Anda di halaman 1dari 13

=-=------------Peran ICRC Dalam Menyelesaikan Konflik Bersenjata

Fauza Rodi Panji Wirawan1, Evelyn Intan Cahyani2, Moch. Nouvan Afresal P3,
Kurnia Annisa4
1
Ilmu Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Email: 05040721065@student.uinsby.ac.id
2
Ilmu Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Email: 05040721063@student.uinsby.ac.id
3
Ilmu Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Email: 05040721068@student.uinsby.ac.id
4
Ilmu Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Email: 05040721072@student.uinsby.ac.id

Abstrak
Salah satu dari banyak organisasi tersier internasional di Amerika Serikat adalah ICRC. Ada
banyak alasan mengapa demikian, tetapi fakta bahwa Komite Palang Merah Internasional
(ICRC) adalah organisasi internasional selama ini tidak berarti banyak. Selain itu, misi ICRC
tidak ada di luar organisasi hak asasi manusia internasional. Komite Palang Merah
Internasional (ICRC) adalah organisasi kemanusiaan internasional yang sangat efektif,
menurut penelitian ini. Alhasil, ICRC hadir dalam lima dari lima fase pokok tersebut, dan
selain hadir pada fase pertama, ICRC juga berperan sebagai fasilitator dalam proses
identifikasi konflik di masyarakat, mengidentifikasi konflik di masyarakat. martabat, dan
mengidentifikasi konflik dalam masyarakat, meskipun faktanya saat ini belum ada organisasi
semacam itu. Laporan ICRC dibuat untuk Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM)
selama beberapa tahun terakhir. Namun, ini bukan peran ICRC. Komite Palang Merah
Internasional juga melakukan penelitian tentang isu-isu hak asasi manusia internasional dan
bertujuan untuk mempengaruhi konflik internasional dan internasional.
Kata Kunci: ICRC, melindungi korban, Melindungi martabat, menengahi
permasalahan konflik

1
Pendahuluan

Komite Palang Merah Internasional (ICRC) dikenal sebagai Komite Internasional untuk
Perawatan Paliatif, dan berkantor pusat di Jenewa, Swiss. Selain itu, Komite Palang Merah
Internasional (ICRC) merupakan salah satu dari lima organisasi yang menaungi Palang Merah dan
Bulan Sabit Merah Internasional, bersama dengan 186 Perhimpunan Nasional, termasuk Komite
Nasional Indonesia, yang bertanggung jawab atas pembentukan Komite Palang Merah Internasional
(ICRC). Palang Merah Indonesia (PMI). Kelompok ini bertanggung jawab atas partisipasi orang-
orang dari semua lapisan masyarakat, termasuk orang miskin, tertindas, sakit, dan pengangguran.
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) adalah salah satu organisasi terkemuka di dunia yang
didedikasikan untuk hak asasi manusia dan evaluasi di lapangan, dan juga merupakan salah satu
organisasi yang paling dikenal luas di Arab Saudi. Komite Palang Merah Internasional
menganugerahkan Hadiah Nobel lima Hadiah Nobel antara tahun 1917 dan 1963. Komite Palang
Merah Internasional (ICRC) adalah organisasi non-partisan yang berfokus pada pencegahan dan
penyelesaian konflik antara individu dan lingkungannya. ICRC mengarahkan dan mengkoordinasi
kegiatan bantuan kemanusiaan dan berupaya mempromosikan dan memperkuat Hukum Humaniter
Internasional dan prinsip kemanusiaan yang tersebar luas.
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) adalah salah satu organisasi independen
terpenting yang bekerja di bidang hak asasi manusia. Misinya adalah untuk meningkatkan hak asasi
manusia dengan mempelajari dan menerapkan kebijakan internasional dan domestik, serta melakukan
penelitian tentang kebijakan internasional dan domestik. Komite Palang Merah Internasional (ICRC)
memilih sebuah program dengan tujuan mengurangi perdagangan manusia dan meningkatkan
perawatan kesehatan bagi anak yatim piatu, warga sipil di sekitar museum dan rumah sakit.

2
A. Melindungi Korban Konflik Bersenjata

Individu disebut sebagai "perlindungan" dari perspektif hak asasi manusia


internasional. Orang yang diberi perlindungan ini disebut sebagai orang yang dilindungi
(safeguarded people) dalam batas perlindungan yang spesifik yang diberikan oleh hukum
humaniter internasional. Ini digunakan di lebih dari satu kategori. Akibatnya, orang yang
dilindungi oleh traktat-traktat adalah orang yang berperang dan membangun. Yang dimaksud
dengan “tactat-traktat” adalah pengobatan orang yang sakit, pengobatan orang dan fasilitas
kesehatan, serta keadaan pasien dari tawanan perang. Pada tahun 1949, Konferensi Jenewa
menetapkan kerangka kerja untuk perlindungan kombatan dan non-kombatan dalam konflik
internasional. Tiga convensi berfokus pada perlindungan bagi kombatan dan individu lain
yang sakit atau terluka; luka, sakit, atau tenggelam dalam bahasa; dan tawanan perang-dan
yang keempat mengacu pada perlindungan bagi penduduk sipil. Kombatan dalam istilah yang
layu sederhana adalah anggota angkatan bersenjata, yaitu orang yang terlibat aktif dalam
pertempuran, yang dapat membunuh dan sebaliknya. Ini adalah sasaran berbasis militer.
Status orang lain, yang ditentukan oleh situasi saat ini, dapat diubah oleh seorang pejuang,
baik sebagai kuda maupun sebagai luka.

Keempat konvensi menyatakan bahwa orang-orang yang dilindungi harus diperlakukan


secara manusiawi "tanpa pembedaan yang merugikan (pembedaan yang merugikan)
berdasarkan ras, warna kulit, agama atau kepercayaan, jenis kelamin, kelahiran atau kekayaan
atau kriteria-kriteria lain yang serupa," menurut konferensi, "tanpa pembedaan yang merugi
Orang yang dibohongi untuk tidak dapat dibuktikan, diproduksi, atau digunakan untuk tujuan
medis Orang utan yang bersifat tangensial dan transien harus dapat membedakan antara
bahan, kemasan, dan ruang bernaung, selain perawatan medis dan makanan yang mereka
konsumsi. Tidak ada satu orang pun yang dapat diandalkan untuk membantu dalam
pelaksanaan tugas yang tepat.Tidak mungkin seorang individu yang sakit diidentifikasi
sebagai manusia yang jinak atau memiliki hukuman kolektif..1

Konvensi-konvensi ini membolehkan sejumlah pembedaan. Mereka menyatakan bahwa


"perempuan harus dihormati sesuai dengan jenis kelamin mereka," dan bahwa perempuan
yang menjadi tawanan perang memperoleh perlakuan yang setara dengan yang diberikan
pada pria. Konvensi Jenewa IV juga menyatakan bahwa perempuan dilindungi terhadap

1
Herman Suryokumoro, dkk, Hukum Humaniter Internasional (Kajian Norma dan Kasus), (Malang: UB Press,
2020), 81-82.

3
"perkosaan, pelacuran paksa atau segala bentuk serangan yang tidak patut." Sebagai
tambahan, konvensi ini meletakkan "penghormatan dan perlindungan khusus" bagi
kelompok-kelompok orang seperti: yang terluka atau sakit, ibu yang hendak melahirkan,
orang-orang berusia lanjut, anak-anak, rohaniwan dan petugas medis.
Lima kategori berikut dibahas oleh Konvensi Jenewa IV: orang-orang asing di pihak
yang saat ini digunakan, orang di pendudukan, dan tawanan juga memiliki beda-beda beda-
beda tergantung pada hari Pasal 27: perawatan, perlindungan, dan jenis kondisi buatan
manusia lainnya. Pada tahun 1977, Protokol Tambahan I mendirikan sebuah meriam untuk
Konvensi Keempat. Pasal 51 menyatakan bahwa seorang warga sipil “memperoleh
perlindungan umum terhadap bahaya-bahaya yang muncul dari operasi militer” dan melarang
serangan langsung terhadap mereka, serta dari apa yang disebut serangan membabi-buta,
yang tidak membedakan antara sipil dan kombat. Selain itu, Protokol Tambahan I memenuhi
persyaratan Konvensi IV yang mensyaratkan diadakannya bantuan apabila suatu kelompok
masyarakat sipil tertentu tidak memiliki kebutuhan pokok yang luas untuk bertahan hidup.

Istilah “Sipil” mengacu pada persyaratan traktat yang telah ada sejak lama dan
dimaksudkan untuk membantu orang-orang yang tersingkir dari konflik non-internal. Ia juga
dikenal sebagai "konflik internal" atau "konflik sipil" dan disebutkan dalam Pasal 3 Konvensi
Jenewa. Principia dasar memerlukan diskusi tentang proses buatan manusia sehubungan
dengan diskriminasi yang jelas. Bagian ini berfungsi sebagai katalis untuk peningkatan
kesehatan dan kesejahteraan manusia, serta untuk kesejahteraan dan kesejahteraan umat
manusia. Pasal ini memohon jaminan keadilan dan prosedur yang mendasar serta kewajiban
untuk menghimpun serta merawat mereka yang terluka dan sakit.2

Dalam hal ini, orang yang berperang atau anggota angkatan bersenjata adalah orang
yang tidak rasional atau orang yang sedang berkonflik, sehingga hanya merekalah yang dapat
memenangkan pertempuran. Namun demikian, hal ini menunjukkan bahwa umat manusia
harus dilindungi dengan berbagai cara, karena orang yang luka, sakit, dan tahan musuh tidak
dapat dijadikan objek kekerasan atau tidak disiksa atau pembunuhan. Akibat keriuhan
internasional dan dampaknya terhadap bangsa dan penduduk, pandangan orang utan terhadap
konflik semata-mata didorong oleh nilai-nilai kemanusiaan. Sesuai dengan prinsip
perlindungan, pihak-pihak yang dibebaskan selama jangka waktu tersebut harus dilindungi.
setiap korban perang untuk diperlakukan secara proporsional antara kepentingan militer

2
Ibid, 82-83.

4
dengan kepentingan kemanusiaan dan kesatriaan, yang bebas dari tindakan kekerasan,
sebagaimana ditentukan dalam Deklarasi Universal HAM PBB 1948 dan UU No. 39/1999
tentang HAM. Faktanya kombatan yang telah menjadi korban yaitu luka dan ditahan banyak
mengalami kekerasan atau disiksa. Tindakan demikian sangat bertentangan dengan hukum
humaniter dan hukum hak asasi manusia3. Hak asasi manusia adalah hak yang bersifat apriori
dan merupakan anugerah dari dzat Maha Pencipta, Tuhan yang Maha esa sejak manusia ada
atau dilahirkan. Semestinya Hak Asasi manusia itu terlindungi termasuk kombatan dalam
suatu konflik.
Akibat konflik antara Amerika Serikat dan Irak serta Israel dan Rakyat Palestina, para
anggota angkatan bersenjata atau kombatan menga-lami berbagai kekerasan dalam beberapa
waktu terakhir, perbuatan tersebut menyoroti lawan yang dibicarakan terkait dengan perasaan
balas dendam. dan berlawanan dengan ketetapan tersebut juga terhadap orang sipil yang tidak
bersalah banyak yang menjadi korban, baik karena kekerasan, penembakan atau
pembunuhan. Selain itu, ada konflik non-internasional di Sri Lanka, Filipina, Indonesia,
termasuk Papua dan Aceh. Menurut US Field Manual of the Law of Land Warfare, konflik
yang melibatkan Amerika Serikat disebut sebagai "perang" karena berdasarkan definisi US
Field Manual tentang "tujuan," yang berarti "pertama," "melindungi kombatan,” dan
“penduduk sipil” dari penderitaan yang belum tuntas.” Menjamin hak asasi dari individu
yang didudukkan dalam musuh; ketiga, memungkinkan dikembalikannya perdamaian; dan
keempat, mengatasi masalah orang miskin. Juga, Hukum Kemanusiaan adalah cara orang
membantu orang lain dengan memanfaatkan berbagai alat dari alat yang sewenang-wenang,
namun tindakan lain yang dilakukan pada saat konflik harus memperhatikan batasan-batasan
yang semula dimaksudkan untuk digunakan. untuk menonjolkan hak-hak hidup manusia
(HAM).

Situasi dari awal hingga akhir dikenal sebagai kesewenang-wenangan, penyelesaian,


peperangan, dan kekejaman yang dilakukan oleh orang-orang yang masih terfokus pada
orang orang yang ada. Berikut ini adalah daftar upay yang dapat digunakan untuk
mengurangi perdamaian, mabuk, dan ketentraman melalui penggunaan hukum. Namun,
meskipun konflik masih berlangsung, penting untuk dicatat bahwa hukum dan sanksi sanksi
yang diajukan kepada peserta konflik didasarkan pada batas waktu untuk memberikan bukti
dengan cara yang tidak melakukan kekerasan terhadap orang-orang yang dilindungi oleh

3
Adwani, “Perlindungan Kombatan dan Penduduk Sipil Dalam Konflik Bersenjata Non Internasional”, Jurnal
Ilmiah Mondial Ilmu Sosial dan Kemasyarakatan, Vol. 10 No. 18, (2008), 7.

5
hukum humaniter.4

Sesuai dengan Konvensi Jenewa tahun 1949, terdapat beberapa orang yang perlu
dilindungi, seperti anggota angkatan bersenjata, barisan sukarela, gerakan perlawanan yang
terorganisir, orang-orang yang bergabung dengan angkatan bersenjata, pasukan perang tidak
terlindungi karena ada banyak Menurut teori ini, ada konflik antara bangsa dan non-bangsa,
dan kemampuan untuk menghasilkan hukum dari sudut pandang kejahatan pemain juga
kurang dari kejahatan pemain lain selain dari hukum. Akibatnya, banyak orang menderita
korban karena petempur tidak melakukan kerasan. Akibatnya, hal itu bisa dianggap sebagai
sunk cost dalam proses pengiriman bantuan kemanusiaan kepada delegasi ini..5

B. Melindungi Martabat Korban Konflik Bersenjata

Intervensi kemanusiaan untuk meredakan konflik dan meningkatkan kesejahteraan


mereka yang berada dalam bahaya tidak dapat dilakukan tanpa strategi yang berlandaskan
hak asasi manusia. Namun pada saat konflik terjadi kecenderungan upaya untuk melakukan
lawan. Sejalan dengan itu, Protokol II tahun 1977 menetapkan perbedaan antara plafon
minimum dan maksimum. Yang dimaksud dengan "umum perlindungan" adalah sekelompok
orang yang mementingkan moneter, martabat, dan keyakinan agamanya, serta kemanusiaan
dan tindakan-tindakan kekerasan yang berlandaskan jiwa, kesehatan, dan kesejahteraan.
Akibatnya, proses yang harus diikuti oleh individu adalah bantuan perawatan, pendidikan,
kembali kekeluarganya, dan pengikut sertaan dalam angkatan bersenjata.6

Komite Palang Merah Internasional, juga dikenal sebagai Komite Palang Merah
Internasional, adalah sebuah organisasi non-pemerintah dengan misi untuk meringankan
penderitaan manusia dan mempromosikan perdamaian di dunia melalui bantuan kemanusiaan
internasional. Misi ini dilakukan dalam berbagai konteks dan setting. Sebagai hasil dari upaya
organisasi yang konsisten dan berkelanjutan untuk mempromosikan dan mempromosikan
penyebaran konflik korban di seluruh negeri, CRC mempertahankan posisinya sebagai
pelindung martabat korban konflik bersenjata. Salah satu penyebab konflik yang paling
umum dan universal di tempat kerja adalah konflik Korban. harus dihormati oleh semua
pihak yang terlibat dalam konflik bersenjata, termasuk negara, kelompok bersenjata, dan
4
Roberia dan Siti Maimunah, ”Cakupan Hak Asasi Manusia Bidang Kesehatan”, Jurnal Hukum Kesehatan,
Vol. 2 No. 4, (2009), 59.
5
Adwani, “Perlindungan Kombatan dan Penduduk Sipil Dalam Konflik Bersenjata Non Internasional”, 104.
6
Adwani, “Perlindungan terhadap Orang-orang Dalam Daerah Konflik Bersenjata Menurut Hukum Humaniter
Internasional”, Jurnal Dinamika Hukum, Vol. 12 No. 1 (Januari, 2012), 99-100.

6
aktor lainnya.7

Selain itu, ICRC terlibat dalam penyelesaian konflik. Organisasi ini didirikan dengan
maksud menyelesaikan konflik dengan cara yang tidak memiliki sasaran dari kerasan,
diskusi, dan penganiayaan. Selain itu, ICRC bekerja untuk memfasilitasi komunikasi antar
kelompok korban yang berkonflik serta mengumpulkan informasi tentang korban yang
membutuhkan. Kontribusi Komite Internasional Palang Merah (ICRC) untuk resolusi Konflik
Korea dikutip.:

1. Mengukur kepatuhan terhadap standar hak asasi manusia internasional: Komite


Palang Merah Internasional (ICRC) bertujuan untuk menunjukkan bahwa hukum
kemanusiaan internasional dihormati oleh sejumlah orang yang terkena dampak
konflik. Akibatnya, manusia, perlindungan sipil, dan hukum perang semuanya
terpengaruh..
2. Kontribusi terhadap keseluruhan anggaran: Komite Internasional untuk Pencegahan
Kekejaman terhadap Kemanusiaan (ICRC) menawarkan berbagai metode untuk
mengurangi konflik, termasuk perawatan medis, pendidikan, dan pelatihan. Perang
melindungi: Komite Palang Merah Internasional (ICRC) menekankan bahwa orang
yang dianiaya dipengaruhi oleh hukum domestik dan internasional. Selain itu, ICRC
mengawasi hak-hak tahanan perang, termasuk hak, untuk membantu manusia,
membantu keluarga, dan membantu dengan cepat dan adil.
3. Memberikan informasi tentang konflik: ICRC memberikan informasi tentang konflik
antara lain dengan melakukan penelitian tentang kondisi manusia dan kondisi kondisi
manusia di zona konflik. Informasi ini membantu meningkatkan kesadaran dan
dukungan internasional untuk perlindungan martabat korban konflik.
4. Kapitalisasi lokal: Komite Palang Merah Internasional (ICRC) melakukan penelitian
dan diseminasi pengetahuan di antara anggota masyarakat setempat, kelompok
masyarakat sipil, dan pemerintah untuk meningkatkan kesadaran tentang perdagangan
manusia internasional dan meningkatkan kapasitas anggota dalam konteks tersebut
resolusi konflik korban..8

7
ICRC Blog Indonesia, “Tentang ICRC”, diakses pada 31 Maret 2023, pukul 20.30,
https://blogs.icrc.org/indonesia/tentang-icrc/#:~:text=Komite%20Internasional%20Palang%20Merah
%20(ICRC,lainnya%2C%20dan%20memberi%20mereka%20bantuan
8
Nia Annisa Cerellia Clorinda Saputri, “Peran International Comitte of the Red Cross (ICRC) dalam Upaya
Perlindungan Anak Pada Konflik Bersenjata di Yaman Tahun 2015-2017”, eJournal Ilmu Hubungan
Internasional, Vol. 8 No. 1 (2020), 441.

7
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) juga bekerja sama dengan organisasi lain
serta individu untuk menentukan apakah hukum internasional yang terkena dampak resolusi
konflik memburuk dan memburuk. Untuk melaksanakan tugas ini, ICRC bertujuan untuk
mendorong partisipasi dari berbagai orang dan menunjukkan bahwa konflik di tempat kerja
ditandai dengan pemberian perlindungan dan dukungan psikologis untuk kepentingan
individu. Komite Palang Merah Internasional (ICRC) adalah organisasi global yang bekerja
untuk meringankan penderitaan manusia dan mempromosikan perdamaian dan stabilitas
dalam konflik Timur Tengah. Ini menunjukkan bahwa individu yang terkena konflik dengan
tingkat keparahan tertinggi dapat terlibat dalam perilaku manik dan meminimalkan
penderitaan mereka.

C. Menengahi Konflik Bersenjata

Sebagai organisasi kemanusiaan, peranan ICRC yang paling utama adalah


memberikan bantuan dan pertolongan bagi korban konflik bersenjata. ICRC bertindak
sebagai penengah yang netral antara negara yang berperang dalam konflik bersenjata
internasional, konflik bersenjata non-Internasional dan pada kasus kekerasan internasional. 
ICRC sebagai pelopor pertama dalam misi kemanusiaan lebih banyak fokus pada
misinya sebagai pihak netral atau penengah dalam konflik, sehingga aktivitas kemanusiaan
lainnya dilaksanakan oleh Perhimpunan Palang Merah lainnya. Seperti halnya IFRC yang
terbentuk pada tahun 1919, bertanggungjawab dalam menggerakkan, memfasilitasi dan
mempromosikan program kemanusiaan serta mengatur dan mengoordinasi kegiatan
anggotanya yang berfokus pada korban bencana alam, teknologi, pengungsi dan bencana
darurat kesehatan. Sementara Perhimpunan Nasional bertindak sebagai pendukung
pemerintah dalam misi kesehatan dan menyediakan layanan bantuan bencana dalam program
kesehatan dan sosial. Ketika terjadi perang, Perhimpunan Nasional turut membantu
memberikan pelayanan utama medis kepada rakyat sipil dan angkatan bersenjata.
Kewenangan ICRC dalam menjalankan fungsi dan peranannya dalam memberikan
bantuan kemanusiaan tercantum dalam Pasal 3 dan Pasal 10 Konvensi Jenewa I tahun 1949;
Pasal 30 dan Pasal 60 Konvensi Jenewa tahun IV 1949; Asas-Asas Hukum Humaniter
Internasional; serta dalam Statuta Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
Internasional.
Dalam Konvensi Jenewa dan Statuta Gerakan Palang Merah, tugas utama dari ICRC
diantaranya memantau kepatuhan para pihak yang berkonflik; mengorganisir perlindungan

8
dan perawatan penduduk sipil; mengorganisir perawatan terhadap korban luka di medan
perang; mengawasi perlakuan terhadap tawanan perang; dan membantu pencarian orang
hilang dalam konflik bersenjata.Sesuai dengan mandat masyarakat internasional,
implementasi peran ICRC dalam situasi konflik tertera dalam Pasal 5 Statuta Gerakan No. 3,
4, dan 7. Mandat masyarakat internasional ICRC memberikan bantuan seperti meningkatkan
pemahaman terhadap Hukum Humaniter Internasional, kelembagaan sistem untuk warga
sipil, kunjungan tahanan, tracing, mailing, medis, makanan, dukungan ekonomi, bantuan
kelangsungan hidup, dan rehabilitasi ekonomi.9
ICRC mempunyai tugas dan peran penting dalam hukum humaniter internasional di mana
ICRC bertindak sebagai pelaksana dari ketentuan yang berlaku dalam hukum humaniter
internasional untuk diterapkan dalam konflik bersenjata. Sehubungan dengan peran ICRC
sebagai pelaksana hukum humaniter internasional tersebut di atas, ICRC mempunyai
beberapa fungsi, yaitu:10

a. The monitoring functions (Fungsi pemantauan), yaitu ICRC berperan sebagai


organisasi yang memantau bagaimana aturan-aturan kemanusiaan harus diterapkan
dalam situasi nyata pertikaian bersenjata dan juga menyiapkan diri untuk bisa
beradaptasi serta mengembangkan diri ketika dibutuhkan;

b. The catalyst function (Fungsi katalis), yaitu kemampuan ICRC untuk bisa
memberikan dorongan kepada Perhimpunan-perhimpunan Nasional, serta
mendiskusikan berbagai permasalahan yang ada dan mencari jalan keluar baik itu
berdasarkan ketentuan hukum maupun kebijakan lainnya;

c. The promotion function (Fungsi promosi), yaitu fungsi ICRC untuk bisa
menyebarluaskan dan memberikan pengajaran serta mendesak negara-negara untuk
membuat peraturanperaturan yang dibutuhkan;

d. The guardian angel function (Peran ICRC sebagai malaikat pelindung) yaitu ICRC
mempunyai fungsi untuk terus mempertahankan hukum humaniter internasional dan
menjaga agar tetap dihormati keberadaannya;

e. The direct action function (Fungsi aksi langsung Komite Palang Merah Internasional,

9
Rifki Fakihudin, “Mengenal ICRC dan Peranannya dalam Konflik Rusia-Ukraina,” (Heylaw.edu, 29 Maret
2022), diakses pada 1 April 2023 pukul 08.45, https://heylawedu.id/blog/mengenal-icrc-dan-peranannya-dalam-
konflik-rusia-ukraina-simak-ulasannya.s
10
M. Iqbal Asnawi, “KONSISTENSI PENEGAKAN HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL DALAM
HUBUNGAN ANTAR BANGSA,” Jurnal Hukum Saudra Keadilan Vol. 12, No. 1 (Januari-Juni 2017), 120-
121.

9
atau ICRC), yaitu ICRC terlibat langsung dalam memberikan sumbangan nyata dalam
penerapan hukum pada saat pertikaian bersenjata.

f. The watchdog function, yaitu ICRC bertindak sebagai organisasi pertama yang peduli
akan situasi kemanusiaan apabila terjadi pertikaian bersenjata.

Dan juga peran ICRC dalam menengahi konflik bersenjata adalah dengan memantau
perubahan sifat konflik bersenjata, termasuk diantaranya adalah mengatur konsultasi dengan
maksud untuk memastikan kemungkinan mencapai kesepakatan tentang aturan baru dan
mempersiapkan rancangan teks untuk diserahkan kepada konferensi diplomatik. Contoh dari
dua Protokol Tambahan Konvensi Jenewa memberikan gambaran bagaimana Hukum
Humaniter dibuat serta kontribusi ICRC didalamnya, yaitu :

a) Berdasarkan aturan rancangan yang disiapkan pada tahun 1956, maka resolusi
tersebut diadopsi pada tahun 1960 oleh dua Konferensi Internasional Palang Merah
dan oleh International Human Rights Conference yang diselenggarakan di Teheran
pada tahun 1968. Saat itu ICRC mempelajari kemungkinan melengkapi Konvensi
diadopsi di 1949;

b) Pada tahun 1969 ICRC menyampaikan gagasan bahwa pada Konferensi Internasional
ke-21 Palang Merah, di Istanbul; peserta, termasuk pihak Amerika pada Konvensi
Jenewa, mandat itu sesuai dan pengacara ICRC sendiri memulai pekerjaan persiapan;

c) Antara tahun 1971 dan 1974, ICRC mengadakan beberapa konsultasi dengan
pemerintah dan Gerakan; PBB secara teratur diberikan laporan kemajuan;

d) Tahun 1973 tanggal 22 Konferensi Internasional Palang Merah, di Teheran, dianggap


draft teks dan didukung sepenuhnya pekerjaan yang dilakukan;

e) Pada bulan Pebruari 1974 Pemerintah Swiss, sebagai penyimpan Konvensi Jenewa
1949, menyelenggarakan Konferensi Diplomatik pada penegasan kembali dan
perkembangan Hukum Humaniter Internasional yang berlaku dalam konflik
bersenjata, di Jenewa; itu terdiri dari empat sesi dan berakhir pada bulan Juni 1977;
pada sesi akhir Konferensi itu, 102 Artikel Protokol I dan 28 Artikel Protokol II
diadopsi oleh berkuasa penuh 102 negara diwakili.11

11
Joko Setyono, “PERAN ICRC DALAM PERKEMBANGAN HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL
DI ERA GLOBAL,” Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum Vol. 13, No.2 (2017), 228.

10
Penutup

Pendekatan Komite Palang Merah Internasional (ICRC) terhadap pekerjaan


kemanusiaan saat ini terdiri dari melakukan negosiasi untuk memastikan kemampuan untuk
menerapkan peraturan dan mencegah perdagangan manusia, serta menulis makalah untuk
konferensi diplomatik. ICRC juga menekankan pentingnya menjaga hak asasi manusia dan
memastikan bahwa hak tersebut dapat digunakan baik dalam konteks internasional maupun
non-internasional selama studi ini. Sebagai promotor dan wali hukum Kemanusiaan
internasional, ICRC juga terus melanjutkan danmendorong penghormatan terhadap hukum
kemanusiaan ICRC melakukannya dengan cara memberikan informasi tentang aturan
kemanusiaan dan mengingatkan para pihak yang berkonflik, atas kewajiban tersebut.
Kegiatan dilakukan berkaitan dengan proses distribusi dan konsultasi, serta benturan
kepentingan masyarakat. Komite Palang Merah Internasional (ICRC) adalah organisasi
nirlaba yang berfokus pada pencegahan dan penanganan korban perang. Komite Palang
Merah Internasional (ICRC) berada pada posisi terbaik untuk mengidentifikasi dan
menangani pelanggaran HAM internasional sebagai hasil dari upaya organisasi tersebut untuk
mengatasi konflik internasional dan non-internasional.

11
Daftar Pustaka
Adwani. (2008). Perlindungan Kombatan dan Penduduk Sipil Dalam Konflik Bersenjata Non
Internasional. Jurnal Ilmiah Mondial Ilmu Sosial dan Kemasyarakatan, 10(18).

Adwani, A. (2012). Perlindungan terhadap Orang-orang dalam Daerah Konflik Bersenjata


Menurut Hukum Humaniter Internasional. Jurnal Dinamika Hukum, 12(1), 97-107.

Asnawi, M. I. (2017). Konsistensi Penegakan Hukum Humaniter Internasional dalam


Hubungan Antar Bangsa. Jurnal Hukum Samudra Keadilan, 12(1), 111-122.

Maimunah, S., Roberia. (2009). Cakupan Hak Asasi Manusia Bidang Kesehatan. Jurnal
Hukum Kesehatan, 2(4).

Saputri, N. A. C. C. PERAN INTERNATIONAL COMITTE OF RED CROSS (ICRC)


DALAM UPAYA PERLINDUNGAN ANAK PADA KONFLIK BERSENJATA DI
YAMAN TAHUN 2015-2017.

Setiyono, J. (2017). Peran Icrc Dalam Perkembangan Hukum Humaniter Internasional Di Era
Global. LAW REFORM, 13(2), 217-233.

Suryokumoro, H., Ardhiansyah, A., Madjid, Y. R., & Susanto, F. A. (2020). Hukum


Humaniter Internasional: kajian norma dan kasus. Universitas Brawijaya Press.

Indonesia, ICRC. “Tentang ICRC”, diakses pada 31 Maret 2023, pukul 20.30,
https://blogs.icrc.org/indonesia/tentang-icrc/#:~:text=Komite%20Internasional
%20Palang%20Merah%20(ICRC,lainnya%2C%20dan%20memberi%20mereka
%20bantuan.

Fakihudin, R. “Mengenal ICRC dan Peranannya dalam Konflik Rusia-Ukraina”. Heylaw.edu,

12
29 Maret 2022). diakses pada 1 April 2023 pukul 08.45,
https://heylawedu.id/blog/mengenal-icrc-dan-peranannya-dalam-konflik-rusia-ukraina-
simak-ulasannya.

13

Anda mungkin juga menyukai