Anda di halaman 1dari 12

MODUL PERKULIAHAN

FISIKA II

MEDAN MAGNETIK-1

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Teknik Teknik Elektro
07 MK14008 Ketty Siti Salamah, MT.

Abstract Kompetensi
Modul ini menjelaskan pengaruh Setelah membaca modul ini,
medan magnetik pada muatan mahasiswa diharapkan mampu
bergerak dan pada kawat yang untuk:
menyalurkan arus.  Menjelaskan gaya oleh medan
magnet
 Menjelaskan muatan titik dalam
medan magnetik
Medan Magnetik
Magnet telah ditemukan oleh bangsa Yunani yang menyadari bahwa sejenis batuan tertentu
(sekarang disebut magnetit) dapat menarik potongan besi dan bangsa Cina juga
mempergunakan magnet sebagai nunjuk arah pelayaran. Bumi kita juga termasuk magnet
alami dengan kutub magnet yang berada di dekat kutub utara dan selatan (Karena kutub utara
jarum kompas menunjuk arah utara, kita menyebutnya kutub magnetik utara sebagai kutub
selatan).
Hans Christian Oersted menemukan hubungan antara listrik dan magnetisme dimana arus
listrik mempengaruhi kedudukan arus kompas. Percobaan berikutnya yang dilakukan oleh
André-Marié Ampere dan yang lainnya menunjukkan bahwa arus listrik menarik serpihan
besi dan bahwa arus sejajar akan saling tarik-menarik. Sampai tahun 1830-an, Michael
Faraday dan Joseph Henry talah memperagakan dalam percobaan terpisah bahwa medan
magnetik yang berubah akan menghasilkan medan listrik. Tahun 1860-an James Clerk
Maxwell mengembangkan suatu teori lengkap tentang listrik dan magnetisme yang
menunjukkan bahwa suatu perubahan medan listrik akan menghasilkan medan magnetik. [3]

7.1 Gaya yang Dikerahkan oleh Medan Magnetik

Telah diamati pada percobaan bahwa, apabila muatan q memiliki kecepatan v dalam medan
magnetik, akan terdapat gaya yang bergantung pada q, besar kecepatan dan arahnya. Jika arah
medan magnetik B di suatu titik dalam ruang dari pengukuran dengan kompas maka melalui
percobaan-percobaan dengan berbagai macam muatan yang bergerak dengan kecepatan
berbeda pada titik tersebut memberikan hasil-hasil berikut untuk gaya magnetik: [3]
1. Gaya tersebut sebanding dengan muatan q. Gaya pada muatan negatif memiliki arah
yang berlawanan dengan arah gaya pada muatan positif yang bergerak dengan
kecepatan yang sama.
2. Gaya tersebut sebanding dengan kecepatan v.
3. Gaya tersebut tegak lurus terhadap arah medan magnetik maupun kecepatannya.
4. Gaya tersebut sebanding dengan sin , dengan  merupakan sudut antara kecepatan v
dan medan magnetik B. Jika v sejajar baik searah maupun berlawanan arah dengan B,
maka gayanya sama dengan nol.

2018 Fisika Lanjut Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 http://www.mercubuana.ac.id
2012
Ketty Siti Salamah, S.T., M.T.
Hasil-hasil percobaan ini dapat dirangkum sebagai berikut. Apabila suatu muatan q bergerak
dengan kecepatan v dalam medan magnetik B, gaya magnetik F pada muatan ialah
F  qv  B (7-1)
Karena F tegak lurus terhadap v maupun B, maka gaya F tersebut akan tegak lurus terhadap
bidang yang dibentuk oleh kedua vektor ini. Arah F diberikan oleh kaidah tangan-kanan
begitu v diputar ke arah B, seperti yang dilukiskan pada Gambar 7-1.

Gambar 7-1: Kaidah tangan-kanan untuk menentukan arah gaya magnetik


yang dikerahkan pada muatan yang bergerak dalam medan magnetik. (a)
Gaya tersebut tegak lurus terhadap arah v maupun B dan berada dalam arah
sekrup-kanan akan maju jika sekrupnya diputar dalam arah yang akan
memutar v terhadap B melalui sudut terkecil di antara dua sudut yang
mungkin. (b) Jika jari-jari tangan kanan mengarah ke v sedemikian sehingga
dapat dilengkungkan ke arah B, ibu jari akan mengarah ke arah F. [4]

Gambar 7-2: Arah gaya magnetik pada partikel bermuatan yang bergerak
dengan kecepatan v dalam medan magnetik B. Raster menandakan bidang
yang dibentuk oleh v dan B. [4]

2018 Fisika Lanjut Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2012 3 http://www.mercubuana.ac.id
Ketty Siti Salamah, S.T., M.T.
Contoh-contoh arah gaya yang dikerahkan pada muatan yang bergerak ketika vektor medan
magnetik B berada dalam arah tegak lurus diberikan pada Gambar 7-2. Perhatikan bahwa
arah sembarang medan magnetik B dapat diperoleh secara percobaan dengan mengukur F
dan v dan kemudian menggunakan Persamaan 7-1.
Persamaan 7-1 mendefinisikan medan magnetik B sebagai besar gaya yang
dikerahkan pada suatu muatan yang bergerak. Satuan SI medan magnetik ialah tesla (T).
Muatan satu coulomb yang bergerak dengan kecepatan satu meter per detik tegak lurus
terhadap medan magnetik sebesar satu tesla akan mengalami gaya satu newton:
N/C
1T=1 = 1 N/A  m (7-2)
m/s
Satuan yang lazim digunakan, yang diturunkan dari sistem cgs, ialah gauss (G), yang
dihubungkan dengan tesla sebagai berikut: [3]
1 T = 104 G (7-3)

Contoh 1:
Medan magnetik bumi memiliki besar 0,6 G dan diarahkan ke bawah dan utara, yang
membuat sudut kira-kira 70° dengan garis mendatar. (Besar dan arah medan magnetik bumi

berubah-ubah dari satu tempat ke tempat lain) Proton yang bermuatan q  1,6 1019 C

sedang bergerak secara mendatar ke arah utara dengan kecepatan v  107 m/s. Hitunglah
gaya magnetik pada proton tersebut.
Jawab:
Gambar 7-3 menunjukkan arah medan magnetik B dan kecepatan proton v. Sudut di antara
keduanya ialah  = 70°. Gaya magnetik sejajar dengan v  B, yang mengarah ke barat untuk
proton yang bergerak ke utara. Besar gaya magnetik tersebut ialah

Gambar 7-3: Gaya magnetik pada


proton yang bergerak ke udara dalam
medan magnetik bumi, yang menukik di
bawah garis mendatar pada sudut 70°,
untuk Contoh 1. Gayanya diarahkan ke
barat. [4]

2018
2012 Fisika Lanjut Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 http://www.mercubuana.ac.id
Ketty Siti Salamah, S.T., M.T.
Disarankan untuk mengerjakan contoh ini dengan menggunakan vektor satua. Kita memilih
arah x dan y masing-masing ke timur dan utara, dan arah z ke atas seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 7-3. Maka vektor kecepatannya berada dalam arah y, dan medan magnetik
bumi memiliki komponen Bx = 0, By = B cos 70° = (0,6  10–4 T)(0,342) = 2,05  10–5 T, dan
Bz = –B sin 70° = (–0,6  10–4 T)(0,940) = –5,64  10–5 T. Vektor medan magnetik dengan
demikian diberikan oleh
B  0 i  2,05 105 T j  5,64 105 T k
dan gaya magnetik pada proton ialah
F  qv  B
 1,6 10 19 C 10 7 m det j 0 i  2,05 10 5 T j  5,64 10 5 T k 






Gambar 7-4: Sistem koordinat untuk
menyatakan kecepatan v, medan
magnetik B, dan gaya F dalam besaran
vektor i, j dan k. [4]

Karena j  j  0 dan j  k  i , maka kita peroleh

F  1,6 10 19 C 10 7 m det j  5,64 10 5 T k 


 9,02 1017 N i
Apabila seutas kawat menyalurkan arus dalam medan magnetik, terdapat gaya pada kawat
tersebut sama dengan penjumlahan gaya magnetik pada partikel bermuatan yang geraknya
menghasilkan arus. Gambar 7-5 menunjukkan potongan kawat yang berpenampang A dan
panjang 𝓵 yang menyalurkan arus I. Jika kawat ini berada dalam medan magnetik B, gaya
magnetik pada setiap muatan ialah qv d  B, dengan vd merupakan kecepatan drift pembawa
muatan. Jumlah muatan dalam potongan kawat ini merupakan jumlah n per satuan volume
dikali volume A𝓵. Dengan demikian gaya total pada potongan kawat ini adalah
2018 Fisika Lanjut Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 http://www.mercubuana.ac.id
2012 Ketty Siti Salamah, S.T., M.T.
F  qv d  BnA
Dari Persamaan 6-3, arus dalam kawat ini ialah
I = nqvdA

Gambar 7-5: Potongan kawat yang Gambar 7-6: Gaya magnetik pada
panjangnya 𝓵 sedang menyalurkan arus I. sepotong kecil kawat dalam medan
Jika kawat ini berada dalam medan magnetik. Arus berada dalam arah x.
magnetik, terdapat gaya pada setiap Medan magnetiknya berada pada bidang
pembawa muatan yang menghasilkan gaya xy dan membuat sudut dengan sumbu x.
pada kawat tersebut. [4] Gaya F berada dalam arah z, yang tegak
lurus terhadap B maupun I𝓵. Besarnya
ialah I𝓵B sin . [4]

Jadi gaya tersebut dapat ditulis


F  I  B (7-4)
dengan l merupakan vektor yang besarnya sama dengan panjang kawat dan arahnya sejajar
dengan qvd, yang juga merupakan arah arus I. Untuk arus yang berada dalam arah x positif
dan medan magnetiknya berada pada bidang xy yang ditunjukkan pada Gambar 7-6, gaya
pada kawatnya diarahkan sepanjang sumbu z positif, seperti yang diperlihatkan. Dalam
Persamaan 7-4 dianggap bahwa potongan kawatnya lurus dan bahwa medan magnetiknya
tidak berubah menurut panjang kawat tersebut. Persamaan ini dapat diperluas untuk kawat
berbentuk sembarang dalam sembarang medan magnetik. Jika kita memilih potongan kecil
kawat d l dan menulis gaya pada potongan kecil ini sebagai dF, kita peroleh
dF  I d  B (7-5)
Dengan B merupakkan vektor medan-magnetik di potongan kecil tersebut. Besar I d l disebut
elemen arus. Kita memperoleh gaya total pada kawat tersebut dengan menjumlahkan
(mengintegralkan) seluruh elemen arus dalam kawat tersebut, dengan menggunakan medan B
yang sesuai di setiap elemennya. [3]

2018 Fisika Lanjut Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 http://www.mercubuana.ac.id
Ketty Siti Salamah, S.T., M.T. 2012
Contoh 2:
Sebuah kawat yang membawa arus 30 A memiliki panjang 𝓵 = 12 cm antara muka kutub
magnet dengan sudut  = 60 (Gambar 7-7). Medan magnet hampir seragam pada 0,90 T.
Kita abaikan medan di luar potongan kutub. Berapa gaya pada kawat? [1]

Gambar 7-7: Contoh 2. [2]

Jawab:
Pada Gambar 7-7 terlihat bahwa gaya
bergantung pada sudut  antara arah arus dan
medan magnet. Ketika arus tegak lurus
terhadap garis-gari medan, gaya paling kuat.
Ketika kawat paralel dengan garis-garis medan
magnet, tidak ada gaya sama sekali. Pada
sudut-sudut yang lain, gaya sebanding dengan
sin . Dengan demikian kita dapatkan:
F  IB sin
 300,120,90,866  2,8 N
Pada diagram, jika kita ingin menyatakan medan magnet yang menunjuk ke luar halaman
modul ini (menuju kita) atau ke dalam halaman, kita gunakan ⊙ atau . Tanda ⊙
dimaksudkan untuk menyatakan anak panah yang menunjuk langsung ke pembaca, sementara
 atau ⊗ menyatakan ekor tanda panah yang menjauh. [1]

Contoh 3:
Loop kawat persegi panjang tergantung vertikal seperti pada Gambar 7-8. Medan magnet B
mengarah horisontal, tegak lurus terhadap kawat, dan menunjuk ke luar halaman pada semua
titik sebagaimana ditunjukkan oleh simbol ⊙. Medan magnet B hampir seragam sepanjang
bagian horisontal kawat ab (panjang l = 10,0 cm) yang dekat dengan pusat magnet besar yang
menghasilkan medan tersebut. Bagian atas loop kawat bebas dari medan. Loop tergantung

2018 Fisika Lanjut Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 http://www.mercubuana.ac.id
Ketty Siti Salamah, S.T., M.T.

2
dari penyeimbang yang mengukur gaya ke bawah (sebagai tambahan terhadap gaya gravitasi)
sebesar F = 3,48  102 N ketika kawat membawa arus I = 0,245 A. Berapa besar medan
magnet B di pusat magnet? [1]

Gambar 7-8: Pengukuran medan magnet B.


Contoh 2. [2]

Jawab:
Gaya-gaya magnet pada kedua bagian vertikal loop kawat berturut-turut menunjuk ke kiri dan
kanan. Mereka sama dan berlawanan arah sehingga berjumlah nol. Berarti, gaya magnet total
pada loop ialah yang bekerja pada bagian horisontal ab yang panjangnya adalah l = 0,100 m
(dan  = 90 sehingga sin  = 1); dengan demikian

F 3,48 102
B   1,42 T
Il 0,2450,100

7.2 Gerak Muatan Titik dalam Medan Magnetik

Karakteristik penting gaya magnetik pada partikel bermuatan yang bergerak melalui suatu
medan magnetik ialah bahwa gaya tersebut selalu tegak lurus terhadap kecepatan partikelnya.
Gaya magnetik mengubah arah kecepatan tetapi tidak besarnya. Oleh sebab itu gaya magnetik
itu tidak bergerak pada partikel dan tidak mempengaruhi energi kinetik partikelnya. Dalam
hal khusus di mana kecepatan partikel tegak lurus terhadap medan magnetik seragam, seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 7-9, partikel tersebut bergerak dalam orbit melingkar. Gaya
magnetik memberikan gaya sentripetal yang diperlukan agar terjadi gerak melingkar. Kita
dapat menghubungkan jari-jari lingkaran r dengan medan magnetik B dan kecepatan partikel
v dengan membuat gaya total yang sama dengan massa m partikel kali

2012
2018 Fisika Lanjut Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 http://www.mercubuana.ac.id
Ketty Siti Salamah, S.T., M.T.
percepatan sentripetal v 2 r yang bersesuaian dengan hukum kedua Newton. Gaya total pada
kasus ini sama dengan qvB karena v dan B saling tegak lurus. Dengan demikian, hukum
kedua Newton memberikan: [3]
F  ma
mv 2
qvB 
r
atau
mv
r (7-6)
qB

Gambar 7-9: Partikel bermuatan yang bergerak


dalam bidang tegak lurus terhadap medan magnetik
seragam. Medan magnetik mengarah ke halaman
modul ini, seperti yang diperlihatkan oleh tanda
silangnya. (Medan yang keluar dari halaman modul
ini akan diperlihatkan oleh titik). Gaya magnetik
ini tegak lurus terhadap kecepatan partikel, yang
menyebabkan partikel itu bergerak dalam orbit
melingkar. [4]

Periode gerak melingkar merupakan waktu yang dibutuhkan partikel untuk bergerak
sepanjang keliling lingkarannya sebanyak 1 putaran penuh. Dari hubungan percepatan
dengan perioda di dapat:
2r
T
v
Dengan mensubstitusikan ke dalam r  mv qB dari Persamaan 7-6, kita peroleh,

(7-7)

Frekuensi gerak melingkar sama dengan kebalikan periodenya.


(7-8)

Perhatikan bahwa periode dan frekuensi yang diberikan oleh Persamaan 7-7 dan 7-8 tidak
bergantung pada jari-jari atau kecepatan partikelnya. Periode ini disebut periode siklotron,
dan frekuensinya disebut frekuensi siklotron. [3]

2012
2018 Fisika Lanjut Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 http://www.mercubuana.ac.id
Ketty Siti Salamah, S.T., M.T.
Contoh 4:
Proton yang bermassa m  1,67 1027 kg dan muatan q  e  1,6 1019 C bergerak dalam
lingkaran yang berjari-jari 21 cm tegak lurus terhadap medan magnetik B = 4000 G. Carilah
(a) periode gerak dan (b) kecepatan protonnya. [3]

Jawab:
(a) Kita tidak perlu mengetahui jari-jari lingkarannya untuk mencari periode. Dengan
mengkonversi medan magnetik ke satuan SI (4000 G = 0,4 T) dan dengan
menggunakan Persamaan 7-7, kita peroleh

 

 1,64 107 det
(b) Kecepatan v proton dihubungkan dengan jari-jari lingkaran oleh Persamaan 7-6:

 8,05 106 m/s


Kita dapat memeriksa hasil yang kita peroleh ini dengan memperhatikah bahwa
perkalian kecepatan v dan periode T merupakan keliling lingkaran 2r. Maka
vT 8,05 106 1,64 107
r 
2 2
 0,21 m  21 cm
Dalam perhitungan ini, kita buat setiap satuan dalam satuan SI sehingga hasilnya akan
dalam satuan SI, yaitu detik untuk periode dan meter per detik untuk kecepatan.
Perhatikan dari Persamaan 7-6 bahwa jari-jari lintasan gerak melingkar sebanding
dengan kecepatannya. Jika kita menggandakan kecepatan proton dalam contoh ini,
jari-jarinya akan menjadi dua kalinya, tetapi periode dan frekuesinya akan tetap tidak
berubah. [3]

7.3 Pemilihan Kecepatan

Gaya magnetik pada partikel bermuatan yang bergerak dalam medan magnetik dapat
diseimbangkan oleh gaya listrik jika besar dan arah medan magnetik dan medan listrik yang
dipilih sesuai. Karena gaya listrik berada dalam arah medan listrik (untuk partikel positif) dan

2018
2012 10 Fisika Lanjut Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ketty Siti Salamah, S.T., M.T.
gaya magnetik tegak lurus terhadap medan magnetik, medan listrik dan medan magnetik
dalam daerah yang dilaluinya saat pergerakan partikel tegak lurus satu sama lain jika gaya
yang bekerja seimbang. Daerah demikian dikatakan memiliki medan silang. Gambar 7-10
menunjukkan daerah ruangan antara pelat kapasitor di mana terdapat medan listrik dan
medan magnetik tegak lurus (yang dihasilkan oleh magnet namun tidak terlihat pada
gambar). Perhatikan partikel yang bermuatan q yang sedang memasuki ruang ini dari kiri.
Jika q positif, gaya listrik yang besarnya qE mengarah ke bawah dan medan magnetik yang
besarnya qvB mengarah ke atas. Jika muatannya negatif, setiap gaya ini akan terbalik. Kedua
gaya akan seimbang jika qE  qvB atau [3]

E
v (7-9)
B

Gambar 7-10: Medan listrik dan medan


magnetik yang bersilang. Apabila
partikel positif bergerak ke kanan,
partikel tersebut akan mengalami gaya
listrik qE yang mengarah ke bawah dan
gaya magnetik qvB yang mengarah ke
atas. Kedua gaya ini seimbang jika
kecepatan partikel dan besaran medan ini
sesuai dengan v = E/B. [4]

Untuk besar medan listrik dan medan magnetik yang diketahui, gaya-gaya itu akan seimbang
hanya untuk partikel dengan kecepatan yang diberikan oleh Persamaan 7-9. Semua partikel
dengan kecepatan ini, tidak peduli apakah berupa massa atau muatan, akan melewati ruang
yang lintasannya lurus. Partikel dengan kecepatan yang lebih tinggi lintasannya akan
dibelokkan searah dengan gaya magnetik, dan partikel dengan kecepatan yang lebih rendah
lintasannya akan dibelokkan searah dengan gaya listrik. Karena hanya partikel dengan
kecepatan tertentu dapat melintasi susunan medan ini, alat ini disebut pemilih kecepatan.

2018
2012 11 Fisika Lanjut Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ketty Siti Salamah, S.T., M.T.
Daftar Pustaka
[1] Giancoli. (2001). Fisika. 5th ed., Jakarta, Erlangga
[2] Giancoli. (2013). Physics Principles With Applications. 7th ed. NY. Pearson.
[3] Tripler. (2001). Fisika Untuk Sains dan Teknik. 3rd ed. Jakarta: Erlangga
[4] Tripler, Paul A & Gene Mosca. (2008). Physics For Scientists and Engineers. 6th ed.
NY: W. H. Freeman and Company
[5] David Halliday, Robert Resnick, Jearl Walker. (2010). Fundamental of Physics
Extended. 9th ed. NY. John Wiley & Sons.

2018
2012 12 Fisika Lanjut Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ketty Siti Salamah, S.T., M.T.

Anda mungkin juga menyukai