Sangiran adalah sebuah situs arkeologi (Situs Manusia Purba) di Jawa, Indonesia.
Sangiran terletak di sebelah utara Kota Solo dan berjarak sekitar 15 km (tepatnya di desa
krikilan, kec. Kalijambe, Kab.Sragen).
Manusia purba jenis ini, termasuk dalam kategori Homo karena termasuk dalam
manusia purba yang cerdas. Homo Soloensis hidup sekitar 900,000 sampai 300,000 tahun
yang lalu. Di perkirakan, makhluk satu ini adalah evolusi dari Pithecanthropus Mojokertensis.
Ciri-ciri Pithecanthropus Soloensis:
Memiliki volume otak antara 1000 sampai 1200 cc
Tinggi badan antara 130 sampai 210 cm
Otot tengkuk mengalami penyusutan
Muka tidak menonjol ke depan
Berdiri tegak dan berjalan lebih sempurna
Rahang bawah yang kuat
Hidungnya lebar
Tulang pipi yang kuat dan menonjol
Pemakan tumbuhan dan hewan yang di jadikan santapan
c. Pithecanthropus Mojokertensis
Homo Erectus adalah hal yang paling penting dalam sebuah tahap, sebelum memasuki
Homo Sapiens, yaitu manusia modern. Manusia purba ini, memiliki arti nama yang berarti,
manusia kera yang dapat berdiri. Fosil homo erectus yang di temukan di Indonesia ada 50%
dari populasi Homo erectus di dunia. Ciri-ciri Homo Erectus:
Tulang kening menonjol
Orbit mata persegi
Pipi lebar menonjol
Mulut menjorok ke depan
Tengkuk dan geraham gigi yang kuat
Tubuhnya belum tegap sempurna
Hidungnya tebal
Dahinya lebih menonjol dan lebar
Tingginya 165 cm sampai 180 cm
Volume otak 750 cc sampai 1350 cc
Trinil adalah sebuah desa di pinggiran Bengawan Solo, masuk wilayah administrasi
kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Tinggalan purbakala lebih dulu ditemukan di daerah ini jauh
sebelum vonkoenigswald menemukan sangiran pada 1934. Ekskavasi yang dilakukan oleh
Eogene Dubois di Trinil telah membawa penemuan sisa-sisa manusia purba yang sangat
berharga bagi dunia pengetahuan. Penggalian Dubois dilakukan pada endapan alluviar
Bengawan Solo dari lapisan ini ditemukan atap tengkorak pithecantheropus erectus, dan
beberapa buah tulang paha (utuh dan fragmen) yang menunjukan oemiliknya telah berjalan
tegak.