Anda di halaman 1dari 20

PELAJARAN 2

TENTANG KETERAMPILAN TATA BUSANA

STANDAR KOMPETENSI :

1. Menjelaskan tentang Keterampilan di Madrasah Aliyah


2. Menjelaskan tentang Tujuan Pelajaran Keterampilan Tata Busana
3. Menjelaskan tentang Pengertian Tata Busana
4. Menjelaskan tentang Tujuan Berpakaian
5. Menjelaskan tentang Keuntungan belajar Keterampilan Tata Busana

WAKTU : 2 Jam Pelajaran/ minggu (1 x pertemuan)

INDIKATOR :

1. Peserta didik dapat menjelaskan tentang Keterampilan di Madrasah Aliyah


2. Peserta didik dapat menjelaskan tentang Tujuan Pelajaran Keterampilan
Tata Busana
3. Peserta didik dapat menjelaskan tentang Pengertian Tata Busana dan
menata busana.
4. Peserta didik dapat menjelaskan tentang Tujuan berpakaian
5. Peserta didik dapat menjelaskan tentang Keuntungan belajar Keterampilan
Tata Busana

URAIAN MATERI :

A. KETERAMPILAN DI MADRASAH ALIYAH

Apa yang dimaksud dengan keterampilan? Keterampilan merupakan mata


pelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat dalam berbagai
pengalaman aplikatif, apresiatif dan pengalaman berkreasi untuk menghasilkan suatu
produk berupa benda nyata yang bermanfaat langsung bagi kehidupan.
Keterampilan adalah suatu kegiatan motorik yang terorganisir menghasilkan
produk dan keahlian produktif.
Keterampilan adalah mata pelajaran yang berisi kemampuan perceptual,
apresiatif, kreatif, dan produktif dalam menghasilkan produk kerajinan dan produk
teknologi.
Keterampilan membuka kesempatan kepada siswa untuk berintegrasi dengan
pengetahuan lain yang telah siswa pelajari. Seluruh aktivitas pembelajaran akan
memberikan bekal pada siswa agar inovatif, adaptif, dan kreatif melalui pengalaman
belajar yang menekankan pada aktivitas fisik dan mental sehingga pengalaman siswa
menjadi kaya dan beragam.
Pengertian keterampilan dalam konteks pembelajaran mata pelajaran
keterampilan adalah, usaha untuk memperoleh kompetensi cekat, cepat, dan tepat
dalam menghadapi permasalahan belajar.
Dalam pembelajaran keterampilan dirancang sebagai komunikasi belajar untuk
mengubah perilaku peserta didik menjadi cekat, cepat, dan tepat melalui
pembelajaran kerajinan dan teknologi rekayasa dan teknologi pengolahan. Perilaku
terampil ini dibutuhkan dalam keterampilan hidup di masyarakat.
Dalam uraian tersebut, secara subtansi, bidang Keterampilan mengandung
kinerja kerajinan dan teknologis.
Istilah kerajian berangkat dari kecakapan melaksanakan, mengolah dan
mencipta dengan dasar kinerja psikomotorik-skills. Keterampilan berisi kerajinan
tangan tangan membuat (creation with innovation) benda pakai atau fungsional.
Keterampilan teknologi terdiri dari Teknologi Rekayasa (Enginering) dan
Teknologi Pengolahan. Teknologi Rekayasa berisi keterampilan menguraikan dan
menyusun kembali hasil teknologi seperti: otomotif, elektronika, pertukangan,
maupun mesin. Keterampilan Teknologi Pengolahan yaitu keterampilan mengubah
fungsi, bentuk, sifat, kualitas bahan maupun perilaku obyek. Materi ini berisi
teknologi pangan, teknologi tata busana, teknologi pengolahan tanaman. 1

Mengapa harus belajar keterampilan ?

Dengan belajar keterampilan, kita akan diajak untuk berfikir kreatif dan
trampil menciptakan benda-benda dan memproduksi benda serta melakukan
kegiatan yang berguna dan bermanfaat.
Dalam rangka meningkatkan kinerja seorang individu, maka salah satu factor
penunjang adalah tingkat keterampilan personal individu itu sendiri. Semakin tinggi
tingkat keterampilan seseorang, maka akan dapat meningkatkan kinerja. Apa
sebenarnya pengertian keterampilan (skill) itu ?.

1
Aksay.multiply.com/journal/item/20
1. Menurut Gordon (1994:55) pengertian keterampilan adalah kemampuan untuk
mengoperasikan pekerjaan secara mudah dan cermat. Pengertian ini biasanya
cenderung pada aktivitas psikomotor.
2. Menurut Nadler (1986:73) pengertian keterampilan (skill) adalah kegiatan yang
memerlukan praktek atau dapat diartikan sebagai implikasi dari aktivitas.
3. Menurut Dunnette (1976:33) pengertian keterampilan adalah kapasitas yang
dibutuhkan untuk melaksanakan beberapa tugas yang merupakan pengembangan
dari hasil training dan mengalaman yang didapat.
4. Menurut Iverson (2001:133) mengatakan bahwa selain training yang diperlukan
untuk mengembangkan kemampuan, keterampilan juga membutuhkan kemampuan
dasar (basic ability) untuk melakukan pekerjaan secara mudah dan tepat.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa


keterampilan (skill) berarti kemampuan untuk mengoperasikan suatu pekerjaan
secara mudah dan cermat yang membutuhkan kemampuan dasar.

Menurut Robbins (2000:494-495) pada dasarnya keterampilan dapat


dikatagorikan menjadi empat, yaitu:
a. Basic Literacy Skill.
Keahlian dasar merupakan keahlian seseorang yang pasti dan wajib dimiliki oleh
kebanyakan orang, seperti membaca, menulis, dan mendengar.
b. Technical Skill.
Keahlian tehnik merupakan keahlian seseorang dalam mengembangkan tehnik
yang dimiliki, seperti menghitung secara tepat, mengoperasikan computer.
c. Interpersonal Skill.
Keahlian interpersonal merupakan kemampuan seseorang secara efektif untuk
berinteraksi dengan orang lain maupun dengan rekan kerja, seperti menjadi
pendengar yang baik, menyampaikan pendapat secara jelas dan bekerja dalam
satu team.
d. Problem Solving.
Menyelesaikan masalah adalah proses aktivitas untuk menajamkan logika,
berargumentasi dan menyelesaikan masalah serta kemampuan untuk mengetahui
penyebab, mengembangkan alternative dan menganalisa serta memilih
penyelesaian yang baik.2

Salah satu yang harus dikuasai dalam kehidupan di masyarakat adalah


mempunyai keterampilan atau kecakapan untuk hidup ( skilss). Skills terbagi atas

2
Id.shvoong.com/business-management/human-resources/2197108-pengertian-keterampilan-dan-jenisnya/
kemampuan hard skills dan soft skills. Kemampuan hard skills adalah kemampuan
melatih terhadap psikomotorik, misalnya keterampilan dan pelatihan dalam
menciptakan suatu produk.

Kemampuan soft skills adalah kemampuan mengelola, memanage, interpersonal


dan intra personal skills. Kehidupan ini tidak hanya harus pandai dalam ilmu
pengetahuan belaka, namun juga harus menguasai keterampilan dalam bidang apa
saja untuk bekal kehidupannya kelak. Dengan belajar keterampilan, kita akan diajak
untuk berfikir kreatif dan trampil menciptakan benda-benda dan memproduksi
benda serta melakukan kegiatan yang berguna dan bermanfaat.

B. TUJUAN PELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA

Evaluasi pembelajaran berbasis kompetensi dilaksanakan secara


berkesinambunangan pada setiap akhir tahapan kegiatan belajar siswa yang
dirumuskan dalam setiap tujuan pembelajaran khusus.

Semua siswa (secara individual) harus menyelesaikan semua tahap kegiatan


belajarnya, dalam upayanya mencapai tujuan belajar umum, dimana guru
mengobservasikan ketuntasan belajar siswa setiap tahapan dan mengukurnya sesuai
dengan standar performansi yang harus diunjuk kerjakan siswa, seperti yang
dirumuskan dalam indicator keberhasilan pembelajaran.

Berdasarkan matriks perencanaan dan pengembangan kegiatan pembelajaran,


dapat dibuat matriks evaluasi proses dan hasil belajar berbasis kompetensi.
Pendidikan berbasis luas yang berorientasi kepada kecakapan hidup dilaksanakan
dengan pembelajaran berbasis kompetensi.

Materi pelajaran esensial yang minimal (minimum learning material) harus


dikuasai dan dimiliki siswa, dapat diambil dari kurikulum 1994, melalui analisis
materi pelajaran (AMP).

Kompetensi dasar akademik diperoleh siswa dalam pembelajaran siswa aktif


yang mengitegrasikan methodological objectives dan content objectives.
Gambar 1
Siswa Madrasah Aliyah sedang praktek kagiatan Tata Busana

Tujuan pembelajaran kecakapan hidup (life skills) diperoleh siswa dalam


pembelajaran selanjutnya yaitu kegiatan aplikasi konsep (life skill objectives) dalam
kehidupan sehari-hari. Kompetensi dasar diperoleh siswa dalam kegiatan
pembelajaran intra kurikuler, dengan sasaran penguasaan materi pelajaran minimal
yang harus dikuasai secara tuntas (mastery learning). Materi pelajaran yang kurang
penting dapat dijadikan bahan bahan pembelajaran ko-kurikuler, misalnya dalam
bentuk tugas pengembangan atau pekerjaan rumah, yang berorientasi pada
pengembangan wawasan keilmuan siswa.3
Pelajaran keterampilan yang diajarkan pada Madrasah-madrasah aliyah dewasa
ini menjadi kewajiban karena banyak lulusan Madrasah Aliyah yang tidak dapat
melanjutkan ke perguruan tinggi, dan tidak dapat bekerja karena tidak mempunyai
keterampilan. Salah satu materi pelajaran keterampilan yang diberikan pada
Madrasah Aliyah adalah Keterampilan Tata Busana.
Berbusana merupakan salah satu kebutuhan primer bagi manusia yaitu
kebutuhan sandang selain kebutuhan pangan yang harus depergunakan sehari-hari.
Pembelajaran keterampilan Tata Busana ini tidak dibatasi oleh jenis kelamin, karena
kebutuhan berbusana dikenakan oleh semua orang baik pria maupun wanita. Jadi jika
seseorang laki-laki yang mempelajari pelajaran keterampilan baik tata busana
ataupun tata boga, tidaklah akan mengubah statusnya menjadi wanita atau waria.
Ilmu pengetahuan apapun tidak mengenal gender, karena itu setiap ilmu yang
dipelajari tidak akan mengubah status seseorang, misalnya seorang siswi berubah
menjadi kepria-pria-an karena belajar keterampilan otomotif, atau reperasi sepeda
motor, demikian sebaliknya.

3
Elearning.unesa.ac.id/tag/tujuan-pendidikan-keterampilan
C. PENGERTIAN TATA BUSANA

Asal kata Busana

Kata “busana” diambil dari bahasa Sansekerta “bhusana”. Dalam bahasa


Indonesia terjadi pergeseran arti “busana” menjadi “padanan pakaian”. Walau
demikian pengertian busana dan pakaian merupakan dua hal yang berbeda. Busana
merupakan segala sesuatu yang kita pakai mulai dari ujung rambut sampai ujung
kaki. Busana ini mencakup busana pokok, pelengkap (millineries dan aksesories) dan
tata riasnya. Sedangkan pakaian merupakan bagian dari busana yang tergolong pada
busana pokok. Jadi pakaian merupakan busana pokok yang digunakan untuk menutupi
bagian-bagian tubuh.
Busana yang dipakai mencerminkan kepribadian dan status social sipemakai.
Busana yang dipakai juga menyampaikan pesan atau image pada orang yang melihat.
Dalam berbusana banyak hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan sehingga
diperoleh busana yang serasi, indah dan menarik.

Ilmu Tata Busana


Adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara memilih, mengatur dan
memperbaiki, dalam hal ini adalah busana, sehingga diperoleh busana yang lebih
serasi dan indah.4

Pengertian Busana
Busana adalah segala sesuatu yang kita pakai mulai dari kepala (rambut),
sampai ujung mata kaki yang meliputi hal-hal berikut :
a. Bersifat Pokok, seperti gaun, rok, blus, kemeja, celana (pantaloon), kain
sarung, kebaya, singlet, rok dalam, celana dalam dan BH.
b. Bersifat Pelengkap (millineries), seperti tas, sepatu/ sandal, dasi, ikat
pinggang, topi, selendang/kerudung, dan syal
c. Bersifat Menambah keindahan (accessories), seperti bando, pita rambut,
sirkam, jepit hias, giwang, kalung, gelang, cincin.

Pengertian Tata Busana:


Tata Busana adalah, menata, menyusun, merangkai busana sehingga terjadi
keserasian dan kesesuaian dalam berbusana dengan harmoni, waktu, kesempatan,
usia dan warna.

4
Okrek.blogspot.com/2009/11/pengertian-busana-tata-busana-dari –buku.html
 Kesesuaian dengan harmoni adalah kesesuaian penataan penggunaan busana
yang serasi dan harmonis dalam pemilihan warna yang dipadankan dengan
assesories.
 Kesesuaian dengan waktu adalah kesesuaian penataan penggunaan busana yang
dikenakan pada waktu pagi, siang, ataupun malam hari.
 Kesesuaian dengan kesempatan adalah kesesuaian penataan penggunaan
busana yang dikenakan pada kesempatan pesta, kerja, kuliah, di pantai, di
rumah, shantai dan rekreasi.
 Kesesuaian dengan usia adalah kesesuaian penataan penggunaan busana pada
usia anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua.
 Kesesuaian dengan warna adalah kesesuaian penataan warna dengan kulit
tubuh seseorang, kesempatan, dan waktu.

Gambar 2, salah satu contoh hasil penataan Busana

D. TUJUAN BERPAKAIAN/BERBUSANA.

Tujuan berpakaian/ berbusana adalah :

Untuk memutupi aurat, menambah keindahan, kecantikan, menutupi


kekurangan, memenuhi syarat-syarat peradaban, syarat-syarat kesehatan,
menjalankan syariat agama, dan memperlihatkan kepribadian si pemakai. Berbusana
menjadi indah, cantik, menutupi kekurangan, menjaga kesehatan. Karena itu yang
harus diperhatikan adalah keadaan si pemakai.

Apakah si pemakai termasuk gemuk, kurus, langsing, berapa usianya, dan


proporsi tubuhnya. Apakah normal atau tidak. Bagaimana menutupi kekurangan bagi
tubuh si pemakai.

Berbusana bisa menjadi syarat bagi kesehatan adalah:


berbusana itu tidak ketat sehingga kulit dapat bernafas dan leluasa untuk
bergerak, menghisap keringat, dapat melindungi dari panas dan gigitan
serangga.

Berbusana bisa menjadi syarat dalam menjalankan syariat agama


yaitu busana yang tidak tembus pandang, tidak ketat dan harmoni.

E. DASAR DALAM AL QUR`AN TENTANG BUSANA.

Dalam mempelajari sesuatu ilmu penting diketahui dasar/ kaidah yang ada
dalam Al Qur`an. Karena segala sesuaatu yang dipelajari mempunyai dasar bernilai
ibadah.

Yang pertama adalah perintah menutup aurat, terdapat dalam QS An Nur 31,
QS Al Ahzab 59 dan QS Al A`Raaf 26.. Penjelasan tentang batasan-batasan aurat
dalam berbusana juga ada tercantum dalam hadist Nabi.

Qur’an Surat : An-Nuur Ayat : 31


31. Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya,
kecuali yang (biasa) ampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain
kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami
mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka,
atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau
putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan
mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau
pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau
anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka
memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan
bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya
kamu beruntung.

Qur’an Surat : Al Ahzaab Ayat : 59

59.Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-


isteri orang mu'min: "Hendaklah mereka
mengulurkan
jilbabnya [1233] ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih
mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.

 Qur’an Surat : Al-A'raf Ayat : 26

26. Hai anak Adam [530], sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian
untuk menutup 'auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa
[531] itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-
tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. 5
27. Wahai Bani Adam, janganlah sampai syaithan menimpakan fitnah kepada kalian
sebagaimana dia telah mengeluarkan kedua orang tua kalian dari surga, dan
meninggalkan pakaian mereka berdua sehingga auratnya tersingkap. Sesungguhnya
syaithan, dia dan pengikutnya dapat melihat kalian dari tempat yang kalian tidak
dapat melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan para syaithan sebagai
wali bagi orang-orang yang tidak beriman.“ ( Al-A’raf : 26 – 27 ).
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru bin Al-Ash radhiallahu ‘anhuma, dia
berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
“Makan, minum, bersedekah dan berpakainlah kalian tanpa berlebih-lebihan dan
berbuat kesombongan” .
Di antara adab-adab mengenakan pakaian dan berhias: Wajibnya Menutup Aurat
1. Haramnya Laki-laki menyerupai Wanita dan Wanita menyerupai Laki-laki.
2. Haramnya menyeret kain dengan kesombongan.
3. Haramnya pakaian Syuhroh (agar menjadi terkenal karena pakaian tersebut).
4. Haramnya emas dan sutra bagi Laki-laki kecuali ada udzur.
5. Haramnya wanita menampakkan perhiasannya kecuali kepada mereka yang
Allah kecualikan.
6. Haramnya memakai pakaian yang ada padanya shalban (salib) atau gambar.
7. Sunnahnya memakai pakaian putih.
8. Perhiasan apa saja yang haram atas wanita6

5
http://www.alquran-indonesia.com/web/quran/listings/details/7/20
6
http://al-atsariyyah.com/adab-berpakain-dan-berhias.html
Dalam bukunya ” Jilbab Al-Mar’ah Al-Muslimah Fil Kitabi Was Sunati.”, Syeikh
Muhammad Nashiruddin Al-Albani menjelaskan menurut Al-Quran dan Al-Hadist,
bahwa jilbab itu harus memenuhi 8 syarat :
1. Menutup seluruh badan selain yang dikecualikan. ( QS.An-Nur : 31, Al-Ahzab :
59 ).
2. Bukan berfungsi sebagai perhiasan.( QS. An-Nur : 31, Al-Ahzab : 33).
3. Kainnya harus tebal, tidak tipis. (HR. Abu Dawud).
4. Harus longgar, tidak ketat, sehingga tidak menggambarkan sesuatu dari
tubuhnya. (HR. Al-Baihaqi, Abu Dawud, dan Ad-Dhiya).
5. Tidak diberi wewangian atau parfum. (HR. An-Nasa’i, HR. Muslim).
6. Tidak menyerupai laki-laki. (HR. Abu Dawud, HR. Ahmad, HR. Nasa’i, Hakim,
Baihaqi dan Ahmad).
7. Tidak menyerupai pakaian wanita kafir. (HR. Ahmad, HR. Muslim, HR. At-
Tabrani).
8. Bukan libas syuhrah (pakaian popularitas). (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah). 7

F. KEUNTUNGAN BELAJAR KETERAMPILAN TATA BUSANA

Keuntungan/manfaat belajar keterampilan adalah agar siswa berani dan siap


menghadapi tantangan masa depan, karena kompetensi dalam mata pelajaran ini
merupakan bagian dari pembekalan life skill pada siswa. Pembelajaran keterampilan
ini merupakan aplikasi dalam menghasilkan suatu benda yang dapat langsung dibuat
oleh siswa.
Selain itu dalam mempelajari keterampilan memiliki beberapa keuntungan
yang kita dapatkan yaitu, keuntungan moril dan keuntungan materiil.

a. Keuntungan Moril adalah :


- Bangga dan puas jika dapat membuat sendiri busana yang dipakai .
- Dapat membuat sesuai keinginan
- Latihan yang terus menerus dapat membuat lebih trampil
- Dapat mengembangkan kreatifitas dan ide dalam berbusana

b. Keuntungan Materiil adalah:


- Dapat menghemat dana jika bisa membuat busana baik untuk sendiri maupun
untuk keluarga.
- Jika sudah mahir dapat menghasilkan dana yang dipergunakan untuk biaya
hidup maupun biaya pendidikan lanjutan.

7
http://rumahmadina.com/blog-artikel-islam/cara-berpakaian-muslimah/
- Dapat memanfaatkan sisa-sisa kain menjadi barang baru yang lebih
bermanfaat dengan menambah kreatifitas dan inovasi.
- Dapat membuat usaha busana mandiri.

Dengan bekal keterampilan menjahit yang diterima di madrasah, akan


menimbulkan motivasi untuk meningkatkan diri untuk berinovasi, berkreatifitas yang
dapat menciptakan ,model baru, menciptakan corak dan bahan, memproduksi usaha
busana yang akan menjadi pengusaha busana, desainer dan lain sebagainya.

G. SEBAB SEBAB MANUSIA BERPAKAIAN

1. Keinginan Untuk Menghias Diri


Memenuhi rasa keindahan, karena pakaian membuat penampilan diri lebih
menarik. Pakaian dapat dibuat sedemikian rupa sehingga kekurangan-kekurangan
pada bentuk badan seseorang dapat ditutupi.

2. Kebutuhan Melindungi Diri


Untuk memenuhi syarat kesehatan. Pakaian sebagai pelindung badan dari
pengaruh luar, seperti hawa dingin, hawa panas, sinar matahari, hujan, angina,
benda-benda tajam, sengatan atau gigitan serangga.

3. Rasa Kesusilaan
Untuk memenuhi peradaban dan kesusilaan. Peniruan cara berpakaian serta
jenis pakaian yang dikenakan disesuaikan dengan norma-norma susila yang berlaku
dalam lingkungan masyarakat.

H. DUNIA MODE DAN BIDANG USAHA PEMBUATAN PAKAIAN

Bisnis busana  sangat menjanjikan. Pemerintah Indonesia telah


mencanangkan bahwa pada tahun 2018, Indonesia akan menjadi pusat busana
muslim terbesar di Asia, dan menjadi pusat busana muslim terbesar di dunia
pada tahun 2020. Sementara pada saat ini, China dan India masih menjadi
pemasok terbesar produksi busana yang terkenal dengan nama hijabnya ini.
Memang sangat ironis sekali, negara Tirai Bambu ini yang justru bukan
negara dengan penduduk mayoritas muslim, menjadi produsen utama.
Sebetulnya kita (Indonesia) punya kesempatam besar untuk mengalahkan
China dan India dalam memproduksi busana, terutama busana muslim, selain
di dukung oleh penduduknya yang mayoritas Islam, juga semakin
berkembangnya para desainer dan orang-orang yang berkecimpung di dalam
bisnis ini, di samping perenan pemerintah yang ikut mendorong terciptanya
iklim usaha yang disesuaikan dengan perkembangan tren berbusana.  
Berikut beberapa jenis usaha busana yang perlu diketahui.   

1.    Usaha Menjahit Perseorangan


Disebut usaha menjahit perseorangan karena dilakukan secara
individual. Individual ini dapat dipandang dari sisi pembuatnya, yaitu dibuat
oleh seorang penjahit, namun dapat pula dipandang dari sisi produknya,
yaitu busana yang dibuat diselesaikan secara utuh setiap satu (pcs) busana
sebelum membuat busana yang lain. Berdasarkan busana yang dibuat, usaha
perseorangan dibedakan menjadi tiga, yaitu: modiste, tailor, dam   houte
couture .

a. Modiste
Modiste biasanya mengerjakan busana wanita dan busana anak. Pada
modiste, pengelolaan masih sangat sederhana, hampir semua pekerjaan
dilakukan sendiri mulai dari mengukur, memotong, menjahit, hingga
penyelesaiaan.

Dalam hal ini, pimpinan modiste memegang beberapa fungsi manajemen,


dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan, bahkan
pemasaran. Usaha yang sebutulnya sangat potensial ini didalam
kenyataannya banyak merupakan usaha sambilan, sehingga tidak dikelola
dengan profesional. Dari segi orgasnisasi masih sederhana, hanya pemilik
sekaligus pimpinan modiste dibantu oleh beberapa tenaga; kompleksitas
struktur organisasi tergantung pada kapasitas modiste. Demikian juga alat
yang digunakan, masih sangat sederhana dan terbatas pada alat/mesin
standar minimal, misalnya mesin jahit, mesin obras, alat pembuat kancing
dan ban pingggang, serta mesin lubang kancing. Sistem produksi
berdasarkan pesanan pelanggan, dengan ukuran busana menyesuaikan
pelanggan, atau dalam istilan industri disebut dengan   make to
order  (memproduksi berdasarkan/untuk memenuhi order).
Ciri-ciri Busana buatan Modiste:
 Dijahit dengan mesin dan tergolong jahitan halus
 Model baju yang dibuat berdasarkan permintaan pelanggan,
tergantung selera pelanggan
 Ukuran busana tergantung ukuran pelanggan, menggunakan pola
konstruksi
 Tarif yang diterapkan bervariasi.

b. Tailor
Tailor biasanya mengerjakan busana pria khususnya setelan jas. Tailor
dapat pula mengerjakan jas wanita. Struktur organisasi tergantung dengan
kapasitas usaha dan dengan sistem produksi yang  make to order
( memproduksi karena ada atau berdasar pada pesanan).

c.     Haute Couture


Houte couture   berasal dari bahasa Perancis atau dalam bahasa Italia
disebut  Altamoda  atau Adibusana yang berarti seni menggunting tingkat
tinggi. Usaha ini lebih mengutamakan pada detail potongan yang fit dengan
badan, indah, dan menitikberatkan juga pada detail desain dengan
menggunakan bahan berkualitas tinggi. Penyelesaian banyak dilakukan
dengan tangan sehingga mutu jahitan sangat bagus.  
Haute Couture   biasanya dipimpin oleh seorang perancang busana, seperti
Pieter Sie, Hary Dharsono, Ane Avanti, Christian Dior, Pierre Cardin, dan
Hanae Mori. 

Haute Couture adalah gaun-gaun yang memiliki desain over the top seharga
ratusan juta rupiah. Hanya orang-orang yang mendapat pengesahan dari Le Chambre
Syndicale de la Haute Couture di Paris. Melalui pengawasan dari badan ini, para
perancang busana yang dianggap menghasilkan karya unik dan desain yang
berkualitaslah yang berhak mendapatkan label Haute Couture. Jadi, Haute Couture
hanyalah untuk desain, material, dan taste yang tinggi.
Memiliki definisi sebagai high sewing quality dan high craftmanship, karya-karya
yang diberi label Haute Couture menggunakan material terbaik yang dibuang
langsung dari tangan para atelier (seniman profesional) di sebuah design workshop.

Haute Couture pun dipatenkan di tahun 1945 dan diremajakan tahun 1992. Bagi para
anggota Chambre syndicale de la Haute Couture, ada tiga kriteria sebuah rumah
mode bisa masuk ke dalam kategori Haute Couture: made-to-order design,
memiliki workshop atau atelier di Paris dengan pekerja sebanyak minimal 15 orang
(full time worker), dan dapat menampilkan koleksi baru sebanyak 50 desain asli
sebanyak dua musim.

2.    Atelier
Atelier  b erasal dari bahasa
Perancis yang berarti tempat kerja,
bengkel, atau  workshop  (dalam bahasa Inggris).  Atelier  dalam istilah busana
diartikan dengan rumah mode atau tempat untuk mengolah mode
pakaian.  Atelier  ini disamping menerima jahitan perseorangan juga menerima
order dalam jumlah besar (konveksi) dan menjual busana jadi.  
Pengelolaan usaha pada  atelier  lebih luas dibanding dengan modiste dan
tailor baik dari segi peralatan, staf pegawai, maupun organisasi.   Atelier  ini
menghasilkan busana madya atau tingkat menengah.  
3.    Boutique
Boutique  atau butik merupakan toko yang menjual pakaian jadi lengkap
dengan aksesorisnya. Busana yang dijual berkualitas tinggi. Dalam bahasa
aslinya, Perancis,  boutique  berarti toko kecil yang menjual pakaian dan
aksesorisnya, lain dari yang lain, yang tidak lazim dan dengan suasana
berbeda dari toko lainnya. 

Ciri-ciri busana Butik:


 Jahitan dan penyelesaiannya lebih banyak dikerjakan dengan tangan
 Ukuran busana dibuat berdasarkan ukuran tertentu atau berdasarkan
standar dunia mode
 Karena dibuat oleh perancang busana, modelnya cenderung unik dan
tidak pasaran
 Busana butik diproduksi hanya satu sampai tiga potong untuk satu
model, sehingga eksklusif. Semakin sedikit diproduksi semakin
eksklusif
 Butik-butik eksklusif biasanya hanya memproduksi satu setel busana,
lengkap dengan sepatu, tas tangan, kerudung, kalung dan gelang yang
senada dengan busana
 Busana butik termasuk jenis adi busana, karena itu harga jualnya
relative sangat mahal

4.    Konveksi
Konveksi adalah usaha bidang busana jadi secara besar-besaran atau
secara massal. Dalam banyak literatur, konveksi ini disebut dengan home
industri. Apabila kapasitasnya sangat besar lazimnya disebut dengan usaha
garmen. Sementara garmen sendiri sebenarnya berarti pakaian (jadi).
Produk dari konveksi ini adalah busana jadi atau   ready-to-wear  (Bahasa
Inggris) dan  pret-a-porter  (bahasa Perancis). Busana ini telah tersedia di
pasar yang siap dibawa dan dipakai. Dalam proses produksi, ukuran busana
ini tidak berdasarkan pesanan pelanggan, melainkan menggunakan ukuran
yang telah standar seperti S-M-L-XL-XXLA atau 11, 12, 13, 14, 15, 16 atau
30, 32, 34, 36, 38, 40, dan 42. 

Ciri-ciri busana Konveksi:


 Biasanya dijahit dalam jumlah besar oleh pabrik atau industry kecil
 Proses pengerjaan dan penyelesaiannya secara keseluruhan dilakukan
dengan menggunakan mesin industri
 Setik jahit yang digunakan berjarak panjang dan terlihat dari bagian
baik busana
 Ongkos jahit cenderung lebih murah dan terjangkau oleh segenap
lapisan masyarakat

5. Garmen
Garmen ini merupakan sebuah bisnis usaha yang bergerak di bidang
pembuatan pakaian atau tekstil yang dikelola dengan sistem menejemen dan juga
sistem administrasi yang lebih baik di bandingkan dengan konveksi.
Garmen ini merupakan sebuah pabrik pakaian atau tekstil yang memproduksi
berbagai macam dan jenis pakaian untuk diperjual belikan kembali sehingga
karyawan yang bekerja pada garment ini terbilang sangat banyak. Dan untuk
proses pengerjaan pembuatan pakaian atau tekstil pada garmen ini terbilang
sangat cepat dan juga rapi serta di dukung oleh beberapa mesin jahit yang
sangat modern.

6. Pendidikan Busana
Pendidikan di bidang busana merupakan usaha yang busana   yang tidak
berkaitan langsung dengan pembuatan busana karena bergerak dalam bidang
jasa pendidikan. Pendidikan busana adalah sebagai penyedia tenaga terlatih
yang dapat bekerja pada usaha bidang busana. Pendidikan busana secara
formal terdapat di sekolah maupun universitas, sedangkan pendidikan
nonformal terdapat pada kursus menjahit. Usaha ini cukup potensial karena
pasar masih membutuhkan, seperti kebutuhan guru busana, akademisi
busana, reporter dan editor busana, bahkan operator pabrik garmen yang
biasanya diambil dari kursus menjahit (LPK Busana).
Dalam kursus menjahit terdapat beberapa tingkatan kursus yang diatur
oleh Direktoral Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Depdiknas.
a. Tingkat keterampilan dasar; pada tingkat ini diberikan pengetahuan
dasar cara memotong, menjahit pakaian.   Tingkat ini mencetak penjahit
yang masih sederhana, seperti dapat menjahit busananya sendiri.
Tingkat ini tidak memerlukan syarat pendidikan sebelumnya.
b.  Tingkat  costumiere ; pada tingkat ini diberikan model-model busana yang
sulit sehingga mencetak tenaga penjahit menengah dan sanggup
menerima jahitan dari orang lain.
c.  Tingkat  coupeuse ; pada tingkat ini diajarkan berbagai cara mengubah
model dan menyelesaikan pakaian secara tailoring. Tingkat ini mencetak
tenaga ahli yang dapat membuka modiste, tailor atau bahkan atelier.
d. Tingkat kursus instruktur menjahit; tingkat ini mencetak instruktur
menjahit yang mempunyai wewenang mengajar pada kursus menjahit.  

6. Usaha Perantara Busana


Usaha perantara busana ialah usaha yang diselenggarakan oleh
seseorang yang mempunyai pekerjaan sebagai perantara untuk
mengumpulkan atau memberi tempat penampungan pakaian hasil produksi
konveksi/ home industry . Usaha ini sering dilakukan oleh ibu-ibu rumah
tangga.
TUGAS MANDIRI

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik, benar dan tepat!


1. Apa tujuan pembelajaran keterampilan Tata Busana?
2. Apa pengertian keterampilan menurut Gordon ?
3. Dan apa pengertian Keterampilan menurut Robbins?
4. Apa pengertian Busana?
5. Apa pengertian Tata Busana
6. Apa perbedaan busana dan pakaian?
7. Apa tujuan kalian berbusana?
8. Sebutkan ayat suci Al Qur`an yang mencantumkan tentang
pakaian/berbusana berikut hadist!
9. Apa keuntungan moril dari pembelajaran keterampilan tata busana?
10. Apa keuntungan materiil pembelajaran keterampilan tata busana?
11. Sebutkan pakaian yang bersifat sebagai penambah keindahan (accesories)!
12. Apa yang dimaksud pakaian memenuhi syarat kesehatan?
13. Apa yang dimaksud pakaian memenuhi syariat agama?
14. Pengertian busana pokok adalah…misalnya…
15. Pengertian pelengkap busana adalah…

TUGAS KELOMPOK

1. Uraikan macam-macam usaha busana yang kamu ketahui.


2. Usaha busana apa yang ada dekat lingkunganmu?....uraikan dan jelaskan cara
kerja mereka.

Anda mungkin juga menyukai