Anda di halaman 1dari 52

TUGAS INDIVIDU

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


( proyek )
memenuhi tugas mata kuliah
Pembelajaran ilmu pengetahuan sosial
Dosen pengampuh
O
L
E
H
BAPAK: EKA YUSNALDI

Yang di susun
O
L
E
H
OLPIANDARI
0306193222

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH Fakultas Ilmu


Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan
2021

17
Buku Putih Sanitasi (BPS)Kabupaten Aceh Tenggara 2011 PPSP
Aceh
Tenggara
Geografis, Topografis dan Geohidrologi

Aceh Tenggara adalah salah satu Kabupaten di Propinsi Aceh

yang merupakan daerah cagar alam nasional terbesar yang terdapat di

Aceh. Pada dasarnya wilayah Kabupaten Aceh Tenggara kaya akan

18
Buku Putih Sanitasi (BPS)Kabupaten Aceh Tenggara 2011 PPSP
Aceh
Tenggara
potensi alam, salah satu diantaranya adalah Sungai Alas. Secara umum

ditinjau dari potensi pengembangan ekonomi, wilayah ini termasuk zona

pertanian. Potensi ekonomi daerah berhawa sejuk ini adalah kopi dan

hasil hutan. Dalam bidang Pertambangan, Aceh Tenggara memiliki

deposit bahan galian golongan–C yang sangat beragam dan potensial

dalam jumlah cadangannya.

2.1.1 Geografi

Kabupaten Aceh Tenggara merupakan bagian dari Provinsi Aceh

dengan luasan wilayah seluas 4.165,63 km 2. Kecamatan yang terluas

adalah Kecamatan Darul Hasanah 1.347,25 km2, sedangkan wilayah yang

terkecil adalah Kecamatan Babussalam 9,42 km2. Dari jumlah luasan ini

diperkirakan dua pertiganya masuk kedalam kawasan Taman Nasional

Gunung Leuser (TNGL).

Kabupaten Aceh Tenggara terdiri dari 16 Kecamatan dan 386

Desa serta 51 mukim. Kecamatan di Kabupaten Aceh Tenggara antara

lain Kecamatan Lawe Alas, Babul Rahmah, Tanoh Alas, Lawe Sigala,

19
Buku Putih Sanitasi (BPS)Kabupaten Aceh Tenggara 2011 PPSP
Aceh
Tenggara
Babul Makmur, Semadam, Leuser, Bambel, Bukit Tusam, Lawe Sumur,

Babussalam, Lawe Bulan, Badar, Darul Hasanah, Ketambe, dan Deleng

Pokhison, yang mempunyai jumlah luas keseluruhan 4.165,63 Km².

Ditinjau dari aspek fisiografi kawasan, wilayah Kabupaten Aceh

Tenggara memiliki 2 karakteristik kawasan yaitu kawasan dataran dan

kawasan pegunungan. Dua karakteristik topologi kawasan ini

mengindikasikan adanya 2 kegiatan budidaya utama yaitu wilayah dataran

yang memberikan peluang sebagai sentra pengembangan komoditi

tanaman pangan berupa padi, palawija, tanaman hortikultura seperti buah-

buahan, sayuran dan tanaman hias juga berpeluang dikembangkan untuk

sektor peternakan dan perikanan darat. Wilayah pedalaman yang memiliki

topografi berbukit diprioritaskan pengembangannya sebagai kawasan

perkebunan rakyat maupun perkebunan besar.

2.1.2 Topografis

Daerah Kabupaten Aceh Tenggara terletak diketinggian ± 200 -

2000 m diatas permukaan laut yang merupakan daerah perbukitan dan

pegunungan. Sebagian kawasannya merupakan daerah suaka alam

Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).

Peta topografi adalah peta ketinggian titik atau kawasan yang

dinyatakan dalam bentuk angka ketinggian atau kontur ketinggian yang

diukur terhadap permukaan laut rata-rata. Berikut peta topografi

Kabupaten Aceh Tenggara disajikan dalam perbedaan warna ketinggian :


Gambar 2.1.
Peta Ketinggian Tempat Kab. Aceh Tenggara

Sumber : Bappeda

Kemiringan lereng di Kabupaten Aceh Tenggara bervariasi dari

0% sampai dengan kemiringan lebih dari 40%. Berdasarkan kelas

kemiringan lereng, wilayah Kabupaten Aceh Tenggara dapat dibagi

menjadi 4 bagian, yaitu :

Kelas kemiringan 0 – 8 %

Kelas Kemiringan 8 – 15 %

Kelas Kemiringan 15 – 40 %

Kelas Kemiringan lebih dari 40 %

Wilayah datar dengan kelas kemiringan 0 - 8% ini tersebar di

wilayah Kutacane dan Bambel. Pada kelas kemiringan 8 – 15% ditandai

dengan Daerah yang bergelombang sampai agak berbukit. Wilayah ini

19
Buku Putih Sanitasi (BPS)Kabupaten Aceh Tenggara 2011 PPSP
Aceh
Tenggara
tersebar di pinggir Lembah Alas bagian selatan Kabupaten. Wilayah agak

berbukit sampai berbukit dengan kemiringan 15 – 40 % tersebar merata di

Kabupaten Aceh Tenggara, terutama di wilayah Kecamatan Badar dan di

sebelah selatan Kecamatan Lawe Alas. Untuk wilayah dengan kelas

kemiringan lebih dari 40% ini hampir meliputi sebagian besar wilayah

Kabupaten Aceh Tenggara. Daerah ini ditandai dengan Daerah yang

berbukit sampai bergunung. Berikut peta dan tabel yang menggambarkan

kemiringan lereng Kabupaten Aceh Tenggara :

Gambar 2.2.
Peta Kemiringan Lereng Kab. Aceh Tenggara

TaBbel 2tu.1k.
BWeniltauykaWhildaayanhKdealnaKseLla

esreLnergeng
No Relief Lereng (%)
1 Datar <3
2 Berombak/agak landai 3-8
3 Bergelombang/ melandai 8-15
4 Berbukit 15-30
5 Bergunung 30-40
6 Bergunung curam 40-60
7 Bergunung sangat curam >60
20

Sumber : Bappeda
2.1.3 Geohidrologi

Potensi hidrologi Kabupaten Aceh Tenggara sangat baik, ini

terlihat dengan banyaknya sungai dan hutan sebagai jaminan komunitas

air. Hingga saat ini potensi ini dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari

sehingga dirasakan cukup. Sumber air permukaan di Kabupaten Aceh

Tenggara barasal dari beberapa mata air, sungai dan gunung.

Di wilayah Kabupaten Aceh Tenggara terdapat dua buah sungai

besar dan beberapa sungai kecil, yaitu sungai Lawe Alas, yang

panjangnya ± 200 km dengan kedalaman rata-rata 3 meter dan lebar rata-

rata 30 meter, dan sungai Lawe Bulan. Aliran sungai Lawe Alas melalui

Kecamatan Darul Hasanah, Badar, Babussalam, Bambel, Lawe Alas,

Babul Rahmah, dan Babul Makmur. Pada bagian hilir, sungai ini masuk ke

dalam wilayah Kabupaten Aceh Singkil. Sedangkan Lawe Bulan melintasi

wilayah Kecamatan Badar, Deleng Perkison, dan Bambel serta bermuara

di Sungai Alas dalam wilayah Kecamatan Bambel. Selain kedua sungai

besar ini, seluruh wilayah Aceh Tenggara dilintasi banyak sungai kecil.

Sungai-sungai ini berperan besar dalam pemenuhan kebutuhan air

masyarakat, baik sebagai sumber air bersih (untuk kebutuhan rumah

tangga, seperti untuk mandi, mencuci, dan air minum), pengairan

persawahan dan lahan pertanian lainnya, serta untuk budidaya ikan.

Di samping mempunyai pengaruh positif, keberadaan sungai

dimaksud juga memberikan pengaruh negatif, terutama pada saat curah

hujan meningkat, sehingga mengakibatkan banjir di sekitar DAS (Daerah

21
Buku Putih Sanitasi (BPS)Kabupaten Aceh Tenggara 2011 PPSP
Aceh
Tenggara
Aliran Sungai). Selama ini sering terjadi banjir dan pengikisan area di

sepanjang DAS yang umumnya berupa lahan pertanian dan perkebunan,

serta pemukiman penduduk. Hal ini sangat merugikan masyarakat yang

mendiami DAS tersebut. Daerah Aliran Sungai secara rinci dapat dilihat

pada peta berikut :

Sumber : Bappeda

Gambar 2.3.
Peta Daerah Aliran Sungai Kab. Aceh Tenggara

Ditunjang oleh keadaan topografi di Kabupaten Aceh Tenggara

yang sebagian besar berbukit dan bergunung mengakibatkan banyak

sungai-sungai di wilayah ini mempunyai aliran air yang cukup deras.

Hidrologi di Kabupaten Aceh Tenggara dicirikan oleh sungai panjang,

yaitu Sungai Lawe Alas dan anak-anak sungai (ratusan jumlahnya) yang

berhulu dari banyak gunung, diantaranya Gunung Leuser, Gunung Kemiri,


Gunung Bendahara dan Gunung Perkison. Umumnya anak-anak sungai

tersebut selalu berair sepanjang tahun. Kondisi topografi menyebabkan air

sungai mengalir melalui celah-celah bukit dan lereng yang terjal terkadang

dapat juga membentuk kantong-kantong air/embun kecil di perbukitan

yang diakibatkan oleh penyumbatan pada aliran sungai.

Sumber : RTRW Kutacane


Sumber : RTRW Kutacane

Gambar 2.4.
Sungai Lawe Alas dan Kali Bulan Kab. Aceh Tenggara

Kawasan tangkapan air di Kabupaten Aceh Tenggara antara lain

di Gunung Perkison dan Bendahara yang merupakan sumber air bagi

sungai-sungai yang mengalir ke pantai Timur. Selain untuk pengairan dan

fasilitas perhubungan, sungai-sungai yang ada dipakai pula untuk saluran

pembuangan air kotor dan air hujan. Keadaan sungai-sungai di Kabupaten

Aceh Tenggara dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.2.
Sungai-sungai Utama di Kab. Aceh Tenggara
No. Nama Sungai Hulu Muara Keterangan
1 Lawe Alas Gn. Leuser Singkil Arus deras dan banyak ikan.
2 Lawe Mamas Gn. Leuser Lawe Alas Arus deras dan besar.
3 Lawe Pungga Gn. Leuser Lawe Alas Arus tidak deras
4 Lawe Geger Gn. Perkison P.Cingkam -
5 Lawe Natam Gn. Perkison Lawe Alas -
6 Lawe Sikap - Gulo -
7 Lawe Buuk - Tanjung -
8 Lawe Bulan Gn. Perkison Terutung Payung, Arus sedang
Lawe Alas
9 Lawe Kinga - - -
10 Lawe Kisam - Lawe Alas -
11 Lawe Pangkat - Tanjung lama -
12 Lawe Rutung - Kutacane lama -
13 Lawe Sempilang - Kutacane Lama -
Sumber : RTRW Kutacane
Berdasarkan aspek geologi dan struktur tanah di wilayah

Perencanaan Kota Kutacane, sifat batuan yang terkandung dalam struktur

geologi tersebut memiliki beberapa bagian yang mengandung sumber air

cukup tinggi karena di dalam lapisan batuan tersebut terdapat lapisan

pasir, kerikil yang pada umumnya merupakan lapisan produktif. Keadaan

hidrologi di Kota Kutacane terdiri dari air tanah, air sumur dan air sungai.

Air tanah yang mengalir di wilayah perencanaan Kota Kutacane

berasal dari daerah pegunungan lipatan sebelah utara sebagai hasil

peresapan air hujan atau air permukaan yang mengalir ke bawah

permukaan tanah sehingga membentuk suatu aliran air bawah tanah.

Di daerah Kota Kutacane dan daerah sekitarnya disamping

terdapat sumber air tanah, juga terdapat sumber air lainnya, yaitu berupa

air sumur, air sungai dan air hujan. Air ini sangat membantu mencukupi

sebagian besar penduduk kota untuk dimanfaatkan untuk kebutuhan

sehari-harinya terutama bagi penduduk yang belum mendapatkan

pelayanan dari perusahaan Air Minum Tirta Agara. Hampir semua air

sumur di wilayah Perencanaan Kota Kutacane dapat dipergunakan untuk

kebutuhan sehari-hari. Kedalaman sumur rata-rata berkisar antara 3

sampai 6 meter. Air sumur di wilayah perencanaan Kota Kutacane

mengalami kekeringan pada musim kemarau terutama di Kecamatan

Badar.

Di wilayah Kota Kutacane terdapat beberapa buah sungai yang

mengalir dari Utara ke Selatan. Sungai-sungai tersebut adalah Sungai


Lawe Alas yang merupakan bagian dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Lawe

Alas dan merupakan sungai besar yang memiliki lebar antara 50 m

sampai 100 m yang berlokasi disebelah Barat dari wilayah perencanaan.

Sungai-sungai lainnya merupakan anak-anak sungai dari sungai

Lawe Alas yaitu Sungai Lawe Kisam, Lawe Rutung, Lawe Bulan dan

Kemijin, sungai-sungai tersebut bersatu dengan Sungai Lawe Kisam di

daerah Kecamatan Bambel dan kemudian bermuara di Sungai Lawe Alas.

Sebagian besar penduduk yang tinggal di sekitar sungai mempergunakan

air sungai tersebut untuk mandi dan mencuci.

2.2 Administratif

Batas-batas wilayah Kabupaten Aceh Tenggara disebelah Timur

berbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara, Sebelah Barat berbatasan

dengan Kabupaten Aceh Selatan, di sebelah Utara berbatasan dengan

Kabupaten Gayo Lues dan di sebelah Selatan berbatasan dengan Kota

Subulussalam dan Provinsi Sumatera Utara.

Aceh Tenggara berjarak 900 km dari pusat


pemerintahaan Provinsi Aceh

Gambar 2.5. Peta Orientasi Kab. Aceh Tenggara


Kabupaten Aceh Tenggara terdiri dari beberapa Kecamatan

dengan pembagian tiap Kecamatan seperti ditunjukan pada peta berikut :

Gambar 2.6.
Peta Administratif Kab. Aceh Tenggara

Sumber : Bappeda

Tabel berikut memberikan informasi mengenai luas wilayah

beserta prosentasenya untuk setiap Kecamatan di Kabupaten Aceh

Tenggara. Kecamatan Darul Hasanah adalah Kecamatan terluas dengan

luas wilayah 1.347.25 Km². Sedangkan Kecamatan dengan luas wilayah

terkecil adalah Kecamatan Babussalam dengan luas wilayah 9.42 Km².


Tabel 2.3.
Luas Kecamatan, Jumlah Desa, Kelurahan dan Mukim
Luas Kecamatan, Jumlah Desa, Kelurahan dan Mukim
di Kabupaten Aceh Tenggara 2010
Luas Wilayah Jumlah
No Kecamatan
% (Km2) Desa Kelurahan
1 Lawe Alas 1026.93 25% Kemukiman
28 - 4
2 Babul Rahmah 852.40 20% 27 -
3 Tanoh Alas 38.92 1% 14 - 3
4 Lawe Sigala 71.72 2% 35 -
54 Babul Makmur 83.19 2% 21 - 3
6 Semadam 42.39 1% 19 -
73 Leuser 139.59 3% 23 - 3
8 Bambel 23.09 1% 33 -
94 Bukit Tusam 41.17 1% 23 - 3
10 Lawe Sumur 36.81 1% 18 -
31
1 Babussalam 9.42 0% 28 - 3
12 Lawe Bulan 37.21 1% 24 -
33
1 Badar 93.42 2% 18 - 3
14 Darul Hasanah 1347.25 32% 28 -
35
1 Ketambe 249.93 6% 25 - 3
16 Deleng Pokhisen 72.19 2% 22 - 3
Jumlah 4165.63 100% 386 0
Sumber51
: Aceh Tenggara dalam angka 2010 dan BKM

Sumber : Dalam angka 2010


Grafik 2.1.
Proporsi Luas Kecamatan di Kab. Aceh Tenggara

27
Buku Putih Sanitasi (BPS)Kabupaten Aceh Tenggara 2011 PPSP
Aceh
Tenggara
Kawasan perkotaan (urban) adalah wilayah yang mempunyai

kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai

tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa

pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Semua wilayah

perkotaan di Kabupayen Aceh Tenggara merupakan bagian dari studi

buku putih. Berikut dijelaskan kawasan perkotaan, miskin dan daerah

bantaran sungai yang dijadikan sebagai wilayah studi buku putih

antaralain Kecamatan Babussalam, Badar, Lawe Bulan, Bambel, Lawe

Sumur, Bukit Tusam, Semadam, Tanoh Alas, Lawe Sigala-gala dan Darul

Hasanah yang dapat dilihat pada peta berikut :

Sumber : Bappeda
Gambar 2.7.
Peta Daerah Studi Buku Putih
2.3 Kependudukan

2.3.1 Jumlah dan Distribusi Penduduk

Penduduk Kabupaten Aceh Tenggara terdiri dari beberapa suku,

antara lain suku Alas, Gayo, singkil, Jawa, Karo dan Batak. Berdasarkan

data penduduk Tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten Aceh Tenggara

berjumlah 207.390 jiwa yang terdiri dari laki-laki 104.488 jiwa dan

perempuan sejumlah 102.902 jiwa. Jika dilihat perkembangannya dari

Tahun 2008 sampai 2010 jumlah penduduk di Kabupaten Aceh Tenggara

terus meningkat. Dari 198.573 jiwa di Tahun 2008 naik menjadi 207.390

jiwa di Tahun 2010. Dilihat dari Kecamatan, jumlah penduduk terbesar

pada Tahun 2010 ada di Kecamatan Babussalam yaitu sebesar 25.976

jiwa (12.53% dari total penduduk). Sementara itu, Kecamatan dengan

jumlah penduduk terendah ada di Kecamatan Tanoh Alas dengan jumlah

4.661 jiwa (2.25 % dari total penduduk). Pada tahun 2010 penduduk

miskin di Kabupaten Aceh Tenggara tercatat sebesar 30.039 jiwa naik

sekitar 2.174 dari tahun 2009 yang hanya sekitar 27.865 jiwa.

2.3.2 Kepadatan Penduduk

Pada Tahun 2010 kepadatan penduduk di Kabupaten Aceh

Tenggara sejumlah 49.79 jiwa/km2. Jika dilihat distribusinya kepadatan

tertinggi di Kecamatan Babussalam 2.758 jiwa/km2. Kepadatan yang

tinggi di Kecamatan ini dikarenakan tingginya jumlah penduduk

Kecamatan Babussalam, disisi lain luas area Kecamatan Babussalam

relatif sempit, hanya 9.42 km2. Akibatnya tingkat kepadatan di Kecamatan

29
Buku Putih Sanitasi (BPS)Kabupaten Aceh Tenggara 2011 PPSP
Aceh
Tenggara
ini menjadi tinggi. Sedangkan kepadatan terendah di Kecamatan Darul

Hasanah yaitu 9.96 jiwa/km2 dan Kecamatan Babul Rahmah yaitu 10.28

jiwa/km2. Penyebaran Kepadatan Penduduk dapat dilihat pada peta

berikut :

Sumber : Bappeda
Gambar 2.8.
Peta Kepadatan Penduduk

Jumlah rumah tangga berdasarkan hasil SP2010 adalah 41.889

rumah tangga. Ini berarti bahwa banyaknya penduduk yang menempati

satu rumah tangga dari hasil SP2010 rata‐rata sebanyak 4,27 orang. Rata‐

rata anggota rumah tangga di setiap Kecamatan berkisar antara 3,83

orang sampai dengan 4,56 orang. Berikut tabel yang menjelaskan rata-

rata anggota rumah tangga menurut Kecamatan di Kabupaten Aceh

Tenggara :
Tabel 2.4.
Rata-rata Rumah Tangga Menurut Kecamatan
Rata‐rata Anggota
Kecamatan Jumlah Rumah Tangga Jumlah Penduduk Rumah Tangga

Lawe Alas 2.882 13.028 4,52


Babul Rahmah 1.841 7.426 4,03
Tanoh Alas 798 3.570 4,47
Lawe Sigala 4.252 17.440 4,10
Babul Makmur 3.096 12.504 4,04
Semadam 2.634 10.649 4,04
Leuser 1.266 4.844 3,83
Bambel 3.326 15.134 4,55
Bukit Tusam 2.182 9.225 4,23
Lawe Sumur 1.554 6.686 4,30
Babussalam 5.757 25.092 4,36
Lawe Bulan 3.233 13.418 4,15
Badar 2.786 12.112 4,35
Darul Hasanah 2.506 11.429 4,56
Ketambe 2.134 9.258 4,34
Deleng Pokhisen 1.642 7.037 4,29
Aceh Tenggara 41.889 178.852 4,27
Tabel 2.5.
Jumlah Penduduk, Jumlah KK, dan Pertumbuhan Penduduk Kab. Aceh Tenggara Tahun 2008-2010
JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH KK, KEPADATAN DAN PERTUMBUHAN PENDUDUK KABUPATEN ACEH TENGGARA TAHUN
2010 Penduduk
Jumlah KK Rasio Kepadatan
Tahun 2010
No. Kecamatan Luas (km2) Jenis
Penduduk Tahun 2008 Tahun 2009
2008 2009 2010 Laki-laki Perempuan Total % Kelamin
1 LAWE ALAS 1026.93 3,890 3,937 3,694 15,227 15,853 7,724 7,741 15,465 7.46 99.78 15.06
2 LAWE SI GALA-GALA 71.72 4,802 5,020 5,097 20,578 21,842 10,535 10,562 21,097 10.17 99.74
294.16
3 BAMBEL 23.09 4,101 4,391 4,252 16,467 16,954 8,309 8,270 16,579 7.99 100.47 718.02
4 BABUSSALAM 9.42 6,071 6,313 6,501 23,982 25,344 13,019 12,957 25,976 12.53 100.48
2,757.54
5 BADAR 93.42 3,123 3,227 3,373 12,680 13,088 6,924 6,853 13,777 6.64 101.04 147.47
6 BABUL MAKMUR 83.19 3,637 3,718 3,865 14,658 14,906 7,961 7,890 15,851 7.64 100.90
190.54
7 DARUL HASANAH 1347.25 3,059 3,132 3,238 12,349 12,918 6,828 6,592 13,420 6.47 103.58 9.96
8 LAWE BULAN 37.21 3,577 3,917 4,043 14,755 15,502 7,899 7,783 15,682 7.56 101.49
421.45
9 BUKI T TUSAM 41.17 2,482 2,756 2,619 10,336 10,950 5,156 5,131 10,287 4.96 100.49 249.87
10 SEMADAM 42.39 2,693 2,920 2,965 11,394 11,845 6,092 6,022 12,114 5.84 101.16
285.77
11 BABUL RAHMAH 852.40 2,215 2,258 2,051 9,374 9,425 4,392 4,372 8,764 4.23 100.46 10.28
12 KETAMBE 249.93 2,334 2,484 2,594 9,746 10,246 5,421 4,995 10,416 5.02 108.53
41.68
13 DELENG POKHKI 72.19 1,683 1,773 1,835 8,159 8,346 3,832 3,815 7,647 3.69 100.45 105.93
14 SEN
LAWE SUMUR 36.81 1,950 1,985 2,085 7,610 7,836 4,192 4,188 8,380 4.04 100.10
227.66
15 TANOH ALAS 38.92 1,051 1,088 1,126 4,314 4,359 2,404 2,257 4,661 2.25 106.51 119.76
16 LEUSER 139.59 1,725 1,749 1,761 6,944 7,066 3,800 3,474 7,274 3.51 109.38
52.11 4,165.63 48,393 50,668 51,099 198,573 206,480 104,488 102,902 207,390 100.00 101.54
Sumber : DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN ACEH TENGGARA
Grafik 2.2.
Perkembangan Jumlah Penduduk dan KK Kab. Aceh Tenggara Tahun 2008-2010

Grafik 2.3.
Perkembangan Kepadatan Penduduk Kab. Aceh Tenggara Tahun 2008-2010 (Jiwa/Km²)

2.3.3 Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan rata-rata penduduk di Kabupaten Aceh Tenggara

Tahun 2008-2010, sebesar 2.21%. Pada periode 2008-2009,

pertumbuhan penduduk menurun cukup tajam, dari 3.98% pada Tahun

2008-2009, menjadi 0,44% pada Tahun 2008-2009. Pada periode

selanjutnya, pertumbuhan penduduk terus naik , tetapi kenaikannya hanya

sedikit. Rendahnya pertumbuhan penduduk di Kabupaten Aceh Tenggara

33
Buku Putih Sanitasi (BPS)Kabupaten Aceh Tenggara 2011 PPSP
Aceh
Tenggara
dikarenakan banyak penduduk yang pindah ke daerah lain untuk bekerja,

sekolah dan lainnya. Keadaan ini terjadi karena kurangnya fasilitas

pendidikan dan lapangan kerja yang disediakan di Kabupaten Aceh

Tanggara. Berikut grafik Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Aceh

Tenggara tahun 2008-2010 (%) :

Grafik 2.4.
Pertumbuhan Penduduk Kab. Aceh Tenggara Tahun 2008-2010 (%)
2.3.4 Struktur Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Dari data struktur penduduk menurut jenis kelamin, terlihat bahwa

jumlah penduduk laki-laki pada Tahun 2010 yang berjumlah 104.488 jiwa,

sedikit lebih banyak dari pada penduduk perempuan yang berjumlah

102.902 jiwa. Jika dilihat rasionya antara laki-laki dan perempuan pada

Tahun 2010 adalah sebesar 101,54%. Rasio penduduk ini, lebih tinggi

dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.


2.4 Pendidikan

Berdasarkan UU Nomor 2, Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, pendidikan diperuntukkan bagi seluruh masyarakat Indonesia

dan salah satu tujuannya adalah meningkatkan kecerdasan dan

kesejahteraan penduduk secara maksimal. Dengan demikian, penduduk

baik sebagai perorangan maupun sebagai kelompok masyarakat

merupakan sasaran kegiatan pembangunan pendidikan. Oleh karena itu,

aspek-aspek kependudukan, dinamika penduduk dan masalah yang

ditemui dalam masyarakat akan sangat mempengaruhi pendidikan.

Dengan demikian, aspek kependudukan perlu dipertimbangkan dalam

pengembangan pendidikan.

Kemajuan pendidikan di Kabuppaten Aceh Tenggara cukup

menggembirakan. Pelaksanaan program pembangunan pendidikan di

daerah ini telah menyebabkan makin berkembangnya suasana belajar

mengajar diberbagai jenis dan jenjang pendidikan. Dengan dilaksanakan

program pembangunan, pelayanan pendidikan telah dapat menjangkau

daerah terpencil, daerah dengan penduduk miskin, dan daerah jarang

dengan dibangunnya sekolah di daerah-daerah tersebut. Secara rinci,

pembangunan disetiap jenjang pendidikan tidak sama , oleh karena itu,

akan dijelaskan tentang keadaan TK+RA, tingkat SD, tingkat SMP, dan

tingkat SM.
2.4.1 Taman Kanak-kanak (TK) dan Raudlatul/Bustanul Athfal
(BA/RA)

Berdasarkan data yang ada pada tahun 2010/2011, jumlah TK

dan RA/BA sebanyak 62, dengan rincian negeri sebesar 7 dan swasta

sebesar 55. Hal ini disebabkan karena TK dan RA/BA lebih banyak

dibangun oleh yayasan swasta. Jumlah siswa TK dan RA/BA sebesar

1.667 orang dengan rincian di negeri sebesar 251 orang dan swasta 1.416

orang. Bila dirinci menurut kelompok maka siswa kelompok A sebesar 815

orang, dan kelompok B sebesar 852 orang Berdasarkan jenis kelamin,

siswa laki-laki sebesar 816 orang (48,95 persen) dan perempuan sebesar

851 orang (51,05 persen) dan lulusan TK dan RA/BA sebesar 986 orang.

Sedangkan guru TK dan RA/BA sebesar 191 orang. Untuk menampung

sejumlah siswa tersebut, tersedia ruang kelas TK dan RA/BA sebanyak

75, dengan rincian 66 Memiliki kondisi baik, 2 kondisi rusak ringan, dan 7

kondisi rusak berat dengan jumlah kelas sebesar 78 sehingga terdapat

shift sebesar 4%. Guru yang mengajar di TK dan RA/BA sebanyak 191

orang di antaranya yaitu sebanyak 7 orang (3,66 persen) adalah laki-

laki dan 184 orang (96,34 persen) adalah perempuan. Untuk menunjang

kegiatan belajar mengajar di TK dan RA/BA terdapat fasilitas

perpustakaan sebesar 3 ruang, toilet sebesar 20 ruang, air bersih sebesar

8 sekolah dan listrik sebesar 7 sekolah .

Bila dilihat menurut TK dan RA/BA maka jumlah sekolah TK

sebesar 40 sekolah lebih banyak daripada RA/BA sebesar 22 sekolah. Hal

ini mengakibatkan jumlah siswa TK sebesar 1.667 Juga lebih banyak dari
pada siswa RA/BA sebesar 420 Jumlah guru TK sebesar 191 dengan

ruang kelas TK sebesar 44 Sedangkan fasilitas sekolah TK adalah

perpustakaan sebesar 3, toilet sebesar 20, air bersih sebesar 8 Dan listrik

sebesar 8 sekolah.
Tabel 2.6.
Data TK dan RA/BA Tahun Pelajaran 2010/2011

No. Komponen TK % RA/BA % TK+RA/BA


Sekolah 40 100,00% 22 100,00% 62
1. a. Negeri 7 17,50% 0 0,00% 7
b. Swasta 33 82,50% 22 100,00% 55
Siswa 1.667 100,00% 420 100,00% 2.087
a. Negeri 251 15,06% 0 0,00% 251
b. Swasta 1.416 84,94% 420 100,00% 1.836
2. c. Kelompok A 815 48,89% 420 100,00% 1.235
d. Kelompok B 852 51,11% 0 0,00% 852
e. Laki-laki 816 48,95% 200 47,62% 1.016
f. Perempuan 851 51,05% 220 52,38% 1.071
Lulusan 986 100,00% 170 100,00% 1.156
3. a. Laki-laki 496 50,30% 65 38,24% 561
b. Perempuan 490 49,70% 105 61,76% 595
4. Kelas 78 104,00% 22 100,00% 100
Ruang Kelas 75 100,00% 22 100,00% 97
a. Baik 66 88,00% 22 100,00% 88
5.
b. Rusak ringan 2 2,67% 0 0,00% 2
c. Rusak berat 7 9,33% 0 0,00% 7
Guru 191 100,00% 44 100,00% 235
6. a. Laki-laki 7 3,66% 0 0,00% 7
b. Perempuan 184 96,34% 44 100,00% 228
Fasilitas Sekolah -
a. Perpustakaan 3 7,50% 0 0,00% 3
7. b. Toilet 20 50,00% 0 0,00% 20
c. Air Bersih 8 20,00% 7 31,82% 15
d. Listrik 8 20,00% 8 36,36% 16
Sumber: Padatiweb 2010 Kab. Aceh Tenggara & Analisis Data Profil Pendidikan
2010

2.4.2 Tingkat SD (SD dan MI)

Berdasarkan data yang ada pada tahun 2010/2011, jumlah SD

dan MI sebanyak 182, dengan rincian negeri sebesar 151 sekolah dan

swasta sebesar 31 sekolah. Hal ini disebabkan karena banyaknya SD

Negeri yang dibangun melalui program Inpres SD. Jumlah siswa baru
tingkat I SD dan MI sebesar 4.969 orang dengan rincian dari TK/RA/BA

sebesar 1.492 orang dan dari rumah tangga sebesar 3.477. Jumlah siswa

SD dan MI seluruhnya sebesar 29.346 orang, dengan rincian negeri

sebesar 25.359 orang dan swasta sebesar 3.987 orang. Berdasarkan

jenis kelamin maka jumlah laki-laki sebesar 15.082 orang dan perempuan

sebesar 14.264 orang. Bila dirinci menurut usia makan usia <7 tahun

sebesar 4.275 orang, 7-12 tahun sebesar 24.826 orang dan >12 tahun

sebesar 245 orang Jumlah kelas SD dan MI sebesar 1.175. Rata-rata

UASBN SD dan MI adalah 5,55 sedangkan lulusan sebesar 4.274 orang.

Guru yang mengajar di SD dan MI sebanyak 2.829 orang di antaranya

yaitu sebanyak 2.249 orang (79.50 persen) adalah berijazah di bawah S1

dan 580 orang (20,50 persen) adalah S1 ke atas. Kepala sekolah SD dan

MI yang bersertifikat sebesar 38 orang dan belum bersertifikat sebesar

144 orang Untuk menampung sejumlah siswa SD dan MI tersebut,

tersedia ruang kelas sebanyak 1.167, dengan rincian 694 memiliki kondisi

baik, 342 kondisi rusak ringan, dan 131 kondisi rusak berat dengan jumlah

kelas sebesar 1.175 sehingga terdapat shift sebesar 1,01. Untuk

menunjang kegiatan belajar mengajar di SD dan MI terdapat fasilitas

perpustakaan sebesar 99, lapangan olahraga sebesar 41 ruang UKS

sebesar 1, tempat ibadah sebesar 39, toilet sebesar 372 air bersih 159

dan listrik sebesar 158. (Tabel 2.7).


Tabel 2.7.
Data Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiayah Tahun 2010/1011
No. Komponen SD MI SD+MI

Sekolah 155 27 182


a. Negeri 140 11 151

1. b. Swasta 15 16 31
c. Akreditasi A 1 - 1
d. Akreditasi B 36 6 42
e. Akreditasi C 70 17 87
Siswa Baru Tk. I 4.149 820 4.969
2. a. TK/RA 1.126 366 1.492
b. RT 3.023 454 3.477
Siswa 24.655 4.691 29.346
a. Negeri 22.536 2.823 25.359
b. Swasta 2.119 1.868 3.987

3. c. Laki-laki 12.724 2.358 15.082


d. Perempuan 11.931 2.333 14.264
e. <7 tahun 3.496 779 4.275
f. 7-12 tahun 20.954 3.872 24.826
g. >12 tahun 205 40 245
4. Kelas 985 190 1.175
5. Rata2 UASBN 5.68 5.41 5.55
6. Lulusan 3.621 653 4.274
7. Guru 2.203 626 2.829
a. Di bawah S1 1.841 408 2.249
b. S1 ke atas 362 218 580
c. Bersertifikat 97 32 129
d. Belum bersertifikat 1.951 567 2.518
8. Kepala Sekolah 155 27 182
a. Bersertifikat 30 8 38
b. Belum bersertifikat 125 19 144
Ruang Kelas 966 201 1.167

9. a. Baik 562 132 694


b. Rusak Ringan 308 34 342
c. Rusak Berat 96 35 131
10. Fasilitas
a. Perpustakaan 93 6 99
b. Lapangan olahraga 32 8 40
c. UKS 1 - 1
d. Tempat Ibadah 32 7 39
e. Toilet 329 43 372
f. Air Bersih 140 19 159
g. Listrik 140 18 158
Sumber: Padatiweb 2010 Kab. Aceh Tenggara & Analisis Data Profil Pendidikan 2010
Bila dilihat SD dan MI dapat digambarkan pula bahwa jumlah SD

lebih besar jika dibandingkan dengan MI, hal ini terlihat di semua data

yang ada. Jumlah SD sebesar 155, dengan jumlah siswa sebanyak

24.655 dan ruang kelas sebesar 966 dan ditangani oleh guru sebanyak

2.203 Selain itu, terdapat pula perpustakaan sebesar 93, lapangan

olahraga sebesar 32 ruang UKS sebesar 1, tempat ibadah sebesar 32,

toilet sebesar 329, air bersih sebesar 140 dan listrik sebesar 140.

Bila dilihat menurut status sekolah, jumlah sekolah negeri lebih

banyak di SD jika dibandingkan dengan MI. Sebaliknya, jumlah madrasah

swasta lebih banyak di MI jika dibandingkan dengan SD. Hal ini

disebabkan karena MI lebih banyak dibangun oleh yayasan swasta

sedangkan SD lebih banyak dibangun oleh pemerintah melalui program

bantuan pembangunan sekolah dasar yang lebih dikenal dengan SD

Inpres pada tahun 1973/1974 sampai tahun 1983/1984.

2.4.3 Tingkat SMP (SMP dan MTs)

Berdasarkan data yang ada pada Tahun 2010/2011, jumlah SMP

dan MTs sebanyak 67 dengan rincian negeri sebanyak 34 dan swasta

sebanyak 33. Dilihat dari akreditasi sekolah sebanyak 1 sekolah telah

terakreditasi A, 24 sekolah terakreditasi B, dan 15 sekolah terakreditasi C.

Jumlah siswa baru tingkat I SMP dan MTs sebesar 5.741 orang dengan

rincian laki-laki sebesar 3.531 orang dan perempuan sebesar 2.210 orang.

Jumlah siswa SMP dan MTS seluruhnya sebesar 14.534 orang dengan

rincian negeri sebesar 10.480 orang dan swasta sebesar 4.054 orang.
Berdasarkan jenis kelamin maka terdapat siswa laki-laki sebesar 7.188

orang dan perempuan sebesar 7.346 orang. Bila dirinci menurut usia

sekolah maka siswa <13 tahun sebesar 4.247 orang (29,22 persen), 13-15

tahun sebesar 9.635 orang (66,29persen), dan >15 tahun sebesar 652

orang (4,49 persen.) Jumlah kelas sebesar 625 dan rata-rata UN SMP

dan MTS adalah 6,57 dan lulusan SMP dan MTs sebesar 3.234 orang.

Guru yang mengajar di SMP dan MTS sebanyak 1.300 orang di antaranya

yaitu 327 orang (25,15 persen) memiliki kualifikasi S1 ke atas dan 973

orang (74,85 persen) memiliki kualifikasi S1 ke bawah. Guru yang telah

memiliki sertifikat sebanyak 124 orang dan belum memiliki sertifikat

sebanyak 1.109 orang, sedangkan kepala sekolah yang telah memiliki

sertifikat sebanyak 16 orang dan yang belum memiliki sertifikat sebanyak

51 orang.

Untuk menampung sejumlah siswa tersebut, tersedia ruang kelas

sebanyak 530, dengan rincian 387 memiliki kondisi baik, 128 dengan

kondisi rusak ringan, dan 15 kondisi rusak berat dengan jumlah kelas

sebesar 625 sehingga terdapat shift sebesar 1,18. Untuk menunjang

kegiatan belajar mengajar di SMP dan MTS terdapat fasilitas

perpustakaan sebesar 25, lapangan olahraga sebesar 1, ruang UKS

sebesar 10 dan laboratorium sebesar 28, tempat ibadah sebesar 32, toilet

sebesar 312, air bersih 44, dan listrik 42.

Bila dilihat SMP dan MTs dapat digambarkan pula bahwa jumlah

SMP lebih besar jika dibandingkan dengan MTs. Jumlah SMP sebesar 49
sekolah, dengan jumlah siswa sebanyak 10.678 orang dan ruang kelas

sebesar 414 dan ditangani oleh guru sebanyak 947 orang. Selain itu,

terdapat pula perpustakaan sebesar 21, lapangan olahraga sebesar 1,

ruang UKS sebesar 9, laboratorium sebesar 27, tempat ibadah sebesar

22, toilet sebesar 236, air bersih sebesar 30 dan listrik sebesar 27.

Bila dilihat menurut status sekolah, jumlah sekolah negeri lebih

banyak di SMP jika dibandingkan dengan MTs. Sebaliknya, jumlah

madrasah swasta lebih banyak di MTs jika dibandingkan dengan SMP.

Hal ini disebabkan karena SMP lebih banyak dibangun dengan adanya

wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.


Tabel 2.8.
Data Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah Tahun 2010/2011

No. Komponen SMP MTs SMP+MTs

Sekolah 49 18 67
a. Negeri 30 4 34

1. b. Swasta 19 14 33
c. Akreditasi A 1 - 1
d. Akreditasi B 19 5 24
e. Akreditasi C 9 6 15
Siswa Baru Tk. I 4.747 994 5.741
2. a. Laki-laki 2.994 537 3.531
b. Perempuan 1.753 457 2.210
Siswa 10.678 3.856 14.534
a. Negeri 8.910 1.570 10.480
b. Swasta 1.768 2.286 4.054

3. c. Laki-laki 5.257 1.931 7.188


d. Perempuan 5.421 1.925 7.346
e. <13 tahun 2.336 1.911 4.247
f. 13-15 tahun 7.831 1.804 9.635
g. >15 tahun 511 141 652
4. Kelas 532 93 625
5. Rata2 UN 6.59 6.55 6.57
6. Lulusan 2.476 758 3.234
7. Guru 947 353 1.300
a. Di bawah S1 211 116 327
b. S1 ke atas 736 237 973
c. Bersertifikat 89 35 124
d. Belum bersertifikat 809 300 1.109
Kepala Sekolah 49 18 67
8. a. Bersertifikat 12 4 16
b. Belum bersertifikat 37 14 51
Ruang Kelas 414 116 530

9. a. Baik 305 82 387


b. Rusak Ringan 97 31 128
c. Rusak Berat 12 3 15
Fasilitas
a. Perpustakaan 21 4 25
b. Lapangan olahraga 1 - 1
c. UKS 9 1 10
10. d. Laboratorium 27 1 28
e. Tempat Ibadah 22 10 32
f. Toilet 236 76 312
g. Air Bersih 30 14 44
h. Listrik 27 15 42

Sumber: Padatiweb 2010 Kab. Aceh Tenggara & Analisis Data Profil Pendidikan
2010

2.4.4 Tingkat SM (SM dan MA)

Berdasarkan data yang ada pada Tahun 2010/2011, jumlah SM

dan MA sebanyak 44 sekolah dengan rincian negeri sebanyak 18 sekolah

dan swasta sebanyak 26 sekolah. Dilihat dari akreditasi sekolah sebanyak

1 sekolah telah terakreditasi A, 16 sekolah terakreditasi B, dan 9 sekolah

terakreditasi C.

Tabel 2.9.
Data Sekolah Menengah Atas, Madrasah Aliyah, dan Sekolah Menengah
Kejuruan Tahun 2010/2011
No Komponen SMA MA SMK SM+MA
1. Sekolah 22 12 10 44
a. Negeri 12 3 3 18
b. Swasta 10 9 7 26
c. Akreditasi A 1 - - 1
d. Akreditasi B 10 2 4 16
e. Akreditasi C 4 4 1 9
2. Siswa Baru Tk. I 2.826 643 681 4.150
a. Laki-laki 1.349 316 353 2.018
b. Perempuan 1.477 327 328 2.132
3. Siswa 7.734 1.976 1.979 11.689
a. Negeri 6.540 1.331 1.455 9.326
b. Swasta 1.194 645 524 2.363
c. Laki-laki 3.756 971 941 5.668
d. Perempuan 3.978 1.005 1.038 6.021
e. <16 tahun 1.384 544 547 2.475
f. 16-18 tahun 6.150 1.319 1.397 8.866
g. >18 tahun 200 113 35 348
4. Kelas 208 59 61 328
5. Rata2 UN 6.93. 7.32. 5.58. 6.61.
6. Lulusan 2.158 393 337 2.888
7. Guru 481 254 173 908
a. Di bawah S1 74 51 56 181
b. S1 ke atas 407 203 117 727
c. Bersertifikat 80 18 14 112
d. Belum bersertifikat 401 236 159 796
8. Kepala Sekolah 22 12 10 44
a. Bersertifikat 12 3 2 17
b. Belum bersertifikat 10 9 8 27
9. Ruang Kelas 218 63 68 349
a. Baik 195 34 55 284
b. Rusak Ringan 21 15 11 47
c. Rusak Berat 2 14 2 18
10. Fasilitas -
a. Perpustakaan 8 2 3 13
b. Lapangan olahraga - - - -
c. UKS - 1 - 1
d. Laboratorium 22 4 11 37
e. Keterampilan 8 2 1 11
f. BP 5 1 2 8
g. Serbaguna 5 3 5 13
h. Tempat Ibadah 13 6 7 26
f. Toilet 72 48 29 149
g. Air Bersih 18 9 8 35
h. Listrik 20 8 10 38
Sumber: Padatiweb 2010 Kab. Aceh Tenggara & Analisis Data Profil Pendidikan
2010

Jumlah siswa baru tingkat I SM dan MA sebesar 4.150 orang

dengan rincian laki-laki sebesar 2.018 orang dan perempuan sebesar

2.132 orang. Jumlah siswa SM dan MA seluruhnya sebesar 11.689 orang

dengan rincian negeri sebesar 9.326 orang dan swasta sebesar 2.363

orang. Berdasarkan jenis kelamin maka terdapat siswa laki-laki sebesar

5.668 orang dan perempuan sebesar 6.021 orang. Bila dirinci menurut

usia sekolah maka siswa <16 tahun sebesar 2.475 orang (21,17 persen),
16-18 tahun sebesar 8.866 orang (75,85 persen), dan >18 tahun
sebesar

348 orang (2,98 persen). Jumlah kelas sebesar 328 dan rata-rata UN SM

dan MA adalah 6,61 dan lulusan SM dan MA sebesar 2.888 orang. Guru

yang mengajar di SM dan MA sebanyak 908 orang di antaranya yaitu

sebanyak 727 orang (80,07 persen) memiliki kualifikasi S1 ke atas 112

orang (19,93 persen) dan memiliki kualifikasi S1 ke bawah. Guru yang

telah memiliki sertifikat sebanyak 112 orang dan belum memiliki sertifikat

sebanyak 796 orang. Sedangkan kepala sekolah yang telah memiliki

sertifikat sebanyak 17 orang dan yang belum memiliki sertifikat sebanyak

27 orang.

Untuk menampung sejumlah siswa tersebut, tersedia ruang kelas

sebanyak 349 dengan rincian 284 memiliki kondisi baik, 47 dengan

kondisi rusak ringan, dan 18 kondisi rusak berat dengan jumlah kelas

sebesar 328 sehingga tidak terdapat shift dalam proses belajar mengajar.

Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di SM dan MA terdapat

fasilitas perpustakaan sebesar 13, lapangan olahraga sebesar 0 (Nol),

ruang UKS sebesar 1 dan laboratorium sebesar 37, tempat ibadah

sebesar 26, toilet sebesar 149, air bersih 35, dan listrik 38 (Tabel 2.11).

Bila dilihat SMA, SMK, dan MA dapat digambarkan pula bahwa

jumlah SMA lebih besar jika dibandingkan dengan MA dan SMK. Jumlah

SMA sebesar 22 sekolah, dengan jumlah siswa sebanyak 7.734 orang

dan ruang kelas sebesar 218 dan ditangani oleh guru sebanyak 481

orang. Selain itu, terdapat pula perpustakaan sebesar 8, laboratorium


sebesar 22, keterampilan sebesar 8, ruang BP sebesar 5, ruang serba

guna sebesar 5, tempat ibadah sebesar 13, toilet sebesar 72, air bersih

sebesar 18 dan listrik sebesar 20 sekolah.

Bila dilihat menurut status sekolah, jumlah sekolah negeri lebih

banyak di SMA jika dibandingkan dengan MA. Sebaliknya, jumlah

madrasah swasta lebih banyak di MA jika dibandingkan dengan SM.

2.4.5 Pendidikan Nonformal

Berdasarkan data yang ada pada tahun 2010/2011, jumlah

peserta didik PAUD sebesar 4.709. Dengan rincian Kelompok Bermain

sebesar 4.436, Taman penitipan anak sebesar 48, Pos PAUD sebesar 0

(Nihil), Satuan PAUD Sejenis sebesar 225. Dari kelima jenis PAUD yang

terbesar adalah Kelompok Bermain dan terkecil adalah Taman Penitipan

Anak sedangkan peserta didik laki-laki terbesar pada Kelompok Bermain

dan terkecil pada Taman Penitipan Anak.


Tabel 2.10.
Data Peserta Didik PAUD, Kesetaraan, dan Penduduk Buta Huruf Tahun 2010/2011
No. Komponen Laki-laki % Perempuan % Jumlah
1 PAUD
a. Kelompok Bermain 1782 40.17 2654 59.83 4436
b. TPA 20 41.67 28 58.33 48
c. Pos PAUD 0
d. SPS 98 43.56 127 56.44 225
e. TPQ 0
2 Kesetaraan 0
a. Paket A 0
b. Paket B 0
c. Paket C 0
3 Penduduk buta huruf 15-24 0

Sumber : PNFI Dikpora Agara 2010


2.5 Kesehatan

2.5.1 Fasilitas Kesehatan

Pelayanan kesehatan penduduk dilayani oleh 1 Rumah Sakit, 17

Puskesmas, 41 Puskesmas Pembantu, dan 17 Puskesmas Keliling. Jika

dilihat dari perkembangan, jumlah fasilitas kesehatan di Kabupaten Aceh

Tenggara dari Tahun 2009 –2010, tergolong tidak melihatkan peningkatan

yang signifikan jumlahnya. Untuk fasilitas Rumah Sakit, terletak di atas

areal yang luas tanahnya lebih kurang 5,8 ha dengan berbagai fasilitas

pelayanan yang tersedia dan telah memenuhi persyaratan minimal

sebagai Rumah Sakit Tipe C. Fasilitas yang tersedia antara lain : fasilitas

rawat jalan, fasilitas rawat inap, pelayanan spesialistik, fasilitas pelayanan

penunjang, pelayanan non medik dan penunjang lainnya. Berikut tabel

fasilitas kesehatan menurut Kecamatan Kabupaten Aceh Tenggara :


Tabel 2.11.
Fasilitas Kesehatan menurut Kecamatan Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2008-2009

FASILITAS KESEHATAN MENURUT KECAMATAN KABUPATEN ACEH TENGGARA TAHUN 2008 & 2009
TAHUN 2008 TAHUN 2009

No. KESEHATAN Rumah Puskesmas Puskesmas Rumah Puskesmas


Puskesmas Puskesmas Puskesmas
Sakit Pembantu Keliling Sakit Pembantu Keliling
1 LAWE ALAS - 1 3 1 - 1 3 1
2 BABUL RAHMAH - 1 3 1 - 1 3 1
3 LAWE SIGALA GALA - 1 5 1 - 1 5 1
4 BABUL MAKMUR - 2 2 2 - 2 2 2
5 SEMADAM - 1 4 1 - 1 4 1
6 BAMBEL - 1 2 1 - 1 2 1
7 BUKIT TUSAM - 1 2 1 - 1 2 1
8 BABUSSALAM - 1 2 1 - 1 2 1
9 LAWE BULAN - 1 1 1 - 1 1 1
10 BADAR 1 1 1 1 1 1 1 1
11 DARUL HASANAH - 1 4 1 - 1 4 1
12 KETAMBE - 1 2 1 - 1 2 1
13 DELENG PERKISON - 1 4 1 - 1 4 1
14 LAWE SUMUR - 1 2 1 - 1 2 1
15 TANOH ALAS - 1 1 1 - 1 1 1
16 LEUSER - 1 3 1 - 2 3 1
1 17 41 17 1 18 41 17
Sum b er : Aceh Dalam Angk a Tahun 2009, 2010, BPS
2.5.2 Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan di Kabupaten Aceh Tenggara terdiri dari

tenaga dokter umum/PTT, dokter gigi/PTT, perawat dan bidan. Jika dilihat

dari persebarannya, tidak semua tenaga medis dan tenaga perawat/bidan

ada disemua Kecamatan. Tenaga kesehatan hanya ada di Kabupaten

Aceh Tenggara terdiri dari 32 tenaga dokter, 226 perawat, dan 440 bidan.

Dilihat dari perkembangannya, jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten

Aceh Tenggara sangat minim untuk melayani 16 Kecamatan di Kabupaten

Aceh Tenggara. Hal ini menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan di Aceh


Tenggara terus ditingkatkan.
Tabel 2.12.
Banyaknya Tenaga Medis dirinci Menurut Kecamatan
dalam Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2011
TAHUN 2011
No. KESEHATAN Dokter Bidan
Perawat
Umum/PTT PTT PNS
1 LAWE ALAS 1 13 8 8
2 BABUL RAHMAH 1 7 10 10
3 LAWE SIGALA GALA 2 11 20 14
4 BABUL MAKMUR 4 17 20 18
5 SEMADAM 1 15 11 15
6 BAMBEL 2 21 21 18
7 BUKIT TUSAM 2 18 9 18
8 BABUSSALAM 4 27 10 21
9 LAWE BULAN 2 16 20 18
10 BADAR 2 22 12 14
11 DARUL HASANAH 1 5 23 9
12 KETAMBE 1 8 12 7
13 DELENG PERKISON 2 14 21 16
14 LAWE SUMUR 4 18 11 9
15 TANOH ALAS 2 11 11 5
16 LEUSER 1 3 21 -
32 226 240 200
2.6 Sosial Masyarakat

Adat istiadat yang sampai sekarang hidup dikalangan masyarakat

dapat digambarkan sebagai berikut :

- Acara peradatan dalam perkawinan

- Acara peradatan dalam khitanan

Berikut gambaran keadaan keagamaan dapat dilihat pada tabel di bawah


ini :
Tabel 2.13.
Keadaan Keagamaan Tahun 2010

No. Variabel Jumlah No. Variabel Jumlah


1 Penduduk 2 Tempat ibadah
a. Islam 157,709 a. Mesjid/ Mushola 275
b. Protestan 12,203 b. Gereja kristen 118
c. Katolik 7,112 c. Gereja katolik 12
d. Hindu 0 d. Pura 0
e. Budha 0 e. Vihara 0
f. Khonghucu 0 f. Klenteng 0
Sumber : Profil Pendidikan

Gambaran keadaan keagamaan dapat diuraikan bahwa jumlah

penduduk beragama islam sebanyak 159.709 orang (89,09%), Protestan

sebanyak 12.203 orang (6,89%), Katolik 7.112 orang (4,02%). Untuk

mengamalkan ibadahnya pemeluk agama tersebut didukung oleh 275

masjid/mushola, 130 gereja.


2.7 Perekonomian

2.7.1 Struktur Ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan data makro

yang disusun untuk mengetahui kondisi dan prilaku ekonomi suatu

wilayah. Dilihat dari sisi lapangan usaha (sektoral) PDRB merupakan

penjumlahan seluruh nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit

produksi dalam suatu wilayah tertentu. Berdasarkan data dari masing-

masing sektor dapat dilihat peranan atau sumbangan terhadap jumlah

pendapatan secara keseluruhan.

Struktur perekonomian Kabupaten Aceh Tenggara pada Tahun

2009 didominasi oleh kelompok primer yang dimotori oleh sektor

pertanian. Pada Tahun 2009 kelompok primer ini menyumbang 52,98 %

dari total PDRB Kabupaten Aceh Tenggara.

Besar sumbangan kelompok ini disebabkan oleh sektor pertanian

yang memberikan sumbangan terbesar mencapai 52,80 % pada Tahun

2009. Kontribusi yang diberikan sektor ini cenderung stabil dalam periode

2007-2009.

Sektor-sektor yang tergabung dalam kelompok tersier

memberikan kontribusi 35,58 % pada Tahun 2009. Besarnya nilai pada

kelompok ini disumbangkan sebagian besar oleh sektor jasa-jasa yang

mencapai 23,30 % dan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar

8,65 %. Sedangkan sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor


keuangan, real estate dan jasa perusahaan memberikan kontribusi

masing-masing sekitar 1,53 % dan 2,10 % pada Tahun 2009.

Sementara itu sektor-sektor pada kelompok sekunder yaitu sektor

industri pengolahan, sektor listrik dan air bersih, serta sektor kontruksi

pada Tahun 2009 memberikan kontribusi masing-masing sekitar 1,53 %

dan 2,10 % pada Tahun 2009.

Sementara itu sektor-sektor pada kelompok sekunder yaitu sektor

industri pengolahan, sektor listrik dan air bersih, serta sektor kontruksi

pada Tahun 2009 memberikan kontribusi masing-masing sebesar 2,68 %

1,17 % dan 7,59 %.

Dominasi sektor pertanian membuat sektor-sektor lain kurang

peranannya, hal ini menyebabpan peranan sektor lain kecuali sektor jasa-

jasa berada di bawah 10 % pada pembentukan PDRB Kabupaten Aceh

Tenggara.

Tabel 2.14.
Secara umum struktur ekonomi Aceh Tenggara masih didominasi

oleh sektor–sektor pada kelompok primer selama satu dasawarsa

belakangan ini, khususnya untuk sektor pertanian walaupum mempunyai

kecenderungan menurun setiap Tahunnya. Sedangkan kelompok

sekunder dan tersier mempunyai kecenderungan meningkat setiap

Tahunnya pada periode Tahun 2007-2009.

2.7.2 Pertumbuhan Ekonomi

Petumbuhan ekonomi menggambarkan dampak kebijakan

pembangunan yang dilaksanakan Pemerintah Aceh Tenggara khususnya

dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan tersebut merupakan laju

pertumbuhan yang dibentuk oleh berbagai macam sektor ekonomi yang

secara tidak langsung menggambarkan tingkat perubahan ekonomi yang

terjadi di Kabupaten Aceh Tenggara. Indikator ini penting untuk

mengetahui keberhasilan pembangunan yang telah dicapai dan berguna

untuk menentukan arah pembangunan dimasa mendatang.

Tahun 2009 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto

atas dasar harga konstan sebesar 5,34 %. Persentase terbesar disektor

kontruksi/ bangunan sedangkan sektor industri pengolahan mempunyai

laju pertumbuhan yang terendah dibandingkan dengan sektor ekonomi

lainnya. Laju pertumbuhan PDRB ADHK 2000 Aceh Tenggara Tahun

2008-2009 dapat dilihat pada Tabel 2.11. berikut.


Tabel 2.15.
Laju Pertumbuhan PDRB ADHK 2000 Kab. Aceh Tenggara Tahun 2008-2009

2.8 Visi dan Misi Kabupaten

2.8.1 Visi Kabupaten

Sebagaimana ditetapkan dalam Qanun Nomor 3 Tahun 2007

Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh

Tenggara (RPJMD) 2007-2012 maka visi pembangunan Kabupaten Aceh

Tenggara Tahun 2007-2012, adalah “Terwujudnya Aceh Tenggara

yang Maju dan Bermartabat”

2.8.2 Misi Kabupaten

Berdasarkan visi buku Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah Kabupaten Aceh Tenggara (RPJMD) 2007-2012 yang telah

diuraikan maka Misi Pembangunan Kabupaten Aceh Tenggara, adalah :

a. Mewujudkan aparat birokrasi yang bersih


b. Mengembangkan perekonomian masyarakat

c. Meningkatkan pembangunan infrastruktur

d. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia

e. Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat

f. Mewujudkan kehidupan beragama yang lebih harmonis

Misi ketiga Pemeritah Kabupaten Aceh Tenggara merupakan Misi

yang terkait dengan pengembangan infrastruktur sanitasi yang merupakan

target pencapaian dari Pemerintah Kabupaten untuk meningkatkan derajat

kesehatan lingkungan dan masyarakat yang sehat dan bersih serta

Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman, perumahan dan

penyediaan sarana air bersih.

2.9 Institusi dan Organisasi Pemda

Berdasarkan Qanun Kabupaten Aceh Tenggara Nomor 1 Tahun

2008, telah ditetapkan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Kerja

Perangkat Daerah Kabupaten Aceh Tenggara dari unit-unit yang

bertanggungjawab kepada Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintahan,

yang terdiri dari Sekretariat Daerah Kabupaten, Sekretariat Dewan

Perwakilan Rakyat Kabupaten, Dinas Daerah Kabupaten, Lembaga

Teknis Daerah Kabupaten, Kecamatan dan Kelurahan yang dibentuk

sesuai dengan kebutuhan Daerah.

SKPK yang terkait dengan program sanitasi di Kabupaten Aceh

Tenggara antaralain : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas


Kesehatan, Dinas Bina Marga dan Cipta Karya, Badan Lingkungan Hidup

dan Kebersihan, dan RSU Sahuddin Kutacane.

2.9.1 Sekretariat Daerah

Sekretariat Daerah merupakan unsur staf Bupati dalam

merumuskan kebijakan penyelenggaraan Pemerintahan, pembangunan,

dan pembinaan masyarakat. Tugas pokok Sekretariat Daerah adalah

membantu Bupati dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan

Dinas dan lembaga teknis daerah.

Fungsi dari Sekretariat Daerah ini mencakup: (1) Penyusunan

kebijakan Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara, (2) Pengkoordinasian

pelaksanaan tugas Dinas dan lembaga teknis Daerah, (3) Pemantauan

dan evaluasi pelaksanaan kebijakan Pemerintah Kabupaten Aceh

Tenggara, dan (4) Pelaksanaan dan tugas-tugas kedinasan lainnya yang

diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Susunan organisasi Sekretariat Daerah terdiri dari Sekretaris

Daerah, Asisten Daerah dan bagian-bagian. Asisten terdiri dari Asisten

Pemerintahan (Asisten I) (yang membawahi bagi Bagian Tata

Pemerintahan, Bagian Hukum dan Bagian Pemberdayaan Perempuan

dan Keluarga Berencana), Asisten Ekonomian dan Pembangunan

(Asisten II) (yang membawahi Bagian Perekonomian, Bagian

Pembangunan, Kesejahteraan Rakyat, dan Asisten Administrasi Umum

(Asisten III) (yang membawahi Bagian Organisasi, Hubungan Masyarakat

dan Keprotokolan, dan Umum).


2.9.2 Sekretariat DPRK

Sekretariat DPRK merupakan unsur pelayanan DPRK dalam

rangka menyelenggarakan tugas dan kewajibannya. Sekretariat DPRK

dipimpin oleh seorang Sekretaris DPRK yang berada dibawah dan

bertanggungjawab kepada pimpinan DPRK dan secara administratif

bertanggungjawab kepada Bupati melalui SEKDA. Tugas pokok

Sekretariat DPRK adalah menyelenggarakan administrasi kesekretariatan,

keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRK,

menyediakan dan mengkoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh

DPRK sesuai dengan kemampuan keuangan Daerah.

Fungsi dari Sekretariat DPRK ini mencakup: (1) Penyelenggaraan

administrasi kesekretariatan DPRK, (2) Penyelenggaraan administrasi

keuangan DPRK, (3) Penyelenggaraan rapat-rapat DPRK, (4) Penyediaan

dan pengoordinasian tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRK, (5)

Penyiapan fasilitasi kebutuan DPRK, (6) Pelaksanaan urusan rumah

tangga dan perjalanan Dinas DPRK, dan (7) Pelaksanaan tugas-tugas

kedinasan lainnya yang diberikan oleh pimpinan DPRK sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

2.9.3 Dinas Daerah

Dinas Daerah merupakan unsur pelaksana otonomi Daerah yang

dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan

bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dinas

Daerah ini melaksanakan tugas melaksanakan urusan Pemerintahan


Daerah berdasarkan asas otonomi, penyelenggaraan keistimewaan dan

kekhususan serta tugas pembantuan. Fungsi dari Dinas Daerah yaitu (1)

Perumusan kebijakan teknik sesuai dengan lingkup tugasnya, (2)

Penyelenggaraan urusan Pemerintahan dan pelayanan umum sesuai

dengan lingkup tugasnya (3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai

dengan lingkup tugasnya, dan (4) Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan

lainnya yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Pada Dinas Daerah dapat dibentuk Unit Pelaksana Teknis Dinas untuk

melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan

teknis penunjang yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa

Kecamatan dan Gampong.

2.9.4 Lembaga Teknis Daerah

Lembaga Teknis Daerah merupakan badan/kantor yang dikepalai

oleh seorang Kepala Badan/Kepala Kantor sebagai unsur penunjang yang

membantu Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah untuk

bidang-bidang tertentu. Kepala Badan/Kepala Kantor berada di bawah

dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Lembaga Teknis Daerah ini melaksanakan tugas melaksanakan tugas

melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan Daerah yang

bersifat spesifik. Fungsi dari Lembaga Teknis Daerah yaitu (1) Perumusan

kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya, (2) pemberian

dukungan atas penyelanggaraan Pemerintahan Daerah sesuai dengan

lingkup tugasnya (3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan


lingkup tugasnya, dan (4) Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya

yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2.9.5 Pemerintah Kecamatan

Kecamatan merupakan perangkat Daerah yang dipimpin oleh

seorang Camat yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada

Bupati melalui Sekretaris Daerah. Organisasi Kecamatan terdiri dari

Camat, Sekretariat, dan Seksi. Kecamatan yang ada di Kabupaten Aceh

Tenggara hingga Tahun 2011 berjumlah 16 Kecamatan.

2.9.6 Desa

Desa adalah Pemerintahan yang dipimpin oleh Seorang Kepala

Desa, yang bertagung jawab kepada Camat di wilayah kerjanya masing-

masing. Desa di Kabupaten Aceh Tenggara hingga Tahun 2011 berjumlah

386.

2.10 Tata Ruang Wilayah

Berdasarkan Qanun Nomor 1 Tahun 2010 tentang Revisi Tata

Ruang Wilayah Kabupaten Aceh Tenggara maka pengembangan struktur

tata ruang yang dituju pada akhir Tahun perencanaan adalah adanya

keseimbangan fungsi kota-kota dan pemerataan pembangunan di wilayah

Kabupaten Aceh Tenggara.

Waktu pelaksanaan indikasi program secara umum adalah dua

puluh Tahun, sesuai dengan ketentuan Undang-undang Nomor 26 Tahun

2007. Meskipun begitu, periode pelaksanaan dari setiap program per


sektor belum tentu dua puluh Tahun. Beberapa program ada yang cukup

dilaksanakan dalam waktu dua atau tiga Tahun, tapi ada juga program-

program yang sifatnya kontinyu atau harus dilaksanakan terus menerus

dan berkesinambungan. Akan tetapi, sifat semua periode pelaksanaan per

sektor ini sama, yaitu terdiri dari empat tahapan, yaitu :

1. Konsep rencana dan konsep teknis implementasi rencana, serta

mempersiapkan infrastruktur yang diperlukan untuk implementasi

program tersebut;

2. Tahap pelaksanaan, yaitu periode pengimplementasian program

pengembangan sektor tersebut;

3. Tahap pematangan atau pemantapan, yaitu periode dimana suatu

program sudah mapan berjalan dan dapat mulai terlihat hasil atau

dampaknya;

4. Tahap evaluasi, yaitu periode mengevaluasi keberjalanan atau kinerja

dan dampak pelaksanaan program. Evaluasi ini diperlukan untuk

dijadikan masukan dalam penyusunan rencana selanjutnya.

Pelaksanaan indikasi-indikasi program dibawah ini dapat berbeda

panjang periode per tahapannya dan perbedaan waktu pentahapan ini

dapat digunakan oleh Pemda dalam menentukan prioritas pengalokasian

dana APBK untuk pelaksanaan program-program tersebut. Sebagai

contoh, pada Tahun pertama hampir semua program sudah mulai bisa

dilaksanakan, akan tetapi, ada beberapa program yang jangka waktunya

pendek sehingga otomatis pentahapannya juga lebih singkat dibanding


program-program yang jangka waktu pelaksanaannya lebih panjang.

Program-program jangka pendek ini bisa diprioritaskan pada Tahun

pertama, sementara program-program jangka panjangnya cukup diinisiasi.

Setelah program-program jangka pendek mencapai tahap pematangan

atau evaluasi, prioritas alokasi dana bisa mulai dialihkan ke program-

program jangka panjang yang pada saat itu diharapkan sudah selesai

diinisiasi dan siap untuk diimplementasikan secara penuh, demikian

seterusnya.

Perlu juga diperhatikan perbedaan antara program-program yang

sifatnya jangka panjang dengan program-program yang bersifat kontinyu

atau harus terus menerus dilakukan, seperti misalnya program penegakan

hukum atau pelestarian hutan lindung. Program-program semacam ini

perlu dilakukan secara berkesinambungan dan relatif stabil dalam

keperluan pendanaannya.

Pada bagian berikut ini akan diuraikan indikasi program

pembangunan untuk satu wilayah Kabupaten yang diklasifikasikan

menurut rencana struktur ruang, pola ruang dan kawasan strategis.

2.10.1 Indikasi Program Perwujudan Rencana Struktur Ruang

Wilayah Kabupaten Aceh Tenggara

Program perwujudan rencana struktur wilayah Kabupaten Aceh

Tenggara terdiri dari rencana pengembangan sistem permukiman atau

sistem kota-kota dan rencana pengembangan sistem jaringan transportasi


dan sistem prasarana. Adapun rencana struktur wilayah Kabupaten

disajikan dalam peta sebagai berikut :

Gambar 2.9.
Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kab. Aceh Tenggara
Untuk rencana pengembangan sistem permukiman atau sistem

kota-kota, program ini diarahkan untuk mendukung peningkatan peran

dan fungsi kota-kota pusat pertumbuhan dalam lingkup provinsi maupun

antar Kabupaten serta antar pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah

belakang. Program ini dalam bentuk nyata berupa program penataan dan

peningkatan fasilitas perkotaan dan sistem prasarana berupa

pemeliharaan dan pembangunan/peningkatan jalan antar pusat

pertumbuhan maupun dengan wilayah belakang.

Sedangkan untuk program rencana pengembangan sistem jaringan

transportasi dan sistem prasarana, diarahkan pada pengaturan sistem

aktifitas, sistem pola aliran barang dan jasa, serta sistem pengembangan
jaringan jalan. Peningkatan sistem prasarana dan penunjang diarahkan

pada peningkatan daya dukung listrik, prasarana air bersih, telepon dan

pusat-pusat pertumbuhan lainnya.

2.10.2 Indikasi Program Perwujudan Rencana Pola Ruang Wilayah

Kabupaten Aceh Tenggara

Program ini diarahkan untuk mendukung keseimbangan lingkungan

atau untuk menjaga kestabilan antara kawasan lindung dan budidaya

yang dipakai sebagai lokasi berbagai sektor. Agar lebih dapat memahami

indikasi program perwujudan rencana pola ruang wilayah Kabupaten Aceh

Tenggara dapat dilihat pada peta dibawah ini :

Gambar 2.10.
Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kab. Aceh Tenggara

Peta rencana pola ruang wilayah Kabupaten Aceh Tenggara di atas

dapat menjelaskan tentang pembagian pola ruang Kabupaten Aceh


Tenggara secara jelas berdasarkan wilayah. Program pembangunan

cenderung diarahkan pada peningkatan fungsi instansi atau lembaga

terkait dengan masalah keseimbangan lingkungan, misalnya: pencegahan

kerusakan lingkungan (kawasan hutan lindung, dan lingkungan binaan),

inventarisasi terhadap kawasan lindung, pengalihan fungsi kawasan dan

sebagainya.

2.10.3 Indikasi Program Perwujudan Kawasan Strategis Wilayah

Kabupaten Aceh Tenggara

Indikasi program perwujudan kawasan strategis merupakan

rencana kawasan yang dianggap perlu diprioritaskan pengembangan atau

penanganannya serta memerlukan dukungan rencana rinci dan program

sebagai upaya mewujudkan Rencana Struktur dan Pola Pemanfaatan

Ruang. Kawasan-kawasan tersebut bisa berbentuk antara lain :

Kawasan yang memiliki nilai strategis terhadap pertumbuhan

Kabupaten;

Kawasan terbelakang/terisolasi;

Kawasan kritis/rawan bencana;

Kawasan perbatasan antar negara;

Kawasan lindung.

Untuk lebih jelasnya berikut peta kawasan strategis wilayah

Kabupaten Aceh Tenggara :


Gambar 2.11.
Peta Kawasan Strategis Wilayah Kab. Aceh Tenggara

Arahan indikasi prioritas pengembangan kawasan ini didasarkan

pada besarnya potensi yang masih belum optimal digali untuk

peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Aceh Tenggara.

Dengan demikian, peranan kawasan strategis diharapkan dapat secara

signifikan untuk memberi pengaruh positif bagi wilayah pengaruhnya.

Untuk lebih jelasnya indikasi program Kabupaten Aceh Tenggara dapat

dilihat pada Tabel 2.16.


Tabel 2.16.
Indikasi Program Penyusunan RTRW K a b. Aceh Tenggara Tahun 2009- Tab el 6 .1

2029
Indikasi Program Penyusunan RTRW Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2009 - 2029
Waktu Pelaksanaan
Instansi PJM-1 PJM-1 PJM-1 PJM-1
No Program Utama Lokasi Sumber Dana
Pelaksana (2009- (2014- (2019- (2024-
2014) 2019) 2024) 2029)
A Perwujudan Struktur Ruang
1 Perwujudan Pusat Kegiatan
* Pengembangan PKL Kutacane APBD KAB. BAPPEDA
* Pengembangan PPK Kec. Babussalam, Bambel, Lawe Sigala APBD KAB. BAPPEDA
Kec. Babul Makmur, Semadam, Bukit Tusam,
Lawe Bulan, Ketambe, Darul Hasanah, Lawe
* Pengembangan PPL APBD KAB. BAPPEDA
Alas, Babul Rahman, Deleng Pokhisen, Lawe
Sumur, Leuser, Badar, Tanoh Alas
2 Perwujudan Sistem Sarana

* Pembuatan Peta Tematik (pertanian,perkebunan,peternakan,


perikanan,pendidikan, kesehatan,agama,budaya dan wisata, ekonomi, Kab. Aceh Tenggara APBD KAB. BAPPEDA
Jaringan Jalan,irigasi dan transportasi darat serta sungai)

* Penyusunan Master plan pembangunan ekonomi daerah Kab. Aceh Tenggara APBD KAB. BAPPEDA

* Penyusunan Master plan pengembangan ekonomi masyarakat Kab. Aceh Tenggara APBD KAB. BAPPEDA

* Penyusunan master plan penanggulangan kemiskinan Kab. Aceh Tenggara APBD KAB. BAPPEDA

* Koordinasi penyusunan masterplan pendidikan Kab. Aceh Tenggara APBD KAB. BAPPEDA
* Koordinasi penyusunan masterplan kesehatan Kab. Aceh Tenggara APBD KAB. BAPPEDA
* Koordinasi perencanaan dan pemberdayaan pembangunan pesantren
Kab. Aceh Tenggara APBD KAB. BAPPEDA
dan dayah
* Pembuatan DED pengembangan kampus PTGL Kab. Aceh Tenggara APBD KAB. BAPPEDA
* Pembuatan DED pengembangan kampus STAISES Kab. Aceh Tenggara APBD KAB. BAPPEDA
* Pembuatan DED pengembangan Darul Aitami Kab. Aceh Tenggara APBD KAB. BAPPEDA
* Pembuatan DED pembangunan gedung terpadu (MPU, Syariat Islam dan
Kab. Aceh Tenggara APBD KAB. BAPPEDA
DEPAG)

* Perencanaan umum dan pembuatan DED sarana Ibadah Kab. Aceh Tenggara APBD KAB. BAPPEDA

3 Perwujudan Sistem Prasarana


* Perbaikan jalan menuju lokasi pertanian Semua Kecamatan APBD KAB. PU
* Membangun jalan ke sentra-sentra produksi Semua Kecamatan APBD KAB. PU

* Peningkatan kualitas jaringan jalan ke pusat-pusat kegiatan Semua Kecamatan APBD KAB. PU

* Pelebaran/peningkatan kualitas jalan menuju Bandara Lawe Alas APBN PU


* Pengaspalan Jalan Lokal Semua Kecamatan APBD KAB. PU
* Pembangunan jalan lingkungan Semua Kecamatan APBD KAB. PU
* Peningkatan sarana dan prasarana jalan Kota Kecamatan APBN Dishub
* Pengadaan rambu-rambu lalu lintas Kota Kecamatan APBD KAB. Dishub
* Pengadaan marka jalan/zebra cross Kota Kecamatan APBD KAB. Dishub
* Pengadaan rambu penunjuk arah Semua Kecamatan APBD KAB. Dishub
* Pengadaan pengujian kendaraan bermotor Semua Kecamatan APBD KAB. Dishub
* Pembuatan traffic light Semua Kecamatan APBD KAB. Dishub

* Pembanguan gedung inspeksi/ pengujian kedaraan bermotor Kab. Aceh Tenggara APBD KAB. Dishub

* Pembangunan Terminal barang Kab. Aceh Tenggara APBD KAB. Dishub


* Pembanguan Terminal Sungai muara situlen Kab. Aceh Tenggara APBD KAB. Dishub
* Pembangunan terminal angkutan pedesaan Kab. Aceh Tenggara APBD KAB. Dishub
* Perluasan RUN WAY Alas leuser, Bukit Tusam APBD KAB. Dishub
Pembangunan tower banadra Alas Leuser Alas leuser, Bukit Tusam APBD KAB. Dishub

* Rehabilitasi dan pemeliharaan terminal terpadu dan pajak pagi Kab. Aceh Tenggara APBD KAB. Dishub

* Rehabilitasi dan pemeliharaan Terminal Sungai muara situlen Kab. Aceh Tenggara APBD KAB. Dishub

* Rehabilitasi dan pemeliharaan bandara Alas Leuser Alas leuser, Bukit Tusam APBD KAB. Dishub
* Rehabilitasi dan pemeliharaan terminal Lawe Pakam dan Terminal
Kab. Aceh Tenggara APBD KAB. Dishub
Ngkeran
* Studi Kelayakan pembangunan listrik pedesaan melalui pemanfaatan Semua Kecamatan
APBD KAB. BAPPEDA
SDA skala mikro hidro (PLTMH)

* Kajian & studi yang berkaitan dengan manajemen lalu lintas Semua Kecamatan APBD KAB. Dishub

* Pembuatan warning light Kutacane APBD KAB. Dishub


* Studi Kelayakan Infrastruktur Kab. Aceh Tenggara APBD KAB. BAPPEDA
APBN/ APBD
* Pembangunan Gedung Unit Sekolah Baru Kab. Aceh Tenggara Dinas Pendidikan
KAB.
APBN/ APBD
* Pembangunan Perpustakaan Sekolah Kab. Aceh Tenggara Dinas Pendidikan
KAB.
APBN/ APBD
* Pengadaan buku siswa Kab. Aceh Tenggara Dinas Pendidikan
KAB.
APBN/ APBD
* Pengadaan Alat Laboratorium/Alat Praktek/Peraga Kab. Aceh Tenggara Dinas Pendidikan
KAB.

* Pembuatan Profil Pendidikan/ pendataan pendidikan Kab. Aceh Tenggara APBD KAB. Dinas Pendidikan

4 Sumberdaya Air
Kec. Lawe Alas, Babul Rahmah, Tanoh Alas, Lawe APBD KAB. PU
Sigala, Babul Makmur, Semadam, Bambel, Bukit
* Revitalisasi jaringan irigasi untuk pengairan lahan pertanian Tusam, Lawe Sumur, Babussalam, Lawe Bulan,
Badar, Darul Hasanah, Ketambe , Deleng
Pokhisen

Kec. Lawe Alas, Babul Rahmah, Tanoh Alas, Lawe APBD KAB. PU

Sigala, Babul Makmur, Semadam, Bambel, Bukit


* Pembangunan/pemeliharaan sarana irigasi teknis pada kawasan
pertanian abadi Tusam, Lawe Sumur, Babussalam, Lawe Bulan,

Badar, Darul Hasanah, Ketambe, Deleng

* Pembangunan/pemeliharaan drainase di kawasan perkotaan Kec. Babussalam, Bambel, Lawe Sigala APBD KAB. PU
Kec. Babussalam, Bambel, Semadam, Lawe Sigala,
* Pemeliharaan sumberdaya air Babul Makmur APBD KAB. PU
Kec. Babussalam, Bambel, Semadam, Lawe Sigala,
* Normalisasi sungai Babul Makmur APBD KAB. PU

* Pembuatan DED pembangunan sarana air bersih Semua Kecamatan APBD KAB. PU
* Konservasi sumber daya air dan pengendalian kerusakan sumber-sumber
air
5 Jaringan Listrik
* Penambahan/ pembangunan Gardu Listrik Semua Kecamatan APBD KAB.
* Pemenuhan kebutuhan jaringan listrik diseluruh Kabupaten Aceh
Semua Kecamatan APBD KAB.
Tenggara
6 Jaringan Telekomunikasi
* Rencana pengembangan jaringan terestrial Semua Kecamatan BUMN PT.Telkom
* Pemasangan jaringan baru Semua Kecamatan BUMN PT.Telkom

* Penambahan sambungan telepon untuk mendukung operasional bandara Kab. Aceh Tenggara BUMN PT.Telkom

7 Prasarana Pengelolaan Lingkungan


* Penyediaan air bersih Semua Kecamatan APBD KAB. PDAM
* Pengeloaan air limbah Semua Kecamatan APBD KAB. PU
* Rencana pembangunan jalur pejalan kaki Kutacane APBD KAB. PU
* Penyediaan prasarana pengelolaan sampah Kab. Aceh Tenggara APBD KAB. BAPEDALDA
* Pengkajian dampak lingkungan Kab. Aceh Tenggara APBD KAB. BAPEDALDA
* Pembangunan tempat pembuangan benda padat/cair yang menimbulkan
Kab. Aceh Tenggara APBD KAB. BAPEDALDA
polusi
Kec. Darul Hasanah, Alas Lawe, Tanoh Alas,
* Jalur & tempat evakuasi bencana Ketambe APBD KAB. PU

B Perwujudan Pola Ruang


1 Perwujudan Kawasan Lindung
Kec. Ketambe, Badar, Deleng Pokhisen, Lawe APBD KAB. Dishut
Bulan, Lawe Sumur, Bukit Tusam,
* Reboisasi lahan di areal permukiman yang berada pada kawasan lindung
Semadam, Lawe Sigala, Babul Makmur,
Leuser, Babul Rahmah
* Pembangunan tapal batas kawasan lindung Semua Kecamatan APBD KAB. Dishut
Dinas Lingk.
* Pengembangan sistem pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup Kab. Aceh Tenggara APBD KAB.
Hidup
Dinas Lingk.
* Rehabilitasi hutan dan lahan Kab. Aceh Tenggara APBD KAB.
Hidup
* Pengelolaan dan rehabilitasi pada lahan kritis Kab. Aceh Tenggara APBD KAB. BAPEDALDA
* Pengendalian kerusakan hutan dan lahan Kab. Aceh Tenggara APBD KAB. BAPEDALDA
* Pengelolaan keanekaragaman hayati dan ekosistem Kab. Aceh Tenggara APBD KAB. BAPEDALDA
* Penataan Ruang Terbuka Hijau Kab. Aceh Tenggara APBD KAB. BAPEDALDA
* Pengembangn taman rekreasi Kab. Aceh Tenggara APBD KAB. BAPEDALDA
* Pemetaan kawasan rawan kebakaran hutan Kab. Aceh Tenggara APBD KAB. BAPEDALDA

* Pemeliharaan Kawasan Ekosistem Leuser Kab. Aceh Tenggara APBN Dishut


* Pemeliharaan Taman Nasional Gunung Leuser Kab. Aceh Tenggara APBN Dishut

* Pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH) Semua Kecamatan APBD KAB. Dinas Pertamanan

* Sosialisasi gempa dan efeknya kepada masyarakat secara terus menerus Kab. Aceh Tenggara APBD KAB.

2 Perwujudan Kawasan Budidaya


Kec. Lawe Alas, Babul Rahmah, Tanoh Alas, Lawe
Sigala, Babul Makmur, Semadam, Bambel,
* Pembangunan tapal batas kawasan pertanian abadi Bukit Tusam, Lawe Sumur, Babussalam, Lawe APBD KAB. Dinas Pertanian
Bulan, Badar, Darul Hasanah, Ketambe, Deleng
Pokhisen.

* Penyusunan perencanaan lahan pertanian berkelanjutan (inventarisasi,


Semua Kecamatan APBD KAB. Dinas Pertanian
identifikasi, penelitian)

* Intensifikasi lahan pertanian Semua Kecamatan APBD KAB. Dinas Pertanian

Dinas Lingk.
* Penyusunan AMDAL kawasan peternakan Semua Kecamatan APBD KAB.
Hidup
Dinas Lingk.
* Penyusunan AMDAL kawasan pertambangan Semua Kecamatan APBD KAB.
Hidup

* Penyusunan Rencana Kawasan Pendidikan Babussalam Dinas Pendidikan

* Membangun Pasar Regional Kec. Babussalam, Bambel, Lawe Sigala APBD KAB. Dinas Pasar

* Pemeliharaan kesehatan hewan dan pencegahan penyakit menular Kab. Aceh Tenggara APBD KAB. Dinas Peternakan
hewan
* Pengawasan perdagangan ternak antar daerah Kab. Aceh Tenggara APBD KAB. Dinas Peternakan

* Pembangunan sarana dan prasaran pembibitan ternak Kab. Aceh Tenggara APBD KAB. Dinas Peternakan

* Pengembangan agrobisnis peternakan Kab. Aceh Tenggara APBD KAB. Dinas Peternakan

* Budi daya hijau makanan ternak Kab. Aceh Tenggara APBD KAB. Dinas Peternakan

* Pembangunan pasar hewan Kab. Aceh Tenggara APBD KAB. Dinas Peternakan

* Pengembangan bibit ikan unggul Kab. Aceh Tenggara APBD KAB. Dinas Perikanan

* percontohan budidaya perikanan di keramba Kab. Aceh Tenggara APBD KAB. Dinas Perikanan

* Pengembangan dan pembinaan kawasan budidaya terintegrasi Kab. Aceh Tenggara APBD KAB. Dinas Perikanan

* Pembangunan saluran perkolaman rakyat Kab. Aceh Tenggara OTSUS Dinas Perikanan

* Pemnagunan tangkahan perahu nelayan perairan umum Kab. Aceh Tenggara APBD KAB. Dinas Perikanan

* Pembinaan lubuk larangan diperairan umum Kab. Aceh Tenggara APBD KAB. Dinas Perikanan

* Pengumpulan data monografi kelurahan Kota Kutacane APBD KAB. Lurah Kutacane

C Perwujudan Kawasan Strategis


* Pembangunan TPA Regional Kab. Aceh Tenggara APBD KAB. PU
* Pemeliharaan Wilayah Sungai Alas - Singkil Kab. Aceh Tenggara APBN PU
* Pemeliharaan Taman Nasional Gunung Leuser Kab. Aceh Tenggara APBN Dishut
* Pembangunan Islamic Centre Ds. Lawe Pakam (Kec. Babul Makmur) APBN PU
* Pembangunan Pesantran Darul Amin Ds. Lawe Pakam (Kec. Babul Makmur) APBN PU
* Pembangunan Masjid Agung At-Taqwa Kab. Aceh Tenggara APBN PU
* Pembangunan dinding beton dikawasan rawan longsor Kec. Badar APBD KAB. PU
* Normalisasi saluran drainase di kawasan rawan banjir Kec. Babussalam APBD KAB. PU
Sumber : Hasil Rencana

66
Buku Putih Sanitasi (BPS)Kabupaten Aceh Tenggara 2011 PPSP
Aceh
Tenggara

Anda mungkin juga menyukai