Anda di halaman 1dari 26

Induksi Elektromagnetik dan Induktansi

Oleh:
Yekti Widyaningrum, M.Si.

Fakultas Teknik
Universitas Bangka Belitung
Induktansi

Sebuah pertanyaan sederhana:


Pada perkuliahan tentang torsi akibat gaya magnet (kuliah Gaya
Lorentz) kita tahu bahwa:

Loop arus + Medan Magnet Torsi

Tetapi apakah berlaku sebaliknya:

Torsi + Medan Magnet Arus???

Jawabannya adalah: YA!


Induktansi

Untuk membuktikan peristiwa tersebut Faraday dan Henry melakukan


beberapa eksperimen misalkan eksperimen sederhana di bawah ini.
Induktansi

Hal yang menarik adalah tampak bahwa apabila terjadi perubahan


medan magnet baik ditimbulkan oleh (1) magnet permanen yang
digerakkan, (2) lilitan arus yang digerakkan, atau (3) lilitan arus
dimana saklar arusnya dinyala-matikan secara simultan; akan
mengakibatkan munculnya arus.

Tetapi yang harus diingat adalah ketika medan magnetnya konstan


sebesar apapun medan magnet tidak akan memberikan arus
sedikitpun.

Arus yang muncul akibat dari proses ini disebut arus induksi dan GGL
yang dihasilkan selanjutnya disebut dengan GGL induksi.
Hukum Faraday

Dengan mengingat definisi fluks magnetik pada suatu area A:


B  B A  BA cos
Dan berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan Faraday
menyimpulkan bahwa GGL yang dihasilkan oleh suatu perubahan
fluks magnetik memenuhi:

dB  B
  atau 
dt t Cat: Tanda minus
d  BA cos   berkaitan dengan
 Hukum Lenz
dt
Kemudian apabila koil terdiri dari N lilitan maka GGL-nya menjadi:
dB
  N
dt
Hukum Faraday

Contoh:
Suatu solenoid panjang seperti pada gambar memiliki jumlah lilitan
per satuan panjang sebesar 220 lilitan/cm dan membawa arus i = 1,5
ampere. Diameternya adalah 3,2 cm dan pada pusatnya diletakan
suatu koil yang memiliki diameter 2,1 cm dan terdiri dari 130 lilitan.
Apabila arus yang dialirkan ke solenoida kemudian diturunkan menuju
nol dalam selang waktu 25 ms. Berapakah GGL induksi pada koil kecil
ketika arus pada solenoida berubah?
Hukum Faraday

Jawab:
Ketika awal solenoid dialiri arus sebesar 1,5 A sehingga medan
magnetnya adalah:
B  0in   4 .107 T.m/A  . 1,5A  .  22000 lilitan/m 
 4,14.102 T
Sehingga fluks yang menembus koil ketika awal adalah:
1 2 2 
 B  BA   4,1.10 T  .    2,1.10    1, 44.105 Wb
2

4 
Adapun ketika arus dihentikan hingga nol maka secara otomatis B-nya
juga menjadi nol dan fluksnya menjadi dengan demikian:

  N
 B
  130 lilitan 
 0  1, 44.105 Wb 
 75 mV
3
t 25.10 s
Hukum Lenz

Hukum Lenz adalah hukum yang menyatakan arah arus induksi atau
arah GGL induksi. Hukum inilah yang menyebabkan munculnya tanda
minus pada hukum Faraday. Hukum Lenz berbunyi:

“Arah dari efek induksi magnetik selalu berlawanan dengan


penyebab dari munculnya efek induksi tersebut”
Hukum Lenz

Dengan mengingat bahwa garis gaya medan magnet bergerak dari


kutub utara menuju selatan maka secara sederhana skema dari
hukum Lenz digambarkan dari beberapa kasus ini.
Hukum Lenz
Generator Putar

Generator adalah suatu alat yang


berguna untuk menghasilkan listrik.
Salah satu contoh dari generator paling
sederhana adalah dinamo sepeda yang
biasanya digunakan untuk menyalakan
lampu. Selain itu generator putar yang
lebih kompleks juga diterapkan dalam
berbagai pembangkit listrik misalkan
pembangkit listrik tenaga air dan tenaga
angin dan sebagainya. Pada dasarnya
generator putar bekerja berdasarkan
perubahan suku sudut pada fluks
magnet atau perubahan sudut antara
luasan koil dengan medan magnet.
Generator Putar

Untuk kasus yang sederhana kita dapat meninjau suatu generator putar
yang memiliki koil dengan lilitan N yang sudutnya berubah secara
konstan (tidak ada percepatan) :
  t   t
Maka kita dapat menghitung GGL induksi akibat perubahan fluks pada
kasus ini adalah:

dB BA d  cos  
  N  N
dt dt
d  cos t  
  NBA   NBA sin t
dt

ω = 3,14; N = 100; B = 1 T, A = 10 m2;


Generator Geser

Secara sederhana generator geser bekerja dengan cara mengubah


luasan fluksnya. Skema dari kasus ini dapat dilihat pada gambar.
Apabila batang ab digerakkan dengan kecepatan v tampak bahwa
luasan dari generator tersebut akan berubah. Sehingga karena
perubahan tersebut akan menyebabkan adanya perubahan fluks yang
mengakibatkan pada timbulnya GGL induksi atau arus induksi.
Generator Geser

Apabila panjang ab adalah L dan geser bergerak searah horizontanl


(sumbu-x) maka dapat dihitung GGL induksi adalah:

dB d  BA cos  
  
dt dt
dA d  Lx  dx
 B B  BL
dt dt dt
  BLv

Tetapi untuk kasus yang lebih umum untuk sembarang loop konduktsi
tertutup GGL induksinya dirumuskan sebagai:
   v  B  dl
Mutual Inductance

Sebelumnya kita telah bahas GGL induksi pada


suatu koil yang terdapat di dalam suatu
solenoid berarus. Tampak bahwa koil di dalam
solenoida akan terdapat GGL induksi akibat
adanya perubahan fluks magnet (medan
magnet dihasilkan oleh solenoida dan
perubahan medan magnet diakibatkan oleh
perubahan arus).

Apabila solenoide kita nyatakan sebagai koil 1


dan koil didalamnya adalah koil 2 maka:
d B2
 2   N2
dt
Dengan fluks  B 2 adalah:  B 2  B 1 A2 cos 
B 1  0 n1i1
Mutual Inductance

Dengan melihat hubungan antara medan magnet, arus i1 dan fluks


maka kita peroleh:
B 2  B 1 A2 cos   0 n1i1  A2   konstanta  .i1
Sehingga perkalian antara jumlah lilitan pada koil 2 N2 dengan fluks
tersebut dapat kita nyatakan dalam suatu variabel konstanta baru,
M21, yang kemudian disebut dengan induktansi bersamaan dari dua
koil sebagai,
N 2 B 2  M 21.i1
Sehingga kita bisa tuliskan (arus berubah terhadap waktu),
dB2 di
N2  M 21 1
dt dt
Dan menyatakan GGL induksi pada koil 2 sebagai
di1
 2   M 21
dt
Mutual Inductance

Dan kemudian kita juga dapat mendefinisikan induktansi bersama


atau mutual inductance sebagai:
N 2 B 2
M 21 
i1
Dengan cara yang sama apabila kita balik sistemnya, jika arus mengalir
pada koil 2 maka akan muncul GGL induksi pada koil 1 dan induktansi
bersamanya adalah: N
M 12  1 B1

i2

Sehingga sekali lagi GGL induksi yang muncul pada induktansi


bersama ini adalah:
di1 di2
 2   M 21 1   M12
dt dt
Mutual Inductance

Sehingga apabila kita menyatakan bahwa konstanta kesebandingan


M12 dan M21 sama (meskipun awalnya terlihat berbeda tetapi pada
kenyataannya sama) maka kita dapat menghilangkan tanda subskrip:

M 21  M12  M
Dan kita dapat menyatakan konstanta induksi bersama yang berlaku
untuk koil 2 maupun koil 1:

N1 B1 N 2  B 2
M  Satuan konstanta
i2 i` induktansi bersama
adalah Henry (H)
Dan GGL-nya sebagai:
di1 di2
 2  M 1   M
dt dt
Mutual Inductance

Induktansi bersama dapat terjadi tidak hanya pada koil yang terdapat
dalam koil besar tetapi juga untuk kasus-kasus dimana terdapat kedua
koil yang berdekatan.
Mutual Inductance

Contoh:
Pada gambar berikut terdapat dua buah koil melingkar, yang
berukuran kecil beradius 1,1 cm dan yang besar beradius 15 cm.
Kedua koil terdiri dari 1200 lilitan. Berapa nilai konstanta induktansi
mutualnya?
Mutual Inductance

Karena koil berupa lingkaran dengan jumlah lilitan N1, dan dapat
dilihat bahwa koil besar yang dialiri arus maka medan magnet
dihasilkan oleh koil besar: 0i1 N1
B1 
2R
Sehingga konstantas induktansi mutual adalah:

N 2  B 2 N 2  B1 A2 
M 
i1 i1
 Ni 
N 2  0 1 1   R22 
 2 R1  0 N1 N 2 R22
 
i1 2 R1
   4 .107  . 1200  . 1200  .  0, 011m 
2


2.  0,15m 
 2,3 mH
Self Inductance

Seperti pada induktansi mutual


maka kita juga dapat
mendefinisikan konstanta
induktansi diri sebagai:

NB
L
i

Induktansi sendiri seringdisingkat sebutannya dengan induktansi.


dB di
Dan kita juga bisa menyatakan: N L
dt dt
Sehingga GGL pada induktansi diri adalah: di
  L
dt
Induktor

Suatu komponen yang digunakan untuk tujuan induktansi kemudian


disebut dengan induktor dengan lambang:

Dalam suatu rangkaian elektronik induktor biasanya digunakan untuk


menjaga arus tetap konstan untuk menghindari adanya fluktuasi pada
GGL yang diterapkan (arus DC) dan untuk menjaga variasi yang terlalu
cepat (arus AC).
Apabila terdapat rangkaian induktor
seperti gambar maka kita dapat
menentukan beda potensialnya dan
medan listriknya: (ingat kuliah hubungan
medan listrik dengan potensial)
b di
a
E dl  L
dt
Induktor

Sehingga beda potensial antara titik a dan b adalah:


di
Vab  Va  Vb  L
dt

Berikut perbandingan beda potensial antara induktor dengan resistor


Referensi

Young and Freedman, Sears & Zemansky’s University Physics with


Modern Physics (13 ed.): 2012.

Halliday , Resnick, & Walker, Fundamentals of Physics (9 ed.): 2011.

Anda mungkin juga menyukai