BAB 6
Listrik Menghasilkan Medan Fisika Dasar II
Magnet
Medan Magnetik
1. PENDAHULUAN
Gejala magnetisme, seperti halnya listrik, juga telah diamati manusia
beberapa abad sebelum masehi. Sebuah material berwarna hitam yang
disebut lodestone dapat menarik besi dan benda-benda logam lainnya.
Tahun 1269, de Maricourt melakukan studi tentang magnet dan mengamati
adanya sepasang kutub pada benda magnetik. Kutub-kutub ini kemudian
dinamakan dengan “kutub utara” dan “kutub selatan”. Jika kutub yang sama
didekatkan maka akan saling menolak, dan sebaliknya jika kutub yang
berlainan didekatkan akan saling menarik
S U U S S U S U
Gaya saling menolak dan saling menarik menyerupai fenomena listrik statis
(gaya Coulomb) yang telah kita pelajarai pada awal kuliah semester ini.
Meskipun begitu ada perbedaan cukup penting antara sumber dari gaya
(medan) magnet dengan gaya (medan) listrik, yaitu pada magnet kutub utara
dan selatan tidak bisa terpisahkan dan selalu berpasangan, berbeda halnya
dengan gaya listrik (Coulomb) yang masing-masing muatan (positif dan
negatif) bisa terpisah, pada magnet kutub positif selalu muncul berpasangan,
bahkan jika sebuah bahan (batang) magnetik dipotong sedemikian rupa,
selalu saja muncul sepasang kutub
S U
S U S U
S U
Gambar 2. Dalam Magnet Tidak Terdapat Unipolar (Satu
Kutub Terpisah) Seperti Dalam Listrik
Pasangan kutub ini dikenal dengan istilah dipole magnet (di = dua, pole =
kutub). Dalam magnet tidak (belum) ditemukan kutub tunggal (monopol)
berbeda dengan listrik yang memiliki monopol.
µ o q(v x rˆ )
B= (1)
4π r 2
di mana µo adalah kostanta permeabilitas udara yang besarnya 4πx10-7 N/A2.
r merupakan jarak dari muatan terhadap titik di mana medan magnet diukur
dan r vektor satuan dengan arah tegak lurus permukaan yang dibentuk
perkalian vektor v dan r.
µ q(v x rˆ ) µ o qv ⋅ r ⋅ sin θ
B= o =
4π r 2 4π r2
4πx10 −7
5x10 −9 (
5x107 x 5 )(
4
5
)
=
4π 5 2
y
4
3 r
θ
v
x
r adalah jarak suau titik dengan kawat berarus. Persamaan (2) ini dikenal
sebagai hukum Biot-Savart.
Salah satu contoh penggunaan paling sederhana adalah pada kawat lurus :
z 1 cos 2 θ
dl = dθ dan z = cosθ o sehingga =
r
cos 2 θ r2 z2
karena itu medan magnet sejauh z adalah :
θ
µ o ⋅ I 2 cos 2 θ z
4 ⋅ ̟ θ∫1 z 2 cos 2 θ
B= cosθ ⋅ dθ
µO ⋅ I
B= (sinθ 2 + sinθ 1 ) (3)
4⋅̟ ⋅z
Contoh :
Sebuah sepanjang 40 cm dialiri arus listrik 2 Ampere, hitunglah medan magnet yang
20 cm dihasilkan sejauh 15 cm di sebelah kanan kawat tersebut
Jawab :
θ
15 cm Dari gambar di samping sinus θ yang dibentuk adalah 20/25 atau 4/5 ,
melalui persamaan (3) :
µO ⋅ I
B= (sinθ 2 + sinθ 1 )
4⋅̟⋅z
4 πx10 −7 ⋅ 2
= (0 , 4 ) ≈ 5 ,3x10 −9 T
4 π ⋅ 15
µoI
B= (5)
2R
Sesuai dengan aturan tangan kanan 1, arah dari medan magnet menembus
bidang kertas.
Contoh :
Sebuah kawat melingkar berjari-jari 5 cm dialiri arus listrik sebesar 4 Ampere,
hitunglah medan megnet pada pusat lingkaran :
Jawab :
Dengan menggunakan persamaan (5) :
µ o I ( 4 πx10 −7 )( 4 )
B= = −2
= 1,6 πx10 − 5
2R 2( 5x10 )
di mana π adalah 3,14.
)
r
R
r
dBy
x θ dB
θ
z P dBx
dBz
x
r2 = x2 + R 2
)
sudut yang dibentuk vektor dl dengan vektor satuan r adalah 90o, sehingga :
dlxr̂ = dl sin 90 o = dl
sehingga :
µo dl
dB(P) = I 2
4⋅ π x + R2
Komponen medan magnet yang akan kita hitung hanyalah arah x saja dBx,
mengingat medan magnet arah z akan saling menghilangkan, demikian pula
medan magnet pada arah y.
Untuk medan magnet komponen-x di P berlaku hubungan :
R
dB x = dB ⋅ sin θ = dB
x2 + R 2
dengan demikian :
µo dl R
dB x = I 2
4⋅ π x + R2 x + R2
2
µo IR
= dl
4 ⋅ π (x + R 2 ) 3 / 2
2
µo 2 πIR 2
Bx = (6)
4 π (x 2 + R 2 ) 3 / 2
Contoh :
Sebuah kawat melingkar berjari-jari 4 cm dialiri arus listrik sebesar 5 Ampere,
hitunglah medan megnet sejauh 2 cm pada sumbu lingkaran dari pusat lingkaran
Jawab :
Dengan menggunakan persamaan (6) :
5A
4 cm
θ
2 cm
Bz
z
x
µo 2 πIR 2
Bx =
4π (x 2 + R 2 ) 3 / 2
4 πx10 −7 2 π( 5)( 4 x10 − 2 ) 2
=
4 π (( 2 x10 − 2 ) 2 + ( 4 x10 − 2 ) 2 )3 / 2
160 πx10 −11
= ≈ 5 ,62 x10 − 5 T
( 20 x10 − 4 ) 3 / 2
U S
Besarnya kuat medan magnet yang dihasilkan pada sebuah titik P pada
sumbu di dalam solenida dapat difikirkan sebagai jumlah dari medan magnet
yang dihasilkan sebuah kawat berbentuk lingkaran yang telah kita hitung
sebelumnya, dengan x yang berubah, sehingga dari persamaan (5) :
µo 2πIR 2
dB x = dx
4π (x 2 + R 2 ) 3 / 2
R
P
-x1 x x2
jika solenoida memiliki panjang L yang terdiri dari N buah lilitan, maka
jumlah lilitan persatuan panjang sebut saja n adalah n=N/L. Maka jika kita
jumlahkan seluruh lilitan sebanyak ndx, kita harus melakukan integrasi
untuk seluruh dx dari –x1 ke x2 :
sehingga :
x2
µ x
B x = o 2 πnIR 2
4π R x 2 + R 2 −x1
2
µ nI x2 x1
= o +
2 x22 + R 2 x12 + R 2
Sehingga medan magnet di tengah sumbu solenoida adalah :
µ o nI x2 x1
B= + (7)
2
x2 + R x1 + R 2
2 2 2
Jika jari jari solenoida R kita anggap jauh lebih kecil dari x1 dan x2, maka suku
pertama dalam kurung pada persamaan terakhir dapat didekati :
x2 x2
≈ =1
x2 + R
2 2
x2 2
B = µo ⋅ n ⋅ I (8)
Contoh :
Sebuah solenoida dengan jari-jari 1 cm dan panjang 5 cm terdiri dari 500 lilitan
menyalurkan arus listrik sebesar 5 Ampere. Hitunglah medan magnet yang
dihasilkan di pusat soloenoida.
µ o nI x2 x1
B= +
2 x2 2 + R 2 x12 + R 2
ingat bahwa n adalah banyaknya lilitan persatuan panjang sehingga :
(4πx10 ) 500 5
−7
2 ,5 2 ,5
0 ,05
B= +
2
2 ,5 + 1 2 ,5 2 + 1 2
2 2
5
= πx10 − 2 ≈ 5 ,83x10 − 2 T
7 ,25
2.5 Toroida
Toroida adalah kawat berarus yang dililitkan pada bahan berbentuk donat
seperti pada gambar 6.14 di bawah :
µo ⋅ N ⋅ I
B= (9)
2⋅π⋅r
Fm = q (v x B )
= qvB sin θ (1)
Arah dari gaya magnetik ini, sesuai dengan aturan tangan kanan 2 adalah
tegak lurus terhadap bidang yang dibentuk vektor v dengan B.
Bidang vxB
F
B
v
Gambar 15. Arah Gaya Lorentz Tegak lurus terhadap bidang yang
dibentuk vektor V dan B
Kita ingat jika muatan q berada dalam suatu medan listrik E, maka akan timbul
gaya elektrostatik (Coulomb) :
v v
F = qE
Beberapa perbedaan penting antara kedua gaya di atas adalah :
118
F V
V⊥ B
V//
Gambar 16. Muatan Dengan Kecepatan V dalam sebuah Medan Magnet Akan
bergerak Berpilin (Spiral) Karena Pengaruh Gaya Lorentz
v Arah dari gaya magnetik F ini dapat diketahui melalui aturan tangan kanan,
F=q(vxB)
di mana arah ibu jari menunjukkan arah kecepatan muatan v dan arah
F keempat jari yang lain menunjukkan arah medan magnet B, sedangkan arah
telapak tangan terbuka menjukkan arah gaya magnetik F, kita sebut saja ini
B
sebagai aturan-tangan-kanan-2, meskipun pada dasarnya memiliki makna
Gambar 17.
Aturan Tangan yang sama dengan aturan-tangan-kanan -1 sebelumnya.
Kanan 2
A v
3. Arus dalam tabung sinar katoda (arus = elektron yg bergerak) oleh medan
magnet homogen B = 4,5 x 10-3 T dibentuk menjadi lingkaran berjari-jari 2
cm. Berapakah laju electron itu ?
11. Menurut model Bohr, pada atom H, elektron mengelilingi inti dengan
jari-jari 5,3 x 10-11 m dengan laju 2,2 x 106 m/s. Gerak electron ini
menyebabkan medan magnet di sekitarnya. Berapakah medan magnet
yang ditimbulkannya
12. Dua kawat lurus panjang dipasang sejajar berjarak 10 cm satu sama lain
kawat A dialiri arus 6 A dan kawat B dialiri 4 A. Tentukan gaya yang
dialami kawat B sepanjang 1 m jika arah arus
a. Searah
b. Berlawanan arah
•P
2 cm
90°
40 A