Anda di halaman 1dari 17

KONSEP ASKEB MANAJEMEN VARNEY

DAN SOAP 
 
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4
Meini Puji Lestari
Meri Cahyani
Mulya Mustika
Nadia Isabilah
Nanda Maharani
Nikita Falery

DOSEN PEMBIMBING :
Elvi destariyani,SST,M.Keb.
A. Konsep Asuhan Kebidanan Manajemen Asuhan Pada Ibu Pasca Persalinan Normal Menurut Varney

Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta dan


membran dari dalam lahir melalui jalan lahir.
Serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang
cukup bilan atau hampir cukup bulan disusul dengan pengeluaran
plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Bobak, 2006).
1.Pengertian persalinan menurut varney

Menurut Varney, (2008) persalinan adalah serangkaian proses yang


berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai
dengan kontraksi persalinan sejati yang ditandai oleh perubahan progresif
pada serviks dan diakhiri dengan pelahiran plasenta. Berdasarkan
pengertian di atas dapat disimpulkan pengertian dari persalinan adalah
adalah proses pengeluaran janin melalui jalan lahir dan diakhiri kelahiran
plasenta dengan bantuan atau tanpa bantuan.
2. Prosedur Persalinan Menurut Varney (2008)
Ibu hamil sebelum menjalani persalinan terdapat beberapa tanda dan gejala yang
menunjukkan bahwa tidak lama lagi persalinan akan terjadi.
Tanda gejala tersebut adalah :

1. Lightening, yaitu perasaan subyektif dari ibu yang terjadi karena bagian bawah janin
lebih mapan dalam SBR dan pelvis. Ibu akan merasa janin turun, sesak nafas
berkurang, tetapi disertai sakit pinggang dan sering kencing serta dirasakan lebih
sulit bila berjalan.

2. Engagement, yaitu peristiwa masuknya kepala janin dalam panggul. Pada


primigravida, terjadi 2-3 minggu menjelang aterm.
3. Sekresi vagina meningkat.
4. Persalinan palsu.
5. Ketuban pecah dini.
6. Bloody show yaitu keluarnya cairan kemerahan atau darah yang disertai
dengan lendir dari vagina.
7. Perubahan serviks menjadi lunak dan datar.
8. Sakit pinggang yang terus menerus
3. Managemen Asuhan Kebidanan Persalinan Normal, Varney
 
A. Pengumpulan data dasar
Pada langkah ini, kegiatan yang dilakukan adalah pengkajian dengan
mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi klien secara lengkap.
Data yang dikumpulkan antara lain:
1. Keluhan klien
2. Riwayat kesehatan klien
3. Pemeriksaan fisik secara lengkap sesuai dengan kebutuhan
4. Meninjau catatan terbaru atau tahun sebelumnya
5. Meninjau data laboratorium.
B. Interpretasi data dasar
Pada langkah ini, kegiatan yang dilakukan menginterpretasikan semua data dasar
yang telah dikumpulkan sehingga ditemukan diagnosis atau masalah. Diagnosis yang
dirumuskan adalah diagnosis dalam lingkup praktik kebidanan yang tergolong pada
nomenklatur standar diagnosis, sedangkan prihal yang berkaitan dengan pengalaman
klien dihasilkan dalam pengkajian.

C. Identifikasi diagnosis masalah/ masalah potensial


Pada langkah ini, kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain
berdasarkan rangkaian diagnosis dan asalah yang sudah teridentifikasi. Berdasarkan
temuan tersebut, bidan dapat melakukan antisipasi agar diagnosis/masalah tersebut
tidak terjadi. Selain itu, bidan harus bersiap-siap apalagi diagnosis/masalah tersebut
benar-benar terjadi.
D. Identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera.
Pada langkah ini, yang dilakukan bidan adalah mengidentifikasi perlunya tindakan
segera oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan
anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien.Contohnya pada kasus-kasus
kegawatdaruratan kebidanan, seperti perdarahan yang memerlukan tindakan KBI dan
KBE.

E. Perencanaan asuhan yang menyeluruh


Pada langkah ini, direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan
berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak
hanya meliputi hal yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah
yang berkaitan, tetapi dilihat juga dari apa yang akan diperkiran terjadi selanjutnya,
apakah dibutuhkan konseling dan apakah perlu menunjuk klien.
F. Pelaksanaan
Pada langkah keenam ini, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan rencana
asuhan yang sudah dibuat pada langkah ke-5 secara aman dan efesian. Kegiatan ini bisa
dilakukan oleh bidan atau anggota tim kesehatan yang lain. Jika bidan tidak melakukan
sendiri, bidan tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.
Dalam situasi ini bidan harus berkolaborasi dengan tim kesehatan lain atau dokter.

G. Evaluasi
Pada langkah terakhir ini, yang dilakukan oleh bidan adalah:
Melakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan, untuk menilai apakah
sudah benar-benar terlaksana/terpenuhi sesuai dengan kebutuhan yang telah
teridentifikasi dalam masalah dan diagnosis
B. Konsep Asuhan Kebidanan Manajemen Asuhan Pada Ibu
Pasca Persalinan Normal Dengan SOAP

1. Pengertian SOAP
Metode pendokumentasian yang digunakan dalam kebidanan meliputi
SOAP yang dimana terdiri dari (subjektif, objektif, assessment, dan planning)
Pendokumentasian metode SOAP merupakan kemajuan informasi yang
sistematis yang mengorganisir penemuan & kesimpulan anda menjadi suatu
rencana asuhan. Metode ini merupakan penyaringan intisari dari proses
penatalaksanaan kebidanan untuk tujuan penyediaan & pendokumentasian
asuhan kebidanan.
2. Partograf
1. Pengertian Partograf
Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan dan
informasi untuk membuat keputusan klinik (JNPK-KR, 2007).
2. Tujuan Partograf
1. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan
serviks melalui pemeriksaan dalam.
2. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal.
3. Data pelengkap yang terkait dengan pemantauian kondisi ibu, kondisi bayi, grafik
kemajuan proses persalinan, bahan dan medikamentosa yang diberikan,
pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan klinik dan asuhan atau tindakan
yang diberikan dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada status atau rekam
medik ibu bersalin dan bayi baru lahir (JNPK-KR, 2008).
3. Penggunaan Partograf

Partograf harus digunakan:


1. Parograf harus digunakan untuk semua persalinan, baik normal maupun patologis.
Partograf sangat membantu penolong persalinan dalam memantau, mengevaluasi
dan membuat keputusan klinik, baik persalinan dengan penyulit.
2. Selama persalinan dan kelahiran bayi di semua tempat (rumah, puskesmas, klinik
bidan swasta, rumah sakit, dll).
3. Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan persalinan
kepada ibu dan proses kelahiran bayinya (Spesialis Obstetri, Bidan, Dokter Umum,
Residen dan Mahasiswa Kedokteran) (JNPK-KR, 2008).
C. Konsep Askeb Manajemen asuhan pasaca persalinan dengan
penyulit
1. Komplikasi Persalinan
Definisi Komplikasi persalinan merupakan keadaan penyimpangan dari normal,
yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi karena
gangguan akibat (langsung) dari persalinan (Dinkes Sumut, 2008 dalam Irmayanti,
2009).
Adapun komplikasi persalinan yang signifikan meliputi :
1. Ketuban Pecah Dini, yaitu ruptur korion dan amnion 1 jam atau lebih sebelum
persalinan. Usia gestasi janin dan perkiraan viabilitas janin mempengaruhi
penatalaksanaannya.
2. Persalinan Preterm, yaitu persalinan yang dimulai setelah kehamilan 20 minggu dan
sebelum kehamilan 37 minggu.
3. Vasa Previa, adalah gangguan perkembangan yang jarang. Keadaan ini bisa
disebabkan pertumbuhan plasenta yang tidak merata atau implantasi blastosit yang
abnormal.
4. Prolaps Tali Pusat, yaitu penurunan tali pusat ke dalam vagina mendahului bagian
terendah janin dan panggul ibu.
5. Kehamilan Postmatur, yaitu kehamilan lewat waktu yang melebihi 42 minggu usia
gestasi, dimana insidennya kira – kira 10%.
6. Persalinan Disfungsional, yaitu persalinan yang sulit, sakit, dan lama karena faktor –
faktor mekanik.
7. Distosia Bahu, dimana bahu anterior bayi tidak dapat lewat di bawah arkus pubis ibu.
Hal ini berhubungan dengan usia ibu yang sudah lanjut, obesitas karena diabetes
maternal, bayi besar, kehamilan lewat waktu, dan multiparitas.
 
8. Perdarahan Pascapartum Dini, yaitu kehilangan darah 500 ml atau lebih selama 24
jam pertama setelah melahirkan.

9. Plasenta Akreta, yaitu kondisi tidak lazim karena vili korionik melekat pada
miometrium. Hal ini disebabkan pembedahan uterus sebelumnya dan plasenta previa.

10. Inversi Uterus, yaitu uterus membalik keluar seluruhnya atau sebagian, ini terjadi
segera setelah kelahiran plasenta atau dalam periode pascapartum segera.

11. Perdarahan Pascapartum Dini, yaitu kehilangan darah 500 ml atau lebih selama 24
jam pertama setelah melahirkan.
 
D. Kesimpulan

Persalinan merupakan proses alami yang akan berlangsung dengan sendirinya,


tetapi persalinan pada anusia setiap saat terancam dan membahayakan ibu maupun
janin. Sehingga persalinan memerlukan pengawasan, pertolongan dan pelayanan
dengan fasilitas memadai. Persalinan dibagi menjadi emat tahap penting dan
kemungkinan penyulit dapat terjadi pada setiap tahap tersebut.
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai