NIM : 212364201015
SEMESTER : 3
(ICRC)
TUGAS ICRC
Pernyataan misi resmi ICRC berbunyi: Komite Internasional Palang Merah (ICRC)
adalah organisasi yang tidak memihak, netral, dan mandiri, yang misinya semata-mata
bersifat kemanusiaan, yaitu untuk melindungi kehidupan dan martabat para korban konflik
bersenjata dan situasi-situasi kekerasan lain dan memberi mereka bantuan. ICRC
mengarahkan dan mengkoordinasi kegiatan bantuan kemanusiaan dan berupaya
mempromosikan dan memperkuat hukum humaniter dan prinsip-prinsip kemanusiaan
universal. Tugas utama ICRC bersumber pada Konvensi Jenewa dan Statuta Gerakan, di
mana dikatakan bahwa tugas ICRC antara lain:
ICRC adalah satu-satunya institusi yang disebut secara eksplisit menurut Hukum
Humaniter Internasional (HHI) sebagai otorita pengawas. Mandat hukum ICRC bersumber
pada empat Konvensi Jenewa 1949, serta Statuta Gerakan. ICRC juga menjalankan tugas-
tugas yang tidak secara khusus diamanatkan oleh hukum, seperti mengunjungi tahanan politik
di luar konflik dan memberikan bantuan kemanusiaan dalam bencana alam.
ICRC merupakan asosiasi swasta yang terdaftar di Swiss dan mendapat hak-hak
istimewa dan kekebalan hukum di wilayah Swiss selama bertahun-tahun. Hak-hak istimewa
itu dikatakan mendekati kedaulatan de facto. Pada tanggal 19 Maret 1993, landasan hukum
perlakuan khusus untuk ICRC ditetapkan melalui perjanjian resmi antara Pemerintah Swiss
dan ICRC. Perjanjian ini melindungi "kesucian" (sanctity) semua properti ICRC di Swiss
termasuk kantor pusat dan arsip-arsip, memberi kekebalan hukum kepada anggota dan staf,
membebaskan ICRC dari semua pajak dan biaya, menjamin pengiriman barang, jasa, dan
uang yang dilindungi dan bebas kepabeanan, memberi ICRC privilese komunikasi yang aman
setara dengan kedutaan asing, dan menyederhanakan perjalanan ke dalam dan ke luar Swiss
bagi ICRC. Sebaliknya Swiss tidak mengakui passport yang dikeluarkan ICRC.
Berbeda dengan keyakinan umum, ICRC bukan entitas berdaulat seperti Orde
Penguasa Militer Malta (Sovereign Military Order of Malta) dan juga bukan merupakan
organisasi internasional, baik non-pemerintah (LSM) maupun antar pemerintah. ICRC
membatasi keanggotaannya hanya warga negara Swiss, dan juga tidak seperti kebanyakan
LSM, ICRC tidak memiliki kebijakan keanggotaan yang terbuka dan tak terbatas bagi semua
orang karena anggota baru dipilih oleh Komite (melalui suatu proses yang disebut
cooptation/pemilihan). Akan tetapi, sejak awal 1990-an, ICRC mempekerjakan orang-orang
dari seluruh dunia untuk bekerja dalam misi lapangan dan di Kantor Pusat. Pada tahun 2007,
hampir setengah staf ICRC bukan warga negara Swiss. ICRC mendapat privilese dan
kekebalan hukum di banyak negara, berdasarkan hukum nasional di negara-negara tersebut,
berdasarkan perjanjian antara ICRC dan pemerintah, atau, dalam beberapa kasus, berdasarkan
yurisprudensi internasional (seperti hak delegasi ICRC untuk tidak memberi kesaksian di
depan pengadilan internasional).
ICRC berawal dari visi dan tekad seseorang yaitu Henry Dunant. Tanggal: 24 Juni
1859. Tempat: Solferino, kota kecil di Italia utara. Pada waktu itu tengah pasukan Austria dan
Prancis bertempur sengit. Sore harinya, 40.000 prajurit bergeletakan tewas atau terluka.
Henry Dunant, seorang warga Swiss, kebetulan melewati daerah itu untuk suatu urusan
bisnis. Ia ngeri menyaksikan ribuan prajurit menderita tanpa pelayanan medis. Ia mengajak
penduduk setempat merawat mereka. Dia tekankan bahwa prajurit dari kedua belah pihak
harus diberi perawatan yang setara.
Konvensi ini berisi sepuluh pasal, menetapkan untuk pertama kali aturan-aturan yang
mengikat secara hukum dan menjamin netralitas dan perlindungan bagi tentara yang terluka,
personel medis lapangan, dan lembaga kemanusiaan khusus dalam konflik bersenjata. Selain
itu, konvensi juga menetapkan dua persyaratan terkait pengakuan perhimpunan bantuan
nasional oleh Komite Internasional:
Pada tahun 1867, Henry Dunant terpaksa menyatakan bangkrut karena kegagalan
bisnis di Aljazair, sebagian karena dia mengabaikan kepentingan bisnisnya selama aktivitas
tak kenal lelah-nya untuk Komite Internasional. Kontroversi seputar masalah bisnis Dunant
dan opini publik negatif yang berkembang, ditambah dengan konflik berkepanjangan dengan
Gustave Moynier, menyebabkan pencopotan Dunant dari posisinya sebagai anggota dan
sekretaris. Dia didakwa memalsukan kebangkrutan dan surat perintah penangkapan
dikeluarkan. Dunant terpaksa meninggalkan Jenewa dan tidak pernah kembali ke kota
asalnya. Pada tahun-tahun berikutnya, perhimpunan nasional didirikan di hampir semua
negara di Eropa. Pada tahun 1876, komite mengadopsi nama "Komite Internasional Palang
Merah" (ICRC), yang masih menjadi nama resmi hingga saat ini. Lima tahun kemudian,
Palang Merah Amerika didirikan atas upaya dari Clara Barton. Semakin banyak negara
menandatangani Konvensi Jenewa dan mulai menghormatinya di lapangan selama konflik
bersenjata. Dalam waktu yang relatif singkat, Palang Merah mendapatkan momentum besar
sebagai sebuah gerakan yang dihormati secara internasional, dan perhimpunan nasional
menjadi kian populer sebagai tempat untuk bekerja secara sukarela.
Pada tahun 1906, Konvensi Jenewa 1864 direvisi untuk pertama kali. Satu tahun
kemudian, Konvensi Den Haag X, diadopsi pada Konferensi Perdamaian Internasional Kedua
di Den Haag, memperluas ruang lingkup Konvensi Jenewa untuk perang di laut. Sesaat
sebelum pecahnya Perang Dunia Pertama pada tahun 1914, 50 tahun setelah berdirinya ICRC
dan pengadopsian Konvensi Jenewa pertama, sudah ada 45 perhimpunan bantuan nasional di
seluruh dunia. Gerakan telah menjangkau luar Eropa dan Amerika Utara hingga ke Amerika
Tengah dan Selatan (Argentina, Brasil, Chili, Kuba, Meksiko, Peru, El Salvador, Uruguay,
Venezuela), Asia (Republik Tiongkok, Jepang, Korea, Siam), dan Afrika (Republik Afrika
Selatan).
PERANG DUNIA I
Hadiah Nobel Perdamaian tahun 1922, menunjuk dua delegasi dari ICRC sebagai
deputinya. Setahun sebelum akhir perang, ICRC mendapat Hadiah Nobel Perdamaian pada
tahun 1917 atas pekerjaan yang luar biasa selama perang. Itu adalah satu-satunya Hadiah
Nobel Perdamaian yang diberikan pada periode 1914-1918. Pada tahun 1923, Komite
mengadopsi perubahan kebijakan mengenai pemilihan anggota baru. Hingga saat itu, hanya
warga dari kota Jenewa yang bisa bekerja di ICRC. Pembatasan ini diperluas untuk
mencakup warga negara Swiss. Sebagai konsekuensi langsung dari Perang Dunia I, satu
protokol tambahan dari Konvensi Jenewa diadopsi pada tahun 1925 yang melarang
penggunaan gas cekik atau gas racun dan unsur-unsur biologi sebagai senjata. Empat tahun
kemudian, Konvensi asli direvisi dan Konvensi Jenewa kedua mengenai "Perlakuan terhadap
Tawanan Perang" ditetapkan. Kejadian-kejadian selama Perang Dunia I dan kegiatan-
kegiatan ICRC secara signifikan meningkatkan reputasi dan kewenangan ICRC di antara
komunitas internasional dan membuat kompetensinya diperluas.
Di awal tahun 1934, rancangan usulan sebuah konvensi tambahan untuk perlindungan
penduduk sipil dalam konflik bersenjata diadopsi oleh Konferensi Internasional Palang
Merah. Sayangnya, mayoritas pemerintah kurang tertarik melaksanakan konvensi ini,
sehingga konvensi tersebut masih belum berlaku sebelum pecahnya Perang Dunia II.
PERANG DUNIA II
Pada tahun 1944, ICRC menerima Hadiah Nobel Perdamaian kedua. Seperti pada
Perang Dunia I, hadiah ini juga menjadi satu-satunya Nobel Perdamaian yang diberikan
selama periode utama Perang Dunia Kedua, 1939 sampai 1945. Di akhir perang, ICRC
bekerja sama dengan perhimpunan nasional Palang Merah untuk mengatur bantuan
kemanusiaan ke negara-negara yang paling parah kondisinya. Tahun 1948, Komite
mengeluarkan sebuah laporan kajian kegiatan-kegiatan selama perang, dari tanggal 1
September 1939 sampai 30 Juni 1947. Sejak Januari 1996, arsip ICRC untuk periode ini
dibuka untuk penelitian akademik dan publik.
Pada tanggal 12 Agustus 1949 revisi lanjutan atas dua Konvensi Jenewa sebelumnya
diadopsi. Konvensi tambahan tentang "Perbaikan Kondisi Angkatan Perang di Laut yang
Luka, Sakit dan Korban Kapal Karam", kini disebut Konvensi Jenewa kedua, dibawa dalam
payung Konvensi Jenewa sebagai pengganti Konvensi Den Haag 1907 X. Konvensi Jenewa
1929 mengenai "Perlakuan terhadap Tawanan Perang" mungkin menjadi Konvensi Jenewa
kedua dari sudut pandang sejarah (karena konvensi itu sebenarnya dirumuskan di Jenewa),
tapi setelah 1949 disebut Konvensi ketiga karena secara kronologis dirumuskan setelah
Konvensi Den Haag. Merespon pengalaman Perang Dunia II, Konvensi Jenewa Keempat,
sebuah Konvensi baru tentang "Perlindungan Penduduk Sipil pada Masa Perang," ditetapkan.
Selain itu, Protokol Tambahan I dan Protokol Tambahan II tanggal 8 Juni 1977 dimaksudkan
untuk membuat konvensi tersebut berlaku dalam konflik internal seperti perang sipil.
Protokol Tambahan III Konvensi Jenewa 1949 yang mengatur mengenai lambang pembeda
tambahan dengan menambahkan lambang baru, kristal merah, diadopsi pada tahun 2005. Saat
ini, empat konvensi dan protokol tambahan berisi lebih dari 600 pasal, perluasan yang luar
biasa jika dibandingkan dengan hanya 10 pasal dalam konvensi pertama tahun 1864.
Dalam perayaan seabad ICRC pada tahun 1963, ICRC dan Liga Perhimpunan Palang
Merah, mendapat Hadiah Nobel Perdamaian ketiga. Sejak tahun 1993, orang-orang non-
Swiss diperbolehkan bekerja sebagai delegasi ICRC di luar negeri, tugas yang sebelumnya
dibatasi hanya untuk warga negara Swiss. Sejak saat itu, kuota staf yang bukan warga negara
Swiss telah meningkat sekitar 35%.
Pada tanggal 16 Oktober 1990, Majelis Umum PBB memutuskan untuk memberikan
status pengamat kepada ICRC untuk sesi-sesi sidang umum dan pertemuan-pertemuan sub-
komite, status pengamat pertama yang diberikan kepada organisasi non-pemerintah. Resolusi
tersebut diusulkan bersama oleh 138 negara anggota dan diperkenalkan oleh duta besar Italia,
Vieri Traxler, untuk mengenang asal mula organisasi tersebut dari Pertempuran Solferino.
ICRC untuk pertama kali mengakhiri sikap bungkam kepada media yang lazim
dilakukannya dengan mengutuk Genosida yang terjadi di Rwanda pada tahun 1994. ICRC
berupaya mencegah kejahatan yang terjadi di sekitar Srebrenica pada tahun 1995 tetapi
kemudian membuat pernyataan, "Kami harus akui kendati berbagai upaya yang kami lakukan
untuk membantu ribuan warga sipil yang diusir secara paksa dari kota dan meskipun dedikasi
rekan-rekan kami di lapangan, dampak ICRC terhadap tragedi yang terungkap sangat
terbatas". ICRC kembali sekali lagi muncul ke publik pada tahun 2007 untuk mengutuk
"pelanggaran hak asasi manusia"oleh pemerintah militer Myanmar termasuk kerja paksa,
kelaparan, dan pembunuhan pria, wanita, dan anak-anak.
ORGANISASI
ICRC berkantor pusat di kota Jenewa, Swiss dan memiliki kantor-kantor di luar
negeri yang disebut Delegasi di sekitar 80 negara. Setiap delegasi berada di bawah tanggung
jawab seorang Kepala delegasi yang adalah perwakilan resmi ICRC di suatu negara. Dari
2.000 karyawan profesionalnya, sekitar 800 orang bekerja di kantor pusat Jenewa dan 1.200
ekspatriat bekerja di lapangan. Setengah dari pekerja lapangan bertugas sebagai delegasi
(delegate) yang mengatur operasi ICRC di negara-negara berbeda sedangkah separuh lainnya
adalah tenaga spesialis seperti dokter, agronomis, insinyur atau penterjemah. Di kantor
delegasi, staf internasional dibantu oleh sekitar 13.000 staf nasional, sehingga jumlah total
staf yang bekerja untuk ICRC sekitar 15.000 orang. Delegasi juga sering bekerja sama
dengan Perhimpunan Nasional Palang Merah/Bulan Sabit Merah dimana delegasi berada
sehingga bisa memanfaatkan relawan Palang Merah/Bulan Sabit Merah Nasional untuk
membantu sebagian operasi ICRC.
Struktur organisasi ICRC sulit dipahami oleh orang luar. Hal ini sebagian karena
kerahasiaan organisasi, tetapi juga karena strukturnya yang berubah-ubah. Majelis (Assembly)
dan Presiden (Presidency) adalah dua institusi yang telah lama ada, sedangkan Dewan
Majelis (Assembly Council) dan Direktorat (Directorate) baru dibentuk pada paruh kedua
abad kedua puluh. Keputusan sering kali dibuat secara kolektif, sehingga kewenangan dan
hubungan kekuasaan tidak kaku. Saat ini, organ terpenting adalah Directorate dan Assembly.
MAJELIS
Majelis (juga disebut Komite) mengadakan pertemuan secara teratur dan bertanggung
jawab mendefinisikan tujuan, pedoman, dan strategi dan mengawasi masalah keuangan
ICRC. Majelis memiliki keanggotaan maksimum 25 warga Swiss. Anggota harus fasih
Bahasa Prancis, tetapi banyak yang juga berbahasa Inggris dan Jerman. Para anggota Majelis
dipilih untuk jangka waktu empat tahun, dan tidak ada batasan berapa kali seorang anggota
Majelis bisa dipilih. Tiga perempat suara dari semua anggota dibutuhkan untuk terpilih
kembali setelah masa ketiga, yang mana ini menjadi motivasi bagi anggota untuk tetap aktif
dan produktif.
Pada tahun-tahun awal, anggota ICRC adalah orang Jenewa, Protestan, putih, dan
laki-laki. Wanita pertama, Renée-Marguerite Cramer, terpilih pada tahun 1918. Sejak saat itu,
beberapa orang wanita telah menjabat sebagai Wakil Presiden, dan jumlah wanita setelah
Perang Dingin telah mencapai sekitar 15%. Anggota non-Jenewa diterima pertama kali pada
tahun 1923, dan satu orang keturunan Yahudi pernah bertugas di Majelis.
DEWAN MAJELIS
PRESIDEN
Majelis juga memilih, untuk jangka waktu empat tahun, satu orang untuk menjadi
Presiden ICRC. Presiden adalah anggota Majelis dan pemimpin ICRC, dan presiden selalu
disertakan dalam Dewan Majelis sejak pembentukannya. Presiden secara otomatis menjadi
anggota kelompok tersebut setelah dia diangkat, tetapi ia tidak harus selalu berasal dari dalam
organisasi ICRC. Ada faksi yang kuat dalam Majelis yang ingin menjangkau ke luar
organisasi untuk memilih presiden dari pemerintah Swiss atau kalangan profesional seperti
perbankan atau kedokteran. Tiga presiden terakhir sebelumnya merupakan pejabat dalam
pemerintahan Swiss. Pengaruh dan peran presiden tidak terdefinisikan dengan baik, dan
perubahan tergantung pada waktu dan gaya pribadi masing-masing presiden. Sejak tahun
2000, presiden ICRC adalah Jakob Kellenberger, seorang penyendiri yang jarang membuat
penampilan diplomatik tetapi yang terampil dalam negosiasi pribadi dan nyaman dengan
dinamika Majelis. Pada bulan Februari 2007, dia diangkat oleh Majelis untuk periode empat-
tahun berikutnya yang akan berakhir pada tahun 2011. Presiden-presiden ICRC antara lain:
STAFF
Setelah ICRC berkembang dan kian terlibat secara langsung dalam konflik, terjadi
peningkatan jumlah staf dengan latar belakang profesional, bukan relawan, selama beberapa
tahun terakhir. ICRC hanya memiliki dua belas karyawan pada tahun 1914 dan 1.900 selama
Perang Dunia Kedua yang didukung 1.800 relawan. Jumlah staf yang dibayar menurun
setelah Perang Dunia I dan II, tetapi mengalami peningkatan kembali dalam beberapa
dasawarsa terakhir; secara rata-rata ada 500 staf lapangan tahun 1980-an dan lebih dari seribu
staff pada tahun 1990-an. Dimulai tahun 1970-an, ICRC menjadi lebih sistematis dalam
pelatihan untuk mengembangkan staf yang lebih profesional. ICRC menjadi karier yang
menarik bagi lulusan universitas terutama di Swiss, tetapi beban kerja sebagai karyawan
ICRC sukup menuntut. 15% dari staf keluar setiap tahun dan 75% karyawan bekerja kurang
dari tiga tahun. Staf ICRC multi-nasional dan sekitar 50% bukan warga negara Swiss pada
tahun 2004. Staf internasional ICRC dibantu dalam pekerjaan mereka oleh sekitar 13.000
karyawan nasional yang dipekerjakan di negara-negara di mana delegasi ada.
PENDANAAN
Anggaran ICRC pada tahun 2010 mencapai 1.156 juta franc Swiss (Rp11 triliun).
Seluruh dana yang diberikan kepada ICRC bersifat sukarela dan diterima sebagai sumbangan
berdasarkan dua jenis permintaan yang diajukan oleh Komite: Appeal Kantor Pusat yang
bersifat tahunan untuk menutup biaya-biaya internal dan Appeal Darurat untuk misi-misi
yang bersifat per kasus. Pendanaan ICRC berasal dari tiga kategori, yaitu negara, swasta dan
perhimpunan nasional. Negara-negara penyumbang ICRC antara lain Swiss, Amerika Serikat,
Australia, Kanada, Jepang, Selandia Baru, Negara-negara Eropa lainnya, dan Uni Eropa.
Negara-negara ini menyumbang sekitar 80-85% dari anggaran ICRC. Sekitar 3% berasal dari
hibah pihak swasta, dan sisanya berasal dari perhimpunan nasional.
EMBLEM / LAMBANG
Konferensi diplomatik yang diadakan di Jenewa pada tahun 1864 mengadopsi tanda
berupa palang merah di atas dasar putih, yang merupakan kebalikan dari bendera Swiss.
Namun, dalam perang Rusia-Turki 1876-1878, Kekaisaran Ottoman menyatakan akan
menggunakan tanda berupa bulan sabit merah, bukan palang merah, sebagai lambangnya dan
akan tetap menghormati lambang palang merah yang digunakan oleh pihak musuh. Setelah
itu, Persia juga memutuskan untuk menggunakan tanda yang lain, yaitu singa dan matahari
merah. Kedua lambang ini kemudian diakui oleh konferensi diplomatik yang diadakan pada
tahun 1929. Pada tahun 1980, Republik Islam Iran memutuskan untuk mengganti singa dan
matahari merah dengan bulan sabit merah. Lambang palang merah dan bulan sabit merah
berhak memperoleh penghormatan sepenuhnya berdasarkan hukum internasional. Namun,
kadang-kadang timbul persepsi di sementara kalangan bahwa kedua lambang ini memiliki
konotasi budaya, agama, atau politik tertentu. Hal ini dapat membahayakan pemberian
perlindungan bagi korban konflik bersenjata, dinas medis militer, dan pekerja kemanusiaan.
Selain itu, hingga belum lama ini, Perhimpunan Nasional yang tidak ingin
menggunakan lambang palang merah ataupun bulan sabit merah tidak dapat diakui sebagai
anggota penuh Gerakan. Ini mempersulit Gerakan mewujudkan prinsip kesemestaan
(universality), yang merupakan salah satu Prinsip Dasarnya, serta memperbesar kemungkinan
terus munculnya lambang-lambang baru. Untuk mengatasi masalah tersebut, diusulkan
pemberlakuan sebuah lambang baru yang bisa diterima oleh semua Perhimpunan Nasional
dan semua Negara. Gagasan ini sangat didukung oleh Gerakan dan kemudian terwujud pada
bulan Desember 2005, yaitu ketika sebuah konferensi diplomatik memutuskan untuk
mengakui kristal merah sebagai tanda pembeda bersama-sama dengan palang merah dan
bulan sabit merah.
PRINSIP-PRINSIP DASAR
Kegiatan ICRC dipandu oleh tujuh Prinsip Dasar yang ditaati bersama oleh ICRC dan
semua komponen lain Gerakan. Prinsip-prinsip tersebut –yaitu kemanusiaan, kesamaan,
kenetralan, kemandirian, kesukarelaan, kesatuan, dan kesemestaan– dikemukakan dalam
Statuta Gerakan dan menjadi nilai bersama yang membedakan Gerakan dari organisasi-
organisasi kemanusiaan lain. Gerakan telah memberi ICRC tugas menegakkan dan
mendiseminasikan prinsip-prinsip tersebut. Ketujuh Prinsip Dasar berikut ini
diproklamasikan dalam Konferensi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah ke-20
(Wina, 1965):
GERAKAN
KEGIATAN
Kegiatan ICRC terbagi dalam empat kategori, yakni perlindungan (protection),
bantuan (assistance), pencegahan (prevention) dan kerjasama (cooperation).