dicintai oleh masyarakat serta melayani kapanpun dan dimanapun. Dengan
konsep bersama untuk kemanusiaan palang merah Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai