Anda di halaman 1dari 14

MODUL PERKULIAHAN

FISIKA
LANJUT
Medan Magnetik_1

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

08
Teknik Teknik Elektro W141700048 Imelda Uli Vistalina Simanjuntak,S.T.,M.T.

Abstract Kompetensi

Modul ini menjelaskan pengaruh medan Setelah membaca modul ini, mahasiswa
magnetik pada muatan bergerak dan pada kawat diharapkan mampu untuk:
yang menyalurkan arus.  Menjelaskan gaya oleh medan magnet
 Menjelaskan muatan titik dalam medan
magnetik
MEDAN MAGNETIK
Magnet telah ditemukan oleh bangsa Yunani yang menyadari bahwa sejenis batuan tertentu
(sekarang disebut magnetit) dapat menarik potongan besi dan bangsa Cina juga mempergunakan
magnet sebagai nunjuk arah pelayaran. Bumi kita juga termasuk magnet alami dengan kutub magnet
yang berada di dekat kutub utara dan selatan (Karena kutub utara jarum kompas menunjuk arah
utara, kita menyebutnya kutub magnetik utara sebagai kutub selatan).
Hans Christian Oersted menemukan hubungan antara listrik dan magnetisme dimana arus listrik
mempengaruhi kedudukan arus kompas. Percobaan berikutnya yang dilakukan oleh André-Marié
Ampere dan yang lainnya menunjukkan bahwa arus listrik menarik serpihan besi dan bahwa arus
sejajar akan saling tarik-menarik. Sampai tahun 1830-an, Michael Faraday dan Joseph Henry talah
memperagakan dalam percobaan terpisah bahwa medan magnetik yang berubah akan menghasilkan
medan listrik. Tahun 1860-an James Clerk Maxwell mengembangkan suatu teori lengkap tentang
listrik dan magnetisme yang menunjukkan bahwa suatu perubahan medan listrik akan menghasilkan
medan magnetik.

8.1 Gaya yang Dikerahkan oleh Medan Magnetik

Telah diamati pada percobaan bahwa, apabila muatan q memiliki kecepatan v dalam medan
magnetik, akan terdapat gaya yang bergantung pada q, besar kecepatan dan arahnya. Jika arah
medan magnetik B di suatu titik dalam ruang dari pengukuran dengan kompas maka melalui
percobaan-percobaan dengan berbagai macam muatan yang bergerak dengan kecepatan berbeda
pada titik tersebut memberikan hasil-hasil berikut untuk gaya magnetik:
1. Gaya tersebut sebanding dengan muatan q. Gaya pada muatan negatif memiliki arah yang
berlawanan dengan arah gaya pada muatan positif yang bergerak dengan kecepatan yang
sama.
2. Gaya tersebut sebanding dengan kecepatan v.
3. Gaya tersebut tegak lurus terhadap arah medan magnetik maupun kecepatannya.
4. Gaya tersebut sebanding dengan sin , dengan  merupakan sudut antara kecepatan v dan
medan magnetik B. Jika v sejajar baik searah maupun berlawanan arah dengan B, maka
gayanya sama dengan nol.

Hasil-hasil percobaan ini dapat dirangkum sebagai berikut. Apabila suatu muatan q bergerak dengan
kecepatan v dalam medan magnetik B, gaya magnetik F pada muatan ialah
F  qv  B (8-1)

2018 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Imelda Uli Vistalina Simanjuntak http://www.mercubuana.ac.id
Karena F tegak lurus terhadap v maupun B, maka gaya F tersebut akan tegak lurus terhadap bidang
yang dibentuk oleh kedua vektor ini. Arah F diberikan oleh kaidah tangan-kanan begitu v diputar ke
arah B, seperti yang dilukiskan pada Gambar 8.1.

Gambar 8.1: Kaidah tangan-kanan untuk menentukan arah gaya magnetik yang
dikerahkan pada muatan yang bergerak dalam medan magnetik. (a) Gaya tersebut
tegak lurus terhadap arah v maupun B dan berada dalam arah sekrup-kanan akan
maju jika sekrupnya diputar dalam arah yang akan memutar v terhadap B melalui
sudut terkecil di antara dua sudut yang mungkin. (b) Jika jari-jari tangan kanan
mengarah ke v sedemikian sehingga dapat dilengkungkan ke arah B, ibu jari akan
mengarah ke arah F.

Gambar 8.2: Arah gaya magnetik pada partikel bermuatan yang bergerak dengan
kecepatan v dalam medan magnetik B. Raster menandakan bidang yang dibentuk
oleh v dan B.

Contoh-contoh arah gaya yang dikerahkan pada muatan yang bergerak ketika vektor medan
magnetik B berada dalam arah tegak lurus diberikan pada Gambar 8.2. Perhatikan bahwa arah

2018 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Imelda Uli Vistalina Simanjuntak http://www.mercubuana.ac.id
sembarang medan magnetik B dapat diperoleh secara percobaan dengan mengukur F dan v dan
kemudian menggunakan Persamaan 8-1.
Persamaan 8-1 mendefinisikan medan magnetik B sebagai besar gaya yang dikerahkan pada
suatu muatan yang bergerak. Satuan SI medan magnetik ialah tesla (T). Muatan satu coulomb yang
bergerak dengan kecepatan satu meter per detik tegak lurus terhadap medan magnetik sebesar satu
tesla akan mengalami gaya satu newton:
N/C
1T=1 = 1 N/A  m (8-2)
m/s
Satuan yang lazim digunakan, yang diturunkan dari sistem cgs, ialah gauss (G), yang dihubungkan
dengan tesla sebagai berikut:
1 T = 104 G (8-3)

Contoh 1:
Medan magnetik bumi memiliki besar 0,6 G dan diarahkan ke bawah dan utara, yang membuat
sudut kira-kira 70° dengan garis mendatar. (Besar dan arah medan magnetik bumi berubah-ubah
19
dari satu tempat ke tempat lain) Proton yang bermuatan q  1,6  10 C sedang bergerak secara

mendatar ke arah utara dengan kecepatan v  10 7 m/s. Hitunglah gaya magnetik pada proton
tersebut.
Jawab:
Gambar 8.3 menunjukkan arah medan magnetik B dan kecepatan proton v. Sudut di antara
keduanya ialah  = 70°. Gaya magnetik sejajar dengan v  B, yang mengarah ke barat untuk proton
yang bergerak ke utara. Besar gaya magnetik tersebut ialah

Gambar 8.3: Gaya magnetik pada proton


yang bergerak ke udara dalam medan
magnetik bumi, yang menukik di bawah
garis mendatar pada sudut 70°, untuk
Contoh 1. Gayanya diarahkan ke barat.

2018 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 Imelda Uli Vistalina Simanjuntak http://www.mercubuana.ac.id
Disarankan untuk mengerjakan contoh ini dengan menggunakan vektor satuan. Kita memilih arah x
dan y masing-masing ke timur dan utara, dan arah z ke atas seperti yang ditunjukkan pada Gambar
8.3. Maka vektor kecepatannya berada dalam arah y, dan medan magnetik bumi memiliki komponen
Bx = 0, By = B cos 70° = (0,6  10–4 T)(0,342) = 2,05  10–5 T, dan Bz = –B sin 70° = (–0,6  10–4
T)(0,940) = –5,64  10–5 T. Vektor medan magnetik dengan demikian diberikan oleh

B  0 i  2,05  10 5 T j  5,64  10 5 T k
dan gaya magnetik pada proton ialah
F  qv  B
   
 1,6  10 19 C 10 7 m det j  0 i  2,05  10 5 T j  5,64  10 5 T k 

Gambar 8.4: Sistem koordinat untuk


menyatakan kecepatan v, medan
magnetik B, dan gaya F dalam besaran
vektor i, j dan k.

Karena j  j  0 dan j  k  i , maka kita peroleh

   
F  1,6  10 19 C 10 7 m det j   5,64  10 5 T k 
 9,02  10 17 N i
Apabila seutas kawat menyalurkan arus dalam medan magnetik, terdapat gaya pada kawat tersebut
sama dengan penjumlahan gaya magnetik pada partikel bermuatan yang geraknya menghasilkan
arus. Gambar 8.5 menunjukkan potongan kawat yang berpenampang A dan panjang 𝓵 yang
menyalurkan arus I. Jika kawat ini berada dalam medan magnetik B, gaya magnetik pada setiap

muatan ialah qv d  B, dengan vd merupakan kecepatan drift pembawa muatan. Jumlah muatan

dalam potongan kawat ini merupakan jumlah n per satuan volume dikali volume A l. Dengan
demikian gaya total pada potongan kawat ini adalah

2018 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 Imelda Uli Vistalina Simanjuntak http://www.mercubuana.ac.id
F  qv d  BnA
Dari Persamaan 6-3, arus dalam kawat ini ialah
I = nqvdA

Gambar 8.5: Potongan kawat yang Gambar 8.6: Gaya magnetik pada sepotong
panjangnya 𝓵sedang menyalurkan arus I. Jika kecil kawat dalam medan magnetik. Arus
kawat ini berada dalam medan magnetik, berada dalam arah x. Medan magnetiknya
terdapat gaya pada setiap pembawa muatan berada pada bidang xy dan membuat sudut
yang menghasilkan gaya pada kawat tersebut. dengan sumbu x. Gaya F berada dalam arah z,
yang tegak lurus terhadap B maupun I𝓵 .
Besarnya ialah I𝓵B sin .

Jadi gaya tersebut dapat ditulis


F  I  B (8-4)
dengan l merupakan vektor yang besarnya sama dengan panjang kawat dan arahnya sejajar dengan
qvd, yang juga merupakan arah arus I. Untuk arus yang berada dalam arah x positif dan medan
magnetiknya berada pada bidang xy yang ditunjukkan pada Gambar 8.6, gaya pada kawatnya
diarahkan sepanjang sumbu z positif, seperti yang diperlihatkan. Dalam Persamaan 8-4 dianggap
bahwa potongan kawatnya lurus dan bahwa medan magnetiknya tidak berubah menurut panjang
kawat tersebut. Persamaan ini dapat diperluas untuk kawat berbentuk sembarang dalam sembarang
medan magnetik. Jika kita memilih potongan kecil kawat d l dan menulis gaya pada potongan kecil
ini sebagai dF, kita peroleh
dF  I d  B (8-5)
Dengan B merupakkan vektor medan-magnetik di potongan kecil tersebut. Besar I d l disebut
elemen arus. Kita memperoleh gaya total pada kawat tersebut dengan menjumlahkan
(mengintegralkan) seluruh elemen arus dalam kawat tersebut, dengan menggunakan medan B yang
sesuai di setiap elemennya.

2018 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 Imelda Uli Vistalina Simanjuntak http://www.mercubuana.ac.id
Contoh 2:
Sebuah kawat yang membawa arus 30 A memiliki panjang 𝓵 = 12 cm antara muka kutub magnet
dengan sudut  = 60 (Gambar 8.7). Medan magnet hampir seragam pada 0,90 T. Kita abaikan
medan di luar potongan kutub. Berapa gaya pada kawat?

Gambar 8.7: Contoh 2.

Jawab:
Pada Gambar 8.7 terlihat bahwa gaya bergantung
pada sudut  antara arah arus dan medan magnet.
Ketika arus tegak lurus terhadap garis-gari medan,
gaya paling kuat. Ketika kawat paralel dengan
garis-garis medan magnet, tidak ada gaya sama
sekali. Pada sudut-sudut yang lain, gaya sebanding
dengan sin . Dengan demikian kita dapatkan:
F  IB sin 
 300,120,9 0,866  2,8 N
Pada diagram, jika kita ingin menyatakan medan magnet yang menunjuk ke luar halaman modul ini
(menuju kita) atau ke dalam halaman, kita gunakan ⊙ atau . Tanda ⊙ dimaksudkan untuk
menyatakan anak panah yang menunjuk langsung ke pembaca, sementara  atau ⊗ menyatakan
ekor tanda panah yang menjauh.

Contoh 3:
Loop kawat persegi panjang tergantung vertikal seperti pada Gambar 8.8. Medan magnet B
mengarah horisontal, tegak lurus terhadap kawat, dan menunjuk ke luar halaman pada semua titik
sebagaimana ditunjukkan oleh simbol ⊙. Medan magnet B hampir seragam sepanjang bagian
horisontal kawat ab (panjang l = 10,0 cm) yang dekat dengan pusat magnet besar yang menghasilkan
medan tersebut. Bagian atas loop kawat bebas dari medan. Loop tergantung dari penyeimbang yang

2018 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 Imelda Uli Vistalina Simanjuntak http://www.mercubuana.ac.id
mengukur gaya ke bawah (sebagai tambahan terhadap gaya gravitasi) sebesar F = 3,48  102 N
ketika kawat membawa arus I = 0,245 A. Berapa besar medan magnet B di pusat magnet?

Gambar 8.8: Pengukuran medan magnet B. Contoh


2.

Jawab:
Gaya-gaya magnet pada kedua bagian vertikal loop kawat berturut-turut menunjuk ke kiri dan
kanan. Mereka sama dan berlawanan arah sehingga berjumlah nol. Berarti, gaya magnet total pada
loop ialah yang bekerja pada bagian horisontal ab yang panjangnya adalah l = 0,100 m (dan  = 90
sehingga sin  = 1); dengan demikian

F 3,48  10 2
B   1,42 T
Il 0,2450,100

8.2 Gerak Muatan Titik dalam Medan Magnetik

Karakteristik penting gaya magnetik pada partikel bermuatan yang bergerak melalui suatu
medan magnetik ialah bahwa gaya tersebut selalu tegak lurus terhadap kecepatan partikelnya. Gaya
magnetik mengubah arah kecepatan tetapi tidak besarnya. Oleh sebab itu gaya magnetik itu tidak
bergerak pada partikel dan tidak mempengaruhi energi kinetik partikelnya.
Dalam hal khusus di mana kecepatan partikel tegak lurus terhadap medan magnetik
seragam, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8.9, partikel tersebut bergerak dalam orbit
melingkar. Gaya magnetik memberikan gaya sentripetal yang diperlukan agar terjadi gerak
melingkar. Kita dapat menghubungkan jari-jari lingkaran r dengan medan magnetik B dan kecepatan
partikel v dengan membuat gaya total yang sama dengan massa m partikel kali percepatan
2
sentripetal v r yang bersesuaian dengan hukum kedua Newton. Gaya total pada kasus ini sama

dengan qvB karena v dan B saling tegak lurus. Dengan demikian, hukum kedua Newton memberikan:

2018 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Imelda Uli Vistalina Simanjuntak http://www.mercubuana.ac.id
F  ma
mv 2
qvB 
r
atau
mv
r (8-6)
qB

Gambar 8.9: Partikel bermuatan yang bergerak


dalam bidang tegak lurus terhadap medan magnetik
seragam. Medan magnetik mengarah ke halaman
modul ini, seperti yang diperlihatkan oleh tanda
silangnya. (Medan yang keluar dari halaman modul
ini akan diperlihatkan oleh titik). Gaya magnetik
ini tegak lurus terhadap kecepatan partikel, yang
menyebabkan partikel itu bergerak dalam orbit
melingkar.

Periode gerak melingkar merupakan waktu yang dibutuhkan partikel untuk bergerak sepanjang
keliling lingkarannya sebanyak 1 putaran penuh. Dari hubungan percepatan dengan perioda di
dapat:
2r
T
v
Dengan mensubstitusikan ke dalam r  mv qB dari Persamaan 8-6, kita peroleh,

2 mv qB  2m
T  (8-7)
v qB
Frekuensi gerak melingkar sama dengan kebalikan periodenya.
1 qB
f   (8-8)
T 2m
Perhatikan bahwa periode dan frekuensi yang diberikan oleh Persamaan 8-7 dan 8-8 tidak
bergantung pada jari-jari atau kecepatan partikelnya. Periode ini disebut periode siklotron, dan
frekuensinya disebut frekuensi siklotron.

2018 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Imelda Uli Vistalina Simanjuntak http://www.mercubuana.ac.id
Contoh 4:
27 19
Proton yang bermassa m  1,67  10 kg dan muatan q  e  1,6  10 C bergerak dalam
lingkaran yang berjari-jari 21 cm tegak lurus terhadap medan magnetik B = 4000 G. Carilah (a)
periode gerak dan (b) kecepatan protonnya.
Jawab:
(a) Kita tidak perlu mengetahui jari-jari lingkarannya untuk mencari periode. Dengan
mengkonversi medan magnetik ke satuan SI (4000 G = 0,4 T) dan dengan menggunakan
Persamaan 8-7, kita peroleh

2m 2  1,67  10 27


T 
qB 1,6  10 19  0,4
 1,64  10 7 det
(b) Kecepatan v proton dihubungkan dengan jari-jari lingkaran oleh Persamaan 8-6:

rqB 0,21  1,6  10 19  0,4


v 
m 1,67  10 27
 8,05  10 6 m s
Kita dapat memeriksa hasil yang kita peroleh ini dengan memperhatikah bahwa perkalian
kecepatan v dan periode T merupakan keliling lingkaran 2r. Maka

vT 8,05  10 6  1,64  10 7
r 
2 2
 0,21 m  21 cm
Dalam perhitungan ini, kita buat setiap satuan dalam satuan SI sehingga hasilnya akan dalam
satuan SI, yaitu detik untuk periode dan meter per detik untuk kecepatan.
Perhatikan dari Persamaan 8-6 bahwa jari-jari lintasan gerak melingkar sebanding dengan
kecepatannya. Jika kita menggandakan kecepatan proton dalam contoh ini, jari-jarinya akan
menjadi dua kalinya, tetapi periode dan frekuesinya akan tetap tidak berubah.

8.3 Pemilihan Kecepatan

Gaya magnetik pada partikel bermuatan yang bergerak dalam medan magnetik dapat
diseimbangkan oleh gaya listrik jika besar dan arah medan magnetik dan medan listrik yang dipilih
sesuai. Karena gaya listrik berada dalam arah medan listrik (untuk partikel positif) dan gaya magnetik
tegak lurus terhadap medan magnetik, medan listrik dan medan magnetik dalam daerah yang
dilaluinya saat pergerakan partikel tegak lurus satu sama lain jika gaya yang bekerja seimbang.
Daerah demikian dikatakan memiliki medan silang. Gambar 8.10 menunjukkan daerah ruangan
antara pelat kapasitor di mana terdapat medan listrik dan medan magnetik tegak lurus (yang

2018 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
10 Imelda Uli Vistalina Simanjuntak http://www.mercubuana.ac.id
dihasilkan oleh magnet namun tidak terlihat pada gambar). Perhatikan partikel yang bermuatan q
yang sedang memasuki ruang ini dari kiri. Jika q positif, gaya listrik yang besarnya qE mengarah ke
bawah dan medan magnetik yang besarnya qvB mengarah ke atas. Jika muatannya negatif, setiap
gaya ini akan terbalik. Kedua gaya akan seimbang jika qE  qvB atau

E
v (8-9)
B

Gambar 8.10: Medan listrik dan medan


magnetik yang bersilang. Apabila
partikel positif bergerak ke kanan,
partikel tersebut akan mengalami gaya
listrik qE yang mengarah ke bawah dan
gaya magnetik qvB yang mengarah ke
atas. Kedua gaya ini seimbang jika
kecepatan partikel dan besaran medan ini
sesuati dengan v = E/B.

Untuk besar medan listrik dan medan magnetik yang diketahui, gaya-gaya itu akan seimbang hanya
untuk partikel dengan kecepatan yang diberikan oleh Persamaan 8-9. Semua partikel dengan
kecepatan ini, tidak peduli apakah berupa massa atau muatan, akan melewati ruang yang
lintasannya lurus. Partikel dengan kecepatan yang lebih tinggi lintasannya akan dibelokkan searah
dengan gaya magnetik, dan partikel dengan kecepatan yang lebih rendah lintasannya akan
dibelokkan searah dengan gaya listrik. Karena hanya partikel dengan kecepatan tertentu dapat
melintasi susunan medan ini, alat ini disebut pemilih kecepatan.

8.4 Latihan Soal

1. Carilah gaya proton yang bergerak dengan kecepatan v  4  10 m det i dalam medan
6

magnetik B  2,0 T k . (Jawab: 1,28  1012 N j)

2. Sebuah proton dengan laju 5,0  106 m/det pada medan magnet merasakan gaya sebesar
8,0  1014 N menuju barat ketika bergerak vertikal ke bawah. Ketika bergerak vertikal ke
bawah. Ketika bergerak horisontal ke arah utara, ia merasakan gaya nol. Berapa besar dan

2018 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
11 Imelda Uli Vistalina Simanjuntak http://www.mercubuana.ac.id
arah medan magnet di daerah ini? (Muatan pada proton adalah q = +e = 1,6  1019 C)
(Jawab: 0,10 T)
3. Potongan kawat pada Gambar 8.11 menyalurkan arus 1,8 A dari a ke b. Terdapat medan
magnetik B = 1,2 T k. Carilah gaya total pada kawat dan tunjukkan bahwa gaya itu sama
dengan jika kawat itu berupa potongan lurus dari a ke b.

Gambar 8.11: Soal 3.

4. Kawat yang menyalurkan arus dibengkokkan menjadi simpal setengah-lingkaran dengan jari-
jari R, yang terletak dalam bidang xy. Terdapat medan magnetik seragam B = B k yang tegak
lurus terhadap bidang simpal (Gambar 8.12). Tunjukkan bahwa gaya yang bekerja pada
simpal sama dengan F = 2IRB j.

Gambar 8.12: Soal 4.

5. Sepotong kawat yang panjangnya 3 mm menyalurkan arus 3 A dalam arah x. Kawat ini
terletak dalam medan magnetik yang besarnya 0,02 T yang berada xy dan membuat sudut
30° dengan sumbu x seperti yang ditunjukkan Gambar 8.6. Berapakah gaya magnetik yang
dikerahkan pada potongan kawat tersebut?
6. Sebuah elektron bergerak dengan kecepatan 2,0  107 m/detik pada bidang yang tegak lurus
terhadap medan magnet sebesar 0,010 T. Deskripsikan lintasannya.
7. Elektron yang energi kinetiknya 45 keV bergerak dalam orbit melingkar tegak lurus terhadap
medan magnetik sekuat 0,325 T. (a) Carilah jari-jari orbitnya. (b) Carilah frekuensi dan
periode geraknya.

2018 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
12 Imelda Uli Vistalina Simanjuntak http://www.mercubuana.ac.id
8. Proton bergerak dalam arah x pada daerah medan silang dengan E = 2  105 N/C k dan B =
3000 G j. (a) Berapakah kecepatan proton jika proton ini lintasannya tidak dibelokkan? (b)
Jika proton ini bergerak dengan kecepatan dua kali kecepatan pada kondisi (a), ke arah
manakah proton ini dibelokkan? [Jawab: (a) 667 kg/det; (b) dalam arah z negatif]

2018 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
13 Imelda Uli Vistalina Simanjuntak http://www.mercubuana.ac.id
DAFTAR PUSTAKA

Tipler, Paul, A. Physics for scientist and Engineers Worth Pubisher, Inc.

Sutrisno, Seri Fisika Dasar Listrik Magnet, Penerbit ITB

Sears & Zemansky University Physics Addison – Wesley Pubishing Company, Inc

2018 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
14 Imelda Uli Vistalina Simanjuntak http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai