Anda di halaman 1dari 15

PALANG MERAH : Suatu perhimpunan yang anggotanya memberikan Jean Henry Dunant adalah Bapak Palang merah sedunia

ak Palang merah sedunia karena beliaulah


pertolongan secara sukarela kepada setiap manusia yang sedang menderita tanpa
pendiri dan peloporberdirinya Palang Merah.J.H. Dunant lahir di Swiss
membeda-bedakan bangsa, golongan, agama, warna kulit dan politik.
pada tanggal 8 Mei 1828 (ditetapkan sebagai Hari Palang Merah dan
SEJARAH PALANG MERAH INTERNASIONAL
BulanSabit Merah Internasional) Ayahnya bernama Jean Jacques Dunant
dan Ibunya bernama AntoinetteColladon.
Pada tanggal 24 Juni 1859 di Solferino Itali Utara, pasukan Prancis
dan Italia sedang bertempur melawanpasukan Austria. Pada saat itu
H.Dunant tiba disana dengan harapan dapat bertemu dengan
KaisarPrancis (Napoleon III).H. Dunant secara kebetulan menyaksikan
pertempuran itu. Saat itu dinas medis militer kewalahan
dalammenangani korban perang yang mencapai 40.000 orang. Tergetar
oleh penderitaan tentara yang terlukaH. Dunant bekerjasama dengan
Jean Henry Dunant penduduk setempat segera bertindak mengkoordinasikan bantuanuntuk
Pengusaha mereka.
Deskripsi Setelah kembali ke Swiss, H. Dunant menggambarkan
Jean Henri Dunant, yang juga dikenal dengan nama Henry Dunant, pengalaman itu ke dalam sebuah buku yangberjudul : UN SOUVENIR DE
adalah pengusaha dan aktivis sosial Swiss. Ketika melakukan perjalanan SOLFERINO / A MEMORI OF SOLFERINO yang artinya Kenang-kenangan
untuk urusan bisnis pada tahun 1859, dia menyaksikan akibat-akibat dari dari Solferino TAHUN 1862. Dalam bukunya H. Dunant mengajukan 2
Pertempuran Solferino, sebuah lokasi yang dewasa ini merupakan bagian gagasan, yaitu :
Italia. 1. Membentuk organisasi Sukarelawan, yang akan disiapkan dimasa damai
Lahir: 8 Mei 1828, Jenewa, Swiss untuk menolong para prajurityang terluka di medan perang.
Meninggal: 30 Oktober 1910, Heiden, Swiss 2. Mengadakan perjanjian internasional guna melindungi prajurit yang
Buku: Sebuah Kenang-Kenangan di Solferino, cidera di medan perang,sertasukarelawan dari organisasi tersebut pada
Orang Tua: Antoinette Dunant-Colladon, Jean-Jacques Dunant waktu memberikan perawatan.
9 Februari 1863 empat orang warga Jenewa bergabung dengan H. Dunant
untuk mengembangkan keduagagasan tersebut(Komite Lima).
Empat orang tersebut adalah :
Yang kemudian mereka bersama-sama membentuk Komite
1. General Guillaume Henri Dufour Internasional Palang Merah (KIPM) atau International Committee Of the
Red Cross (ICRC).Berdasarkan gagasan pertama didirikanlah sebuah
Organisasi Sukarelawan di setiap negara, yangbertugas membantu dinas
medis angkatan darat pada waktu perang. Organisasi tersebut
sekarangdisebut LRCS (Loague Of The Red Cross Society) atau LPPMI
( Liga Perhimpunan Palang Merah) yangdibentuk tanggal 5 Mei Tahun
2. Dr. Theodore Maunoir 1919. Tahun 1992 berubah menjadi Federasi Internasional Palang
Merahdan Bulan Sabit Merah. Palang Merah lahir berdasarkan keinginan
untuk membantu korban perang, dan untuk pelaksanaantugasnya pada
tanggal 22 Agustus 1864 atas Prakarsa ICRC, Pemerintah Swiss
menyelenggarakan konferensi yang diikuti 12 negara yang dikenal dengan
Konvensi Genewa ( The Genewa Conventions Of August 12 1949 ) dengan
3. Dr. Louis Appia hasil konfrensi sebagai berikut.

Fungsi Pokok Palang Merah :


- Perlindungan(proteksi)
- Perbantuan (asistensi)
- Kesehatan dan kesejahteraan
4. Gustave Moynier
TUGAS PALANG MERAH :
Pada Waktu Perang
1. Membantu Jawatan Kesehatan angkatan Perang
2. Memberi Pertolongan pada waktu perang
Pada waktu damai
1. Membangkitkan perhatian umum terhadap azas dan tujuan Palang Merah tanda pengenal tersebut bukannya memberi perlindungan namun juga
2. Menyebarluaskan Cita-cita Palang Merah Berdasarkan Prikemanusiaan dianggap sebagai target bagi tentara lawan yang
3. Menyiapkan tenaga dan sarana Kesehatan/bantuan lainnya untuk tidak mengetahui apa artinya.
menjamin kelancaran tugas palangMerah. Lambat laun muncul pemikiran yang mengarah kepada pentingnya
4. Memberi bantuan dan pertolongan pertama dalam setiap mengadopsi Lambang yang menawarkan status netral kepada mereka
musibah/kecelakaan. yang membantu korban luka dan menjamin pula perlindungan mereka
5. Menyelenggarakan PMR yang membantu di medan perang. Kepentingan tersebut menuntut
6. Turut memperbaiki Kesehatan rakyat dipilihnya hanya satu Lambang. Namun yang menjadi masalah
7. Membantu Mencari Korban Hilang ( TMS ). kemudian, adalah memutuskan bentuk Lambang yang akan digunakan
oleh personel medis sukarela di medan perang.
LAMBANG PALANG MERAH Dalam suatu kurun waktu, ikat lengan berwarna putih dipertimbangkan
DAN BULAN SABIT MERAH INTERNASIONAL sebagai salah satu kemungkinan. Namun, warna putih telah digunakan
dalam konflik bersenjata oleh pembawa bendera putih tanda
A. Sejarah Lambang gencatan senjata, khususnya untuk
- Lambang Palang Merah menyatakan menyerah. Penggunaan warna putih pun dapat
Sebelum Lambang Palang Merah diadopsi sebagai Lambang yang netral menimbulkan kebingungan sehingga perlu dicari suatu kemungkinan
untuk memberikan pertolongan kepada tentara yang terluka di medan Lambang lainnya.
perang, pada waktu itu setiap pelayanan medis kemiliteran Delegasi dari Konferensi Internasional tahun 1863 akhirnya memilih
memiliki tanda pengenal Lambang Palang Merah di atas dasar putih, warna kebalikan dari
sendiri-sendiri dengan warna yang berbeda-beda. Austria misalnya, bendera nasional Swiss (palang putih diatas dasar merah) sebagai
menggunakan bendera putih. Perancis menggunakan bendera merah dan bentuk penghormatan terhadap Negara Swiss yang memfasilitasi
Spanyol menggunakan bendera kuning. Akibatnya, walaupun tentara berlangsungnya Konferensi Internasional saat itu. Bentuk Palang
tahu apa tanda pengenal dari personel medis mereka, namun biasanya Merah pun
mereka tidak tahu apa tanda pengenal personel medis lawan mereka. memberikan keuntungan teknis karena dinilai memiliki desain yang
Pelayanan medis pun tidak dianggap sebagai pihak yang netral. sederhana sehingga mudah dikenali dan mudah dibuat. Selanjutnya
Melainkan dipandang sebagai bagian dari kesatuan tentara, sehingga pada tahun 1863, Konferensi Internasional bertemu di Jenewa dan
sepakat mengadopsi Lambang Palang Merah di atas dasar putih sebagai memperoleh semacam pengesahan dalam bentuk “reservasi” dan
tanda pengenal perhimpunan bantuan bagi tentara yang terluka – yang pada Konferensi Internasional tahun 1929 secara resmi diadopsi
kemudian berubah menjadi Perhimpunan Nasional Palang Merah. Pada sebagai Lambang yang diakui dalam Konvensi, bersamaan dengan
tahun 1864, Lambang Palang Merah di atas dasar putih secara resmi Lambang Singa dan Matahari Merah di atas dasar putih yang saat itu
diakui sebagai tanda pengenal pelayanan medis angkatan bersenjata. dipilih oleh Persia (saat ini Iran). Tahun 1980, Republik Iran
memutuskan untuk tidak lagi menggunakan Lambang tersebut dan
memilih memakai Lambang Bulan Sabit Merah.

- Lambang Kristal Merah


Pada Konferensi Internasional yang ke-29 tahun 2006, sebuah
keputusan penting lahir, yaitu diadopsinya Lambang Kristal Merah
sebagai Lambang keempat dalam Gerakan dan memiliki status yang
sama dengan Lambang lainnya yaitu Palang Merah dan Bulan Sabit
- Lambang Bulan Sabit Merah Merah. Konferensi Internasional yang mengesahkan Lambang Kristal
Delegasi dari Konferensi 1863 tidak memiliki sedikitpun niatan untuk Merah
menampilkan sebuah simbol kepentingan tertentu, dengan mengadopsi tersebut, mengadopsi Protocol Tambahan III tentang penambahan
Palang Merah di atas dasar putih. Namun pada tahun 1876 saat Lambang Kristal Merah untuk Gerakan, yang sudah disahkan sebelumnya
Balkan dilanda perang, sejumlah pekerja kemanusiaan yang pada Konferensi Diplomatik tahun 2005. Usulan membuat Lambang
tertangkap oleh Kerajaan Ottoman (saat ini Turki) dibunuh semata- keempat, yaitu Kristal Merah, diharapkan dapat menjadi jawaban,
mata karena mereka memakai ban lengan dengan gambar Palang Merah. ketika Lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah tidak bisa
Ketika Kerajaan diminta penjelasan mengenai hal ini, mereka digunakan dan “masuk” ke suatu wilayah konflik. Mau tidak mau,
menekankan mengenai kepekaan tentara kerajaan terhadap Lambang perlu disadari bahwa masih banyak pihak selain Gerakan yang
berbentuk palang dan mengajukan agar menganggap bahwa Lambang terkait dengan simbol kepentingan
Perhimpunan Nasional dan pelayanan medis militer mereka tertentu.
diperbolehkan untuk menggunakan Lambang yang berbeda yaitu Bulan Penggunaan Lambang Kristal Merah sendiri pada akhirnya memilliki dua
Sabit Merah. Gagasan ini perlahan-lahan mulai diterima dan pilihan yaitu: dapat digunakan secara penuh oleh suatu Perhimpunan
Nasional, dalam arti mengganti Lambang Palang Merah atau Bulan 1. Konvensi Jenewa I Pasal 38 – 45
Sabit Merah yang sudah digunakan sebelumnya, atau menggunakan 2. Konvensi Jenewa II Pasal 41 – 45
Lambang Kristal Merah dalam waktu tertentu saja ketika Lambang 3. Protokol 1 Jenewa tahun 1977
lainnya tidak dapat diterima di suatu daerah. Artinya, baik 4. Ketetapan Konferensi Internasional Palang Merah XX tahun 1965
Perhimpunan Nasional, ICRC dan Federasi pun dapat menggunakan 5. Hasil Kerja Dewan Delegasi Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
Lambang Kristal Merah dalam suatu operasi kemanusiaan tanpa Internasional tahun 1991
mengganti kebijakan merubah Lambang Pada penggunaannya, penempatan Lambang Palang Merah dan Bulan Sabit
sepenuhnya. Merah tidak boleh sampai menyentuh pinggiran dan dasar putihnya.
Lambang harus utuh dan tidak boleh ditambah lukisan, gambar atau
tulisan. Pada Lambang Bulan Sabit Merah, arah menghadapnya (ke
kanan atau ke kiri) tidak ditentukan, terserah kepada Perhimpunan
yang menggunakannya. Selanjutnya, aturan penggunaan Lambang bagi
Perhimpunan Nasional maupun bagi lembaga yang menjalin
kerjasama dengan Perhimpunan Nasional, misalnya untuk
penggalangan dana dan kegiatan sosial lainnya tercantum dalam
“Regulations on the Use of the Emblem of the Red Cross and of
the Red Crescent by National Societies”. Peraturan ini, yang diadopsi di
Budapest bulan November 1991, mulai berlaku sejak 1992.
Fungsi Lambang
Telah ditentukan bahwa Lambang memiliki fungsi untuk :
 Tanda Pengenal yang berlaku di waktu damai
 Tanda Perlindungan yang berlaku diwaktu damai dan perang/konflik
B. Ketentuan Lambang Apabila digunakan sebagai Tanda Pengenal, Lambang tersebut harus dalam
Bentuk dan Penggunaan ukuran kecil, berfungsi pula untuk mengingatkan bahwa institusi di atas
Ketentuan mengenai bentuk dan penggunaan Lambang Palang Merah dan bekerja sesuai dengan Prinsip-prinsip Dasar Gerakan. Pemakaian
Bulan Sabit Merah ada dalam:
Lambang sebagai Tanda Pengenal juga menunjukan bahwa seseorang, suatu peraturan untuk melindungi Lambang Palang Merah dan Bulan
sebuah kendaraan atau bangunan berkaitan dengan Gerakan. Sabit Merah. Dengan demikian, pemakaian Lambang yang tidak
Untuk itu, Gerakan secara organisasi dapat mengatur secara teknis diperbolehkan oleh Konvensi Jenewa dan Protokol Tambahan merupakan
penggunaan Tanda Pengenal misalnya dalam seragam, bangunan, pelanggaran hukum. Bentuk-bentuk penyalahgunaan Lambang yaitu:
kendaraan dan sebagainya. Penggunaan Lambang sebagai Tanda > Peniruan (Imitation):
Pengenal pun harus didasarkan pada undang-undang nasional mengenai Penggunaan tanda-tanda yang dapat disalah artikan sebagai lambang
Lambang untuk Perhimpunan Nasionalnya. Palang Merah atau bulan sabit merah (misalnya warna dan bentuk
Apabila Lambang digunakan sebagai tanda pelindung, Lambang tersebut yang mirip). Biasanya digunakan untuk tujuan komersial.
harus menimbulkan sebuah reaksi otomatis untuk menahan diri dan > Penggunaan yang Tidak Tepat (Usurpation):
menghormati di antara kombatan. Lambang harus selalu ditampakkan Penggunaan lambang Palang Merah atau bulan sabit merah oleh
dalam bentuknya yang asli. Dengan kata lain, tidak boleh ada sesuatupun kelompok atau perseorangan (perusahaan komersial, organisasi non-
yang ditambahkan padanya – baik terhadap Palang Merah, Bulan Sabit pemerintah, perseorangan, dokter swasta, apoteker dsb) atau
Merah ataupun pada dasarnya yang putih. Karena Lambang tersebut penggunaan lambang oleh orang yang berhak namun digunakan untuk
harus dapat dikenali dari jarak sejauh mungkin, ukurannya harus besar, tujuan yang tidak sesuai dengan Prinsip-prinsip Dasar Gerakan (misalnya
yaitu sebesar yang diperlukan dalam situasi perang. Lambang seseorang yang berhak menggunakan lambang namun menggunakannya
menandakan adanya perlindungan bagi: untuk dapat melewati batas negara dengan lebih mudah pada saat
 Personel medis dan keagamaan angkatan bersenjata tidak sedang tugas).
 Unit dan fasilitas medis angkatan bersenjata > Penggunaan yang Melanggar Ketentuan/Pelanggaran Berat
 Unit dan transportasi medis Perhimpunan Nasional apabila digunakan (Perfidy/Grave misuse)
sebagai perbantuan terhadap pelayanan medis angkatan bersenjata Penggunaan lambang Palang Merah atau bulan sabit merah dalam masa
 Peralatan Medis perang untuk melindungi kombatan bersenjata atau perlengkapan
militer (misalnya ambulans atau helikopter ditandai dengan lambang
Penyalahgunaan Lambang untuk mengangkut kombatan yang bersenjata; tempat penimbunan
Setiap negara peserta Konvensi Jenewa memiliki kewajiban membuat amunisi dilindungi dengan bendera Palang Merah) dianggap sebagai
peraturan atau undang-undang untuk mencegah dan mengurangi kejahatan perang.
penyalahgunaan Lambang. Negara secara khusus harus mengesahkan
ditiadakan. Tujuannya adalah untuk melindungihidup dan kesehatan
serta menjamin penghargaan terhadap manusia. Di masa damai,
perlindungan berarti mencegah penyakit, bencana atau kecelakaan atau
mengurangi efeknya dengan menyelamatkan hidup (mis. pelatihan
Pertolongan Pertama). Di masa perang, artinya adalah pemberian
bantuan kepada mereka yang dilindungi oleh HPI (agar korban tidak
meninggal kelaparan, tidak diperlakukan secara semena-semena,
atau tidak menghilang). Kemanusiaan meningkatkan saling pengertian,
persahabatan, kerjasama dan perdamaian abadi bagi sesama manusia.
b) Kesamaan
”Gerakan ini tidak membuat perbedaan atas dasar kebangsaan,
kesukuan, agama atau pandangan politik. Tujuannya semata-mata
mengurangi penderitaan manusia sesuai dengan kebutuhannya dan
mendahulukan keadaan yang paling parah” Non-diskriminasi terhadap
kebangsaan, suku, agama, golongan atau pandangan politik adalah
PRINSIP DASAR GERAKAN PALANG MERAH sebuah aturan wajib yang menuntut agar segala perbedaan antara
DAN BULAN SABIT MERAH INTERNASIONAL pribadi dikesampingkan, bahwa kawan maupun lawan dibantu secara
a) Kemanusiaan merata, dan diberikan berdasarkan pertimbangan kebutuhan.
”Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional didirikan Prioritas pemberian bantuan harus berdasarkan tingkat
berdasarkan keinginan memberi pertolongan tanpa membedakan kedaruratannya serta proporsional dengan penderitaan yang ingin diatasi
korban yang terluka di dalam pertempuran, mencegah dan c) Kenetralan
mengatasi penderitaan sesama manusia. Palang Merah menumbuhkan ”Agar senantiasa mendapat kepercayaan dari semua pihak, gerakan ini
saling pengertian, persahabatan, kerjasama dan perdamaian abadi bagi tidak boleh memihak atau melibatkan diri dalam pertentangan politik,
sesama manusia.” Mewakili asal-usul Gerakan, prinsip kemanusiaan kesukuan, agama atau ideologi.” Kenetralan berarti menahan diri dari
menyatakan bahwa tidak boleh satupun pelayanan yang memihak dalam permasalahan politik, agama, ras atau ideologi. Apabila
menguntungkan seseorang yang menderita di manapun mereka berada, Palang Merah atau Bulan Sabit Merah memihak, mereka akan
kehilangan kepercayaan dari salah satu kelompok masyarakat dan Kesukarelaan adalah proposal yang sangat tidak mementingkan diri
sulit untuk melanjutkan ativitas mereka. Setiap anggota Gerakan sendiri dari seseorang yang melaksanakan
dituntut untuk dapat menahan diri, bersikap netral dan tidak suatu tugas khusus untuk orang lain dalam semangat persaudaraan
mengungkapkan pendapat mereka selama sedang bertugas. manusia. Apakah dilakukan tanpa bayaran maupun untuk suatu
d) Kemandirian pengakuan atau kompensasi, faktor utama adalah bahwa
”Gerakan ini bersifat mandiri. Perhimpunan Nasional di samping pelaksanaannya bukanlah dengan keinginan untuk memperoleh
membantu Pemerintahnya dalam bidang kemanusiaan, juga harus keuntungan finansial namun dengan komitmen pribadi dan kesetiaan
mentaati peraturan negaranya, harus selalu menjaga otonominya terhadap tujuan kemanusiaan.
sehingga dapat bertindak sejalan dengan prinsip-prinsip gerakan ini.” f) Kesatuan
Secara umum, kemandirian berarti bahwa institusi Palang Merah dan ”Di dalam suatu negara hanya ada satu perhimpunan Palang Merah dan Bulan
Bulan Sabit Merah menolak segala jenis campur tangan yang bersifat Sabit Merah yang terbuka untuk semua orang dan melaksanakan tugas
politis, ideologis atau ekonomis yang dapat mengalihkan mereka dari kemanusiaan di seluruh wilayah.”
jalur kegiatan yang telah ditetapkan oleh tuntutan kemanusiaan. Prinsip kesatuan secara khusus berhubungan dengan struktur
Contohnya, tidak boleh menerima sumbangan uang dari siapapun institusi dari Perhimpunan Nasional. Di negara manapun, peraturan
yang mensyaratkan bahwa peruntukkannya ditujukan bagi sekelompok pemerintah yang mengakui sebuah Perhimpunan Nasional biasanya
orang secara khusus berdasarkan alasan politis, kesukuan atau agama menyatakan bahwa Perhimpunan tersebut merupakan satu-satunya
dengan mengesampingkan kelompok lainnya yang kebutuhannya Perhimpunan Nasional yang dapat melaksanakan segala kegiatannya
mungkin lebih mendesak. Tidak ada suatu institusi Palang Merah pun di wilayah nasional. Kenyataan bahwa sebuah Perhimpunan merupakan
yang boleh tampak sebagai alat kebijakan pemerintah. Walaupun satu-satunya di negaranya juga merupakan salah satu syarat agar dapat
Perhimpunan Nasional diakui oleh pemerintahnya sebagai alat bantu diakui oleh ICRC.
pemerintah, dan harus tunduk pada hukum negaranya, mereka harus g) Kesemestaan
selalu menjaga otonomi mereka agar dapat bertindak sesuai dengan ”Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional adalah
prinsip Gerakan setiap saat. bersifat semesta. Setiap Perhimpunan Nasional mempunyai hak dan
e) Kesukarelaan tanggung jawab yang sama dalam menolong sesama manusia.”
“Gerakan ini adalah gerakan pemberi bantuan sukarela, yang tidak
didasari oleh keinginan untuk mencari keuntungan apa pun.”
Hukum Perikemanusiaan Internasional ( HPI ) Atas prakarsa komite tersebut, Pemerintah Swiss mengadakan konferensi
Hukum Perikemanusiaan Internasional adalah sebuah cabang dari diplomatic pada tahun 1864 di Jenewa. Konferensi ini melahirkan
perlindungan bagi korban perang dan mengenai pembatasan atas alat perjanjian internasional yang dikenal dengan nama Konvensi Jenewa
(sarana) dan metode (cara) bertempur dalamn sengketa bersenjata 1864. Konvensi yang pada waktu itu mengikat 12 negara tersebut berisi
internasional ataupun non internasional. HPI dikenal pula dengan sejumlah ketentuan tentang pemberian bantuan kepada anggota
beberapa nama lain, yaitu Hukum Perang (the Law of War), Hukum bersenjata yang terluka atau sakit tanpa membeda-bedakan mereka
Sengketa Bersenjata (the Law of Armed Conflict), atau Hukum Humaniter berdasarkan kebangsaan.
Internasional (International Humanitarian Law).
Konvensi-Konvensi Jenewa 1949
Tujuan HPI:
Konvensi Jenewa I : tentang perbaikan keadaan anggota angkatan perang
1. Memberikan perlindungan kepada mereka yang tidak terlibat, atau tidak yang terluka dan sakit di medan pertempuran darat
lagi terlibat, dalam pertempuran, yaitu penduduk sipil, tentara yang Konvensi Jenewa II : tentang perbaikan keadaan anggota angkatan perang
menjadi korban luka, sakit, korban kapal karam, dan tawanan perang di laut yang terluka, sakit dan korban kapal karam
Konvensi Jenewa III : tentang perlakuan terhadap tawanan perang
2. Mengatur penggunaan alat dan cara bertempur, dan Konvensi Jenewa IV : tentang perlindungan orang-orang sipil di waktu
perang
3. Membatasi serta meringankan penderitaan yang diakibatkan oleh perang
Protokol-Protokol Tambahan 1977
Latar belakang HPI berkaitan erat dengan sejarah Gerakan Palang Merah dan
Bulan Sabit Merah Internasional. Ide yang dituangkan oleh Jean Henry Protokol Tambahan I : perlindungan korban sengketa bersenjata
Dunant dalam bukunya “Kenangan dari Solferino” melahirkan sebuah internasional
komite yang kemudian dikenal dengan nama Komite Internasional Palang Protokol Tambahan II : perlindungan korban sengketa bersenjata non-
Merah (The International Committee of the Red Cross and Red Crescent internasional
atau ICRC).
Selain perjanjian-perjanjian internasional tersebut, instrumen HPI juga mengumpulkan korban perang pada perang Krimea, di semenanjung
meliputi: Krimea, Rusia.

Florence Nightingale menghidupkan kembali konsep penjagaan kebersihan


Konvensi Den Haag 1907: tentang penggunaan alat dan cara bertempur rumah sakit dan kiat-kiat juru rawat. Ia memberikan penekanan kepada
Konvensi Den Haag 1954: tentang perlindungan terhadap benda budaya pemerhatian teliti terhadap keperluan pasien dan penyusunan laporan
mendetail menggunakan statistik sebagai argumentasi perubahan ke arah
pada masa sengketa bersenjata
yang lebih baik pada bidang keperawatan di hadapan pemerintahan
Konvensi Senjata Kimia 1993: tentang pelarangan senjata kimia Inggris.
Konvensi Ottawa 1997: tentang pelarangan ranjau darat anti personel
Florence Nightingale lahir di Firenze, Italia pada tanggal 12 Mei 1820 dan
Statuta Roma 1998: tentang pembentukan Mahkamah Pidana Internasional
dibesarkan dalam keluarga yang berada. Namanya diambil dari kota
(International Criminal Court) tempat ia dilahirkan.[2] Nama depannya, Florence merujuk kepada kota
kelahirannya, Firenze dalam bahasa Italia atau Florence dalam bahasa
Inggris.
Florence Nightingale

Semasa kecilnya ia tinggal di Lea Hurst, sebuah rumah besar dan mewah
milik ayahnya, William Nightingale yang merupakan seorang tuan tanah
kaya di Derbyshire, London, Inggris. Sementara ibunya adalah keturunan
ningrat dan keluarga Nightingale adalah keluarga terpandang. Florence
Nightingale memiliki seorang saudara perempuan bernama Parthenope.

Pada masa remaja mulai terlihat perilaku mereka yang kontras dan
Parthenope hidup sesuai dengan martabatnya sebagai putri seorang tuan
tanah. Pada masa itu wanita ningrat, kaya, dan berpendidikan
aktivitasnya cenderung bersenang-senang saja dan malas, sementara
Florence lebih banyak keluar rumah dan membantu warga sekitar yang
Florence Nightingale (lahir di Florence, Italia, 12 Mei 1820 – meninggal di
membutuhkan.
London, Inggris, 13 Agustus 1910 pada umur 90 tahun) Keluarganya
Pada tahun 1846 ia mengunjungi Kaiserswerth, Jerman, dan mengenal lebih
menolak untuk memakamkannya di Westminster Abbey, dan ia
jauh tentang rumah sakit modern pionir yang dipelopori oleh Pendeta
dimakamkan di Gereja St. Margaret yang terletak di East Wellow,
Theodor Fliedner dan istrinya dan dikelola oleh biarawati Lutheran
Hampshire, Inggris adalah pelopor perawat modern, penulis dan ahli
(Katolik).
statistik.[1] Ia dikenal dengan nama Bidadari Berlampu (bahasa Inggris
The Lady With The Lamp) atas jasanya yang tanpa kenal takut
Di sana Florence Nightingale terpesona akan komitmen dan kepedulian yang menikah dan hal ini juga secara langsung melindungi mereka dari
dipraktikkan oleh para biarawati kepada pasien. perlakuan yang tidak hormat dari pasiennya.

Ia jatuh cinta pada pekerjaan sosial keperawatan, serta pulang ke Inggris Walaupun ayahnya setuju bila Florence membaktikan diri untuk
dengan membawa angan-angan tersebut. kemanusiaan, tetapi ia tidak setuju bila Florence menjadi perawat di
Pada usia dewasa Florence yang lebih cantik dari kakaknya, dan sebagai rumah sakit. Ia tidak dapat membayangkan anaknya bekerja di tempat
seorang putri tuan tanah yang kaya, mendapat banyak lamaran untuk yang menjijikkan. Ia menganjurkan agar Florence pergi berjalan-jalan
menikah. Namun semua itu ia tolak, karena Florence merasa "terpanggil" keluar negeri untuk menenangkan pikiran.
untuk mengurus hal-hal yang berkaitan dengan kemanusiaan.
Tetapi Florence berkeras dan tetap pergi ke Kaiserswerth, Jerman untuk
Pada tahun 1851, kala menginjak usia 31 tahun, ia dilamar oleh Richard mendapatkan pelatihan bersama biarawati di sana. Selama empat bulan
Monckton Milnes seorang penyair dan seorang ningrat (Baron of ia belajar di Kaiserwerth, Jerman di bawah tekanan dari keluarganya
Houghton), lamaran inipun ia tolak karena pada tahun itu ia sudah yang takut akan implikasi sosial yang timbul dari seorang gadis yang
membulatkan tekad untuk mengabdikan dirinya pada dunia keperawatan. menjadi perawat dan latar belakang rumah sakit yang Katolik sementara
Keinginan ini ditentang keras oleh ibunya dan kakaknya. Hal ini dikarenakan keluarga Florence adalah Kristen Protestan.
pada masa itu di Inggris, perawat adalah pekerjaan hina dan sebuah
rumah sakit adalah tempat yang jorok. Banyak orang memanggil dokter Selain di Jerman, Florence Nightingale juga pernah bekerja di rumah sakit
untuk datang ke rumah dan dirawat di rumah. untuk orang miskin di Prancis.

Perawat pada masa itu hina karena:

Perawat disamakan dengan wanita tuna susila atau "buntut" (keluarga


tentara yang miskin) yang mengikuti ke mana tentara pergi.
Profesi perawat banyak berhadapan langsung dengan tubuh dalam
keadaan terbuka, sehingga dianggap profesi ini bukan profesi sopan
wanita baik-baik dan banyak pasien memperlakukan wanita tidak
berpendidikan yang berada di rumah sakit dengan tidak senonoh
Perawat di Inggris pada masa itu lebih banyak laki-laki daripada
perempuan karena alasan-alasan tersebut di atas.
Perawat masa itu lebih sering berfungsi sebagai tukang masak.
Argumentasi Florence bahwa di Jerman perawatan bisa dilakukan dengan
baik tanpa merendahkan profesi perawat patah, karena saat itu di
Jerman perawat juga biarawati Katolik yang sudah disumpah untuk tidak
PALANG MERAH INDONESIA Dr. RCL Senduk berusaha lagi untuk mendirikan Badan PMI namun gagal,
Arti lambang PMI ditolakPemerintah Dai Nippon.
C. MASA KEMERDEKAAN RI
3 September 1945 Presiden Soekarno memerintahkan kepada Menteri
Kesehatan Dr. Buntaran Martoatmodjo untuk membentuk Badan Palang
Merah Nasional. Pembentukan PMI dimaksudkan juga untuk menunjukan
1. Segi Lima merah melambangkan Pancasila. pada dunia Internasional bahwa negara Indonesia adalah suatu fakta yang
2. Warna dasar putih melambangkan ‘Kesucian". nyata.
3. Tanda Palang Merah melambangkan ‘Bendera Negara Swiss". "Negara 5 September 1945 Menkes RI dalam Kabinet I ( Dr. Boentaran )
Swiss adalah Negara yang menentang pertumpahan darah" Maka Dari Itu membentuk Panitia 5 :
Lambang PMI Untuk : Ketua : Dr. R. Mochtar.
a. Menghormati negara SWISS Penulis : Bahder Djohan.
b. Pelopor pendirinya adalah warga negara SWISS Anggota : - Dr. Djoehana, Dr. Marzuki, & Dr. Sintanala.
c. Agar Palang Merah benar-benar netral, karena negara SWISS benar- 17 September 1945 tersusun Pengurus Besar PMI yang dilantik oleh Wakil
benar negara yang netral Presiden RI Moch. Hatta yang sekaligus beliau sebagai Ketuanya.
Seperti Palang Merah Internasional, lahirnya PMI juga berkaitan dengan - Ketua harian : Dr. Boentaran Marta Armaza
kancah peperangan, diawali pada : - Sekretaris : Dr. Mochtar
A. MASA SEBELUM PERANG DUNIA II - Bendahara : Mr. T. Saubari
1. 21 Oktober 1873 Nederlands Rode Kruis Afdeling - Penasehat : KH. Raden Adrian
Indie ( NERKAI ) didirikan Belanda. D. MASA PERANG KEMERDEKAAN
2. Tahun 1932 Dr. RCL Senduk dan Dr. Bahder Djohan merencanakan Pada masa itu peperangan terjadi dimana-mana, dalam usia muda
mendirikan badan PMI. PMI menghadapikesulitan, kurang pengalaman, kurang peralatan dan
3. Tahun 1940 pada sidang konperensi NERKAI, rencana diatas ditolak dana. Namun orang-orang secara sukarela mengerahkan tenaganya,
karena menurut Pemerintah Belanda, rakyat Indonesia belum mampu sehingga urusan Kepalangmerahan dapat diselenggarakan. Dari
mengatur Badan Palang Merah Nasional. pertolongan dan bantuan seperti :
B. MASA PENDUDUKAN JEPANG · Dapur Umum ( DU ).
· Pos PPPK ( P3K ). LAMBANG PMI :
· Pengangkutan dan perawatan korban pertempuran. 1. PMI menggunakan lambang Palang Merah di atas dasar putih sebagai
· Sampai penguburan jika ada yang meninggal. tanda PERLINDUNGAN sesuai dengan ketentuan Palang Merah
Dilakukan oleh laskar-laskar Sukarela dibawah Panji Palang Merah Internasional.
yang tidak memandang golongan, agama dan politik. Pada waktu itu 2. Lambang PMI sebagai anggota Palang Merah Internasional adalah
dibentuk Pasukan Penolong Pertama ( Mobile Colone ) oleh cabang- Palang Merah di atas dasar warna putih.
cabang, anggotanya terdiri dari pelajar. 3. Lambang PMI sebagai Perhimpunan Nasional adalah Palang Merah di
E. BEBERAPA PERISTIWA SEJARAH PMI atas dasar putih dilingkari bunga berkelopak lima.
1. Tanggal 16 Januari 1950, Dikeluarkan Keputusan Presiden RI No. 25 / KEANGGOTAAN PALANG MERAH INDONESIA
1950 tentang pengesahan berdirinya PMI. Didalam Anggaran Dasar PMI pada Bab VII pasal 11 disebutkan Organisaasi
2. Tanggal 15 Juni 1950,PMI diakui oleh ICRC. PMI mempunyai anggota, yaitu :
3. Tanggal 16 Oktober 1950,PMI diterima menjadi anggota Federasi 1. ANGGOTA REMAJA.
Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah dengan keanggotaan · Wanita-Pria usia di bawah 18 tahun Warga Negara Indonesia.
No. 68. · Mendaftarkan diri secara sukarela di sekolah masing – masing.
TUJUAN PMI : · Mendapat ijin atau persetujuan orang tua.
Meringankan penderitaan sesama manusia apapun sebabnya, dengan 2. Anggota Biasa
tidak membedakan golongan, bangsa, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, · Wanita & Pria diatas umur 19 tahun dan WNI.
agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. · Mendaftarkan diri secara sukarela atas nama pribadi.
KEGIATAN POKOK PMI : · Mengetahui asas dan tujuan PMI & bersedia menaati tata tertib PMI.
- Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana 3. Anggota Kehormatan
- Upaya kesehatan dan usaha transfusi darah · Wanita & Pria tanpa batasan umur.
- Pendidikan dan latihan · Telah berbuat jasa kewpada PMI & diusulkan oleh pengurus untuk
- Pembinaan generasi muda diangkat.
- Kesehatan dan kesejahteraan · Bersedia diangkat menjadi anggota kehormatan.
- Desiminasi HPI (Hukum Perikemanusiaan Internasional) Sumber Daya Manusia PMI :
- Restoring Family Links - PMR : Tk. Mula (SD), 7-12 tahun, Syal warna hijau.
Tk. Madya(SMP), 13-16 tahun, Syal warna biru.
Daftar ketua Palang Merah Indonesia DKI Jakarta :
Tk. Wira (SMA/sederajat), 17-21 tahun, Syal warna kuning.
- Tenaga Sukarela(TSR) : orang yang mau menyumbangkan tenaga, Tahun 1945 s/d 1971 : dr. Soewarno
waktu, pikiran dan dana, bak secara keseluruhan atau sebagian untuk
Tahun 1971 s/d 1987 : dr. H. Herman Soesilo, MPH.
tugas kemanusiaan.
Tahun 1987 s/d 1989 : H. Daryono
- Korps Sukarela(KSR) : orang yang telah tercantum sebagai anggota
biasa perhimpunan PMI yang menyatakan diri sebagai KSR dengan syarat- Tahun 1989 s/d 1996 : H. Muhammad Muas
syarat tertentu.
Tahun 1996 s/d 2006 : Ny. Hj. Uga Wiranto, S.H, MSi.
- Pembina teknis PMR
Tahun 2007 s/d 2012 : Ny. Hj. Rini Sutiyoso
- Pelatih
Tahun 2012 s/d 2017 : Ny. Hj. Rini Sutiyoso
No. Ketua PMI Mulai Akhir
Tahun 2017 s/d 2020 : Muhammad Ali Reza
1 Drs. Mohammad Hatta 1945 1946
2 Soetarjo Kartohadikoesoemo 1946 1948 Tahun 2020 s/d 2025 : Drs. H. rustam Effendi, M. Si
3 BPH Bintoro 1948 1952
4 Prof. Dr. Bahder Djohan 1952 1954
5 P. A. A. Paku Alam VIII 1954 1960 Ketua PMI Kota Jakarta Barat : Beky Mardani,
1960 1966
Sekretaris Ujang Sungkawa
6 Letnan Jenderal ABRI Basuki Rachmat 1966 1969
7 Prof. Dr. Satrio 1970 1976 Kepala Markas H Nasrun Nadjib,
1976 1982 Anggota
8 Dr. H. Soeyoso Soemodimedjo 1982 1986
Ridwan Tarigan dan Supairman.
9 Dr. H. Ibnu Sutowo 1986 1992
10 Hj. Siti Hardianti Rukmana 1992 1998
11 Dr. H. Mar'ie Muhammad, M.Si 1998 2004
2004 2009
12 Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla 2009 2014
2014 2019
2019 2024
SEJARAH PALANG MERAH REMAJA · PMR WIRA : Setingkat usia murid SLTA, 15 – 18 tahun, Badge
Palang Merah Remaja : wadah dari anggota remaja PMI, yang warna KUNING.
anggotanya dididik menjadi manusia yang berperikemanusiaan yang
disiapkan sebagai kader PMI yang baik dan mampu membantu tugas
TRI BAKTI PMR
kepalangmerahan.
Latar Belakang : 1. Meningkatkan Keterampilan Hidup Sehat

- Perang dunia I (1914-1918) saat terjadi peperangan di Australia, 2. Berkarya dan Berbakti Di Masyarakat.
Palang Merah Australia kekurangan tenaga penolong, akhirnya mereka
3. Mempererat Persahabatan Nasional dan Internasional.
mengerahkan anak-anak sekolah untuk membantu sesuai kemampuan,
lalu mereka tergabung dalam himpunan yang bernama Palang Merah
Remaja.
- Pada tahun 1919 dalam sidang Liga Perhimpunan Palang Merah
Internasional diputuskan bahwa gerakan Palang Merah Remaja menjadi
bagian dari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.
PMR di Indonesia :
Pada Kongres PMI ke-IV, Januari 1950 di Jakarta, PMI membentuk
Palang Merah Pemuda yang dipimpin oleh Ny. Siti Dasimah dan Paramita
abdurrahman. 1 Maret 1950 PMP didirikan secara resmi dan berganti
nama menjadi Palang Merah Remaja dengan dasar pendirian Surat Edaran
Dirjen Pendidikan No. 1.1-052.1974 tanggal 22 Juni 1974.

Keanggotaan PMR dibagi dalam tiga tingkatan antara lain :


· PMR MULA : Setingkat usia murid SD, 10 – 12 tahun, Badge
warna HIJAU.
· PMR MADYA : Setingkat usia murid SLTP, 12 – 15 tahun, Badge warna
BIRU.

Anda mungkin juga menyukai