Anda di halaman 1dari 11

MATERI SEJARAH INDONESIA WAJIB

KELAS X SEMUA PROGRAM

(BAHAN AJAR TIGA)

SEMESTER GANJIL, TAHUN PELAJARAN 2020-2021

KOMPETENSI DASAR
3.3 . Menganalisis kehidupan manusia purba dan asal-usul nenek moyang
bangsa Indonesia (Melanesoid, Proto, dan Deutero Melayu).

4.3. Menyajikan informasi mengenai kehidupan manusia purba dan asal-usul nenek
moyang bangsa Indonesia (Melanesoid, Proto, dan Deutero Melayu) dalam bentuk
tulisan

MATERI PELAJARAN
Indonesia Zaman Praaksara: Awal Kehidupan Manusia Indonesia

 Manusia purba
 Asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia

A. Manusia Purba Indonesia

1. Definisi manusia purba


Manusia purba atau manusia prasejarah adalah manusia yang hidup pada
jutaan tahun yang lalu. Secara umum, manusia purba merupakan manusia yang hidup
sebelum tulisan ditemukan. Jenis-jenis manusia purba yang ada di dunia juga
memiliki banyak suku dan ras.

Beberapa peneliti mengatakan bahwa manusia purba adalah nenek moyang


dari manusia modern saat ini. Karakteristik yang menonjol dari manusia purba adalah
mereka hidup secara nomaden atau hidup berpindah tempat. Hal itu karena mereka
masih hidup yang sangat bergantung dari sumber daya alam.

Saat sumber daya alam di kawasan sekitar mereka sudah habis atau sulit
ditemukan, maka mereka akan berpindah ke wilayah lain. Mereka hidup secara
berkelompok sehingga mereka akan mencari tempat yang baru secara bersama.

1
Dari banyaknya kelompok manusia purba di berbagai wilayah di dunia
membuat banyak jenis-jenis manusia purba. Selain dari letak geografis yang
membedakan jenis-jenis manusia purba, perubahan zaman juga memengaruhi

2. Jenis-jenis manusia purba di Indonesia


Jenis-jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia diidentifikasi
berdasarkan penemuan fosil di beberapa wilayah seperti Mojokerto,
Ngandong, Solo, Pacitan dan Sangiran. Sebenarnya penemuan manusia purba
di Indonesia sudah ada lama sejak abad ke 18.

 Meganthropus Palaeojavanicus
Jenis manusia purba ini ditemukan pada sekitar tahun 1936 di kawasan
Sangiran. Jenis manusia ini diperkirakan hidup sekitar satu hingga dua juta
tahun yang lalu. Fosil dari manusia Meganthropus ini adalah manusia yang
memiliki tubuh tinggi yang ditemukan oleh arkeolog asal Belanda, Van
Koenigswald. Ciri-ciri dari manusia purba ini memiliki tulang pipi yang tebal,
otot rahang kuat, bentuk tubuh yang tegap, tulang kening yang menonjol, tak
memiliki dagu serta memiliki bentuk kepala dengan tonjolan di belakang yang
tajam.

 Pithecanthropus Erectus
Jenis-jenis manusia purba selanjutnya adalah Pithecanthropus Erectus yang
diperkirakan hidup di Indonesia pada satu hingga dua juta tahun yang lalu.
Fosil pertamanya ditemukan pada fosil bagian geraham di daerah Lembah
Bengawan Solo, daerah Trinil. Penemunya ialah Eugene Dubois tahun 1890.
Pithecanthropus Erectus memiliki ciri – ciri tengkuk dan geraham (gigi) yang
kuat, tubuhnya belum tegap sempurna, hidungnya tebal, dahinya lebih
menonjol dan lebar, rata-rata tingginya 165 cm sampai 180 cm. Memiliki otak
sekitar 750 cc hingga 1350 cc.
 Pithecanthropus Soloensis
Fosil manusia purba ini ditemukan di daerah Ngandong, Solo. Diberi nama
Pithecanthropus Soloensis karena ditemukan di Solo.
Ciri-ciri manusia purba ini yaitu memiliki tulang belakang menonjol, rahang
bawah yang kuat, hidungnya lebar dan tulang pipi yang kuat serta menonjol.
Pithecanthropus Soloeinsis memiliki perkiraan tinggi sekitar 165 hingga 180
cm. Ia adalah pemakan tumbuhan dan kerap juga berburu hewan untuk

2
dijadikan santapan. Fosilnya ditemukan sekitar tahun 1931 hingga 1933 oleh
Openorth dan Van Koenigswald.
 Pithecanthropus Mojokertensis.
Tak hanya di Solo, di daerah Mojokerto juga ditemukan fosil manusia purba.
Van Koenigswald kembali menemukan fosil pada tahun 1939 di Mojokerto,
Jawa Timur. Pertama kali ia menemukan fosil manusia purba yang
diperkirakan masih berusia 6 tahun. Lalu tahun 1936, Widenreich menemukan
fosil lagi di kota yang sama.
Ciri-ciri Pithecanthropus Mojokertensis yaitu memiliki tulang tengkorak yang
tebal, tingginya sekitar 165 sampai 180 cm, tak memiliki dagu dan memiliki
badan tegap. Saat penemuan, fosil Pithecanthropus Mojokertensis hancur saat
sedang proses penggalian.
 Homo Floresiensis
Menggunakan sebutan ‘homo’ karena pada manusia purba ini telah memiliki
kebiasaan yang hampir mirip dengan manusia modern saat ini. Mereka telah
mengerti berbagai kegiatan dan disebut juga sebagai mahkluk ekonomi.
Homo Floresiensis ditemukan di Pulau Flores Nusa Tengara dan diperkirakan
hidup 12 ribu tahun yang lalu. Jenis manusia purba ini telah mampu hidup
berdampingan dengan jenis-jenis manusia purba lainnya. Ciri-ciri manusia
purba ini hanya memiliki tinggi badan satu meter, bentuk dahinya sempit dan
tak menonjol, tulang rahangnya menonjol, volume otak 380 cc serta tengkorak
kepalanya yang kecil.
 Homo Wajakensis
Manusia purba Homo Wajakensis hidup di zaman yang lebih modern dari
sebelumnya. Hal ini dibuktikan dengan penemuan peralatan yang bersamaan
dengan fosil ini. Eugene Dubois menemukan fosil Homo Wajakensis di daerah
Campur Darat Tulungagung Jawa Timur.
Ciri-cirinya ia memiliki bentuk wajah dan hidung datar dan lebar, tulang
pipinya menonjol ke samping, letak hidung dan mulut sedikit jauh, tinggi 130
sampai 210 cm dan mampu berjalan tegap.

3
 Homo Soloensis
Selain Pitecanthropus (manusia kera), di Solo juga ditemukan fosil Homo
Soloensis. Dikategorikan ‘homo’ karena manusia purba ini tergolong lebih
cerdas. Weidenrich dan Koenigswald menemukannya tahun 1931. Mereka
diperkirakan hidup sekitar 300.000 sampai 900.000 tahun yang lalu.
Ciri-ciri manusia purba ini memiliki volume otak 1000cc hingaa 1300 cc,
tinggi badannya mencapai 130 hingga 210 cm, tubuhnya tegap dan memiliki
struktur tulang wajah yang tidak mirip dengan manusia kera.
 Homo Sapiens
Pasti kalian sudah tak asing dengan nama manusia purba satu ini. Jenis
manusia purba ini adalah jenis manusia purba yang usianya paling muda
ditemukan dan mendekati seperti manusia modern saat ini.
Jenis manusia purba ini telah mengenal kehidupan sosial dan berpikir cerdas.
Bentuknya juga mirip dengan manusia seperti bentuk tengkuk yang sudah
kecil, tulang wajah tidak menonjol, memiliki dagu dan tulang rahang yang
tidak terlalu kuat dan volume otak antara 1000 sampai 1200 cc.

4
B. Asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia
Indonesia adalah bangsa yang memiliki keberagaman yang sangat banyak dan unik, terdapat
lebih dari 300 etnis atau suku bangsa yang mendiami berbagai pulau di Indonesia. Mulai dari
Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua, belum lagi pulau-pulau kecil yang tidak
bisa kita lupakan begitu saja. Dengan keberagaman ini, tentu akan muncul pertanyaan, dari
manakah asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia?

Teori Asal-Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Teori asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia biasanya akan didasarkan pada dua
hal, pertama adalah dasar atas kesamaan bentuk fisik dan yang kedua adalah kesamaan dari
akar bahasa yang digunakan. Sudah banyak ahli yang sejak lama memiliki pandangan yang
berbeda akan hal ini. Tiap ahli juga memiliki alasan kuat yang mendasari teori yang mereka
kemukakan.

Tetapi dalam catatan dan berbagai penemuan fosil manusia purba di Indonesia,
menyebutkan bahwa nenek moyang Indonesia sebenarnya sudah ada sejak 3000 tahun
sebelum masehi. Namun masih ada teori lainnya yang mencoba menjelaskan hal ini, berikut
ini adalah teori dari ahli yang bisa dijadikan sebagai sebuah acuan untuk mencari tahu asal-
usul dari nenek moyang bangsa Indonesia.

5
 Teori dari Drs. Moh. Ali (Teori Yunan)

Ini adalah salah satu teori yang banyak diketahui dan juga dipelajari di sekolah.
Teori Yunan menyatakan bahwa asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia
berasal dari Yunan, sebuah wilayah di Tiongkok Selatan. Drs. Moh. Ali meyakini
akan hal ini. 

Orang-orang China kuno dipercaya masuk ke Nusantara melalui hulu-hulu


sungai besar di daratan Asia. Mereka juga diyakini datang secara bergelombang.
Gelombang pertama dikenal dengan sebutan bangsa Proto Melayu atau Melayu
Muda yang datang mulai dari 3000 hingga 1500 tahun sebelum masehi. Ciri-ciri
dari gelombang ini adalah kebudayaan neolitikum dan menggunakan perahu
bercadik satu.

Sedangkan gelombang kedua disebut sebagai bangsa Deutro Melayu atau Melayu
muda sekitar 1500 hingga 500 tahun sebelum masehi. Ciri yang menonjol adalah
penggunaan perahu bercadik dua.

 Teori dari Prof. Dr. H. Kern

Prof. Dr. H. Kern yang berasal dari Belanda ini berpendapat bahwa orang
Indonesia berasal dari daratan Asia. Dasar dari pendapat beliau adalah pada
kesamaan bahasa yang digunakan. Menurutnya orang yang hidup di wilayah
Indonesia, Polinesia, Melanesia dan Mikronesia memiliki kemiripan bahasa,
yakni bersumber dari rumpun Austronesia (berasal dari Austria).

Bangsa Indonesia berasal dari satu daerah yang menggunakan bahasa Campa
(bahasa yang kini dipakai di Kamboja). Kern menemukan banyak kesamaan
istilah geografis, istilah binatang dan nama alat perang kuno yang pernah
digunakan.

 Teori dari Prof. Dr. Sangkot Marzuki

Nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari dataran Austronesia (berasal dari
Austria). Prof. Dr. Sangkot Marzuki mendasarkan pendapatnya berdasarkan
pada penemuan DNA fosil manusia purba. Beliau juga menyanggah bahwa
bangsa Indonesia berasal dari Yunan, China. Menurut beliau, manusia purba
jenis Pithecanthropus Erectus tidak ada kelanjutannya pada manusia sekarang.
Jenis tersebut telah punah dan digantikan oleh jenis baru yang fosilnya
ditemukan di Afrika, dan hingga kini masih diyakini sebagai nenek moyang
manusia.

6
 Teori dari Prof. Mohammad Yamin

Teori dari Prof. Mohammad Yamin ini mencoba untuk menyangkal teori-teori di
atas. Beliau berpendapat bahwa orang Indonesia berasal dari dalam Indonesia
sendiri bukan berasal dari luar. 

Salah satu hal yang coba dijadikan sebagai bukti utama adalah fosil-fosil manusia
purba dan artefak yang ditemukan di Indonesia lebih lengkap dan banyak
dibandingkan fosil yang ditemukan di luar negeri. Misalnya saja temuan
Pithecanthropus soloensis dan wajakensis

Teori dari Drs. Moh. Ali (Teori Yunan)

Ini adalah salah satu teori yang banyak diketahui dan juga dipelajari di sekolah. Teori
Yunan menyatakan bahwa asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari
Yunan, sebuah wilayah di Tiongkok Selatan. Drs. Moh. Ali meyakini akan hal ini. 

Orang-orang China kuno dipercaya masuk ke Nusantara melalui hulu-hulu sungai


besar di daratan Asia. Mereka juga diyakini datang secara bergelombang. Gelombang
pertama dikenal dengan sebutan bangsa Proto Melayu atau Melayu Muda yang
datang mulai dari 3000 hingga 1500 tahun sebelum masehi. Ciri-ciri dari gelombang
ini adalah kebudayaan neolitikum dan menggunakan perahu bercadik satu.

Sedangkan gelombang kedua disebut sebagai bangsa Deutro Melayu atau Melayu
muda sekitar 1500 hingga 500 tahun sebelum masehi. Ciri yang menonjol adalah
penggunaan perahu bercadik dua.

Teori dari Prof. Dr. H. Kern

Prof. Dr. H. Kern yang berasal dari Belanda ini berpendapat bahwa orang Indonesia
berasal dari daratan Asia. Dasar dari pendapat beliau adalah pada kesamaan bahasa
yang digunakan. Menurutnya orang yang hidup di wilayah Indonesia, Polinesia,
Melanesia dan Mikronesia memiliki kemiripan bahasa, yakni bersumber dari rumpun
Austronesia (berasal dari Austria).

Bangsa Indonesia berasal dari satu daerah yang menggunakan bahasa Campa (bahasa
yang kini dipakai di Kamboja). Kern menemukan banyak kesamaan istilah geografis,
istilah binatang dan nama alat perang kuno yang pernah digunakan.

7
8 JENIS MANUSIA PURBA INDONESIA
1. Meganthropus Palaeojavanicus

Jenis manusia purba yang pertama adalah Meganthropus Palaeojavanicus yang ditemukan
di kawasan Sangiran, Jawa Tengah. Jenis manusia purba ini ditemukan pada tahun 1936
oleh arkeolog Belanda yaitu Van Koenigswald. Berdasarkan hasil penelitian, diperkirakan
manusia purba ini hidup sekitar 1 – 2 juta tahun yang lalu. Fosil dari manusia purba jenis ini
dikatakan mempunyai postur tubuh yang cukup tinggi. Bukan hanya postur tubuh tinggi,
manusia purba Meganthropus Palaeojavanicus juga mempunyai beberapa ciri khas lain.
Seperti tulang pipi yang tebal, oto rahang kuat, bentuk tubuh yang tegap, tulang kening
menonjol, bentuk kepala bagian belakang yang lebih tajam, serta tidak memiliki dagu.

2. Pithecanthropus Erectus

Jenis manusia purba berikutnya adalah Pithecanthropus Erectus. Fosil manusia purba jenis
ini ditemukan oleh peneliti yang bernama Eugene Dubois pada tahun 1980, di daerah
Lembah Bengawan Solo. Dalam penemuan pertamanya ditemukan fosil yang diperkirakan
sebagai gigi geraham dari Pithecanthropus Erectus. Pithecanthropus Erectus ini dikatakan
telah hidup pada 1 – 2 juta tahun yang lalu. Berbeda dengan Meganthropus
Palaeojavanicus, manusia purba jenis ini mempunyai ciri-ciri tersendiri. Seperti gigi geraham
yang kuat, hidung tebal dahi yang lebih menonjol dan lebar, serta postur badan yang
belum tegap sempurna. Rara-rata tinggi badannya berkisar antara 165 – 180cm. Selain itu,

8
Pithecanthropus Erectus dikatakan mempunyai otak sekitar 750 cc hingga 1350 cc.

3. Pithecanthropus Soloensis

Jenis manusia purba berikutnya ditemukan di daerah Nagndong, Solo, Jawa Tengah, yaitu
Pithecanthropus Soloensis. Jenis manusia purba yang satu ini ditemukan oleh Openorth
dan Van Koenigswald pada tahun 1931 – 1933. Manusia purba jenis Pithecanthropus ini
diberikan nama belakang Soloensis sesuai dengan daerah ditemukannya, yaitu Solo.
Manusia purba Pithecanthropus Soloensis ini mempunyai beberapa ciri khas yang
membedakan dari jenis manusia purba lain. Seperti tulang belakang yang menonjol, rahang
bawah yang kuat, hidung lebar, serta tulang pipi yang kuat dan menonjol. Tinggi dari
Pithecanthropus Soloensis sendiri diperkitakan sekitar 165 -180 cm. Berdasarkan hasil
penelitian, dikatakan bahwa jenis manusia purba ini dulunya adalah pemakan tumbuhan
dan hewan dari hasil buruannya.

4. Pithecanthropus Mojokertensis

Jenis manusia purba Pithecanthropus selanjutnya adalah Pithecanthropus Mojokertensis.


Sesuai namanya, jenis manusia purba yang satu ini ditemukan di daerah Mojokerto, Jawa
Timur oleh Van Koenigswald pada tahun 1939. Dalam penemuannya, Van Koenigswald
memperkirakan fosil manusia purba yang didapatnya masih berusia 6 tahun. Lalu beberapa
tahun kemudian, peneliti lain yang bernama Widenreich menemukan fosil lagi di kota yang
sama. Di sini, manusia purba Pithecanthropus Mojokertensis memiliki ciri-ciri seperti tulang
tengkorak yang tebal, tidak memiliki dagu, berbadan tegap, dan tinggi badan diperkirakan

9
sekitar 165 -180 cm. Diketahui, fosil Pithecanthropus Mojokertensis justru hancur saat
sedang dilakukan proses penggalian.

5. Homo Floresiensis

Jenis manusia purba selanjutnya adalah Homo Floresiensis. Sesuai dengan nama
belakangnya, jenis manusia purba ini ditemukan di daerah Pulau Flores Nusa Tenggara
yang diperkirakan hidup 12 ribu tahun yang lalu. Dikatakan, konon manusia purba ini dapat
hidup berdampingan dengan jenis manusia purba lainnya. Selain itu, disebutkan
penggunaan kata ‘homo’ sendiri karena jenis manusia purba yang satu ini sudah memiliki
kemiripan dengan manusia modern saat ini. Dilihat dari ciri-ciri penampilan fisiknya,
manusia purba jenis Homo Floresiensis mempunyai postur badan yang cukup tinggi,
bentuk dahi yang lebih sempit dan tidak menonjol, tulang rahang menonjol, volume otak
380 cc, serta tulang tengkorak yang lebih kecil.

6. Homo Wajakensis

Jenis manusia purba yang ditemukan di Indoensia berikutnya adalah Homo Wajakensis.
Manusia purba jenis ini ditemukan di daerah Tulungagung, Jawa Timur oleh Eugene Dubois.
Dikatakan bahwa manusia purba ini hidup di zaman yang lebih modern. Hal ini didasari oleh
peralatan yang ditemukan secara bersamaan dengan fosil manusia purba ini. Dari ciri-ciri
fisiknya, Homo Floresiensis mempunyai bentuk wajah dan hidung yang datar dan lebar.
tulang pipi yang menonjol ke samping, serta letak hidung dan mulut yang sedikit jauh.
Bukan hanya itu, Homo Floresiensis diperkirakan mempunyai tinggi bandan sekitar 130 –

10
210 cm serta sudah mampu berjalan tegap.

7. Homo Soloensis

Jenis manusia purba yang ditemukan di daerah Solo berikutnya adalah Homo Soloensis.
Manusia purba jenis ini ditemukan oleh Weidenrich dan Koenigswald pada tahun 1931.
Diperkirakan manusia purba ini sudah ada sejak 300 – 900 ribu tahun yang lalu.
Berdasarkan hasil penelitian, Homo Soloensis mempunyai ciri-ciri fisik seperti tinggi badan
yang berkisar antara 130 - 210 cm, dapat berjalan dengan tegap, serta struktur tulang
wajah yang sudah tidak menyerupai manusia kera seperti yang lain. Selain itu, manusia
purba ini juga tergolong sebagai manusia cerdas.

8. Homo Sapiens

Jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia terakhir adalah Homo Sapiens. Dikatakan,
bahwa manusia purba jenis ini merupakan manusia purba paling muda yang ditemukan
dengan ciri-ciri yang mendekati manusia modern saat ini. Di mana manusia purba jenis ini
telah mengenal kehidupan sosial serta dapat berpikir dengan cerdas. Bukan hanya itu,
bentuk fisiknya pun sudah menyerupai manusia modern saat ini. Seperti tengkuk yang
berbentuk lebih kecil, tulang wajah tidak menonjol, memiliki dagu, tulang rahang yang
tidak terlalu kuat, serta volume otak yang berkisar antara 1000 – 1200 cc. Homo sapiens
ini juga tergolong sebagai manusia cerdas yang dapat berpikir.

11

Anda mungkin juga menyukai